Melanggar Prinsip Kohitala.

Menyesal tiada sudah, jadi nikmati aja.

Photo : Leaf latte art at Ambrogio / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Pergerakan meniti takdir kehidupan termasuk memegang satu prinsip seerat mungkin, ada saatnya harus berkompromi. Meskipun awalnya berat hati karena sebuah prinsip adalah sesuatu nilai yang harus dipertahankan dan diperjuangkan sebaik-baiknya. Ternyata kehidupan itu dinamis, kompromi dan negoisasi adalah warna yang harus dipilih serta bisa berubah menjadi warna lain dikalau dicampur dalam takaran dan komposisi tertentu.

“Memang prinsip apa yang kamu langgar?”

😭😭😭😭….

“Lha nangis… jawab donk”

“Jadi, prinsip kotala musti dilanggar 😭😭😭”

“Maksudnya?”

“Iyaa sudah hampir 2 tahun ajeg dengan kotala alias kopi hitam tanpa gula, tapi sekarang agak terganggu… oleh susu… eh foam susu”

“Oalaah Tak kirain apaa mas”

Photo : Cappucino Doubletree / dokpri.

Diskusi yang nggak penting terus bergulir, membahas suatu prinsip yang mungkin bukan hal penting bagi orang lain.

Jadi… pelanggaran prinsip ini adalah jikalau selama ini bertahan dengan kotala atau spesifiknya ‘Kohitala(kopi hitam tanpa gula)… sekarang agak bergeser dengan campuran foam susu…

Hal ini terjadi karena berbagai faktor, pertama efek teknis beberapa kali mampir di cafe, ternyata alat manual brewnya nggak ada jadi beralih ke mesin kopi yang pilihannya adalah espresso, dopio, americano dan longblack.

Kedua, masih urusan teknis, grindernya ketinggalan sehingga musti balik ke mesin kopi seperti pasal 1, pilihannya terbatas.

Photo : Rabbit-pucino at Warung Garut / dokpri.

Ketiga, godaan dari barista latte art yang mampu menghasilkan aneka gambar di permukaan kopi dengan beraneka rupa. Dari gambar standar leaf, goose dan love hingga gambar lain yang lebih menantang seperti gambar kelinci dan binatang lainnya.

Keempat, rasanya juga berbeda, enaknya beda, meskipun tetap tanpa gula, jadi pilihannya bisa caffelatte ataupun cappucino…. jangan lupa tanpa gula.

Kelima, hidup memang butuh variasi, begitupun prinsip ngopi tapi yang harus dihindari adalah manisnya gula yang mungkin ngangeni.

Keenam, … apa yaach?…

Udah ah, gitu aja dulu, yuk ngopay yuuk. Wassalam (AKW).

Semedi di Jacuzzi.

Mendamaikan hati menenangkan rasa…

Photo : Whirlpool The Clove Hotel / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Biru itu bangkitkan rindu, segarmu mengundang syahdu. Pagi yang dingin ternyata tak sedingin hatimu, karena pemanas rasa sudah bekerja, menghasilkan kehangatan yang sekilas tak kentara.

Jalaran kehangatan mengalir di dalam kolam jacuzzi, berteman gelembung dan angin pagi, terasa menenangkan hati, tapi ingat.. hanya kolam jacuzzi…

Lho kok?…

Karena kolam anak dan dewasanya masih menggunakan air mentah bin dingin kawan… Ya iya laaah, masa musti dididihkan dulu, harus berapa lama daya serta listrik serta biaya menjalankannya…. ngehayal ih.

Tapi jangan salah kawan, hati yang dingin lebih sulit untuk dihangatkan, kecuali ada momentum yang dibalut suasana keakraban serta niat tulus dan usaha yang dianggap mengagumkan.

“Emangnya siapa yang hatinya dingin kawan?”

Photo : Segarnya kolam dewasa/ dokpri.

Sebuah pertanyaan yang memerahkan pipi menyempitkan dada, karena mengingatkan kepada ketidakberdayaan. Justru hadirnya raga di kolam renang ini adalah usaha untuk melupakan dinginnya hati seseorang.

