Adzan isya nembè lekasan, katawis dunungan kaluar ti rohangan disarengan ku opat jalmi, rupina sèmah dunungan ngadon uih sasarengan. Teu seueur saur, kuring ogè nyarengan lungsur ka lantey hiji. Muru kana mobil nu tos sayagi di buruan kantor.
Tapi geuning saatos nyaketan mobil tèh henteu langsung lebet. Tapi uplek deui ngawangkong kaditu kadieu. Simkuring mah tangtos ngiringan wè gogonjakan, sanaos saleresna mah nahan kahoyong. Hoyong kahampangan mung pameng ka dunungan.
Antukna mah ditahan – tahan wè, bari babacaan dina jero hatè, “Ya Allah, Ènggal atuh dunungan tèh lebet kana mobilna”
Lima menit sapuluh menit mah kiat, tapi saatos lebet satengah jam. Palangkakan asa cangkeul, nahan papang nu teu kaampeuh deui. Raray pupuringisan tapi dalah dikumaha dunungan masih ngawangkong akey-akeyan.
Menit ka opat genep mah bobol ogè, pas aya nu ngabarakatak. Uing gè ngiringan ngagakgak, “Hahahahahaha….”
Geleser aya nu haneut kana pingping. Pas melong tamu payuneun. Geuning sami gumujeng bari jaremblong. (AKW).
CIBABAT, akwnulis.com. Awal tahun 2024 penuh dengan dinamika tugas yang perlu ekstra tenaga dan konsentrasi. Meskipun tentu bukan bekerja sendiri tetapi bersama-sama pasukan yang gercep, ada hal penting yang harus dijaga adalah stamina diri. Maka menghadapi tugas dalam penanggulangan berbagai bencana yang muncul dimalam tahun baru dengan gempa sumedang, dilanjutkan angin puting beliung di Indramayu, banjir bandang di Cisalak subang juga bencana longsor di purwakarta, ada juga banjir cimahi hingga banjir bandang di kota bandung tepatnya di braga berlanjut jebolnya sungai di dayeuhkolot. Juga beberapa bencana longsor dan banjir lainnya.
Memang tidak di semua momen penanggulangan bencana bisa hadir secara langsung. Tetapi fungsi koordinasi dan komunikasi serta pelaporan harus terus berjalan dengan cepat dan tepat. Disinilah ada kekhawatiran raga ini ambruk alias tumbang karena kelelahan sehingga larinya adalah menjaga stamina dengan makan minum sebanyak-banyaknya agar tetap sehat dan kuat plus vitamin. Akibatnya berat badan merangkak naik menyentuh angka nomor cantik yaitu 11.11 alias 111,1 kilogram. Semoga bisa turun kembali seiring waktu yang terus berlalu.
AndrieKW bersama pengarang lain / Dokpri.
Dalam tulisan kali ini ada satu hal yang ingin dibagi kepada para pembaca yaitu sebuah aktifitas penyeimbang dari rutinitas tugas yang mendera setiap hari atau lebih tepatnya disebut ‘me time‘. Pasti tiap bapack bapack akan berbeda, ada yang penyeimbangnya dengan memancing, kumpul di gardu ronda sambil main gapleh, atau nongkrong di kafe bersama bapack bapack tetangga. Bisa juga sing a song ataupun bersepeda bersama hingga motor trail atau mungkin motor besar. Serta banyak lagi aktifitas lain yang menjadi sisi lain masing – masing tapi berfungsi sebagai penyeimbang dalam perjalanan kehidupan.
Bagi diri ini kebetulan ada aktifitas penyeimbang yang tidak harus dengan aktifitas tadi. Cukup menulis sesuatu, tambah gambar ilustrasi pribadi dengan canva dan upload di website/blog pribadi www.akwnulis.com …. tadaaa… seimbang seimbang hehehehe.
Ada satu aktifitas lagi, link tulisannya tidak lupa dishare ke kontak whatsapps, tentu kontak teman, kolega dan mitra yang sudah kenal.
Sejumput tulisanku / Dokpri.
Lalu ada tantangan lain adalah mewujudkan tulisan itu dalam bentuk phisik buku. Maka cara tercepat jalan ninjanya adalah mengikuti pembuatan buku keroyokan yang disebut dengan buku antologi. Tentunya dengan beberapa tahapan coaching cara penulisan, bagaimana menentujan tema hingga self editing untuk memudahkan penggabungan dalam pembuatan buku keroyokan ini.
Ada juga bonusnya dalam menulis bersama ini yaitu selain bukunya ber-ISBN juga mendapatkan nilai angka kredit 36 JP. Meskipun saat ini belum bisa dikonversi sebagai nilai kinerja, tapi bisa dianggap tabungan nilai untuk esok lusa sebagai calon fungsional utama. Insyaalloh.
Judul bukunya adalah SIMFONIA YANG TERKENANG, berisi tentang berbagai cerita pribadi. Masing – masing menuangkan pengalaman tak terlupakannya dalam jalinan kata dan digabungkan dalam sebuah buku dengan sampul buku yang ceria. Inilah kumpulan cerita sekaligus buku kami yang hadir perdana di awal tahun 2024 yang penuh tantangan dan optimisme.
Lumayan nabung 36 JP / Dokpri.
Jadi mari berkarya dan menyeimbangkan kehidupan ini sekaligus ada bukti phisik yang akan menjadi cerita bagi anak cucu kita.
Itu saja celoteh malam ini, karena konsentrasi harus beralih kepada tugas utama yang kembali bersentuhan dengan urusan logistik penanggulangan bencana dan juga permasalahan sosial lainnya. Selamat malam kawan, Wassalam(AKW).
CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah pagi terdiam sendiri sambil berusaha menata wajah agar tidak terlihat berbeda. Itu dilakukan semata – mata menghormati langit yang sedang bicara. Berkata-kata dengan lantang tentang sebuah larangan dan keinginan yang terkesan sebuah diskusi padahal menjadi pemaksaan pendapat bahwa itu adalah yang terbaik.
Langit begitu berapi-api dengan pendapatnya, keluh kesahnya hingga berbagai kemungkinan resiko yang akan dan mungkin terjadi sehingga sepanjang malam tadi tidak tertidur sama sekali karena memikirkan hal ini sembari menghitung galaksi yang dinyatakan dengan ketidakterhinggaan. Pagi tetap terdiam, menatap lawan bicara tanpa sepatah kata. Tapi mimik wajahnya berusaha normal seolah pembicaraan ini adalah hal yang biasa.
Setelah membahas tentang ketidaknyamanan raga maka dilanjutkan langit bercerita tentang beban hidup, juga kesepiannya karena mentari dan rembulan tidak pernah mau istirahat sejenak dan bersanding menemani. Mereka sibuk dengan rutinitasnya silih berganti dengan ritme dan siklus yang menurut langit begitu membosankan dan tak punya variasi.
Sementara ada bintang yang selama ini setia menemani langit, berpijar dan berpendar tanpa banyak pencitraan malah dianggap sebagai masalah. Karena bintang dinilai tidak cakap, tidak mau mengerti luasnya langit, tidak bisa paham bahwa jika rasi bintang itu ada rumusnya, tidak bisa mengerti dengan janji andromeda juga tidak serius dalam menangani lubang hitam kefanaan.
Pagi sedikit bergeming dan menggetarkan raganya, sedikit memberi respon akan paparan langit yang begitu panjang. Bumipun ikut merespon dengan sedikit bergerak, akibatnya seismograf mencatat dan menciptakan suasana tanggap darurat.
Pagi akhirnya berdiskusi dengan diri sendiri. Berharap bahwa sebetulnya urusan langit ini tidaklah serumit paparan yang panjang dan saling berkait. Kuncinya sederhana yakni belajar ikhlas dan belajar menerima.
Andaikan langit belajar paham bahwa mentari dan bulan melakukan rutinitas tersebut adalah bagi kebaikan seluruh alam. Maka tidak ada kesepian itu. Andaikan langit mau menerima kekurangan bintang maka harmoni kedekatan akan terbangun sempurna. Hapuskan kekakuan dan mulut ketus karena sesuatu hal, tetapi tebarkan senyuman dan berikan kebebasan agar bintang berkreasi, bersinar tanpa khawatir di rasi bintang mana bersemayam. Bintang sudah cukup tua untuk memahami semuanya. Tahu posisi meskipun tidak harus sesuai harapan langit yang senantiasa menanti.
Satu lagi untuk langit, turunkan ego dan membaurlah. Meskipun langit selamanya diatas menurut pandangan bumi tapi kenyataannya sesekali turun dan merasakan aura bintang adalah obat mujarab untuk memusnahkan keangkuhan.
Akhirnya pembicaraan ini terhenti karena pagi harus bersiap menyambut siang yang akan hadir seiring waktu yang mengantar di perjalanan. Sementara langit tetap terdiam dalam kesendirian. Semoga langit paham tentang diskusi pagi meskipun hanya dalam hati. (AKW)
BANDARA SOEKARNO HATTA, akwnulis.com. Pengalaman perdana mencoba kembali menaiki pesawat terbang di tugas unit kerja yang baru penuh dinamika dan berbalut drama.
“Serius baru naik pesawat?”
Eh nggak percaya, memang baru sekarang menaiki lagi pesawat. Maksudnya akan naik pesawat.. eh sedang naik pesawat. Karena tulisan ini dibuat di dalam kabin pesawat dimulai sesaat sebelum
Perjalanan dari bandung yang diperkirakan 2,5 jam saja ternyata melampaui perkiraan. Diawali dengan kemacetan parah di pintu tol yang menghubungkan ruas tol cipularang dengan ruas tol cikampek di daerah jatiasih karena adanya kecelakaan di KM52. Info kecelakaannya di twitter pewarta online dengan penjelasan ada truk bermuatan keramik yang terjungkal.
Maka drama rasa pegal karena mobil bukan sekedar tersendat tetapi lebih sering terdiam karena begitu parahnya kemacetan. Kekhawatiran kedua muncul terkait dengan jadwal pesawat yang sudah tuntas tiketnya dibeli sesuai perkiraan jamnya. Tetapi tentu dengan kondisi kemacetan parah sepert ini akan mengubah kondisi yang ada. Maka cara terbaik tentu berdoa serta berikhtiar untuk memperhatikan kepastian waktu sehingga perlu melihat kembali jadwal penerbangan lainnya. Antisipasi jika tidak kekejar jadwal penerbangan dan menguatkan hati agar tidak bersedih ditinggalkan terbang oleh pesawat yang dipesan.
Tapi ketegangan tidak perlu memuncak dan jadi galau, cukup tarik nafas panjang dan membuka tas perlengkapan. Ambil tumbler kesayangan berbalut bambu karya ‘Virageawi’ lalu keluarkan juga gelas kaca kecil sebagai pendukungnya. Maka bersiap dikeluarkan isi cairan hitam kohitala (kopi hitam tanpa gula) yang sudah dipersiapkan sejak tadi pagi di rumah. Lengkap dengan gelas kecil kaca juga gelas kecil plastik, jikalau ada rekan atau kenalan baru yang berkenan ngopi bersama. Sruputtt.
