Asal muasal mipan MAKAN TAHU

Apakah anda bosan dengan MAKAN TAHU?

CIJUMBLENG, http://www.akwnulis.id. Dikala rehat sejenak dari kesibukan yang ada, ternyata datang bertubi tugas untuk dikerjakan, dituntaskan dan dihadiri. Maka tidak ada pilihan lain, kontak istri tercinta dan sampaikan ada tugas negara yang harus dikerjakan. Alhamdulillah pasangan hidupku paham atau mungkin berusaha paham saja dengan keadaan tugas meskipun sebenarnya berharap suaminya bisa pulang dan berkumpul bersama anak istri di malam hari. Tapi itulah dinamika tugas, semoga besok lusa ada kesempatan waktu atau harus diciptakan keluangan waktu untuk bisa bercengkerama dengan keluarga khususnya disaat memasuki akhir minggu. Malam sabtu ternyata harus bergerak dan menuju satu tempat demi sebuah tugas membersamai pimpinan.

Di kantor kami sudah terbiasa dengan istilah TKW, bukan singkatan tenaga kerja wanita tetapi tenaga kerja weekend. Dimana diawali dari rutinitas divisi kami yang selalu saja kegiatan dinas itu justru semakin banyak di hari sabtu minggu. Baik undangan acara secara langsung juga disposisi para pimpinan untuk menghadiri, mewakili dan menyampaikan sepatah dua patah kata dalam format sambutan, keynote speech atau materi paparan tentang kejawabaratan.

Maka disaat itulah improvisasi harus hadir dan tampil keatas podium tentu dengan beban dan tantangan bisa merepresentasikan pimpinan atau minimal bisa menyampaikan poin penting tentang visi dan misi jawa barat. Jika sekedar membacakan teks sambutan yang sudah disiapkan maka bukan tugas yang berat, namun berdiri di podium sebagai wakil pimpinan itulah tantangan sebenarnya. Bagaimana audien gang hadir mau mendengarkan dan memperhatikan ucapan kita adalah tantangan berat.

Disinilah ide untuk membuat MIPAN atau mini pantun. Karena kalau pantun biasanya ada 4 baris tentu dengan akhiran yang sama, seperti contohnya :

Bunga mawar mekar di pagi, 
Wangi harum mengundang rasa. 
Senyum ceria hati bersemi, 
Bersama teman, hidup bahagia.

Namun dalam prakteknya apalagi mengusung momen spontanitas, akan kesulitan untuk menghafalnya dan langsung disampaikan di forum sambutan. Maka cara paling efektif adalah dengan MIPAN ini. Dari situlah ide tentang urusan MAKAN TAHU itu dimulai.

Kenapa pantun mininya diawali dengan makan tahu?”

Jawabannya sederhana, karena kalimat makan tahu akan berima dengan kalimat ‘I love you’ tinggal ditambah saja dengan kalimat lanjutan yang relevan dengan suasana, nama orang, jabatan tamu VIPnya atau yang paling umum adalah :

Makan tahu pakai tangan kanan
I love you para tamu undangan.

Berdasarkan pengalaman beberapa kali melontarkan mini pantun ini dapat membuat suasana lebih santai, akrab dan tentunya ceria. Setelah itu masuk ke dalam konteks tema kegiatan dan akhirnya tak terasa tugas mewakili pimpinan untuk berbicara di depan umumpun kelar.

Apakah tidak khawatir, audien bosan dengan mini pantun makan tahu?”

Sementara tidak memusingkan itu, biarkan penugasan mewakili untuk.memberikan sambutan oleh pimpinan terus berjalan dan mini pantun ini terus diucapkan. Mungkin besok lusa ada titik jenuh dan mengganti dengan istilah lain. Semuanya mungkin karena perubahan itu adalah keniscayaan. Selamat menikmati mini pantun kami. Wassalam (AKW).

Makan Tahu di daerah Cipaku
I love You para pembaca Blog akuuu…

Perpisahan Pak Bey & Jejak digitalku.

Dibalik momen haru dan sedih, ada penyempurna yang hakiki. jejak digital terpatri.

BANDUNG, akwnulis.com. Siang ini (19/02) adalah sebuah momentum penting bagi seluruh pegawai di Gedung sate karena hadir bersama pada acara perpisahan dengan bapak Penjabat Gubernur Jawa barat yakni Bapak Bey Triadi Mahmudin dan Ibu Amanda Soemedi yang telah menakhodai pemerintah provinsi jawa barat selama 17 bulan lebih.

