SOSIALITA Band & Arabica Wine Sylvasari Gnhalu.

Sosialita Band ditetapkan dan arabica wine sylvasari diseduh dan disruput penuh kenikmatan.

CIMAHI, akwnulis.com. Sore ini menjadi istimewa karena bisa Kembali menghela nafas sejenak setelah sabtu pagi tadi menguras energi untuk hadir Bersama dan memberikan dukungan kepada teman – teman yang tergabung dalam SOSIALITA Band. Sebuah nama band yang dibentuk atas inisiasi kebersamaan dan juga mempertemukan talenta – talenta music di internal kantor kami yang diambil dari berbagai unit terpisah. Tidak hanya dari kantor pusat tetapi dari lintas kantor lainnya baik di unit pelayanan teknis dan juga dari unit satuan pelayanan. Personil dan penamaan grup band ini mengalami pasang surut dan hampir 1tahun untuk memutuskan menjadi nama SOSIALITA Band.

Awalnya ada ide diberi nama ODGJ Band, namun beresiko memiliki konotasi lain padahal personilnya terdiri dari unsur pegawai baik yang sudah berstatus pegawai negeri ataupun yang non pegawai negeri. maka dipilih alternatif nama lain, lalu muncul pilihannya adalah RAHARJA Band, senada dengan jargon kantor. tetapi seiring kesibukan pekerjaan maka penamaan dan kegiatan pembentukan band ini kembali terlupakan dan fokus kepada pekerjaan sesuai kewenangan masing – masing. tetapi semangat pembentukan band dan penamaannya terus menggema meskipun belum mencuat kembali, kayaknya menunggu momentum yang tepat.

Akhirnya Waktu juga yang menjadi saksi bahwa sebuah keinginan jika Allah berkehendak akhirnya bisa diwujudkan. diawali dari rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun ke79 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan kantor kami, Dinas Sosial Provinsi Jawa barat. maka terbentuklah panitia penyelenggara, konsep kegiatan dibahas, sponsor mulai dikontak dan akhirnya digelarlah rangkaian kegiatan perlombaan yang terbagi menjadi 3 tahapan kegiatan besar yaitu Perlombaan olahraga, perlombaan tradisional dan acara puncak.

Singkat cerita seorang pejabat di kantor kami ternyata sekaligus memiliki kemampuan sebagai pencari bakat akhirnya bisa menggabungkan berbagai potensi bermusik dan berlatih di kantor kami, jalan Amir Mahmud 331 Cimahi. Lalu di acara puncaklah menjadi momentum penting penamaan SOSIALITA Band ini disampaikan. tentu sebelumnya melaporkan dulu kepada Ibu Pj Walikota Banjar yang merupakan ibu Kadis kami bahwa penamaan grup band ini mengacu kepada nama dinas kita sekaligus juga memiliki makna lain yang diharapkan menjadi daya tarik tersendiri.

Maka dipanggung acara puncak inilah dibewarakan dan dikumandangkan nama band kami yang terbaru dengan nama SOSIALITA Band dengan personil terdiri dari Nanang Kusmana LJS & Andriani GWM (Keyboard), Wawan HR GRA (Bass), M Taopik GRA (bass), Raga GBKs & Rizal Ikbal F GRA (guitar), Ikhlasqulkamal LU (Saxophone, Yana (kendang) serta ibu Enok Komariah LJS – Rachmi Nurhanifah LJS, Yudha aditya LJS & Rahmat Irawan GRA sebagai vokalis. Selamat berkarya SOSIALITA Band.

Sebagai debut perdana dari grup band baru kami, maka lomba band OPD antar dinas di lingkup provinsi jawa barat dalam acara MUMTAZ yang diselenggarakan di halaman mesjid Al Jabbar menjadi ajang unjuk kabisa awal. Alhamdulillah meskipun tidak masuk 3 besar tetapi ada nilai penting bagi kami adalah menjadi momentum kekompakan dan kebersamaan baik band yang tampil juga para supporter yang begitu bersemangat. bergerak bersama dan bersorak mendukung band kesayangan kami dari 2 lagu yang ditampilkan.

Demikian cerita singkat kami di sabtu kemarin, tapi ceritanya belum selesai karena sore hari di rumah bersama keluarga kecilku, itu yang luar biasa. tambah lagi dengan ‘me time‘ yang paling hakiki adalah melakukan prosesi penyeduhan kopi secara manual alias manual brew dengan menggunakan corong v60 andalan apalagi biji kopi yang digiling dan diseduh ini adalah specialty coffee bean dari Sylvasari kopi gununghalu arabica wine.

Detik – detik tahapan prosesi menjadi sensasi tersendiri. Apalagi keharuman kopi yang hadir pada saat momentum digrinder adalah kenikmatan luar biasa dilanjutkan pas dilakukan penyeduhan, keharuman kopi yang memenuhi udara adalah saatnya yang begitu mendamaikan sebelum ada 2 tahapan kenikmatan lainnya.

Apalagi 2 tahapan kenikmatan selanjutnya?”

Ternyata ada yang kepo, selalu ingin tahu. baiklah atas nama pemenuhan kepenasaran para pembaca langsung saja dijelaskan. 2 tahap itu sebenernya sederhana saja tetapi sangat penting.

Tahap satu adalah ditata dengan baik, simpan bejana berisi kohitala kopi hitam tanpa gula hasil karya ini ditemani gelas kecil kesayangan plus ditambah ornamen tanaman yang ada di sekitar. Tidak lupa biji kopi arabica wine sylvasarinya diajak juga. Lalu ambil posisi pemotretan yang ciamik, cetrèk. Alhamdulillah terdokumentasi dengan jelas dan bersiap untuk upload di medsos.

Tahap kedua dan pamungkas adalah sruputlah dan nikmati. Jangan lupa selalu baca kalimat basmalah, “Bismillahirrohmanirrohim….”
Srupuuut. 
Nikmaat…
Alhamdulillahirrobbil alamin.