“Hahahaha….. bawa kompor aja mang, insyaalloh segera menghangat dan bisa sambil bikin masakan”

Tawa berderai mendampingi raga yang mulai menunggangi dinginnya air kolam renang dewasa ini. Dinginnya air yang menusuk pori, menghasilkan reaksi penolakan dengan panas tubuh… ada kompromi disana sehingga yang hadir adalah rasa segar dan sepucuk ulam hangat kedamaian.

Kolam renang dengan kedalaman 1,5 meter ini cukup leluasa jika dinikmati sendiri, tetapi kalau sudah hadir manusia dewasa lebih dari 6 orang dan tentunya berenang… akan terasa kolan renangnya sempit, apalagi kalau nggak kenal… kayaknya sih moo kenalan dulu hihihihi.

Tuntas menggerakkan badan di kolam renang berair dingin, segera bergeser ke ujung kiri, kolam jacuzzi.. whirlpool.

Oh iya klo merunut sejarah, jacuzzi itu nama produsen di Amrik yang memproduksi whirlpool, jadi aja secara umum nyebut jacuzzi, padahal itu mah merk hehehehe…

Lanjut yaa…..

Gelembung kehangatan menyambut dengan pijitan mesra meskipun tanpa perasaan, tapi itu dirasa cukup untuk bisa membantu menikmati kebahagiaan sesaat di pagi ini… hmmmm.

Pejaman mata membuka ruang semesta, mengumpulkan kedamaian yang menyehatkan jiwa. Rasa melayang menyeruak disekujur raga, sensasi relaksasi menghasilkan suasasi anti sensi, inilah kebahagian sesaat yang bisa dinikmati.

Selamat berhari minggu kawan, mari syukuri sepercik kebahagiaan dalam hidup ini, meskipun sesaat tetapi itu penuh manfaat. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Clove Garden Hotel Bandung
Jl. Awiligar Dago Pakar II Bandung Utara Jawa Barat.

Kopi Karirot.

Wiken sama Kopi Karirot.

Photo : Kopi Karirot pake V60 / dokpri.

GARUT, akwnulis.com. Memandangi bungkus hitam kopi yang datang tiba-tiba karena sebuah silaturahmi, itu adalah rejeki. Kopi arabica khas garut dengan profile yang kata ownernya ‘nendang‘ bingit rasanya.

Tidak banyak tanya bagaimana rasanya, tetapi keyakinan kuat bahwa sebuah rasa akan tercipta dari bahan yang berkualitas luar biasa, proses penyeduhan yang sempurna juga sebuah rasa yakin sang penyeduhnya.. boleh disebut barista?..

Barista non sertifikasi hehehe.. alias babaristaan.

Ternyata…. baru buka bungkusnya saja, harum semerbak luar biasa, menyambar indera penciuman dan indera perasaan hingga tak sabar segera menyeruputnya. Komposisi 1 : 12 dan panas 89° celcius dengan manual brew v60 menghasilkan sebuah sajian kopi yang ngangenin baik rasa, aroma dan after tastenya.

Paduan tebalnya body dengan acidity (keasaman) tinggi serta after taste yang full berry dan tamarind bikin ‘ninggal‘ di lidah bawah cukup lama…. ah kepahitan yang manies, juga keasaman java preanger khas garut bikin terlena. Kopi ‘Karirot’ ini 100% asli garut dari Gunung Papandayan…

Photo : Kopi Karirot with Gundam / dokpri.

Karirot dalam bahasa indonesia agak susah cari padanan artinya, tetapi klo pakai bahasa sunda maka artinya adalah ‘tinggal minum‘ atau ‘tinggal nyurupuut’ …. jadi langsung enaaak (itu klo dibikinin baristi eh barista, klo bikin sendiri, yaa musti menkmati prosesnya dulu…. )

Srupuuut….

Nikmat pisan, hari ini semakin warna warni, bersama keluarga juga ditemani sajian kopi hasil menyeduh sendiri. Hatur nuhun kopinya Kang YG, ajibb pisan, juga tidak lupa sponsornya Mr DH, jangan bosen yaaa. Happy weekend to All, Wassalam (AKW).

