1 hari 6 moda transportasi bagian 2 (tamat)

Petualangan dalam hitungan belasan jam di ujung pulau Jawa, dari mulai Bis, motor ojeg, kereta api, becak, grab car, pesawat terbang dan grab car lagi bagian ke2, tamat dech.

Ini lanjutan cerita dari Bagian 1.

***

Photo : Petugas lagi meriksa tiket/dokpri.

Disaat keringat masih mengucur, nafas sedikit tersengal tetapi perasaan begitu tenang karena bisa duduk di kursi kereta Jagabaya yang akan mengantarkan diri ini ke titik pemberhentian berikutnya di Sidoarjo.

Kelas ekonomi yang dinaiki sesuai tiket cukup bersih dan nyaman. Kursi keretanya menyatu dan bisa digunakan berdua. Seorang bapak yang sedang bersila dengan santai, menurunkan kakinya dari kursi dan memberi ruang untuk duduk melepas ketegangan.

Posisi kursi saling berhadap-hadapan, dan sudah paten nggak bisa diputar-putar… sesaat petugas Restoran KA melewati dengan membawa beraneka makanan dan minuman yang kudu dibeli termasuk sewa selimut seharga 7 ribu saja selama perjalanan, dengan nyimpen KTP di petugas tentunya.

Petugasnya sopan dan ramah, begitupun bapak yang disampingku, kira-kira usia 55 tahunan yang ternyata sedang dalam perjalanan menuju Jakarta dengan kereta ini. “Kebayang pegelnya” celoteh dalam hati. Tapi melihat wajahnya yang sumringah, mungkin saja bapak ini naik kereta dengan bahagia karena bahagia itu tidak bisa dinilai oleh orang lain tapi hanya orang per orang saja merasakan karena bahagia itu domain Illahi robbi.

“Bapak mau pergi kemana?” Sebuah kalimat ajaib yang sukses membuka pembicaraan selanjutnya. Ternyata beliau seorang guru di salah satu Sltp di Kota Malang, sedang dalam perjalanan menuju Kota Bogor Jawa Barat bersama salah satu saudaranya yang duduk beda kursi. Beliau bercerita tentang ketiga anaknya yang sudah sukses bekerja. Dua diantaranya meneruskan profesi ayahnya menjadi guru di Malang dan di Pulau Madura serta yang satu lagi penempatan di luar jawa.

Dengan gaya yang sederhana, beliau memaknai perjalanan hidup dengan bersahaja. Bahasa yang santun dan tutur kata yang tenang serasa kembali menjadi anak smp sedang dinasehatin ama guru PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Sementara di hadapanku, setelah berbasa-basi adalah ASN di Pemkot Malang yang sedang dalam perjalanan menuju Kota Cirebon. Diskusi kecil tentang kondisi pemerintahan di Malang pasca operasi KPK beberapa waktu lalu yang mencokok orang nomor 1 serta pimpinan dan jajaran legislatif.

Tapi diriku agak takut ngobrolin politik, untung saja bapak sepuh yang tadi menimpalinya dengan membahas keberhasilan anak-anaknya sehingga arah pembicaraan bisa lebih variatif dan mengarah kepada tema bagaimana ‘mensyukuri hidup dan menghidupi rasa syukur.’

Tak terasa perjalanan 1 jam 15 menitpun hampir berakhir, padahal pas inget tadi naik bis 4 jam karena kemacetan….. wuih memang Kereta api luarbiasa.
Kebayang klo kereta api ini bangun dan berlari…mungkin jauh lebih kencang lagi. Lha wong sekarang aja melata di rel udah cepet jalannya hehehehe.. Ngayal.com

Pas moo turun di Stasiun Sidoarjo, ada kereta api berpapasan dan namanya itu lho, ngingetin daku sama kawan dan kakak senior di Bandung sana yang berkutat di urusan peningkatan sumber daya manusia seperti Kang Budi, Bu Diah, Bu Retno, Teh Lis, Bu Tina, bu Nur, pa Firman dan banyak lagi nama-nama yang berkantor di Cipageran Cimahi. Penasaran?….. nich penampakan KA yang cocok dengan BPSDM…

Photo : KA yg cocok dengan Bandiklat/dokpri.

