Coffeeberry

Sajian kopi yang bikin hepi, amarah menepi dan emosi hilang sendiri.

Photo : Coffeebery / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Dinamika kehidupan adalah keniscayaan, tidak ada jalan lain kecuali menjalani meniti nasib dan hadapi takdir dengan senantiasa bersyukur meskipun terkadang harus berada di titik nadir.
Perubahan rencana bisa datang kapan saja, tiba-tiba tanpa peringatan. Sometimes bikin bete dan menyentil emosi hingga membakar rasa memunculkan amarah.

“Trus lo moo ngapain?. marah-marah sama orang yang lo temuin?”

Opsi itu bisa terjadi dikala kendali emosi setipis tali, tapi bukan cara yang elegan untuk menjalani hari.

Tak perlu bertindak grasa grusu, cukup luangkan waktu sedikit saja. dari ribuan menit sehari berikanlah 2 menit terbaikmu. Berdiam sejenak, tarik nafas panjang perlahan dan jangan memikirkan apapun…

tik tok….
tik tok…

(ini bukan disuruh buka aplikasi tiktok, tapi maksudnya detak jarum jam guedee jaman jadul perdetiknya itu bersuara kayak gitu….)

Tarik nafas panjang dan biarkan semua pikiran tenang melandai.

Gimana hasilnya?…

Pasti akan variatif…. aku mah alhamdulillah, bisa lebih tenang dan emosi mereda, amarah berkurang.. Alhamdulillah.

Lebih ideal lagi segera cari air untuk berwudhu dan shalat sunatlah…. insyaalloh akan lebih tenang lagi.

“Trus kalo yang masih bete dan ada amarah atau minimal masih uring-uringan?”

Nah mungkin tarik nafas dan relaksasinya kurang, atau memang gede ambek… eh pemarah dari sonohnya heu heu heu..piss. ah.

Buat nambah rasa nyaman, tidak ada salahnya setelah tarik nafas tadi segera menikmati sebekong (gelas gede) air putih… nikmaat teh.

“Mau yang lebih nikmat?”

Photo : Sebekong Coffeeberry / dokpri.

Ini dia Kopi dengan rasa buah yang maksimal, kopi arabica dengan manual brew V60 dan pas dimulut terasa banget aneka rasa berrynya. Strawberry besar begitu segar menyentuh lelangit mulut, blueberrynyapyn demikian dan dilengkapi rasa yang sudah jarang berjumpa, yaitu starwberry kampung alias buah arben.. masa kecil mudah sekali menemukan buah arben ini karena merupakan tanaman perdu liar, tapi sekarang menjadi buah yang sangat langka.

Selamat menjalani hari ini kawan, tarik nafas panjanglah sebentar… perlahan lepaskan… insyaalloh amarah dan emosi akan berkurang, apalagi dilanjut solat sunat dan ngopay… insyaalloh suasana akan damai.

Hidup hanya sebentar, mari maknai dengan kedamaian sambil ngopay. Wassalam (AKW).

Kopi & Merger

Ngobrolin merger, lebih asyik sambil ngopay…

Photo : Sajian V60 Arabica Toraja / dokpri.

CIREBON, akwnulis.com. Tulisan kali ini diawali oleh sebuah kalimat tanya, “Kenapa BPR harus merger?”

“Weits nggak bahas kuuupi bos?”
“Nggak atuh, jangan kopi melulu, supaya variatif dan berwarna”

“Oke, kopi khan mewakili warna hitam atau coklat, lha BPR entar nampilin warna apa kang”

“Yaaa… entar aja liat sendiri”

Balik lagi ke pokok pertanyaan diatas, yang dimaksud disini BPR adalah Bank Perkreditan Rakyat.

“Bentar.. bentar, apa bedanya dengan Bank Umum?”

“Ya jelas beda donk, dari tulisannya aja beda, trus klo disingkat, BPR dan BU, jelaaaaas beda!!!”

Jawaban yang tegas tapi maksa, memaksakan kehendak itu namanya.

Photo : Tampak depan cafe Keboen nDalem / dokpri.

Nggak usah jadi perdebatan, kita balikin aja pada aturan, dimana semua urusan bank ini berkiblat sama UU No.10/1998 Tentang Perbankan. Di UU ini dijelaskan pengertian bank dan pembagian istilah atau pengertiannya.

Nih klik aja, Perbedaan Bank Umum dan BPR.

Terkait pertanyaan awal tentang merger, maka perlu dijelasin dulu tentang makna dari kata ‘merger’.

