
KUNINGAN. akwnulis.com. Perjalanan mudik alias pulang kampung kali ini adalah siklus 2 tahunan karena secara komitmen tidak tertulis mudik setiap tahun bergantian ke orangtua masing – masing yang memang berbeda tempat. Tidak jauh sih, orangtua di daerah kabupaten bandung barat dan mertua mudiknya ke kuningan. Tahun ini jadwal kuningan.
Berangkat ….
Berbagai persiapan tentu harus diantisipasi baik pendekatan administratif, pendekatan konten, pendekatan keuangan juga pendekatan mental dan phisik.
“Serius menggunakan aneka pendekatan?”
Ih serius bos, mudik lebaran bukan sekedar gerakan phisik saja berganti tempat ke tempat tujuan tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Yang paling utama adalah pastikan bahwa kita sudah memiliki tempat untuk mudik, karena jika tidak tentu akan membingungkan diri sendiri dan orang lain hehehehe.

Pendekatan administratif tentu berhubungan dengan tugas dan fungsi kedinasan yang harus diantisipasi jangan sampai tidak ada personil yang bertugas disaat libur panjang lebaran tahun ini. Lalu exit permit dari bigboss, apakah boleh melaksanakan shalat idul fitri diluar kota?… karena ada kebiasaan pelaksanaan idul fitri dilakukan terpusat di lapangan Gasibu ataupun Mesjid AlJabar di Gedebage tentu dilengkapi undangan resmi berplat merah.
Alhamdulillahnya adalah pada rapim terakhir, bigboss membuka peluang jika akan shalat ied diluar kota bersama keluarga, kecuali tentu para pejabat dan petugas di ring 1 plus yang merasa ring 1 dan tentu yang tidak mudik kemana-mana karena rumah kedua orangtuanya di kota bandung dan sekitarnya, yeaay.. Alhamdulillah. Berangkattt…
Nah urusan administratif selesai, urusan selanjutnya adalah keuangan. Ini relatif agak tenang karena tidak hanya penulis, istripun berkontribusi besar jadi bersama kita bisa hehehehe.

Maka hari senin tanggal 8 April menjadi hari penting. Diawali dengan pembantu pulang nyubuh, lalu bersiap mengirimkan kucing kesayangan menginap di hotel Casya House di antapani, ambil kue, belanja bekal, bungkus pakaian, makanan serta perlengkapan selama mudik. Menitipkan rumah ke tetangga yang baik hati hingga isi bensin kendaraan full menjadi persiapan akhir. Eh ada lagi et-oll juga wajib diisi full untuk antisipasi agar diperjalanan tidak repot lagi rebutan isi e-toll.
Tepat pukul 14.00 wib semua persiapan rampung dan dengan iringan doa, kendaraan bergerak meninggalkan kediaman menuju ke kuningan dengan rencana menggunakan jalur tol cisumdawu lalu masuk tol cipali dan keluar pintu tol ciperna untuk bergabung ke jalur utama akses ke kuningan.
Cuss…. berangkat.

Eit ada yang lupa, cek dulu angin ban kendaraan hidrogen di SPBU terdekat. Pokoknya rumusnya tekanan depan 32 dan tepakan belakang 35. Rumusnya agak berbeda karena posisi mobil di belakang monoyod penuh dengan barang bawaan. Maka agar ada kepastian kembali, hidrogen lamanya dibersihkan dulu lalu diisi hidrogen baru keempat ban mobil ini dengan rumus tadi, rumus rekomendasi dari sopir di kantor.
Setelah semua persiapan dirasakan tuntas, saatnya bergerak…
Alhamdulillah di tol cisumdawu tidak terlalu padat, tapi sedikit tersendat di Tol cileunyi pada saat mendekati tol gatenya. Jadi meskipun ke tol cisumdawu ambil arah kanan, tetap saja sedikit tertahan karena banyaknya kendaraan. Memasuki tol Cipali mulai terasa kepadatan sisa sisa puncak arus mudik ke arah jawa. Jalur cipali semuanya contraflow ke arah jawa, kendaraan jalur contraflow melesat kencang sementara jalur biasa cukup padat dan perlu berhati-hati. Apalagi pada saat melewati daerah cirebon palimanan terlihat satu mobil avp nopol jakarta bergerak kencang tapi seperti oleng ke kanan dan oleng ke kiri. Awalnya mau disalip, namun ternyata kecepatannya cukup tinggi dan mengikutinyapun terasa berbahaya. Ya sudah mengalah saja, injak rem perlahan dan biarkan kendaraan tersebut menjauh, semoga tidak ada masalah ke depannya.
Akhirnya di jalan tol tuntas sudah dengan keluarnya kendaraan di pintu tol ciperna lalu memasuki jalur jalan biasa kuningan – cirebon. Disinilah tantangan baru menghadang, kondisi badan sih oke. Tetapi mata begitu lemah ingin tertidur dengan kantuk yang begitu kuat, maklum lagi shaum. Mau tambah kecepatan khawatir malah kendaraan tidak terkendali, ya sementara dikuat-kuatkan saja.

Tapi di daerah Beber rasa kantuk begitu luar biasa dan memaksa berhenti di tukang penjual minuman dan air kelapa. Selain belanja air kelapa juga air mineral dingin menjadi pembasuh muka… bukan diminum ya.. batal atuh. Alhamdulilah seger kembali dan kendaraan bergerak hingga tiba di tujuan dengan selamat.
Ahiy mudik… Alhamdulillahirobbil alamin.
Itulah cerita perjalanan mudik kali ini, nanti kita lanjutkan ceritanya. Selamat berlebaran di manapun, baik yang mudik ataupun tidak. Sebuah permohonan maaf bagi semua dalam memasuki akhir bulan shaum 1445 hijriah ini. Wassalam (AKW).




















Photo : Pa Udeng Sakoteng / olanumot.
Photo : Makan malamku / Olanumot.
Photo : Spanduk Sakoteng / Olanumot.
Photo : Sunrise di Ciwidey / dokpri.
Photo : Pagi yang dingin di penginapan dokpri.