Terkait kopinya yang diseduh ini dipesan khusus ke produsennya dan dikirimkanlah kopi arabica wine sylvasari gununghalu. Dengan karakter yang dihadirkan memiliki body yang tebal dengan keharuman memikat, acidity cukup tinggi dan aftertastenya ternyata muncul rasa berry dan sedikit dark coklat yang menyegarkan. Itulah kebahagiaan sederhana yang selalu disyukuri. Selamat menjalani kehidupan dan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Wassalam (AKW).

Menikmati KOPI ARABIKA MEKARWANGI HONEY

Ngopi lagi sambil hepi…

LEGOK EMOK, akwnulis.com. Pertemuan dengan sebungkus biji kopi tidak hanya bicara kebetulan, tetapi tentu sebuah perjalanan hidup yang sudah tertata dan terukur oleh sang Maha Perencana, Allah Subbanahu Wataala. Jadi sebagai hambanya adalah sebuah sikap yang mendasar adalah seperti yang telah ditulis dalam celotehan – celotehan terdahulu yaitu JASUNI. Jalani – Syukuri dan Nikmati, titik.

Hadirnya biji kopi ini melalui sebuah proses yang tidak sengaja. Awalnya adalah kebiasaan sederhana, dimana perpindahan tugas jabatan seiring juga dengan perpindahan peralatan menyeduh kopi yang memang merupakan properti pribadi. Setelah adaptasi dengan suasana, tempat dan orang – orang baru maka ditatalah sedemikian rupa ‘peralatan perang’ ini sehingga mudah untuk digunakan.

Bapak beli mesin kopi apa?.. harga berapa?”

Pasti ada yang kepo dengan alat perang eh alat pembuat kopi yang dimaksud. Jangan salah sangka kawan. Peralatan seduh kopinya manual saja kok. Hanya menggunakan metode manual brew atau seduh manual dengan menggunakan filter V60 saja. Jadi senjata utamanya hanya mesin grinder sederhana, corong filter V60, timbangan kecil, termometer, bejana server, goose neck geko kaca transparan, kertas filter V60nya, cangkir – cangkir kaca beberapa model, teko pemanas air, itu saja. Lalu yang utama adalah objeknya yaitu biji kopinya.

Maka biji kopi menjadi utama, oh ya biji kopinya hasil toasting ya, siap grinder. Bukan green coffee (alias kopi mentah).  Berarti tinggal dipastikan ukuran menggrindernya yang cocok dengan metode yang akan digunakan. Biasanya untuk metode manual brew V60 ini menggunakan ukuran skala 3-4.

Jadi sebagai kode keras, bagi yang akan mengirimkan kopi kepada penulis baik itu untuk cinderamata, oleh – oleh ataupun ‘kaèmutan‘ ataupun pengen aja ngasih maka kuncinya 2. Pertama kopinya jenis ARABICA dan kedua bentuk kopinya BIJI atau BEAN. Kalaupun ternyata sudah digrinder atau digiling, minta saja untuk ukuran gilingan manual brew V60. Ditunggu kirimannya hehehehe. Bagi yang sudah mengirimkan malah rutin setiap lihat stok kosong, ucapan terima kasih tiada hingga semoga diberi balasan rejeki yang berlipat ganda.

Maka kali ini, dihadapan penulis sudah hadir 2 bungkus biji kopi arabica mekarwangi, biji kopi terbaik kedua di perhelatan dunia tentang perkopian yaitu SCAAExpo di Atlanta, Amerika (2016) mendampingi biji kopi puntang sebagai juara pertamanya.

Bungkus yang pertama adalah bean untuk diriku, berarti akan digrinder dengan ukuran agak kasar untuk diseduh manual menggunakan filter v60. Satu bungkus lagi punya pak budi, rekan di kantor yang mintol untuk digilingin lembut karena akan diseduh dengan model kopu tubruk atau dicampur biasa demgan air panas dan gula. Nah nyambung dengan cerita kehadiran kopi ini karena saudara pak budi ini adalah penggiat kopi atau ownernya dari Hira Roastery & Lab di Kota Hujan, Bogor. Karena pak Budi cerita ada penyuka kopi seduh manual di kantor, maka hadirlah 250 gram kopi ini di hadapan penulis. Begitu ceritanya kawan.

***

Tanpa berlama-lama maka peralatan seduh manual dengan Filter V60pun beraksi. Mulai dari menimbang, menggrinder, menyeduh yang dilakukan diatas kursi plastik putih hingga.menunggu menetes dan langkah terakhirnya untuk dinikmati. Rumus seduh puter kanan, panas airnya o2° celcius dan perbandingan 1 : 12 sudah jadi standar.

#sruput

Kelebihan dari arabica mekarwangi ini adalah rasanya stabil dengan bodi medium dan acidity medium sehingga bisa diterima oleh banyak kalangan. Dari sisi aftertastenya yang muncul ada frutty dan sweet caramelnya serta kelembutan dan tidak ada istilah ninggal. Nikmat pisan. Nuhun pak Budi dan saudaranya. Selamat menjalani weekend dengan keluarga. Wassalam (AKW).

SELEBGRAM & KOPI

Pagi dapat presentasi dari selebgram dilanjutkan ngopi bersama seduhan sendiri.

CIBABAT, akwnulis.com. Disaat berpasang mata memandang takjub kepada pembicara maka kecenderungan akan memahami materi lebih besar. Karena konsentrasi terpusat kepada siapa yang ada dihadapan mata. Itulah yang terjadi pada sesi peningkatan kemampuan teman – teman dinas sosial provinsi jawa barat yakni pertemuan khusus pegawai dengan tema ‘How to Improve a public speaking for employee’ yang disampaikan oleh saudari Iestri Kusumah, S.Psi, CBC.

