CIMAHI, akwnulis.com. Eksplore kedai dan atau cafe kopi di sepanjang Jalan Pasantren Kota Cimahi terus berlanjut, diawali dari Cafe Rumah Pinus Coffee, lalu cafe DISINIcoffee dan sekarang ke arah atas kembali bersua dengan cafe yang menyajikan menu kopi kohitala, yakni cafe ‘Cenghar Kopi‘.
Cénghar adalah kata dalam bahasa sunda yang berarti segar, melek dan lebih waspada. Mungkin itu yang dimaksud sang pemilik cafe ini, setelah datang dan menikmati sajian dari menu yang tersedia maka akan segar dan ceria kembali, i hope so.
Menunya banyak, tapi aku mah mau nulis yang kurasakan, kimunim eh kuminum, kumakan dan akhirnya kutulikan…. eh juga kubayar lho… jadi bukan endorse yaaa..
Urusan setelah tulisan ini ada yang baca dan jadi mau datang ke cafe-cafe ini… itu mah silahkan, anggap saja ini secuil referensi bagi siapapun yang kebetulan kepengen ngopi di wilayah sini.
Pertama, V60 Arabica Gunungtilu honey. Menu kopi pertama yang dipilih, untuk diracik sang barista Kang Dandi dengan komposisi beannya 15gr dan air 120ml pada suhu 85° celcius.
Hasilnya adalah sajian kopi dengan aftertaste berry sedikit manis-manisnya dan body serta acidity medium. Hanya saja dari sisi suhu agar kurang pas panasnya, mungkin sang barista ngejar agar aciditynya keluar, tapi itulah rasa yang ada.
Photo : Roti Aceng Munu’u / dokpri.
Kedua, Roti Aceng Munu’u. Roti ini dipilih karena home made dan mengandung kopi serta bentuknya kembung (munu’u, bahasa sunda). Disajikan dengan taburan tepung gula putih dan sebuah strawberry nangkring di puncak munu’unya, rasa lumayan didukung suasana alami area cafe cenghar ini. Namanya roti Aceng alias Ala-Cenghar, ada-ada aja, kirain yang bikinnya pak Aceng, temen kantor yang kebetulan rumahnya sekitar cimahi.
Ketiga, Javanesse Arabica Gunungtilu wash. Sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula) tapi versi dingin sebagai menu penutupnya. Rasa dingin dan pahitnya kopi memberi tambahan sensasi segar (cenghar) dengan acidity lumayan plus aftertastenya berry, menutup jumpa kita di cafe ini. Tak bisa berlama-lama karena ada urusan lain yang nggak bisa ditunda.
Keempat….. Selamat ngopay di Cimohay kawan, Wassalam(AKW).
***
Lokasi : Cafe Cenghar Kopi, Jl. Pasantren No. 131 Cibabat Kota Cimahi.
CIMAHI, akwnulis.com. Pantesan dari tadi dicari-cari sepeda kesayangan kok nggak ada di belakang rumah, udah tanya sana sini, malah dijawab senyuman, kezeeel dech.
Jangan-jangan di depan rumah, berlarilah raga ke depan halaman yang berbatasan langsung dengan Jalan Pasantren Cimahi…. ternyata tidak ada, malah disambut deru kendaraan yang melintas, saling berebut mengejar harapan pagi masing-masing.
Dikala, hati semakin was-was, sebuah tepukan lembut di punggung kanan cukup mengagetkan, “Nggak usah galau, sepedamu sudah diabadikan, tuh disana” jari lentiknya menunjuk ke arah tengah rumah yang terdapat lekukan ruangan tempat dimana bercengkerama.
Secepat kilat berbalik badan dan menuju tempat yang ditunjuk, ternyataa…. sepeda kesayangan ada disana. berdiri tegak dengan penuh keanggunan dan menyatu menjadi ornamen penting dalam fragmen kehidupan.
***
Itulah sepenggal angan yang terbersit dikala melihat ornamen dindingnya adalah sebuah sepeda ontel tua yang menjadi saksi dalam roda kehidupan. Sekarang sudah tenang beristirahat di dinding putih tanpa khawatir di congklang eh di naiki oleh pemilik atau siapapun karena agak ribet klo musti nurunin dan naikin lagi ke dinding hehehe…
Ini adalah salah satu sudut ornamen yang ada di Cafe DISINIkopi. Salah satu cafe yang menyajikan menu kopi di area jalan pesantren Kota Cimahi. Jika sebelumnya mencoba kenikmatan suasana dan sajian kopi plus complemennya di RUMAH PINUS COFFEE, nah sekarang di cafe yang berbeda.