***

Manisku

Manis itu tergantung…

Photo : 3 gelas es teh Excelso Paragon / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Rasa manis yang dihadirkan oleh gula cair dipadu es batu yang menari seksi melengkapi rayuan kesegaran siang ini, semua hadir dalam gelas kaca penuh cinta, bukan hanya satu gelas… malah sampai gelas ke tiga 🤣🤣🤣.

Tapi, manis gula sudah lama tak pernah dicoba. Bukan alasan penyakit atau banyak gaya, tetapi ternyata sudah mendapat pencerahan bahwa manis itu bukan hanya dari gula, tetapi berasal dari wajah yang bersahaja… ahaaaay.

“Pesan apa kakak?” Pertanyaan lembut sang pelayan none excelso memberi tambahan rasa manis yang berbeda. Tapi itu memang sudah tugasnya, ya…. tinggal pesan menunya dan tunggu kehadirannya.

Seiring detik berlalu, dentang hati juga melaju, bergerak ritmik sesuai SOP, mengikuti alur yang sudah begitu teratur.

Photo : Espresso Excelso / dokpri.

Maka, tanpa berlama-lama secangkir espresso menjadi pilihan utama ditemani segelas latte sebagai penyempurna. Suatu kombinasi tepat untuk memperlancar suasana dalam membahas masa depan lembaga.

Diskusi bergulir dengan tema penjaminan, tepatnya penjaminan kredit. Jikalau suami harus menjamin anak dan istri selamat dunia akhirat secara bersama-sama hingga akhirnya berkumpul bersama di surga, maka penjaminan kredit adalah juga bagian ‘public service obligation’ dari pemerintah khususnya dalam pemberdayaan pembiayaan UKM dan usaha mikro sehingga mampu berusaha lebih baik dengan status ‘bankable‘.

Diskusi berlanjut diselingi teh dan kopi yang disruput, opini dan pemahaman untuk menterjemahkan aturan bisa saja berbeda, tetapi dengan diskusi bersama maka bisa saling memaknai dan memahami duduk persoalan yang terjadi. Selamat menjalani hari. Wassalam (AKW).

Sepi & Kopi.

Ternyata sepi berkawan kopi…

Photo : Kopi & sepi / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Dibalik gemerlap cahaya dan berjajar beratus kursi, ternyata ada kesepian yang menggerogoti kemapanan fikiran diri. Padahal aku tidak suka sendiri untuk kali ini.

Jajaran kursi coklat memandang sesaat lalu kembali mereka bergunjing dengan sesama kursi lainnya. Sementara diriku tetap terdiam seribu bahasa tanpa bisa melakukan pembelaan terhadap dinamika semesta.

Membiarkan diri menjadi bulan-bulanan sepi, bukan untuk beranjak mati. Karena ternyata sepi sendiripun adalah peluang untuk menata hati. Menata diri dan bukan meratapi, mengumpulkan serpihan janji menjadi bentuk yang dimaui meskipun tetap tak kan utuh seperti harapan pertama kali.

Dibalik kesendirian, aku bisa memaknai hari ini, membaca pemahaman orang lain tanpa perlu menghakimi, sekaligus menyelami kesalahan-kesalahan diri yang sudah dilakoni di lalu hari.

Photo : Sepasang gedung yang beda sendiri / dokpri.

Ternyata sendiri itu bukan berarti sepi, tapi sendiripun bisa terjadi meskipun banyak pihak mengepung diri. Hanya saja karena beda sendiri, akhirnya menjulang tinggi tapi praktis tiada teman setia yang menemani.

Selamat menafakuri hari dan belajar menyepi dalam keramaian abadi. Wassalam (AKW).

Ngopay & Ngojay-ku.

Tak terasa nulis ngopay dan ngojay udah 2 tahunan.. sruputt.. gejebur.

Photo : Ngopay & Ngojay / dokpri.

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah keserasian adalah keindahan dan presisi memberi catatan ketelitian tersendiri. Meskipun atas nama seni, sebuah posisi yang tidak beraturan bisa menghasilkan keindahan. Bisa juga pola-pola yang bertabrakan baik warna ataupun bentuk akan menghasilkan aneka persepsi yang didasari dari pendapat dan opini pribadi bergabung dengan pengalaman hidup yang pernah dijalani, bahasa simpelnya adalah seni abstrak, ceunah, atau absurd… eh atau kontenporer… mohon koreksi klo salah gan.🙏🙏🙏.

