FESTIVAL DULAG ISTIMEWA 1446 H – Catatan kecilku.

Sebuah catatan kecilku dalam membersamai even FDI (Festival Dulag Istimewa)

BANDUNG BARAT, akwnulis.id. Gema takbir silih berganti dengan sukacita menandakan hadirnya bulan syawal yang begitu gempita. Rasa sedih hadir karena bulan ramadhan segera betakhir, tetapi juga gembira karena bisa melewati satu bulan momentum hari – hari puasa dengan mengisinya beraneka aktifitas yang bukan hanya bicara tentang lapar dan dahaga tetapi yang terpenting adalah melatih diri untuk menjaga derajat taqwa serta mensucikan diri menguatkan niat untuk melakukan ibadah – ibadah terbaik di sebelas bulan yang terbentang dihadapan mata. Sebelum bersua dengan bulan ramadhan tahun depan, Insyaalloh.

Berawal dari diskusi sederhana bersama bapak bos kita, pak KDM, bapak Gubernur Jawa Barat tentang aktifitas memukul bedug di bulan puasa ternyata berlanjut dengan tantangan yang tidak biasa, inilah pwrcakapannya :

Ari nakol bedug sabaraha warna?”
“Tilu warna pak” (baca tiluarna)

Diartikan dalam bahasa indonesia menjadi :

Kalau memukul bedug berapa warna?”
“Tiga warna” (baca dari luarnya).

Sebuah tatarucingan eh tebak – tebakan sederhana yang sudah menjadi percakapan biasa bagi anak – anak dan remaja di lembur atau di kampung tentang memukul bedug. Tahu kan bedug?… itu yang  ada di mesjid, biasa digunakan atau dipukul menjelang berkumandangnya adzan. Bentuknya seperti tong besar yang terbuat dari berbagai bahan baik dari kayu, drum bekas yang dibungkus dengan kulit kambing atau sapi dan satu sisinya bolong / kosong sebagai tempat keluarnya suara.

Bedug ini dipukul menggunakan pemukul atau disebut panakol, bisa dari kayu yang dibentuk seperti korek api tapi ukuran besar atauapun kayu/besi yang ujungnya dililiti kain atau karet sehingga nyaman digunakan sebagai pemukul.

Nah aktifitas memukul bedug itu disebut dengan ngadulag. Malah baju lebaran juga sering disebut baju dulag. Sehingga bedug dan ngadulag adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Sekaligus menjadi dasar perintah bagi pak KDM, Kang Dedi Mulyadi memerintahkan kami agar merancang, merencanakan dan menghadirkan even FDI (festival dulag istimewa) 1446 H di halaman gedung pakuan Provinsi Jawa Barat.

Maka bergeraklah kami dengan segera, mempersiapkan pelaksanaan festival dulag istimewa ini dengan segenap kemampuan kami yang ada. Tentu tantangan pertama adalah ketidakpahaman kami bagaimana sebuah even ngadulag eh nakol bedug ini secara teknisnya, sementara mau bertanya lagi kepada pak KDM, masih takut takut kita. Maka langkah awal adalah mencari referensi melalui media online sekaligus bertanya kepada orang – orang atau pejabat di kabupaten purwakarta, bagaimana gelaran festival ngadulag dilaksanakan di alun – alun purwakarta semasa pak KDM menjabat sebagai bupati purwakarta beberapa waktu yang lalu.

Tentu ditengah – tengah tugas lain yang perlu konsentrasi. Maka langkah demi langkah persiapan yang diawali dengan pembagian tim, penentuan nama dan siapa berbuat apa. Lalu menyusun timeline dengan target akhir adalah pelaksanaan FDI festival dulag istimewa ini yang akan dilaksanakan pada malam takbiran atau hari terakhir bulan ramadhan.

Dua pertanyaan besar yang menghantui kami, yakni : “Bagaimana format sebenarnya yang diharapkan oleh pak Gubernur terkait festival dulag inj dan apakah pelaksanaan shalat idul fitri atau hari pertama lebaran itu tanggal 31 maret 2025 atau bisa saja tanggal 30 maret 2025 memgingat pemberitaan sidang isbat akan dilaksanakan di tanggal 29 maret 2025 oleh kementerian agama?…”

Suasana mulai menegang…
Teman – teman di Biro Kesra segera mempersiapkan segalanya. Tentu dengan segala ketidaktahuan, namun semangatnya sama. Ini adalah tantangan yang harus dan bisa diwujudkan bersama-sama. Dengan dikomandani oleh bapak Kabag TU (syeh) Ahmad dan ketua teknis Aa Sofyan dan tim TU tidak hanya humas namun kolaborasi semuanya untuk mewujudkan konsep awal even ini.

Begitupun dari Bos Sekda, intruksi teknis tentang festival dulag ini menjadi pedoman bagi kami dan dituangkan dalam Kerangka acuan kerja, paparan versi canva, konsep di media sosial konsep sertifikat juga beraneka surat menyurat baik dalam benfuk nota dinas di internal sekretariat daerah juga surat keluar yang ditujukan kepada berbagai OPD pendukung.

Seperti permohonan dewan juri ke Disparbud, dukungan tim kesehatan dari Dinkes, dukungan publikasi dan live streaming youtube ke Diskominfo, dukungan media luar ruamg termasuk LED outdoor dan yang pasti kehadiran pak Gubernur itu sendiri ke Biro Adpim serta permohonan mencetak undangan resmi plat merah. Juga Dinas Perrhubungan dan Satpol PP serta Polrestabes Bandung untuk pengamanan, ketertiban, pengaturan lalu lintas sekaligus jangan lupa tentang perijinan keramaian.