Dengan pengalaman jam terbang sebagai selebgram yang memiliki 35,8 ribu follower dan juga pendiri @psytalkingindonesia serta bejibun aktifitas lainnya tentu memberikan aura motivasi tersendiri bagi para pegawai dinsos jabar untuk kembali belajar berbicara di depan umum dengan percaya diri dan terarah. Secara modal pribadi, para pekerja sosial dan penyuluh sosial serta para pejabat struktural dan fungsional lainnya ada yang sudah terbiasa berdiri dan berbicara di depan umum. Ada juga yang masih tergagap jika harus tampil didepan umum meskipun sebetulnya yang hadir adalah teman – teman sendiri.

Keseruan dalam acara ini semakin meningkat karena interaksi dan latihan berbicara secara langsung menjadi tantangan tersendiri. Ternyata antusiasmenya bertahan hingga akhir sesi. Alhamdulillah.

Selanjutnya berbicara antusiasme, maka penulispun sama. Fokus dan memberikan perhatian yang sama. Tetapi tentu harus disandingkan dengan hadirnya kohitala, kopi hitam tanpa gula. Hanya saja tidak enak ke teman – teman yang lain kalau ternyata ngopinya sendirian di ruang rapat besar, padahal banyak mata yang akan memandang.

Kumaha atuh?”

Berfikir cepat memutar otak, agar terjadi keseimbangan rasa. Antara antusiasme belajar dan menyeruput kopi racikan sendiri. Maka cara terbaik tentu tuntaskan satu persatu. Mari kita ikuti wejangan eh paparan materi dari pembicara cantik kita kali ini sekaligus belajar kembali bagaimana memantaskan diri untuk berbicara ‘sempurna‘ dihadapan banyak orang khalayak ramai.

Akhirnya sampai sesi ini berakhir, seluruh peserta antusias dan menerima materi yang diberikan dengan ikhlas. Semoga bisa menambah wawsan keilmuan dan menguatkan kepercayaan diri masing-masing.

Lalu ngopinya kapan?”

Setelah acaranya tuntas, segera kembali ke ruangan kerja. Ternyata ada tamu kehormatan, bapak sekretaris Bappeda sudah menunggu dan tujuannya sederhana, ingin silaturahmi sambil minum kopi bersama. Tanpa banyak basa – basi maka diksi selamat datang diabaikan tetapi tangan sederhana ini segera beraksi mempersiapkan peralatan untuk prosesi penyeduhan kopi secara manual.

Bejana kopi dipasang dengan corong V60 dan tak lupa kertas filter. Sementara air panas sudah berproses untuk mencapai derajat diatas 92 celcius. Lalu takaran gramasi 26 gram dengan asumsi untuk dinikmati sekaligus 2 porsi sehingga tidak bolak balik menyesuh kembali.

Kopi yang dipilih adalah arabica wine dari tonas coffee tentu menjadi jaminan keharuman dan kenikmatan juga aftertaste yang teruji tak perlu diragukan lagi. Tunggu ya.

Akhirnya setelah berproses dan penyeduhan manual dilakukan maka saat yang dinanti telah tiba. Menyeruput kopi bersama dengan pak sekretaris bappeda di ruang kerjaku. Melengkapi momen hari ini yang diawali dengan presentasi selebram yang menggugah hati dilanjutkan kehadiran sesama ‘ulis‘ untuk berdiskusi sambil menikmati sajian kopi racikan eh seduhan sendiri. Alhamdulillahirobbil alamin. Selamat menikmati hari dan mensyukuri semua momentum kehidupan ini. Wassalam (AKW).

DEFILE – AJOJING & KOPI.

Semua hadirkan kabisa dan ngopi tetep harus bisa.

CIMAHI, akwnulis.com. Keriuhan pagi hari menjelang siang di halaman tengah kantor begitu menyenangkan. Semua terlarut dan menikmati rangkaian acara yang direncanakan, diatur dan dikordinasikan oleh para ASN muda, generasi penerus birokrasi yang sekarang bertugas di Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Sebuah prosesi regenerasi dari generasi ‘kolotnial ke millenial’ secara teknis kegiatan tetapi secara kebijakan dan dukungan keseluruhan tetap diaping dan diawasi oleh para kolotnial.

Pagi hari yang menjadi momentum dimulainya rangkaian acara di lingkup dinas dengan melibatkan seluruh elemen yang ada. Baik berdasarkan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan pelayanannya juga di lingkup bidang dan sekretariat. Semua tumpahkan ide kreatifitasnya untuk menjadi bagian baik dari sisi performance kekompakan kelompok ataupun individu dengan batasan waktu yang ketat.

Juga penggunaan aksesoris defile yang tidak berlebihan, apalagi menjadi beban biaya untuk sewa peralatan. Semua berusaha optimal meskipun tetap dibalut dengan kesederhanaan. Karena kembali kepada philosopi kemerdekaan di lingkup dinas, bahwa peringatan kemerdekaan bukan berarti hura-hura tetapi memperingatinya dengan bersama-sama ceria dengan konsep dari kita, oleh kita dan untuk kita.

Judul resminya adalah defile masing-masing dan dipersilahkan menampilkan aneka kreatifitas yang ada tentu dengan batasan waktu yang tertata. Maka berbagai kreatifitas hadir beraneka, dari mulai gerakan baris berbaris yang kompak tapi lucu, marching band, vocal grup, joged bersama, pantun jenaka, yel-yel hingga retsing (kabaret singkat). Semuanya dilakukan dengan gembira, apalagi dikala terjadi kendala membuka konfeti atau ada juga musik pengiring telat hadir, maka tawa membahana menjadi penanda keceriaan.