Tapi…. secara umum, keserasian 📚 menjadi adalah sesuatu hal yang mudah dinikmati tanpa perlu berfikir panjang atau mengira-ngira apa sih yang ditampilkan atau tentang gambaran apa yang sedang dihadirkan.

“Bener nggak?”

Photo : Ini Ngopay Kotala V60 / dokpri.

Jawabannya akan variatif, meskipun feeling sih… klo di survey, kecenderungan khalayak akan sepakat dengan keserasian nan presisi yang menghadirkan keindahan.. ayoo… setuju atuuuh.

Begitupun dengan blog ini, akwnulis.com yang tak terasa sudah 2 tahun lebih hadir menjadi media curhat onlen pribadiku sekaligus ajang silaturahmi via share link rutin ke kontak-kontak WA yang ada… maaf klo ngeganggu yaaa.

Photo : Ini Ngojay / dokpri.

Beragam tanggapan yang hadir dalam kata ataupun emoticon dan juga tanpa respon apapun… tidak masalah, yang penting semangat berbagi informasi baik tetap terjaga dengan tema mengerucut tentang ‘Ngopay & Ngojay’ atau minum kopi dan berenang… meskipun cerita tentang kopi masih mendominasi, tapi renang dan kolam renangpun selalu hadir sesekali…🏊‍♂️🏊‍♀️🏊‍♂️

Maka, gambar di awal blog ini mewakili sebuah persepsi, mewakili keserasian tema ‘ngopay & ngojay‘ sekaligus berusaha meng-capture keindahan alam Cipanas garut dalam kesegaran pagi, kebeningan kolam renang dan kenikmatan secangkir kopi hitam.

Photo : Ngopay Olangan Kopi Lanang / dokpri.

Meskipun sebenarnya agak sulit juga kalau minum kopi ☕☕☕ sambil berenang, karena yang diminum pasti lebih banyak air kolam renangnya atuh hehehe… jadi bisa juga minum kopi di pinggir kolam renang sambil menikmati kopi dan pemandangan yang berenang.. woiiiiiiii……. ups salah lagiii…

Yang paling aman adalah menikmati kopi tanpa gula🍵🍵 dengan seduhan manual dan kopinya spesialty dilanjutkan dengan menceburi eh menceburkan diri di kolam renang, apalagi jikalau kolan renangnya air hangat…. nikmat pisan, lalu jangan lupa dihadirkan dalam jalinan kata dan kalimat yang mungkin bisa memberikan manfaat, minimal bisa dibaca dengan cepat dan ada informasi penting yang didapat.

Selamat menjalani sisa wiken bersama keluarga sebelum esok hari kembali berjibaku dengan tugas-tugas masing-masing yang tak pernah ada habisnya…💡💡💡 Alhamdulillahirobbil alamiin. Wassalam (AKW).

Kuliner Sate Lilit.

Hindari shalatthree dengan kuliner bali.

Photo : Sate lilit dan kawan-kawannya / dokpri.

UBUD, akwnulis.com. Dikala perut sudah sulit berkompromi, maka sang otak akan terganggu oleh ketegangan usus-usus besar yang sudah haus dengan asupan makanan. Sering muncul sikap demonstrasi dari sang usus yang disulut oleh cemberutnya lambung yang memproduksi keasaman. Kerongkongan dengan gaya peristaltiknya sudah tidak bisa berbuat banyak, tinggal pasrah menghadapi situasi yang tidak menentu.

Begitupun dengan diriku, perut melilit harus dihindari, karena jika lewat waktunya makan maka akan terkena syndroma syalatthree. Gejalanya kepala mulai pusing dan agak sedikit telat dipake mikir, mudah tersinggung, lemes lalu muncul keringat dingin dan perut terasa kembung tak beraturan… atau dalam istilah bahasa sunda syalatthtree disebut juga dengan ‘salatri‘.

Photo : Nama Rumah makannya / dokpri.