Karena jelas intruksi pak Sekda, disaat Panitia inti melakukan audiensi diminta seluruh OPD mengirimkan satu tim dulag yang berjumlah 4 orang serta perwakilan kabupaten / kota dari 27 daerah dengan 2 perwakilan yaitu kategori dewas dan kategori pemuda. Termasuk konsep performance dari masing – masing peserta dengan menggunakan kendaraan masing – masing untuk melewati tribun depan gedung pakuan. Lakukan penampilan, dinilai dan bergerak meninggalkan area halaman gedung pakuan.

Maka detailing waktu menjadi ketat karena diharapkan bisa tuntas di pukul 22.00 wib. Pasukan Kesra semua bahu membahu dengan dikawal para Ketua Tim dan jelas dikawal oleh Bapak Agis JF Madya satu – satunya di biro Kesra.

Rapat internal via zoom meeting menjadi kunci kebersamaan sehingga pergerakan teman – teman fokus kepada aneka persiapan dan juga disaat pelaksanaan. Kang Dadan mengkordinir hadiah dan piagam pontang – panting dibantu pak Juan, pak Asep Achyar juga Fahmi, Septian, Sakti dan maafkan nama – nama yang belum disebutkan. Ternyata piagam yang di tandatangan gubernur harus jelas usulannya, ada nota dinas, kajian, berita acara yang ternyata dengan jaringan kekompakan dengan BKD dan Biro Hukum dapat dituntaskan segera.

Tantangan hadir tentang besaran hadiah yang harus berjibaku dengan usulan perubahan komponen, pemotongan pajak hingga penyerahan hadiah tersebut apakah via transfer ataupun tunai. Seru pisan pokoknya, Neng Rani dan tim perencana berjuang belakang layar dikawal aa Sofyan serta Tim TU sementara waktu pelaksanaan terus mendekat tinggal menghitung hari.

Ada juga pak Haji Encep dan pak Damir sebagai tim pengendali cuaca yang bertugas memastikan dengan ihtiar dan doa agar di malam festival dulag istimewa ini tidak ada hujan dan langit tetap cerah. Nah ternyata dukungannya tidak main – main langsung BPBD, BNPB dan BMKG dalam pelaksanaan rekayasa cuaca sehingga curah hujan beberapa lokasi di jawa barat diihtiarkan agar turun di lautan sehingga mengurangi potensi bencana banjir di kawasan jawa barat.

Tim pencari obor sekaligus persiapan untuk makan minum acarapun tak kalah sibuknya. Ada pak Juan, pak Mamat, pak Agis, bu Muftia yang sibuk mencari obor. Juga tim bu Amelia dan bu Imas BMS yang mengkordinasikan konsumsi dari mulai angka 550 pak menjadi 1000 pak disaat even berlangsung yang disupport full oleh Biro Umum Setda Jabar.

***

Sementara urusan kemungkinan hari lebaran kapan, berdasarkan perbandingan sederhana dengan melihat sidang isbat 5 tahun ke belakang, penanggalan 1 syawal selalu sejalan dengan rencana awal pemerintah. Dikaitkan juga dengan arahan pak Sekda di saat tim kami melaporkannya. Berarti jelas, pelaksanaan Festival Dulag Istimewa 1446 H akan dilaksanakan pada tanggal 30 maret 2025 setelah shalat isya sampai malam. Noted.

Terdapat kejutan yang membahagiakan keluarga besar Biro Kesra Jabar adalah dengan dilantiknya Bapak Syeh Kabag TU menadi Kepala Biro Adpim yang baru. Menjadi JPT Pejabat tinggi pratama atau level eselon II, Alhamdulillahirobbil Alamin… kami ikut bangga dan bahagia meskipun terselip kesedihan karena harus berpisah secara kedinasan. Tapi kerjasama tetap abadi, semoga pengganti beliau adalah orang yang berintegritas dan paripurna seperti beliau.

Balik lagi urusan FDI, waktu tersisa tinggal 2 hari. Tetapi ada hal yang masih mengganjal dalam hati yakni format atau konsep acara yang sudah kami susun, apakah sesuai dengan konsep dan harapan pak KDM, gubernur kami?..  ternyata karena Karo Adpimnya adalah alumni Biro Kesra maka kami diberikan slot waktu untuk menghadap.langsung kepada bapak Gubernur di kediaman pribadinya, di lembur pakuan Subang.

Benar saja, hari jumat siang menemui pak KDM dan ternyata format acara festival ngadulag yang diharapkan adalah nirkendaraan tetapi bedugnya dan para penakolnya eh petugasnya stanby di halaman gedung sate dan disuarakan bersama-sama. Lalu juri bergerak menilai satu persatu penampilan para peserta dan alhirnya merumuskan hasil penilaian yang dituangkan dalam 18 juara. Tanpa banyak basa – basi, pulang menemui pak Gubernur langsung di gelar rapat virtual marathon mulai dari dewan juri, para perwakilan OPD dan 27 kabupaten kota sebagai calon peserta serta petugas dan tim semuanya karena perubahannya sangat signifikan.

Maka bergeraklah bersama mempersiapkan segala hal dengan aneka perubahannya. Pak Agis menjadi koordinator absensi bagi teman – teman semua sekaligus didapuk sebagai plt Kabag TU melanjutkan tugas pak Ahmad. Pak Ahmad sendiri tetap mendukung kegiatan ini dengan kapasitasnya sebagai pejabat eselon 2 yang mengatur agenda Gubernur.

