PERSEPSI DI SABTU PAGI.

Persepsi dan Tasyakur.

BANDUNG, akwnulis.com. Selamat pagi dan semoga hari sabtu ini menjadi penyeimbang aktifitas rutin senin – jumat yang berkutat dengan rutinitas sehingga sekarang saatnya rehat sejenak.

Nggak bisa bro, ini lagi otewe menuju tempat acara, begitupun esok hari”

Sebuah ungkapan jujur sekaligus curhat bagi golongan pegawai yang ternyata masuk kategori TKW alias tenaga kerja weekend kawan.

Sebenernya anda tidak sendirian, banyak juga yang bernasib sama. Termasuk yang sedang menulis postingan inj, karena menulisnyapun dalam posisi perjalanan menuju sebuah acara yang bertema JABAR ANTENG dengan lokasinya di Gedung Merdeka di jalan Asia Afrika Kota Bandung.

Jadi saya ulangi, SELAMAT PAGI bagi yang di rumah rehat bersama keluarga tercinta juga SELAMAT PAGi bagi kita yang masih bekerja di sabtu ceria ini….. horeeee.

Catatan kali ini hanya ingin berbagi tentang sebuah persepsi keberuntungan. Penulis menganut prinsip bahwa KEBERUNTUNGAN adalah Bertemunya KESIAPAN dengan KESEMPATAN.  Maka sebagai pribadi berusaha untuk mempersiapkan diri saja, tentu dengan mengukur potensi diri. Manakala kesempatan itu datang, kejarlah dan raihlah tentu dengan kompetisi yang adil dan beritikad baik.

Tetapi dalam kesempatan yang lain, penulis juga melewatkan beberapa kesempatan karena berbagai pertimbangan logis. Sehingga tidak bisa ikut berkontestansi dalam sebuah momentum. Tidak usah sedih atau galau, itulah pilihan.

Ada hal yang menarik adalah mengenai persepsi, yaitu pandangan dan pendapat orang kepada kita. Ini menjadi sebuah catatan penting karena ternyata perlu mental kuat untuk menghadapinya. Persepsi lingkungan sekitar, kawan dan kolega serta mitra, saudara dan keluarga hingga saudara dadakan di dunia medsos yang terbuka memiliki kekuatan nyata untuk mempengaruhi kita.

Disini perlu menerapakan ilmunya Mark Manson di buku The Subtle Art of Not Giving A F*ck. Biarkan saja semua persepsi berkeliaran dan membentuk alibi ataupun berita sensasi, karena yang berhak menentukan kehidupan kita lebih baik atau baik – baik saja adalah diri kita sendiri. Jikalau galau dan bingung, curhatlah kepada Tuhan Semesta Alam, begitupun di saat bahagia diberikan segala kemudahan, tetap Allah sebagai penguasa takdir. Ini yang sering kita lupa.

Nah kembali ke persepsi keberuntungan tadi, beberapa hari yang lalu penulis dianggap beruntung oleh sebagian besar hadirin karena bisa ikut berkontestansi dalam games di sebuah acara yang diselenggarakan secara online yaitu menggunakan Quizizz.com. Mungkin pembaca selain itu ada juga yang suka ikut games online Kahoot.it di sela-sela acara seminar, lokakarya, capacity building dan sebagainya.

Padahal penulis berpendapat bahwa ini lebih kepada hiburan dan kesenangan saja. Tapi bagi yang penasaran dengan games online seperti ini, ada beberapa tipsnya :
1. Pastikan smartphonenya bersignal bagus, saran sih jangan gunakan wifi di acara, nanti rebutan sama yang lain sehingga koneksi terbatas.
2. Selama acara berlangsung relatif konsentrasi mendengarkan para narasumber juga mengingat – ingat kata kunci dari slide yang dipaparkan.
3. Pada saat kuis atau games berlangsung, konsentrasi penuh dan telinga buka lebar – lebar, mata tertuju pada layar smartphone dan jemari siap dengan sigap memijit pilihan yang ada, biasanya warna warni pilihannya.
4. Tidak perlu takut salah, pastikan memilih daripada dianggap pilihan salah karena sesi waktu menjawabnya habis.
5. Itu aja sih, setelahnya kita lihat hasil pemeringkatannya.