Sebagai implementasi penilaian yang mengusung tema independensi maka dewan juri diambil dari para expert yang fashionable serta paham tentang rumus baris berbaris. Ada bunda juju perwakilan mitra, ibu Nina pimpinan DWP juga bapak Azis Zulfikar seorang ASN kreatif yang selalu tampil elegan. Inilah yang diembani amanah oleh panitia memberikan penilaian yang akhirnya akan diumumkan pada acara penutupan nanti di akhir bulan agustus 2023.

Ada satu kata yang menjadi kesimpulan setelah semua defile melalukan tugasnya untuk menampilkan kamonesannya yaitu lagu sunda yang lagi hits bingit, yaitu lagu AJOJING. Lagu ceria ini memaksa segera bergoyang dengan ketukan gendang yang khas malah dikolaborasikan dengan musik koplo pantura-an.

Lagu eh musik ini menjadi primadona dalam defile ini, karena ada 4 kontingen menggunakanannya sebagai latar musik dan rata- rata semua bergoyang dengan kapasitas masing-masing. Dari mulai goyang dalam hati, goyang sedikit jari kaki hingga ngarengkenek bergaya jaipong yang pas banget dengan alur musik candu ini gan.

Ajojing ala ala ajojing…..  Ajojing ala – ala ajojing!!”

Maka sesuai arahan pimpinan untuk mentahbiskan AJOJING ini menjadi tema pendukung rangkaian acara memperingati hari kemerdekaan ini diperlukan penelaahan singkat jangan sampai sesat makna dan berakibat sesat rasa.

Berdasarkan KBBI, kata ajojing berarti ‘Dansa dengan cara berjingkrak. Sementara kalau terjemahan bebas lebih cocok sebuah singkatan : Ayo Bergoyang sambil jingkrak (Ajojing). Tapi ada juga seorang kawan membisikkan arti ajojing adalah, “Ayo berjoged… Jing!”

Upss..

Jangan gunakan arti yang terakhir karena sarat makna kata – kata kasar hehehehe. Supaya pikirannya cekas dan fokus maka perlu di doping dengan sajian kopi arabica sunda typica yang diseduh manual dengan corong V60. Sebuah cara menikmati kohitala tentu dengan metode sederhana dan menghasilkan cairan kopi yang apa adanya tapi mampu hadirkan body, acidity dan aftertaste yang berbeda.

Sajian kopi arabica sunda typica diabadikan terlebih dahulu dengan latar belakang sorai – sorai ramai para peserta, panitia, penonton, penggembira dan masing-masing manajer area yang beradu ketangkasan pada rangkaian lomba tradisional yang seru dan penuh canda tawa. Diawali dengan lomba tepung sehingga banyak peserta yamg cemong dan wajah putih, lomba kelereng sendok, balap bakiak dan balap karung berhelm.

Kembali sang pejuang tepung harus ditambah bau amis karena mengikuti lomba memasukkan belut estafet ke dalam botol terus balap makan kerupuk dengan kecap yang enak dan seru hingga akhirnya ditutup dengan lomba pecah balon. Lomba penutup yang dirancang oleh para milenial pengampu acara agar dari mulai lumuran tepung berpadu keringat, bau hanyir belut dan bubuk krupuk berbalut kecap serta jelas cucuran keringat ditutup dengan air segar dari balon yang pecah memberi kesegaran dan gelak tawa. Kalian semua luarrrr biasaa.

Nah urusan sajian kopi, ternyata arabica sunda typica menghadirkan keseimbangan rasa antara body dan acidity di level medium. Sementara aftertaste-nya ada rasa kacang tanah dan selarik lemon yang menyegarkan. Srupuut gan. Trus inget lagi tentang AJOJING, sebagai anak yang lahir dan besar dalam keluarga sunda itu maka makna ajojing adalah berjoged dalam suasana gembira. Baik sendiri ataupun berkelompok dengan iringan musik yang mendayu, bisa ketuk tilu, dangdutan ataupun jedag jedug atau jep ajep. Intinya bergembira dan bergoyang. Tapi tidak salah juga jika buat singkatan lain tentang ajojing ini yaitu : Aplikasi Jaringan Organisasi dan Jaringan Informasi Non Goverment.

Halah maksa pisan, terserah aja ah. Udah kita sruput kopi aja”

Maka sruputan ketiga menutup catatan bahagia sore kali ini. Sebuah acara pembukaan dan lomba-lomba ceria dan bahagia. Have a nice weekend kawan. Wassalam (AKW).

***

Catatan : bagi yang merasa photonya tidak tercantum disampaikan permohonan maaf, tapi kalau mau ya kirim saja photonya. Cekidot.

GERAK CEPAT, ternyata..

Bergerak cepat dalam agenda ketat, ternyata….. ngopi dulu aja.

BANDUNG, akwnulis.com. Agenda kegiatan kedinasan begitu bertumpuk dan berkaitan. Pembagian tugas dan peran dalam tim menjadi tumpuan, meskipun beberapa agenda memang harus hadir secara pribadi karena perlu pengawalan dan penghormatan. Sementara agenda lainnya penting juga karena membahas sebuah agenda besar yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi.

Akhirnya rumus skala prioritas menjadi perhitungan meskipun mungkin memiliki subjektifitas tinggi tapi minimal mengeliminir ketidakpuasan dan rasa kekuranghormatan. Tapi dari pusat menjadi konsentrasi pertama dan disetting agenda pertemuan lebih pagi sehingga selanjutnya bisa bergabung di rapat lain yang mengundang multi stakeholder. Eh ternyata ada rapat juga yang cukup strategis terkait perencanaan pembangunan gedung pelayana, ya udah belok dulu dan setelahnya baru bergabung di aula besar untuk mengikuti pertemuan dalam posisi.menutup acara… hehehe ya by feeling saja untuk kesimpulannya ditambah bisikan singkat dari rekan kami yang memimpin pertemuan ini dari awal tadi.