Pak Sofyan pontang – panting mengawal persiapan teknis kegiatan. Pak Dadan dan tim mempersiapkan piagam, trophy, souvenir dan hadiah. Bu muftia pabeulit sama obor dan tuntaa oleh pak agis, pak juan dan pak rahmat karena bukan hanya obornya saja yang harus ada tetapi lengkap dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Bu Oi dan tim penerima tamu sibuk wara – wiri. Apalagi tim registrasi, sudah ready dari minggu pagi demi menerima dan mengarahkan peserta hingga mengkordinasikan tanda tangan dan visum dari para peserta kabupaten / kota.

Pak rahmat dan pak Juan alih profesi menjadi sopir mobil bak demi mengangkut bedug besar dari mesjid raya Bandung ke halaman gedung pakuan. Tim dokumentasi humas terus bergerak, tim acara berkoordinasi intens dengan protokoler. Termasuk diri ini yang juga harus bersiap tampil menyampaikan laporan kegiatan. Sebuah mantra menjadi pembuka, hadirkan senyum bersama – sama : MOBIL FIAT MOBIL SEDAN, TEU KIAT HOYONG LAPORAN.

Akhirnya di malam takbiran tanggal 30 maret 2025 kegiatan Festival Dulag Istimewa 1446 Hinriah resmi dilaksanakan di halaman gedung pakuan. Total 70 tim hadir dari 27 kabupaten kota dan perwakilan OPD di lingkungan provinsi jawa barat.

Sukacita peserta dan warga menyatu dalam bahana suara bedug yang dipukul bersama begitu menggetarkan jiwa. Menggabungkan marwah nafas islami, tradisi budaya sunda serta makna mendalam tentang memukul bedug sebagai PENGINGAT bagi umat manusia khususnya muslim muslimah untuk selalu tepat waktu dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wataala.

Metode penilaian dengan 3 kritetia utama yakni :

1. VOKAL (teknik vokal, ketepatan nada, penghayatan)
2. MUSIKAL (Aransemen, dinamika, variasi, tempo)
3. PENAMPILAN (adab kesopanan, dekorasi, kostum, kekompakan)

Menghasilkan 18 juara dari 3 kategori, yakni juara I, juara 2, juara 3, juara harapan 1, 2 dan 3. Dimana dalam prosesi penilaian yang dikawal ketat oleh Bu Neni dan tim BMS menyisakan juga sebuah pengorbanan dengan hilangnya smartphone bu Neni ditengah hiruk pikuk penilaian penampilan dulag dari masing-masing kelompok.

Terima kasih Bapak Gubernur Jabar atas tantangannya, Bapak Sekda yang selalu membimbing kami, seluruh pimpinan OPD serta Baznas Provinsj Jawa Barat yang mendukung terselenggaranya acara FDI ini. Para Dewan Juri yang berjibaku menilai secara objektif yang merupakan representasi dari akasemisi, praktisi dan seniman yakni ada kang Erlan – seniman, Abah Faruq – LASQI & Kang Rizky Hamdani – ISBI serta seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini.

Super thanks for Keluarga Besar Biro Kesra Setda jabar yang begitu kompak, militan, tetap bertahan dengan segala perubahan dan sampai lepas tengah malam menuntaskan even FDI ini hingga setuntas-tuntasnya. Bravo Biro Kesra. Wassalam (AKW).

I’tikaf & muntaber

Perjuangan di 10 malam terakhir…

CIMAHI, http://www.akwnulis.id. Pelaksanaan shaum di ramadhan tahun ini sudah memasuki fase 10 hari terakhir. Dimulai agenda i’tikaf di mesjid pada malam. – malam ganjil sekaligus berharap meraih dan mendapatkan lailatul qodar.

Dalam kerangka agama tentu banyak tulisan, ulasan juga penjelasan versi video baik dengan wajah para ulama dan ustad ataupun seieing teknologi menggunakan AI (artifisial intelegent) uang berupa video yang interaktif, penuh warna serta dengan visualisasi yang menakjubkan. Sehingga banyak diantara kita yang merasa cukup menjadi jemaah Alyutubiah dan Al intagramiyah serta disusul menjadi jemaah al Tiktokiyah.

Padahal semakin sempurna manakala ceramah di media sosial itupun dibarengan atau disempurnakan dengan kehadiran langsung dalam majlis mengaji, tadarus bersama, kajian agama, menghadiri ceramah tablig akbar dan berbagai aktifitas langsung lainnya dengan tema besar adalah menjaga interaksi langsung dalam balutan silaturahmi.

Kalau shalat tarawih dan shalat 5 waktu lainnya tentu berjamaah di Mesjid apalagi bagi lelaki. Jangan sekali-kali shalat tarawih di rumah dan diimami via youtube, teu aya tidituna. Kabayang klo ada yang maksain begitu karena nvgak mau keluar rumah, rokaat kedua ada iklan di youtubnya. Kita sebagai makmum onlinenya gimana?…..

Jadi mari kita manfaatkan momentum bulan ramadhan ini untuk merekatkan silaturahmi kebersamaan dalam berbagai aktifitas keagamaan sekaligus menguatkan keimanan dalam perkembangan jaman yang terus berubah dan bergerak dengan segala dinamikanya.

10 hari terakhir menjadi kesempatan terbatas untuk mer i’tikaf di mesjid. Memanfaatkan seluruh waktu dan atau mayoritas waktu untuk beribadah kepada Allah Subhana Wataala.

Meskipun ternyata dalam pelaksanaan i’tikaf itu ada istilah yaitu ‘muntaber‘…. bukan berarti penyakit yang pernah mendera masyarakat kita di jaman baheula yakni muntah dan berak… dan ditangani dengan penanganan pertama oralit.

