KEHILANGAN : SEDIH & BAYAR

Ternyata Kesedihannya mendalam karena diharuskan juga membayar hehehehe…

JAKARTA, akwnulis.id, Pagi masih menggelayut manja diatas cakrawala sementara mentari tampak malas menampakkan cerianya. Pagi syahdu yang entah mengapa membuat jiwa ini rapuh dan meragu. Tetapi tidak ada jalan lain untuk menahan langkah dan kembali pulang untuk memeluk kenangan. Karena harapan ternyata menjadi bayang yang akan hadir dikala bentar bersinar terang.

Maka dengan segenap sisa kemampuan, dilawan perlahan semua keengganan dan kemalasan dengan cara tarik nafas panjang lalu berteriak spontan dengan semangat, “Alloooohu Akbarr!!”

Otot di raga tergerak dan semesta menemani perubahan sikap ini. Maka sebelum pelukan kemalasan kembali berkelindan, kaki melangkah penuh keyaminan untuk menuju sebuah tempat yang diharapkan memberikan kepastian.

Sebagai penguat sinyal dalam meyakinkan tentang rasa kehilangan ini maka kantor polsek terdekat bisa memberikan secercah harapan dengan menghadirkan sebuah kertas keterangan. Jelas sudah ada yang hilang karena judul surat yang diterbitkan di kantor polisi adalah SURAT KEHILANGAN.

Biarkan secara administrasi tercatat hilang, tapi kenanganmu tetap tak lekang oleh jaman”

Langkah kaki setengah berlari membawa bukti surat kehilangan. Menuju sebuah tempat yang berharap menjadi pengobat luka akibat kehilangan, namun ternyata kehilangan kali ini bukan sekedar kehilangan tetapi dilengkapi dengan keharusan menyediakan sejumlah uang.

Omay gad, ternyata kehilangan kali ini bukan hanya kesedihan dan kebingungan mencari kenangan dan bukti keberadaan tetapi juga perlu merogoh saku demi mengikuti sebuah aturan”

Jadi lengkap sudah, pertama hilang lalu kehilangan, diberi surat keterangan hilang dan dalam proses selanjutnya ternyata bukan hanya kehilangan tetapi harus bayar sejumlah uang. Huuuu huuuu huuuu huuu.

Memang anda kehilangan apa sampai bersedih tak tertahankan?” Sebuah pertanyaan hadir dari kumpulan orang yang jadi penasaran. Termasuk yang sedang baca tulisan ini. “Ya khan?”

Kehilangan ini” Dengan suara memelas memperlihatkan photo sebuah buku hijau kecil bergambar garuda emas.

Pantesan atuh, hilang pasport mah resiko, memang begitu aturannya”

Kamu betlebihan, hilang ginian tapi heboh sendiri cari simpati”

Raga terdiam dan sedikit senyum simpul. Dari awal khan hanya ingin cerita kehilangan dan ternyata kehilangan pasport memang harus berposes dan juga bayar 1 jura rupiah diluar biaya pembuatan pasportnya. “Kenapa orang – orang sewot?”

Jadi kesimpulannya :
1. Bagi yang sudah punya paspor maka dijaga baik – baik jangan hilang.
2. Jika hilang maka ada keharusan membawa surat dari kepolisian, BAP oleh Kantor Imigrasi lalu bayar dendanya.
3. Jika hilang dan tidak ada sama sekali photocopy atau file digital dari paspor yang hilang maka harus ke kantor imigrasi terdekat untuk meminta salinan dari paspor yang hilang ini. Harus datang pagi – pagi dan dengan ikhlas antri. Setelah dipanggil dan mengisi beberapa formulir serta wawancara maka diberikan copy-an berkas sebagai bahan untuk membuat surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
4. Ke kantor polisi terdekat atau disarankan di daerah domisili dan inipun perlu waktu yang lumayan.
5. Kembali ke kantor Imigrasi dan berproses untuk pembuatan paspor baru dan selain harus mengantri lagi juga bersiap membayar denda kehilangan.
6. Waktu yang digunakan cukup banyak dalam prosesnya, jadi tetap semangat, bersabar dan fokus.

