UNSURYA & MABESAU – TP2GD

Diskusi di Universitas Suryadarma dan berkunjung ke MABESAU

HALIM, akwnulis.com. Ternyata di Stasiun whoosh halim cukup ramai orabg – orang yang akan berangkat  ke bandung menggunakan kereta whoosh ini. Maka penulis menyesuaikan dan mencari toilet untuk sekedar usap wajah mencuci muka agar tetap segar dan berwibawa, apalagi sekarang harus menggunakan jas sebagai pakaian wajib dalam rangkaian visitasi ini.

Tak berapa lama ada kontak di smartphone dari bapak Karsim selalu Liaison officer Dispen Mabes AU.  Keluar dari toilet lalu berjumpa dengan bapak LO dan mengantarkan raga ini untuk menunggu di ruang VIP bagi penumpang kereta whoosh dengat tiket VIP. Karena ternyata tim TP2GD lainnya baru berangkat dari stasiun tegalluar 45 kemudian setelah jadwal keberangkatanku, pantesan ditungguin kok nggak muncul – muncul ya?… ya sudah kita tunggu saja. Di ruang VIP sudah menunggu bapak Letkol Eko dan berbincang santai untuk persiapan visitasi kali ini.

Tak terasa waktu berjalan dan informasi terbaru bahwa tim TP2GD Jabar sudah tiba di stasiun halim dan kami bergerak menuju kendaraan Hiace yang telah stanby di area penjemputan lengkap dengan 3 orang pamen Dinas Penerangan Mabes AU berpangkat Kolonel yaitu Kasubdisjarah Dispenau Kolonel Sus Dra Maylina Saragih, Kasubdispenum Dispenau Kolonel Sus Drs Ahmad Nairiza, M.Si dan Kasubdislurja DisminPersau Kolonel Sus Dra Christiana, s.Sos, M.Si.

Sementara dari Tim TP2GD Provinsi Jawa barat cukup lengkap dipimpin langsung oleh Ketua TP2GD bapak Profesor Dr.Reiza D Dienaputra, M.Hum dan dihadiri para anggota yaitu :
– Profesor Dr Ajid Thohir, M.Ag
– Agus Salide, SH, M.H
– Brigjen TNI (Purn) Wawan Ridwan
– Kolonel (Purn) Hidayat K.N
– Dr N. Kartika
– Budi Sujati, M.Hum
Serta dari sekretariat TP2GD provinsi jawa barat dihadiri bapak Muhammad Hanif dan Agus Syamsudin.

Rombongan beramahtamah sejenak, bersalaman, antri naik 2 unit mobil hiace, 1 mobil box dan satu unit Ertiga yang sudah tersedia dan bergerak menuju tujuan visitasi pertama yaitu Universitas Marsekal Suryadi Suryadarma.

Perjalanan tidak terlalu lama karena lokasi universitas tersebut masih di kawasan halim, tepatnya di seberang pintu masuk ke area bandara halim perdanakusuma. Setibanya di universitas suryadarma langsung disambut oleh bapak rektor beserta civitas academika Unsurya dan bergerak menuju ruang pertemuan di lantai 2. Inilah acara formal pertama dalam rangka visitasi TP2GD kali ini.

Mengapa Universitas Suryadi Suryadarma ini menjadi penting dalam rangka pengusulan CPN ini?”

Sebuah pertanyaan sederhana tetapi memiliki jawaban komprehensif yang bernilai strategis dalam proses pengusulan calon pahlawan nasional ini. Jawaban lengkap dari ketua tim Profesor Reza jika dirangkum adalah betapa pentingnya pertemuan ini karena merupakan salah satu momen klarifikasi pembuktian terkait eksistensi Marsekal Suryadi Suryadarma dalam berbagai bidang dan dibuktikan juga dalam bentuk dokumen, monumen, penamaan tempat pertemuan, gedung  serta dilengkapi testimoni dari keturunannya atau orang – orang yang pernah sejaman dengan beliau.

Di universitas suryadarma ini jelas bahwa kiprah beliau sangat luar biasa. Selain sebagai bapak pendiri dan cikal bakal AURI juga menjadi nama universitas ini dan juga terdapat artefak patung kepala di area universitas ini. 