Merger adalah……

Kata Mbah Van the Grinten, Merger atau fusi adalah berleburnya/bersatunya beberapa perusahaan sehingga dari sudut pandang ekonomi menjadi satu kesatuan… gitu pren.. trus…

Nich klo pengertian versi UU 40/2007 Tentang Perseroan Terbatas pasal 1 angka 9, merger atau dikenal dengan istilah penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva perseroan yang menggabungkan diri beralih kepada perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Intinya adalah penggabungan perusahaan dan salah satu dari perusahaan penggabungan itu menjadi perusahaan baru dengan menanggung hak dan kewajiban dari seluruh perusahaan yang bergabung tadi.

“Walahh serius pisaaan… ngopaynya mana?”

Klo urusan ngopay maka segera…. cusssss…….. bergerak di daerah Kota Cirebon ke arah pelabuhan, tepatnya di Keboen nDalem Cafe & Roastery, Jalan Kesambi No 65 Cirebon.

Photo : Sang Baristi Keboen nDalem cafe / dokpri.

Sang Barista, Mas Uyun langsung meracik Arabica Toraja dengan komposisi 1 : 20 (by request) dengan panas 89° celcius menggunakan V60 dalam prosesi manual brew-nya. Tidak lupa sang Baristi hadir juga menemani dan membuat sajian kopi lainnya.

Srupuut…. nikmaaat, rasa murni kopi asli menyecap di hati. Mengubah cuaca panas Kota Udang Cirebon menjadi adem…

Ya iya khan ini pake AC dalam ruangan… Hehehehe iya juga.

“Eh… Jadi lanjutan penjelasan BPR harus merger itu gimana?”

“Kalem ah… yuk ngopay dulu….”

Srupuut, …… sabar yaa, tunggu tulisan berikutnya. Wassalam (AKW)

***

Kopi Kelinci

Nikmati kopi sambil ngasuh, inilah hasilnya.

Photo : Kopi kelinci putih / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Photo dan tulisan singkatan ini hanya sebuah refleksi di hari tadi. Manakala waktu libur tiba dan saatnya bersua manja bersama anak tercinta.

Sang anak semata wayang asyik dengan kelincinya yang berlari kesana kemari, bikin gemes dan jerit-jerit. Si Ayahnya juga sibuk bikin kopi Arabica Sunda Hejo pake saringan V60, sambil nenemin anak bermain, tetap waspada kok, tidak ashik… eh asyik sendiri.

Photo : Kopi kelinci coklat / dokpri.

Hasilnya terjadi kolaborasi tak biasa, dimana seteko kaca kopi panas siap saji bersanding dengan kelinci-kelinci lucu yang ternyata mau berpose sesaat, sambil (mungkin) meresapi rasa kopi yang segar hasil ekstraksi.

Wilujeng Ngopay bray (AKW).

Bandara, Kopi & Bank.

Menghubungkan bandara dengan perbankan dan kopi, bisa gitu??

Photo : Suasana Cafe Kopi Apik Majalengka / dokpri.

MAJALENGKA, akwnulis.com. Kabut tipis menemani hadirnya kenangan, semerbak harum kopi yang telah terekstraksi memberi spirit baru dalam menjalani hari, hari yang begitu padat dengan agenda bejibun hingga malam menuju larut.

Yup, perjalanan pagi hari dari bandung menuju bandara kertajati dan menghasilkan beberapa tulisan yang (semoga) ada manfaat bagi siapapun yang memang perlu, terkait dengan fasilitas – fasilitas umum bandara dari kacamata seorang penumpang, diantaranya :

1. Fasilitas Bandara Kertajati 1.
2. Fasilitas Bandara Kertajati 2.

eh kembali ke depan meja ini…. Kopinya keburu dingin klo ngetik terus… padahal setelah beres ngopay musti balik lagi ke bandara kertajati untuk melihat suasana bandara di malam hari.

Photo : Sajian V60 Arabica Naganingrum / dokpri.

Sebelum itu, maka mari kita nikmati sajian Barista Majalengka, tepatnya di cafe apik yang beralamat di jalan Satari 239 Majalengka. Bean yang dipilih adalah Kopi Arabica Naganingrum dan Kopi Sugihwangi, … namanya keren-keren khan?..

Untuk masalah rasa hanya satu, dicoba.. dicoba.. dicoba. Maka Diki sang barista segera beraksi, menggrinder bean naganingrum lalu memproses ekstraksi manual brew dengan perbandingan 14gr bean dengan 200ml air panas 86° celcius…. currrr…. clak clak clak.