Begitu ceritanya yang penulis alami, semoga menjadi cerminan kehati-hatian bagi para pembaca yang baik hati dan tidak sombong serta teliti untuk berbagai hal. Selamat menjalani hari ini, penuh arti dan jangan lupa tafakur serta syukuri. Wassalam (AKW).

Mudik : berpisah & bertemu.

Mudik itu perlu diperjuangan – 🙂

CIMAHI, akwnulis.com. Disaat pergerakan orang secara masif mulai terlihat, gelombang semangatbpulang kampung yang disebut mudik kembali membahana setelah 2 tahun terakhir tersandera karena pandemi melanda. Hari kemarin sebagai hari pertama libur resmi bersama secara nasional, didapatkan beberapa titik kemacetan yang luar biasa seperti yang terjadi di daerah limbangan garut, sepanjang jalan tol ke arah timur dan berbagai ruas jalan lainnya.

Sementara kami mah hari kemarin masih stanby di rumah karena ibu negara tetap berdinas bergiliran sebagai bagian dari pelayanan langsung kepada masyarakat di sektor kesehatan. Sambil mengisi libur perdana tentu beberes rumah dan persiapan mudik juga termasuk mengantarkan kucing kesayangan untuk tinggal beberapa hari di hotel kucing di daerah antapani.

Ada rasa haru sang anak manakala harus berpisah dengan hewan kesayangannya, padahal cuma beberapa hari ke depan saja. Si kucing diajak ngobrol dan disampaikan untuk betah di tempat sementara dan jangan nakal ya pus. Malah untuk memastikan bahwa hotel kucingnya layak, bela-belain masuk ke kandang sementaranya itu dan diskusi dengan si kucing.

Ikatan batin dengan hewan kesayangannya cukup kental, tentu ini menjadi modal dasar dalam belajar memaknai kehidupan tentang sebuah ikatan kebersamaan. Bagaimana memaknai dan mensyukuri keberadaan seseorang atau seseekor dan bersifat fana karena suatu saat akan berpisah.

Kali ini hanya pisah sementara, tetapi baru beberapa jam saja sudah kangen sama kucingnya sambil kedua belah matanya berkaca-kaca. Untungnya teknologi mendukung dan sang owner hotel penitipan kucingnyapun baik hati dalam pelayanannya sehingga memenuhi kerinduan sama kucingnya via pengiriman video dan penjadwalan videocall untuk menghapus kerinduan.

Itu baru urusan dengan hewan, maka menjadi hal yang wajar jika pergerakan manusia hari kemarin, hari ini dan esok lusa demi sebuah momentum untuk bertemu dalam suasana kekeluargaan yang kental serta memiliki nilai religi spiritual yang tak bisa dinilai dengan mata uang serta tak bisa membahas tentang rating peristiwa ini.

Tujuan utama mudik itu adalah kembali bersama, kembali berkumpul bersama keluarga setelah sekian purnama mengumpulkan rejeki demi memenuhi kebutuhan kehidupan masing-masing. Ada juga alasan utama adalah berkumpul berlebaran bersama bersama orangtua tercinta, bisa orang tua kandung atau ibu bapak mertua dari pasangan kita, setelah menikah tentu memiliki derajat perhatian yang sama. Karena mayoritas beda tempat dan berjarak, maka bergiliran tahunan menjadi solusinya. Kecuali yang awalnya ‘pacar 5 langkah’ maka tidak bingung milih berlebaran di orang tua yang mana, karena dipastikan rumah orang tua dan rumah mertua hanya selemparan batu, lha wong cuma 5 langkah dari rumah hehehehe.

