Naik WHOOSH lagi ke Halim

Naik Whoosh lagi…. Ciuuuuuzz

PADALARANG, akwnulis.com. Pagi yang cerah mengantarkan raga ini menuju stasiun padalarang di bandung barat. Tujuannya tentu untuk menikmati kembali kecepatan dan kemajuan negeri ini dari sisi transportasi publik dengan menaiki Whoosh kereta cepat jakarta bandung dalam rangka tugas yang diembankan. Sebetulnya tim yang berangkat 11 orang, tetapi mayoritas berangkat dari stasiun Tegalluar Gedebage Bandung yang juga menjadi stasiun pemberhentian akhir kereta Whoosh ini.

Hadirnya raga ini adalah untuk Mewakili Ibu Kepala Dinas sosial provinsi Jawa barat sebagai wakil pengarah TP2GD (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah Provinsi Jawa barat dalam rangka Visitasi pengusulan Calon Pahlawan Nasional Marsekal Suryadi Suryadarma bersama para pejabat dari Dinas Penerangan Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.

Pelaksanaan Visitasi ini dalam rangka melihat, memverifikasi dan memastikan secara langsung bangunan,  artefak, benda, makam, patung, gedung pertemuan hingga saksi hidup dari perjuangan calon Pahlawan Nasional Marsekal Suryadi Suryadarma dilaksanakan selama 3 hari yaitu tanggal 02 mei 2024 sampai dengan tanggal 4 mei 2024.

Maka cerita pertama ini adalah pengalaman awal untuk memulai perjalanan visitasi ini. Whuuush whuss whuuus…..

Proses masuk kereta menjadi hal biasa karena sudah serba digital. Tiket dalam bentuk barcode sudah dicapture di smartphone. Masuk ruang stasiun menuju lantai 2 keberangkatan dengan eskalator dan sejenak mampir di toilet untuk sekedar mencuci muka dan sedikit kencing. Tak berapa lama pengumuman untuk bersiap menuju kereta maka kaki bergegas, mendekati tempat gate pemberangkatan. Tempelkan barcode tiket tadi di gate, tring pembatas terbuka dan kita melenggang masuk. Langkah belum selesai karena harus naik ke jembatan penyebrangan tapi tidak usah berkecil hati karena ada 2 pilihan. Pertama dengan tangga biasa dan kedua menikmati eskalator.

Tiba di atas jembatan penyebrangan, kembali berjalan kaki dan bisa melihat dibawah kita rel kereta mengular membentang panjang hingga menghilang di tikungan. Lalu kita turun lagi di sisi lain dan bersiap menunggu kedatangan kereta. Jangan khawatir harus menunggu dimana dan menghitung kira – kira pas nggak berdirinya. Tinggal lihat tiket elektronik kita, baca gerbong berapa. Lalu lihat di lantai tempat kita menunggu, sudah ada tulisan digrafir dilantai semua petunjuk gerbong sesuai pemberhentian kereta whoosh dari gerbong 1 sampai akhir. Berdirilah disitu sesuai nomor gerbong kita.

Memasuki gerbong disambut senyum dan gestur keramahan petugasnya lalu duduk sesuai nomor kursi dan bersiap menikmati perjalanan. Ada satu saran, jika sudah duduk dan kereta whoosh bergerak ternyata ingin ke toilet bersegeralah. Apalagi jika ingin buang air besar dan perut mules, karena perjalanan ke jakarta dari padalarang hanya sekitar 25 menit saja. Khawatir kita masih ngeden karena mules, ternyata kereta whoos sudah sampai di stasiun halim jakarta hehehe.

Oh iya perjalanan menaiki kereta Whoosh kali ini terasa lebih lengkap karena kereta makan atau gerbong restonya sudah berfungsi dan pilihan menunya ada di selipan kursi masing – masing yaitu dari Indomaret poin. Berbagai pilihan menu minuman dan makanan teredia. Maka memesanlah atau datang langsung ke gerbong restonya yaitu di gerbong ke-5 rangkaian kereta whoosh ini. Selamat mencoba.

25 menit berlalu dan akhirnya mendarat eh tiba di stasiun Halim dengan selamat. Bergegas keluar dari rangkaian gerbong kereta whoosh dan menuju eskalator turun satu lantai menuju area kedatangan. Ternyata suhu diluar cukup panas sehingga diputuskan untuk beristirahat sejenak di area keberangkatan stasiun Halim sambil menunggu petugas dari Mabes TNI AU datang menjemput dan mengarahkan. (AKW).

*bersambung*

Numpak WHOOSH – fbs

Tos kedahna kitu, kumaha deui nya.

BATUJAJAR, akwnulis.com.  Seiring sore menjelang selaras dengan asa yang kembali ingin berbagi cerita. Tentu disampaikan juga bahwa tulisan singkat ini berbahasa sunda.