Lanjutan visitasi untuk memvalidasi dokumen, gedung, papan nama, photo, video dan artefak lainnya maka setelah tuntas dari Universitas Suryadarma atau disingkat UNSURYA maka rombongan bergerak menuju cilangkap dimana kantor Markas Besar Angkatan Udara berada. Sekaligus pengalaman berharga bagi diri ini bisa memasuki kawasan Mabes TNI, berkeliling di lokasi yang dituju. Ikut memastukan tentang nama Suryadi Suryadarma didedikasikan sebagai nama gedung utama Mabes TNI AU serta terdapat pahatan patung kepala yang begitu berwibawa di lobby ruang utama Mabes TNIAU Cilangkap Jakarta.

Tidak lupa di halaman luar gedung Mabes TNI AU  kembali berphoto bersama dan menikmati suasana halaman Kantor yang asri bersih tertata serta lapangan upacara berlantai warna metah menyala diapit oleh semburan air mancur yang megah dan gagah. Di seberang depan terlihat juga salah satu sisi dari halaman dan gedung Markas Besar TNI ANgkatan Laut Republik Indonesia. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, rombongan kembali bergerak ke titik visitasi selanjutnya yaitu rumah kediaman anak pertama dari Bapak Marsekal Suryasuryadarma yakni bapak Adityawarman Suryadarma. (AKW).

(Bersambung).

Naik WHOOSH lagi ke Halim

Naik Whoosh lagi…. Ciuuuuuzz

PADALARANG, akwnulis.com. Pagi yang cerah mengantarkan raga ini menuju stasiun padalarang di bandung barat. Tujuannya tentu untuk menikmati kembali kecepatan dan kemajuan negeri ini dari sisi transportasi publik dengan menaiki Whoosh kereta cepat jakarta bandung dalam rangka tugas yang diembankan. Sebetulnya tim yang berangkat 11 orang, tetapi mayoritas berangkat dari stasiun Tegalluar Gedebage Bandung yang juga menjadi stasiun pemberhentian akhir kereta Whoosh ini.

Hadirnya raga ini adalah untuk Mewakili Ibu Kepala Dinas sosial provinsi Jawa barat sebagai wakil pengarah TP2GD (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah Provinsi Jawa barat dalam rangka Visitasi pengusulan Calon Pahlawan Nasional Marsekal Suryadi Suryadarma bersama para pejabat dari Dinas Penerangan Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.

Pelaksanaan Visitasi ini dalam rangka melihat, memverifikasi dan memastikan secara langsung bangunan,  artefak, benda, makam, patung, gedung pertemuan hingga saksi hidup dari perjuangan calon Pahlawan Nasional Marsekal Suryadi Suryadarma dilaksanakan selama 3 hari yaitu tanggal 02 mei 2024 sampai dengan tanggal 4 mei 2024.

Maka cerita pertama ini adalah pengalaman awal untuk memulai perjalanan visitasi ini. Whuuush whuss whuuus…..

Proses masuk kereta menjadi hal biasa karena sudah serba digital. Tiket dalam bentuk barcode sudah dicapture di smartphone. Masuk ruang stasiun menuju lantai 2 keberangkatan dengan eskalator dan sejenak mampir di toilet untuk sekedar mencuci muka dan sedikit kencing. Tak berapa lama pengumuman untuk bersiap menuju kereta maka kaki bergegas, mendekati tempat gate pemberangkatan. Tempelkan barcode tiket tadi di gate, tring pembatas terbuka dan kita melenggang masuk. Langkah belum selesai karena harus naik ke jembatan penyebrangan tapi tidak usah berkecil hati karena ada 2 pilihan. Pertama dengan tangga biasa dan kedua menikmati eskalator.

Tiba di atas jembatan penyebrangan, kembali berjalan kaki dan bisa melihat dibawah kita rel kereta mengular membentang panjang hingga menghilang di tikungan. Lalu kita turun lagi di sisi lain dan bersiap menunggu kedatangan kereta. Jangan khawatir harus menunggu dimana dan menghitung kira – kira pas nggak berdirinya. Tinggal lihat tiket elektronik kita, baca gerbong berapa. Lalu lihat di lantai tempat kita menunggu, sudah ada tulisan digrafir dilantai semua petunjuk gerbong sesuai pemberhentian kereta whoosh dari gerbong 1 sampai akhir. Berdirilah disitu sesuai nomor gerbong kita.