Photo : Es Americano / dokpri.
Untuk kopinya memang tidak ada manual brew pake V60 atau kalita juga aeropress, tetapi kopi hitamnya versi mesin saja yaitu : espresso, americano dan longblack. Ditambah dengan menu-menu makanan lainnya. Tempatnya cozy, enak buat nyantai dan juga sambil ngerjain tugas kuliah atau kerjaan…. yaa sebagai alternatif tempat kongkow sih lumayan… tapi buat pengopi kohitala, hanya bisa puas dengan americano saja.
Sebagai pelengkap tentu perlu ada sajian makanan pendamping, maka dihadirkanlah sebuah menu yang pasti disukai semua orang yaitu Indomie goreng sambel matah… awww menggoda… tapi khan ga boleh…. ya udah icip-icip dikit ajaaa… abiss weh.
Photo : indomie sambal matah / dokpri.
Pilihan kopinya adalah es americano alias es kopi tanpa gula….. segarnya rasa pahit dan dingin memberi ketenangan dan kenyamanan… aslinaaa….
Menu makanan lainnya tidak berani dicoba karena sebenernya semangatnya hanya pengen ngopay aja, jadi segelas es americano sudah cukup memenuhi dahaga kohitala kali ini. Selamat beraktifitas kawan, Wassalam(AKW).
CIMAHI, akwnulis.com. Beredar di Kota Cimahi di sore hari bukan sebuah kesengajaan, tetapi perlu juga menemukan alternatif tempat kongkow baru dibandingkan harus berjibaku dengan kemacetan yang mendera di kala weekend di Bandung kota.
Sebuah tempat makan minum.. resto yang menyajikan menu lengkap daan…. didalamnya terdapat cafe coffee dengan berbagai pilihan metode pembuatan khususnya manual brew.
Tidak hanya dengan corong V60 tetapi juga terdapat kalita dan Origami…. lengkap bukan?… peralatan membuat kohitalanya kumpliit… apalagi untuk latte, capucinno, dopio.. alatnya sudah ready.
Photo : Parkiran & pintu masuk Rumah Pinus resto / dokpri.
Nah… nggak pake lama, langsung dech nongkrong depan barista. berbincang sambil sesekali tertawa, tak lupa memperhatikan tahapan prosesnya dengan seksama. Maka semakin faham bahwa menikmati kopi seduh manual bukan hanya hasil akhirnya saja, tetapi menikmati proses pembuatan dan keceriaan barista adalah juga faktor penting yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Namanya ‘Rumah Pinus Coffee‘ letaknya di dalam area Resto Rumah Pinus yang beralamat di Jl. Pasantren no 160 Cibabat, Cimahi Utara Kota Cimahi. Klo penasaran maka search aja di gugmap…… pokoknya klo udah deket jalan Pesantren cimahi ada tembok bertuliskan ‘Rumah Pinus’, tinggal masuk saja dan tersedia parkiran mobil dan motor yang cukup luas.
Masuk lagi ke dalam, maka tersaji suasana cozy rumput hijau dan ada kolam renang, meskipun hanya sebagai hiasan karena di pagar sekelilingnya. Nah di sebelah kirinya terdapat ‘Rumah Pinus Coffee‘ dan…. dikala didatangi ke dalam, Kang Yayan Barista beserta kawan-kawan menyambut dengan hangat dan penuh keceriaan.
Photo : Barista rumah pinus coffee beraksi / dokpri.
Jabat tangan dan bincang santai menjadi pembuka, dilanjutkan dengan pemilihan biji kopi yang tersedia, maka cerita proses manual brew segera mengalir,aneka kata tentang kopi dan prosesi penyeduhannya yang penuh dinamika, pilihannya tetap jatuh pada corong V60 meskipun Kalita dan Origami juga memang tersedia.