Maka obat paling mujarab bukan dibawa ke dokter atau ke rumah sakit terdekat, tetapi bawalah ke rumah makan dan yang cepat dalam pelayanan serta penyajuannya. Agar bisa melakukan pertolongan pertama pada salatri, yaitu ‘segera makannnnn’,… makaaan dan makanannnnnnn…

Ini dia situasi dilematis yang sedang dihadapi, satu sisi takut salatri tapi kegiatan padat dan pilihan makanan serta tempatnya juga agak asing.

Bingung khan?…

Tenang… tenaang… nggak pake galau, googling aja, cari makanan yang pasti cucok, enak dan cheffaaat..

Keyword ‘sate lilit’ langsung menghadirkan berbagai pilihan, dan yang recomended adalah ‘Sate lilit di Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku’….. klik ‘direction‘ dan arah tujuan dalam kehidupan menjadi lebih jelas, khususnya menu makan siang khas bali.

Photo : Aneka gorengan dan keringan / dokpri.

Rumah makan Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku di daerah Kedewatan Ubud ini dari depan terlihat seperti warung biasa meskipun jelas ornamen ukiran bali tetap hadir sebagai pembeda.

Parkiranpun butuh perjuangan karena agak sulit dan terbatas di pinggir jalan.

Begitu kita masuk maka disambut meja kursi biasa rumah makan dan didepan kita terlihat pilihan beraneka menu makanan terutama goreng kulit euh aneka kulit yang diolah menjadi makanan ringan nan renyah.

Lalu kami diarahkan pelayanannya melewati itu, agak mlipir ke arah belakangnya… dann… ternyata di belakangnya luas bangeet…. ada bangunan2 tembok selerti joglo berornamen bali yang bisa digunakan makan lesehan bersama-sama mulai dari 6 orang sampai yang besar sekitar 15 orang… wuaaah serasa di rumah suasananya…

Photo : Akses masuk ke arah dalam / dokpri.

Segera pesan sate lilit dan kawan-kawannya serta teh tawar dingin untuk menghapus rasa dahaga di siang terik yang begitu ceria.

***

Sajian makanannya enak banget, rasa rempah-rempah khas balinya meresap dan menyeruak di lidah serta berpesta di mulut, menghapuskan lapar menjauhkan diri dari gejala Shalattthree hehehehe… nambah lagi ah.. am.

Kuliner bali yang mengenyangkan sekaligus memberi nuansa tempat yang damai meskipun agak butuh perjuangan untuk mencari parkiran. Selamat berusaha dan beredar di dunia fana ini kawan, Wassalam (AKW).

***

Alamat :
RM Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku,
Jl. Raya Kedewatan No. 18, Kecamatan Kedewatan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

Emosi Kopi.

Secangkir kopi & setampuk emosi.

Photo : Cold drip Tollu Batak / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Perbincangan hangat yang tetap berkaitan dengan angka kinerja semakin rame, dibahas dari berbagai sisi dan aneka kemungkinan. Ternyata dikala sebuah case dibahas bareng-bareng, banyak persepsi dan definisi yang terkadang mirip padahal punya arti tersendiri.

Disinilah keterbukaan fikir dan hati menjadi ciri, bagaimana maknai suatu masalah adalah peluang dari datangnya hikmah.

Tidak setuju adalah bentuk sikap yang dipilih, tetapi back-up pengambilan keputusan itu sebaiknya adalah didasari regulasi dan juga bisikan hati nurani.

Sepakatpun belum tentu selamat, karena sepakat untuk melanggar, akan masuk kedalam hitungan permufakatan jahat. Jadi pemahaman dan kendali emosi harus kuat, disitulah akan hadir suatu dimensi keputusan yang tepat.

Meskipun, lelah itu manusiawi, apalagi bukan hanya lelah fikir dan lelah ragawi tapi lelah emosi yang bisa berpengaruh terhadap berbagai kemungkinan di kemudian hari.

“Maksudnya lelah emosi itu apa gan?”

Maksudnya secara emosi kita disudutkan, permalukan, diejek dengan kata-kata penuh dendam tetapi dalam forum yang relatif formal… meureun kitu hehehehe, “Puas nggak?”

“Nggak banget”

“Yaa maklum, saya khan bukan alat pemuas 🤣🤣🤣”

“Jadi supaya kepenasaranku tuntas gimana?”
………. terdiam sejenak, mikir.