Tapi ini singkatannya berkaitan dengan kehadiran i’tikaf di mesjid. Muntaber disini artinya berbeda, yakni ‘mundur tanpa berita‘ yakni disaat tadi malam adalah malam ke-23 ternyata peserta i’tikaf berguguran. Ada beberapa yang muntaber, alias menghilang pelan-pelan dari area mesjid. Mugi-mugi pulangnya ke rumahnya, jangan sampai ke tempat lain hehehe.

Baiklah itu dulu saja tulisan singkat kali ini, selamat menikmati dan mensyukuri 10 hari terakhir ini tentu dengan semangat ibadah, semangat kebersamaan dan juga semangat harapan besar meraih lailatul qodar. Wassalam (AKW).

BUKU ANTOLOGI POTRET RAMADHAN

Buku antalaogiku selanjutnya..

CIMAHI, akwnulis.com. Melanjutkan dan menjaga sebuah kebiasaan baik memang memerlukan perjuangan. Tetapi manakala semua itu dijadikan rutinitas dan juga dengan target minimal dipertahankan kebiasaan itu, maka sebuah prestasi akan dihasilkan. Sebagai seseorang yang ngaku – ngaku penulis padahal hanya senang saja mengolah kata memainkan kalimat tentu perlu pembuktian meskipun sederhana. Salah satunya adalah sesuatu yang dihasilkan, sebuah karya. Meskipun sederhana tetapi ada bentuknya.

Agar karya ini tidak mudah dilupakan ataupun hilang, maka pendokumentasian dan pengarsipannya menjadi tantangan tersendiri. Begitupun diri ini dengan segala keterbatasan baik waktu, ide dan juga anggaran tentu punya cita – cita untuk kembali membuat buku pribadi. Tapi apa mau dikata, sementara harus puas dengan buku antologi saja.

Di awal tahun 2024 sudah hadir buku antologi berjudul ‘SINFONIA YANG TERKENANG” dan di bulan april 2024 ini kembali terbit buku kumpulan cerita di bulan ramadhan 1445 hijriah dengan tema kejadian khusus yang dilakukan oleh masing – masing penulis dan dituangkan dalam buku ini dengan judul’POTRET RAMADHAN – Kenangan kebersamaan yang tak lekang oleh waktu.”

Di halaman 163 tulisanku hadir, bercerita singkat tentang kelakuan anak kecil di sebuah kampung didekat kaki gunung yang begitu antusias menyambut berakhirnya bulan ramadhan di malam takbiran dan terjadilah insiden yang tak terlupakan.

Selamat pagi.
Selamat berkarya.

Itulah mantra sederhana yang selalu menjadi bara semangat dalam menjaga konsistensi menulisku. Wassalam (AKW).

Kopi hari ke 5.

Catatanku dan Kopi di Ramadhan 1444 Hijriah

CIMAHI, akwnulis.com. Menginjak hari kelima di bulan ramadhan ini, kesempatan menulis agak tertunda. Tentu yang dicari adalah alasan pembenarannya karena itu merupakan sifat dasar manusia. Bukannya introspeksi tapi malah menghakimi hehehehe. Maka dengan sekuat tenaga mencoba memgidentifikasi kemalasan yang terjadi. Nah itu dapat satu kata, kemalasan.

Kemalasan hadir dari diri sendiri dan juga didukung faktor esternal. Kalau dari diri sendiri maka alibi yang dihadirkan karena suasana bulan puasa itu berbeda, apalagi kalau sudah kantuk menyerang, begitu mudahnya terlelap dalam buaian. Ditambah dengan pendapat bahwa tidur di bulan ramadhan adalah bernilai ibadah, ceunah. Terus terang tentang pendapat itu masih ragu, tapi kembali kemalasan untuk mencari dasar hadist dan ayatnya sehingga kembali tertidur… eh gimana atuh.

Nah kalau faktor eksternalnya adalah kesibukan sehari-hari ditambah ibadah khusus bulan puasa seperti pengajian, tadarus, hafalan, imam sholat memberi kultum di mesjid hingga imam tarawih spesial 11 rakaat dan aktifitas lainnya… weits jadi riya ya. Jangan ribut, ibadah ini mah urusannya sama Allah. Stop jangan dibeja-beja.

Ada faktor eksternal lain yang cukup menyulitkan tulisan ini, yaitu aktifitas ngopi pagi siang hingga sore harus terhenti karena akan berakibat pembatalan puasa yang tentung berujung dosa karena membatalkan puasa dengan sengaja, apalagi batal berjamaah karena minum kopinya bareng – bareng.

Mau nongkrong minum kopi disaat berbuka puasa terasa kurang makna, lebih baik di rumah dengan sajian sederhana sambil mendidik anak semata wayang untuk belajar menahan haus lapar dan akhirnya disaat berbuka puasa manakala adzan magrib berkumandang, sebuah kalimat tanya adalah, “Alhamdulillah Ayah, semua minuman dan makanan ini kok enak semua?”

Sebuah pertanyaan sekaligus pernyataan anak semata wayang yang belajar  berpuasa tahun ini hingga adzan magrib menggema. Begitu meneduhkan rasa. Melengkapi kebahagiaan dalam meraih pahala di bulan ramadhan ini.

Sebagai penutup cerita tentu tak afdol jika tidak hadir sejumput kata tentang si hitam kohitala. Maka setelah potongan buah dan dimsum plus kolak pisang dilengkapi roti macha keju… eh kok banyak ya?….  dilanjutkan dengan menggrinder biji kopi yang tersedia dan memproses seduh manual dengan corong flat bottom karena kebetulan kertas filternya hanya itu yang tersedia, proses….