Selamat menjalankan perjalanan penuh perjuangan tapi dibalik itu berbalut berkah. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Bagi yang orang tuanya belum meninggalkan dunia fana, inilah momentum bersama dan memaknai kembalinya kita. Memaknai asal muasal kita, seorang anak kecil yang tiada daya dan tergantung keberadaan orang tua. Hingga hadir hari ini menjadi individu seimbang, mandiri dan berkepribadian yang kuat serta berdiri tegak menghadapi tantangan kehidupan. Wassalam (AKW).

Perpisahan Mendadak.

Perpisahan itu hadir karena ada pertemuan.

BANDUNG, akwnulis.com. Ternyata sebuah perpisahan itu tidak ada tanda-tanda, tanpa gejala ataupun rasa berbeda. Tetapi terjadi begitu saja. Tetapi hal yang terpenting adalah meyakini tentang destino atau takdir. Bahwa semua yang terjadi sekecil apapun sebenarnya sudah ada ketentuannya.

Apalagi perpisahan mendadak kali ini mengingatkan kembali kebersamaan kami yang begitu erat dalam menjalani kehidupan. Menapaki pantai, hutan, hingga trotoar kota dan kabupaten, menunggang motor dengan kecepatan adalah hiburan, termasuk mengakses jalan desa dan licinnya jalir ke hidden gems yang viral di media sosial. Selama ini begitu kompak kita bersama.

Namun akhirnya sang waktu jua yang menjadi batas kebersamaan. Sehingga momentum perpisahan harus dihadapi tanpa persiapan yang ada.

Nah sebenarnya kejadian siang inipun sungguh tidak terbayangkan. Karena dari pagi semua baik-baik saja, bisa menikmati secangkir kopi sebelum mengikuti aktifitas yang bejibun hari ini. Kopi yang hadir kali ini tentu bukan main-main, sebuah sajian kopi apik yang diproses dengan tahapan plus perasaan.

Kopi longblack dengan keharuman yang melenakan disajikan di sebuah tempat yang sejuk menghijau dengan background senada bertuliskan hotel aryaduta. Sruputan nikmat di pagi ceria sebelum ke ballroom tempat acara berlangsung, menjadi mood booster untuk suksesnya kegiatan hari ini.

Acarapun berjalan lancar hingga menjelang ishoma, tetapi disaat berusaha memenuhi target 6.000 langkah mengelilingi area atau kawasan hotel aryaduta, terjadilah kejadian yang penuh suka cita.

Anda mau cerita apa sih, kok muter – muter?”

Ih sabar dong, ini khan sedang berproses di kepala lalu bersiap meluncur di lidah dan melewati mulut maka akan berhamburlah kata-kata.

Ini masalahnya kawan” Dengan wajah sendu dan sembab karena perpisahan mendadak, jari telunjuk mengarahkan ke bawah kaki kiri. Terlihat sepatu dan bantalannya telah berpisah dan sulit digabungkan kembali. Karena memang sudah berbeda kepentingan plus hancurnya beberapa bagian karena dimakan usia dan kehampaan.

Sebagai penghibur hari, selain secangkir kopi ada juga cuplikan film romantis yang sedang happening di Netflix. Di film Love in the Villa disebut dengan istilah L’amore trova una via yang terjemahannya adalah ‘cinta menemukan jalannya’. Meskipun jalannya belum tentu sesuai dengan harapan tapi dalam film ini tentu berakhir dengan happy ending dan sangat kaya suasana keindahan budaya dan story telling tentang romantika romeo & juliet serta dapat menikmati keindahan kota verona italia… tapi ternyata masih sedih juga.

Maka disela jam istirahat bergegas mencoba memperbaiki perpisahan ini, namun apa mau dikata. Sudah sulit untuk menggabungkan kembali. Ya sudah akhirnya biarkan kenyataan yang akan membuka mata dan mengurangi kesedihan yang ada. Selamat jalan sepatu bootsku yang penuh kenangan. Wassalam (AKW).