Hanya saja, kondisi kenyataan sulit kompromi. Perhitungan waktu dengan kondisi kemacetan yang tidak bisa kompromi cukup membuat sedikit tegang. Keputusan sementara adalah mempersiapkan otot kaki dan harus konsentrasi karena estimasi keberangkatan pesawat dan rencana waktu tiba versi google map hanya selisih 15 menit saja. Berarti waktu tersebut harus cukup untuk check in, lalu naik lantai 2 untuk cek infra red dan akhirnya menuju pesawat. Wah gambling cuy.
Ngopi sambil macet / Dokpri.
Ternyata benar sesuai informasi berita bahwa ada kecelakaan di sekitar KM52, karena setelah melewati KM52 perjalanan relatif lancar dan kendaraan yang ditumpangi segera berlari di tol layang Syech Al Zayed sepanjang 38 kilometer. Perhitungan menuju bandara kembali berbunga, kemungkinan ketinggalan pesawat mengecil.
Tapi…. ternyata keluar tol layang dan memasuki tol tanjung priuk kembali perjalanan tersendat dan terhenti kembali. Uhuk uhuk… sedih. Google map segera di refresh dan mencoba mengestimasi waktu tempuh hingga ke bandara. Olala… setelah direfresh dan menghitung rute terbaru ternyata kemacetan padah kedua ini cukup panjang dan secara hitung – hitungan kasar, akan ketinggalan pesawat lebih dari 20 menit.
Maka keputusannya adalah mencoba komunikasi dengan pihak maskapai penerbangan atau membeli tiket lagi.
Bagaimana kelanjutannya?… nantikan kelanjutannya dan jangan lupa pantengin saja tulisan – tulisanku di blog ini, http://www.akwnulis.com.
***
DI LANGIT, akwnulis.com. Mari kita lanjutkan kisah ketegangan dalam perjalanan kali ini, perjalanan perdana untuk bertugas lintas pulau dan menggunakan penerbangan pesawat dari Bandar udara Soekarno Hatta menuju Bandar udara Kualanamu Medan Sumatera Utara.
Otak berputar cepat untuk kalkulasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Termasuk perhitungan terburuk jika akhirnya harus ikhlas ditinggal kekasih eh salah.. eh salah, ditinggal pesawat. Secara hitungan kasar, ada spare waktu 10 menit sebelum penjadwalan penerbangan ini. Bismillah we ah. Prung, cussss…. mobil bergerak lincah karena kemacetan telah terurai, optimisme muncul namun tetap harus waspada dan dikuatkan berdoa.
Dihadapan mata akhirnya terlihat gate tol keluar menuju bandara, ada rasa campur aduk dalam dada. Rasa was was tertinggal pesawat bercampur dengan rasa tegang karena harus segera berlari untuk cetak tiket dan sebagainya. Mobil yang mengantar akhirnya belok kiri menuju terminal I Bandara Soekarno Hatta, hati semakin berdetak ke cang seolah bersiap menghadapi sesuatu yang besar. Adrenalin terpacu dan nafas perlahan tapi pasri jadi memburu.
Waktu semakin mepet dan perhitungannya ada 13 menit saja untuk masuk ke bandara. Cekiit, mobil berhenti, ucapkan terima kasih kepada sopir dan kawan, lalu menvhambur dan berlari keluar. Bergerak menuju pintu masuk penumpang.
Tapi… ada sesuatu yang menarik di papan pengumuman. ‘Penerbangan Super Jet Air dengan nomor penerbangan IU 942 tujuan Kualanamu, DIBATALKAN‘
“Wookah, Yes!!!” Sedikit meloncat karena merasa senang tentu denganwajah sumringah. Baru kali ini dapat jadwal penerbangan yang dicancel, yapi merasa senang, aneh yach.
Nafas tersengal dan ketegangan relafif berkurang lalu bergerak maju dengan mantap menuju petugas yang akan memeriksa tiket penerbangan kita.
“Silahkan masuk pak, check innya di dalam’ Suara petugas ramah. Maka raga bergerak menuju antrian para calon penumpang yang akan registerasi dan cetak boarding pass. Antriannya tidak terlalu panjang, cukup memberi waktu untuk perlahan menghela nafas panjang. Menenangkan detak jantung yang bertalu – talu untuk kembali normal dan tenang.
Ternyata drama menuju pesawat belum berakhir, setibanya di counter petugas dan mengetahui diri ini adalah salah satu calon penumpang pesawat yang mereka cancel jadwalnyasendiri tanpa pemberitahuan. Pefugas berujar, “Maaf bapak, sebaiknya bapak ke counter 24 dan 25 dulu untuk konfirmasi perubahan jadwal ini.
“Lha piye toh, yang cancel situh, kok yang repot saya?”
Bersiap terbang / Dokpri.
Tapi ya sudah mungkin ini takdirnya, tidak ada pilihan lain selain bergerak keluar barisan dan menuju petugas di counter tersebut yaitu counter help desk super jet air. Setelah bertemu petugas di counter yang dituju, diawali dengan ucapan permohonan maaf yang tulus lalu di proses sehingga bisa bergabung dengan penerbangam selanjutnya dan akan terbang pada pukul 13.45 Wib.
Kembali antri di counter awal untuk boarding pass dan menikmati detik demi detik antrian samapi dengan tiket penumpang keluar. Waktu yang tersedia digunakan untuk ishoma dan membwrikan aproval pada surat – surat masuk secara elektronik dan unformasi kedinasan lainnnya.