Jangan tanyakan makan siang karena memang waktu terasa begitu cepat bergerak, apalagi satu agenda lagi tentang pengumpulan eviden dari sebuah sistem pengawasan eksternal yang juga perlu segera dipenuhi. Makan siang lewat, tapi kalau shalat dhuhur tetap harus sempat.

Tiba-tiba telepon berdering dan melihat siapa yang menelepon langsung diangkat dan sebuah kabar mendadak untuk hadir rapat exit meeting dengan pemeriksa eksternal dengan lokasi di kantor pusat. Tanpa banyak tanya, langsung bergerak dan bertindak. Karena memang posisi kantor di luar kota bandung atau tepatnya bandung coret dan menjelang sore ini tentu lalu lintas paha seksi  (padat terhambat seluruh jalan terisi), maka pilihannya menggunakan roda dua yang bisa mempercepat pergerakan dengan kelincahannya menembus kemacetan.

Ngeeeng…. ngeeeng… Motor meliuk dan bergerak cepat. Alhamdulillah tiba di tempat rapat dan setelah memastikan kepada petugas, langsung masuk dan duduk di kursi yang kosong.
Setelah duduk dengan sejumlah cucuran keringat dan engah nafas yang masih diatur plus rambut yang teracak oleh permukaan helm bergegas buka smartphone untuk melihat apakah ada kiriman dokumen via whatsapp sebagai bahan pertemuan sore ini.

Tring…. ada surat undangan pdf tentang pertemuan exit meeting ini tetapi divisi kita tidak diundang. Hanya 4 divisi yang menjadi lampiran undangan. Walah apa yang salah?….

Ternyata….. jawabannya datang sesaat kemudian dari bapak yang menelepon tadi. Sebuah luncuran kata maaf dengan ekspresi penuh kesalahan, karena menyangka diri ini masih bertugas di divisi lama. Padahal 3 bulan lalu sudah bergerak dan berpindah di divisi yang berbeda hehehehe.

Ya sudah karena memang sudah di tempat meeting, lanjutkan saja mengikuti sampai akhir, siapa tahu mendapatkan informasi dan wawasan yang berguna sekaligus bercengkerama dengan rekan – rekan divisi lama yang hadir pada pertemuan ini.

Sebuah hikmah yang menjadi catatan penting atas kejadian ini adalah jangan terburu-buru meskipun yang neleponnya orang penting, lakukan cek dan ricek dulu baru bergerak. Eh tapi juga ini bentuk loyalitas sehingga tanpa ba bi bu lagi, berangkaaat.

Selanjutnya mungkin perlu juga diinformasikan bahwa sudah berpindah jabatan. Ah tapi nggak usah, biarkan saja. Hikmah lainnya adalah bisa berada di pusat kota dan akan segera beredar mencari makanan berat untuk mengganti makan siang yang terlewat. Sebagai sinyal kelaparan adalah rasa pusing sebelah yang mulai mendera, sinyal salatri.

Tapi ada juga obat mujarab sebelah sini, sajian kohitala kopi hitam tanpa gula arabica puntang di Gesa Cafe menjadi pendamai dari segala kericuhan hari ini.

Selamat menikmati dinamika pekerjaan dengan suka dukanya. Tetap semangat dan bersyukur. Wassalam (AKW).

Pandanlatte & V60 Bali Senja.

Sore gini enaknya sruput kopi.

KUNINGAN, akwnulis.com. Ternyata sebuah kata nikmat itu tak bisa dinilai dengan angka dan berat untuk ditulis dengan kata-kata. Apalagi ternyata suasana yang hadir sangat mendukung dalam menjaga vibe kebersamaan ini meski dengan waktu yang terbatas sebelum ada videocall dari sang anak yang tak ikut karena memilih bermain di rumah saja.

Kehadiran minuman berbasis kopi pertama adalah pandanlatte yang diolah secara mandiri oleh cafe ini, namanya DOMO Coffee & Space. Setelah dituang di gelas yang berisi es batu berbentuk kotak, maka sruputan perdana begitu nikmat karena dibahu kiri bergelayut manja tangan lembut istri tercinta. Srupuut….. hmmm tentang rasa B aja, karena lebih seperti kopi susu dilengkapi sirup pandan, titik.

Menjadi mahal adalah suasana berduanya itu ditengah ketidaksingkronan jadwal kerja dan pergerakan luar kota yang ternyata sabtu minggupun masih beredar atas nama kerja. Maka kebersamaan kali ini begitu bermakna.

Penasaran dengan sajian kopi yang sebenarnya, maka sementara gelayutan manja diberi jeda. Karena raga harus bergerak kembali ke depan menemui sang barista tentu lengkap dengan basa basi dan pertanyaan seputar kohitala. Ternyata meskipun menu manual brew tercantum, ternyata beannya tinggal satu hanya bean arabica Bali Senja Batukaang Kintamani. Ya sudah lumayan masih ada bean yang bisa dinikmati.

Buatin V60 hot yang kang”
“Baik kakak, ditunggu ya”

Kembali raga menuju meja dalam dimana istri tercinta setia menanti. Senyuman dan perbincangan hangat kembali menggema sambil melihat lalu lalang dan tingkah laku orang-orang yang juga saling berbagi senyum dan tawa.

Ini kopinya kaka” Sebuah kalimat lembut mengantarkan sajian manual brew V60 didepan meja kami bersua, wah harum sekali. Alhamdulillah. Tanpa menunggu lama, langsung dikucurkan di gelas kaca dan sruputan pertama mumpung masih panas. Hhmmm nikmat, kombinasi medium body dan acidity litenya berpadu dengan aftertaste selarik apricot dan tea menemani kebersamaan ini. Maka tuangkan lagi dan disruput lagi. Mata merem untuk memaknai detik – detik kenikmatan ini… tapi tiba-tiba teringat sesuatu yang penting.

Ini khan bulan puasa, kok ngopi jam segini?”

