CIMAHI, akwnulis.com. Disaat malam menyapa di balut keheningan, disitulah suasana tenang merasuk jiwa memberi secercah makna. Perlahan tapi pasti, mata mengikuti tulisan di buku besar yang musti dibaca lagi. Karena harus paham dan mengerti.
Tetapi ternyata rasa kangtukpun bisa datang tiba-tiba. Maka menguap dan menguap, tunduh pisan.
“Gimana solusinya, supaya segeran?” “Gampangg….”
Langsung sambar corong V60 pink dan filternya. Kopi yang ada adalah Arabica Amungme Gold dari Papua. Bikin air panas dan bersiaaap….
Alhamdulillah, kopi sudah jadi dan nggak pake lagi gelas server tapi langsung gelas bekong kaca agar bisa segera diseruput.
Segelas kopi Amungme ini dinikmati perlahan tapi pasti hingga tandas tiada sisa. Bodynya yang strong diharapkan menghilangkan rasa ini, dipadu serasi dengan aciditynya yang lite sehingga tidak meringis merasakan rasa asam yang berlebihan.
Selesai ngopi sendiri ini, terasa badan hangat dan makin ngantuk. Yaa sudah, bobo yuk… Wassalam (AKW)
Sebuah hubungan aneh antara perintah, ngebut dan sarapan.
Photo : Kudapan pagi penuh arti / dokpri
BANDUNG, akwnulis.com, “Hadir yaa…” “Iya bu”
Percakapan singkat yang bermakna panjang. Karena butuh pengorbanan.
“Maksudnya?”
Yup. Karena perintah hadir di acara yang dimaksud datang begitu mendadak. Untungnya sebuah pembiasaan menghasilkan rutinitas yang sesuai dengan tugas-tugas dadakan seperti ini.
“Apa sih tugasnya? Lebay amat lo!!”
Hahahaha, pertanyaan bete dan kepo menyeruak di pagi ceria. Padahal tugasnya sederhana, cuman dampingi pimpinan. Titik. So simple khan?
Yang nggak sederhana adalah, acara mendampinginya jam 07.00 wib di kantor, dan perintahnya dateng jam 06.48 wib.
Untungnya.. ya itu tadi. Memang rutinitas berangkat lebih pagi ke kantor.. yaa target jam 07.10an udah sampe. Pokoknya sebelum 07.30 wib deh.
Jadi pas perintah datang, posisi sudah setengah perjalanan.
Maka…..
….seolah ada legitimasi untuk menginjak gas lebih dalam. Mata dan telinga pasang konsentrasi maksimum. Melihat pergerakan lalulintas di depan, kanan dan kiri mencari celah nyalip dengan presisi, langsung meliuk-liuk dan beraksi.
Ngebuuut!!!
Tapi ingat, jangan sampai mencelakai pihak lain. Baik pemobil, pemotor ataupun yang menggunakan skuter (suku muter). Itu harus diutamakan, karena jalan unum adalah milik bersama. Disinilah indahnya sebuah suasana, satu sisi adrenalin meningkat seiring tugas mendadak. Konsentrasi maksimum, simpan hp ditempat aman, musik ganti dari musik jazz mendayu menjadi aliran IDM penuh semangat.
Jep… ajep.. yeaaah!!!
Sieeet…
Sieeeet… manuver kanan, gas, manuver kiri, gasss!!!…. serasa Schumaker bergabung dengan Valentino Rossi.
Jalan layang Paspati dilalap cepat, menurun di perempatan Gasibu. Lewat lampu merah di gas lagi dan akhirnya 2 belokan berikutnya mengantarkan raga ini tiba di halaman kantor, pukul 06.59 wib.
Parkir secepat mungkin, lalu bergegas ke lantai 3 gedung sate menuju ruang ciremai.
Alhamdulillah tepat waktu. Pas acara mau dimulai.
Sebuah sajian kudapan pagi yang apik, sudah menanti dengan senyuman penuh arti. Meredakan ketegangan dan engah nafas yang masih memburu akibat berlari menaiki tangga demi hadir sesuai waktu yang tak mau berhenti menjalani takdirnya.
BANDUNG, akwnulis.com, Pagi ini ternyata ngopi dilanjut, cuman klo nulis kayaknya lagi mood urusan KEK, kawasan ekonomi khusus.