(DISCLAIMER) Tulisan ini hanya cerita fiksi atau rekaan saja tetapi ide awalnya memang dari pengalaman di dunia nyata.

Inilah ceritanya : …..

Fikmin # Numpak WHOOSH #

Haté keur bungah sabab diajak dunungan numpak Whoosh ka Jakarta. Asup ka stasiunna caraang harèrang lalega. Komo basa naèk ka lantèy 2, gok tèh hareupeun. Karèta Whoosh kelir bodas hawuk jeung beureum. Alhamdulillah.

Petugas somèah ngabèjaan kudu diuk dina gerbong nu mana. Gèk diuk, nikmat pisan. Ngan hanjakal beuteung ujug-ujug ngusial. Tapi da reugreug, pasti aya wèsè dina karèta.

Teu lila Whoosh maju, beuteung beuki ngusial. Lalaunan nantung bari muru ka panto nu muka otomatis. Wèsèna kosong, langsung asup. Kaambeu sareungit, ngeunaheun, porosot calana, gèk nagog.

Keur anteng ngaluarkeun eusi beuteung, karasa asa eureun karèta tèh. Panasaran muka tulak nempo kaluar. Gebeg tèh. Penumpang keur tarurun, “Euleuh naha?”

Teu loba carita, calana diangsrodkeun. Muru lawang kaluar. Teu sirikna ngajleng. 10 detik tiharita karèta maju deui, da ukur eureun 2 menit di stasiun Padalarang.

Nyaan Whoosh tèh karèta cepat, karèk nagog geus nepi” Uing gogodèg bari nempokeun leungeun nu ramètèk.

***

Itulah cerita singkatnya, seperti biasa jika terjadi ketidakmengertian arti dan pemahaman maka tinggal acungkan tangan ataupun tulis di kolom komentar. Bisa juga dengan DM dan japri via whatsapps. Hatur nuhun, Wassalam (AKW).

Ngopi di AWAN.

Sebuah cerita tentang keinginan dan kenyataan.

Photo : Kolam renang & nuansa alam / dokpri.

PADALARANG, akwnulis.com.  Setelah sekian purnama tak berani untuk menjambangi cafe ataupun kedai untuk menikmati suasana ditemani sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula), maka kali ini sebuah tulisan yang dihadirkan adalah sebuah cara untuk mengobati kerinduan ini.

Lalu mencoba mencari koleksi photo yang belum pernah dihadirkan, pilihannya jatuh pada photo-photo yang ternyata bukannya mengobati kerinduan kongkow tetapi malah membikin rasa ingin ngafe menggebu, ah serba salah.

Tapi sudahlah, jangan nekat dalam suasana saat ini. Pandemi belum berakhir dan virus covid19 masih mengintai tanpa kita sadari.

Cukuplah sedikit mengkhayal dan membayangkan sebuah makna kenikmatan yang di masa lalu adalah biasa dan kita kurang mensyukurinya. Tetapi kali ini, diri ini faham bahwa kesempatan berkongkow sambil ngopay itu menjadi hal yang luar biasa dan harus disyukuri.

Sambil merefresh ingatan, masih tergambar dikala kita bergerak dari lobby hotel ke arah utara dan memasuki lift untuk mengakses ke lantai 8 dimana lokasi tujuan yang telah ditentukan.

Keluar dari pintu lift maka tersaji nuansa cafe yang simpel namun elegan dan sesuai namanya yakni AWAN, ingin menggambarkan bahwa pemandangan di sekitar seakan kira berada diatas awan, ahay lebaay.

Photo : Hot Chocholate / dokpri.

Sudahlah, daripada ntar disuudzonin dapet endors padahal inimah ditulis karena kegabutan dan rasa sedikit frustasi melihat pandemi yang terus melanda negeri sehingga aktifitas berubah dari rutinitas sehari-hari.

Maka tanpa basa basi, mendekati sang baristi dan memesan minuman yang sudah menanti diracik sedari tadi.

Tanpa perlu berlama-lama sajian cafelatte dan hot coklat menemani semaraknya sore itu. Saling melengkapi meskipun harus segera disruput untuk dinikmati karena ternyata dengan suhu yang memang dingin ditambah gelebug*) angin, maka sangat cepat berubah dari hot coklat menjadi ice coklat hehehehe…..

*) gelebug : terpaan angin.

Photo : Cafellatte Awan / dokpri.

Sebelum meninggalkan lantai delapan, tidak ada salahnya mengabadikan secuil fragmen kehidupan dalam bentuk photo dari ketinggian. Kolam renang dan tempat bermain air bagi anak dipadukan dengan kelokan sungai dalam nuansa alam kehijauan memberikan semangat dan menggugah rasa syukur bahwa lukisan Tuhan adalah Keberkahan.

Selamat memaknai segala perubahan dan kehidupan ini. Insyaalloh dibalik kesulitan akan hadir kemudahan. Wassalam (AKW).