KOPI & PROFESIONALISME

Sajian Kopi Sumba & arabica Gununghalu natural anaerob sebagai obat penahan lelah.

BANDUNG, akwnulis.com. Hari jumat ini ternyata menumpuk aneka tugas dan pekerjaan, sementara kondisi phisik sebetulnya masih kelelahan karena baru landing tengah malam di bandara cengkareng jakarta dan perjalanan ke bandung tersendat oleh perbaikan jalan di sepanjang jalan tol cikampek setelah turun tol layang hingga memasuki tol cipularang, ditambah dengan ke kantor dulu di bandung dan baru menuju cimahi, tepat pukul 04.00 wib baru bisa masuk ke rumah dan bersua air hangat plus say hello sama keluarga.

Tapi pagi tetap harus ngantor karena tugas kedinasan menanti. Itulah makna profesionalisme, lelah itu manusiawi tapi janji dan sumpah sebagai abdi negara adalah bagian dari pengabdian diri. Jadi ngantuk dan terlelap terpaksa di manage di sela – sela tugas yang bejibun. Tampilkan wajah wibawa meskipun guratan lelah tak bisa disembunyikan dari wajah dewasa ini, ahay dewasa cuy.

Hayu semangaaat….

Meeting pagi membahas manajemen resiko dengan sesekali kantuk dan heuay.. eh menguap…  dan dijeda shalat jum’at, disinilah rasa kelelahan itu begitu kuat mencengkeram sehingga hanya terdengar salam pembuka “Assalamualaikum Wr Wbr…” dan tiba-tiba sudah Iqomah…. cepat sekali khutbah jumat kali ini.

Padahal sebelum shalat jumat sudah di booster oleh seduhan kopi Sumba oleh-oleh bu Okti yang dinikmati bersama dengan seduhan manual Teh Santi sang Baristi TUpim. Rasanya cenderung body flat meskipun labelnya arabica tetapi karena sudah berbentuk bubuk halus maka sulit untuk memilih rasa yang spesifiknya, lalu ada sentuhan rasa rempah yang sulit didefinisikan, mirip aroma kapulaga atau kayu manis tapi takut salah, ya sudah nikmati saja.. eh ternyata pas khutbah jumat tetap terlelap.

Maka sesi siang dengan meeting yang berkejaran ini perlu di doping lagi. Sekarang giliran Ucup Sang Barista yang beraksi, dengan pilihannya adalah kopi arabica Gununghalu natural anaerob yang juga kiriman dari pak Bos Priyo Dinas Perkebunan, nuhun mas Yo.

Karena masih berbentuk biji, maka prosesi penggrinderan memberi sensasi berbeda. Suara grinder menghancurkan biji menjadi musik tersendiri, begitupun aroma harum yang mendamaikan sesuai ruangan adalah salah satu berkah kehidupan. Apalagi pas penyeduhan, aroma semakin kuat menggoda indera penciuman, segaar.

Nggak pake lama, langsung disruput saja sambil menunggu rekan-rekan untuk kumpul rapat sesi pertama. Rasanya santuy dengan body dan acidity medium serta aftertaste lemon dan kacang tanah. Cukup menyegarkan dan memberi ketenangan meskipun rasa kantuk tetap hadir meskioun bisa tertahan.

Alhamdulillah hingga magrib menjelang, 4 agenda rapat bisa dituntaskan. Meskipun tentu ada kekuranglengkapan, tapi minimal persiapan kegiatan dengan dana APBN sudah mulai tergambar. Lalu aplikasi SURABI juga bisa mulai diinput dan antisipasi, termasuk pembahasan tentang usulan Inovasi daerah serta terakhir adalah kaitan persiapan agenda sabtu minggu yang juga butuh koordinasi dan pengertian.

Ah udah ah jangan ngobrolin kerjaan, sekarang mari lanjutkan menyeruput kohitala arabica gununghalu anaerob yang masih tersisa. Nikmat nian kawan, sesaat rasa kantuk dan lelah teralihkan. Tapi jangan lupa, harus segera pulang agar bisa bercengkerama dengan anak istri yang telah 3 hari ditinggalkan demi tugas lintas pulau. Wassalam (AKW).

Arabica Puntang Harliman.

Lelah itu wajar, sruputlah aroma kehidupan.

KBB, akwnulis.com. Sejalan senja menyentuh rasa, sebuah asa menjalar dalam raga yang sedikit merasa kelelahan. Mungkin ini pertanda bahwa usia memang bukan untuk dilawan, tetapi disyukuri sambil terus memaknai segala perubahan dengan tasyakur keberkahan mengarungi kehidupan.

Lelah itu adalah niscaya manakala memang tetesan keringat bergulir karena beragam aktifitas. Baik secara phisik harus bergerak ritmik ataupun gerakan tak tentu yang akhirnya menguras tenaga dan usia tadi, ataupun menguras pikiran dalam rongga kepala untuk membuahkan sebuah keputusan dan konsep yang jitu dalam menjadi bagian sebuah solusi permasalahan.

Ada juga lelah rasa atau capai perasaan, ini yang lebih bahaya. Tidak terlihat tapi nampak, meskipun disembunyikan akan tetap terlihat betapa gelayut awan hitam beban kehidupan begitu kental tergambar di wajah yang penuh kesedihan. Ini lebih cape karena korbannya adalah perasaan, dan obatnya sangat bervariasi meskipun ujung-ujungnya adalah ikhlas dan sabar serta kepasrahan…. aduuh sedih akuu.

Tapi, itu bukan aku. Itu mah orang lain, aku mah cukup saja kecapean phisik dan kecapean mikir sesuatu aja. Terutama urusan kerjaan yang memang selalu ada banyak hal yang harus dikerjakan dan menuju perwujudan untuk dituntaskan.

Maka jangan lupa, jikalau lelah melanda dan waktu seakan begitu terbatas, jangan paksakan. Rehatlah sejenak dan tarik nafas sesaat, apalagi jika hadir sajian kohitala manual brew arabica puntang… maknyuus sudah.

Sruput….. arabica puntang Cafe Harliman pake metode manual brew V60.

Dengan panas 90° celcius dikala menyeduhnya, 15 gram beannya dan disesuh dengan komposisi 1 : 15 hadirkan sajian kopi hitam asli tanpa gula yang memiliki acidity medium high dan body tebal memahit khas arabica puntang serta dari sisi profile maka tetap hadir selarik mint dan rasa manis fruitty yang agak sulit dikala mencoba mendefinisi, pokoknya enak pisan…. sruput lagiii.

Insyaalloh lelah hilang berganti semangat gemilang, untuk lanjutkan menuntaskan tugas yang bejibun tanpa batasan.. srupuut… semangaaat, Wassalam (AKW).

***