Akhirnya sebuah cairan hitam terang melengkapi malam berbuka puasa ini. Memberikan citarasa pahit yang miliki aneka sensasi, tanpa perlu sebuah untaian kalimat sebagai definisi, pendapat anakku tadi telah mewakili…. setelah saatnya berbuka puasa semua makanan dan minuman begitu enakkk, srupuuuut.

Selamat berbuka puasa di hari kelima, dan bersiap mendulang pahala hingga bersiap untuk melanjutkan puasa di esok hari. Wassalam (AKW).

TARAWEH HARI KE 2 – fbs

Nikmatnya beribadah berjamaah di bulan ramadhan.

CIMAHI, akwnulis.com. Selarik ide hadir setelah tuntas melaksanakan shalat tarawih hari ke 2 di bulan ramadhan 144r Hijriah ini. Sebuah pemgalaman ibadah  shalat taraweh di masa kecil. Maka segera disusun untaian kata dibungkus kalimat singkat dan tidak lupa dengan semangat melestarikan budaya sunda, hadirlah tulisan fiksi mini atau fiksi singkat berbahasa sunda.

Bagi pembaca yang masih roaming dengan kalimat dan kata-kata berbahasa sunda, nanti ada bocorannya cerita singkatnya atau yang belum puas silahkan tulis di kolom komentar saja.

Selamat ngabuburut eh ngabuburit sambil membaca..

FIKMIN # TARAWÈH #

Ngiluan solat tarawèh poè kadua di tajug peuntaseun imah. Mimitina asa gancang ruku sujud tèh nepika rokaat ke 12. Tah rokaat ka 14, asa mimiti leuleus sora imam tèh.

Sujud rokaat ka opat belas karasa lila-lila teuing, asa geus bulak balik masa subhana robial a’la dibonusan ku fatihah. Tapi angger wè Imam teu cengkat. Rèk cengkat sorangan asa piraku, atuh batal da teu nurut ka imam. Sujud tutuluyan ogè matak puyeng, karasa getih jadi tibalik tina jantung kana sirah. Nyobaan deui ditambahan babacaan tèh makè ayat kursi jeung falak binnas. Sugan wè geura cengkat.

Tapi jempling wè nu aya. Ngarèrèt gigireun, Mang Ukon ogè keur sujud bari peureum, ogè Usep, Jae, Maman jeung Ki Atang. Panasaran ngalieuk katukang, geuning sarujud kabèh bari kareungeu sora kèrèk patèmbal-tèmbal. “Geuning kalah talibra.”

Nempo deui ka hareup, Imam nyegrèk bari nangkub. Ditukang jeung digigir tingkulahèk murungkut. Teu loba carita, tibatan beunta sorangan. Ngilu ngagoler, nikmat geuning, tibra saharita. Cag.

***

Itulah cerita fiksi alias cerita rekaan berbahasa sunda sore ini. Cerita singkatnya adalah seorang anak mengikuti shalat taraweh berjamaah hingga rakaat ke 12, nah di rakaat ke 14 terjadi keanehan. Sang pemimpin sholat yang sedang bersujud ternyata tidak bangun-bangun. Sang anak berusaha khusnudzon bahwa Imam shalat mungkin bacaan doanya banyak.

Tapi sudah 15 menit tidak beranjak dari sujud, mencoba menengok ke belakang gernyata makmum lainnyapun tertidur dan ada yang ngorok, jangan – jangan Imam juga tidur. Didalam kebingungan itu sang anak memutuskan untuk mengikuti fenomena tidur berjamaah ini, dan tertidur pulas.

Begitu penjelasan cerita fiksi diatas. Jangan dipikirkan benar tidaknya, ini cuma sebuah cerita fiksi kok. Happy Ramadhan, Wassalam (AKW).

Buku PENYINTAS COVID19

Mana cerita covid19mu?….

DAGO, akwnulis.com. Suasana rapat offline di tempat full AC dengan ruangan nyaman mulai kembali dilaksanakan setelah hampir 2 tahun pelaksanaan meeting-meeting itu via layar smartphone, laptop dan infokus dan sangat akrab bersama aplikasi zoom, google meet  cisco webex, whatsapps, skype, slack, Jitsi Meet, Gotomeeting dan sebagainya.

Meskipun tetap rapatnya terbagi antara yang wajib hadir offline dan sisanya hadir online atas nama ‘hybrid meeting’. Yang pasti jaman sudah berubah dalam segala hal setelah kita melewati disrupsi maha dahsyat atas nama penyebaran Virus Covid19 hingga terakhir yang dinamain ‘omicron.’

Mengenang perjuangan, perjalanan, suka duka dan berbagai kejadian yang menyayat hati karena harus kehilangan pasangan hidup, orang tua, saudara, atasan dan kolega, guru, tetangga serta siapapun yang direnggut oleh ganasnya virus ini. Maka sebuah dokumentasi harus menjadi legacy, saksi sejarah atas disrupsi yang terjadi hingga menjadi hikmah bagi kehidupan dan tata nilai baru untuk kemanusiaan.

Secara institusi tentu sudah banyak yang membuat laporan, dokumentasi tertulis dan video plus photo. Juga banyak yang membuat cerita di medsos masing-masing tentang keterpaparan covid19 dari berbagai sudut pandang.

Pertanyaan besarnya, “Anda bikin apa tentang keterpaparan covid19 ini?”

