
BANDUNG, akwnulis.com. Ternyata seiring waktu berjalan banyak hal yang trlah dilalui dan dijalani. Tentu campur aduk sebegaimana konsepsi kehidupan yaitu antara suka dan duka seperti hadirnya malam untuk melengkapi siang sebagai pasangannya. Banyak hal yang sudah dilalui tentu terekam jelas dalam ingatan dan juga sanubari, apalagi jika kejadiannya bermakna mendalam dan spesial. Tentu semakin terngiang dan selalu hadir dalam ingatan.
“Bagaimana dengan rutinitas ataupun hal – hal sederhana yang sudah dilalui, apakah ingat semuanya?”
Disinilah letak perbedaan satu sama lain meskipun yakin secara umum banyak hal sederhana atau dianggap sederhana dalam keseharian terutama urusan rutinitas terlewati begitu saja dan terlupakan, seolah itu adalah hal biasa. Padahal menurut penulis, semua momentum kejadian kehidupan itu tidak ada yang sederhana. Semuanya bisa terjadi atas ijin Allah Subhana Wataala. Sehingga sebagai hambanya yang tak berdaya sudah menjadi kewajiban untuk senantiasa mensyukurinya.
Raga ini bersama jemari berusaha menuliskan ini adalah bagian dari rasa syukur sekaligus juga melengkapi dokumentasi diri bahwa saat ini sedang apa, sedang memikirkan apa, sedang punya ide apa ataupun memang sedang duduk santai sambil menikmati secangkir kohitala (kopi hitam tanpa gula).
Maka saya sampaikan bahwa menyimpan memori rutinitas kehidupan sebaiknya tidak hanya dalam ingatan tetapi juga dilengkapi dengan media lain yang dengan mudah kita cari, buka dan mentafakuri kejadian yang telah berlalu tersebut. Karena kejadian yang telah berlalu langsung menjadi sejarah kehidupan kita dan tidak akan terulang kembali. Cara paling jitu adalah mensyukurinya dan jangan lupa menyimpannya dalam catatan, gambar dan video baik di media riil seperti kertas, file digital di hardisk ataupun mengumpulkannya dan mencetak menjadi sebuah buku. Bisa juga seiring kemajuan jaman adalah menyimpannya di media sosial.

‘Titip file ya‘ itu sebuah caption yang ditulis untuk membersamai puluhan photo kegiatanyang sudah dilaksanakan seseorang. Lalu muncullah klik like dan juga komentar dari postingan tersebut lalu dibalas oleh pemilik akun dan ramailah poatingan tersebut. Tetapi ada juga postingan photo yang sepi dari like, jempol dan tak ada satupun komentar. Tidak perlu bersedih jikalau tidak ada interaksi atau respon, karena kita bukan siapa – siapa. Poafing dan simpan titip di media sosial sebagai sarana pengingat memori yang akan berguna di kemudian hari.
“Media sosial apa yang ideal?”
Ini tergantung selera dan pilihannya beragam baik di facebook, instagram, twitter, tiktok hingga youtube ataupun aplikasi lainnya termasuk blog online yang bertebaran jumlah dan pilihan fiturnya.
Masih belum puas takut suatu saat lupa pasword media sosialnya ya sudah gunakan metode lama. Simpan di hardisk komputer atau eksternal dan simpan di kamar saja. Besok lusa mau lihat lagi tinggal dicolokan kabel datanya ke PC atau laptop.
Bisa juga berbagai photo jepretan smartphone kita dicetak dengan kertas glossy dan ditempelkan di album photo. Seperti masa masa yang lalu.
Termasuk menulis ini, ini adalah sarana pembelajar pribadi untuk menyimpan dokumen berupa ide, gagasan, kegalauan yang dituangkan dalam kata kata dan besok lusa menjadi dokumen pribadi yang membantu kita mengingatkan tentang berbagai hal. Bisa tulisan serius, santai atau sekedar guyon demi mengendurkan urat syaraf yang mulai menegang. Selamat menulis dan menyimpan memori anda dimanapun. Wassalam (AKW).



























