DIRGAHAYU RI KE – 80 Beda rasanya.

Berbaju adat nusantara, siapa takut?

GASIBU, akwnulis.id. Upacara HUT RI ke 80 Tahun 2025 ini memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan peringatan HUT RI di tahun – tahun sebelumnya. Bukan tata upacara yang akan dibahas disini ataupun kegiatan pra upacara yang dilaksanakan di Gedung Pakuan, tetapi pengalaman pribadi yang berbeda.

Apa sih bedanya?”

Kalem bro, khan ini sambil nulis, jempolnya cuma dua dan harus berlomba menuliskan aneka kata hingga akhirnya mewujud menjadi kalimat kalimat yang memiliki makna. Apalagi di bulan – bulan terakhir ini aktifitas menulis di blogku terhambat oleh kemalasan diri yang dibalut dengan alasan kesibukan pekerjaan dan pribadi sehinga ‘teu kaburu nulis – nulis acan’ (tidak sempat menulis karena kesibukan).

Padahal tantangan terbesar dalam menulis adalah konsistensi. Secara berkelanjutan tetap menuangkan ide dan gagasan ataupun pengalaman serta berbagai hal yang dilihat dan dirasakan sehingga tertuang dalam tulisan, itulah warisan pribadi yang hakiki. Maka paksakanlah meskipun tidak ada sanksinya. Yakinkan jadi target harian yang dapat dituntaskan dalam kondisi apapun. Karena mencari alasan pembenaran untuk tidak menulis mah gampang pisan, aslina.

Tantangan terbesar tahun ini adalah tugas masing – masing untuk menggunakan baju adat nusantara bersama pasangan, istri atau suami. Kami mendapatkan tugas untuk menggunakan baju adat Bugis Sulawesi Selatan. Tentu diharapkan originalitas dari penugasan busana nusantara inilah yang menjadi titik beratnya. Tentu secara ke DWP-an tidak hanya penugasan baju nusantara mana yang dipakai tetapi juga informasi beberapa tempat penyewaan baju adat nusantara di sekita Bandung Raya.

Kebetulan istri berteman juga dengan orang bugis sulawesi selatan di tempat kerjanya sehingga diskusi tentang aneka baju adat bugispun bisa mendaparkan gambaran yang lebih lengkap. Hasil berburu kawan – kawan kami ke berbagai tempat penyewaan didapati pakaian yang berwarna hijau terang dengan full aksesoris keemasan termasuk topi lengkap bagi pria dan siger atau mahkota khas untuk perempuan. Di kemudian waktu kami baru tahu bahwa busana ini adalah baju adat pengantin bugis yang memang gemerlap dan mewah. Ya sudah, Bismillah.. kami akan pakai sesuai kemampuan.

Maka di hari H, tanggal 17 agustus 2025 yang bertepatan dengan hari minggu, kami nyubuh rebun – rebun menuju gedung sate untuk melakukan persiapan pemakaian pakaian adat bugis ini sekaligus yang penting juga adalah memakai make up untuk istriku harus spesial, sepadan dengan pakaian adat pengantin bugis yang gemerlap. Maka prosesi per make up-an dimulai. Jengjreng.

Setelah melewati masa per make up-an, akhirnya sayapun memulai menggunakan baju pengantin adat bugis yang berwarna hijau terang disertai berbagai aksesoria yang gemerlap bak emas berlian. Jadi bukan hanya pakaian wanitanya saja yang banyak ornamennya, tapi busana priapun tidak mau kalah, ramai juga. Mulai dari gelang besar di kedua pergelangan tangan, selempang, kalung berliontin besar gambar burung, topi yang memiliki bendol seperti bendo jawa namun berada di depan lengkap dengan kanan kirinya gantungan yang bersuara krincing – krincing.

Busana perempuan jelas jagonya dimulai dari pemasangan siger yang cukup berat, gelang, kalung panjang kuning keemasan hingga kain panjang berbordir benang kuning keemasan dengan ukuran besar sehingga dengan kain tersebut bisa berjalan sambil secara tak sengaja membersihkan debu di lantai.

Maka setelah semua siap, dengan langkah mantap bergerak menuju tempat upacara bendera di lapangan Gasibu depan gedung sate. DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 80. Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. Wassalam (AKW).

Sajak MERDEKAKU

Dirgahayu Negeriku…

Upacara Online Pengibaran Bendera / dokhumparbud.

