Jangan Kecewa Ngopi Aja.

Awalnya begitu masygul tapi akhirnya bersyukur….

CIMAHI, akwnulis.com. Dikala sebuah keputusan hadir dan memberikan judge-nya kepada kita. Tentu dengan kalimat sopan dan tertata, yang isinya adalah sebuah pernyataan sederhana, kalimat pamit dari sebuah tahapan cerita. Kalimat yang template dari sebuah tahapan kompetisi yang dijalani, biasa saja sebenernya.

Tetapi… ternyata menghadirkan segumpal masgul dalam dada. Mengapa harus berakhir secepat ini?. Lalu setan mengipasi rasa penasaran ini sehingga bergeser menjadi buruk sangka dan mulai menelusuri seseorang yang mungkin membuat ‘penjegalan‘ ini terjadi.

Mulailah otak suudzon menelusuri orang – orang yang berurusan dan berhubungan dengan aktifitas ini. Memadankan dengan kemungkinan – kemungkinan hingga akhirnya memgkristal kepada rasa benci dan memberi ciri pada nama seseorang.

Padahal, jika dimaknai dengan pemikiran yang jernih. Bukan itu yang seharusnya terjadi. Maka perlu hadir penyeimbang rasa agar pikiran bisa jernih dan terhindar dari buruk sangka. Caranya bagaimana?….

Pertama tentu sebagai umat muslim adalah mengucapkan Istigfar ‘Astagfirullahal adzim’ minimal 3x dan duduk dengan menarik nafas fanjang… eh panjang. Berulangkali lakukan dan biarkan otak dibebaskan dari aneka pikiran yang mengganjal. Biarkan semua mengalir dan perasaan lebih tenang.

Setelah itu barulah beranjak pada tahap kedua yaitu mencari stok biji kopi yang tersedia dan langsung menggelar prosesi penyeduhan kopi dengan menggunakan filter V60. Disaat membuka kotak stok kopi ternyata ada 2 jenis kopi yang ada yaitu Arabica Papua Pegunungan Bintang dan Arabica fullwash maribaya Tonas Kopi. Maka dikala memegang biji kopi tetsebut bayangkanlah sebagai bentuk emosi suudzon kita tentang apa yang terjadi dan mari kita hancurkan dengan grinder kopi sehingga menjadi serpihan biji kopi dan harapan untuk diseduh menghasilkan rasa kohitala yang mendamaikan.

Maka komposisi 40% arabica papua dan 60% Arabica full wash tonas kopi yang menjadi pilihan dengan pertimbangan tetap ada acidity dominan yang menjadi penggugah rasa ditengah gempuran kopi papua yang mengusung body maksimal.

Proses dulu…

Terasa kekecewaan di awal tadi terasa perlahan menghilang dan berkurang dan menghilang, tergantikan oleh kesadaran diri bahwa semua ini hanya sebuah latihan dalam fragmen kehidupan saja. Mengaduk emosi dan mengendalikan nafsu yang ada, padahal semua adalah sandiwara dunia saja. Ingatlah bahwa senang dan kecewa adalah rangkaian perjalanan yang menjadi suka duka kehidupan. Juga hampir saja menuduh seseorang yang menjadi biang kerok kegagalan, padahal memang takdirnya begitu dan mungkin saja konsep yang disajikan bukan hal luar biasa pada momen kali ini. Jadi slay saja kata kids jaman now mah.

Alhamdulillah akhirnya pembuatan kopi manual tuntas sudah. Disandingkan dengan 2 bungkus biji kopi sebagai sumbernya. Menjadi treatment pengedalian emosi diri dan mengubah kecewa menjadi kecewe…. eh dari kecewa menjadi rasa suka.

Jadi itu tips pribadi kalau sedang galau karena kecewa terhadap kenyataan yang ada. Diawali istigfar dan dilanjutkan nyeduh kopi agar lebih segar.

Mari kita sruput bersama sajian kopinya dan jangan lupa memaknai kebersamaan bersama keluarga tercinta di malam minggu ceria dengan bercengkerama dan tertawa bersama. Wassalam (AKW).

Kopi Tubruk Curug Malela.

Sruput Kohitala di Pelataran Parkir Curug Malela.