Tulisan ini tidak mengulas suasana perpisahan yang mengharu biru, campur aduk antara haru dan biru eh sedih. Tapi inilah kenyataan yang harus dihadapi dan dijalani.

Nah di momen terakhir sambutan bapak Sekda, hadirlah di layar LED sebuah pantun berbahasa sunda. Jengjreng…. awalnya biasa saja. Dibaca sekilas dan berlanjut dalam sebuah rangkaian acara.

Tapi…. kok agak hafal untuk kalimat di barisan pertama dan kedua. Ada 2 kalimat yang terasa tidak asing. Tulisannya adalah :  ‘mapay desa nu baranang, manggih domba disimbutan. ..’

2 kalimat ini terasa akrab karena merasa pernah menuliskannya di suatu tempat. Tapi tentunya juga perlu pembuktian. Mengapa 2 kalimat itu memiliki hubungan khusus dengan diri ini. Langsung disalin saja 2 kalimat tersebut dan ditempelkan di kolom searching mbah google.

Tadaaa…..

Ternyata hadirlah urusan searching pertama dan kedua, salah satunya adalah alamat blog pribadiku. Tak sabar dibuka dan benar saja, 2 kalimat itu adalah tulisanku di tahun 2018 atau tepatnya 7 tahun  yang lalu.

Meskipun ternyata 2 kalimat tersebut hadir juga di laman kumparan.com juga website lainnya. Tapi yang membuat hati ini senang karena dengan jejak digital dapat dilihat siapa yang menulis duluan. Mayoritas beberapa website menulis dengan judul ‘Contoh pantun sunda‘ padahal sejatinya itu dibuat dan diupload oleh jemari ini pada tanggal 27 Nopember 2018 atas permintaan seorang kakanda yang beralih tugas dari jabatan Camat Boget Kabupaten Sukabumi dalam momentum perpisahan.

Ada terselip rasa senang karena sebuah tulisan 7 tahun lalu bisa hadir kembali dalam sebuah momentum resmi yang secara kebetulan adalah di lingkungan kerja sekaligus disaat perpisahan pimpinan tertinggi di lingkungan pemerintah provinsi jawa barat khususnya dengan para pejabat tinggi pratama, para pimpinan BUMD dan seluruh pegawai di Sekretariat daerah provinsi jawa barat.

Tulisanku 2018 itu adalah :
Mapay desa nu baranang
Manggih domba disimbutan
Aya mangsana datang
Aya oge mangsana amitan.

Dan sekarang di layar LED terpampang :
Mapay desa nu baranang
Manggih domba disimbutan
Aya mangsana Pak Bey datang
Aya oge mangsana Pak Bey amitan.

***

Rasa haru semakin bertambah, awalnya karena memang begitu terasa keteladanan dari Pak Bey selama menjabat Pj Gubernur Jawa Barat. Kasih sayang, kesederhanaan, ketelitian dan kemudahan komunikasi serta bejibun kebaikan – kebaikan yang beliau tunjukan sebagai seorang pemimpin yang hari ini menjadi saat – saat terakhir sebagai peje dan akan kembali bertugas menjadi eselon I di Kementerian Sekretariat Negara di Jakarta.

Dilengkapi dengan penyempurnaan dari hadirnya kalimat pantunku sebagai pengantar dari ungkapan perpisahan. Itulah indahnya momentum kehidupan dilengkapi dengan catatan dari jejak digital. Bagi yang penasaran, bisa dibuka tautannya disini :…. PANTUN PERPISAHAN – akw.

Selanjutnya sebagai penutup, maka pantun singkat langsung dibuat :
Makan tahu di pinggir pantai sambil naik kuda.
I love u bapak Bey dan Ibu Amanda.

Daun selasih tersemat lagi di depan mata.
Terima kasih dan selamat kembali ke Jakarta.

***

Itulah tulisan singkatku kali ini, sebuah tulisan yang dihadirkan dalam masa – masa perpisahan. Wassalam (AKW).

KESERUAN DI PASAR APUNG LOK BAINTAN

Keceriaan bersama emak – emak jago pantun dan jago jualan.

BANJARMASIN, akwnulis.com. Melanjutkan tulisan terdahulu tentang perjalanan dini hari membelah sungai untuk menuju area pasar terapung Lok Baintan yaitu DINI HARI NGOPI & SUNRISE DI SUNGAI BARITO. Maka sekarang jalinan kata yang tertuang adalah cerita kelanjutannya.