Nggak berapa lama sudah tersaji di meja, di sebuah cafe yang hommy, agak sempit duk dek sih…. tapi menambah keakraban karena pageye-geye…. Kebetulan juga cafenya penuh dan ramai, termasuk lengkingan suara parau sang pengamen jalanan yang tiba-tiba hadir di dekat meja kami…

“Ayyyyaaahhhh…. dalam hening sepiii kuriiiiindu…… 🎶🎼🎵dst”

Photo : Akses Bandara yang terang / dokpri.

Sajian kopi V60 naganingrumnya beraroma harum, bodynya medium dengan acidity low after tastenya kurang berasa di bibir… eh di lidah… ada sedikit tamarind, tapi selarik saja… lumayan menemani malam yang dingin dan mengembalikan mood sebelum bertugas eh memantau kembali kondisi bandara kertajati.

Sajian kopi tetep aja disruput tandas, karena sari-sari kopinya masih ada. Tak lupa berbincang dulu sebelum pamit dengan sang barista, nambah saudara dan jaringan sesama penikmat kopi, siapa tahu besok lusa bisa kembali dan bersua lagi.

***

Sebelum beranjak pergi, tiba-tiba berkelebat di fikiran sebuah Undang-Undang. UU 10 Tahun 2008 Tentang Perbankan.

“Lho kok jauh pikirannya, dari Bandara trus kopi sekarang bank?”

“Suka-suka aku, kepala kepala aku, ya bebaas moo mikir apa aja”

Diskusi tidak berlanjut, tetapi produktifitas berfikir harus terus dan tentunya dituliskan di layar smartphone menggunakan keyboard virtual… ta daaaa……

Kaitannya adalah……….. Bandara perlu pendanaan yang sangat besar, baik dari perencanaan, pembangunan hingga pengoperasian dan pemeliharaannya, dimana sumber pembiayaannya tentu salah satunya berasal dari perbankan atau kita kenal dengan sebutan bank.

Bank menurut UU 10/2008 pasal 1 ayat 2 adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Tuh khan dari sisi pengertian mah bertujuan mulia lho, terus pengertian Bank menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 31 maka bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran.

Tah lumayan khan nambah pengetahuan, “Trus apa hubungannya dengan kopi?”….

“Kopi berfungsi memberi semangat untuk mempelajari hubungan bandara dengan bank!!! 🤣🤣🤣”

“Ah teu pararuguh kamuh mah”

Heu heu heu heu……

Ih nggak percaya, sok aja coba. Menikmati kopi bikin mood lebih baik dan bisa mikir lebih banyak, cobain ayooo….

Srupuuut…. Go.

Photo : Ikutan nongkrong di posko terpadu pukul 22.30 wib / dokpri.

Kami berangkat kembali, dari arah kota Majalengka menuju Bandara Kertajati (lagi) disaat waktu menunjukan pukul 21.45 Wib. Semangaat. Hatur nuhun (AKW).

Mudik Lanjutan…

Berlanjut bergerak menjaga silaturahmi agar terus terajut.

CIMAHI, akwnulis.com. Disaat tuntas shalat Ied di kampung halaman tempat kelahiran, maka waktu terbatas dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk bersua dan bersilaturahmi dengan saudara, kawan dan handai taulan.

“Kok waktunya terbatas?”..

” Karena besok, sang istri harus bertugas sebagaimana tugas profesinya di bidang medis”

“Oohh….. gituu”

Maka sore harinya, kembali bergerak dan duduk dibalik kemudi. Meninggalkan kampung halaman menuju rumah tinggal selama ini.

***

Esok harinya, tugas menjaga anak semata wayang sebagai ‘bapak rumah tangga 1 hari’ mulai berlaku. Karena istri harus berdinas dulu… eh nggak satu hari, setengah hari saja.

Untungnya ada pembantu, sehingga tidak terlalu berat urusan dalam negeri eh… dalam rumah, yang perlu difahami bahwa urusan domestik perlu sekali-kali dirasakan dan dijalani… jaim jaan (jaga imah jaga anak)…..

Lalu….. preparing to go again.

“lha moo kemana lagi?….”

Bersiap meluncur ke Kuningan nanti sore setelah Istri tuntas ber-piket hari ini… cemunggutttt… Eaaa.

***

Pukul 14.00 wib, dengan packing super kilat maka kami bertiga sudah bergerak meninggalkan rumah (lagi) menuju Kuningan…. Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (..musti jelas, ntar disangka ke Kuningan Jakarta, beda banget tuch)….