“Coba iniiii!!!” Sajian Cold drip kopi Tollu Batak langsung disodorkan, tanpa tedeng aling-aling langsung dituangkan ke gelas dan di-sruput perlahan…… hmmmm.

Photo : Sajian Qore Kelloo Coffee / dokpri.

Beberapa menit saling berdiam diri, menikmati sajian kopi dingin dan perlahan tapi pasti otak & hatipun mendingin…. sang detik tersenyum simpul.

“Enak euy seger, ada yang lain?”

Alhamdulillah, komentar pertama pasca minum kopi terasa menenangkan hati. Langsung saja sajian selanjutnya disorongkan. Kopi Ethiopia Qore Kelloo dengan metode manual brew v60.

Sruput….

dan srupuut lagiii.

Wajahnya memerah dan senyumnya merekah, pembicaraan selanjutnya bernuansa lebih cerah dan masalah yang terjadi bisa dimaknai dengan sebuah proses meraih hikmah yang penuh berkah.

Diplomasi kopi menjadi saksi, bahwa kepahitan yang tersaji hanyalah kamuflase abadi. Dibalik kepahitan yang terjadi, hadir rasa manis hikmah yang tersembunyi. Wassalam (AKW).

Ngopi di Eugene The Goat.

Ngopay selanjutnya di Eugene the goat, Bandung.

Photo : Cafe Eugene the goat / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Menikmati suasana semilir senja sambil nyuruput kopi hitam itu…. sesuatu bingiit. Apalagi jika perpaduannya ideal, kopinya mantap dan pemandangannya yang damai menghijaukan hati.

Sesi satu adalah menikmati sajian kopi sunda kaweni, monggo yang penasaran klik aja INI.

Nah tempatnya.. eh cafe coffeenya adalah ‘Eugene The Goat‘… wuiiih keren nanya khan?… tapi jadi penasaran.

“Kang Agis, klo artinya Eugene the goat itu apa?”

Baristanya senyum, mikir dikit, baru jawab, “Euh.. goatnya sih Kambing… eh domba… iya gitu aja ah”

“Nuhun kang” Nggak nanya lanjut ah kasian. Moo googling aja….

Ternyata…..

Setelah berselancar di dunia mang gugel, ada sebuah kesimpulan, pribadi inih mah….. Eugene itu berasal dari bahasa perancis kuno, dari nama yunani, Eugenios (dari eugenes = bangsawan) yang artinya laki-laki.

Klo goat sih jelas, artinya kambing. Jadi Eugene The Goat, itu artinya ‘Domba Jalu’… alias domba jantan… heuheuheu jadi kereeen nya.

Jadi… mari kita ngopay di Cafe Domba Jalu….

Photo : Arabica Kerinci Banira / dokpri.

Sajian kedua adalah Kopi Kerinci Banira single origin, dengan komposisi 1 : 12, suhu 90° celcius dengan metode seduh manual V60. Kopi ini berasal dari kerinci sungai aro, dengan varietas mix ateng & lini s dengan pengelolaan fullwash.

Hasil racikannya menghasilkan sajian kopi dengan body tebal medium dengan acidity mendekati maksimal, asem dan lekat di lidah serta after tastenya adalah rasa manis vanilla bercampur dengan selarik rasa anggur….. euh.. sama asam jeruk hadir sesaat… srupuuut. Harga 30 ribu per sajian.

Nikmaaat….

Ditemani semilir angin yang menenangkan jiwa, rasa kopi yang ada semakin terasa, apalagi ini adalah sajian kedua, melengkapi sajian pertama arabica sunda kaweni yang sudah habis beberapa menit yang lalu…. Selamat menjalani hari ini. Wassalam (AKW).

***

Kopi Sunda Kaweni.

Sruput mood booster sambil nikmati rasa dan pemandangan di bandung utara.

Photo : Sajian V60 kopi sunda kaweni / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Siang merangkak menuju senja, menyisakan keriuhan yang berlahan mendiam. Semilir angin meningkat intensitasnya, menyibakkan kesedihan yang sedari tadi melekat, untuk mengubah menjadi harap dan semangat.