Inilah ulasan dari biji kopi yang bisa dinikmati… eh sudah dinikmati… makanya bisa ditulis disini hehehe, cekidot :
1. Biji Kopi Bone Arabica
Pilihan yang pertama ini langsung di proses oleh sang barista dengan berbagai celoteh tentang kopi dan prosesi manual brew yang miliki banyak dimensi. Panas air 85° celcius menjadi pilihannya, tetapi masalah gramasi itu rahasia, jadi tak bisa disebutkan perbandingan antara biji dan banyaknya air. Bagiku tidak masalah yang lebih penting adalah hasilnya yang bisa memuaskan dahaga kopi hari ini.
Photo : V60 Kopi Bone Arabica / dokpri.
Setelah berproses, maka hadirlah sajian kopi hasil manual brew di gelas kaca, siap dinikmati.
Srupuuut….. Woahhh rasanya.pas, nikmat. Panas airnya cocok dan gramasinya tepat sehingga menghadirkan sebuah rasa yang selaras dengan ekpektasi. Body-nya strong dan berkebalikan dengan acidity yang cenderung medium-less, aftertastenya yang seger nikmat, lebih cenderung ke jeruk orange dan selarik tamarind…. pokoknya enak euy.
2. Biji Kopi Garut Arabica
Pilihan sajian kedua adalah biji kopi dari papandayan garut. Tetap dengan gramasi rahasia, maka dengan deg-degan ditunggu gimana rasa hasilnya.
Ternyata, memang biji kopi jawa barat tetap luar biasa ditambah dengan keahlian racikan dari barista yang lihai, perpaduan lengkap sehingga terhidang segelas kopi harum dan aftertastenya selarik rasa buah nangka. Bodynya sih medium-medium saja.
Photo : 3 wadah biji kopi pilihan / dokpri.
Acidity yang strong, asemnya bikin ngangenin guys… oh ya, sang barista kali ini pake panas suhu airnya 90° celcius… Pas bangeed.
Dua sajian bikin segar dan penuh keceriaan… ternyata, kejutan datang di akhir.
3. Javanese Arabica Kerinci.
“Bang bentar, moo coba ini?” sebuah ajakan yang mengagetkan karena ternyata hadir setelah selesai bayar di kasir.
“Udah nggak usah, sayanya juga sudah bayar”
“Kalem bang, ini bonus, complemen, gratis dari kami”
Wah… mata berbinar wajah bersinar, apalagi yang disuruh nyobanya adalah javanesse dengan biji kopinya biji kopi kerinci.
Srupuut…. wuiiih nikmat segerrr…. dinginnnnya sajian kopi javanesse menyegarkan mulut dan menambah ketenangan hati. Sebelum pamit berpisah dan esok lusa janji kembali, sebuah persaudaraan kopi telah terjadi, disebuah tempat yang indah dan asri. Nuhun Kang Yayan dan kawan-kawan, juga keramahan Bapak owner yang kebetulan berbincang singkat di tempat ngopi ini.
CIMAHI, akwnulis.com. Aura rapat yang akan penuh dengan diskusi atau perdebatan teroampang dihadapan. Bahan rapat berseliweran untuk dibaca dan ditelaah oleh masing-masing pihak yang sebenarnya adalah mitra kerja, tetapi kali ini akan saling berdiskusi demi hasilkan suatu solusi dalam bentuk struktur kemampuan keuangan daerah yang mumpuni.
Suasana terlihat lebih formal dan kaku, meskipun sesekali ada celetukan segar yang mewarnai pertemuan, hadirkan senyum dikulum ataupun tertawa sedikit lebar meski suara diminimalkan.
Disinilah raga berjumpa dengan sebuah sajian kopi yang berbeda, sehingga tanpa fikir panjang dikala melihat penampilannya langsung dinamai ‘Kopi sachet mega mendung’……
“Setuju nggak namanya itu?”
Terserah pembaca aja deh. Klo mau setuju ya monggo kalaupun tidak juga nggak bakalan dosa, kecuali klo cangkirnya dibawa pulang nggak bilang-bilang maka itu bisa menjadi pidana pencurian dengan pengenaan pasal 362-367 KUHP, apalagi klo dibawa pulangnya selosin hehehehe….
Nama tersebut tidak lepas dari penampilan kopi ini yang menggunakan cangkir khusus bercorak batik khas kebanggaan cirebon yaitu mega mendung. Untuk kopinya memang kopi sachet yang berisi kopi hitam dengan gula terpisah.
Photo : Kosacmedung di pot bunga / dokpri.
