Kopi Lungo Pwkt.

Bersua dengan kopi Lungo di Purwakerto… eh purwakarta Jawa barat.. srupuut.

Photo : Lungo Coffee Cangkir pink & pelayan yang tiba2 lewat / dokpri.

PURWAKARTA, akwnulis.com. Bergerak pergi membawa raga, menyusuri jalinan kisah yang selalu bersekutu dengan waktu yang tak pernah menoleh sedetikpun terhadap apa yang sudah dilalui… dan jangan lupa jikalau waktu, kesempatan dan dompet bisa kompromi, maka mampirlah di kedai kopi atau cafe kopi.

“Trus ngapain?”

“Ya pesen aja kopi dan makanan, trus nikmati”

“Aku mah nggak suka kopi!!!”

Ah aku terdiam sesaat lalu tersenyum dan lebih bersyukur, karena bisa menikmati seduhan kopi tanpa gula adalah salah satu karunia kenikmatan dari Allah Swt, apalagi tidak semua orang bisa menikmatinya.

“Ya sudah jangan dipaksain brow, ini khan cuman saran”

“Okey”

***

Photo : Cafe Kakota Purwakarta / dokpri.

Perjalanan menapaki hari memberi sempat munculkan harap. Seolah menjadi sebuah doa yang bersambut, maka kedai kopi atau cafe kopi bisa ditemukan tanpa perlu bersusah payah bertanya ke sana kemari.

Kebetulan sekarang kedai kopi sudah ramai bertebaran di seantero kota, jadi mudah mencarinya.

Hari inipun dikala beredar di Kota Purwakarta, maka tuntaskan dulu segala asa, selesaikan tugas yang diemban tanpa tersisa, baru sebelum pulang mampirlah di sebuah cafe yang menyajikan menu kotala, kopi tanpa gula.

Photo : Kopi Lungo gelas ke-2 / dokpri.

Memang bukan kopi saring manual brew, tapi tak apa, sambil membuka laptop menyelesaikan laporan tugas hingga tuntas.

Duduk manis di kursi yang nyaman, dilayani neneng cantik ramah, buka menu dan dicari halaman kopi….. eh ada Kopi Lungo…

Jikalau artinya berdasarkan bahasa jawa maka artinya adalah ‘pergi‘ atau bepergian, bertualang.. travelling kali yach?, berarti cocok pisan untuk dinikmati bagi penikmat kopi yang senang pergi-pergi eh bepergian kesanah kemarih… meskipun masih kota-kota lokalan dan regional saja plus sesekali lintas pulau.

Back to Lungo Coffee…. pertanyaan tentang arti lungo tidak dijawab tuntas oleh sang pelayan, bingung juga kali dapet pertanyaan yang aneh. Tapi kelihatan langsung diskusi dengan manajernya dan… terlihat mengernyitkan dahi… 😜😜… ya sudahlah.

Di daftar menu, kopi lungo itu penamaan untuk double espresso + ekstraksi espresso…. ya anggap saja kepahitgetirannya 2,5X espressso…. “Kebayang khan pahit nikmatnya?”

Yang pasti sajiannya memuaskan lidah dari sisi body kopi yang very strong dan tebal, serta jelas ninggal di bawah lidah tetapi less acidity apalagi taste-berry.. itu tidak ada sama sekali… yang pasti ini sajian kopi pahit sepahit-pahitnya…

“Nikmat kah?”…

Tentu tetap nikmat dan penuh berkah, mencerahkan fikir menenangkan otak yang seharian berkutat dengan probabilitas angka dimana menjadi target di akhir desember nanti.

Aww…..

Sruputt…. ngetiiik… tik tuk tik tuk.. mikir… ngetik lagi… srupuut… gitu aja bolak balik sambil sesekali melihat suasana cafe Kakota yang di datangi tamu yang berganti-ganti.

Lanjuut….