Tulisan inipun mengkoreksi terkait penamaan sungainya karena setelah dilakukan studi literasi ternyata nama sungai ini adalah sungai martapura yang merupakan anak sungai barito. Jadi tetep anaknya sungai barito ya, sungai raksasa yang membentang di sepanjang pulau kalimantan. Secara urutan sungai barito ini masuk rangking ketiga terbesar di kalimantan. Rangking keduanya sungai mahakam sepanjang 920 kilometer dan sungai terbesar di kalimantan sekaligus terbesar dan terpanjang di indonesia adalah sungai kapuas dengan panjang sekitar 1.143 kilometer.

Nggak percaya panjangnya segitu?.. ukur aja sendiri”
Singkat cerita setelah perjalanan sekitar 1 jam 30 menit yang mendebarkan dan menjadi pengalaman spesial karena mengusuri sungai dari kota hingga ke desa sungai dan kejutan selanjutnya adalah menikmati hadirnya mentari pagi dari tengah sungai martapura itu amazing banget bro.

Pengalaman berharga ini sudah tertuang pada tulisan terdahulu, inilah lanjutan ceritanya.

Setelah menikmati hadirnya mentari sambil tidak lupa menyeruput kopi panas. Kohitala yang sangat spesial, karena jelas berbeda dari lokasi menyeruputnya. Kalau kopinya sama, kohitala kopi hitam tanpa gula yaitu kopi arabica java preanger.

Perahu bermotor ini terus bergerak sekitar 25 menit lagi dan akhirnya tiba pada titik yang dituju, yaitu pasar terapung Lok Baintan. Dari kejauhan sudah terlihat kumpulan perahu dayung kecil mengelililingi beberapa perahu motor yang sudah datang lebih dulu.

Perlahan tapi pasti, perahu bermotor ini langsung tiba di lokasi dan serbuan perahu kecil dengan mayoritas di nahkodai oleh ibu-ibu begitu sigap mendekat. Langsung menempel ke badan perahu motor dan berteriak dengan mengacungkan dagangannya.

Seru sekali kawan, melihat semangat emak – emak yang ternyata untuk tiba di titik pertemuan ini harus mendayung sampan yang sarat bawaan sekitar 1 jam. Tentu dengan aneka hasil pertanian, buah – buahan, sayuran, olahan pangan hingga bedak dingin berupa sukro – snack bulat berwarna putih plus juga kopi panas serta nasi kuning terbungkus daun. Ada juga buah mangga kasturi dan olahan pangannya adalah kue bingka.

Ada yang menarik disini selain suaranya yang seperti teriak – teriak juga emak – emak jago pantun. Baik pantun dengan bahasa lokal atupun pantun berbahasa indonesia. Sehingga diskusinya cair dan penuh keceriaan.

Seorang emak berteriak,
Disini gunung disana gunung
Di tengah tengah mawar melati

Sekarang ini kita bergabung
Ada bapak yang baik hati”

Langsung penulis jawab dengan tergagap,

Anak ayam jatuh ke jurang”
“Maaati”

Euh pantun apaan tuh. Pantun nggak nyambung tapi semakin menyemarakkan pagi dengan terbahaknya tawa dan saling membercandai.

Selanjutnya penulis berusaha membuat pantun sekaligus menutup sesi belanja ini karena perbekalan sudah menipis. Inilah pantunnya,

Pagi – pagi di bawah meja
Dibawah meja ada kubis”

Maafkan sudah tidak bisa belanja
Karena uangnya habiiis”

Wkwkwkwkwkwkw…..

Ada tawa kemenangan karena sudah jelas emak – emak pedagang tidak akan menawarkan dagangannya lagi. Tapi ternyata….  perkiraan itu salah besar. Ada kejutan yang dihadirkan di tengah sungai martapura ini dikala seorang emak – emak penjual berteriak lantang sambil berpegangan di pinggir perahu,

Kalau bapak makan sosis
Jangan lupa diiris – iris

Kalau bapak duitnya habis
Bisa pake qiuriss (QRIS)”

Sambil emak – emak ini mengeluarkan sesuatu dari gantungan lehernya… ternyata barcode qris salah satu bank. Luar biasa, akses keuangan digital sudah hadir disini, di tengah sungai di kerumunan pasar apung lok baintan.