Hadirnya kopi sachet mega mendung ini cukup mencuri perhatian peserta rapat, dibuktikan dengan antrian yang cukup ramai untuk menikmati kopi ini dengan melakukan penyeduhan sendiri dengan air panas, gula dan kopi sachet dan gunting serta sendok kecil pengaduk.
Urusan rasa itu adalah hak masing-masing, tetapi sumber hadirnya rasa tentu memberi makna yang berbeda. Begitupun dengan kopi sachet mega mendung ini, rasa kopi sachet tentu biasa, tetapi jadi rasa berbeda karena hadir dalam suasana agak tegang yang butuh sedikit relaksasi ditambah dengan cangkirnya yang khas, maka menjadi unik dan menarik… kata akuh mah, nggak tau kata yang lain.
Tapi itulah makna kehidupan, sajian kopi memiliki aneka dimensi. Bisa dari bahannya, tempat penyajiannya, proses seduhnya, serta suasana sedang apa dimananya… maka tiada bosan jari ini menulis tentang kopi, karena itu tadi…. menikmati kopi bisa dilihat dari aneka dimensi.
Photo : Puntang Klasik Kaweni Manual Brew / dokpri.
BANDUNG, akwnulis.com. Semerbak angin pagi menerpa wajah yang sedikit lelah setelah menempuh perjalanan panjang lintas samudera demi kembali bersua dengan keluarga dan tugas negara.
Perjumpaan dengan keluarga kecil di rumah adalah momen bahagia yang tetap harus dijaga, peluk erat anak dan istri mematrikan janji untuk saling menjaga dalam suka dan duka demi cinta abadi. Meskipun harus terpisah sejenak karena senin pagi adalah waktunya mulai bekerja lagi, tapi sore nanti bisa bersua dan bercanda kembali.
Salah satu yang dinanti selain kembali selamat sehat bugar seperti sediakala adalah…. oleh-oleh…. buah tangan tea geuning.
Oleh-oleh, meskipun bukan kewajiban karena kepergian lintas negara adalah dalam rangka dinas. Tetapi kurang afdol rasanya jika tidak ada oleh-oleh yang ditenteng sebagai tanda buah tangan dari negeri seberang. Inipun penuh perjuangan karena ditengah agenda yang bejibun, menyempatkan datang ke tempat oleh-oleh dengan pola belanja impulsif… nggak pake mikir, sesuaikan dengan duit Won di tangan…. ambil2.. pilih2.. bayaar. klo ternyata duit won nya kurang, balikin lagi oleh-oleh yang udah dipilih… alias nggak jadi sebagian hehehehehe….
Photo : Pilihan bean yang ada di Cups Coffee & Kitchen / dokpri.
Jadi….. maafkan jikalau oleh-olehnya hanya kata-kata berbentuk cerita yang seperti tak guna… tapi ini justru bermakna abadi tanpa takut waktu membatasi.
Nah hari ini setelah bersua dengan keluarga dilanjutkan dengan rutinitas di kantor bersama rekan-rekan sepekerjaan maka ada perjumpaan lain yang begitu dinanti…..
Perjumpaan kembali dengan sajian manual brew V60 coffee dengan beannya adalah Puntang Klasik Kaweni…. Yummmy.
Aciditynya yang kuat mengembalikan lagi sebuah harapan dan semangat dalam menjalani kehidupan, Body medium dan aftertaste berry plus citrun menambah sensasi kesegaran…
Selamat beraktifitas kawan. Wassalam(AKW).
***
Lokasi : Cups Coffee & Kitchen Jl. Trunojoyo No.25 Kel. Citarum Kec. Bawet Kota Bandung.
SEOUL, akwnulis.com. Malam menjelang waktu pukul 23.00 wako (waktu korea) dikala raga baru sampai di hotel setelah seharian berjibaku dengan agenda yang padat merayap dari pagi hingga malam. Pakaian jas dasi kemeja lengkap masih melekat di tubuh ini dengan tas punggung yang selalu melekat. Tidak ada keringat yang hadir karena cuaca dingin menahan keluarnya keringat, jadi berjas dasi seharian sambil bertas punggung serta banyak melakukan jalan kakipun tidak masalah, seger seger aja.
Setelah kemarin ngopi ‘pembagian rapat’di Caonan Asan Station dilanjutkan Double espresso-nya di acara sarapan pagi, maka kesempatan terakhir malam ini ingin mencoba kopi yang berbeda, kangen kopi puntang dan gununghalu atau kiwari manglayang dengan metode manual brew V60… tapi nggak ada disini.