Dilema Hati.

Itulah kehidupan, pasti ada kesedihan.

BANDUNG, akwnulis.com. Pagi yang sebenarnya ceria tiba-tiba berubah drastis menjadi duka. Betapa semangat awal yang menggelora harus terhapus sirna tanpa kata karena pemandangan yang tersaji di depan mata.

Dia tergolek lemah tanpa bisa menggapai rasa, disampingnya sebuah harapanpun terdiam ditemani kesunyian. Sungguh dilema mendera hati tetapi konsekuensi kerasnya kehidupan memang tidak pandang bulu. Besar kecil menjadi relatif manakala hukum rimba menjadi kuasa, tapi itulah kenyataan yang ada.

Dilema mendera rasa, hati tersiksa tapi itu nyata. Bukan tidak ingin kejadian pagi hari ini mewujud dihadapan mata, tetapi sebuah dampak yang hadir karena kenakalannya beresiko terhadap banyak hal. Mau tidak mau pertimbangan diberikan sanksi setelah sekian purnama melakukan pelanggaran adalah keniscayaan.

Akhirnya dapat ditemukan sosok yang selama ini bergerak lincah di gelap sepi menikmati makanan atau bahan makanan yang seolah sengaja tersaji, padahal disimpan untuk dinikmati di kemudian hari. Terjerat lemah di tengah alat perangkap ditemani sepotong indomie mentah yang ternyata bukan hanya disukai oleh manusia.

Maafkan semua ini harus terjadi, tapi itulah kehidupan tidak ada yang abadi. Hiks hiks hiks, Semoga ini adalah kejadian yang terakhir. Karena betapa sulit membangun semangat jikalau kita terpuruk dalam kesedihan. Menjumputi serpihan harapan dan merajutnya menggunakan perekat kepercayaan. Hatur nuhun, Wassalam (AKW).

Air mata

Hapuslah dengan senyuman…

BANDUNG, akwnulis.com. Uraian kalimat yang disampaikan begitu panjang dan tanpa jeda, meskipun dari sisi nada terkadang melemah menahan duka dan beban yang dirasa.

Akhirnya ada juga masa dimana kalimat dan kata terhenti karena mulut tercekat oleh perasaan dan menahan diri agar air mata tidak tumpah di hadapan khalayak warga.

Jikalau hanya berdua, mungkin lelehan airmata adalah salah satu cara membersihkan penglihatan dan mengurangi beban stok air mata yang tersimpan diantara kulit dan tulang kenyataan. Tetapi dihadapan banyak orang, air mata tertumpah malah menghadirkan ketidakberdayaan dan bukan dukungan yang datang tetapi tatapan sinis dan dianggap lemah mental…. mungkinn…

Bisa saja ada satu dua pihak yang merengkuh luruh untuk membantu saudaranya yang sedang jatuh. Membantu kembali berdiri tegak dengan sokongan ikhlas yang penuh pengertian.

Sebuah kata yang menjadi utama adalah sikap kita menghadapi dilema. Tahanlah airmata tertumpah dihadapan banyak manusia, simpan untuk nanti dikala bersimpuh di malam hari, sambil bernunajat kepada Robbul Izzati.

Kesedihan bukan akhir dari segalanya, karena kesedihan adalah pelengkap dari kebahagiaan yang setia mendampinginya. Berbahagialah kita yang masih bisa merasakan sedih, karena dengan merasakan sedih kita akan tahu betapa bahagianya merasakan bahagia.

Seiring uraian kata selanjutnya, ketegaran mulai terasa. Menampilkan secercah harapan diantara puing asa yang tertunda. Biarkan kesedihan itu ada, tetapi semangat bangkit kembali adalah yang paling utama.