Kalah sudah penulis sehingga akhirnya mencoba scan barcodenya dan berbagi uang virtual untuk berbagi nasi sekaligus pak bos Ade Hadeansyahpun tak mau kalah, ikut memberikan uang untuk berbagi nasi bagi para pedagang tangguh di pasar apung ini.

Tidak lupa secangkir kohitala kopi hitam tanpa gula yang didapat dari emak – emak menjadi momentum penting kembali yakni menikmati dan menyuruput secangkir kopi ditengah sungai yang begitu riuh penuh keakraban.

Selamat belanja jangan lupa duit habis pake QRIS. Wassalam (AKW).

PANTUN HARIAN M3 Okt 2023

Kumpulan Pantun AKW di minggu ke 3 Bulan Oktober 2023.

CIMAHI. akwnulis.com. Sebuah kata dirangkaian beberapa ternyata bisa sedikit mewakili rasa yang sedang dijalani. Genre pantun menjadi pilihan kali ini, pantun sederhana. Namun jika setiap hari dibuat dalam format PANTUN HARIAN ternyata seminggu berlalu, lumayan juga minimal ada 7 buah pantun yang dihadirkan.

SENIN 161023

Menenun kain memakai kawat
Kawat berpegas nampak mengkilat

Hari senin penuh semangat
Awali tugas dengan niat yang kuat

SELASA – 171023

Makan laksa di pasar baru
Ada desahan semanis madu

Hari selasa penuh haru
Karena sebuah perpisahan yang sendu

RABU – 181023

Ibu – ibu mengangkat sapu
Sapu dilempar nyangkut di dagu

Hari rabu semangat menggebu
Tuntaskan tugas secara terpadu

KAMIS – 191023

Masak tumis sambil menangis
Rawit diramu makin meringis

Hari kamis begitu manis
Seperti kamu yang ceriwis dan humoris

JUMAT – 201023

Mang Mamat mengirim surat
Surat dibuka isinya undangan rapat

Bekerja semangat di hari jumat
Tuntaskan tugas secara cermat

SABTU – 211023

Ambil batu pake tangan
Batu dilempar nyangkut di dahan

Hari sabtu bentrok undangan
Akhirnya salah satu jadi pilihan

MINGGU – 221023

Beli Sagu dan sekarung beras
Beras ditanak dibungkus kertas

Hari minggu tetap bertugas
Jalani semua dengan Ikhlas

***

Beli sagu dan sekotak mentega
Campur tepung dan Semangkok gula

Hari minggu bersama keluarga
Nikmati kebersamaan yang nyata

***

Itulah kumpulan pantun harianku di minggu ke 3 Bulan Oktober 2023. Wassalam (AKW).

Pantun 170120

3 pantun urusan kerja.

BANDUNG, akwnulis.com. Agenda padat di hari jumat memang menyita konsentrasi dan harus bermental kuat, apalagi terjadi perubahan jadwal mendadak karena pimpinan harus mendampingi gubernur di acara lain, maka jadilah ‘sopir tembak‘, tetapi justru dari suasana sedikit tertekan inilah bisa hadirkan sebait dua bait pantun ‘agak maksa‘ sementara di siang hari acara lebih relax, dan inilah hasilnya :

A. Agenda 1, Rapat kordinasi sinergitas BUMD dg BUMN (PT PPA) menghasilkan pantun :

1.
Dari garut ke nangkasuni

Bawa dorokdok harum kulit domba

Para direktur dan dirut BUMD hadir disini.

Rumuskan banyak hal termasuk forum, untuk kemajuan bersama

***

2.
Ke Cikapayang memungut hati
Hati yg terbuka dan yang benar2 bersih

Demikian rapat kordinasi hari ini
Atas kehadirannya, kami ucapkan terima kasih

***

B. Agenda 2, Rapat biro sekaligus lepas sambut pejabat struktural dan staf yang beralih tugas, maka ini pantunnya :

Ingin berenang di kantor sangkuriang
Tapi ternyata tidak ada kolam renang

Yang pergi senang, yang datang riang
Merangkai prestasi kerja di masa depan gemilang

***
Terima kasih, have a nice weekend guys. Wassalam (AKW).

Pantun Perpisahan.

Request pantun perpisahan, sedih nulisnya.

Photo : rembulan hadir memisahkan dengan sang mentari / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah request muncul di WAG, “Buatin pantun perpisahan dong!”, wadduh… kaget juga karena perpisahan itu biasanya pasti berteman dengan sendu dan kesedihan. Juga ditaburi duka dan lara, serta akhirnya merana.