Inilah tantangan yang harus dijawab tanpa perlu banyak bicara hanya untuk memberikan segumpal alasan atas nama kemalasan. Tapi mari kita buat sesuatu yang akan berguna sebagai bukti serta legacy bahwa kita pernah tahu dan ada hikmah dari semua itu.

Klo di Pemprov Jabar, produk dokumentasi resmi sudah berbentuk beberapa buku tebal dan komprehensif yang disusun oleh para pejabat yang kompeten. Tetapi yang versi pribadi ini, kayaknya perlu juga di ekspose ya….

Maka teringat pernah buat sebuah video yang tayang dikanal pribadi setahun lalu, pastinya di platform youtube. Ini linknya, klik aja ya DONOR DARAH PLASMA CONVALESEN,  maafkan kualitas videonya masih rendah, maklum youtuber amatiran (belum) monetize.

Nah dalam bentuk tulisan juga hadir atas prakarsa Mbak Nenny Azkiya, yang mempertemukan kami dengan para penggiat menulis di seantero nusantara. Kami belum pernah bersua, tetapi terasa dekat melalui chat Whatsaps, mungkin besok lusa ada takdir sehingga bisa hadir offline bersama.

Bukunya berjudul PENYINTAS COVID19, adalah kumpulan pengalaman dari 24 penulis yang digabung alias dikeroyok sehingga berbentuk buku ciamik dan menjadi souvenir cantik, mengingatkan diri akan sebuah suka duka dan hikmah dari keterpaparan covid19.

Itulah sejumput catatan dan dokumentasi pribadi tentang covid19, hanya sebutir pasir di padang pasir dokumentasi. Tapi minimal penulis sudah punya suatu kebanggaan bahwa pengalaman hidup sudah tercatat dan bersiap melanjutkan kehidupan dengan optimisme dan kebersamaan. Wassalam (AKW).

NGOPAY & NGASUH

Ramadhan dan penyembuhan plus ngopay…

CIMAHI, akwnulis.com. Shalat tarawih tuntas dilengkapi dengan 3 rakaat witir, peluh mengucur dan hawa terasa panas. Padahal gerakan dilakukan secara perlahan, apalagi pada saat i’tidal menuju sujud dan dari posisi duduk untuk kembali berdiri. Tangan kanan dipastikan memegang kursi yang setia menemani, membantu menahan raga yang semakin berisi, berisi lemak tentunya hehehehe.

Kenapa sampe nahan pake kursi begitu?”

Yup, kondisi ini sebuah proses penyembuhan setelah kecelakaan kecil akibat loncatin pot mini dan salah mendarat, ternyata berakibat patah salah satu tulang telapak kaki dengan posisi meruncing, baca PATAH MERUNCING.

Ditambah lagi dengan stop berolahraga hampir 3 bulan, sementara makan enak jalan terus. Tak terasa ‘penggemukan’ berhasil. Meningkat berat badan 6 kg melengkapi 1 kuintal yang sudah ada. Maka program diet menjadi prioritas utama, tentu setelah intruksi dokter berdasarkan kondisi yang ada.

Nah, dikala beranjak ke ruang tengah disuguhkan dengan atraksi kucing gemoy sedang latihan loncat di pintu kulkas, sungguh menggemaskan. Anak kesayangan juga tertawa-tawa melihat tingkah kucing yang seolah ingin unjuk kabisa (kemampuan).

Tapi sebelum bermain dengan kucing kesayangan maka buat kohitala (kopi hitam tanpa gula) seolah menjadi kewajiban. Mengalahkan sajian kolak, cingcau dan kolang-kaling yang cemberut di meja karena belum disentuh siapa-siapa.

Apa mau dikata, kohitala tetap utama. Proses manual brew dengan corong v60 segera dilakukan, tak lupa grinder kasar dulu bean yang ada dengan ukuran ala-ala.

Tuntas lakukan prosesi kopi, maka sruputan perdana memberikan kesegaran alami. Meskipun perbandingan air diperbanyak, agar tidak terlalu nendang rasanya tetapi aroma natural kopi tetap hadir meskipun hanya selarik rasa saja… srupuut… nikmaat.

Tiba-tiba ada ide, “Gimana kalau sambil ngasuh anak dan main sama kucing sambil tetap ngopay?”

Raga beranjak dan menyimpan secangkir kopi di lantai, pake gelas kecil tentunya. Dilengkapi ketukan tangan dan suara mengeong dari mulut ini, perlahan tapi pasti mahluk berbulu putih kuning dan coklat mendatangi dan mengendus gelas kopi.

Jangan-jangan kucing ini suka kopi”

Tapi hanya mengendus saja, setelah itu bergerak pergi dan kembali bermain dengan dunianya.

Maka raga ini beranjak ke meja makan untuk menikmati kohitala buatan sendiri ini sekaligus menahan diri dari godaan pastel, risoles serta kolak yang seakan memanggil penuh kemesraan.

Eh nggak berapa lama, ternyata si kucing ikut loncat ke pangkuan dan berusaha mengendus kembali gelas kopi mini ini. Maka sambil ngopay kohitala, ternyata sekaligus ‘ngasuh’ kucing juga.

Tring!…. Muncul ide untuk jadi bahan konten youtube, maka video pendek-pendek yang dibantu merekam oleh anak tersayang akhirnya menghasilkan video, Alhamdulillah.

Selamat menikmati dan mengisi waktu bulan shaum dengan berbagai amalan penuh bonus pahala, juga jangan lupa tetap ngopay dan bercengkerama dengan anak istri dan binatang kesayangan semua. Wassalam. AKW.