Sejak pagi berseragam korpri
Kumpul bersama demi sebuah janji
Tunaikan tugas untuk menghadiri
Upacara peringatan Kemerdekaan RI

Angka 76 menjadi kebanggaan
Suatu semangat untuk perubahan
Indonesia tangguh adalah harapan
Indonesia tumbuh adalah keharusan

Aneka acara formal tetap dengan batasan
Karena covid masih mengendap mencari sasaran
Konsep hybrid menjadi pilihan
Jaga jarak dan prokes ketat adalah pedoman

Upacara online menjadi pilihan
Berusaha Khidmat adalah perjuangan
Tapi yang utama adalah keyakinan
Bahwa Kemerdekaan ini bukan diraih dengan kemudahan

Hormaat Grak di Upacara Penurunan Bendera / dokpri.

Mari mengisi dengan semangat kebersamaan
Saling bahu membahu untuk kemajuan
Hancurkan ego dan berpegangan tangan
Dengan bersama-sama menggalang kekuatan

Upacara penurunan bendera menjadi penutup hari
Kembali berkhidmat dalam tahapan proporsi
Angkat tangan untuk menghormati
Merah putih yang abadi

SELAMAT & DIRGAHAYU INDONESIAKU
INDONESIA TANGGUH
INDONESIA TUMBUH.

Selasa, 17 Agustus 2021.

Nambah Penghormatan.

Sesuatu yang dihormati bertambah.

CIKONDANG, akwnulis.com. Ternyata penghormatan dalam kehidupan terjadi pergeseran kawan. Penyebabnya jelas karena pandemi yang berkepanjangan. Jika selama ini sangat jelas diajarkan bahwa nilai-nilai moral sangat penting sehingga diajarkan di sekolah formal yaitu pelajaran PMP (pendidikan moral pancasila)…. “Uluhh ketauan umur kakak, sekarang udah nggak ada pelajaran itu”

“WHAT?”

Tapi tenang saja, secara kurikulum yang berlaku sekarang di sekolah dasar saat ini dengan basis kurtilas (kurikulum 2013) penguatan moral tetap menjadi salah satu bahan ajar wajib, tapi namanya bukan PMP lagi….

Ohhhh” hela nafas sedikit lega mewarnai turunnya tensi kegalauan yang khawatir terkait urusan permoralan yang semakin berbeda dalam proses edukasi anak ini, apalagi dengan adanya pandemi corona19 maka pembelajaran di rumah menjadi tantangan bagi orangtua, apalagi jika kedua orangtua bekerja…. “Curhaaat yaaa, moo ngomongin apa sih?”

Photo : Hormati Televisi / dokpri.

Eh iya kok jadi agak melebar, sebenernya hanya ingin menulis tentang kenyataan saat ini dimana penghormatan itu bertambah lho, bukan hanya kepada orangtua, guru, orang yang lebih tua, pasangan hidup, sebaya, bawahan, anak juga orang yang umurnya lebih muda… pokoknya semua memang harus dihormati sesuai proporsinya… meskipun orangtua adalah yang paling utama. Karena miliki hak veto dalam bentuk doa yang bisa membuat Allah SWT merubah nasib atau malah takdir kehidupan kita.

Udah ah jangan banyak teka teki, jadi yang musti dihormatin sama kita nambah?.. emangnya siapa?”

“Bukan siapa kawan, tetapi apa?”

“Hah?”

Tidak usah penasaran lagi kawan, seiring rangkaian Hari Ulang tahun kemerdekaan Republik indonesia ke75 dan dirangkaian 2 hari kemudian dengan hari jadi provinsi jawa barat maka yang banyak dihormatin oleh warga jawa barat baik masyarakat umum, tokoh masyarakat, berbagai unsur pemerintah pusat, ormas, parpol, dprd dan banyak lagi… eh juga khususnya pegawai negeri ada 5 buah yang sekarang nambah…. dihormati bareng2 lho…. enam malah, nambah satu dari om lucky.. aslinya 6 hal yang harus dihormati.

Photo : Hormati Laptop / dokpri.

