CSR – fbs

Ditawisan tèh, kalèkèd.

CSR (Corporate Sosial Responsibility)

KOTA, akwnulis.id. Tengah peuting di péngkolan nu rada suni kaciri hiji wanoja rancunit maké mantel bulu ngadeukeutan bapa-bapa jeung nonoman nu keur ngariung. “Punten bilih aya nu badé ngersakeun, mangga haratis”, éta wanoja bari mukakeun mantel buluna.

Astagfirullohal adzim, nanaonan ieu téh?”, Abah Sarmad ngarénjag bari melong. Jang Ibro jeung Cép Duléx ogé mencrong teu kiceup-kiceup.

Mang Bahro tungkul bari kunyam-kunyem babacaan. “Badé moal?”, wanoja rancunit naros deui kanu karempel. Hookeun.

Keur ting haruleng, katingali dua urang Satpol PP muru ka éta patempatan. Wanoja rikat nutupkeun deui mantel buluna, ngan teu tiasa lumpat da kabujeng dicerek.

Di pos keamanan wanoja téh ditalék, “Anjeun ngalanggar Perda Asusila, wayahna kudu dihukum”.

Teu rumaos ngalanggar abdi mah pa, da tadi mah sanés icalan. Diharatiskeun malih mah”, eta wanoja ngabéla diri.

Naha bisa kitu?”

Muhun abdi téh kaleresan dinten ieu icalanna mucekil, malih mah batina ageung. Tah nu nembé nawisan haratis téh dina raraga CSR”. (AKW).

SOSIALITA Band & Arabica Wine Sylvasari Gnhalu.

Sosialita Band ditetapkan dan arabica wine sylvasari diseduh dan disruput penuh kenikmatan.

CIMAHI, akwnulis.com. Sore ini menjadi istimewa karena bisa Kembali menghela nafas sejenak setelah sabtu pagi tadi menguras energi untuk hadir Bersama dan memberikan dukungan kepada teman – teman yang tergabung dalam SOSIALITA Band. Sebuah nama band yang dibentuk atas inisiasi kebersamaan dan juga mempertemukan talenta – talenta music di internal kantor kami yang diambil dari berbagai unit terpisah. Tidak hanya dari kantor pusat tetapi dari lintas kantor lainnya baik di unit pelayanan teknis dan juga dari unit satuan pelayanan. Personil dan penamaan grup band ini mengalami pasang surut dan hampir 1tahun untuk memutuskan menjadi nama SOSIALITA Band.

Awalnya ada ide diberi nama ODGJ Band, namun beresiko memiliki konotasi lain padahal personilnya terdiri dari unsur pegawai baik yang sudah berstatus pegawai negeri ataupun yang non pegawai negeri. maka dipilih alternatif nama lain, lalu muncul pilihannya adalah RAHARJA Band, senada dengan jargon kantor. tetapi seiring kesibukan pekerjaan maka penamaan dan kegiatan pembentukan band ini kembali terlupakan dan fokus kepada pekerjaan sesuai kewenangan masing – masing. tetapi semangat pembentukan band dan penamaannya terus menggema meskipun belum mencuat kembali, kayaknya menunggu momentum yang tepat.

Akhirnya Waktu juga yang menjadi saksi bahwa sebuah keinginan jika Allah berkehendak akhirnya bisa diwujudkan. diawali dari rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun ke79 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan kantor kami, Dinas Sosial Provinsi Jawa barat. maka terbentuklah panitia penyelenggara, konsep kegiatan dibahas, sponsor mulai dikontak dan akhirnya digelarlah rangkaian kegiatan perlombaan yang terbagi menjadi 3 tahapan kegiatan besar yaitu Perlombaan olahraga, perlombaan tradisional dan acara puncak.

Singkat cerita seorang pejabat di kantor kami ternyata sekaligus memiliki kemampuan sebagai pencari bakat akhirnya bisa menggabungkan berbagai potensi bermusik dan berlatih di kantor kami, jalan Amir Mahmud 331 Cimahi. Lalu di acara puncaklah menjadi momentum penting penamaan SOSIALITA Band ini disampaikan. tentu sebelumnya melaporkan dulu kepada Ibu Pj Walikota Banjar yang merupakan ibu Kadis kami bahwa penamaan grup band ini mengacu kepada nama dinas kita sekaligus juga memiliki makna lain yang diharapkan menjadi daya tarik tersendiri.

Maka dipanggung acara puncak inilah dibewarakan dan dikumandangkan nama band kami yang terbaru dengan nama SOSIALITA Band dengan personil terdiri dari Nanang Kusmana LJS & Andriani GWM (Keyboard), Wawan HR GRA (Bass), M Taopik GRA (bass), Raga GBKs & Rizal Ikbal F GRA (guitar), Ikhlasqulkamal LU (Saxophone, Yana (kendang) serta ibu Enok Komariah LJS – Rachmi Nurhanifah LJS, Yudha aditya LJS & Rahmat Irawan GRA sebagai vokalis. Selamat berkarya SOSIALITA Band.

Sebagai debut perdana dari grup band baru kami, maka lomba band OPD antar dinas di lingkup provinsi jawa barat dalam acara MUMTAZ yang diselenggarakan di halaman mesjid Al Jabbar menjadi ajang unjuk kabisa awal. Alhamdulillah meskipun tidak masuk 3 besar tetapi ada nilai penting bagi kami adalah menjadi momentum kekompakan dan kebersamaan baik band yang tampil juga para supporter yang begitu bersemangat. bergerak bersama dan bersorak mendukung band kesayangan kami dari 2 lagu yang ditampilkan.

Demikian cerita singkat kami di sabtu kemarin, tapi ceritanya belum selesai karena sore hari di rumah bersama keluarga kecilku, itu yang luar biasa. tambah lagi dengan ‘me time‘ yang paling hakiki adalah melakukan prosesi penyeduhan kopi secara manual alias manual brew dengan menggunakan corong v60 andalan apalagi biji kopi yang digiling dan diseduh ini adalah specialty coffee bean dari Sylvasari kopi gununghalu arabica wine.

Detik – detik tahapan prosesi menjadi sensasi tersendiri. Apalagi keharuman kopi yang hadir pada saat momentum digrinder adalah kenikmatan luar biasa dilanjutkan pas dilakukan penyeduhan, keharuman kopi yang memenuhi udara adalah saatnya yang begitu mendamaikan sebelum ada 2 tahapan kenikmatan lainnya.

Apalagi 2 tahapan kenikmatan selanjutnya?”

Ternyata ada yang kepo, selalu ingin tahu. baiklah atas nama pemenuhan kepenasaran para pembaca langsung saja dijelaskan. 2 tahap itu sebenernya sederhana saja tetapi sangat penting.