Ini sebuah catatan kecil yang menjadi penting bagi pihak-pihak yang aware dengan proses pengusulan KEK, khususnya ya.. Badan Usaha Pengusul karena disampaikan oleh Ketua Tim Percepatan Kawasan Ekonomi Khusus Kementerian Pariwisata.
“Mau tahu?”
“Mauuuu”
“Monggo”
*Catatan Penting Pengusulan KEK*
Pertama, Ketersediaan Lahan.
Kedua, Pengusul.
Ketiga, Dukungan Pemda.
Keempat, Tidak menjadi saingan kawasan lain.
Kelima, Bisnis model yang jelas.
Keenam, harus pariwisata plus
Ketujuh, Komitmen dengan penyedia infrastruktur.
Kedelapan, Anchor investor.
CIPAGANTI, akwnulis.com. “Cing atuh dikurangan barang dahar téh, Seblu!!” Kareungeu deui soanten halimpu indung téré, basa Uing tadi isuk keur ngajémprak nanggeuy boboko. Ngalimed ngimeutan sésa sangu beureum dina boboko, dibaturan sambel dadak jeung kurupuk malarat.
Uing ukur tungkul teu wasa némpas, sanajan manéhna lain indung pituin, tapi sakumaha papagah Abah basa anyar ngadahup, “Wayahna Sarjang, Ema Éha kudu dipihormat jiga ka indung sorangan!”
Uing unggeuk bari carinakdak, émut ka Ema nu geus béda alam, “Allahummagfirlaha warhamha waafihi wa’fuanha….”
***
“Ari Sia diomongan téh kalah ngajubleg, anggursi bantuan abah manéh ngawuluku!!” Soanten handaruan ngageuing deui rasa sanubari.
“Mangga Mih!” Waleran tatag rada ngageter, nahan kaambek bilih matak janten dosa.
Buru-buru bébérés parabot ogé rantang sapuratina keur nganteuran Abah disawah.
Teu hilap uih ti sawah mésér racun beurit sareng éndrin, sugan langkung jempling di bumi. (AKW).
Sebuah cara berbeda berbelanja di Bali tanpa ribet.
Photo Lion Air bersiap terbang | dokpri.
Pulau dewata kembali dikunjungi untuk ke sekian kali, dalam rangka kegiatan pelatihan yang sedang diikuti.
Pesawat Lion Air yang membawa raga ini menempuh perjalanan 1 jam 45 menit dengan cuaca cerah sehingga tidak terasa ada guncangan yang berarti.
Mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai begitu nyaman karena runwaynya panjang dan terdapat beberapa runway untuk menampung trafik penerbangan yang semakin banyak dan padat.
Tuntas mengambil bagasi masing-masing segera beranjak keluar area terminal kedatangan, melintasi lorong menuju arah keluar.
Nah sebelum keluar lebih jauh, ada rumah makan sebelah kiri yang menyajikan menu makanan padang serta Soto yang rasanya enak dengan harga terjangkau, maksi dulu kitaaa…
***
Untuk transportasi ke hotel, ada beberapa pilihan. Yang standar banget ya tinggal ke konter taksi bandara, pesen dan naik taksi dengan argo, atau bisa juga dengan para penjaja kunci mobil yang menawari dengan baik hati, tapi belum pernah nyoba karena lebih memilih taksi atau pilihan yang lagi ngetrend seiring perubahan jaman adalah menggunakan transportasi online. Tinggal pesen via Grab dan Go-car.
Tapi ada pilihan lain lagi, klo udah punya nomor kontak pengemudi online atau taksi konvensional… lebih baik dikontak aja. Khan klo udah kenal pasti lebih nyaman. Masalah biaya bisa versi argo atau speak speak pertemanan aja.
***
Nggak pake lama, pas ditelepon sang sopir taksi kenalan. Eh kebetulan lagi di sekitar bandara. Jadi nungguin nggak pake lama, ya sekitar 10 menitan. Sudah datang dengan taksi abu-abu kesayangannya.
Senyuman khas Pak Ketut Arnawan menyambut kedatangan kami. Memberi kedamaian tersendiri karena sudah saling mengenal. Mobil taksinya senantiasa bersih dan harum serta musik yang diputar di dalam mobilpun serasa senantiasa cocok dengan suasana hati.