Met Shaum 1442 H

Met beribadah di Bulan Ramadhan 1442 Hijriyah…

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Rasa syukur adalah utama yang senantiasa dipanjatkan untuk Allah Subahanahu Wataala atas segala kemudahan rahmat dan rejeki yang tiada hingga, yang sering kita lupakan seolah itu adalah hal biasa.

Ucapan met Berpuasa / by kang Rizky hms

Shalawat dan salam untuk Nabi Agung Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa cahaya penerang keIslaman bagi Kehidupan umat manusia.

Sebuah tulisan singkat di awal bulan ramadhan ini lebih kepada introspeksi dan mentafakuri diri, bahwa atas ijin-NYA bisa kembali bersua dan menjalani ibadah shaum di bulan yang luar biasa. Setelah 11 bulan kita implementasi dalam kehidupan sehari-hari, maka sebulan ke depan adalah saatnya me-masantren-kan diri untuk kembali fitri dan melanjurkan 11 bulan ke depan dengan perubahan diri yang hakiki.

Kali ini ingin berbagi tentang sesuatu yang dianggap sederhana dan biasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu…… rejeki oksigen gratis yang dapat dihirup setiap saat, seolah ini adalah hall lumrah dan ‘biasa saja‘, padahal jikalau dihitung akan menghasilkan angka yang tiada hingga dan begitu mahal adanya.

Ilmuwan Keni Vidiaresis menyampaikan bahwa dalam satu hari, seorang manusia menghirup udara 550 liter oksigen atau sebanding dengan volume air mineral 2 Liter sebanyak 275 botol. Jika dirata-ratakan maka setiap menit, seorang manusia menghirup oksigen 8 liter. Kadar oksigen di udara adalah 20%, dan setelah dihirup 15% nya dihembuskan kembali serta 5% nya yang diserap tubuh.

Coba iseng itung ah, 8 Liter x 60 menit x 24 jam × 5% : 576 Liter….  wah iya mendekati angka 550 liter.

Trus sambungin sama harga air mineral ya…

Harga air mineral galon rata-rata Rp.45,5 ribu dengan isi 19 liter… ini bukan model galon yang air mineral isi ulang yaa…..

Nah berarti 576 liter / 19 liter : 30,31 galon.. lurusin aja ya jadi 30 galon di kalikan harga rata-rata 45,5 ribu/galon menghasilkan jumlah Rp 1.351.500,- / hari. Nah klo perbulan adalah Rp 40.545.00,- dan perbulan (365 hari) menjadi Rp. 493.297.500,-

Setelah dihitung dengan matematika perbandingan sederhana, baru urusan nafas saja dalam satu tahun hampir setengah milyar rupiah per orang diberi gratisan sama Allah SWT.

Berarti 1 milyar rupiah per 2 tahun untuk fasilitas nafas kita tang diberikan cuma-cuma.

Ucapan met shaum / dokpri.

Ini baru secuil rejeki dan rahmat kemudahan dari Yang Maha Kuasa, belum lagi banyak hal – hal lainnya yang seolah sederhana dan biasa saja, padahal penuh nilai sarat makna yang wajib kita syukuri dan tafakuri.

Selamat menunaikan Ibadah Shaum di bulan Ramadhan 1442 Hijriyah, semoga kita semua khususnya kaum muslimin diberi kesempatan, kekuatan, kesehatan, kesabaran dan Keikhlasan menjalani dan menuntaskan bulan penuh berkah ini hingga tuntas sampai akhir dan bisa berjumpa di bulan ramadhan pada tahun – tahun yang akan datang. WassalammualaikumWrWbr. (AKW).

Pikir & Putuskan.

Mikir atau nggak mikir, putuskan.

Photo : Serangga lewat langsung jepret, nggak pake mikir / Dokpri.

SAGULING, akwnulis.com. Sebuah niat memang tidak cukup jika tidak dilanjutkan dengan emprak (implementasi), tetapi setiap individu memang memiliki pertimbangan masing-masing dengan berbagai perspektif rasional dan irasional atau gabungan keduanya untuk memutuskan suatu keputusan yang akan berpengaruh bagi ritme kehidupannya sekarang dan juga masa yang akan datang.

Bagaimana caranya kita tahu dampak dari keputusan kita?

Ya lakukan dulu, jangan berandai-andai atau melamun tak berkesudahan kawan… atau malah pilihannya nggak jadi.. menunda.. menunda.. akhirnya melupakan karena dengan berbagai pertimbangan. Ya… Itu sih kehidupan, karena setiap tahapan hidup adalah pilihan. Bukan masalah salah dan benar dengan perbedaan pilihan yang ada, tetapi kesiapan kita manakala konsekuensi pilihan itu yang harus dihadapi.

Berhitung berbagai kemungkinan dari suatu pilihan adalah wajib karena kita diberi anugerah akal dan pikiran, ditambah dengan mencari referensi dari berbagai literatur plus mengumpulkan testimoni dari orang-orang yang punya pengalaman tersendiri terkait konten yang akan diputuskan.

Tetapi memutuskan sebuah pilihan tentu tidak cukup dengan akal dan pikiran logika matematis fisika biologis sosial sastra dan guru BP….. lha kok jadi jurusan di SMA... maksudnya komprehensif gitu lho…. logika berfikir tersebut ditambah referensi dan testimoni ternyata tidak cukup. Itu semua penting karena akan menghadirkan keputusan yang sistematis dan terukur…. tetapi.. terdapat hal yang super penting yang harus diyakini yaitu Takdir Illahi.

Artinya dari semua tahapan pertimbangan akal tadi, akhirnya adalah sebuah kehendak yang sudah tertulis di atas langit didalam kitab lauh mahfudz yang harus diyakini dengan keimana rohani.