Tahap satu adalah ditata dengan baik, simpan bejana berisi kohitala kopi hitam tanpa gula hasil karya ini ditemani gelas kecil kesayangan plus ditambah ornamen tanaman yang ada di sekitar. Tidak lupa biji kopi arabica wine sylvasarinya diajak juga. Lalu ambil posisi pemotretan yang ciamik, cetrèk. Alhamdulillah terdokumentasi dengan jelas dan bersiap untuk upload di medsos.

Tahap kedua dan pamungkas adalah sruputlah dan nikmati. Jangan lupa selalu baca kalimat basmalah, “Bismillahirrohmanirrohim….”
Srupuuut. 
Nikmaat…
Alhamdulillahirrobbil alamin.

Terkait kopinya yang diseduh ini dipesan khusus ke produsennya dan dikirimkanlah kopi arabica wine sylvasari gununghalu. Dengan karakter yang dihadirkan memiliki body yang tebal dengan keharuman memikat, acidity cukup tinggi dan aftertastenya ternyata muncul rasa berry dan sedikit dark coklat yang menyegarkan. Itulah kebahagiaan sederhana yang selalu disyukuri. Selamat menjalani kehidupan dan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Wassalam (AKW).

NENGOK ‘ABAH EMAK’ DI TELUK JAMBE

Sebuah kunjungan sarat makna.

KARAWANG, akwnulis.com. Cuaca panas di daerah Teluk Jambe Karaeang menyambut raga ini sesaat keluar dari kendaraan. Selanjutnya senyuman dari rekan mitra kerja di satuan pelayanan lansia Karawang membersamai kehadiran kami di tanah singaperbangsa ini dengan senyum tulus kekeluargaan dipimpin kepala satuan pelayanannya yang tinggi besar dan santun, bapak Harry.

Tanpa banyak basa – basi langkah langsung terayun menjelajahi areal satuan pelayanan lansia dengan satu tujuan utama, menemui Abah dan Emak.

Memangnya orangtuamu disini dirawat?”

Sebuah pertanyaan menyeruak tapi tidak harus reaktif dijawab. Biarkan sang waktu membuka pemahaman dan menghasilkan pemaknaan tentang arti sebutan abah dan emak ini.

Dalam terminologi bahasa sunda, istilah abah emak ini adalah sebutan anak kepada orangtua ataupun sebutan yang sopan dan hormat kepada orangtua lainnya. Jadi bukan ayah dan ibu kandung kami yang ada disini, tetapi para lansia telantar yang dirawat dan dilayani disatuan pelayanan ini. Secara jumlah terdapat 66 orang yang terdiri dari 36 orang emak dan 30 orang abah.

Mereka ditempatkan di wisma yang terpisah dan menempati tempat tidur masing – masing, meskipun secara kondisi memang kecenderungannya terutama para emak lansia disini kondisinya renta dan butuh perhatian ekstra. Juga masing – masing memiliki kisah pilu yang seringkali membuat trenyuh para perawatnya. Ada beberapa emak yang cukup ‘cangker‘ (jasmani kuat) namun sisanya lebih akrab di bed masing – masing karena kondisi raga terbatas juga ada yang ditempatkan di dekat kamar mandi karena hobinya mandi hingga 15 kali sehari, untung saja persediaan air disini cukup memadai.

Sementara para abah relatif lebih sehat dan terlihat beraktifitas normal meskupun sebagian kecil ada yang tergolek lemah di bed masing – masing. Jumlah abah atau klien lansia lami – laki adalah 30 orang.

Disaat masing – masing didatangi dan disalami, terlihat wajah wajah emak dan abah yang begitu senang didatangi seakan ditengok oleh anaknya yang selama ini hilang atau malah menelantarkan orang tuanya. Ada emak yang memeluk erat sambil berucap tak jelas, tapi yang pasti ada isak tangis yang membuat mata ini ijut sembab, mungkin dia kangen berat sama keluarganya. Ada juga yang langsung menengadahkan tangan sambil bilang nggak punya duit dan belum makan, padahal dari perawat membisiki bahwa emak ini baru selesai makan.

Tetapi latar belakangnya emak ini adalah pengemis tua telantar yang terjaring razia oleh petugas dan akhirnya diantarkan oleh pemerintah kabupaten ke panti lansia ini.

Banyak lagi cerita lainnya hadir dari mulut renta mereka, meskipun terbata tetapi intinya adalah berharap perhatian dan jangan ditinggalkan karena mereka sudah tidak punya siapa – siapa. Sementara melihat para perawat, para pekerja sosial dan petugas lainnya begitu sigap dan akrab dalam memberikan pelayanan seolah seperti merawat orangtuanya sendiri sangat patut diberikan acungan jempol dan penghormatan. 

Sebuah bentuk pekerjaan yang perlu keikhlasan dan dedikasi tinggi karena tidak mengenal hari libur, untuk selalu merawat abah emak dengan ikhlas dan penuh ketelatenan.

Ada satu emak yang memeluk dengan erat tak mau melepas, karena teringat anak semata wayangnya yang entah dimana dan dibayangkan sudah sebesar raga ini. Ada juga yang minta tolong tagihkan utang ke seseorang, padahal itu adalah ingatan terakhirnya 10 tahun silam tetapi karena demensia, seolah itu baru saja terjadi kepadanya.

Ah kadang mata ini tak kuasa menjaga air mata, menghadapi kenyataan kehidupan yang begitu berbeda. Semoga hadirnya rekan – rekan yang ikhlas merawat mereka bukan hanya tentang hadirnya negara dalam merawat rakyatnya yang telantar dan menua tetapi juga memberi harapan kedamaian pada lansia abah emak telantar ini dalam menjalani sisa – sisa umur kehidupannya.

Itulah secuil hikmah kunjungan kami ke satuan pelayanan lansia dibawah koordinasi UPTD PPS Griya Lansia yang berkantor pusat di daerah Ciparay kabupaten bandung yang memiliki satuan pelayanan di Karawang, Garut dan di Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Satu hal lagi yang terpenting adalah jagalah orangtua kita, minimal jika tidak langsung merawat karena waktu dan jarak maka sempatkanlah rutin berkomunikasi via telepon atau videocall untuk memantau kondisi orangtua kita yang merupakan ‘jimat’ bagi anak menantunya. Tapi tetap secara berkala sempatkanlah menengok dan memohon doa terbaik untuk meniti kehidupan ini serta kesiapan kita berinvestasi akherat.