Meluncurrr…
***
“Maaf bapak, mau langsung ke hotel atau langsung belanja oleh-oleh bali?” Pertanyaan sopan yang membuat bingung kawan yang ikut dalam taksi ini.
“Kok baru datang, langsung beli oleh-oleh sih?”
Senyumku dikulum saja, “Iya Pak, langsung ke Khisna!!”
Photo Halaman Toko Krisna Tuban Bali | dokpri.
Taksi langsung bergerak keluar area bandara, lalu pada pertigaan pertama yang ditandai dengan patung dewa dengan menunggang kuda. Belok ke kiri dan 500 meter kemudian sudah belok kiri memasuki pelataran Toko Krisna yang menyajikan beraneka macam oleh-oleh khas bali.
Seakan sudah menjadi protap (prosedur tetap), Turun dari pesawat, keluar bandara, langsung ke Krisna beli oleh-oleh, langsung di packing dan kirim via pengantaran paket SICEPAT yang memang bekerjasama dengan Krisna.
Temanku terheran-heran dengan kelakuan ini, “Lho, khan kita belum sampe ke hotel. Udah belanja oleh-oleh. Aneh ih kamu!”
Senyuman manisku yang menjawab keheranan itu, “Ya terserah, moo belanja monggo, moo nggak juga gpp, jni khan hanya satu opsi”
Kami tertawa bersama.
Ternyata, kawanku langsung belanja. Bukan hanya makanan seperti kacang disko, pie, pia, kopi, gorengan usus hingga sabun herbal, sandal, tas, mukena dan kaos-kaos bertema bali. Kalap dia hehehehehe.
Tuntas membayar di Kasir, segera menuju keluar untuk di pak dengan kardus, biayanya Rp. 10Rb. Langsung geser meja sedikit untuk order pengiriman kilat via ‘SiCepat’, ternyata ada promo diskon 15% untuk biaya pengiriman. Alhamdulillah.
Selesai sudah, “Eh tapi mana kawan-kawanku?” Clingak clinguk dan mencoba menebar pandangan diantara ratusan orang yang sedang bersemangat belanja.
Ternyata eh ternyata… mereka sedang antri bayar di kasir dengan belanjaan bejibun, bujubuneeh… wakwaw.
Akhirnya dibantu diarahkan ke petugas pengepakan barang dan dilanjutkan dengan proses pengiriman paket kilat.. cusss.
***
“Iya lebih simpel, kita bisa fokus urusan kerjaan, nggak mikir oleh-oleh lagi” Kawanku berujar. Ditimpali rekan satu lagi, “Bener juga, praktis”
Aku mah senyum aja, ya protap ini dilakukan setelah berulangkali ke Bali dan direpotkan oleh 2 hal. Pertama pas belanjanya dan yang kedua membawa di bandaranya. Tapi mungkin ini berlaku untuk bapak-bapak saja, klo ibu-ibu kayaknya belum pas. Apalagi yang seneng hunting ke Pasar Sukowati atau tempat lainnya. Dipastikan bakal bawa oleh-oleh banyak di akhir kunjungan.
Taksi melaju menuju arah Sanur, tempat kita akan mengadakan kegiatan selama 3 hari ke depan, Wassalam (AKW).
Akwnulis.com. Jakarta. Jalan Kemang Raya Jakarta haneuteun kénéh dina wanci ngadeukeutan indung peuting, tapi awak geus rangsak pasiksak kudu gancang digolèrkeun bisi jadi matak. Teu loba carita, kopi disuruput, mayar tuluy ngingkig balik ka hotél.
Asup kana lift, awak geus tingsariak, “Ulah harééng, cageur cageur cageur” Uing ngomong sorangan, sugan jadi du’a.
Kaluar tina lift, méngkol ka kénca tuluy leumpang ngaliwatan koridor, simpé jeung rada paroék. Ah lahaola wé, “Aing manusa mahluk mulya.”
Anjog ka hareupeun kamar 321, pas kartu éléktronik rék diantelkeun kana gagang panto, “Ih geuning méléngé, canggih yeuh, can antel geus muka”
Panto dibuka, Uing asup da teu kuat hayang geura leleson.
