SELEBGRAM & KOPI

Pagi dapat presentasi dari selebgram dilanjutkan ngopi bersama seduhan sendiri.

CIBABAT, akwnulis.com. Disaat berpasang mata memandang takjub kepada pembicara maka kecenderungan akan memahami materi lebih besar. Karena konsentrasi terpusat kepada siapa yang ada dihadapan mata. Itulah yang terjadi pada sesi peningkatan kemampuan teman – teman dinas sosial provinsi jawa barat yakni pertemuan khusus pegawai dengan tema ‘How to Improve a public speaking for employee’ yang disampaikan oleh saudari Iestri Kusumah, S.Psi, CBC.

Dengan pengalaman jam terbang sebagai selebgram yang memiliki 35,8 ribu follower dan juga pendiri @psytalkingindonesia serta bejibun aktifitas lainnya tentu memberikan aura motivasi tersendiri bagi para pegawai dinsos jabar untuk kembali belajar berbicara di depan umum dengan percaya diri dan terarah. Secara modal pribadi, para pekerja sosial dan penyuluh sosial serta para pejabat struktural dan fungsional lainnya ada yang sudah terbiasa berdiri dan berbicara di depan umum. Ada juga yang masih tergagap jika harus tampil didepan umum meskipun sebetulnya yang hadir adalah teman – teman sendiri.

Keseruan dalam acara ini semakin meningkat karena interaksi dan latihan berbicara secara langsung menjadi tantangan tersendiri. Ternyata antusiasmenya bertahan hingga akhir sesi. Alhamdulillah.

Selanjutnya berbicara antusiasme, maka penulispun sama. Fokus dan memberikan perhatian yang sama. Tetapi tentu harus disandingkan dengan hadirnya kohitala, kopi hitam tanpa gula. Hanya saja tidak enak ke teman – teman yang lain kalau ternyata ngopinya sendirian di ruang rapat besar, padahal banyak mata yang akan memandang.

Kumaha atuh?”

Berfikir cepat memutar otak, agar terjadi keseimbangan rasa. Antara antusiasme belajar dan menyeruput kopi racikan sendiri. Maka cara terbaik tentu tuntaskan satu persatu. Mari kita ikuti wejangan eh paparan materi dari pembicara cantik kita kali ini sekaligus belajar kembali bagaimana memantaskan diri untuk berbicara ‘sempurna‘ dihadapan banyak orang khalayak ramai.

Akhirnya sampai sesi ini berakhir, seluruh peserta antusias dan menerima materi yang diberikan dengan ikhlas. Semoga bisa menambah wawsan keilmuan dan menguatkan kepercayaan diri masing-masing.

Lalu ngopinya kapan?”

Setelah acaranya tuntas, segera kembali ke ruangan kerja. Ternyata ada tamu kehormatan, bapak sekretaris Bappeda sudah menunggu dan tujuannya sederhana, ingin silaturahmi sambil minum kopi bersama. Tanpa banyak basa – basi maka diksi selamat datang diabaikan tetapi tangan sederhana ini segera beraksi mempersiapkan peralatan untuk prosesi penyeduhan kopi secara manual.

Bejana kopi dipasang dengan corong V60 dan tak lupa kertas filter. Sementara air panas sudah berproses untuk mencapai derajat diatas 92 celcius. Lalu takaran gramasi 26 gram dengan asumsi untuk dinikmati sekaligus 2 porsi sehingga tidak bolak balik menyesuh kembali.

Kopi yang dipilih adalah arabica wine dari tonas coffee tentu menjadi jaminan keharuman dan kenikmatan juga aftertaste yang teruji tak perlu diragukan lagi. Tunggu ya.

Akhirnya setelah berproses dan penyeduhan manual dilakukan maka saat yang dinanti telah tiba. Menyeruput kopi bersama dengan pak sekretaris bappeda di ruang kerjaku. Melengkapi momen hari ini yang diawali dengan presentasi selebram yang menggugah hati dilanjutkan kehadiran sesama ‘ulis‘ untuk berdiskusi sambil menikmati sajian kopi racikan eh seduhan sendiri. Alhamdulillahirobbil alamin. Selamat menikmati hari dan mensyukuri semua momentum kehidupan ini. Wassalam (AKW).

Arabica V60 di Teras Kiara.

Kopi, tugas dan kesempatan.

KIRPAY, akwnulis.com. Semilir angin pegunungan dan suasana damai menyeruak di tempat ini. Bersama selembar kertas menu laminating, menanti untuk dibaca secara rinci dan sesingkat-singkatnya untuk segera dipesan karena menunya memang sesuai dengan harapan.

Menu apa itu kaka?”

Seperti biasa, aneka menu makanan dan minuman khususnya kopi manual brew dengan metode V60 yang ternyata begitu menarik hati. Apalagi yang hadir kali ini bukan orang-orang sembarangan, beberapa orang kedua di OPD provinsi menyempatkan hadir di waktu maksi pada sela-sela rangkaian rapat yang datang silih berganti.

Kebetulan tempat untuk menikmati kohitala dan berbagai menu lainnya ini cukup menarik meskipun posisinya cukup jauh menanjak dari jatinangor, berada di wilayah Sukasari.

Patokannya gampang, ada Kampus LAN RI, lewati dikit dan terlihatlah cafe Teras Kiara. Sekarang dengan tuntasnya jalan tol cisumdawu trase awal, terasa lebih dekat. Karena dari tol gate hanya 900 meter saja. Jadi beres maksi dan sruput kohitala bisa langsung masuk tol an ngabretlah ke kantor untuk menyambut dokumen yang bejibun serta agenda lain yang sudah tersusun.

Tempatnya di lantai atas memberi kita kesempatan melihat kehijauan dan juga kampus LAN RI dimana pernah menjadi tempat ditempa di tahun 2018 dalam kerangka Reform Leader Academy. Suasana cafe yang ditata apik memberi pilihan suasana berbeda. Ada yang lesehan dengan bean bag warna warni, ataupun dengan meja kursi. Juga sofa untuk bersantai sambil sruput cikopay.

Kami memilih meja kursi kayu di area outdoor dan memesan bermacam-macam cemilan plus makanan berat karena judulnya khan makan siang. Tapi tetap menu utamanya adalah sajian manual brew V60 dengan pilihan kopinya adalah arabica halu honey. Sebuah pilihan tepat karena dengan acidity plus body seimbang dilengkapi sejumput rasa manis alami yang menenangkan hati.

Srupuut…. enak. Juga rasa nikmat mengunyah menu makanan dari panggang pisang madu, tahu cabe garam hingga nasi bakar dan sop buntut kekinian.

Semilir angin kiara payung memberi kedamaian. Menemani bincang santai dan makan siang yang bernilai. Karena jarang sekali kami berkumpul dalam suasana ceria seperti ini. Biasanya bersua pada rapat serius yang padat dan perlu tindaklanjut.

Akhirnya tugas juga yang membuat kami bubar tergesa. Bergerak menuju kantor masing-masing demi tugas negara. Wassalam (AKW).