Itulah sekelumit kepahitan nikmat alias kenikmatan pahit di salah satu cafe di kota Purwakarta Jawa Barat, dengan harga sajian 18 ribu per cangkir, maka pesan 2xpun masih cukup di dompet plus bisa traktir beberapa kawan, diawali oleh cangkir pink dan kedua bercangkir hitam, isinya tetap… secangkir kopi pahit nan nikmattt. Selamat menjalani hidup, kawan. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Cafe Kakota, Jl. Jenderal Sudirman, Pasar Jumat, Nagri Tengah, Purwakarta, Purwakarta Regency, West Java 41114

Kopi IFC

Kerja jalan Ngopay juga… lets go.

Photo : Secangkir Esspre-Americano / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Pagi buta mengejar jadwal kereta, dan tiba di Jakarta berjibaku dengan macetnya ibukota,… dengan segala daya upaya hingga akhirnya bisa hadir di tempat meeting meskipun terlambat beberapa menit berharga, tapi apa mau dikata itulah kondisi nyata, yang penting semua berlalu melalui nilai usaha dan pengorbanan bangun dini hari demi sebuah jadwal kereta…. eh macetnya dari gambir ke tempat acara.

Siang menyore diskusi menjadi begitu berisi, confident dan seru mewarnai perdebatan yang akhirnya saling melengkapi… meskipun tentu masih ada aneka gagasan yang belum tereksplorasi.

Lantai 9 gedung BEI menjadi tempat beradu argumentasi, antara kami dan pihak IFC – World bank, tentang sebuah harapan besar yang harus disingkronkan demi wujudkan BUMD juara.

Tahapan dan penentuan tanggal adalah sebuah keniscayaan, karena sebuah cita hanya akan tertahan di batas angan jika tidak di bumikan, maka suatu keharusan di breakdown menjadi kegiatan konkrit, dimana siapa berbuat apa bagaimana…

…..bener khan?

Benerr….

Photo : Belajar terbang di area SCBD / Pic by Hanif.

Tapi tetap, kopi hitam tanpa gula ternyata hadir dalam keseruan ini. Meskipun ini bukan kopi manual brew V60 tetapi dengan peralatan mesin kopi tersajilah espresso americano yang harum dan menenangkan hati. Didukung perhatian tuan rumahlah yang menjadikan kopi ini menjadi semakin penuh makna, apalagi boleh refill…. ahay…. nikmatnyaa.

Srupuuuut… Kopi IFC dinikmati sambil berdiskusi tentang blueprint BUMD Jabar, berbasis prioritas dalam RPJMD 2018-2023 maka mengerucutlah shortlist yang harus segera ditindaklanjuti.

Cemunguut…
Cerupuut.. nikmaat.

Selamat menjalani hari yang cerah kawan, Wassalam (AKW).

***

Kantor IFC :

Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, 9th Floor, Jalan Jendral Sudirman No.Kav 52-53, RT.5/RW.3, Senayan, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190

Double Espresso – Crown Hotel Bdg

Ngopi sambil kerja, pasti bisa.

Photo : Secangkir Double Espresso Home Blend Crown Hotel Bandung / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com, Perjalanan sebuah perusahaan tentu tidak lepas dari suka dan duka, tetapi satu hal yang menjadi sangat esensial adalah ‘Asbabun nuzul’, asal mula dari semua yang detik ini mengemuka.

Paragraf awal ini terinspirasi dari pidato Gubernur Jabar pada pembukaan acara Review Kuartal VI Bank BJB di Crown hotel, Bandung (23/01) yang menekankan tentang ‘Jas merah’, jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Poin penting bagaimana peran bank plat merah ini dalam pembangunan di Jabar, keberpihakannya kepada masyarakat mikro dan minimikro serta harapan besar menjadi Bank buku VI di Indonesia.

“Ngopinya mana?”
“Ih ntar dulu, sabaar, ini lagi dengerin pidato”

Jadi treatmen pa Gub terhadap BJB itu dengan ilustrasi cerdas, yaitu dikala terasa ada sesuatu yang salah dalam tubuh ini tentu perlu pengobatan dan dokter memberi resep lalu pergi ke apotek. Pilihannya dua, ada obat batuk rasa strawberry atau obat batuk hitam (OBH), kalau kasusnya sakit batuk.

Jadi bersiap dengan solusi yang ‘manis ala strawberry’ atau rasa pahit yang menggetirkan tetapi semua bertujuan menyelesaikan penyakit atau masalah, tentunya bertuan demi kemajuan BJB dan Jawa Barat.