……….

“Kok ceritanya nggak tuntas?”… (selow mas bro, musti jadi pilot dulu nich… ntar udah agak santai… dilanjut nulisnya yaaw).

Kopi Setrikaan & Bahagia.

Berbuka puasa, tidak lupa bahagia dan nikmati kopi setrika….

Photo : Kopi double espresso dan setrika jadul / dokpri

CIUMBULEUIT, akwnulis.com. Berbuka adalah saat bahagia, tentu ada syaratnya yaitu melakukan ritual puasa.

“Klo nggak puasa, emang nggak bahagia pas (ikutan) berbuka puasa?’

“Kata aku sih, Enggak… Bahagia itu ada syaratnya bro, nggak percaya?.. silahkan di coba”

Sebuah jawaban yang belum memuaskan, tapi karena belum mengalami langsung suasana berbuka tapi sebenernya udah batal (berbuka puasa sebelum waktunya)… maka pendapatku tetep, ‘Bahagia berbuka itu jikalau berpuasa’.

“Trus khan perempuan ada siklus menstruasi, otomatis dalam satu bulan ramadhan ada hari-hari tidak berpuasa?” pertanyaan dengan rasa penuh perasaan kembali digelar.

“Bener itu mah, tapi untuk pembahasan awal tadi, aku nggak tahu, aku bukan perempuannn….”

Itulah sepenggal dialog yang saling mempertahankan argumen tentang salah satu definisi bahagia, padahal poin yang sangat pentingnya adalah sebuah rasa bahagia, wajib hukumnya untuk disyukuri, bukan dipertentangkan.

Omar Khayyam berkata, “Be happy for this moment. This moment is your life”

Tuhh… bener khaan?..

Jangan ketuker yaa, Omar Khayyam ini adalah sastrawan ternama di Iran sekaligus ilmuwan yang mendalami ilmu matematika dan astropologi yang lahir di Nishapur-Iran 18 mei 1048 dan meninggal pada 4 Desember 1131 H.

Di Indonesia juga ada sastrawan terkenal yaitu Umar Kayam yang lahir di daerah Nganjuk Jawa Timur pada tanggal 30 April 1932 dan meninggal pada tahun 2002, beliau adalah sastrawan, sosiolog dan seorang guru besar Fakultas sastra UGM (Wikipedia).

“Balik lagi ke pokok pembahasan kali ini, jadi berbuka puasa dimana, sama siapa dan apakah bikin bahagia?”

Photo : Japanese salad / dokpri.

Kembali pertanyaan bertubi mendera diri, yang pasti kali ini berbuka spesial sekaligus bisa nikmati kopi setrika.

“Naon deui eta?” Sang kawan penasaran sambil mengamati daftar menu sang telah tersaji.

“Silahkaan….” diriku ngloyor ke meja depan sambi membawa secangkir kecil double espresso karena terlihat ada objek menarik disana.

Objeknya adalah sebuah setrikaan masa lalu yang pake pengunci depan, biasanya sih kunci atasnya berbentuk kepala dan badan ayam jago.

Simpan gelas espresso disampingnya, pilih posisi dan….jepret!… Kopi setrikaan berhasil diabadikan hehehehehe.

Kembali ke meja tempat diskusi bersama dan bersiap sesaat lagi berbuka puasa…..

“Allahi akbar… Allahhhhh hu akbar…

….. dst”

Kumandang Adzan magrib membuncahkan rasa bahagia kami, menahan lapar dahaga sedari pagi, termasuk hindari hoax atau forward beritanya…. sekarang saatnya bahagia dengan berbuka puasa.

Bismillahiroohmanirrohim

Air putih dan 3 butir kurma menjadi pembuka, shalat magrib bergantian adalah aktifitas yang seharusnya. setelah itu, barulah kita menikmati bersama, sajian makan minum paket berbuka puasa.

Photo : gulai kepala kakap / dokpri.

Kopi setrikaan perlahan disruput… nikmaaat, dilanjutkan salad ala chef miss be resto yang begitu beraneka tumpah ruah… yummmy, hingga akhirnya appetizernyapun ternyata…. main coursenya kawan setia, Gulai kepala kakap yang menggiurkan…..yang kebetulan tembolok kawanku-nya terbatas, jadi bantu ngabisin hehehehehe. Selamat berbuka shaum di ‘Injury time’ bulam ramadhan tahun ini, Wassalam (AKW).

Robusta Rum..

