BANDUNG, akwnulis.com. Bergegas menuju lantai 2 tempat kerja bos adalah rutinitas yang harus dijalani. Resiko anak buah ini namanya, jadi jalani saja. Menenteng beberapa berkas di map sambil bergerak cepat meniti tangga yang mengantarkan ke lantai atas gedung sate ini.
“Jangan bahas kerjaan ah, tulisan di blog ini khan tulisan ringan diluar kerjaan”
“Jangan komplain dulu kawan, ini cuma pengantar cerita kok”
“Ohh.. Oke lanjut kalau begitu”
Sambil sedikit terengah akhirnya sampai di depan ruang kerja bapak bos. Berhenti sejenak dan menghela nafas, baru bergerak maju mengetuk pintu.
Pintu terbuka dan beberapa staf menyambut dengan ceria.
“Bapak ada?”
“Ada, …Tunggu sebentar pak, silahkan duduk dulu, Bapak masih menerima tamu”
Saat menunggu inilah yang menyenangkan, penawaran secangkir kopi tentu disambut dengan rasa suka hati.
dan… yang disajikannya bukan kopi sachet…. tapi kopi berkelas.
Pas sudah ada dihadapan, dicoba disruput… ada rasa yang kenal, rasa yang pernah ada, memenuhi relung lidah dan rongga mulut. Acidity yang maksimal dan ninggal di rongga mulut plus body pahit yang tahan banting serta aftertaste berry yang kuat…. mirip Arabica wine…
Alhamdulillah… sruput lagi.. Nikmaaat…
Sebelum pamit dari ruangan bos dan menenteng surat yang sudah di sign oleh beliau, sengaja mampir ke ruang stafnya untuk berterima kasih atas keakraban dan sajian kohitala berkelasnya, “Pak nuhun, kopinya ajib pisan, kopi apa?”
“Puntang Wine Pak”
Pantesaan…. Raos. Sekali lagi terima kasih dan hatur nuhun. Besok-besok bawa surat-surat lagi ah kesini. Wassalam(AKW).
BANDUNG, akwnulis.com. Hari ini, eh sudah beberapa minggu deng… kata ‘Memilih‘ menjadi frasa yang begitu trending topik, menghiasi linimasa dan berbagai platform dan level kehidupan.
Jadi, hayu kita memilih…
“Memilih naon?”
“Yang pasti memilih sesuatu yang dua-duanya bikin kita nikmat dan nyaman”
“Ada pilihan yang dua-duanya enak?”
“Adaaaa…… memilih cara untuk nyeduh kopiiiii”
“…… beuh kopi lagiii.. kopi lagiii”
***
Menikmati sebuah sajian kopi bisa dengan berbagai macam cara. Tetapi secara garis besarnya ada 2 cara lho. Cara pertama nyeduh manual brew sendiri dan cara kedua dibuatin orang laiiin… bener khan?
Masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Yuk kita bahas satu-satu. Pertama, ngebuat kopi dengan seduh manual yang dikerjakan sendiri. Kelebihannya adalah :
a) bisa kapan aja yang penting ada kopinya, ada peralatannya, ada air panasnya… tinggal curr.
b) bisa foya-foya, maksudnya komposisi kopi bisa lebih dari standar 1 : 12, bisa ditambah jadi 1 : 20 klo pengen rasanya makin nendang atau sekalian bisa bikin ‘teh kopi’ dengan cara seduh kedua kali tanpa ganti kopinya…. ntar dapet kayak teh, rasa kopinya hilang tapi tetep haruuum kopi.
c) edukasi kopi, bisa jadi momen mengenalkan kopi kepada saudara, rekan, kenalan dengan magic wordnya kayak open boxing di channel yutub, “Hai guys.. dst”
Photo : Tampak belakang dus Kopi Halu Pink Banana / dokpri.
Kelemahannya adalah :
a) Wajib punya kopi…. Ya iyaa donk. Trus apa yang mau digrinder?…
b) Musti punya alat-alatnya : ini juga pengorbanannya, minimal mesin grinder kecil, pemanas air, teko goose neck, timbangan digital kecil, termometer, temper glass, coring V60, kertas filter V60, ember…. lha ember buat apa?… pokoknya penting dech. Ntar dijelasin.
Padahal fungsi ember adalah…. menampung air sisa dari kertas filter v60, terus sampah dari serbuk kopi yang sudah diseduh dan sekaligus menyimpan sampah sementara….
“Kenapa nggak pake tempat sampah?”
“Ih rewel banget, kata aku ember ya.. ember”
c) Musti tahu cara manual brewnya…
Ribet ya?….
Beda dengan pilihan kedua, yang dibuatin orang lain. Tinggal datang ke suatu tempat, pilih-pilih, pesan dan tunggu…
cuman itu tadi, kita sulit untuk berkreasi.
Trus perlu modal duiiit dan nggak bisa foya-foya kopi, karena pasti di kedai dan cafe sudah ada ukuran, supaya dapet untung….
Yang lebih penting, sensasi prosesi manual brewnya yang nggak dapet, itu yang tidak ternilai… really?…. yeaah pengalaman memproses manual brewnya hingga bisa tersaji rasa kopi yang enak itu adalah ‘sesuattu bangeedd’.
Jadi… tinggal milih dech.
dan…
Sore ini pilihannya adalah pilihan dibuatin orang lainn aah….
Kopi yang dinikmati adalah Kopi Arabica Halu Pink Banana, tempat nongkrongnya di Kurokofee, Jl. Ciumbuleuit.
Rasanya cocok pisan dengan suasana sore berhujan deras. Dengan suhu 90° celcius, manual brew V60. Menghasilkan kopi beracidity tinggi dengan body eh kepahitan yang mempesona khas kopi java preanger. Harumnya mah keren pisan dan after taste fruity terasa banget…
Nanti di rumah, baru nyeduh manual dengan peralatan yang ada dan tentu sesuai dengan stok kopi yang tersedia. Wilujeng memilih.. eh ngopay bray. Wassalam (AKW).