Bagi para pembaca yang ingin berbagi maka bisa DM di instagram dengan alamat @rslugriyalansia.dinsosjabar atau datang langsung ke lokasi Griya Lansia Ciparay dan satuan pelayanan lainnya. Untuk di karawang terletak di jalan rayaTeluk Jambe nomor 129  Kabupaten Karawang. Wassalam (AKW).

KOPI DARURAT DI SUMEDANG 010124

SUMEDANG, akwnulis.com.  Gerakan tiba – tiba dari pintu kamar dan lampu gantung menjadi penanda sesuatu terjadi. Memang hanya beberapa detik saja, tapi insting segera bekerja untuk mempersiapkan berbagai kemungkinannya. Cara pertama adalah mengecek di media sosial baik twitter dan youtube short atau reels.

Scroll.. tring.

Tanpa perlu waktu lama pesan whatsaps langsung ramai dengan satu kata, gempa. Maka cara terbaik adalah mengecek informasi melalui jalur resmi dan memiliki kewenangan yaitu BMKG. Ternyata benar saja sebuah gempa baru saja terjadi, gempa berskala 4,8 richter dengan pusat gempa di daratan tepatnya di daerah kota sumedang. Ternyata bukan gempa yang pertama dalam rangkaian malam tahun baru 2023 ini tetapi getaran ketiga dan memporak-porandakan sejumlah bangunan di kota sumedang sekaligus menimbulkan kepanikan di RSUD Sumedang sehingga masyarakat yang dirawat berhamburan keluar beserta keluarganya dengan kepanikan luar biasa.

Maka sudah jelas, raga ini harus siaga dan segera berkordinasi dengan Ibu Kabid KeBencanaan eh Ibu Kabid Linjamsos (perlindungan dan penjaminan sosial) dengan core tugas standar pelayanan minimalnya adalah urusan reapon cepat kebencanaan. Pasukan siaga bencana segera beraksi, kordinasi terus berjalan, bufferstock di gudang logistik diangkut ke dalam truk sambil terus memantau kondisi eksiting di lapangan. Tidak lupa pendukungan administratif seperti daftar barang, berita acara setah terima barang hingga mock up untuk simbolis penyerahan barang dari.pimpinan kita kepada perwakilan masyarakat terdampak.

Disaat suara petasan dan teriakan sukacita pergantian tahun 2023 menjadi 2024, pada waktu yang sama koordinasi persiapan keberangkatan dan pemindahan bufferstock ke atas truk juga berlangsung. Tapi tentu bagi kawan – kawan di bidang Linjamsos situasi ini sudah biasa. Karena bencana memang bisa hadir tidak terduga.

Setelah semua persiapan tuntas, maka perjalanan dimulai pukul 05.15 wib tanggal 01 Januari 2024 dari Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat dengan rangkaian kendaraan 1 truk sarat muatan dan 2 buah mobil rescue. Lets Go, Fiamanillah.

Perjalanan dirasakan cukup singkat ke arah kota sumedang karena akses tol Cisumdawu yang sudah terkoneksi dengan tol Padaleunyi. Tetapi tetap saja tidak beia tergesa – gesa karena truk yang mengangkut bantuan ini harus dibatasi kecepatannya di tol. Khawatir jika dipaksa ngebut nanti muatan bisa berantakan di jalan. Maka berjalanlah kami agak perlahan sehingga beberapa kesempatan di dahului oleh kendaraan dinas yang lain dengan tujuan yang sama. Titik lokasi bencana gempa yang memiliki dampak signifikan diantaranya RSUD Sumedang dan area di Babakan Hurip Sumedang Utara.

Maka tanggal 01 Januari 2024 ini menjadi pembuka tahun yang penuh perjuangan dan rasa trenyuh kemanusiaan karena tentu terbayang bahwa di malam tahun bari tadi malam di saat sebagian orang di belahan dunia inibsedang bergembira menuju peralihan penanggalan. Ternyata di Sumedang, teriakan panik, bingung dan ketakutan mendadak menyergap warga sumedang. Maka tanpa perlu basa-basi mari membantu sesuai kemampuan, kewenangan dan keterbatasan.

Kami baru hadir secara phisik pagi ini, ada relawan bencana di Bidang sosial yang sudah eksis terlebih dahulu. Segera terjun ke lapangan dan assesment dampak kebencanaan yaitu kawan – kawan TAGANA (Taruna Siaga Bencana). Mereka segera bergerak cepat dan melaporkan update data secara real time dan pelaporan secara berjenjang. Secara jumlah di jawa barat terdapat lebih dari 1.500an orang yang tersebar di 27 kabupaten dan kota. Selain itu tentu dibawah koordinasi BPBDpun ada relawan yang memiliki tugas untuk bersama-sama dalam penanganan bencana. Karena secara kewenangan, BPBDlah sebagai koordinator utama. Kami di dinsos sebagai pendukungan sekaligus pengelolaan pengungsian.

Prosesi peninjauan di area RSUD dilaksanakan dipimpin bapak Pejabat Gubernur Jawa Barat didampingi Bapak Penjabat Bupati Sumedang dan Kalakhar BPBD Jabar, Kadinkes Jabar, Sekdinsos Jabar & Kabid Linjamsos serta pejabat – pejabat di Pemkab sumedang dari mulai Pejabat sekda Sumedang, Kalakhar BPBD, Kadinsos Sumedang dan banyak… pokoknya banyak Peje (Pj) sekarang mah. Tapi yang terpenting adalah peran fungsi pemerintahan tetap berjalan sesuai dengan aturan.

Dilanjutkan dengan melihat langsung di titik pengungsian bagi masyarakat yang terdampak parah yaitu di babakan hurip. Data awal disebutkan terdapat 381 KK terdampak, 1.150 jiwa dan terdapat 11 orang luka ringan. Maka di titik ini kami mendampingi bapak Pj Gubernur Jabar melakukan peninjauan sekaligus memberikan bantuan logistik secara simbolis kepada bapak Pj Bupati Sumedang dan bapak RW setempat senilai Rp. 216.382.000,- dengan perincian Rp. 64.072.000,- APBD Provinsi Jawa Barat dan Rp. 152.310.000,- dari APBN PKSBA Kemensos RI. Bantuan logistik berupa permakanan, sandang, dan peralatan di tempat penampungan pengungsian.

Setelah itu diteruskan dengan mendampingi bapak Pj Gubernur jabar dengan menyapa warga – warga terdampak dan meninjau rumah yang pondasinya rusak parah dan beresiko roboh sewaktu – waktu.

Itulah cerita awal tahun 2014 tepat di hari senin tanggal 01 Januari 2024. Disaat banyak khalayak ramai masih beredar dalam nuansa liburan tahun baru tanggal merah. Maka di lapangan sudah banyak para petugas yang berjibaku tanpa terpaku terhadap kalender merah atau biru.