Kopi tapi Rum, memabukkan nggak?.. hati2 ah.

BANDUNG, akwnulis.com. Dikala rutinitas menikmati kopi tanpa gula menjadi bagian dari gaya hidup, disadari atau tidak ternyata ada sebuah tuntutan yang mengharapkan adanya peningkatan kualitas rasa yang berbeda dari sebuah sajian atau racikan kopi versi ‘nikotala‘.

“Maksudna naon ieu teh?”

“Kalem Mang, jangan poporongos (marah-marah) begitu, slow saja slow kata Wahyu (penyanyi) juga…”

Maksudnya adalah ….. seiring dengan kerutinitasan menikmati dan memaknai nikmatnya pahit getirnya kopi tanpa gula, ternyata serasa ditantang untuk bisa menikmati rasa kopi yang berbeda.

Berbeda disini adalah kualitas rasa yang ternyata berstrata, tadinya hanya yang di fermentasi biasa, sekarang bergeser mencari biji yang menghasilkan acidity dan body lebih strong, minimal yang ‘honey process’. Untuk kopi arabica, jelas hasilnya adalah tingkat acidity yang tinggi dan ketebalan rasa pahit semakin mantab…..

Eh setelah itu dikenalin sama arabica wine…

Kopi gayo wine

Sendiri & Kopi Wine

Gayo Wine Aman Kuba

Arabica Wine & Ijen

Gayo wine stasiun coffee

Gayo wine japanesse

Arabica wine DNa coffee

Makin ningkat lagi nich selera, kopi arabica wine strata rasa setingkat diatas honey process, waktu fermentasinya lebih lama… jangan khawatir bukan wine beneran, hanya sensasi awal saja.

Maka seneng banget klo ada arabica wine, tentu harapannya adalah kopi wine jabar selain Gayo wine yang sudah terkenal.

Untuk jenis robusta, diriku agak jarang menikmati karena rasanya ya g flat, tanpa ada acidity atau minim acidity, dengan rasa pahit (kadang rasa hangus) dan kafeinnya tinggi sehingga bisa maksa begadang tanpa ampun.

Nah…. pada saat diberikan secara khusus dari Pak Kadis D, awalnya agak sangsi, “Makasih Pak Bos, tapi saya jarang minum robusta”
“Coba dulu, baru komen”
“Siapppp, makasih pak Bos”

Sebungkus kopi bubuk berpindah tangan dan mencoba dibuka, merasakan aromanya….. serrrr.

Wuiih ada rasa tembakau dan mint yang menyapa indera penciuman, “Kayaknya enak”

“Coba aja nanti, nggak bakal nyesel dech!” Jawaban Pak D sambil tersenyum.

***

Tiba di rumah sudah menjelang jam 22.00 wib, segera membersihkan badan dan say hello to my lovely wife and my little princess…. maklum tadi ikutan tarling (taraweh keliling).

Akhirnya….. prosesi penyeduhan pake v60 dimulaiii….

(Cerita proses di skip ya guys)

Hasilnya adalah sebuah sajian kopi robusta, yang memiliki aroma harum tembakau….. segera di sruput….

Sadiiiis!!!… rasanya brow!… ueddan nich.

Rasa pahit robusta tidak terasa, tergantikan oleh sebuah rasa tembakau, selarik mint dan juga ada unsur cengkehnya…. waaah ini melanggar pakem.. gitu yang ada di fikiran. Tapi memang kenyataaan…

Rasa tembakau, cengkeh dan mintnya stabil, serta ninggal tebal di ujung lidah terdalam… enak pisannn…

Tapi diriku nggak bisa nulis, merk mana dan dari mana karena bungkus kopinya tanpa label. Pokoknya dari Pak D, hatur nuhun pisan Pak Kadis. Pokoknya rasanya beda, jadi seneng nyeduh kopi robusta kayak gini…. maafkan buat rekan-rekan pecinta atau penyuka sesama kopi, sekarang baru cerita dulu aja di blog… jangan kabita yach, karena dikasihnya sangat terbatas. Kecuali yang kebetulan bersua di ruang kerja, ada waktu, kopinya masih ada, mari kita seduh bersama… eh tapi pasca lebaran yaa… sekarang khan masih shaum dan siap-siap cuti bersama-sama.

Met mudik dan bersua dengan sanak saudara, Mohon maaf lahir dan bathin.

Eh blum mudik kok, besok masih wajib ngantor ikutan upacara hari kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni 2019. Merdeeekaaa…. eh Wassalam (AKW).