Ternyata, drama masih berlanjut. Penerbangan tersebut dicancel dan ditunda kembali. Euleuh – euleuh karunya teuing si Ujang. Ada beberapa wajah calon penumpang yang terlihat kesal. Tapi apa mau dikata, itulah kenyataannya. Jalani, syukuri dan nikmati saja.
Maka berjalan – jalan saja di koridor ruang tunggu antara A3 dan A1 penerbangan domestik ini. Sambil sesekali merekam video untuk channel youtubeku @andriekw. Lalu teringat bahwa kopi dalam tumbler masih tersedia. Ya sudah cari kursi di sudut yang agak sepi dan segera beraksi. Keluarkan kopinya dan gelas kaca, tuangkan. Video dulu baru sruput nikmati dan itupun di video juga. Srupuut.
Setelah 20 menit berlalu, akhirnya panggilan masuk ke pesawat telah tiba. Maka kami berbondong – bondong menuju pesawat Super Jet Air ini untuk menduduki kursi masing – masing penumpang sesuai nomor kursi yang tertera di tiket masing – masing.
“Apakah ada drama lagi?”
Sebuah pertanyaan penting yang akan dijawab oleh tulisan selanjutnya di blog ini. Bagaimana mau menuliskan kisahnya hingga turun di Bandar udara Kualanamu Medan. Khan sekarang masih di pesawat dan menunggu sang pilot mendaratkannya. Tunggu ya. Wassalam(AKW).
BAROS, akwnulis.com. Lantai dua villa eksotik ini terasa begitu ramai, masing-masing menikmati suasana kebersamaan yang memang sudah direncanakan. Reuni kecil teman sekelas kali ini begitu meriah, karena kebetulan salah satu alumninya ternyata rejekinya luar biasa hingga memiliki harta benda yang begitu banyak termasuk salah satunya adalah villa megah yang menjadi tempat reuni kali ini.
Makanan dan minuman hadir seakan tanpa batas, disaat meja kosong maka sekejap saja sudah diisi kembali dengan makanan dan minuman yang begitu banyak. Aneka minuman sampai bingung memilihnya, dari mulai healty juice hingga bourbon, atau es cingcau dan dawet sampai wisky serta white wine yang berumur puluhan tahun. Begitupun makanan, dari mulai western food, chinesse food, Asian food hingga makanan lokal yang menjadi favorit yaitu telur dadar petai muda dan gulai jengkol aneka rasa.
Music yang mengiringipun tidak hanya dengan home band yang disewa plus seorang disk jockey cantik saja, tetapi didiukung dengan speaker – speaker ciamik yang disetting di seluruh ruangan sehingga hasilkan music 8K yang memanjakan Indera pendengaran. Musiknya lembut dan nyaman di telinga sekaligus terasa berlari-lari antara telinga kanan dan kiri, pokoknya luar biasa.
Semua terlihat senang, bercengkerama dengan sesama teman tentang cerita masa lalu yang menggelikan atau terkadang memalukan. Lalu disambung oleh derai tawa saling menertawakan. Dirikupun terlarut dengan keceriaan ini, namun tetap jaga diri untuk tidak meminum makanan yang dilarang agama. Selain beresiko menambah dosa juga khawatir melakukan tindakan diluar kontrol yang berakibat fatal.
“Kamu dulu kurus banget ya?” “Iya Yud, sekarang berkembang ke depan dan ke samping, Hahahahaha….”
“Ingat nggak, dulu si Susi ee di kelas dan nangis karena malu?” “Wkakakakakkak iyaa, tapi khan ada Amir pahlawannya, nganter pulang sambal megangin jaket buat nutup ee yang berjatuhan”
Itulah beberapa celoteh pria dewasa yang ternyata kembali menjadi kanak – kanak disaat bersua Bersama kawan sebaya. Makan dan minumpun karena memang sesama kawan, ada yang fatsun menggunakan table manner tapi tidak sedikit yang langsung menggunakan tangan dan haap masuk ke mulut dengan tangan belepotan sambel dan saus padang, nikmat sekali.
Diriku juga sama makan dengan lahap dan nikmat serta tangan belepotan, sambal hejo dengan ayam bakar plus cimplungnya serta dadar petai muda begitu mengenyangkan, apalagi nasi pandanwangi yang harum penuh sensasi. Dijamin akan tambah lagi tambah lagi.
Selesai makan dengan gaya barbar dan penuh gelak tawa, semua berebut menuju wastafel sehingga terjadi antrian. Diri ini berinisiatif untuk cuci tangan di lantai bawah karena tadi pas baru masuk villa ini terlihat ada 2 buah wastafel di kanan kiri tangga utama menuju lantai 2. Inilah awal cerita yang tak terlupakan.
Menapaki tangga besar menuju lantai satu tetasa begitu ringan, apalagi lampu – lampu terang benderang dan suara musik dari lantai 2 masih sayup – sayup terdengar. Hingga akhirnya tiba di lantai 1 dan mengambil arah kiri untuk mencuci tangan di wastafel berornamen merah jambu.
BANDUNG, akwnulis.com. Jumat pagi kemarin begitu penuh momentum menyenangkan. Diawali dari photo bersama di area pintu masuk lalu duduk di tribun menunggu acara dimulai. Tak berapa lama berkumpul bersama di lapangan softball, photo bersama dengan pak Sekda secara bergiliran dengan unit kerja lain lalu bergerak bersama dalam iringan musik menghentak dan memaksa raga ini bergerak. Senam pagi bersama dimulai.