Sebagai penutup tulisan ini, ijinkan kami tetap mencantumkan cerita tentang kohitala (kopi hitam tanpa gula) meskipun jelas dalam kondisi darurat. Maka kopi yang hadir tetap kopi hitam meskipun berasal dari sachetan dan dimungkinkan sudah manis karena gulanya berada dalam satu kesatuan. Ternyata disini juga kami menemukan bahwa kopi tubruk panas bisa dinikmati dengan mencelupkan kerupuk ke gelas kopi lalu dinikmati. Bagi yang tidak percaya, silahkan coba. Tapi kami yakin ini dilakukan oleh kawan – kawan bidang linjamsos yang begadang semalaman untuk mempersiapkan pengangkutan barang hingga saat ngopipun belum tidur barang sesaat. Jadi wajah minum kopinya agak aneh hehehehehe.

Selamat menjalani awal tahun ini dengan segala dinamika dan tantangannya. Jangan khawatir karena bukan hanya kita yang memiliki optimisme dan niat baik, tetapi banyak pihak yang juga sejalan dengan kita. Selamat Tahun Baru 2024. Wassalam (AKW).

RAPIM, MOTIVASI & KOPI

Tulisan tentang momentum Rapim dilengkapi keceriaan, chicken dance serta histori tentang persahabatan abadi.

CIMAHI, akwnulis.com. Rapat pimpinan adalah sebuah rutinitas yang menjadi hal biasa dalam suatu organisasi. Rapat pimpinan menjadi sarana silaturahmi, komunikasi, sekaligus evaluasi dan program kegiatan termasuk membahas isu terkini yang perlu segera dilakukan penyelesaian atau rencana tindaklanjut yang terukur dan terperinci. Secara level tentu nama rapim ini berbagai strata, hanya untuk tulisan ini adalah di level dinas sosial. Maka yang memimpin tentu ibu Kepala dinas dan pesertanya para kepala bidang, kepala UPTD, Kasubag TU sekaligus para pejabat fungsional madya dan muda.

Tapi kali ini rapim atau rapat pimpinan ini menjadi istimewa karena selain arahan dari kepala dinas dan evaluasi rutin dari masing – masing kepala UPTD dan Kepala Bidang juga ada hal berbeda. Yakni ada sesi spesial yang membolehkan seluruh peserta yang hadir bisa tertawa bersama, berdiri dan saling tersenyum malah ada juga sesi paciwit-ciwit lutung.

Apa itu yang dimaksud paciwit-ciwit lutung?”

Itu adalah aktifitas minimal 2 orang dimana posisi tangan yang satu posisi mencubit dan satu lagi dengan tangan terbuka. Diatur oleh sebuah aba-aba dengan kode kata yang sudah disepakati maka disaat kode kata diucapkan maka segera tangkap tangan temannya sekaligua menghindari sergapan tangkapan teman di tangan yang berlawanan.

Terbayang nggak?”
“Nggak!”

Ya sudahlah kalau sulit memahaminya tapi yang pasti penulis mencoba mendeskripsikannya dalam jalinan kata-kata. Semoga bisa dibayangkan sebagai kegiatan sebenarnya. Ada hal yang lebih penting adalah esensi dari acara tersebut adalah sesi ice breaking dari seorang motivator muda terkemuka sebelum masuk ke sesi presentasi dengan tema ‘The Winning Team’.

Siapakah motivatornya?”

Tentu saudara atau akang atau bapak Agung Fatwa STAR Training & Consulting yang sudah malang melintang di panggung motivasi dalam kurun waktu 10 atau 11 tahun ini, “Eh atau lebih ya?”

Sebuah tanda tanya besar ini menggerakkan raga ini untuk mencari bukti tentang kepastian seberapa kenal penulis dengan sosok muda berbakat namun bersahaja ini.

Maka sembari bersiap melakukan prosesi pribadi yaitu melakukan penyeduhan kopi manual dengan peralatan bejana kaca, corong V60 plus kertas filter dan aur panas. Sementara biji yang akan dieksekusi adalah kopi arabica gunung pangrango  dari Seribu Kopi roastery cimahi jenis fullwash process. Otak berputar memunguti kenangan termasuk berusaha mengingat sebuah buku keren karya kang Agung fatwa yang berjudul ‘BREAKING THE HABITS dengan konsep GREATnya (Goal – Realistis – Empati – Antusias dan Total). Sebuah buku motivasi dari seorang sahabat serta dibuktikan dengan bubuhan tanda tangannya tentu tidak lupa dengan jargon ‘Salam GREAT’ tertanggal 22 September 2015.

Maka prosesi menikmati kopi kali ini sekaligus membaca kembali sekilas buku keren ini sambil memproses penyeduhan manual kopi arabica dengan biji kopi hasil meroaster Seribu Kopi Cimahi yaitu biji kopi Arabica Gunung Pangrango. Prosesnya tetap dengan menggunakan manual brew V60, perbandingan 1 : 15 dan panas air untuk menyeduhnya 92 derajat celcius serta putar kanan untuk cucuran air dari teko leher angsanya.

Hasilnya tentu sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula) yang harus, panas dan menenangkan. Sruputan perdana memberikan sensasi rada dengan body yang cenderung bold serta acidity medium. Aftertastenya muncul selarik rasa berry kacang tanah tapi memang karena fullwash, bodynya cukup mendominasi.

Sruput dulu kawan, biarkan cairan kopi pemberi kedamaian rasa ini menari di mulut ditemani liukan lidah hingga selanjutnya meluncur menuju lambung dan menghangatkan seluruh raga tanpa kecuali.

Kembali ke suasana Rapim Dinas sosial Provinsi Jawa barat yang semakin gaduh dan bervariasi apalagi pada sesi motivasi ini. Setelah bergerak bersama, berdiri dan menari tarian bebek eh ayam klasik yang ritmenya semakin cepat juga bagaimana konsentrasi pendengaran dan penglihatan masing-masing menjadi sumber keceriaan. Maka sesi materipun dibawakan dengab piawai oleh Kang Agung Fatwa meskipun dengan waktu singkat tetapi poin – poin pentingnya tersampaikan.

Semoga tidak tereduksi oleh penyakit yang terkadang hadir dari sebuah pertemuan yaitu BARHo (bubar poho / bubar rapat semua lupa) hehehehe…. tapi bisa melekat dan terpatri sehingga kami, kita para peserta yang hadir yang notabene memegang amanah jabatan masing – masing dapat memahami, meresapi dan bersama-sama untuk berkolabor-Aksi dalam pelaksanaan kegiatan san program Dinsos Jabar 2024.

