KOPI HALU BANANA – Pelabuanratu.

Sruput Kopi di Palabuanratu…

PELABUHANRATU, akwnulis.com. Perjalanan 5 jam Bandung – Sukabumi, tepatnya Pelabuan ratu cukup melelahkan, meskipun sempat sedikit rehat di daerah Warung kondang. Berhenti sesaat dan bersilaturahim dengan kolega lama adalah sebuah cara menjaga marwah persahabatan hakiki tanpa tendensi apa-apa.

Dikala kendaraan mulai melewati daerah Warung kiara, sudah pede bahwa sebentar lagi tiba. Eh ternyata jalan masih berkelok meliuk-liuk melewati punggung bukit dan lembah hingga menemukan daratan rata memasuki wilayah Citarik dan  daerah Bagbagan, wah sebentar lagi tiba.

YOUTUBE : NGOPI DI PELABUAN RATU

Langsung jemari searching keyword ‘cafe kopi pelabuanratu’, jreng…. beberapa nama cafe dan warung kopi hadir di hadapan. Semua memberi harapan namun tetap harus ada pioritas yang akan didatangi karena waktu terbatas dan hari sudah menjelang malam.

Tapi kembali, kesenangan menikmati kohitala ( kopi hitam tanpa gula) harus ditahan sejenak karena ada panggilan dari penguasa untuk sowan sejenak ‘bisi teu diaku dulur’ ( takut nggak dianggap saudara). Maka diskusi hangat dan berbagai trik dan tips kehidupan didapatkan dari percakapan sore yang santai. Baik tentang persahabatan, alternatif masa depan mengikuti perkembangan jaman, hingga tata etika non feodalisme dilengkapi dengan derai tawa dan desah nafas kepedasan setelah menyantap sajian indomie kuah bertabur potongan cabe rawit dan secangkir bandrek panas, maknyus guys.

Setelah ucap pamit dengan berat hati, maka kembali membuka smartphone dan meneruskan pencairan eh pencarian kafe kopi tadi dan berhitung jarak. Juga iseng dikirim pesan pada nomor yang tertera, terutama terkait metode pembayaran karena uang cash tinggal selembar. ‘Kami nggak punya mesin EDC, tapi bisa bayar via QRIS’…. Jawaban yang melegakan… meluncurrr.

Ngengg…. dengan patokan SPBU dan TPI ( Tempat pelelangan ikan) Pelabuan ratu. Kami menuju TKP (Tempat Ko Pi) yang bernama Kafe Kopi Siliwangi…. ternyata dekat dari tempat sowan tadi, hanya 4 menit guys.

Tempat kafenya strategis di jalan besar dengan posisi nongki bisa outdoor ataupun indoor, tinggal selera masing-masing untuk sekedar duduk diluar sambil merokok atau di dalam mendengarkan suara penyanyi yang sing a song santai pake karaoke youtube.

Tiba di dalam kafe langsung menyerbu ke tempat barista dan menemukan 2 buah bean sebagai calon sajian V60 yaitu Bean arabica halu banana dan bean arabica karo  sumatera. Asyiiik….. coba yuk ah.

Eits disamping kanan ada mesin roasting, wah keren nich. Bisa ngatur kualitas dari bean yang tersaji…. jadi penasaran.

Kang, pesen V60 yang arabica halu banana dilanjut yang arabica karo sumatera”

Siap Kakak, moo pake 1 : 10 atau 1 : 15?”…

Mainin 1: 10 dong, makin strong makin mantab”

Ditunggu Kakak”.

***

Sambil menunggu prosesi seduhan manual oleh sang Barista maka mencoba menikmati suasana dan mendengarkan dendang lagu yang sedari tadi membahana. Berdamai dengan keadaan dan ikuti vibe yang ada, maka rasa nyaman akan tercipta.

Sajian pertama hadir, Arabica Halu Banana yang diseduh oleh kang Sandi sang Barista yang tenyata satu aliran yaitu grup suhu sembilan dua. Sruput perdana membuahkan rasa, kepahitan body medium strong menenangkan raga yang sedikit terganggu karena nyeri di kaki kiri yang tadi pagi terkilir di halaman kantor di saat mengejar apel pagi bersama.

Acidity khas arabica halu yang medium up, terasa menyapa langit-langit mulut dan berakhir dengan after tastenya fruity serta selarik rasa banana memenuhi janji namanya… sruput lagiii..

Sajian kedua adalah Arabica Karo Sumatera, Bodynya strong dan acidity medium standar plus aftertaste sedikit hampa. Tetapi tetap dibalik kepahitannya hadir sebuah kesadaran bahwa kenikmatan menyeruputnya bisa mengurangi kenangan pahit bersamanya, ahaay.

Yang pasti kedua sajian manual brew V60 kali ini kembali menjadi kolaborasi rasa yang memberi ketenangan jiwa sekaligus menguatkan semangat untuk terus bergerak menuju Ujung Genteng Sukabumi dengan jarak sekitar 85 km lagi membelah malam dari titik ini.

YOUTUBE : UJUNGGENTENG – CILETUH : mantai, kerja kerja, ngopay.

Selamat bergerak dan tak lupa ngopi. Wassalam (AKW).

Kopi KOMA

menikmati Satu titik dua koma…

Photo : Japanese Arabica Gayo by Kopi KOMA / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Tangan mungil menulis di atas kertas pink wangi mawar, –satu titik dua koma, kamu cantik aku cinta-……… ahaay gombalan jadul anak 90an kembali hadir menggoda pikiran… ternyata waktu berlalu begitu cepat dan tak terasa, kepala 4 sudah di tangan, jangan macam-macam, tinggal bagaimana menata diri dan memastikan tujuan dalam kehidupan.