Iya bener, tapi apa mau dikata karena ini adalah cerita latepost kawan, karena kalau dilakukan sekarang berarti membatalkan puasa hari ke 10 ini hehehehe.

Tiada maksud ‘ngabibita‘ tapi sebagai penyemangat untuk menambah kesabaran menuju berkumandangnya adzan magrib di malam minggu ini. Happy Malming with Family, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
DOMO Coffee & Space
Jl. LLRE Martadinata No, 99 Cijoho Kuningan Jawa Barat.

Kohitala versi Hotel di Kuningan.

Studi banding kopi di restoran pas breakfast… ternyata.

CILIMUS, akwnulis.com. Setelah dini hari menyeduh kopi lalu tidur dengan lelap karena raga yang lelah memang perlu beristirahat. Ba’da shubuh perlahan menuju balkon dan kembali menyeruput kohitala buatan sendiri sambil memandang suasana pagi gunung ciremai. Betapa indahnya lukisan alam ciptaan Tuhan, Alhamdulillahirobbil Alamin.

Edisi kopi asli tanpa gula buatan sendiri akhirnya habis disruput ditemani kehangatan mentari pagi yang perlahan tapi pasti menyebarkan kedamaian dan keberkahan setiap pagi di dunia fana ini.

Tulisan tentang menyeduh kopi dini harinya bisa dibaca di KOPI & GUNUNG CIREMAI.

Sebagai lanjutannya maka perlu dilakukan studi banding tentang kopi yang ada. Meskipun tidak terlalu berharap banyak dengan rasa dan kualitas kopi tanpa gulanya.

Bersegera mandi dan keringkan badan dengan handuk lalu berdandan… halah berdandan, maksudnya cuman pake body lotion dan minyak rambut saja. Cukup itu. Lalu bergegas ke lantai lobby tempat restoran berada.

Setelah berkeliling lumayan juga pilihan menu untuk sarapannya, ah jadi inget anak istri. Ntar ah diajak nginep disini. Kaki bergerak mengelilingi area restoran hingga akhirnya menemukan yang dituju. Setoples kaca bening berisi kopi bubuk dan setoples lagi gula pasir serta termos besar berisi air panas.

Tanpa perlu dinanti-nanti, segera buka toplesnya dan ambil 2 sendok mucung bubuk kopi ini lalu dituangkan di cangkir yang tersedia. Terus air panasnya dicurahkan perlahan – lahan. Maka terciptalah secangkir kopi hitam panas tanpa gula dengan keharuman yang menggoda, entah kalau urusan rasa.

Beranjak dari situ mencari meja dimana tempat berlabuh, eh tapi lebih tertarik untuk ngopaynya di samping kolam renang yang areanya diluar restoran. Lengkap sudah temanya Ngopay dan Ngojay. Bergegas pamit ke petugas restoran sekaligus ijin, karena cangkirnya akan dibawa keluar menuju pinggir kolam renang.

Udara pagi menyapa serta pemandangan indah Gunung Ciremai yang begitu menggoda. Sungguh kohitala yang penuh makna, karena bukan hanya bicara rasa tetapi juga makna dibalik lukisan alam yang nyata.

Duduk di kursi dan secangkir kopi di meja pinggir kolam renang Hotel Horison Tirta Sanita begitu mendamaikan hati dan mencerahkan pikiran serta menghilangkan kegalauan. Tapi perkara nyebur ke kolam renang terpaksa ditunda dan dikendalikan karena waktu yang tersedia begitu mepet, apalagi dapat informasi Bos besar dua akan hadir secara langsung di acara, jelas kita harus hadir lebih dulu….. semangaat.

Oh iya, sruputannya lupa. Sambil memandang jernihnya kolam renang maka prosesi bibir menyentuh cangkir lalu cairan hitam penuh sensasi ini memberikan pengalaman berbeda. Bismillah.

Srupuuut… hmmm…

Kopi hotel cenderung blend dengan mayoritas robusta yang miliki rasa flat pahitnya serta minus acidity dan aftertaste. Bodynya yang menonjol, tetapi pada kopi tubruk ini ada rasa harum yang menghibur dalam rasa yang terbatas.

Sruput lagi… suegeer.

Itulah cerita singkat kohitala versi manual brew dengan biji pilihan yakni arabica wine versus kopi tubruk breakfast hotel yang juga tanpa gula. Insyaalloh masing-masing memiliki nikmat dengan sudut pandang yang berbeda.

Selamat ngopay gaiis, jangan lupa dinikmati disyukuri dan tulis atau dokumentasikan agar menjadi warisan literasi yang (mungkin) suatu saat akan berarti. Wassalam (AKW).

NGASUH & KOPI

Libur tiba, kopi tetap ada. sruput & bermain bersama.

CIMAHI, akwnulis.com. Coretan kapur oleh tangan mungilnya menciptakan beraneka rupa dan bentuk yang miliki makna. Sebuah prosesi menyenangkan di kala kesempatan hari libur tiba. Awalnya memang tidak disengaja, tetapi nilai kebersamaanlah yang lebih penting sehingga hadirkan ide segar untuk bermain bersama.

Ayah aku bosen, ngapain ya?” Rengekan anak semata wayang ini mengingatkan bahwa sekarang waktunya untuk bercengkerama dan melepas smartphone serta tablet yang memiliki lem super kuat sehingga selalu senantiasa nempel di tangan nggak kenal waktu, luar biasa kekuatan lem perekat ini.

Kita main diluar
Yeaay lets go

Nah beranjak ke halaman belakang, baru ingat bahwa ada bagian halaman yang beberapa hari lalu diberi acian adukan supaya rata dan tidak becek dikala hujan menggenang. Sedikit sih, tapi lumayan bisa digunakan untuk bermain bersama.