Terdapat 6 langkah yang disyaratkan untuk meraih kesuksesan bersama dengan tajuk
The Winning Team by Agung Fatwa yaitu :
1. Kepemimpinan yang kuat dan pendukung yang berkualitas (Strong Leader & Folllowership)
2. Tujuan bersama
3. Zero Ego & Up Potensi
4. Rencana, Tindakan & Evaluasi
5. Berani ambil Resiko untuk Kemajuan Tim
6. 100% Terlibat semua (Collabor – Aksi)

Itulah sebuah sesi motivasi yang lengkap berkaitan dengan diri penulis ini. Karena ada histori, ada kopi, ada presentasi dan akhirnya adalah peningkatan pemahaman diri secara pribadi dan bersama-sama bahwa maju bersama akan menghasilkan pancaran sinar kinerja yang lebih cemerlang dibandingkan maju per unit kerja saja. Salam Cemerlang Salam Raharja, Wassalam (AKW).

SELEBGRAM & KOPI

Pagi dapat presentasi dari selebgram dilanjutkan ngopi bersama seduhan sendiri.

CIBABAT, akwnulis.com. Disaat berpasang mata memandang takjub kepada pembicara maka kecenderungan akan memahami materi lebih besar. Karena konsentrasi terpusat kepada siapa yang ada dihadapan mata. Itulah yang terjadi pada sesi peningkatan kemampuan teman – teman dinas sosial provinsi jawa barat yakni pertemuan khusus pegawai dengan tema ‘How to Improve a public speaking for employee’ yang disampaikan oleh saudari Iestri Kusumah, S.Psi, CBC.

Dengan pengalaman jam terbang sebagai selebgram yang memiliki 35,8 ribu follower dan juga pendiri @psytalkingindonesia serta bejibun aktifitas lainnya tentu memberikan aura motivasi tersendiri bagi para pegawai dinsos jabar untuk kembali belajar berbicara di depan umum dengan percaya diri dan terarah. Secara modal pribadi, para pekerja sosial dan penyuluh sosial serta para pejabat struktural dan fungsional lainnya ada yang sudah terbiasa berdiri dan berbicara di depan umum. Ada juga yang masih tergagap jika harus tampil didepan umum meskipun sebetulnya yang hadir adalah teman – teman sendiri.

Keseruan dalam acara ini semakin meningkat karena interaksi dan latihan berbicara secara langsung menjadi tantangan tersendiri. Ternyata antusiasmenya bertahan hingga akhir sesi. Alhamdulillah.

Selanjutnya berbicara antusiasme, maka penulispun sama. Fokus dan memberikan perhatian yang sama. Tetapi tentu harus disandingkan dengan hadirnya kohitala, kopi hitam tanpa gula. Hanya saja tidak enak ke teman – teman yang lain kalau ternyata ngopinya sendirian di ruang rapat besar, padahal banyak mata yang akan memandang.

Kumaha atuh?”

Berfikir cepat memutar otak, agar terjadi keseimbangan rasa. Antara antusiasme belajar dan menyeruput kopi racikan sendiri. Maka cara terbaik tentu tuntaskan satu persatu. Mari kita ikuti wejangan eh paparan materi dari pembicara cantik kita kali ini sekaligus belajar kembali bagaimana memantaskan diri untuk berbicara ‘sempurna‘ dihadapan banyak orang khalayak ramai.

Akhirnya sampai sesi ini berakhir, seluruh peserta antusias dan menerima materi yang diberikan dengan ikhlas. Semoga bisa menambah wawsan keilmuan dan menguatkan kepercayaan diri masing-masing.

Lalu ngopinya kapan?”

Setelah acaranya tuntas, segera kembali ke ruangan kerja. Ternyata ada tamu kehormatan, bapak sekretaris Bappeda sudah menunggu dan tujuannya sederhana, ingin silaturahmi sambil minum kopi bersama. Tanpa banyak basa – basi maka diksi selamat datang diabaikan tetapi tangan sederhana ini segera beraksi mempersiapkan peralatan untuk prosesi penyeduhan kopi secara manual.

Bejana kopi dipasang dengan corong V60 dan tak lupa kertas filter. Sementara air panas sudah berproses untuk mencapai derajat diatas 92 celcius. Lalu takaran gramasi 26 gram dengan asumsi untuk dinikmati sekaligus 2 porsi sehingga tidak bolak balik menyesuh kembali.

Kopi yang dipilih adalah arabica wine dari tonas coffee tentu menjadi jaminan keharuman dan kenikmatan juga aftertaste yang teruji tak perlu diragukan lagi. Tunggu ya.

Akhirnya setelah berproses dan penyeduhan manual dilakukan maka saat yang dinanti telah tiba. Menyeruput kopi bersama dengan pak sekretaris bappeda di ruang kerjaku. Melengkapi momen hari ini yang diawali dengan presentasi selebram yang menggugah hati dilanjutkan kehadiran sesama ‘ulis‘ untuk berdiskusi sambil menikmati sajian kopi racikan eh seduhan sendiri. Alhamdulillahirobbil alamin. Selamat menikmati hari dan mensyukuri semua momentum kehidupan ini. Wassalam (AKW).

PANTUN LEPAS SAMBUT KADINSOS JABAR

Sebuah ungkapan rasa yang hadir dalam rangkaian kata..

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah pertemuan selalu beriringan dengan perpisahan, sebuah kebersamaan ada saatnya harus menyesuaikan dengan keadaaan. Secara harfiah perpisahan ini hadir karena sebuah prosesi pelantikan pejabat tinggi pratama di lingkup pemerintah provinsi jawa barat. Salah satunya yang beralih tugas adalah bos kami, bapak kami, guru sekaligus orangtua kami. Bapak dr. Dodo Suhendar, MM menjadi Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Barat dan dilanjutkan oleh Kadinsos baru, Ibu DR. Ida Wahidah Hidayati, SE, SH, M.Si.

Sebagai refleksi campur aduknya rasa, maka jalan terbaik adalah disampaikan dengan rangkaian kata karena jika diucapkan khawatir terbata-bata. Juga ditulis dalam bahasa sunda sebagai sebuah pesan bahwa selain ungkapan rasa juga ada semangat menjaga atau melestarikan bahasa ibunda.

Haturan….

Pantun Lepas Sambut Kadinsos Jabar 070923

Mapay desa nu baranang
Manggih domba disimbutan
Aya mangsana datang
Aya oge mangsana amitan

Tukang gula disangka semah
Nu ditiung mamawa runtah
Baheula datang kusabab amanah
Ngawangun nagri ngarah tumaninah

Ngarendos peuteuy keur parab oray
Isukna tuluy disangrai
Sanaos ayeuna atos paturay
Silaturahmi mah ulah peuray

Catang regas dina bantal
Mulung bendo eusina hurang.
Wilujeng tugas ditempat enggal
Bapak Dodo, guru oge sepuh urang.