Sruput dulu…… nikmaat.

Segelas japanesse arabica gayo menemani hari ini, memberi rasa cerah ditengah suasana kesibukan yang begitu silih berganti bertubi-tubi. Cafenya simpel tetapi ciamik dengan harga sajian yang terjangkau, 25ribu.

“Dimana ini teh?”

inihh jawabannyaa…… Itu tadi nyambung sama gombalan jadul, nama cafenya KOMA kopi. Alamatnya di Jalan Siliwangi Bandung di seberang bank Mandiri. Cafenya simpel berlantai 2 dengan konsep minimalis tapi manis. Cocok buat nongkrong sendirian sambil mendamaikan pikiran dan lebih cocok tandem sama pasangan, bisa juga buat kumpul nyampe 10 orang di lantai 2 nya.

Ah udah ah… gitu aja dulu yaah. Wassaalam (AKW).

Cawene Coffee

Mendung menggelayut, nyeduh kopi bikin terhanyut.

Photo : Cawene Coffee siap dinikmati / dokpri.

CiMAHi, akwnulis.com. Pagi sedikit mendung disaat mentari malu-malu menampakkan diri, mungkin berlanjut hingga siang hari nanti. Cuaca menjadi nyaman jikala nanti mau berjalan-jalan di siang hari, tanpa khawatir sengatan panas yang mengganggu proses pengelupasan kulit muka, maklum lagi perawatan… awwww.

Enaknya ngapain yaaaa?”

Sebuah pertanyaan yang sangat penting, karena akan menentukan gerakan tubuh selanjutnya. Apakah akan melepas selimut hidup yang sedang membungkus raga ini?.. atau tetap bercengkerama dalam tatap dan kelembutan yang halalan toyyiban?… kembali aneka opsi menjadi pilihan.

Ternyata, diskusi adalah cara efektif untuk menyamakan frequensi, membangun kebersamaan persepsi yang akhirnya berusaha bersinergi. Keputusannya adalah melepas sementara selimut dan beringsut menuju ruang tengah untuk menikmati kenikmatan hidup lainnya meskipun sebagian orang menyebutkan sebagai kepahitgetiran.

Apa itu kawan?”

“Yaaa…. Ngopaay.. eh seduh kopiii!!!”

***

Siang ini yang menggoda selera untuk segera dieksekusi adalah sebuah mahakarya, artisan coffee dari Garut Jawa Barat.. pasti arabica bean dengan label CAWENE COFFFEE.

Tanpa perlu berlama kata, maka air panas disiapkan, kertas filter, corong V60, glass server, timbangan, dan tidak lupa… ya kopinya atuhhh… eh bubuk kasar kopinyaa… Cawene coffee.

Setelah corong V60 berlafis.. eh berlapis kertas filter sudah dibasahi air panas, maka prosesi perseduhan manual kopipun akan segera dimulai…..

3 sendok makan bubuk kopi arabica Cawene…. yaa sekitar 20gr Cawene sudah pasrah menunggu sentuhan air panas 92° celcius. Mengucur perlahan, memutar melawan arah jarum jam. Aroma harum menyeruak, serpihan biji diseduh air telah membebaskan aroma yang terpendam dalam biji kopi Cawene ini…. aslinya harum pisan.

Gelas server Dugio300 menampung tetesan kopi hasil filterisasi manual brew V60 di pagi yang mendung ini. Perlahan tapi pasti mendungnya siang berubah jadi ceria, semarak, seiring dengan prosesi manual brew yang memasuki titik akhir.

Photo : Kopi Cawene bersama corong V60 / dokpri.

Sambil menanti tetesan akhir kopi cawene berkumpul di gelas server, mencoba mencari makna Cawene. Ada yang mengartikan Cawene itu cawan dan berkaitan dengan Uga Wangsit Siliwangi yang terkait tentang satria piningit. Sementara dalam kamus bahasa sunda online (unverified) menyebutkan Cawene ini perawan, senada dengan sebuah pendapat yang menghubungkan dengan syair lagu sunda jaman jadul yang menyandingkan ‘bujang’ dengan ‘cawene’.

Apapun pengertiannya, penulis mah seneng aja kerana eh… karena bentar lagi moo nikmatin kopi cawene ini, hasil manual brew V60 olangan….

Kopi cawene yang diseduh ini dengan label Cawene coffee, artisan coffee & roastery. Process natural medium to dark. Diroasting tanggal 04.03.2019, ground coffee berbungkus hitam dengan berat 250gr. Arabica premium, Garut origin west java indonesia. PIRT 5103205011019-23

Harga free karena ada yang ngasih, hatur nuhun Pak Haji 🙏🙏….

Jeng jreeeng…. sajian kopi sudah siaaap.

Cuuur….. dituangkan ke gelas kaca mini kesayangan…

Sruputt.. kumur dikitt… hmmmm

Woaaah…. nikmaatnyooo. Aromanya harum banget, bodynya mantaabs, bold euy.. tebal berisi… dipadu oleh aciditynya yang juga medium high… bikin sensasi ‘ninggal’-nya semakin kentara. Taste yang menyeruak adalah tajamnya rasa fruitty, khususnya lemon dan sedikit jeruk nipis plus tamarind… juga kayaknya muncul rasa berry….

Over all, mantabs nikmat.. tapi untuk pemula mungkin belum pas. Karena akan terkaget dengan body dan aciditynya yang seolah mencengkeram lidah memahitkan mulut.

Buat penikmat kopi hitam, ini recomended.

Srupuut…. nikmaat. Happy wikend guys. Wassalam (AKW).

****