Memasuki gerbong disambut senyum dan gestur keramahan petugasnya lalu duduk sesuai nomor kursi dan bersiap menikmati perjalanan. Ada satu saran, jika sudah duduk dan kereta whoosh bergerak ternyata ingin ke toilet bersegeralah. Apalagi jika ingin buang air besar dan perut mules, karena perjalanan ke jakarta dari padalarang hanya sekitar 25 menit saja. Khawatir kita masih ngeden karena mules, ternyata kereta whoos sudah sampai di stasiun halim jakarta hehehe.

Oh iya perjalanan menaiki kereta Whoosh kali ini terasa lebih lengkap karena kereta makan atau gerbong restonya sudah berfungsi dan pilihan menunya ada di selipan kursi masing – masing yaitu dari Indomaret poin. Berbagai pilihan menu minuman dan makanan teredia. Maka memesanlah atau datang langsung ke gerbong restonya yaitu di gerbong ke-5 rangkaian kereta whoosh ini. Selamat mencoba.

25 menit berlalu dan akhirnya mendarat eh tiba di stasiun Halim dengan selamat. Bergegas keluar dari rangkaian gerbong kereta whoosh dan menuju eskalator turun satu lantai menuju area kedatangan. Ternyata suhu diluar cukup panas sehingga diputuskan untuk beristirahat sejenak di area keberangkatan stasiun Halim sambil menunggu petugas dari Mabes TNI AU datang menjemput dan mengarahkan. (AKW).

*bersambung*

KOPI TAHLIL.

Menikmati Kopi Tahlil dan Nasi Megono…

Photo : Kopi Tahlil / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Kesempatan pertama dan tidak disengaja bertemu dengan kopi varian baru, namanya KOPI TAHLIL.

Awalnya agak mengernyitkan dahi karena berarti kopi ini berkaitan erat dengan prosesi seseorang yang meninggal dunia… tapi jadi penasaran asal muasal namanya dan yang lebih mantabs adalah rasanya, gimana yaaa….

Nggak pake mikir lama, langsung pesan Kopi Tahlil, dan dipesan tanpa gula tanpa susu…. tinggal menunggu. Hanya saja ini adalah saat makan siang, sekalian saja mencari menu yang tepat dengan kebutuhan. Menunya harus ada karbohidratnya, protein dan jelas sayurannya.

Photo : Nasi Megono / Dokpri.

Setelah mengelilingi daftar menu, ternyata yang ada sayurnya… nyaris tidak ada. Kecuali ……. menu ‘Nasi Megono‘ katanya sih nasi dan diatasnya nanti ditaburi tumis sayuran mirip gudeg gitu… oke deh. lumayan, meskipun bukan sayuran segar….. ada kandungan sayurannya.

Untuk proteinnya cukup dengan pesan telur dadar aja. Cukup tuh, lagian harganya agak lumayan karena rumah makan ini terletak area Bandara, tepatnya di Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta.

***

Hadir pertama dihadapan mata adalah sajian kopi dengan cangkir putih bermotif ayam jago yang gagah.. jadi inget coklat merk Jago di masa kecil dan juga mangkok tukang baso…. legend inih.

Harum kopinya semerbak mewangi dan tak perlu lama langsung membaca Basmallah….. “Bismillahirrohmannirrohiim“…. dan sruputtt perdana…. sruuppp….

Hmmm, ada rasa hangat melewati lidah menuju kerongkongan, bukan hanya rasa pahitnya kopi robusta tetapi ada unsur lain yang beda, yaitu jahe dan sereh…. hangat dan nikmat.

Enak juga guys”

Photo : Sajian Telur dadar / dokpri.

Sambil sruput kedua, ketiga dan seterusnya hadir juga sajian nasi megono, nasi putih biasa dengan topping seperti sayur nangka muda atau urab ya??…. dan sepiring telur dadar, semua kompak menggunakan piring putih bergambar ayam jago yang gagah….. kongkorongoook.

Segera Nasi Megononya dicoba….