Ari bus ka kamar, “Awwww…….” dua wanoja nu keur papuket ngajorowok tarik, rikat ngarurub awakna maké kampuh. Uing ngaheneng, olohok mata simeuteun. Kaciri dina méja gigireun, kartu panto kamar, nomérna 323. (AKW).
Berkunjung dan bercengkerama bersama orangtua dan Kopi Arabica Manglayang Karlina.
Photo Pemandangan di perjalanan ke rumah ortu / dokpri
Malam belum lama melewati pukul 9, tetapi rasa kantuk begitu kuat menyerang. Tapi jangan mudah menyerah… lawan kantuk itu.
Lawaan!!!!
Mungkin efek perjalanan yang cukup lumayan berkelok dan menanjak ke rumah orang tua tersayang di ujung wilayah Kabupaten Bandung Barat berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. Ditambah makan malam yang super kenyang dengan sajian ‘bakakak hayam”*) original racikan ibunda juga udara dingin pegunungan membuat lengkap suasana untuk segera merebahkan raga di peraduan.
Eittts…. jangan menyerah duluuu… ada senjata pamungkas.
Jrengg!!!!
***
Peralatan perang segera di bongkar dari tas ransel kesayangan. Corong V60, kertas filter, termometer, gelas ukur dan jangan lupa…. bubuk kopi hasil ng-grinder tadi pagi… Kopi Arabica Manglayang Karlina dari Kiwari Farmers.
Meskipun timbangan digital mini nggak dibawa, tapi timbangan feeling aja diberlakukan dengan ukuran kira-kira…. urusan air untuk menyeduh… biarkan dulu mendidih di ceret dan diamkan 2-3 menit supaya suhunya bisa turun ke 90an derajat celcius.
Sudah siaaap?
Okee…. Filter V60 dibasahi dan buang airnya. Tuangkan kopi Manglayang Karlina hasil grinderan sekitar 4 sendok makan…. tuangkan air panasnya sedikit agar bubuk kopi membebaskan sisa oksigen yang terjebak disaat penggilingan. Setelah itu prosesi manual brew bergerak serasi memberi ruang kepada sang kopi untuk merubah diri dalam momen ekstraksi.
Hmmm….. harum menyeruak hidung.
Ekstraksi kopi single originnya menghasilkan rasa sepat sedikit manis, keasamanan medium high dan body bold bikin nyisa di lidah lebih lama. Taste yang muncul fruity yang menyegarkan serta sedikit karamel yang muncul di akhir peminuman… apaa sih bahasanya.. akhir seruputan… 🙂
***
Alhamdulillah, senjata pamungkas andalan bisa bekerja pada waktunya. Menstimilasi neocortex dan amigdala agar bisa sejalan dan menghasilkan ide-ide berharga serta rasa takjim penuh makna. Begitupun syaraf-syaraf kembali bergembira menambah stamina bercerita kepada orang tua tentang apa saja. Detik berlalu menit melaju, kami terus berbincang dalam cengkrama diselingi canda yang jarang bisa terlaksana karena alasan kesibukan kerja juga urusan dunia lainnya.
Aku masih segar bugar sementara Ayah yang mulai terlihat mengantuk. Ibunda tetep ceria dan bertahan dengan kecerewetannya… Alhamdulilah, semua sehat dan bahagia di hari tua. (AKW).
Mana tulisan bagusmu? Sebuah kalimat tanya yang bikin rasa dan cita kembali bersama.
Tring!!!!
Suara notifikasi pesan masuk di WA terdengar jelas. Reflek menoleh dan sang jempol mendahului membuka pesan yang datang tuba-tuba ini.
‘Kang minta dong beberapa tulisan di blogmu yang paling spesial. Saya seneng dengan tulisan – tulisan di blog sampeyan’….
Sebuah pesan singkat di Whattaps yang bikin panasnya siang itu jadi adem dan begituuu nyaman.
Siapa yang nggak seneng, sebuah karya sendiri… ah nggak perlu lebay disebut karya dech. Tulisan yang berasal dari curahan hati, bersinergi dengan jempol dan jari lain agar menari diatas keyboard smartphone ini. Mengalirkan satu dua buah kata yang akhirnya bisa menjalin kalimat dan wujudkan paragraf, insyaalloh original… no copy paste.
Sesaat termenung…. ‘mana tulisan terbaik?’