Bener khan?..

Berhenti di Stasiun Sidoarjo, sebuah stasiun kecil yang tertata rapih. Sejenak menvhela nafas dan menikmati toilet untuk berjumpa dengan wastafel sehingga bisa membasuh muka dan melihat raga di kaca… ternyata gagah juga. Segera keluar menuju ruang tunggu penumpang, buka smartphone dan pilih aplikasi Grab.

Photo : Nampak luar stasion Sidoarjo/dokpri

Proses order yang singkat, dan sang driver yang komunikatif. Langsung dia nelpon dan menyatakan area stasiun adalah ‘Zona merah’ alias nggak boleh masuk dan nunggu agak jauh di salah satu mini market. Ya sudah, setelah memotret bangunan stasiun, bergerak keluar gerbang dan…. melihat becak berjejer.

Mas ke depan ya, dekat minimarket xxxx” “Monggo mas, ndereng pinara” transaksi sederhana penuh tatakrama mengantarkan diri menikmati transportasi ke empat yaitu becak tanpa atap… wuiiis, angin menerpa wajah disaat becak melaju kencang.

***

Moda transportasi ke 5 adalah sebuah mobil Suzuki Ertiganya bapak Moch Cholil seorang bapak berumur yang ramah. Tak banyak bicara tapi nyaman membawa mobilnya. Ternyata dari titik ini menuju bandara Juanda memakan waktu lumayan lho, 31 menit. Untungnya waktu yang tersisa masih leluasa sehingga perasaan tetap nyaman dan gembira.

Setelah beberapa titik terdapat kepadatan lalulintas, akhirnya tiba juga di gerbang bandara juanda dan mengarah ke Terminal 2. Dari penjelasan pak driver, terminal 2 ini adalah terminal lama yang direvitalisasi dan digunakan untuk penerbangan Garuda Indonesia dan penerbangan internasional sementara terminal 1 untuk penerbangan domestik lainnya. Jaraknya memang berdekatan tetapi akses pintu masuknya beda.

Jadi bagi para pelancong, jangan malu bertanya jika sedang beredar di luar daerah atau di luar negeri. Ingat pepatah ‘Malu bertanya sesat dijalan, besar kemaluan susah berjalan’ ….. upppps maaf.

***

Proses check in yang mudah, suasana bandara yang ramah serta hati ceria meriah karena bisa melewati perjalanan yang begitu variatif dalam waktu sangat singkat. Bukan 1 hari sebenernya… tapi beberapa jam menikmati beraneka moda transportasi. Coba dirunut :
08.15 – 11.15 Bis Pariwisata
11.15 – 11.35 ojeg lokal
11.45 – 13.05 KA Jagabaya
13.10 – 13.26 Becak Sta. Sidoarjo
13.31 – 14.01 Grabcar – S.Ertiga

Wow 5 moda transportasi darat dalam 5 jam….

Satu lagi transportasi udara… nunggu panggilan.

Rehat yang panjang di terminal 2 Bandara Juanda terasa menyenangkan karena tiket sudah dipegang tinggal menunggu panggilan masuk pesawat. Sambil berkeliling menikmati suasana bandara, pikiran terus berputar dan ide menulis mulai bermunculan. Tetapi ternyata sang perut perlu diisi sebelum merana kelaparan, ya sudah cari tempat makan yang nyaman sekaligus beristirahat menunggu panggilan.

Bebek goreng setengah tanpa nasi menemani penantian ini ditemani segelas teh tawar panas… nikmaat. Pedasnya bikin otak membara dan so pasti bibir, lidah hingga lambung mendesssah…. pedeeees tapi enak dan untuk menghindari pedas berkepanjangan, maka semangkok soto ayam tersaji sebagai makanan penutup. RW06.com

***

Diawali panggilan lembut di pengeras suara bandara, masuk mengantri via garbarata akhirnya tiba di dalam pesawat Garuda. Duduk di tempat yang sesuai di tiket tertera, pasang sabuk pengaman dan segera mengutak atik fasilitas penerbangan yaitu VOD (Video on demand), pasang earphone… eh sebelumnya photo dulu citylight Kota Sidoarjo dari balik jendela. Kerlap kerlip lampu kota menyimpan kenangan serunya perjalanan soang tadi, disana.