Neang gaang ditengah sawah
Kudu dikawal bisi kabawa caah
Ayeuna diteraskeun ku ibu ida wahidah
Dinas sosial nu pinuh berkah

Daun ragragan kana rancatan
Nyandak pajeng nyingkahan begal
Pileuleuyan juragan kadis mantan
Mugi langkung majeng ditempat enggal

***



Demikian ungkapan rasa yang ditumpahkan dalam rangkaian kata. Ingin terus menulis tapi jemari tak kuasa menahan tangis. Akhirnya biarkan waktu yang abadi menjadi saksi silaturahmi kita. Menjadi saksi bahwa bapak membawa perubahan, inovasi, sinergi dan kolaborasi di dinsos raharja ini.

Wassalam, (AKW)

DEFILE – AJOJING & KOPI.

Semua hadirkan kabisa dan ngopi tetep harus bisa.

CIMAHI, akwnulis.com. Keriuhan pagi hari menjelang siang di halaman tengah kantor begitu menyenangkan. Semua terlarut dan menikmati rangkaian acara yang direncanakan, diatur dan dikordinasikan oleh para ASN muda, generasi penerus birokrasi yang sekarang bertugas di Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Sebuah prosesi regenerasi dari generasi ‘kolotnial ke millenial’ secara teknis kegiatan tetapi secara kebijakan dan dukungan keseluruhan tetap diaping dan diawasi oleh para kolotnial.

Pagi hari yang menjadi momentum dimulainya rangkaian acara di lingkup dinas dengan melibatkan seluruh elemen yang ada. Baik berdasarkan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan pelayanannya juga di lingkup bidang dan sekretariat. Semua tumpahkan ide kreatifitasnya untuk menjadi bagian baik dari sisi performance kekompakan kelompok ataupun individu dengan batasan waktu yang ketat.

Juga penggunaan aksesoris defile yang tidak berlebihan, apalagi menjadi beban biaya untuk sewa peralatan. Semua berusaha optimal meskipun tetap dibalut dengan kesederhanaan. Karena kembali kepada philosopi kemerdekaan di lingkup dinas, bahwa peringatan kemerdekaan bukan berarti hura-hura tetapi memperingatinya dengan bersama-sama ceria dengan konsep dari kita, oleh kita dan untuk kita.

Judul resminya adalah defile masing-masing dan dipersilahkan menampilkan aneka kreatifitas yang ada tentu dengan batasan waktu yang tertata. Maka berbagai kreatifitas hadir beraneka, dari mulai gerakan baris berbaris yang kompak tapi lucu, marching band, vocal grup, joged bersama, pantun jenaka, yel-yel hingga retsing (kabaret singkat). Semuanya dilakukan dengan gembira, apalagi dikala terjadi kendala membuka konfeti atau ada juga musik pengiring telat hadir, maka tawa membahana menjadi penanda keceriaan.

Sebagai implementasi penilaian yang mengusung tema independensi maka dewan juri diambil dari para expert yang fashionable serta paham tentang rumus baris berbaris. Ada bunda juju perwakilan mitra, ibu Nina pimpinan DWP juga bapak Azis Zulfikar seorang ASN kreatif yang selalu tampil elegan. Inilah yang diembani amanah oleh panitia memberikan penilaian yang akhirnya akan diumumkan pada acara penutupan nanti di akhir bulan agustus 2023.

Ada satu kata yang menjadi kesimpulan setelah semua defile melalukan tugasnya untuk menampilkan kamonesannya yaitu lagu sunda yang lagi hits bingit, yaitu lagu AJOJING. Lagu ceria ini memaksa segera bergoyang dengan ketukan gendang yang khas malah dikolaborasikan dengan musik koplo pantura-an.

Lagu eh musik ini menjadi primadona dalam defile ini, karena ada 4 kontingen menggunakanannya sebagai latar musik dan rata- rata semua bergoyang dengan kapasitas masing-masing. Dari mulai goyang dalam hati, goyang sedikit jari kaki hingga ngarengkenek bergaya jaipong yang pas banget dengan alur musik candu ini gan.

Ajojing ala ala ajojing…..  Ajojing ala – ala ajojing!!”

Maka sesuai arahan pimpinan untuk mentahbiskan AJOJING ini menjadi tema pendukung rangkaian acara memperingati hari kemerdekaan ini diperlukan penelaahan singkat jangan sampai sesat makna dan berakibat sesat rasa.

Berdasarkan KBBI, kata ajojing berarti ‘Dansa dengan cara berjingkrak. Sementara kalau terjemahan bebas lebih cocok sebuah singkatan : Ayo Bergoyang sambil jingkrak (Ajojing). Tapi ada juga seorang kawan membisikkan arti ajojing adalah, “Ayo berjoged… Jing!”

Upss..

Jangan gunakan arti yang terakhir karena sarat makna kata – kata kasar hehehehe. Supaya pikirannya cekas dan fokus maka perlu di doping dengan sajian kopi arabica sunda typica yang diseduh manual dengan corong V60. Sebuah cara menikmati kohitala tentu dengan metode sederhana dan menghasilkan cairan kopi yang apa adanya tapi mampu hadirkan body, acidity dan aftertaste yang berbeda.

Sajian kopi arabica sunda typica diabadikan terlebih dahulu dengan latar belakang sorai – sorai ramai para peserta, panitia, penonton, penggembira dan masing-masing manajer area yang beradu ketangkasan pada rangkaian lomba tradisional yang seru dan penuh canda tawa. Diawali dengan lomba tepung sehingga banyak peserta yamg cemong dan wajah putih, lomba kelereng sendok, balap bakiak dan balap karung berhelm.

Kembali sang pejuang tepung harus ditambah bau amis karena mengikuti lomba memasukkan belut estafet ke dalam botol terus balap makan kerupuk dengan kecap yang enak dan seru hingga akhirnya ditutup dengan lomba pecah balon. Lomba penutup yang dirancang oleh para milenial pengampu acara agar dari mulai lumuran tepung berpadu keringat, bau hanyir belut dan bubuk krupuk berbalut kecap serta jelas cucuran keringat ditutup dengan air segar dari balon yang pecah memberi kesegaran dan gelak tawa. Kalian semua luarrrr biasaa.