Sebuah pantun semoga bisa mewakili keadaannya :

Berhimpun di meja menyantap ikan,
Langsung berkeringat berebut suapan’

‘Biarpun kenyataan masih menyedihkan,
Tapi semua tetap semangat untuk perbaikan’

Selamat beraktifitas di jumat sore ini kawan, Wassalam (AKW).

Longblack Spiegel.

Jangan sedih… ngopay bray.

Photo : Tampak pintu masuk Spiegel bar & bistro / dokpri.

SEMARANG akwnulis.com. Sedih itu sebenernya hanya satu sisi dalam kehidupan, berbahagialah manakala kita masih bisa merasakan sedih. Karena dengan paham sebuah makna kesedihan, maka akan lebih paham dan bersyukur dengan hadirnya kebahagiaan.

Kok begitu?”

Karena hukum kehidupan itu berpasang-pasangan kawan, sedih itu satu sisi dan lawannya adalah rasa senang atau rasa bahagia. “Betul nggak?”

Jadi kalau lagi sedih, bersedu sedan hingga mengalir airmata membanjiri bumi pertiwi (ahay lebay) karena ternyata si dia bukan milik kita tetapi hanya bisa menyayangi saja sesaat tanpa harus memiliki.. apa seeeh, kok nglantur kesinih..

Maksudnya kesedihan ini yang sedang mendera rasa dan raga, harus disyukuri dan dikendalikan, karena sebentar lagi akan berubah menjadi bahagia (harapannya gitu hehehehe)…. meskupin eh meskipun rasa sesak masih menumpuk di rongga-rongga dada akibat ‘last order case’.

Ada yang bilang kalau sedih terjadi karena sebuah hati maka harus dibalas dengan menghadirkan hati yang lain…. awwww. Analog dengan kesedihan ini yang telat nyruput kopi karena kemaleman, berarti harus dicoba dibalas dengan minum kopi di sekitar sini yang mungkin bisa mengobati atau minimal menyeimbangkan kegalauan dan kembali tenang bin santai, karena kejadian lalu sudah berlalu, itu tinggal sejarah saja.

Berjalanlah terus menembus area Kota lama yang ternyata banyak anak manusia yang hilir mudik bercengkerama padahal waktu sudah menuju pertengahan malam yang jauh dari waktu senja.

Photo : Suasana dalam resto / dokpri.

Tiba-tiba di hadapan ada bangunan tua yang tinggi putih dan di lihat dari kaca-kaca yang membatasi kita, terlihat mesin kopi dan barista sedang sibuk beraksi…. ini dia. Apalagi di pintu yang tertutup masih terpampang tulisan ‘Open‘… cekidot.

Masuklah ke resto and bar ini dan ruangan cukup luas agak temaram….

Masih bisa order kopi mas, kopi tanpa gula?”

“Masih Kakak, bisa americano, longblack, espresso dan dopio”

“Mantabs, pesan longblacknya satu”

“Oke Kakak”

Segera mencari tempat duduk yang strategis sambil merasakan suasana hati yang relatif tenang…. tarik nafas.

Dikala meneliti menunya cukup lengkap dengan makanan western dan minuman…. termasuk minuman beralkohol… hati-hati, jangan tergoda untuk mencoba.

Photo : Longblack Spiegel / dokpri.

Tak terasa waktu berjalan dan dihadapan sudah hadir sajian longblack bercangkir merah. Panas, hitam dengan keharuman kopi yang khas…. yummy.

Sruputan dan tegukan menjadi momen penenang malam ini, mengingatkan diri akan nilai-nilai kehidupan, bahwa sedih itu hanya berbatasan tipis dengan senang dan bahagia.

Selamat malam kawan… eh selamat dini hari. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
SPIEGEL BAR & BISTRO
Kota lama, Jl. Letjen Suprapto No.59 Tj.Mas Kota Semarang Jawa Tengah.

Filosofi (kehidupan) Kopi.

Hidup memang harus berpegang filosofi.