Sebuah kotak makanan ringan menghampiri dan yang ajibb adalah segelas kopi hitam tanpa gula dengan rasa lumayan, menemani perjalanan pulang menuju Bandung kota tercinta.

Tepat pukul 19.20 sang burung besi mendarat di Bandara Husein Sastranegara. Segera menghambur dari pesawat bergerak cepat sambil nyalain smartphone dan order Takol (taksi online)…. ternyata…

Kembali istilah ‘Zona merah’ muncul dari percakapan dengan sang calon driver. Tapi karena cuman sendiri dan tak banyak bawaan, tanpa bagasi juga. Ya udah ngloyor keluar bandara dan menyusuri jalan lurus menuju jalan padjajaran sekitar 900 meteran (soalnya nggak diukur.. hanya rumus kira2)… melewati puluhan taksi yang menunggu penumpang plus para pengemudi yang memberi tawaran.

Ya klo yang bawa sepuh atau yang sakit, plus juga kondisi hujan.. ya sebaiknya pilih taksi yang ada. Tetapi syaratnya pastikan kejelasan harga dari awal ataupun kepastian menggunakan argo. Hindari transaksi setelah masuk di taksi, hindari pokokna mah.

Soalnya klo taksi online nunggunya di luar area bandara dan cukup jauh berjalannya. Kecuali sendiri atau rame-rame dan sehat semua. Juga tidak sedang hujan.

Akhirnya transportasi darat lagi, Grab car Toyota Avanza mengantarkan raga dan jiwa ke arah bandung utara, menuju tempat dinas ibu negara.

Setelah jumpa, barulah pulang ke rumah bersama istri tercinta dengan posisi sebagai pengendara.. jadi totalnya 7 moda transportasi… 6 angkutan umum dan 1 angkutan pribadi.

***

Itulah sebuah kisah perjalanan menggunakan berbagai moda transportasi dalam waktu singkat, andaikan ada juga perahu atau speedboat yang digunakan… itu lengkap sudah mameeen.. darat-laut-udara hahay.

Wassalam. (AKW)

21 Pengertian Jalan

Terdapat 17 + 4 Pengertian tentang Jalan yang mungkin bisa nambah wawasan dan mewarnai perjalanan hidup kita semua.

Jalan itu definisinya adalah Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan / atau air, serta diatas permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Ps1.4.

1. Jalan Umum : Jalan yang diperuntukan untuk lalu lintas umum

2. Jalan Khusus : Jalan yang dibangun oleh instansi, Badan Usaha, Perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.

3. Jalan Sistem Jaringan Primer : Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang & jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

4. Jalan Sistem Jaringan Sekunder :
Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang & jasa untuk masyarakat didalam wilayah perkotaan.

5. Jalan Arteri : Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

6. Jalan Kolektor : Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
Kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.

7. Jalan Lokal : Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

8. Jalan Lingkungan : Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat dan rata-rata kecepatan rendah.

9. Jalan Nasional : Jalan Arteri dan Jalan Kolektor dalam Sistem Jaringan Jalan Primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional serta jalan tol.

10. Jalan Provinsi : Jalan Kolektor dalam Sistem Jaringan Jalan Primer yang menghubungkan ibukota provinsi denfan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota dan jalan strategis provinsi.

Photo : Akses masuk pintu Tol Soroja/Dokpri.

11. Jalan Kabupaten : Jalan lokal dalam Sistem Jaringan Jalan Primer yang tidak termasuk Jalan Nasional & jalan provinsi yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibu kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal serta jalan umum dalam jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

12. Jalan Kota : Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat pemukiman yang berada di dalam kota.

13. Jalan Desa : Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar pemukiman di dalam desa serta jalan lingkungan.

14. Jalan Bebas Hambatan (freeway) adalah Jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan, paling sedikit 2 lajur setiap arah, dan dilengkapi dengan median.

15. Jalan Raya (Highway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median paling sedikit 2 lajur setiap arah.

16. Jalan Sedang (Road) adalah Jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 lajur untuk 2 arah dengan lebar paling sedikit 7 meter.