Jadi agak nyesel nggak bawa corong V60, filter dan beannya… tapi apa daya, penyesalan itu selalu datang terlambat karena kalau datang diawal rasa sesal itu maka itu namanya Pendahuluan eh.. kata pengantar atau executif summary ya??…. apa sih inih, kok kayak lagi nyusun disertasi.
Maka…. meskipun tas punggung masih melekat dan jas dasi masih erat melingkari leher, maka bersama partner sekamar berjalan kaki keluar hotel mengitari jalan raya blok gangnam kota seoul dengan tujuan mencari kedai kopi yang menyajiKan manual brew..
Alhasil… tiada kedai kopi manual brewnya… Akhirnya mendarat di toko minimarket 24 jamnya korea. Mencari-cari kopi kemasan yang tentu tanpa gula…. banyak pilihan tapi sedih karena kohitala (kopi hitam tanpa gula) tidak tampak di rak minimarket, adanya pasti kopi bergula, kopi berkrimer atau malah air gula berkopi saking manisnya…..
Bayar segera dengan sisa duit won yang ada dan beringsut menuju hotel karena penasaran ingin menikmati cold brew yang ada.
Tidak lupa sebelum dinikmati, maka dokumentasi adalah tindakan pasti. Jejerin di kasur hotel bealaskan selimut.. jepret.. jepret… jadi deh.
Lalu dibuat captionnya yang berbunyi, “Bukan masalah pilih yang mana, tapi bisa #Ngopay itu Bahagia“.
” Bener khan?”
Langkah terakhir adalah, buka kemasannya.. dan srupuut… srupuut.. tandaskan..
“Nikmat …kannn?”…..
Tuntas minum kopi, mungkin menjadi kopi terakhir di Negeri Ginseng ini, karena besok pagi harus sudah kembali ke tanah air dengan perjalanan selama 7 jam.
SEOUL, akwnulis.com. Perbedaan waktu 2 jam dengan di rumah ternyata cukup memerlukan penyesuaian yang signifikan. Karena meeting selanjutnya di rencanakan pukul 08.00 wako (waktu korea) maka makan pagi harus jam 06.30 wiko alias jam 04.30 wib…. sahurrr. Tapi ternyata sudah benderang disinihh kawaan…
Turun ke lantai 2 menuju restoran menjadi tujuan utama pagi ini. Ngantuk masih menggelayut tetapi musti dilawan karena agenda kegiatan sudah menghadang di hadapan.
Sebelum nandain tempat duduk, maka mencari segelas kopi adalah keharusan…. culang cileung… tap… ada mesin kopi…. merapaattt.
Photo : Mesin kopi / dokpri.
Mesin kopi merk Toro menyapa dengan senyuman khas nya, yang Pasti pilihan menu nya adalah espresso, dopio dan americano untuk penganut kohitala dan latte serta cappucino yang masih memuja foam susu… langsung ambil cangkir dan dudukan pada tempatnya.
Pijit tombol ‘espresso‘ 2x supaya hadir dopio alias doube espresso dan tunggu hasilnya…. terrrr… currr…. kopi hitam menetes memenuhi cangkir putih yang ciamik. Wangi aroma kopi membangkitkan birahi… eh sensasi kesegaran untuk mendukung agenda hari ini.
Sebagai pendukung dari sisi sajian sarapan pagi maka diperlukan kesegaran dari aneka sayuran yang hadir dengan berbagai pilihan. Ada terong, sayur antanan, brokoli, tomat cery, kol merah dan chiaseed serta kismis plus kuaci… eh kuaci bukan ya?.. atau biji bunga matahari?.. tambah saus salad yang tersedia.
Photo : Sayuran + kopi / dokpri.
Untuk karbohidratnya tentu nasi goreng yang tersedia diambil 2 sendok ditemani scramble, tumis kacang tanah dan potongan ikan laut, cukup untuk menjaga energi hari ini.
Jadi rumusnya banyak ragam tetapi ukurannya icip-icip. Bukan masalah kenyang atau tidak tetapi bagaimana semua sajian rasa bisa dicoba tanpa muncul persepsi berbeda.