Tetapi di saat senam pagi usai ditutup dengan photo bersama gubernur, pak sekda, ibu atalia dan para pejabat eselon 2 lalu berjalan menuju tribun penonton barulah teringat padamu, yang ternyata sudah tidak bersama lagi. Tanpa berfikir panjang segera berlari keluar dan mencoba menapaki kembali pergerakan raga ini diawali dari sesi photo perdana diluar arena tadi.
Kepala menunduk sambil mengamati rumput hijau di halaman lalu lantai semen sebelum memasuki lapangan dan dilakukan berulang kali dengan harapan kita bisa berjumpa pagi. Namun. Apa mau dikata, tanda kehadiranmu tidak ada. Semua seperti biasa saja, hilir mudik dengan kesibukan dan kepentingan masing-masing.
Lelah berkeliling, akhirnya kembali ke tribun dalam mengikuti rangkaian kegiatan hingga berakhir dengan segala teriakan dan suasana meriah dan penuh kekeluargaan.
Tiba – tiba teringat ke hari kemarin dan sehari sebelum kemarin atau selumbari, betapa intensitas kegiatan bersamamu begitu lekat. Baik digunakan untuk menikmati audio di spotify, youtube lalu menikmati aneka film di netflix dan disney hotstar terdapat juga proses pengeditan video untuk channel youtube baik pemotongan dan pengaturan ukuran nada hingga perekaman suara yang sesekali diubah menjadi mode suara chipmunk atau tamias (bahasa latin).
Lagi edit & rekam denganmu / Dokpri.
Termasuk juga banyak berpose denganmu, bergaya dengan telinga bertengger selalu kamu. Sebuah kebersamaan disaat – saat terakhir. Sebuah kerjasama apik yang selama ini terjalin, beraneka hasil yang diwujudkan bersama terutama channel youtubeku @andriekw yang masih merangkak menapaki tantangan jaman tanpa terganggu pendapat dari siapapun. Lebih baik membuat sesuatu dari pada berkomentar terhadap karya orang lain padahal diri sendirinya tidak berbuat.
Akhirnya setelah memastikan kehadiranmu tidak bisa ditemukan lagi. Maka dengan merelakan perpisahan ini semoga semua kembali baik – baik saja. Tertulis kata ikhlas didalam kata yang terucap, meskipun hati kecil harus belajar cepat dalam memaknai kehilangan kali ini.
Kenangan bersama kembali muncul seperti potongan gambar film yang tampil disengaja, juga aktifitas rekam dan edit audio video yang selama ini menjadi penyeimbang rutinitas kehidupan, rutinitas pekerjaan yang dinamis dan butuh penyaluran.
Selamat jalan kawanku, semoga ada pihak yang menemukanmu dan memang membutuhkan sehingga dirimu bisa bermanfaat kembali. Tidak sulit kok karena modelnya plug & play dan on off bluetooth dengan mudah. Bisa kompatible dengan berbagai merk smartphone, laptop dan produk apple seperti macbook dan macbook air.
Selamat jalan kawanku / Dokpri.
Selamat jalan kawan.
Tiba – tiba sebuah suara mengagetkanku, “Apa yang hilang mang?, kok wajahnya sedih begitu?”
“Oh itu, beli lagi aja, nggak perlu melankolis begitu!” Sebuah jawaban yang tegas, ketus tanpa empati. Bukan masalah harga saja yang menjadi pertimbangan, tapi nilai kebersamaan dan suka duka mewujudkan sesuatu itu yang menjadi penyebab keterdiaman ini.
Tapi ya sudah, keikhlasan kita harus universal. Ikhlas kehilangan kamu hai earphone bone connectionku sekaligus ikhlas dengan komentar seseorang yang begitu membagongkan. Dalam kehidupan fana ini sebuah momentum kehilangan adalah biasa, meskipun agak limbung sesaat. Selanjutnya tinggal bagaimana kita bisa memaknainya. Happy weekend kawan, Wassalam(AKW).
CIMAHI, Akwnulis.com. Sebuah luncuran kalimat menohok ternyata diteruskan dengan rangkaian kata yang begitu memojokkan. Membuat jiwa ini tersudut dan seakan mengecil dari kenyataan dunia ini. Seluruh pandangan mata seolah tertuju kepada raga rapuh ini yang terus menjadi bulan-bulanan.
“Mengapa begini?”
Kalimat tanya menjadi pembuka, tetapi ketahanan mental dan gejolak emosi harus terkendali karena melihat serbuan kalimat – kalimat penuh tekanan dan tendensius ini mulai menggoyahkan kendali emosi dan menghapus nalar sehat untuk segera berucap demi harga diri.
Gejolak batin harus tertata dengan helaan nafas teratur berbalut kepasrahan. Sebuah kesadaran rasa kembali terbentuk dan menjadi pondasi hakiki dalam menghadapi sebuah kondisi yang kurang mengenakkan ini. Apalagi aura ketegangan mulai terlihat dari wajah – wajah hadirin. Tentu dengan gejolak dan celoteh hati yang berbeda. Ada yang degdegan takut kena giliran disemprot, tapi ada juga yang merasa senang melihat raga ini menjadi sasaran dan tak bisa sama sekali memberikan perlawanan.
Sementara hamburan kalimat terus mendera, jiwa terdiam dan emosi stabil menjadi pegangan. Tentu dengan berdzikir dalam hati yang terdalam, kita harus kuat dan tenang dalam hadapi kenyataan. Apalagi sikap kita dalam menghadapi ini tentu menjadi penentu bagi sikap teman – teman yang semakin kikuk dengan ketegangan.