Terus terang saja menjadi sebuah kebingungan baru, karena hadirnya corat coret di blog pribadi ini memiliki moment, suasana kebatinan ataupun situasi-kondisi-toleransi-pandangan-jangkauan yang berbeda-beda.
Dan.. Alhamdulilah.meskipun tulisannya campur sari alias gado-gado, ternyata udah nyampe eh ngelewatin 200 postingan selama 1 tahun… sekali lagi alhamdulillah.
Terus terang ini adalah blog yang ke.. sekian yang udah pernah dibuat. Insyaalloh dari keseluruhan diary digital yang pernah dibuat…. inilah yang memiliki tingkat orisinalitas tinggi, baik photonya ataupun tulisannya.
Nulis pake jempol sendiri dan photo diusahakan maksimal… hasil jepretan sendiri.
***
Balik lagi ke tulisan favorit… perlahan tapi pasti segera dibuka kembali lembaran blog ini dengan scroll atas bawah… settt… settt… sett… termenung dulu, terbayang sebuah momen dalam pikiran, ada yang menyenangkan, menyedihkan, membahagiakan, menyesakkan hati, wajah bos yang marah atau malah pujian tapi berujung nambah kerjaan hahahaha… terima kasih atas tantangannya untuk memilih postingan tulisan favoritku.
Membuka kembali kenangan dan refresh pikiran bahwa takdir kehidupan begitu rumit dan mendebarkan ataupun sederhana tanpa banyak kesulitan… ruaar biasa.
“Jadi yang mana tulisan favoritnya?”
Tikk..
Tokk..
Tokk..
Tikk……..
“Belum dapet, aslinya bingung. Semakin dibuka histori tulisan, bukannya cepat bisa mutusin mana yang favorit. Tetapi makin terlarut dalam kenangan dan cerita behind the scene dari tulisan-tulisan itu, aya-aya wae… :)”
***
Akhirnya setelah seminggu lebih merenung dan membayangkan suasana dibalik tulisan-tulisan di blog (lebay yach ampe seminggu lebih… padahal emang repot sama gawean jadi waktunya sangat terbatas).... tertunda lagi milih tulisan favorit. Keburu tersita oleh Si Cantik Binar yang nggak mau lepas klo ayahnya ada di rumah, begitupun dengan ibunyaaa….:)
***
Tengah malam yang begitu tenang, setelah menemani anak kesayangan dan Istri tercinta terlelap dalam tidurnya. Perlahan tapi pasti, leluar dari kamar menuju ruang makan yang memiliki fungsi juga ruang kerja hehehehe..
Smartphone dibuka dan segera mencari tulisan-tulisanku yang tersebar di jagat maya.
Amati…. scroll…. hmmmm… pilihhh….
Garuk2 kepala dulu…
Semmuanya baguss…. (maafkan kelebayan ini kawan).
Tetapi bicara tulis menulis.. yang dirasa oleh diriku yang masih seorang penulis eh… nge-blog amatiran… jangan takut hasil tulisannya jelek. Buat tulisan…. baca lagi 3x terutama untuk lihat salah ketik dan tanda baca.
Setelah itu… ya posting aja dan jangan lupa sertakan photo hasil jepretan pribadi yang relevan atau mendekati dari tema tulisan kita. Klo ternyata nggak ada photo pribadi yang nyambung dengan cerita…. yaa paksain aja hehehehe. Hindari bingittt copas photo orang lain dari internet… pokoknya HINDARI.
Itu aja…. eh lupa.. jangan lupa bikin blog dulu yaaa.. yang penulis pake sekarang adalah blog wordpress (masih) versi gratisan…. gpp nanti klo udah waktunya tentu akan berbayar kok.
***
Itu saja secuil curhat minggu ini, hampir 5 hari nggak posting tulisan di blog karena banyak hal… yang pasti mah… kemalasan yang menelikung diri menjadi penyebab ini. Memang musuh terbesar adalah diri sendiri dan melawannya butuh perjuangan tiada henti. Wassalam (AKW).
Biar sibuk yang penting ngopay… nggak percaya?… ya baca lanjutannya.
Betapa waktu yang 24 jam serasa menyempit karena berbagai aktifitas bejibun dan beraneka macam pisan. Daan….. waktu menulispun terpaksa tersendat dulu karena dapet tugas khusus buat sedikit rehat dari aktifitas dan diberi aktifitas lain… ntar ceritanya yaa..