Nasi goreng rasanya tetep nasi goreng begitupun sajian lainnya, yang beda adalah suasana dan tentunya suasana hehehehe…… Urusan kohitala telah terwakili oleh double espresso yang dihasilkan mesin kopi.
Akhirnya…. tuntas sudah sarapan beraneka rasa ini.
Photo : Protein & Karbohidrat / dokpri.
Selamat makan dan ngopi pagi ini, sebelum berlanjut meeting dan meeting, dan beredar demi sebuah tugas sekaligus kesempatan meraih pengalaman di sebuah kota besar yang jauh dari tempat tinggal. Wassalam(AKW).
CHAONAN, akwnulis.com. Perjalanan 2 jam 24 menit menyusuri jalan lebar dengan berbagai pemandangan yang tersaji memberi pengalaman tak bernilai. Diawali melewati jalan besar yang membelah lautan karena incheon adalah sebuah pulau terpisah, dilanjutkan berbagai bangunan tinggi baik komplek pabrik dan perumahan juga bentang alam kehijauan yang cerah di akhir musim gugur tahun ini.
Masih sendirian karena belum bersua dengan delegasi yang telah hadir lebih dulu, insyaalloh ALONE di INCHEON akan berakhir.
Berbincang dengan sang driver, ini adalah momen musim terbaik karena matahari bersinar sepanjang hari dengan suhu sekitar 3° s.d 10° celcius, karena menurut perhitungan prakiraan cuaca di awal desember sudah masuk musim dingin dan suhu bisa sampai minus 20° celcius.
“Kebayang membeku dan meriut”
Perjalanan perdana jalur darat di korea akhirnya harus sampai di tujuan yang telah ditentukan yaitu sebuah tempat meeting yang berada di area stasiun Chaonan Asan yang merupakan ibukota provinsi CengChungnam-do.
Alhamdulillah setelah membayar taksi internasional dengan selembar 100 dollar US dan 40.000 won.. (euleuh di hitung-hitung ternyata mihill… tapi apa daya, demi sebuah janji, maka pengorbanan adalah bagian dari konsekuensi). Juga yang pasti dijamin tidak akan nyasab (kesasar) di negeri orang.
Photo : Berpose di depan stasiun Chaonan Asan / dokpri.
Pertemuan berjalan lancar dan penuh kekeluargaan, delegasi Jawa Barat yang sudah ada di Seoul akhirnya bersua disini bersama daku.. ehm dan tentunya dengan para pejabat di Provinsi Cengchungnam-do plus para pimpinan perusahaan yang membidangi credit guarantee dan start up bidang solar energy.
Laporan resminya entar aja yaa… itu mah bentuknya nota dinas hehehehe.
Sekarang ingin cerita tentang si hitam nikmat.. kohitala. Maklum udah 24 jam nggak jumpa dengan sensasi pahit yang menggoda.
Pas masuk area stasiun sebetulnya sudah ada cafe yang direncanakan dimampiri… tapii… jadwal meeting sudah dekat plus harus berjumpa dulu dengan para bos yang berangkat dari Seoul… urung sudah, tapi tidak uring.
Ternyata… Allah maha tahu isi hati hambanya yang merasa tak berdaya tapi ingin nyeruput kopi apa aja yang penting tanpa gula.
“What do you want to drink? Coffee or tea?”
Woaaah senangnya… “Please coffee sir“… akhirnyaa… pucuk dicinta ulam tiba. Sebuah doa berbuah nyata, secangkir kopi hitam tanpa gula hadir dihadapan bersama bahan presentasi mereka, Ahaaay.
Nggak pake basa-basi lagi, disaat para bos masih diskusi, kopinya sudah di tangan untuk dinikmati…. hmmm harummm… kopinya pake mesin, tapi double espresso bisa memenuhi hasrat ngopi kali ini.
Photo : Kopi perdana di Korea / dokpri.
Sruputtt…. segerrr, pahitnya menenangkan. Memberi rasa bahagia dan semangat untuk terus berkarya dan menjelajahi negeri ginseng ini.
Perbincangan berlanjut dengan berbagai pembahasan, diriku terlarut dalam kebersamaan dan tidak lupa sruput kopi yang terus tersedia. Wassalam(AKW).
GARUT, akwnulis.com. Setelah bercengkerama dengan segarnya air kolam renang dan pemandangan pegunungan yang meng-adem-kan hati maka perlu kiranya dilanjutkan dengan mencari suasana lain yang tersedia di tempat ini, Green Kamojang Resort.