Nah, untuk kopinya diwakili oleh sajian double espresso dengan beannya home blend Crown hotel. Rasanya pasti strooong dengan body yang tebal, bikin cénghar dan melotot sepanjang acara.

“Gitu aja?”
“Iyaaa….. “
“Teu puguh ah”
“Terserah”

***

..dan dua cangkir double espresso-pun tandas serta mengakhiri perdebatan penting ini. Wassalam (AKW).

Kolam Renang Grand Inna Padang

Nongkrong di Kolam Renang Kota Padang

Photo : Suasana sore di kolam renang / dokpri

Sebuah fasilitas hotel yang berusaha untuk dinikmati adalah kolam renang alias swimming pool.
Bukan berarti harus nyebur bin ngagejebur tapi menikmati suasana damai memandang birunya air sambil nyruput segelas espresso adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Itu yang terjadi di salah satu hotel di Kota Padang tepatnya Hotel Grand Inna Muara yang terletak di Jl. Gereja No 34 Padang Bar, Kota Padang.

Bukan tidak ada keinginan nyebur dan menikmati kesegaran air kolam, tetapi kesempatannya belum tiba guys.

Pertama, karena jadwal acara yang padat, nggak lucu khan tiba2 menghilang demi berenang. Trus klo malam hari setelah acara usai, giliran kolam renangnya tutup, karena operasionalnya jam 07.00 wib sampai jam 20.00 wib, tanggung khan?

Kedua, kebetulan nich badan agak menurun kondisinya, kurang fit, batuk pilek. Udah hampir seminggu, harapannya dengan penugasan ke Padang ini bisa sembuh karena bisa sambil beredaar….. eh ternyata di pesawatnya selama 2 jam dengan AC yang dinginnnnn…. menembus jaket serta baju yang dipakai, melanggengkan batuk pilek hingga berada di Kota Padang.

***

Photo : Segelas espresso di bibir kolam renang / dokpri

Jadi cara menikmatinya adalah….. ngopi kopi panas… pilihannya espresso di cafe kecil kolam renang sore-sore menjelang magrib disela-sela istirahat menjelang makan malam.

Klo belum puas, tambah americano atau longblack, memang penyajiannya agak lama karena dibuat di restoran hotel yang lokasinya sebelah dalam. Tapi ga papa… nunggunya bisa sambil ngelamun ditemenin riak segar air kolam.

Belum puas juga ngopinya?…

Tinggal keluar hotel, mlipir kiri jalan besar… 400 meteran nyebrang, ada namanya Cafe EL’S, disitu tinggal ngopi banyak pilihan, penasaran?.. ini tulisannya : Ngopi Takengon Longberry Coffee.

Photo : kolam renang lewat magrib / dokpri.

Ngobrolin kolam renangnya memang kecil sih tetapi untuk fasilitas pelengkap hotel ya lumayan. Ada 2 kolam kecil untuk anak dan kolam dewasa berbentuk lekuk-lekuk dengan kedalaman 1,5 meter, cukuplah buat ber 5 orang dewasa. Ditambah terdapat pohon-pohon penyejuk, kamar mandi buat ganti baju, shower juga offcourse…. handuk sebagai fasilitas.

Jangan lupa sebelum ke kolam renang, lapor dulu ke resepsionis sambil liatin kartu kamar. Ntar dapat secarik kertas yang akan digunakan buat dapetin handuk di petugas kolam renang.

Gitu dulu ya guys. Wassalam (AKW).