17. Jalan Kecil (street) adalah Jalan umum dengan lalu lintas setempat, paling sedikit 2 lajur untuk 2 arah dengan lebar paling sedikit 5,5 meter.

Catatan : 17 pengertian jalan ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2008.

Dalam UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terdapat juga pengertian tentang jalan yaitu pengelompokan kelas jalan berdasarkan fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah :

1. Jalan Kelas I yaitu Jalan Arteri dan Kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm, ukuran paling tinggi 4.200 mm dan muatan sumbu terberat 10 Ton.

2. Jalan Kelas II yaitu Jalan Arteri, Kolektor, Lokal dan Lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 mm, ukuran paling tinggi 4.200 mm dan muatan sumbu terberat 8 Ton.

3. Jalan Kelas III yaitu Jalan Arteri, Kolektor, Lokal & Lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 mm, ukuran paling tinggi 3.500 mm dan muatan sumbu terberat 8 Ton.

4. Jalan Khusus yaitu Jalan Arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 mm, ukuran panjang melebihi 18.000 mm, ukuran paling tinggi 4.200 mm dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 Ton.

Total jadi 21 buah Pengertian Jalan. Jalan yuuk. (AKW).

JALAN Versi AKW

Jalan-jalan harus sambil paham tentang pengertian jalan. Mau tau?… yuk atuh kita baca.

Pagi mas bro. Sekarang moo nulis tentang sesuatu yang udah lumrah kita tahu tapi giliran ditanya apa pengertiannya?

Pasti jawabannya, “Ya.. itu.. ya ono”

Coba dech, “Apa pengertian JALAN?”

Diem khan…. 🙂

Klo ngobrolin jalan, pasti semua orang sudah tau. Lha wong tiap hari musti nginjek jalan klo mau aktivitas. Minimal nggak nginjek beneran, ya ngelewatin diatas kendaraan. Moo milik sendiri, pinjeman, masih cicilan atapun angkol alias angkutan online. Dari mulai jalan gang, jalan perumahan, jalan gede yang agak besaran dikit. Itu tuh yang klo 2 mobil papasan musti ati-ati, klo nggak spion bisa ilang atawa rusak. Agak jauh lagi jalan gede yang pake pembatas di tengahnya hingga jalan tol.

Yang bikin ngegelitik tuh, klo ngikutin definisi aturan, apa pengertiannya jalan?… ubek ubek ubek, tanya sono-sini plus donlot via gugel. Dapet tuh Undang2nya, UU 38 Taun 2004 tentang Jalan. Kelar rasa penasaran, buka-buka halaman.. widihh tebel bingit. Lha gimana bacanya?… waktunya kapan?.. pertentangan bathin dimulai.

Tapi semangat tinggi musti dijaga, lawan kemalasan. ‘Iqro’ … kata Alqur’an juga, Bacalah!!!

Jadi, Jalan itu definisinya adalah Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan / atau air, serta diatas permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Ps1.4.

Wow ternyata jalan tuh bukan hanya yang diatas tanah bro, dibawah air juga masih disebut jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya. Diitung-itung secara garis besar ada 17 istilah yang musti dipahami… woyy pusing pale niich.

Tapi tuh dia lagi2, kembali terusik dan tertantang buat coba baca, coba hafalin (yakin sulit bingit) hingga muncul inspirasi dari pengalaman terindah masa SMU ngapalin rumus kimia, khan itu pake singkatan tuh… siapa tau cocok buat ngapalin tentang pembagian jalan.

Secara garis besar, dari sisi peruntukannya, jalan terbagi jadi 2 yaitu jalan umum dan jalan khusus.

Jalan Umum adalah Jalan yang diperuntukan untuk lalu lintas umum. Sementara Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, Badan Usaha, Perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Tuh udah 2 jenis tentang jalan. Nah jalan khusus nggak dibagi lagi, tapi jalan umum terbagi 4 lagi yang disingkat dengan SIFUSTAKEL (itu singkatan versiku yaa… jangan pada protes).

SIFUSTAKEL yang artinya SIstem, FUngsi, STAtus dan KELas.