Jika melihat di aplikasi wisata online maka akan terlihat sebuah bangunan besar ditengah kolam yang sepintas mirip perahu dengan dominasi warna warni birunya langit semburat merah mentari serta kehijauan dan pantulan cahaya di air kolam begitu indahnya.
Kenyataannya memang tidak persis tetapi secara nyata itu semua ada, hanya memang seni photografi memberi editan yang lebih manis tentunya agar para calon pengunjung dan penginap akan tertarik… itulah iklan hehehehehe.
Diriku menulis apa adanya, jadi maafkan jikalau ada yang tidak tepat dalam penyajiaannya. Tetapi memang menulis itu yang paling nikmat adalah melihat, merasakan sendiri dan segera menuangkan dalam jalinan kata sederhana dan mudah untuk memahaminya.
“Trus klo berbeda gambar dengan kenyataannya gimana?”
Berbeda itu relatif, bisa saja paa photo diambil adalah di musim semi (autum)…”Ada gitu musim semi di garut?”
“Ada atuh, khan sewaktu rasa ini bersemi padamuh… “
“Adaaw gombalisme”
Maksudnya tentu photo yang diambil di musim hujan tetapi kita datang di musim kemarau, maka suasana berbeda. Tetapi secara keseluruhan, konsep yang disajikan cukup menarik. Bungalow/villa, suasana alam untuk tracking atau outbound, meetingbroom, kolam renang, resto dan tentu fasilitas kolam yang penuh ikan-ikan plus bisa digunakan paparahuan dengan sangat menyenangkan.
Photo : Latte at Kamojang / dokpri.
Nah… urusan kohitala, ternyata di cafenya ada.. namanya cafe Teripta, dengan desain meja kursi pinggir kolam… menghadirkan sensasi alami sambil minum kopi bercengkerama dengan ikan koi.. eh ikan emas kétang.
Sayangnya kopi untyk manual brewnya habis, jadi hanya bisa pesan kopi tubruk biasa dan ditemani kopi latte sebagai pemanis suasana. Tidak lupa sejumput iga bakar nasi kebuli… ahaay sejumput, itu mah porsi maksimal… menemani siang hari menjelang sore ini.
Srupuut… Amm….
Alhamdulillah raos bin nikmat.
Seiring gemericik air yang dipermainkan sekumpulan ikan mas, saat berpisahpun tiba dan lokasi yang asri ini harus ditinggalkan dengan penuh keikhlasan. Wassalam(AKW).
TANGERANG akwnulis.com. Secangkir kopi menghadirkan kembali semangat untuk terus bergerak lagi, meski sesaat eh dua hari harus bersabar dengan segala prosedur dan perilaku personal yang beraneka rupa.
Pertemuan dengan sang barista, neng Glesnea di Djournal cafe dilanjutkan dengan memilih beraneka bean yang tersaji untuk nantinya segera diseduh tanpa banyak pancakaki. Agak sedih setelah dipilih ternyata tidak ada bean kopi dari jawa barat, adanya Papua, Kintamani, Mandailing dan Toraja.
Photo : Sang baristi dan pilihan kopi / dokpri.
Ya sudah, pilihannya adalah kopi Toraja yang akan segera di eksekusi dengan metode seduh manual V60.
Dengan perbandingan 1: 15 dan gramasi 16gr serta temperatur air 90° maka menghadirkan sebuah sajian kopi yang segar dan mencerahkan malam ini.
Body medium menuju strong, Acidity medium dan Aftertastenya hadir rasa berry plus tamarind memberikan kesempatan rasa untuk ninggal sesaat di ujung lidah dan memberi kesan memori akan sebuah rasa tersendiri.
Photo : Cafe Djournal SHIA / dokpri.
Waktu menunjukan pukul 21.20 wib di Lantai 1 Dekat gate 8 Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Secangkir kopi toraja ini memberi suasana berbeda, memberi ruang hati semakin lega sebelum sebuah perjalanan panjang akan segera terlaksana. Wassalam(AKW).
***
Lokasi : Djournal Cafe Terminal 3 Lt.1 Antara gate 7 & gate 8 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Indonesia.
Harga : V60 Kopi Toraja Rp. 40Rb Aqua botol 600ml Rp. 27Rb dengan pajak jadi total Rp. 74.199.