Sekarang mah moo ngobrolin kopaaay… eh kopiii.
Jadi meskipun tulisan tentang ‘unboxing coffee’ agar tersendat bukan berarti ngopinya brenti bro.. tapi postingannya aja yang tertunda 🙂
Nggak percaya?…..
Nich buktinya, kopi gayo di manual brew V60 tersaji dibuat Barista Cimahi. Rasa body yang strong, aroma sedang plus acidity sedang mendaki bikin nempel rasa agak tebal di rongga mulut kehidupan.
Trus nggak lupa juga coldbrewnya ‘WestJava’ dari 238 coffee & roastery… dingin dari kulkas… diminum..
Glek
Glek
Glek….
Nikmat pisan lur.
Lha itu mah kopi dibikinin orang… yang nyeduh sendirinya mana?
Bentaaar…..
Hihihi.. ternyata yang bikin sendiri terbatas bingit dokumentasinya.
Ya udah ini aja dulu…. hasil manual brew V60 Kopi Lestari Java Preanger… nggak tanggung langsung di brew untuk 4 porsi jadi 50 gram langsung sikat 400 ml air panas 90 derajat celcius… jossss…
Hasilnya tersaji kopi nikmat yang mewarnai hari itu… maaf bukan hari inih.
Unboxing dan manual brew olangan biji kopi dari Gunung Manglayang Timur yang di proses spesial.
Alhamdulillah setelah tersimpan 1 minggu, akhirnya saatnya tiba. Membuka bungkusnya, rasakan aroma beannya dan bersiappp untuk di eksekusi eh diextraksi via V60…. kemoon.
***
Saat gunting mulai memotong bungkus atasnya, langsung aromanya menyengat bikin hidung mengembang… wangii.
Pas terbuka dan aroma beannya bebas bersua dengan indera penciuman, nikmat yang misterius kembali mendera. Wangi alami kumpulan biji kopi yang tersaji dari proses panjang penuh tantangan.
Segera Willman Grinder beraksi di putaran 2-3-2 menghasilkan harum yang makin membahana di rumah mungil ini… yummy.
V60 berkertas filter sudah siap dengan pembasahan awal, dengan rumus 1 : 10 dan 28 gram siap beraksiiiii…..
Jeng jreng…..
Cairan ajaib sudah jadi… segera masuk gelas mini bening dan sruputttt…. nikmaaat.
Hasilnya tidak keruh, bening coklat gelap. Aromanya wueddan… menggoda. Aciditynya medium high dan fruittynya nendang bangeet… efek semi wine nya kerasa lho. Lidah berdansa dan menahan rasa karena winenya begitu lembut menyengat tapi kena.
Memang kopi itu misteri. Proses extraksi munculkan aneka sensasi. Karena faktos penyebabnya banyak bingit pren. Coba cari-cari referensi tentang ini dan ternyata bean dari manapun dan apapun jenisnya itu….
….. membawa 4 komponen utama yang akan bereaksi disaat proses extraksi. 4 sekawan itu adalah Insoluble oils (minyak tak larut), soluble gases (gas larut), insoluble solids (padatan tidak larut) dan suloble solids (padatan larut)… ntar yaa penjelasan detailnya yaa… (moo dipelajari dulu).
Yang pasti kopi tandjoeng dengan proses Natural Wine ini bikin sensasi berbeda dan pengalaman tak terlupakan. Ada taste anggurnya, stsrawberry dan jeruk serta rasa manis karamel ada sedikit, meskipun dominannya adalah haseum seungit nu sesah leungit.
Oh iya di bungkusnya ditulis natural winey….. maksudnya wine yaa.. nggak percaya?.. monggo coba.. ajib deh.
Akhirnya……
Hatur nuhun teh Lilis, produk kopinya kereen. Juga om Budi selaku pembina setia Kopi di Pemkab Sumedang. Wassalam(AKW).
*** Catatan :
Merk dagang : Koffie TandjoengBean : Arabica Gunung Manglayang Timur
Proses bean : Natural Winey
Roasted medium
PIRT 5103211010739-22
Moo order and more info : Teh Lilis Ciyarsih 081324293679