Ternyata ada rasa asing yang bikin lidah berdansa, selain daun nangka dan rempah yang ada, juga unsur kecombrang dengan rasa menyengatnya menambah semangat di siang yang panas ini. Bagi sebagian orang yang tidak suka rasa kecombrang yang cukup khas dan tajam… ya jangan maksain.

Tapi bagi diriku yang hanya punya 2 pilihan dalam sajian makanan, yaitu ‘Enak‘ dan ‘Enak bingiit’, rasa kecombrang ini membahagiakan… suweer…. am… am… nyam nyam.

Nah tentang asal muasal nama kopi tahlil ternyata berasal dari acara tahlilan yang digelar pasca meninggalnya seseorang yang beragama islam di daerah Pekalongan Jawa Tengah dan sekitarnya (Mohon koreksi kawan-kawanku di Jateng).

Kopi ini hadir dan disuguhkan kepada para peserta, panitia, tamu dan pihak-pihak yang hadir dalam acara tahlilan yang sering hingga larut atau menyebrang malam, sehingga selain kafein yang bikin melek, susu plus jahe dan sereh yang hangat menjaga badan serta menyegarkan, klop bingit tuh.

Sruput lagi ahh…. mumpung masih ada.

Akhirnya gelas cangkir ayam jago dan piring-piring ayam jago dipamiti dengan berat hati karena jadwal pesawat sudah menanti. Hatur nuhun, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
RM Warung OPEK, Area Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta.
Kopi Tahlil 22rb
Nasi Megono 25rb

***

Ngopi HALU di langit.

Menyusuri angkasa bersama segelas rasa.

Photo : Mari nikmati kopi Angkasa / dokpri.

HALIM, akwnulis.com. Angkasa luas menyambut semangat pagi ditemani sisa-sisa embun yang ikhlas berubah menjadi uap indah penuh harapan. Sedikit awan cumulus terlihat di kejauhan, malu-malu tersibak oleh semburat sinar pagi sang mentari.

Begitupun dengan raga ini, sedang bersiap menyajikan sebuah sensasi pagi, minum kopi di atas langit sejati.

Shubuh tadi meracik dengan manual brew phi-sikti (V60) dan pilihannya adalah bean spesial yaitu HALU pure arabica dengan honey process. Bean ini varietas sigararuntang ditanam di ketinggian 1300 m diatas permukaan laut yang di roaster alias diproduksi oleh Coffee Rush.

Photo : Ini Bean-nya, Arabica HALU pure dari Coffee Rush / dokpri.

Perbandingan 1 : 13 dan temperatur air 90° celcius menghasilkan sajian kopi yang ruar biasa, harum mewangi dengan body strong yang ngangenin. Acidity jangan tanya, bikin ingettttt ajjjah… apalagi aftertastenya muncul selarik rasa nanas, manisnya madu dan akhirnya ditutup dengan dark coklat… yummy.

Yang bikin keren lagi, minumnya diatas langit brow….

“Kok bisa?”

“Bisa donk”….

“Gimana caranya?”

Giniii…….. caranya sederhana kok. Beres meracik ambil tumbler yang langsing dan juga gelas kaca kecil. Lalu bawa di tas dan pergilah ke bandara…. bukan ke terminal yaaa….. khan moo naik pesawaat… uhuy

***

Photo : Tumbler langsing + kopi + snack / dokpri.

Sruput kopi HALU pure arabica di temani langit membiru yang membentang setia adalah sebuah kesempatan langka.

Alhamdulillahirobbil Alamin, Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban.

Sruput lagii…..

Srupuuuut lagi.

Awan tersenyum dan batas horison bernyanyi bersama, menemani perjalanan pagi penuh warna warni.

Yang pasti, raga ini disini bersama jiwa penuh dahaga rasa yang terselesaikan oleh hadirnya sajian kopi hangat kohitala dengan rasa luar biasa.

Photo : Berangkaaat…. / dokpri.

Seiring waktu, akhirnya langit biru kembali diatas sana, setelah raga ini menjejak bumi tanpa hempasan berarti, mendarat selamat di Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta. Selamat bekerja kawan, Selamat menjalani hari penuh sensasi. Wassalam (AKW).