Nah urusan sajian kopi, ternyata arabica sunda typica menghadirkan keseimbangan rasa antara body dan acidity di level medium. Sementara aftertaste-nya ada rasa kacang tanah dan selarik lemon yang menyegarkan. Srupuut gan. Trus inget lagi tentang AJOJING, sebagai anak yang lahir dan besar dalam keluarga sunda itu maka makna ajojing adalah berjoged dalam suasana gembira. Baik sendiri ataupun berkelompok dengan iringan musik yang mendayu, bisa ketuk tilu, dangdutan ataupun jedag jedug atau jep ajep. Intinya bergembira dan bergoyang. Tapi tidak salah juga jika buat singkatan lain tentang ajojing ini yaitu : Aplikasi Jaringan Organisasi dan Jaringan Informasi Non Goverment.

Halah maksa pisan, terserah aja ah. Udah kita sruput kopi aja”

Maka sruputan ketiga menutup catatan bahagia sore kali ini. Sebuah acara pembukaan dan lomba-lomba ceria dan bahagia. Have a nice weekend kawan. Wassalam (AKW).

***

Catatan : bagi yang merasa photonya tidak tercantum disampaikan permohonan maaf, tapi kalau mau ya kirim saja photonya. Cekidot.

KOPI GAPURA – ZUMBA – PRESENTASI ASAFUNYA

Ngopi Kerja Kerja Ngopi, ya Ngopi ya kerja…

BANDUNG, akwnulis.com. Perjalanan pagi yang menyenangkan menuju arah dataran tinggi Bandung utara, tepatnya sebuah kawasan resort yang cukup sering didatangi baik urusan pekerjaan atau sekedar nongkrong dan ngopi di cafe CUPBa dengan produk spesialnya yaitu cold brew 3 bln dan 6 bulannya. Rasanya spesial, asem kecut, manis agak nyereng… apa ya nyereng itu bahasa sunda, dalam bahasa indonesianya adalah rasa yang menyengat manakala meminum minuman, biasanya yang bersoda. Nah ini kopi tanpa soda tapi tetap miliki rasa sengatan yang unik.

Tapi tulisan kali ini adalah momen ngopi disini tapi kopinya berbeda. Kopi hasil racikan sendiri di rumah dengan metode manual brew V60 dan biji kopinya adalah arabica wanasuka dari seribukopi roastery bapak ampi Cimahi. Dibawa di botol dan tak lupa membawa gelas kaca mini phirex kesayangan. Setiba di lokasi langsung mengarah ke atas kiri, tepatnya ke Pasar Kebun. Sebuah nama untuk kawasan belanja alami dan nongkrong di weekend kalau nggak salah. Setelah berkeliling sedikit lalu mendaki dengan tangga besi hingga mencapai halaman belakang hotel yang sekarang sudah punya ornamen baru yaitu gapura ukir dengan gaya bali.

Ingatan ini segera melesat ke pulau dewata Bali. Perjalanan 2 jam dari kota Denpasar menuju kabupaten Karang Asem dengan mobil rental. Berhenti di area parkir dan dila jutkan dengan shuttle dituntaskan berjalan kaki sekitar 9 menit hingga tiba di area pura lempuyangan. Weits perjuangan belum tuntas, undakan anak tangga menjadi tantangan pamungkas hingga akhirnya mencapai titik gerbang Gates of heaven yang viral itu tuh. Berlatar belakang gunung Agung yang megah, pasti epic deh hasil photonya.

Tapi khan nggak mungkin tiap minggu atau sebulan sekali ke bali atuh, jebol kantong dan ngak bekerja ini teh?… mah kalau bicara kemiripan tentang gerbang ini terdapat juga bentuk gapura ini di area candi kleco karang anyar jawa tengah. Minimal kalau mau kesini dari bandung bisa tancap gas pake mobil, bis atau juga touring motor via jalan darat. Inipun posisinya berada di dataran tinggi gunung lawu dan diberi nama candi cetho dimana cetho itu artinya jelas. Jelas melihat pemandangan dari dataran tinggi.

Terlepas dari itu semua, kehadiran gapura ukir beton ini menambah kelengkapan titik intagramble yang akan menghiasi halaman media sosial pengunjung, penginap dan pelewat. Maka sebagai pengopi perlu diabadikan momentum menikmati sajian kopi disini. Tentu sambil duduk dan ditemani semilir angin pagi yang mendamaikan hati.

Ternyata pagi ini menikmati esensi ngopi ada 2, yaitu menikmati kopi dan mengopi suasana pagi. Sebuah saat dimana mengembalikan mood dan membuahkan semangat untuk terus bekerja dan bekerja tapi tetap tidak lupa memaknai dan mensyukuri semua kenyataan yang ada.

Kopi disruput sambil duduk dilanjutkan ikut bergerak badan sedikit dengan musik zumba yang energic, apalagi iringan musiknya dengan musik jedak jeduk kekinian seperti kolaborasi ikan dalam kolam, flowernya Ji sung hingga lagu hits domba kuring. Hayu joged sedikit kawaaaan…

Sebagai penutup sesi ngopi pagi ini maka dengan terpaksa meninggalkan gelanggang zumba dan melangkah menuju lokasi pertemuan dimana akan mendampingi pimpinan memaparkan inovasi gerakan pengelolaan aset dengan jargon ASAFUNYA, asetnya ada fungsinya nyata. Agak malas pergi menjauh dari haru biru musik yang menyenangkan ini, tapi apa mau dikata, keputusan harus dilakukan.

Ternyata ada sedikit perubahan rencana, disaat melewati area kolam renang dan melibat stok kopi siap minum ini masih ada setengah botol, kenapa tidak mari dinikmati dipinggir kolam renang ini. Segera menuju kursi santainya, siapkan gelas dan botol kopinya, tuangkan dengan seksama. Santai dulu guys, nangkarak sambil sruput kopi, nikmat pisan… Alhamdulillah.

Dan… ngopi terakhir sesi kali ini adalah dikala persiapan untuk mengikuti tahapan presentasi. Ngopi di meja peserta disamping pak bos yang sedang bersiap untuk tampil sebagai panelis selanjutnya. Selamat memaknai rangkaian hari kerja dan ngopay jangan lufaa… eh lupa. Wassalam (AKW).

KOPI & BAYI YG MENYAYAT HATI.

Sruput kopi bersama bayi – bayi yang menyayat hati.

BATUNUNGGAL, Akwnulis.com. Keberangkatan berdinas pagi ini adalah sebuah janji yang berulangkali dijadwal ulang karena berbagai pertimbangan dan alasan. Alhamdulillah baru menjelang sianglah raga ini mulai bergerak menuju wilayah buahbatu tepatnya di kawasan batununggal Kota Bandung.