KBB, akwnulis.com. Nafas masih turun naik dan kaki agak gemetaran disaat kembali menjejak bumi setelah 10 menit menikmati adrenalin  ber-roller coaster dibelakang boncengan Mamang ojeg lokal yang melahap jalan berliku, sempit, becek, menanjak dan samping kiri berdampingan dengan jurang cukup dalam.

Pulang dari mana?”

Sebuah tanya yang perlu diberi jawaban agar tidak penasaran. Ini adalah langkah praktis kepulangan dari lokasi objek wisata air terjun ‘mini niagara’ Curug Malela yang terletak di Kecamatan Rongga Kabupaten.Bandung Barat. Sebenarnya dengan berjalan kakipun cukup menantang dengan lika liku tanjakan terjal sepanjang 1,7 km. Tetapi manajemen waktu meminta percepatan, karena sore nanti sudah ditunggu meeting dengan bos dan stakeholder…

Ciee stakeholder.. maksudnya dengan para mitra atuh…. maka bertukarlah 40ribu rupiah dengan 10 menit dibonceng  Mamang ojeg yang penuh sensasi dan wajib pegangan, apalagi kalau waktunya bersamaan dengan hujan, pasti suasana naik ojegnya lebih menegangkan.

Tiba di lokasi parkir awal, sebenarnya warung nasi sudah menanti dengan menu liwet lengkap dan tentunya bakakak ayam. Wuih nikmatnya, tetapi apa mau dikata, tugas selanjutnya lebih utama. Terpaksa menolak secara halus, biar nanti rekan-rekan tim yang sedang mendaki berjalan kaki yang akan menikmati.

Tetapi sebelum pergi, sebuah kios kopi yang terlihat asri ternyata menarik hati. Terlihat di spanduknya, KOPI GUNUNGHALU. Segera kaki bergerak dan raga merapat, melihat suasana kafe yang sederhana tetapi bersih dan tertata. Berbagai pilihan kopi sudah tersedia di botol kaca yang bebaris menyambut pengunjung. Juga tersedia bean yang bisa dibawa pulang untuk di grinder di rumah maaing-maaing sesuai selera.

Kang pesen 1 ya, arabica gununghalu yang wine”
“Mangga kang, diantos”

Disini ada ketidaklengkapan perintah eh request, yang terbayang adalah prosesi seduh manual dengan menggunakan V60. Tetapi karena tidak terlisankan maka sang barista membuat kopi manualnya dengan cara ditubruk dengan air panas yang penuh gejolak. Padahal peralatan corong V60 dan filter kertasnya terlihat di depan mata.

Apa mau dikata, yang tersaji adalah kopi tubruk arabica gununghalu jenis wine… gpp lah yang penting kohitala (kopi hitam tanpa gula) dan seduh manual… bedanya… di cangkirnya nggak bersih, tapi penuh dengan serpihan – serpihan biji kopi yang berserakan setelah proses ekstraksi.

Berhubung waktu yang tersedia terbatas, ya sudah kita tunggu hasil trubrukan kopi ini agar segera dapat dinikmati…. 4-5 menitan sambil tak lupa ditiup dengan kemonyongan bibir maksimal.

Srupuut…. hmmm rasa panasnya nikmaat. Acidity strong hadir memberi rasa asam pekat yang melegakan, body relatif medium dan aftertastenya muncul fruitty dan keharuman manggo hadir meskipun tipis sekali. Over all kenikmatan terasa menyatu meskipun sedikit terganggu remah kopi yang memenuhi sudut bibir kanan kiri.

Sruput lagi….. srupuuut. Nikmaat, panas dan harum serta segar memenuhi tenggorokan dan menggairahkan raga.

Bicara pilihan, beberapa bean tersaji dari fullwash, honey, wine hingga yang lainnya dengan  basic tetap kopi arabica gununghalu.

Setelah tuntas segelas sajian panas kohitala berpindah tempat ke perut, dengan basa basi dan membayar sajian serta 3 bungkus bean arabica gununghalu aneka proses, maka pamitlah yang menjadi momen pemisah. Mungkin besok lusa bisa kembali bersua.

Selamat sore dan mengakhiri hari minggu ini dengan bersiap rapat online lagi yang tentu lebih tenang karena ditemani persediaan kopi dari tempat yang penuh cerita warna warni. Wassalam (AKW).