SEMARANG, akwnulis.com. Raga bergegas bersama jiwa yang meranggas, menuju sebuah tempat yang diharapkan bisa menjadi pemuas hasrat yang berkelas.

Tapi…. ternyata harapan tinggal harapan, semua buyar hanya karena jarum jam yang tak mau berhenti sehingga kedatangan ini seolah tiada arti.

Agenda padat dalam kunjungan kerja ini memang merupakan settingan bersama, sehingga jam 22.00 wib baru bisa membuka pintu cafe filosofi kopi di Kota Lama Semarang dan bergegas memesan manual brew…. tapi, penolakan halus karena sudah last order begitu meremukkan hati.

Sedih menggunung tanpa bisa menuangkan dalam kata, hanya wajah membesi saja yang mewakili kecewa ini. Apa mau dikata, kopi manual sudah tidak bisa diharapkan, tinggal balik kanan perlahan dan keluar dari area ini dengan meninggalkan kenangan, kenangan nyesek yang sulit jikalau diruangkan dalam kata atau teriakan.

Lalu apa selanjutnya?”

Tak perlu jawaban dengan kata-kata karena raga gontai ini segera keluar area cafe dan terus bergerak menjauh dengan berusaha tetap tegak berjalan meski menanggung kegalauan tidak terkira.

Itulah kehidupan, tidak selalu harapan menjadi kenyataan. Tetap bersyukur dengan segala kemudahan meskipun kecewa itu normal selama berada pada batas kesantunan. Air mata meleleh hanyalah ekspresi dukungan raga bahwa ada sejumput luka yang menjejak di dada. Insyaalloh seiring desau angin malam…. perlahan tapi pasti akan menghilang rasa galau ini…. dan tergantikan kecerian, ……..meskipun untuk sementara masih dalam fase keterpaksaan, terpaksa menerima kenyataan.

Sedih…..

Akhirnya langkah terus menyeret raga menuju tujuan lain yang mungkin miliki cita rasa berbeda, sementara sang waktu mengintai tanpa kompromi dan basa – basi. Tapi ingat kawan, hidup terus berlanjut dan jiwa tetap berdenyut. Wassalam (AKW)

***

Lokasi :
Filosofi Kopi Kota Lama.
Jl. Letjen Suprapto No.61-63 Purwodinatan. Kec. Semarang Tengah Kota Semarang, Jawa Tengah.

Warna Warni.

Belajar menikmati hari dalam suasana warna warni.

BANDUNG, akwnulis.com. Manakala warna berpadu maka hadirlah sebuah sensasi rasa yang penuh dinamika. Begitupun kehidupan, warna warni kejadian silih berganti setiap waktu. Senang, ceria, atraktif, tertawa lalu sedih, murung, pendiam, dan menangis serta berbagai sikap diri yang senantiasa berbeda karena suasana.

Jadi…….. nikmatilah aneka warna kehidupan yang bervariasi. Kecil kemungkinan kita bahagia seumur hidup, pasti ada sedihnya karena Allah SWT menciptakan suasana kehidupan ini berpasang-pasangan untuk memberi kesempatan kepada hambanya agar senantiasa bersyukur dikala bahagia dan bersabar disaat derita dan kesedihan mendera.

Begitupun dalam ilustrasi warna, tidak elok dipandang jikalau hanya warna hijau atau merah saja yang ada, tetapi dengan gabungan warna lainnya hadirkan nuansa penuh dinamika.

Apalagi aneka warnanya itu adalah suguhan makanan yang harus segera dinikmati…. itu mah insyaalloh bahagia dan tak kuat menahan diri untuk menyantapnya, Bismillah.

Selamat Berlibur di hari selasa kawan (buat yang libur).. yang tidak libur karena tugas…. semangaaat.. termasuk istriku……. insyalloh dianter kok hehehe.

Itulah cerita warna yang terlintas di benak pagi ini, Wassalam (AKW).

Pagi & Sendu di Pangandaran.