Lalu, tangan dan jari jemari mencari kapur untuk sarana menulisnya. Oh iya ada kapur buat mengusir semut atau kecoa tuh di dapur, bisa dipake sementara sebelum nemu kapur tulis beneraan… tadaaaa.

Maka asyiklah si kecil dengan imajinasinya, menggambar segala macam yang dia bisa dan dia sukai, terutama terkait kucing, saat ini sedang sangat menyukainya.

Nah melengkapi kesenangan masing-masing, tidak lupa segera menggiling biji kopi dan lakukan seduh manual menggunakan filter V60. Dibuat dengan perbandingan berbeda, lebih banyak air panasnya agar hasil seduhannya lite bin ringan saja. Kebetulan lagi pengen yang ringan-ringan saja.

Tampilan kohitala kali ini lebih mirip teh, sedikit coklat dan agak bening. Tapi jangan salah untuk rasanya tetap mewakili kenikmatan kopi si hitam misteri yang kali ini ngabisin stok arabika wine sylvasari gununghalu…. seep gan.

Karena memang di setting lite, maka bodynya medium dan aciditynya ramah di lidah meskipun after taste berry dan tamarinnya tetap hadir meskipun tidak ninggal di ujung lidah.

Srupuut…. hmmmm nikmaat brow.

Ayah jangan ngopi terus, gambar yuk!”

Sebuah perintah sopan hadir untuk ditindaklanjuti segera. Maka simpan gelas kaca dan bejana lalu berganti pegang kapur pengusir tikus untuk menulis dan menggambar sesuatu. Maka tulisan pertama adalah ‘coffee.’ Dilanjutkan dengan sketsa wajah kucing yang ternyata jauh dari mirip… ya sudah biarkan saja apa adanya, minimal sudah ada niat menggambar hehehehe.

Itulah sejumput kebersamaan bersama anak tercinta di kala waktu libur tiba. Sebuah pesan terpatri dalam hati bahwa waktu sang anak tidak lama sebagai anak kecil yang butuh kebersamaan dengan orangtua. Beranjak remaja, maka dunia mereka berbeda. Inilah waktu yang tepat merajut kedekatan dan kebersamaan, terutama anak perempuan dan ayahnya. Hatur nuhun.

Selamat pagi dan selamat berkarya. Wassalam (AKW).

KOPI CAMARO di MANGLUNG View & Resto.

Kembali bersua dengan kohitala, kali ini di dataran tinggi selatan Jogjakarta.

JOGJA, akwnulis.com. Perjalanan menanjak dan berliuk menuju dataran tinggi di selatan jogja, mirip dengan perjalanan ke lembang mau cari susu murni, ketan bakar ataupun tahu goreng plus kesegaran suasana alami. Tetapi tentu hal penting yang harus dicari adalah secangkir janji yang tertuang dalam cangkir abadi bernama kenikmatan hakiki dari sajian kopi.

Maka dilakukanlah kombinasi pencarian yang keduanya berdasarkan GPS. GPS pertama adalah global position system yang menjadi nyawanya googlemaps, dimana dengan jari jemari eh salah dengan jempol kanan kiri maka begitu mudah menjelajahi dan mencari lokasi yang didambakan… uhuy.

GPS yang kedua, apa itu?”

Wah ada yang penasaran, ini adalah teknologi tertua yang tak lekang oleh jaman dan tak pupus oleh perubahan. Karena modalnya adalah keberanian dan tentu berbicara dengan sopan. Maka GPS ini bisa dipakai.

Tahu khan?”

Pasti pada geleng kepala khan. Padahal jawabannya gampang banget. GPS ini adalah Gunakan Penduduk Sekitar  alias banyak bertanya kepada orang yang domisili di sekitar tempat tersebut. Minimal sopir grab atau sopir mobil sewaan yang mengantar kita ke tempat lokasi.

Dijamin bisa lebih tepat sasaran dan terukur, termasuk bisa juga berdiskusi tentang rencana kunjungan ke objek wisata. Siapa tahu GPS ini bisa memberikan opsi lebih baik, karena tahu dan berpengalaman untuk rekomendasi waktu yang tepat untuk berkunjung ataupun lokasi wisata lainnya yang bisa menjadi alternatif.

Jadi double GPS lebih efektif hehehehehe.

Setelah menanjak begitu rupa, sekitar 52 menit dari Stasiun Tugu, tibalah di lokasi makan siang menjelang sore kali ini, yaitu The Manglung View & Resto.

Ini adalah hasil GPS kedua lho guys, saran yang recomended dari bapak Sutarno, Driver langganan khusus Jogja karena paham dengan kebutuhan kami berbanyakan ini untuk makan dulu dalam suasana yang relatif ‘tenang.’

Karena tujuan awal kami adalah menuju objek wisata HEHA Sky View yang kata guugle lagi happening. Tapi saran pak Sutarno lebih kami dengarkan karena beliau yang sehari-hari lebih tahu keadaan.

Benar saja, dengan mengikuti sarannya, kami bisa menikmati makan siang dengan nyaman. Menu yang enak dan mengenyangkan serta tidak lupa sajian kopi manual dengan menggunakan seduhan V60 dapat dinikmati dengan pasti. Berlatar belakang pemandangan hamparan daerah Patuk bersama taburan sinar mentari yang mendekati ujung hari.

Pesan kopinya manual brew V60 hot ya mas”
“Inggih”

Wah senangnya, keluarga bisa pesan makanan minum sesuia serela… eh sesuai selera, akupun bisa bercengkerama dengan sang kohitala di wilayah jogja. Beannya adalah arabica camaro dari bantul (klo hasil interogasi mas baristanya) dengan notesnya adalah Sweey honey brown sugar karamel.

Ternyata hasil racikannnya agak mendekati, meskipun sweetnya kurang dapet tapi tergantikan dengan suasana sore dan pemandangan yang memanjakan mata dan belum banyak pengunjung. Eh nggak lama juga, setelah 20 menitan kami berada, ternyata mulai ramai juga.