Jikalau ternyata lolos menjadi pemenang, jangan berfikir selalu yang pertama atau terbaik. Minimal masuk urutan 3 atau 4 saja. Jadi ikuti permainannnya dengan ceria dan hasil akhir tidak perlu dipikirkan. Kalau masuk tinggal bersyukur, jika tidak ya sudah. Nanti berkontestansi lagi pada kesempatan lainnya. Lagian kalah jiga bukan segalanya. Lalu jika menang, segera berucap syukur kepada Allah SWT dan tidak perlu lakukan selebrasi berlebihan, biasa saja.

Maka kembali ke alinea awal, persepsi itu tidak harus ditakuti tetapi dikendalikan dengan potensi dan kekuatan percaya diri. Selamat hari sabtu kawan. Selamat bekerja atau selamat rehat bersama keluarga. Wassalam (AKW).

KOPI APRESIATIF

Sruput kopi sambil diskusi bersama para peserta yang penuh motivasi.

SOREANG, akwnulis.com. Pagi sedikit sendu di lobi hotel Grand Sunshine, menemani sebuah perjumpaan virtual yang penuh harapan. Duduk menghadap kolam renang meskipun dibatasi kaca besar, namun deburan air dan teriak kesegaran menjadi sebuah hiburan.

Mengapa penuh harapan?”

Karena diskusi virtual kali ini membuka sebuah cakrawala dan momentum untuk gerak bersama sebagai sesama penulis dalam kelembagaan atau kumpulan penulis dengan nama APRESIATIF (Asosiasi Aparatur Penulis Penggerak Literasi Kreatif) dibawah lindungan organisasi KORPRI JABAR.

Nggak ngerti ah, maksudnya gimana?”

Yach, ini mah harus ngopi dulu, supaya kembali segar untuk menapaki kehidupan. Let’s go..

Tangan kanan otomatis menggapai dan menggupay, memanggil sang pelayan yang tergopoh mendatangi bersama daftar menu di tangan.

Pesen kopi bergambar hati kang!”
“Mangga”

Pelayanan prima euy, tapi itulah bentuk hospitality dari sebuah hotel yang menghasilkan rasa nyaman plus betah berlama-lama duduk di lobi sambil diskusi virtual bersama yang diselenggarakan oleh BPSDM Provinsi Jawa Barat.

Trus dapet tugas musti sharing tentang cara menulis, jadi ya sudah saya coba aja deh. Meskipun hanya secuil pengalaman, tapi mungkin bisa ikut menjadi sejumput api penghasil bara yang membantu hadirnya gemuruh api semangat menulis menjadi berkobar untuk kebanggaan bersama.

Jadi, menulis itu garis besarnya ada dua guys. Pertama TERPAKSA dan kedua adalah KEINGINAN. Eh kebalik ya?…. iya yang pertama adalah keinginan donk, ingin nulis tapi gimana caranya?..

Paling utama adalah Niat dulu ya.. bismillahirrohmaniirohim.

Lalu tulislah sesuatu, dan jangan khawatir dengan salah dan benar, tulis saja dulu.

Yang kedua, tulis lagi dan baca ulang 2x khawatir typo. Lalu upload di medsos kita, di blog gratisan atau dimanapun. Nanti jelas ada wadahnya yaitu di prajaberdaya BPSDM Prov Jabar, tunggu tanggal mainnya… sekarang mah daftar yuk rame-rame.

Sudah?….” kalau sudah, biarkan secara alami mengalir dalam ranah kehidupan dan menjadi bagian legacy pribadi dimasa depan. Jikalau ternyata menjadi pencerahan bagi sidang pembaca lainnya, itulah berkah lanjutan dari Allah SWT.

Klo versi TERPAKSA, itu cenderung menulis yang resmi dan karya ilmiah, atau laporan, sambutan dan nota dinas karena ada tuntutan tugas atau perintah atasan. Ini relatif terukur karena ada pedoman tata naskah dinas atau standar penulisan. Tinggal ikuti SOPnya. Apalagi bagi para pejabat fungsional, menulis karya ilmiah dan jurnal itu berhubungan dengan hajat hidup keberlanjutan bulanan.

Jadi ayo semangat menulis meskipun awalnya keterpaksaan dan bukan keinginan.

Seiring tulisan singkat ini berakhir, hadirlah kopi bergambar hati yang melengkapi kenyamanan kali ini. Diskusi penuh sensasi dan berbagi inspirasi bersama insan peserta webinar yang penuh motivasi. Sruputtt… Alhamdulillah. Wassalam (AKW).