Maka wajah tetap tegak dan menatap pembicara tanpa menghadirkan ekspresi berlebihan. Kata anak sekarang mah, B aja alias ‘biasa’ aja. Pikiran yang relatif stabil dengan hati yang damai memberi kestabilan emosi yang sejajar maka apapun kalimat yang dagang, biarkanlah sebagai bagian dari perbaikan di masa mendatang.
“Lagian kenapa juga harus tegang?” “Padahal tegang itu ada saatnya, ada tempatnya khan?”
Alhamdulillah dengan semua ketenangan ini, perjumpaan formal akhirnya usai dan semua bubar dengan membawa segala persepsi dan kekesalan. Penulis sih santey aja, lha wong pembahasan tadi bertujuan untuk perbaikan, meskipun disampaikan dengan penuh penekanan.
Ingatan tiba-tiba terbang ke 20 tahun lalu, disaat menjadi birokrat muda yang baru menapaki karir. Sebuah doktrin dari atasan harita, “Sabar Jang, jadi staf mah ukur 2 urusan, dititah jeung dicarèkan (Sabar, menjadi staf itu hanya 2 pilihan, yaitu disuruh & dimarahin).
Jadi senyum sendiri dan menjadi catatan penting bagi diri ini, bahwa secuil kalimat apresiasi bagi anak buah menjadi berharga dan menumbuhkan motivasi bekerja lebih baik, disamping dengan kemarahan dan perintah. Maka untuk menetralisir semua gejolak rasa ini, diperlukan penyeimbang yang hakiki. Tentu doa penenang adalah utama, tetapi secangkir kopi akan menjadi penetralisir rasa dan rupa. Maka segera bergerak meninggalkan tempat pertemuan menuju pertemuan lanjutan dengan sang kohitala, Kopi hitam tanpa gula.
“Bergerak kemana?”… tunggu tulisan selanjutnya. Hatur nuhun (AKW).
Sruput kopi bersama bayi – bayi yang menyayat hati.
Aku & bayi / Dokpri.
BATUNUNGGAL, Akwnulis.com. Keberangkatan berdinas pagi ini adalah sebuah janji yang berulangkali dijadwal ulang karena berbagai pertimbangan dan alasan. Alhamdulillah baru menjelang sianglah raga ini mulai bergerak menuju wilayah buahbatu tepatnya di kawasan batununggal Kota Bandung.
Judul resminya monitoring dan evaluasi program dan kegiatan terutama pengelolaan anggaran semester I yang telah berakhir di akhir bulan juli lalu, jadi pasukan tim perencanaan dan pelaporan hadir bersama-sama. Maka dari Cimahi melewati tol gate baros 2 dan keluar di toll gate buahbatu, lalu lintas cukup padat seperti biasa. Lalu setelah dijalur utama ada belokan ke kiri ke kawasan batununggal dan disitulah tujuan kita hari ini.
Penyambutan begitu hangat dari Kordinator Satuan pelayanan anak dan balita yang merupakan satuan pelayanan dari UPTD PPS Griya ramah anak yang terletak di daerah pagaden subang. Sekaligus juga hadir ibu Kepala UPTDnya yang kebetulan sedang monitoring ditempat yang sama. Ditambah pak kepala bidang rehabilitasi sosial ikut bergabung sehingga menyempurnakan kunjungan kerja monev kali ini.
Rapat Foster care / Dokpri.
Karena judul kegiatannya adalah silaturahmi dalam rangka monitoring dan evaluasi maka berkeliling area satuan pelayanan ini menjadi langkah pertama. Meskipun baru lantai 1 saja dan dilanjutkan dengan meriung bersama di ruang pertemuan untuk berdiskusi dan membahas berbagai hal termasuk tema tentang pengasuhan anak alias fortesker… eh salah, Foster Care.
Maka penjelasan awal dari ibu Kasatpel PSAB dilengkapi ceriwisnya ibu Kapus GRA membuka wawasan dan pemahaman bahwa pelayanan sosial ditempat ini berbeda dan menyimpan aneka cerita dan drama.
Tapi sebelum jauh membahas tentang drama dan sinetron, maka menikmati kopi hitam tanpa gula yang sudah tersaji didepan mata adalah keharusan yang nyata. Hayu sruput dulu.
Pak Kabid ngopi diamati ibu Kasatpel / Dokpri.
Kopi tersaji di cangkir putih, mengubah hati ceria dan tidak lagi tertatih. Memikirkan aneka cerita yang begitu menyayat hati tentang kenyataan dan hadirnya para bayi di tempat ini.
“Para bayi, begitu banyakkah?”
“Bagaimana kondisinya?”
Pertanyaan ini tentu menyeruak, dan jawaban singkatnya adalah terdapat 17 bayi dan 10 anak yang ada di satuan pelayanan ini. Bayi – bayi tak berdosa ini ada di lantai 2 dan akan segera dihampiri setelah diskusi ini diakhiri.
Kopi & Teh plus Onde2 / Dokpri.
Disarankan makan siang dulu bersama sebelum naik ke lantai 2, khawatir suasana hati menjadi gundah setelah bertemu dengan bayi-bayi dan selera makan menghilang. Padahal penulis mah santuy urusan makan mah, makin sedih makin lapar, makin galau makin lapar apalagi pas lagi senang, tentu makin banyak ruab-raeb*) makan banyak. Pantesan badan makin membulat dan masagi.