Yaitu……….. 1.Komputer PC, 2. laptop, 3.Televisi, 4. Layar putih dan atau 5. Dinding yang disembur gambar dari proyektor atau infokus …. dan satu lagi 6. HP/Smartphone. Semuanya menjadi benda-benda yang sangat dihormati di minggu ini. Dihadapan kelima benda ini, semua terdiam dan serius serta diakhiri dengan penghormatan tertinggi dengan mengangkat tangan kanan dan meletakkannya diatas alis kanan dengan diawali aba-aba, “Hormaat Graaak!”

Iya bener juga, malah aku mah menghormatinya dengan menggunakan jas dasi dan baju putih berkopeah tapi bawahannya pake sarung tanpa alas kaki.

Lhoo nggak sopan ih”

Aman atuh, khan yang masuk dilayar hanya perut ke atas hehehehe….

Oke deh, yang penting tetap saling menghormati.

Itulah celoteh receh tentang sesuatu yang menjadi tambahan penghormatan dalam minggu ini. Happy wikend kawan, udah sekarang kembali ke rutinitas kebersamaan dengan keluarga, jangan melulu sikap sempurna dan menghormati terus laptop atau televisimu hehehehe, Wassalam (AKW).

LONCAT MERDEKA 75

Merdeka dan loncatlah….

BANDUNG, akwnulis.com. Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75 tahun ini, 2020 dilaksanakan sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan upacara di setting sedemikian praktis dari sisi tata upacara dengan tetap berpegang kepada tata cara upacara hari besar nasional. Yang paling menonjol adalah kehadiran peserta, hanya sedikit orang yang ada di tempat upacara. Ini semua ihtiar kita semua dalam menjalani protokol kesehatan di masa pandemi virus corona19 yang terus mengobrak abrik sendi-sendi kehidupan masyarakat dunia.

Tetapi tidak usah berkecil hati kawan, pelaksanaan upacara tetap bisa berjalan, tetap khidmat dan menyebarkan aura cinta bangsa dan semangat mengisi kemerdekaan dengan slogan nasional INDONESIA MAJU. Tentu dengan kehadiran disebar ditempat yang berbeda demi prinsip phisical distancing dan jaga jarak… eh eta eta keneh. Nah.. dengan kemajuan teknologilah kita semua bisa tetap ber-Upacara meskipun sebagian besar menatap layar televisi atau layar putih infokus juga layar laptop masing-masing.

Kenapa tidak?.. inilah salah satu adaptasi kebiasaan baru kita. MERDEKAA….

Pelaksanaan upacara yang dijadwalkan selama 2 jam, diawali pukul 08.00 wib hingga pukul 10.00 wib ternyata bisa dilaksanakan lebih cepat, cukup 60 menit saja semua tuntas. Jika tahun lalu lebih lama dan semua terkonsentrasi di lapangan Gasibu Bandung serta lengkap dengan kehadiran peserta yang mencapai ribuan, aneka persembahan tarian tradisional dan paduan suara dengan lagu-lagu tradisional setelah acara upacara utama, tahun ini berbeda. Tapi itulah kehidupan, dinamis dan tetap harus optimis.

Meskipun upacara virtual, kami tetap hadir bersama seluruh pejabat struktural, berpakaian resmi baik jas dasi ataupun berbaju korpri serta tak lupa peci hitam bagi laki-laki…. Hidup NKRI.

Setelah rangkaian upacara tuntas, ada jeda waktu bersama yang harus di manfaatkan sebaik-baiknya.. apa itu?… sesi PHOTO BERSAMa…. berangkaaat, cari spot photo yang keren kawan.

Lantai 5 lah yang menjadi pilihan, alias rooftop… di lantai paling atas semuanya bersiap. Awalnya tentu photo bersama dengan posisi jaim bin formal, tetapi tak butuh berapa lama… segera hadirkan pose merdeka dan diwakili dengan meloncat bersama.

Ciaaat….

Jump….

Jleng…

Huuupp…

Semua bergantian berloncatan memperlihatkan keahlian diri, atau loncat kompak dengan berbagai gaya.. yang penting semua bahagia.

Itulah ekspresi ceria meskipun kondisi pandemi melanda. Situasi ini bukan untuk diratapi, tapi mari beradaptasi dan tetap bekerja serta berbakti.

DIRGAHAYU INDONESIAKU

HIDUP NKRI

INDONESIA MAJU

HUT KE 75

TAHUN 2020.

Selesai sesi photo loncat, maka kembali ke aktifitas kerja. Wassalam (AKW).