Diary Cofee 11

Puisiku tentang kopiku volume 11

Akwnulis.com. Merajut malam di Ruang Halimun
Berteman sepi menata janji
Hilangkan jenuh jangan melamun
V60 kopi Toraja sambil diuji

1 : 20 menjadi rumus komposisi
Hasilkan kopi penuh presisi
Segarkan malam hilangkan sangsi
Siap bekerja tanpa perlu bersedih hati

***

Segelas kecil Espresso segar menanti
Ditemani birunya rasa alami
Keteduhannya menjaga hati
Kepahitannya miliki arti

Satu teguk langsung tandas
Sisakan nikmat yang tuntas
Diujung gelas masih berbekas
Mercure Nexa tunaikan tugas

***

Tiga poci sedang berjanji
Memadu hati tanpa alibi
Masing-masing berisi kopi
Hasil seduhan via V60 (vi-sixti)

Dua poci Java Prinsca Ateng super
Satu lagi Brazil Sitio Tanque
Mempersembahkan kopi alami
Menjadi pengikat kebersamaan kami

***

Kopi Liong di gelas kaca
Menemani pagi di Bapenda
Bergaya dulu di meja
Berlatar belakang tulisan Puslia

Lanjut dengan gelas berbeda
Tulisan Espresso tapi beda
Ini kopinya grup preanger java
Asem dikit itu biasa

***

Diary Coffee 9

Puisi ke-9 tentang kopi hitam dan kawanannya.

Kopi hitam kembali jadi tulisan
Sajak singkat keseharian
Tak terasa sudah diary ke sembilan
Itu bukti bahwa hidup memang menyenangkan

Jumat pagi beredar di dago atas
Menemui seorang pejabat teras
Berbincang ramai dengan tema tak terbatas
Disajikan kopi hitam bergelas-gelas

Awalnya membahas pengelolaan air minum
Terus berlanjut urusan lebih umum
Ngobrolin juga persiapan shaum
Diakhiri Assalamualaikum

Costarica bean giliran dicoba
Di Noah Barn ini adanya
Sambil jumpa sang kawan lama
Sang motivator kita

Costarica bean pahit terasa
Agak sepet dan ada asamnya
Dipikir-pikir dan dirasa
Java Arabica memang jagonya

Tugas mendadak harus ke bandara
Yang akan beroperasi segera
Sebuah kebanggaan semua
Bandara Kertajati di majalengka

Espresso di Tanamera
Balikin semangat makin membara
Jalani takdir tanpa hura-hura
Srupuuut nikmat tiada tara

Menuju kertajati Majalengka
Kembali mampir di rest area
Espresso single tutup dahaga
Di tambah ayam tak cukup dua.

***

Terbang ke yogyakarta
Dalam rangka mencari makna
Malioboro kembali bersua
Kopling (kopi keliling) menyambut dengan setia

Begitupun di Bakmi Mbah Gito
Kopi tubruk sudah bersalto
Tidak lupa segera ambil photo
Dekat di hati jauh di mato

Begitulah diary pekan hari ini
Selamat memaknai hari
Jangan lupa secangkir kopi
Menemani hari meraih janji.

*)Catatan : Tulisan yang tertuang ini tiada niatan pamer. Tapi hanya mencoba berbagi minum kopi asli, kopi hitam eh item tanpa gula tanpa susu. Juga memang rejekinya, ada aja yang nyuguhin dan mentraktir sehingga kopi hitam terus tersaji. Wassalam (AKW).

Kopi & Kolam Renang di Mason Pine Hotel

Kopi dan Kolam renang menjadi paduan yang menyenangkan dan so pasti…. sama-sama punya efek menyegarkan.

Photo : Segelas Espresso siap minum / dokpri.

Birunya air di kolam renang ditambah cuaca wilayah bandung barat yang sejuk betapa memanjakan rasa dan menyegarkan fikir. Mengundang raga untuk segera nyebur dan menikmati sensasi kesegaran air sekaligus menjadi sarana meditasi jiwa. Karena di dalam air hanya mata dan otak yang bisa difungsikan sempurna. Hidung dan telinga harus istirahat sejenak dan momen inilah yang menjadi momen untuk bertafakur, merasakan keterbatasan diri untuk berserah kepada ciptaan Allah yaitu air yang melingkupi.

Kesempatan sekarang mencoba mengulas fasilitas kolam renang di Hotel Mason Pine di Area Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Kolam renang ukuran olimpiade yaitu panjang 50 meter dan lebar 25 meter dengan kedalaman 1,2 meter ditambah dengan di sisi depan terdapat kolam persiapan sedalam 60cm cocok buat bersantai sebelum atau sesudah berenang.