Alhamdulillahnya ini bukan perpisahan karena cinta, tapi prosesi paturay tineung lepas sambut pimpinan wilayah yang harus berganti karena tugas negara.

Oke deh kalau begitu, kotret… tret tret... “Eh tapi kayaknya pake bahasa sunda bisa lebih syahdu”…

Corat coret lagii…..

Jeng jreng…

*Pantun Perpisahan Camat Boget*

Mapay desa nu baranang
Manggih domba disimbutan
Aya mangsana datang
Aya oge mangsana amitan

Tukang gula disangka semah
Nu ditiung mamawa runtah
Baheula datang kusabab amanah
Ngawangun nagri ngarah tumaninah

Neang gaang ditengah sawah
Meunang bonteng kabawa caah
Ayeuna diteraskeun kalawan bungah
Kecamatan bojong genteng nu pinuh berkah

Ngarendos peuteuy keur parab oray
Isukna tuluy disangrai
Sanaos ayeuna atos paturay
Tapi silaturahim mah ulah peuray

Daun ragragan kana rancatan
Nyandak pajeng nyingkahan begal
Pileuleuyan juragan camat mantan
Mugi langkung majeng ditempat enggal

Hayam nyatu dina tuur, ngagarayam!!
Sakitu anu kapihatur, Wassalam!!!

***

Salam Alumni RLAXIV. (AKW).

Pantun RLA XIV

Rangkaian asa penuh suka duka selama 4 bulan yang penuh makna dalam genre pantun sederhana

Abege seksi jualan panci
Dibeli selusin langsung berhenti
Ungkapan ini bukan puisi
Tetapi aneka kumpulan cirahan hati

Tali terkait dibalut semen
Mengikat kawan semakin erat
Wawancara skype dan seleksi online
Pembuka jalan menjadi peserta Diklat

Wajah kusam dioles arang
Lari ke warung membeli koran
Pengumuman kelulusan adalah kenyataan
Kampus Kiarapayung awali pembelajaran

Gunung Manglayang indah sekali
Udaranya segar nyaman di daki
Kami datang dari Jabar, Jogja dan Bali
Luaskan wawasan dalam koridor reformasi birokrasi

Layar berkibar di bukit ini
Tautan jemari merengkuh hati
Juga 7 kab/kota di Jabar adalah kami
Jalin silaturahmi serta persaudaraan hakiki

Buah coklat berdaun mini
Campur ketumbar hindari basi
Kami peserta diklat Reform Leader Academy
Siap belajar, berinovasi dalam kerangka kolaborasi

Masak ikan kembung tanpa gula
Dicampur garam dan sayur selada
Wujudkan whole of government secara nyata
Di tempat kerja juga nanti ke seantero nusantara

Anak sapi makan jerami
Kambing sehat, berlari kesana kemari
Bonus demografi tantangan kami
Hasil diklat ini, harus menjadi solusi

Ke perkemahan jalan kaki bersama
Peluh menetes hati terbuka
Millenial menjadi fokus utama
Tema diskusi, hasilkan solusi nyata

Ikan bersirip di dalam samudera
Berenang meliuk pamerkan gaya
Policy brief & policy paper kami susun bersama
Buah fikir kami, sumbangsih bagi negara

Pergi ke hutan mencari kakak tua
Hindari lumpur dapatkan cucakrawa
Kami kampanye ke seantero kota
Ditambah survey online di seluruh indonesia

Kopi robusta dicampur arabika
Diseduh air mendidih tanpa gula
Hasilkan konsep dan rekomendasi bersama
Beri kemudahan millenial untuk berusaha

Photo : Ketua Kelas menerima piagam penghargaan Kelas dari Ketua LAN RI / dokpri.

Pa Sigit adalah ketua kelas kami
Sosoknya riang, seksi meski terkadang menyendiri
Ruang riung adalah RBN kami
Memberi ruang & aktivasi millenial sejati

Arabika puntang dicampur kopi Aroma
Hasilkan rasa membumi penuh pesona
Gedhong rembulan Sibangbara bergema
RBI Jogja, Kabupaten Sukabumi & KBB bersama

Kopi Kintamani enak rasanya
Kopi Kiwari, harum penuh asa
Viral Sukabumi & Loka Yowana Kriya
RBI Kota Sukabumi & Bali pulau dewata

Kumpulan kaleng isinya kopi juga
Tidak hambar dengan rasa luar biasa
Gudang gandeng, switch in dan Rumah Moeda
Dari Jabar, Bandung-Cimahi, Bogor dan Purwakarta

Photo : Ketua LAN RI dengan produk Kopi Kiwari dari pengusaha millenial di Jabar / dokpri.