Terkadang sebuah keputusan diambil dengan rumus 99+1%, yaitu 99% nekat dan 1% logika… tapi tentu bersiaplah dengan kemungkinan dampak dari pengambilan keputusan ini.

Menurutmu yang ideal bagaimana dalam mengambil keputusan?

Sebuah pertanyaan pribadi yang mungkin mendapat jawaban subjektif, tapi tidak apa selama memang itu kenyataannya.

Penulis dalam mengambil keputusan bervariasi. Ada yang gercep (gerak cepat)… apalagi urusan diskon be-ol (belanja online) yang dimulai pukul 00.00 wib… terkadang pertimbangannya hanya beberapa detik hehehehe… nggak kalah sama ibu negara.

Photo : Helikopter lewat langsung nggak pake mikir, jepret / Dokpri.

Nah ada juga keputusan yang penuh pertimbangan dan perhitungan juga diskusi intens dengan pendamping hidup alias ibu negaraku hingga akhirnya akhirnya dilengkapi oleh kenekatan berjamaah dan tidak lupa senantiasa membaca Basmallah… karena ini memang sudah ada takdirnyahhh…

Pernah juga sih ngambil keputusan nggak pake mikir, langsung aja putuskan dan ambil…. tapi cepat atau lambat lebih sering hadirkan sesal karena ternyata keputusan yang diambil kurang tepat dan cenderung ngasal.

Tapi mikir kelamaan juga jangan, sayang nanti momentumnya terlewati… maka keluwesan mengambil keputusan dalam pilihan-pilihan yang senantiasa tersaji di dalam perjalanan kehidupan fana ini adalah keharusan.

Selamat mengambil pilihan dan menjalani indahnya dinamika kehidupan, Wassalam (AKW).

Obat Ngantuk.

Obat ngantuk mujarab.

BANDUNG, akwnulis.com. Dikala malam merambat hingga tiba dipergantian hari, sang kantuk seolah menjauh dan menyisakan raga yang bugar sambil ditemani alunan musik populer melalui earphone kesayangan ini. Tak ada tanda-tanda mengantuk sehingga jari jemari lanjut mengetik dan sesekali menjawab pesan whatsapp yang masih muncul di layar laptop.

Jam 01.00 dini hari, segera beres-beres peralatan kerja dan beringsut ke peraduan, tidak lupa sikat gigi dahulu agar memberi kesegaran dan menjaga kesehatan. Ternyata mengantuk perlahan-lahan datang hingga akhirnya terlelap dalam dekapan ketenangan malam yang beranjak menuju awal pagi.

Itulah awalnya kejadian pagi ini, terbangun sahur dalam kondisi lulungu, lulungu itu adalah teu acan kumpul sukmabayuna… halah apalagi ini istilah, maksudnya…… terbangun dalam kondisi masih ngantuk dan belum konsentrasi penuh, jadi kayak orang bego, bingung bingung. Rasa kantuk masih kuat mencengkram sementara waktu sahur sudah mepet… maka melahap nasi dan kudapannya dengan terkantuk-kantuk….. siapa suruh begadang hayoooo…

Shalat shubuh dipaksakan harus terlaksana sebelum rasa kantuk ini menguasai raga. Semangaaat….. lalu bergeraklah ke kamar mandi seiring kumandang adzan yang terdengar dari kampung sebelah, untuk menyikat gigi dan berkumur dengan listerine rasa siwak (lha jadi iklan merk, padahal belum ada permintaan endorse… ya sudahlah… amal we)….. untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, apalagi di bulan ramadhan yg lebih khusus wajib bermasker maka aura dari mulut semakin wajib dijaga hehehehe.

Ternyata…. obat ngantuknya ada di kamar mandi.

Tuntas menyikat gigi langsung sambar botol berisi cairan kuning terang dan dituangkan di tutup botolnya….

Baru saja lidah menempel di tutup botol obat kumur, “Kok ada yang beda ya?… ini aromanya lebih tajam dari biasanya tapi tidak asing baunya?”

Kena di lidah terasa ada rasa pahit yang mendera, padahal baru satu sentuhan lidah saja.

Photo : Listerine & Dettol Antiseptic / dokpri.

“Astagfirulloh…. fuih.. fuihhh….” ….Reflek mulut disemburkan…. eh cairan yang ada dilidah disemburkan keluar karena ada rasa panas yang mengintimidasi lidah. Segera berkumur dengan banyak air dan menyemburkannya di wastafel, ternyata air semburannya berubah menjadi warna putih.

Usut punya usut, yang dipakai berkumur memang cairan kuning emas bening persis seperti listerine, tetapi ternyata ini adalaaaaaah…. Dettol AntiseptikAlamaaaak……. langsung berkumur-kumur berukangkali dengan air hangat…. aduuuuh.

Akhirnya segera berwudhu dan bersyukur masih diselamatkan dari berkumur dengan cairan dettol… ya sedikit sih nyobain…. tapi nggak full setutup botol.

Hilang sudah rasa kantuk berganti kesegaran penuh waspada dan kekhawatiran takut ada efek samping lainnya. Sampai siang menjelang sore, mata tetap segar dan badan terhindar dari lemas, ternyata itu salah satu cara kecil Allah SWT untuk mengingatkan hambanya agar memgendalikan rasa kantuk dan tetapi bisa beribadah sebagai bentuk syukur kepada-Nya.

Sebelum keluar kamar mandi, langkah yang penting adalah memisahkan botol listerine dan dettol, karena meskipun isinya sama ternyata rasa dan gunanya agak jauh berbeda. Selamat berpuasa di hari ke18, Wassalam (AKW).