Selain itu terdapat juga kolam permainan anak dengan berbagai fasilitasnya, di jamin anak-anak pasti menyukainya. Apalagi klo dapetnya kamar tidur yang akses langsung ke taman trus ke kolam renang… nikmat banget dech.

Untuk fasilitas kolam renang udah pasti handuk tersedia, shower outdoor ada trus moo sambil pesen makanan juga bisa. Tetapi tidak ada lifeguard, jadi musti hati-hati apalagi bersama anak. Sebagai peralatan darurat terdapat pelampung bertali yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk menolong.

Kolam renang ini posisinya sangat strategis, masuk lobby hotel langsung lurus menuju restoran, turun ikuti tangga ya sudah sampai di tepi kolam renang. Buat pengunjung non hotel dikenai biaya Rp 55rb senin sd kamis dan Rp 70rb di hari jumat-sabtu-minggu. Kolam udah bisa digunakan mulai jam 06.00 wib sd 18.00 wib.

Photo : Suasana dalam kamar / dokpri.

Klo buat yang nginep apalagi yang kamarnya akses langsung taman, ya tinggal bergegas menuju kolam renang. Jangan lupa berpakaian renang tentunya. Soalnya klo bugil, ntar ditangkap satpam.

Photo : Akses dari kamar menuju taman dan kolam renang/dokpri.

Buat yang nggak bisa berenang tapi pengen main air berarti pilihannya bisa gabung dengan area kolam anak atau di kolam standar olimpiade, jalan-jalan aja dalam air. Egepe klo ada yang liat, kaki kaki kita kenapa juga… klo pengen ya ikutin buka baju, nyebur dech. Susah amaat.

***

Eh satu lagi belon dibahas, nggak lupa urusan kopi nich, di Cafenya ada coffee makernya jadi yang moo cappucino, cafe latte, macchiato, americano and double espresso tinggal order aja. Mereka pake bean kopinya house blend arabica-robusta merk Piaza Doro Espresso.

Sayangnya manual brewnya blum ada, padahal suasana mendukung banget buat nikmatin manual brewnya….. tapi sedikit terobati dengan secangkir espresso dan secangkir americano. Urusan harga ya menyesuaikan dengan hotel berbintang di kisaran Rp 40rb sd 50rb per sajian.

Udah ah gitu aja dulu ulasannya. Moo balik ke kamar nich, ngantuuk. Wassalam (AKW).

Diary Coffee 3

Catatan puisi ke-3 ku tentang Kerja-Kopi-Kerja.

Bolak balik order dopio
Juga tak lupa single espresso
Sambil diklat atau pas ngaso
Ngopi teruss hilangkan nelongso

Ikuti diklat modernisasi pengadaan
Jadi tantangan ditengah kesibukan
Ternyata penuh perjuangan untuk paham
Apalagi yang digunakan bukan bahasa awam

Untungnya mesin kopi setia menemani
Espresso dan dopio segera tersaji
Black coffeepun standby menanti
Diklatpun jadi penuh arti

Makasih LKPP dan MCAI
PWC membagi ilmu hakiki
Meski terkadang kernyitkan dahi
Karena bahasa asing jadi pengantar hampir tiap sesi

Berlari ke Hotel Horison ruang burangrang
Forum OPD bidang ESDM berkumandang
Nikmati kopi sambil berdendang
Kopi hitam enak dipandang

Disaat harus bergerak ke Kertajati
Mampir sesaat di rest area Cipali
Cobain Espresso-KFC se-sloki
Ngecash agar semangat kembali.

***
Beranjak menuju ibukota
Tugas lain membawa kesana
Berjibaku tentang sanitasi sebagai pokja
Agar jabar sehat terus berjaya

Senyum berseri di KA Priority
Membawa sebotol cold brew sejati
Kiwari farmer sajikan janji
Manglayang Karlina yang bikin pasti

Tiba di Gambir mencari kopi
Temukan pilihan di sudut kiri
Dunkin black coffee adem sendiri
Nikmati rasa tak perlu sensasi

Di Arya duta tugu tani
Cold brew kembali beraksi
Bersanding dengan espresso satu sloki
Tak takut dengan apa yang terjadi

Belum tuntas hilangkan resah
Karena ternyata harus berpindah
Akhirnya ke meja ini hijrah
Bersama kolam renang yang basah

Kembali ke ruang rapat, Kopi hitam ala panitia tersaji
Rasa sederhana tapi nambah lagi
Semua harus disyukuri
Barulah berkah menanti.