Menyeduh kopi gunakan teko leher angsa
Hasilkan kejutan rasa yang tak akan terlupa
Konsep ini sudah sampai kepada negara
Di KSP melalui ibu Deputi III

Aura Kasih menari di pinggir kali
Ikan terpana, buaya terdiam sambil mengintip
Terima kasih LAN RI atas kesempatan ini
Membimbing kami menjadi kreatif, profesional, inovatif yang Kolaboratif.

Menenun batik bergambar singa
Goreskan canting, ikuti rasa nurani
Hatur nuhun Bapak Kepala LAN dan Pak Kapus PKP2A I beserta jajarannya
Kami bangga menjadi alumni diklat di kampus ini.

Photo : Coach kami, Pak Desi F sedang beraksi / dokpri.

Makan sirih dicampur busa
Sedikit nasi diatas baja
Makasih kami untuk coach yang luar biasa
Pa Desi & Pa Yonathan yang bersahaja

Mawar berduri basahi raga
Mawar mewangi tidak semua
Awal juli kita bersua
Awal nopember ini akhirnya berpisah jua

Kopi Pangauban berbentuk biji
Di grinder kasar untuk Vsixty
Maafkan semua perilaku kami
Jikalau ada yang tidak berkenan di hati

Photo : Diplomasi kopi / dokpri.

Kopi pahit disajikan pagi
Kopi Luwak cocok siang dan malam hari
Kami pamit bukan sekedar pergi
Tetapi melangkah pasti, mengubah Negeri.

HIDUP RLA XIV!!!!

Wassalamualaikum Wr Wbr.
Kiarapayung, Nopember 2018 (AKW).

Pantun bersua ibu Deputi III KSP

Catatan singkat sebagai Closing Statement.

Photo Ibu Deputi III KSP, Bp Deputi LAN RI serta Bp Kapus PKP2A I LAN RI / pic by Tri Arya rlaxiv

Jakarta, akwnulis.com. Closing statement pertemuan RLA XIV, Deputi LAN RI, Kapus PKP2A I dengan Ibu Deputi III Kantor Sekretariat Presiden di Gd Bina graha Jakarta, Selasa tanggal 6 Nopember 2018, monggo :

Berburu kaset bilingual
Isinya bahasa juga jalinan cinta
Mengantar konsep untuk millenial kepada negara melalui ibu Deputi III

Photo : Pemaparan peserta Diklat RLAXIV di Ruang Utama Bina Graha / pic by Tri Arya rlaxiv

Cenderawasih makan mentega
Bersama rusa meraih juara
Ini sumbangsih kami untuk negara
Demi indonesia maju sejahtera

Ke pasar ikan meramu kasih
Cukup sekian terima kasih.

Hatur nuhun (AKW).

Pantun di Tanah Lancang Kuning

Pantun ‘terpaksa’ demi menyesuaikan budaya bahasa di Tanah Lancang Kuning penuh asa.

Pekanbaru, akwnulis.com. Di tanah Lancang Kuning hampir setiap momen selalu bersua pantun, deretan kata berima sejukkan rasa. Mulai dari pesawat Citilink, sebelum makan siang, hingga pelaksanaan rapat kunjungan kedinasan, semuanya berpantun dulu.

Maka sebuah tantangan berbuah tulisan, pantun sederhana yang terbit dengan tergesa. Semoga masih bisa menambah catatan dalam perjalanan dunia, cekidot :

Timun merambat berbenang labu
Beralih rupa menjadi nasi
Selamat siang bapak dan ibu
Salam jumpa dalam kunker Silaturahmi

Ikan baung membawa surat
Naik ke darat dicampur tomat
Kami datang dari Bandung Jawa Barat
Mengirim hormat salam sahabat

Bolu kemojo enak rasanya
Di pasar bawah lengkap semuanya
Terima kasih atas penerimaannya
Kami tunggu kunjungan balasannya

Kue talam dibungkus lagi
Ikan salai berbumbu cinta
Sekali lagi terima kasih
Atas keramahan dan kehangatannya

Kain batik bermotif bunga
Digelar di Taj Mahalnya indonesia
Kami pamit dengan bahagia
Ditunggu yaa kunjungan balasannya (AKW).