Jadi jalan umum itu yang pertama adalah Sistem Jaringan jalan berarti saling berhubungan menjadi kesatuan dari berbagai jenis jalan. Sistem Jaringan jalan ini terbagi menjadi 2 sistem yaitu PRISEK (bukan bhs inggris yaaa….) atau Sistem Jaringan Jalan PRImer dan Sistem Jaringan Jalan SEKunder.

Kedua, Jalan umum itu berdasarkan fungsinya terbagi menjadi 4 bagian yaitu Jalan Arteri, Jalan Kolektor, Jalan Lokal dan Jalan Lingkungan atau supaya nggak mudah lupa ya kita singkat aja menjadi kata baru yaitu ARKOLOLI (ARteri KOlektor LOkal dan LIngkungan).

Ketiga, Jalan umum berdasarkan status dibagi menjadi 5 status. Nah yang ini hati2 karena tidak ada jalan yang statusnya Jomblo, LDR ataupun HTS (Hubungan tanpa status). Yang jelas kelima status jalan ini lebih didasari batas kewilayahan yaitu Jalan nasional, Jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa atau klo disingkat adalah NASPROKAKODES.

Keempat, Jalan Umum ini terbagi atas kelas. Lagi-lagi ini bukan urutan kelas 1, 2 dan seterusnya tetapi terbagi 4 menjadi : Jalan Bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang dan jalan kecil. Mau disingkat lagi supaya mudah ngapalin?…
Singkatannya adalah BEHARASEDKEC. Pembagian kelas jalan ini berdasarkan spesifiKasi penyediaan prasarana jalan untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas. Diatur dengan UU 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan Raya.

Kesimpulannya tentang jalan ini coba apalin dulu aja dech :

SIFUSTAKEL Dibagi 4 yaitu :

PRISEK 2
ARKOLOLI 4
NASPROKAKODES 5
BEHARAYSEDKEC 4

Jadi jalan terbagi 2 yaitu jalan umum dan jalan khusus, trus jalan umum itu ada 15 Kriteria bro… jadi totalnya ada 17 khaan…

Semoga tulisan ini bikin penasaran, so capcus donlot UU 38/2004 & UU 22/2009… Baca tuntas bro… ada semua pengertian lengkap.6

Atau… Klik ini aja :

21 PENGERTIAN JALAN.

Wassalam (AKW).

Catatan : Singkatan-singkatan yang dibuat itu murni niatan agar mempermudah menghapal dan selanjutnya memahami.

Keringat di senin pagi

Manfaatin waktu di senin pagi, didera jenuh dan ingin mencoba tampil beda, ternyata….

Photo : Sunrise di Gasibu / Dokpri.

Mentari pagi masih malu-malu menyapa hari, sehingga gerimis di rerumputanpun tetap bercengkerama sebelum terbang berpisah menjadi hampa. Tapi dari sela pucuk dedaunan mulai bergerak semburat pagi terbelah oleh tiang bendera putih yang tegak berdiri setiap pagi.

Trek biru tua dan muda masih basah tergenang air di beberapa bagian lapangan Gasibu. Tetapi itu semua tidak menyurutkan berpuluh pasang kaki bergerak menurut irama diri dalam drama lari pagi atau sekedar berjalan perlahan melancarkan nadi.

Ini senin pagi bung, tetapi dengan berbekal training dan sepatu olahraga maka bisa mengawali kerja dengan berjoging ria. Setelah tadi sholat subuh bersama maka sekarang lanjut berjamaah mengayunkan langkah menyusuri lintasan biru yang tiada ujungnya.

Trus jangan salah tafsir bahwa sholat shubuhnya pake trening. Tetap baju koko dan celana hitam kesayangan yang menemani pagi buta menembus jalanan lengang penuh makna dilanjut shalat bersama… berrr..sama.

Photo Trek lapangan Gasibu / dokpri.

Awalnya lari-lari kecil dilanjutkan dengan jalan cepat hingga semi lari. Tapi tak berani terlalu berkeras hati untuk berlari karena semua ada waktu dan tahapannya. Termasuk musti juga pemanasan agar otot tak tegang tiba-tiba. Sambil berlari pikiran ikut berlari menapak khayal berbaur keinginan memngkristal menjadi inspirasi yang ingin segera dieksekusi meski tetap harus berhitung tentang pentingnya eksistensi.