Menjejak pagi yang menyisakan kenangan sendiri.

Photo : Kopi & pilu / dokpri.

PANGANDARAN, akwnulis.com. Pagi ini mentari masih sembunyi dibalik awan kelabu, hempasan angin pantai menitipkan sebuah rasa pilu, disitulah aku menemukan dirimu, tergeletak pasrah tanpa daya ditemani harapan semu.

Ingin bertanya padamu, tetapi yang hadir hanya ragamu. Asumsi menyelimuti kalbu, mungkinkan kamu adalah salah satu yang tertinggal dari kawananmu?… atau meloncat terlalu jauh dikala ombak menghempas pantai?… atau mungkin ragamu sudah berpisah dengan ruhnya di laut sana dan terbawa gelombang kesini tanpa bisa mengadu?… entahlah,
……..aku tidak berharap jawaban karena ragamu sudah damai terdiam.

Secangkir kopi yang dibawa untuk dinikmati, sekejap berubah tawar dengan rasa yang dilingkupi kesedihan.

Sebuah penghormatan atas kejadian yang menimpamu, aku sandingkan segelas kopi ini dengan ragamu yang terdiam tanpa kata-kata perpisahan. Menemani meskipun hanya sesaat ini.

Photo : Suasana sendu di Pantai Timur Pangandaran / dokpri.

Selamat jalan, semoga damai menyertaimu.

Perlahan pergi meninggalkanmu yang sudah berdamai dengan kenyataan, selamat menjalani pagi yang pilu di pantai timur pangandaran. Semoga seiring mentari beranjak meninggi, cuaca akan menjadi cerah dan harapan kehidupan kembali merekah.

Selamat beristirahat kawan kecilku, meskipun baru bersua dengan ragamu di pagi sendu, tetapi yakin bahagia dan damai sudah menantimu. Selamat tinggal ikan kecilku. Wassalam (AKW).

372 Kopi Cimohay

Sruput kepahitan dan misteri Americano SS.

Photo : Americano Single shot / dokpri.

CIPAGERAN, akwnulis.com. Kepahitan itu memang misteri. Karena kepahitan tidak melulu bicara keprihatinan dan kesedihan, di lengkapi dengan tetesan air mata dan cucuran keringat penyesalan. Tetapi kepahitan adalah sumber kenikmatan.

“Kenapa begitu?”

Karena kepahitan ini justru menjadi sumber kenikmatan dari rasa penasaran terhadap sajian yang menggugah sebuah harapan.

Kepahitan yang tersaji sore ini adalah secangkir kopi americano plus single shot yang disajikan di tengah kerimbunan pepohonan dan beraneka bangunan kayu tradisional.

“Kok bukan sajian kopi V60?”

Photo : Menyore disini kawan / dokpri.

Tadinya itu yang dicari disini, tetapi ternyata stoknya habis, jadi pilihannya tinggal espresso, dopio, longblack dan americano. Ya sudah kombinasi americano dan single shot espresso (mungkin) bisa memberi sensasi misteri sore ini.

Sruput dulu prennn…..

Woah kepahitan menyeruak dalam mulut dan merangkul lidah dengan kegetiran alami, yup kopinya blend tetapi rasa arabicanya masih dominan meskipun minim, sang robusta dengan pahit datarnya tetap menjadi dasar fundamental sajian ini.

Photo : Cafe 372 kopi, pesen duluu / dokpri.

Semilir angin sore di Cimahi utara ini mengantarkan nada kedamaian yang berselisih dengan dedaunan dari pohon-pohon besar, meskipun akhirnya kembali terdiam di kala Adzan magrib berkumandang. Hatur nuhun, Wassalam (AKW).

***

Lokasi : 372 kopi Kabuci, Jl. Kol. Masturi Cipageran Cimahi Utara Kota Cimahi Jawa Barat.

***

Kepahitan apa yang sore ini membuat anda penasaran?”