Minggu I-II Maret 2018 (AKW).

Cikidang nggak jd Begadang

Menembus malam menjemput harapan, sebuah perjalanan yang menjadi bukti ketaatan dari tugas pekerjaan berbalut rindu terhadap keluarga yang penuh kehangatan

Photo Meeting Tim KEK / Dokpri.

Manusia berencana tetapi Allah-lah yang Maha berkehendak, menghadiri acara di Cikidang Kabupaten Sukabumi yang awalnya 2 hari ternyata harus diubah karena ada tugas lain menanti. Tanpa banyak bersensasi, segera pamit undur diri dari area Cikidang Plantation Resort yang menjadi tuan rumah pertemuan alias meeting tentang penyusunan proposal pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus di Jawa Barat khususnya dari Kabupaten Sukabumi serta 5 daerah lainnya.

Photo Club House Cikidang dari parkiran / dokpri.

Setelah adzan isya, kami bergerak meninggalkan Club House Cikidang yang berdiri megah diatas bukit penantian. Perjalanan malam membelah kabut yang begitu erat memeluk. Foglamp hampir menyerah karena tak sanggup menembus tebalnya tirai alam yang berbalut misteri. Foglamp alias lampu anti kabut, karena gara-gara satu huruf bisa bermakna lain yaitu froglamp berarti lampu katak, yang gimana itu?…..

Photo : Lampu mobil menembus kabut / dokpri.

Lampu jauh tak berkutik sehingga kami merayap turun penuh taktik, detik demi detik. Waspada menjalari dada, memanjangkan mata dan menjulurkan telinga agar semua tetap baik-baik saja.

Adrenalin merambat naik, detak jantung berdegup bulak-balik. Terasa ada ketegangan memynculkan prasangka, bersatu dengan bebasnya otak membayangkan yang tidak-tidak. Segera ditepis bayangan seram dengan logika dan setangkup doa agar hati tetap damai dan rasa kembali berbunga.

Rush hitam meliuk menuruni jalan berkelok yang licin karena rintik hujan yang tak berhenti, perlahan tapi pasti hingga mencapai jalan besar menuju arah pulang untuk bersua dengan keluarga tercintaaah. Seatbelt tetap terpasang meski duduk di jok belakang, bukan pupujieun tapi guncangan terasa semakin kencang, perlu ada pengikat sehingga kuat bersandar dalam kebersahajaan.

Photo : Toko Moci Kaswari ‘Lampion’ / dokpri.

Photo : Pilihan moci Kaswari ‘Lampion’ / dokpri.

1,5 jam berlalu dan tibalah di Kota Sukabumi. Tanpa basa basi segera menuju burung kasuari eh jalan kasuari untuk memborong moci, penganan khas daerah sini yang enak dan aneka rasa. Banyak pilihan toko disini, tapi harap maklum klo kami bapak-bapak muda belanja pasti cari yang praktis. Karena jam 21.00 wib tinggal sesaat lagi, nyaris tak bisa beli moci. Untungnya diberi toleransi dan tanpa basa basi segera masing2 membeli.

Sebelum perjalanan dilanjut lagi, demi bugarnya sang sopir sejati serta berharap menemukan Vsixty maka berlabuh sesaat di Coffee Toffee jl. Suryakencana12 Sukabumi. Tapi ternyata untuk black coffee hanya espresso dan kopi tubruk yang bisa tersaji. Akhirnya double shot espresso Toraja yang membawa pilihan.

Photo Double Shot Espresso Toraja / Dokpri.

Sang sopir larut dengan hot coffee Caffe latte serta vicol pacarnya yang bekerja di ibukota, yaa harap maklum sopir abege.

Hanya 15 menit rehat sudah cukup mengembalikan stamina dan mood untuk segera melanjutkan perjalanan. Selamat beristirahat kawan. Wassalam. (Akw).