Sruput dulu guys…. nikmaaat. Kopi manual brew V60 yang asli dan berada di Jogja. Jadi inget tahun lalu menikmati sajian V60 ini dimalam hari, hujan turun dengan lokasi tepat di depan tuggi jogja, yaitu di Cafe Kebon ndalem, ini tulisannya KOPI TUGU JOGJA.

Oh ya, tulisan tentang objek wisata HEHAnya menyusul ya, khan belum sampai.

Maka kembali ke paragraf atas, wisata yang terencanapun harus ada improvisasi di lapangan, jangan lupa GPS google dan GPS asli hehehehe. Selamat malam, have a nice weekend. Wilujeng Idul Qurban 1443 Hijriyah. Wassalam (AKW).

***

The Manglung View & Resto.
Jl. Ngoro ngoro ombo No. 16 patuk, Kecamatan Patuk Kab. Gunung Kidul Yogyakarta.

Kopi Burangrang Kertawangi

Biarpun didera kemacetan, tapi akhirnya bisa berdamai dengan sruputan.

CIMAHI, akwnulis.com. Ternyata beredar di hari minggu di kota menguras emosi dan tenaga. Apalagi beberapa jalur ternyata padat merayap tanpa bisa menghindar atau berbelok melewati jalan tikus. Karena ternyata jalan tikus… atau jalan alternatifpun ternyata dipenuhi mobil – mobil plat luar kota yang beredar di Kota Bandung ini.

Istilah jalan tikus menjadi sebuah sebutan populer untuk menyebut jalan alternatif dalam rangka menghindari kemacetan. Jangan khawatir dengan sebutan binatang pengerat ini, karena jalannya pasti bisa dilewati mobil meskipun tentu lebih kecil dari jalur jalan utama.

Maka aplikasi waze dan gugel map ternyata menjadi perangkat wajib untuk menuntun kita dengan mata langitnya agar terhindar dari rasa kesel dan kecewa karena terjebak atau tersendat dalam pusaran kemacetan yang melanda berbagai titik sepanjang perjalanan.

Sementara si tikus berbangga hati, karena jikalau kemacetan menguasai jalan utama maka si tikus akan sering disebut. Coba saja bilangnya jalan anjing atau jalan kucing, pasti yang diajak ngobrol akan bingung. Padahal anjing dan kucing lebih besar dari tikus… atau jangan – jangan sekarang tikus sudah berubah jauh lebih besar, entahlah.

Nah kepenatan dan kepegalan menembus kemacetan biasanya diobati dengan sebuah pemberhentian yang menyajikan harum segarnya sajian kopi hitam tanpa gula dan tentunya kopi asli yang di giling mendadak, proses seduh manual dan akhirnya tersaji penuh kenikmatan.

Apa mau dikata, harapan tinggal harapan. Sementara kemacetan tak mau kompromi dengan keinginan. Akhirnya diputuskan minggir ke kiri dan berhenti di warung kecil demi menjemput si hitam nikmat yang mendamaikan.

Alhamdulilah, tersaji secangkir kopi biasa yang tak tahu asal mulanya. Secangkir kopi hitam dengan lingkaran busa hasil kudekan telah datang menemani kepenatan. Feeling sih kopi gunting, tapi ya sudah mari kita coba.

Bismillah, sruputt….. hmmm… kopi biasa. Flat tanpa rasa acidity berbeda, hanya kepahitan singkat belaka yang melintas minim makna. Ya minimal ada kepahitan yang sedikit mendamaikan daripada termangu dalam kungkungan kemacetan yang nyata.

Tuntas menghabiskannya, lalu membayar dan pamitan ke teteh warung. Perjalanan dilanjutkan dengan sebuah harapan besar bisa berjumpa selanjutnya dengan kopi sebenarnya…. heuheuheu lebay, maksudnya kopi yang proses manual terutama V60 yang menjadi kesukaan.

Perjalanan berlanjut dan tugas segera dituntaskan meskipun harus menembus kemacetan dan ditemani gerimis hujan.

Akhirnya setelah balik kanan dan kembali menuju kediaman, saatnya hunting kedai kopi yang bisa menyajikan kohitala sesuai selera tanpa perlu basa basi dan banyak bertanya sebelum akhirnya sampai di rumah untuk kembali berkumpul bersama keluarga.

Gayung bersambut, sebuah cafe kecil dengan posisi agak menjorok ke dalam jikalau dijangkau dari jalan utama seolah menunggu untuk didatangi dan disapa.

Ternyata tersaji kohitala dengan beberapa pilihan bean yang menggugah selera. Tetapi kembali bahwa kopi jabar adalah kebanggaan, pilihannya adalah kopi arabica burangrang kertawangi dengan proses natural…. yummmy, akhirnya jumpa kohitala yang sesuai dengan harapan sang pemuja.

Aroma harum menyapa hidung saat bean digiling menjadi serpihan atau butiran kasar dan semakin tak sabar untuk menikmatinya.

***

Setelah proses manual brew tuntas, hadirlah secangkir kopi hitam tanpa gula dengan metode V60 yang menggugah selera sekaligus menghilangkan penat dan pegal berganti optimisme penuh kenikmatan.

Acidity dan body medium lite menemani sore menjelang malam kali ini, panasnya cukup dengan kisaran 92° derajat celcius dikala proses penyeduhan. After tastenya frutty hadir selarik lalu berpadu dengan tamarind dan citrun, cukup menyegarkan.

Srupuut… ahhh… segaar.

Meskipun gerimis melebat masih menguntit tanpa ampun, tapi suasana hati lebih tentram karena terobati oleh secangkir kopi hitam yang menenangkan. Menemani akhir weekend minggu ini untuk bersiap kembali dengan bejibun tugas di senin pagi. Wassalam (AKW).