Dikala raga dibawa kedua kaki melangkah menaiki tangga ada rasa berbeda di hati ini, entah sugesti karena cerita tentang nasib anak bayi atau alasan lain, yang pasti secuil sedih terbit di sanubari.
Sebelum memasuki ruang balita diwajibkan menggunakan hand sanitizer yang tersedia di samping kanan pintu masuk. Crot crot crot.. usap usap usap di kedua tangan dan masuklah ke ruangan perawatan.
Gendong bayi / Dokpri.
Jeng jreeng…. wajah wajah bayi mungil bersih terawat dan penuh harap terpampang nyata di depan mata. Dikala kedua tangan terulur maka langsung disambut dengan semangat bayi yang baru bisa berdiri dan dikala digendong dan dipeluk, senyuman indah dari mahluk kecil ini meluluhkan hati. Apalagi pas coba dikembalikan ke boxnya, tangannya tetap terulur untuk bersiap digendong lagi…. hap gendong lagiiii… terjadi sampai 3x tapi para pengasuhnya segera ambil alih dan sang bayi langsung menangis, mungkin marah atau sedih karena tidak boleh digendong lagi.
Bayi lainnya ada beberapa yang cacat sejak dilahirkan, hingga usia 3 tahun ini hanya tergolek lemas dengan kondisi mengenaskan. Bayi ini hadir kedunia karena kasus inces ayah kandung memperkosa anak kandungnya sendiri dan melahirkan bayi-bayi ini. Lalu bergeser ke box yang lain, terlihat senyuman lebar bayi putih montok yang sebelumnya ternyata dibuang oleh ibunya sesaat setelah melahirkan dan tergolek di lantai rumah kosong bersama ari-ari tanpa dibungkus selembar kain sekalipun.
Mr Arnes sruput kopi / Dokpri.
Ada juga yang terbaru, bayi mungil yang dibuang di pinggir sungai citarum daerah nanjung. Bayi di tas dengan posisi terbalik dan hampir terjatuh ke aliran sungai, alhamdulillah ada warga yang menemukan dan menyelamatkan. Ada juga yang dibuang di dalam dus dan satu lagi bayi yang terlahir di belakang pasar dari seorang ibu yang menderita ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) sehingga setelah melahirkan ditinggalkan saja sang bayinya begitu saja.
Ah cerita – cerita pahit yang nyata dan sekarang bayi – bayinya hadir di depan mata. Salah satunya sedang digendong dengan wajah ceria, jauh berbeda dengan kondisi mengenaskan dikala ditemukannya.
Manual brew V60 Cafe Coffee ON / Dokpri.
Kopi pahit yang tersaji tadi tidak ada apa-apanya dibandingkan nasib mahluk – mahluk kecil yang begitu menyedihkan ini. Tapi disinilah ihtiar negara untuk hadir, merawat, menyayangi dan mencintai mereka sehingga tumbuh menjadi anak ceria.
Sebagai penenang hati maka raga ini beranjak pergi meninggalkan ruang perawatan bayi dan kembali ke ruang rapat tadi. Mencari dan menyambar secangkir kopi lalu menyeruputnya sambil berdoa kepada Illahi, semoga semua kenyataan ini bisa dijalani dan anak bayi ini segera ada keluarga yang menyayangi dan mencintai sepenuh hati.
***
Diskusi sore / Dokpri.
Sebagai pengobat gundah gulana yang melanda karena melihat kenyataan yang ada. Segera berpamitanlah kepada ibu kasatpel dan ibu kapus bersama jajarannya. Maka janjianlah dengan pak Kabid rehsos untuk mendiskusikan langkah lebih lanjut di tempat ngopi sekitar kantor satpel ini, yaitu di Cafe Coffee ON terletak di jalan terusan buah batu no.181 kujangsari kecamatan bandung kidul Kota Bandung.
Sajian manual brew V60 dengan pilihan biji arabica natural menemani perbincangan sore ini dilengkapi dengan sajian kedua manul brew V60 japanese yang menyegarkan. Mengalirkan ide dan berbagi pandangan tentang mekanisme foster care dan adopsi juga dibahas tentang kriteria COTA dan aneka cerita. Wassalam(AKW).
MELBOURNE, Akwnulis.com. Melanjutkan tentang tema ‘Keberuntungan‘ tentu memiliki ragam makna dan cerita. Tapi itulah keindahan kehidupan dunia, semua terjalin sempurna dalam kompleksitas detail dan terstruktur yang sulit dicapai oleh pengetahuan manusia. Tapi dengan kekuatan religius beragama maka mengutamakan keikhlasan, keyakinan dan rasa syukur adalah jawaban yang hakiki.
Tulisan kali ini akan bercerita tentang tema keberuntungan dari sisi hasil karya jepretan smartphone yang penulis sebut dengan ‘luckyshot‘ atau jepretan keberuntungan. Dengan menggunakan smartphone menghasilkan photo yang pas secara momentum dan bisa mengcapture satu momentum spesial yang sulit didapat setiap saat.
Seperti pagi ini, matahari bergerak sesuai porosnya. Terbit dari arah barat dan sore nanti akan tenggelam di ufuk timur. Tetapi yang menjadi keunikan kali ini adalah menikmati berkas – berkas cahaya yang hadir perlahan tapi pasti di kaca – kaca gedung bertingkat yang ada di hadapan mata. Begitu indahnya. Mata terus memandang dan menikmati peristiwa ini. Memaknai setiap detiknya dengan rasa syukur kepada Illahi, karena catatan takdir membawaku dalam momentum ini.