***

Ngopay di Orange Steak Culture Cafe.

Ngopaynya geser ke Tasik bray..

Photo : Sajian V60 Arabica Yellow Bourbon / dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Jikalau biasanya sudah tersemat di alam bawah sadar bahwasanya menikmati bubur Jaenal dan baso Laksana adalah sebuah kewajiban di kala beredar di kota tasikmalaya. Maka sekarang pola pikir alam bawah sadar itu masih sama mulai bergeser dengan hadirnya semangat ngopay yang terus menggelora.

Tapi tetep jikalau kesempatannya ada dan my stomach masih kuat menampung sajian makanan di tembolok kanan kiri depan belakang maka tentu tetap didatangi, dipesan, dimakan dan dinikmati…. abis enakk seeeh.

Jadi, semangkok besar bubur jaenal yang legendaris tetap mendapatkan tempat di perut serta kenangan manis, nggak bakal ditolak klo ada yang ngajak sekaligus nraktir, apalagi di bulan ramadhan, pahala nraktirnya berlipat-lipat, dengan syarat niatnya benar dan tidak pamer yang menjurus ke ujub riya.

“Eh guys, udah tahu khan bubur jaenal?”

Photo : Bubur Zaenal 1 porsi / dokpri.

Yang menggeleng berarti kasian dech lu. Ada makanan enak legendaris yang belum dicoba. Meskipun memang terdapat dua aliran yang bertentangan, itu terjadiklo duduk disini, di daerah sekitar mesjid agung kota tasikmalaya tidak sampai berantem dan bikin kerusuhan karena semangkuk bubur, nama alirannya adalah GAB (grup aduk bubur) dan GNTAB (grup natural tanpa aduk bubur)…… kamu masuk grup mana klo ngebubur mas?

Klo kepo bin penasaran… gugling aja ya guys… keywordnya : bubur jenal kolektoran tasikmalaya.

Udah ah, sekarang moo bahas ngopay dulu bray.

“Ngopay apa dimana say?”

Photo : Suasana Cafe Orange steak culture / dokpri.

Ngopaynya kopi Arabica Yellow Bourbon honey di Cafe OTC (orange steak culture), masih di jalan Ikik Kota tasikmalaya, deketan bangeet sama lokasi bubur janal yang dibahas tadi.

Jadi bisa ngebubur dulu lanjut ngopay atau sebaliknya, ngopay dulu baru pulang…. eh ngebuburnya kaapaan?…..

Nemuin kopi inipun random aja, ada cafe dan ada sajian kopi manual. Masuk dan tanya2 kopi bean yang ready…. banyak sih, tapi yellow bourbon honey yang recomended…

“Pesen kang, pake manual brew V60 yaa”
“Oke kakak”

Suasana kafenya cozy dan menyenangkan dengan menu variatif western, asia dan tentu kopi dengan sajian beraneka rupa dan rasa.

Nikmat buat kongkow atau ber-alone juga mencari inspirasi dan menikmati kesendirian meskipun terkadang menyesakkan… ahhhhh.

Photo : Sebungkus bean Rancabali Natural / dokpri.

Sajian pertama adalah Arabica Yellow Bourbon honey yang diseduh manual dengan fiter v60 pada panas 89° celcius menghasilkan rasa nikmat dan keharuman memikat. Body-nya kategori bold/tebel pahitnya juga tingkat keasaman (acidity) maksimal ditambah yang unik adalah aftertastenya ada selarik rasa kola yang nyereng seperti ada semut kecil yang bergerak di bibir dalam, gagarayaman.

Dilanjutkan sajian kedua adalah versi dinginnya dan tentu menggunakan bean yang berbeda, yaitu Japanese Arabica Rancabali natural. Sang barista, Rizal mainkan bean dan air dengan perbandingan 1 : 18 pada suhun 89°celcius dan pola muter arah kanan serta di gelas server bersiap es batu menerima tetesan ekstraksi biji kopi yang penuh arti.

Photo : Japanese Arabica Rancabali Natural / dokpri.

Setelah tersaji…. srupuuut.

Tidak segalak sajian pertama, body dan aciditynya medium, sedang-sedang saja, tetapi aftertastenya muncul selarik rasa citrun, serta yang pasti menjadi pembeda rasa adalah rasa dinginnya yang menyegarkan…. sueģerr rek.

Oh iya lokasi cafenya di jalan R. Ikik Wiradikarta No.53, Tawangsari, Kec. Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat 46112. Selamat ngopay di Tasik mang, Wassalam (AKW).