Sambil bergerak mengitari trek biru belang biru (B3) ini, tiba-tiba ada rasa jenuh karena selama hampir 2 tahun belakangan ini (maksudnya larinya sih sekali-kali hehehe. Nggak tiap hari)..

yang bikin jenuh itu adalah larinya pasti arahnya berlawanan dengan arah jarum jam dan semua sepakat ikut arah treknya seperti itu dan selalu seperti itu. Mbok ya sekali2 bisa berbalik arah sehingga searah jarum jam atau bisa aja satu dua orang berlawanan arah, khan jadi variatif dan rame.

Cuman resikonya mungkin dicemooh sama pejalan dan pelari lainnya. Tapi ternyata tak ada itu, semuanya taat dan patuh dengan alur trek seperti itu. Ayo dong ada yang berbeda arah…. tapi itu belum terjadi. Tadinya pengen nyoba, tapi sebelum itu perlu juga tabayun dan uji literasi mandiri via mbah gugel agar tak salah kaprah karena penasaran akibat jenuh dan keisengan bisa berakibat tidak menyenangkan.

Jadi search dulu donk, trus jangan kelamaan juga searchnya ntar ga jadi-jadi tulisannya. Langkah kaki terus bergerak menapak trek biru yang dibeberapa titik tertulis ‘bank jabar banten’ lengkap dengan logo serta dititik lain ada tulisan ‘Regupol‘ … eh penasaran juga, kayaknya merk cat yang digunakan di trek lari ini.

Photo Regupol / dokpri.

Buru2 buka smartphone sambil tetap berjalan cepat… tadaaa… ini penjelasannya begitu jelas dan lugas : ….…….Produkty BSW to producent podłóg sportowych, nawierzchni bezpiecznych, mat sportowych, wyrobów elastomerowych dla izolacji dźwiÄ™ków krokowych i izolacji drgaÅ„, mat antypoÅ›lizgowych do zabezpieczania Å‚adunków, a także mat ochronnych i mat przekÅ‚adkowych…..

Euleuh ora muddeng, bahasa aon?… Ternyata kesalahan mata, ada logo bendera merah putih ternyata tibalik, atuh diterjemahkeun kana bahasa polandia… beuu.

Buru-buru dikoreksi, Regupol ternyata merk produk dari karet elastis yang di buat sedemikian rupa digunakan untuk melapisi trek atletik dan lantai lapangan beberapa cabang olahraga dengan berbagai fungsi.. udah ah gitu aja, yang penasaran mah search we olangan.

Kembali ke pertanyaan tadi tentang arah lari yang selalu memutari trek itu berlawanan dengan arah jarum jam ada bahasan simple tapi jelas dari brilio.net yang menjelaskan bahwa :

…..dari AnythingLeftHanded, Sabtu (16/5), meski terdengar sangat sepele, arah lintasan balapan yang berlawanan dengan arah jarum jam ternyata punya alasan tersendiri. Arah tersebut memang sudah menjadi kesepakatan internasional. Dalam Aturan 163.1 International Association of Athletics Federations (IAAF), tertulis, “The direction of running shall be left-hand inside.

Sedangkan menurut alasan medis, superior vena cava mengumpulkan darah melalui pemompaan jantung. Pembuluh ini membawa darah yang kaya akan karbon dioksida dari kiri ke kanan di tubuh. Gaya sentrifugal yang berlawanan arah jarum jam membantu proses pemompaan ini. Sebaliknya, jika kamu berlari searah jarum jam, maka gaya sentrifugal akan menghambat jalannya proses pemompaan……

Terjawab sudah kepenasaran senin pagi ini, nuhun mbah gugel. Tadinya niatan mau lawan aruspun tak jadi. Langkah terus berlanjut hingga tak terasa keringat meleleh berbulir bulir pertanda badan sudah bereaksi dan waktu berjalan cepat harus segera diakhiri. Karena setelah jalan pagi ini harus segera mandi lagi, berganti baju seragam dan bersiap ikutan apel senin pagi… Ciaooo.

Tak lupa sebagai penutup gerak badan senin pagi ini, push up 25x secara riil dan 75x di otak sehingga total 100x….

Have a nice monday guys.