PANDA LATTE

Menikmati panda diatas kopi…

KBB, akwnulis.com. Menyempatkan diri untuk sekedar mampir dan memilih menu di kedai kopi atau restoran yang ready menu kopi adalah hiburan diri yang hakiki. Apalagi jikalau waktunya tepat, bisa janji ketemuan sama istri tercinta yang sibuk bekerja, itu luar biasa.

Waktu yang terbatas menjadi berkualitas, karena suasana berbeda jikalau dibandingkan bersua di rumah dikala badan dan pikiran sudah terforsir untuk bekerja yang tiada habisnya, maka diskusi pillow talk juga akhirnya ditutup dengan ketiduran salah satunya, eh penulis yang suka ketiduran duluan.

Maka nongki berdua ini menjadi momen berharga, sambil tentunya memilih menu kopi apa yang bisa menemani dan memberikan nilai rasa berbeda.

Tak berapa lama pelayan mendatangi dengan wajah sumringah sambil menyerahkan buku menunya. Dibuka-buka sebentar, ternyata pilihan manual brewnya nggak ada. Maka pilihannya pada kopi mesin, eh maksudnya biji kopi yang diproses dengan mesin kopi. Pilihannya ya espresso, latte, americano, dopio, picollo cappucino deh….

Kang, pesen latte aja tapi yang gambarnya lucu”
Pelayan tersenyum penuh arti dan ngangguk-ngangguk.

Istriku tertawa karena mungkin aneh, pesen kopi bukan karena jenis dan rasa, tapi malah urusan gambar di permukaan kopinya.

Tapi nggak salah khan?, ya suka-suka yang pesen aja” jawabanku yang membuat siang itu menjadi ceria.

Sebenernya sederhana guys, karena makna menikmati sajian kopi itu sangat luas. Umumnya adalah rasa, lalu rasa dan rasa hehehehe… padahal sajian kopi itu seni, tidak hanya rasa, tapi keberanian menampilkannya, kemampuan membuat gambar di foamnya, cara penyeduhannya yang banyak aturan kalau manual brew, keberanian menggabungkan dengan bahan lain tetapi citarasa kopinya tetap terjaga, juga mesin kopinya seperti apa, beannya apa dan dari mana juga di blend atau mandiri…. ah banyak pokoknya faktor penentunya. Termasuk siapa dan bagaimana tampilan, kemampuan dan keramahan baristanya.

Nah kali ini dalam suasana santai tapi waktu yang terbatas, cukup diwakili dengan request bikin latte yang gambarnya lucu, “Simpel khan?”

Tak terasa waktu berjalan begitu singkat, tiba-tiba sang pelayan sudah datang membawa sajian latte pesanan tadi, daan…. tadaaaa…

Yang hadir secangkir latte bergambar panda guys, berarti kita kasih nama ‘Panda latte’. Jadi penasaran, “Kang, kenapa milih gambar lucunya panda?”

Sang pelayan tersenyum, lalu bilang, “Barista yang buatnya kakak, cuman saya bilang tamunya minta latte yang bergambar lucu”… lalu pelayanna nambahin, “Sebelum bikin lukisan latte, sang baristanya liat kakak dulu baru beraksi”

Wkwkwkwwkwkwk” Istriku tertawa renyah dan begitu senangnya sampai pelayan bingung. Diriku tersenyum juga dan tak banyak nanya lagi, langsung sruput panda latte, ternyata enak rasanya, Alhamdulillah.

Itulah cerita tentang kopi eh menikmati kopi kali ini, Wassalam. (AKW).

Cappucinno Cermin Diri.

Bersua dengan barista yang menggambar sesuatu yang berbeda.

BANDUNG, akwnulis.com. Tuntas makan siang serasa ada yang kurang, padahal perut dan pikiran sudah kenyang. Ternyata belum ngopay…. ah alasan ini mah, modussss……

Maka dipanggillah sang pelayan dan meluncur sebuah harapan, “Pesan kopi hitam kang”

“Maaf kak, tinggal espresso dan cappucinno kak”

Aku terdiam, sebuah dilema menghadang… karena baru kemarin menikmati Espresso Ungu dan juga ditambah tadi pagi… masa sekarang espresso lagi?…. jangan ah.

Cappucinno aja satu, tapi gambarnya yang bagus ya, klo bisa gambar kelinci”

“Iya kak” sang pelayan menyambut dengan senyuman yang agak sedikit menyeringai… kenapa ya?… karena diminta gambar kelinci di permukaan cappucinno-nya atau dia punya pengalaman nggak enak dengan kelinci?…

Ya sudahlah….

Ternyata…..

Penasaran ya?”….. kaleeem para pembaca.

Jawaban seringai sang pelayan hadir dari ketidaksengajaan, yaitu tidak sengaja mendengar pembicaraan pelayan dengan sang barista, tepat dikala diriku melewati mereka pada saat menuju mushola di lantai atas.

Barista : “Apa pesanannya?”

Pelayan : “Cappucinno, gambarnya kelinci”

Barista : “Wah susah bro”

Pelayan : “Apa aja deh, yang penting menyenangkan si kakak tadi”

Barista : “Oke bro, kakak yang besar tadi?”

Pelayan : “Iya”

Berselang beberapa waktu, datanglah sang pelayan membawa pesananku tadi, “Ini kakak cappucinno-nya, semoga berkenan” dilengkapi dengan senyum yang tulus (kayaknya).

Photo : Cappucinno wajah diri / dokpri.

Terima kasih” jawabku, tapi langsung termenung memandang gambar diatas cappucinno. Senyuman wajah panda seolah menjadi pesan bahwa diriku chubby dan gendut seperti panda, padahal….

memang itu kenyataannya.

Kok kayak ngaca ya?” Suara hati menggelitiki diri.

Tapi di hati cukup senang dengan perhatian sang barista yang berusaha membuat gambar karakter wajah yang merepresentasikan pemesan dan menghilangkan pikiran buruk sangka, bahwa sang barista mau ngeledek wajah non-tirus alias menggelembung ini dengan gambar wajah panda yang menggemaskan. Sruputtt guys, selamat siang. Wassalam (AKW).