Judul resminya monitoring dan evaluasi program dan kegiatan terutama pengelolaan anggaran semester I yang telah berakhir di akhir bulan juli lalu, jadi pasukan tim perencanaan dan pelaporan hadir bersama-sama. Maka dari Cimahi melewati tol gate baros 2 dan keluar di toll gate buahbatu, lalu lintas cukup padat seperti biasa. Lalu setelah dijalur utama ada belokan ke kiri ke kawasan batununggal dan disitulah tujuan kita hari ini.

Penyambutan begitu hangat dari Kordinator Satuan pelayanan anak dan balita yang merupakan satuan pelayanan dari UPTD PPS Griya ramah anak yang terletak di daerah pagaden subang. Sekaligus juga hadir ibu Kepala UPTDnya yang kebetulan sedang monitoring ditempat yang sama. Ditambah pak kepala bidang rehabilitasi sosial ikut bergabung sehingga menyempurnakan kunjungan kerja monev kali ini.

Karena judul kegiatannya adalah silaturahmi dalam rangka monitoring dan evaluasi maka berkeliling area satuan pelayanan ini menjadi langkah pertama. Meskipun baru lantai 1 saja dan dilanjutkan dengan meriung bersama di ruang pertemuan untuk berdiskusi dan membahas berbagai hal termasuk tema tentang pengasuhan anak alias fortesker… eh salah, Foster Care.

Maka penjelasan awal dari ibu Kasatpel PSAB dilengkapi ceriwisnya ibu Kapus GRA membuka wawasan dan pemahaman bahwa pelayanan sosial ditempat ini berbeda dan menyimpan aneka cerita dan drama.

Tapi sebelum jauh membahas tentang drama dan sinetron, maka menikmati kopi hitam tanpa gula yang sudah tersaji didepan mata adalah keharusan yang nyata. Hayu sruput dulu.

Kopi tersaji di cangkir putih, mengubah hati ceria dan tidak lagi tertatih. Memikirkan aneka cerita yang begitu menyayat hati tentang kenyataan dan hadirnya para bayi di tempat ini.

Para bayi, begitu banyakkah?”

Bagaimana kondisinya?”

Pertanyaan ini tentu menyeruak, dan jawaban singkatnya adalah terdapat 17 bayi dan 10 anak yang ada di satuan pelayanan ini. Bayi – bayi tak berdosa ini ada di lantai 2 dan akan segera dihampiri setelah diskusi ini diakhiri.

Disarankan makan siang dulu bersama sebelum naik ke lantai 2, khawatir suasana hati menjadi gundah setelah bertemu dengan bayi-bayi dan selera makan menghilang. Padahal penulis mah santuy urusan makan mah, makin sedih makin lapar, makin galau makin lapar apalagi pas lagi senang, tentu makin banyak ruab-raeb*) makan banyak. Pantesan badan makin membulat dan masagi.

Dikala raga dibawa kedua kaki melangkah menaiki tangga ada rasa berbeda di hati ini, entah sugesti karena cerita tentang nasib anak bayi atau alasan lain, yang pasti secuil sedih terbit di sanubari.

Sebelum memasuki ruang balita diwajibkan menggunakan hand sanitizer yang tersedia di samping kanan pintu masuk. Crot crot crot.. usap usap usap di kedua tangan dan masuklah ke ruangan perawatan.

Jeng jreeng…. wajah wajah bayi mungil bersih terawat dan penuh harap terpampang nyata di depan mata. Dikala kedua tangan terulur maka langsung disambut dengan semangat bayi yang baru bisa berdiri dan dikala digendong dan dipeluk, senyuman indah dari mahluk kecil ini meluluhkan hati. Apalagi pas coba dikembalikan ke boxnya, tangannya tetap terulur untuk bersiap digendong lagi…. hap gendong lagiiii… terjadi sampai 3x tapi para pengasuhnya segera ambil alih dan sang bayi langsung menangis, mungkin marah atau sedih karena tidak boleh digendong lagi.

Bayi lainnya ada beberapa yang cacat sejak dilahirkan, hingga usia 3 tahun ini hanya tergolek lemas dengan kondisi mengenaskan. Bayi ini hadir kedunia karena kasus inces ayah kandung memperkosa anak kandungnya sendiri dan melahirkan bayi-bayi ini. Lalu bergeser ke box yang lain, terlihat senyuman lebar bayi putih montok yang sebelumnya ternyata dibuang oleh ibunya sesaat setelah melahirkan dan tergolek di lantai rumah kosong bersama ari-ari tanpa dibungkus selembar kain sekalipun.

Ada juga yang terbaru, bayi mungil yang dibuang di pinggir sungai citarum daerah nanjung. Bayi di tas dengan posisi terbalik dan hampir terjatuh ke aliran sungai, alhamdulillah ada warga yang menemukan dan menyelamatkan. Ada juga yang dibuang di dalam dus dan satu lagi bayi yang terlahir di belakang pasar dari seorang ibu yang menderita ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) sehingga setelah melahirkan ditinggalkan saja sang bayinya begitu saja.

Ah cerita – cerita pahit yang nyata dan sekarang bayi – bayinya hadir di depan mata. Salah satunya sedang digendong dengan wajah ceria, jauh berbeda dengan kondisi mengenaskan dikala ditemukannya.

Kopi pahit yang tersaji tadi tidak ada apa-apanya dibandingkan nasib mahluk – mahluk kecil yang begitu menyedihkan ini. Tapi disinilah ihtiar negara untuk hadir, merawat, menyayangi dan mencintai mereka sehingga tumbuh menjadi anak ceria.

Sebagai penenang hati maka raga ini beranjak pergi meninggalkan ruang perawatan bayi dan kembali ke ruang rapat tadi. Mencari dan menyambar secangkir kopi lalu menyeruputnya sambil berdoa kepada Illahi, semoga semua kenyataan ini bisa dijalani dan anak bayi ini segera ada keluarga yang menyayangi dan mencintai sepenuh hati.


***

Sebagai pengobat gundah gulana yang melanda karena melihat kenyataan yang ada. Segera berpamitanlah kepada ibu kasatpel dan ibu kapus bersama jajarannya. Maka janjianlah dengan pak Kabid rehsos untuk mendiskusikan langkah lebih lanjut di tempat ngopi sekitar  kantor satpel ini, yaitu di Cafe Coffee ON terletak di jalan terusan buah batu no.181 kujangsari kecamatan bandung kidul Kota Bandung.

Sajian manual brew V60 dengan pilihan biji arabica natural menemani perbincangan sore ini dilengkapi dengan sajian kedua manul brew V60 japanese yang menyegarkan. Mengalirkan ide dan berbagi pandangan tentang mekanisme foster care dan adopsi juga dibahas tentang kriteria COTA dan aneka cerita. Wassalam (AKW).