Disinilah peran mood booster beraksi, memberikan kekuatan untuk semakin semangat menjalani hari dan produktif menghasilkan suatu karya yang berarti.

Bukan apa-apa kawan, ritme kehidupan itu dinamis. Terkadang penuh optimisme, tapi tak lama ditelikung oleh virus pesimisme. Senang di pagi hari, bisa tiba-tiba sedih karena sesuatu yang tak bisa diprediksi, atau sebaliknya. Itulah kehidupan.

Ingat pada tulisan-tulisan sebelumnya, JASUNI, Jalani syukuri dan nikmati.

Photo : Sebagian alat perang di eugene the goat / dokpri.

Nah fungsi kopi adalah salah satu mood booster dikala stamina menurun, otak stuck sulit mikir dan rasa hampa karena kehilangan pegangan… adaww, sekaligus menahan diri tidak ruab-raeb (makan cemilan sembarangan)… “Lha diet apalagi?”

“Hihihi, belajar disiplin om, memakan sesuatu pada waktunya, siapa tahu usus mengecil ke ukuran ideal dan efeknya… tubuh kembali ke ukuran semestinya”

Bahasa bersayap segera membuncah, menjadi jawaban dari pertanyaan yang tidak terduga. Bukan lagi diet, tapi sedang program ngecilin ukuran peujit (usus).

Kali ini, kopi yang tersaji memiliki nilai tersendiri. Terus terang, inspirasi menulis dengan tema ngopi kopi… adalah tema berharga yang senantiasa dianugerahi inspirasi beraneka rupa. Allhamdulillah, Nuhun Yaa Allah.

Tidak hanya dari sisi rasa, tetapi ada hal lain yaitu suasana dan siapa juga berapa harganya hehehehe. Suasana akan berbeda dan berhubungan dengan tempatnya dimana serta kapan waktunya. Kalau siapa, maka akan terkait sama sang peracik barista dan tentu (barangkali) siapa yang menemani siapa.

Sajian kali ini adalah kopi lokal yang diracik oleh Kang Agis sang barista, dengan temperatur air 90° celcius, perbandingan 1:12 dan metode manual brew V60, namanya Arabica Sunda Kaweni single origin yang diroasting dan diproduksi oleh Herd Coffee roaster Kopi Mandiri Jaya Sentosa Bdg. Varietasnya mix kartika & sigararuntang di tanam di perbukitan gunung Kamojang Jawa Barat.

Harga sajiannya 30 ribu, cukup lumayan, tapi seimbang dengan sajian rasa dan suasananya.

“Emang rasa dan suasananya gimana om, eh dimana ini teh?”

“Kalem atuh, satu-satu, meuni murudul bertanya teh”

Photo : Kang Agis barista lagi meracik / dokpri.

Rasanya nikmat, dengan acidity medium high dengan rasa citrun dan manis jeruk serta selarik rasa kacang-kacangan. Bodynya medium, aroma harum meskipun tidak ninggal lama di bawah lidah….

Untuk suasana recomended pisan, udara segar dan pemandangan bandung utara yang menghijau…. eh sedikit menghijau karena sudah mulai tergeser oleh munculnya aneka bangunan termasuk hotel-hotel gede lho….

Trus…. akses kesini agak butuh perjuangan, melewati jalan penduduk yang menanjak dan beberapa bagian masih rusak.

Aksesnya dari jalan sadang serang, tinggal cari jalan awiligar…. ikutiii aja belak belok dan menanjak… ntar ketemu aja.

Monggo yang moo nongkrong disini, nama cafenya Eugene the goat beralamat di Jl. Awiligar raya II, No. 2 Bandung Indonesia, 4019, cp 08996842225.

Penasaran?…. monggo dicoba…

Jadi sebuah sajian kopi beraneka fungsi, sebagai mood booster sekaligus inspirasi tulisan yang tiada henti. Nambah silaturahmi sama barista juga menikmati suasana yang berbeda dan bikin pikiran lebih tenang bersahaja, masalah rasa itu tetap jadi yang utama, tapi ternyata kesatuan dari semuanya yang membuat semakin bersyukur atas karunia-Nya, Wassalam (AKW).

***