Segera smartphone kesayangan di ambil dan bersiap meng-capture momentum ini. Nah disaat mencoba mengabadikan suasana, tiba – tiba ada sebuah objek yang menarik menyapa dibalik jendela. Well well well surprise guys. Langsung saja merubah mode kamera smartphone ke mode makro, karena dibutuhkan detailing dari kehadiran tamu di pagi hari ini.
Cetrek. Cetrek.
Sebuah capture singkat yang bisa mengabadikan sekujur tubuhmu. Dari mulai ujung kaki hingga ujung kepala termasuk seluruh badan bagian bawah. Alhamdulillah.
Identifikasi dari kehadiranmu langsung berlaku, tetapi secara nama tentu tidak bisa serta merta bisa tepat karena kita tidak sempat berjabat tangan dan mengucapkan kata selamat. Karena dirimu hanya hadir dalam sekejap dan pergi menghilang tanpa sebab.
Ini gayamu / Dokpri.
Untung saja momentum perjumpaan persekian detik tadi ternyata bisa abadi karena sebuah photo digital telah kau tinggalkan. Menjadi jejak kehidupan yang mungkin tidak akan terulang. Itulah keberuntungan atas nama kebetulan.
Padahal harus diyakini kawan, bukan kebetulan yang terjadi. Tetapi atas ijin Allah, kita bisa bersua dan diskusi sesaat tanpa kata tapi tentu sarat makna.
Dengan bantuan teknologi maka beberapa sebutanmu dapat dihadirkan dalam tulisan ini. Pertama mungkin saja namamu adalah Goldenrod soldier battle atau spesies kumbang prajurit yang sedang berpatroli mengamankan kerajaan yang menjadi wilayah kerjamu. Kedua mungkin saja namamu adalah Chauliognatus atau genus kumbang tanduk panjang dari famili Cantharidae dengan badan kekar dan berseragam seolah pasukan militer dalam balutan baju coklat kuning kamuflase.
Perut yang sixpack menandakan rutinitas olahraga yang keras dan memiliki stamina juang yang panjang sesuai fungsi tugasnya menjaga keamanan wilayah udara dan darat dikerajaanmu.
Itulah makna keberuntungan kali ini, perjumpaan hanya sesaat namun capture the moment-nya dapat dan menjadi koleksi potret digitalku yang tidak bisa didapatkan setiap saat.
Selamat bertugas kawan sekejapku, kepakkan sayapmu dan bergerak menjangkau belahan dunia dalam pengabdian kita sebagai mahluk tuhan yang berkesempatan hidup fana di dunia.
Disaat kembali memandangi punggung kaca di gedung bertingkat ini, sinar mentari sudah meninggi dan semakin memberikan kejelasan tentang makna bersyukur dalam setiap kesempatan. Have a nice weekend kawanku. Wassalam (AKW).
CIMAHI, akwnulis.com. Dikala sebuah keputusan hadir dan memberikan judge-nya kepada kita. Tentu dengan kalimat sopan dan tertata, yang isinya adalah sebuah pernyataan sederhana, kalimat pamit dari sebuah tahapan cerita. Kalimat yang template dari sebuah tahapan kompetisi yang dijalani, biasa saja sebenernya.
Tetapi… ternyata menghadirkan segumpal masgul dalam dada. Mengapa harus berakhir secepat ini?. Lalu setan mengipasi rasa penasaran ini sehingga bergeser menjadi buruk sangka dan mulai menelusuri seseorang yang mungkin membuat ‘penjegalan‘ ini terjadi.
Mulailah otak suudzon menelusuri orang – orang yang berurusan dan berhubungan dengan aktifitas ini. Memadankan dengan kemungkinan – kemungkinan hingga akhirnya memgkristal kepada rasa benci dan memberi ciri pada nama seseorang.
Padahal, jika dimaknai dengan pemikiran yang jernih. Bukan itu yang seharusnya terjadi. Maka perlu hadir penyeimbang rasa agar pikiran bisa jernih dan terhindar dari buruk sangka. Caranya bagaimana?….
Tuangkan dulu kopinya / Dokpri.
Pertama tentu sebagai umat muslim adalah mengucapkan Istigfar ‘Astagfirullahal adzim’ minimal 3x dan duduk dengan menarik nafas fanjang… eh panjang. Berulangkali lakukan dan biarkan otak dibebaskan dari aneka pikiran yang mengganjal. Biarkan semua mengalir dan perasaan lebih tenang.
Setelah itu barulah beranjak pada tahap kedua yaitu mencari stok biji kopi yang tersedia dan langsung menggelar prosesi penyeduhan kopi dengan menggunakan filter V60. Disaat membuka kotak stok kopi ternyata ada 2 jenis kopi yang ada yaitu Arabica Papua Pegunungan Bintang dan Arabica fullwash maribaya Tonas Kopi. Maka dikala memegang biji kopi tetsebut bayangkanlah sebagai bentuk emosi suudzon kita tentang apa yang terjadi dan mari kita hancurkan dengan grinder kopi sehingga menjadi serpihan biji kopi dan harapan untuk diseduh menghasilkan rasa kohitala yang mendamaikan.
Maka komposisi 40% arabica papua dan 60% Arabica full wash tonas kopi yang menjadi pilihan dengan pertimbangan tetap ada acidity dominan yang menjadi penggugah rasa ditengah gempuran kopi papua yang mengusung body maksimal.
Proses dulu…
Tona’s Coffee & Arabica Papua / Dokpri.
Terasa kekecewaan di awal tadi terasa perlahan menghilang dan berkurang dan menghilang, tergantikan oleh kesadaran diri bahwa semua ini hanya sebuah latihan dalam fragmen kehidupan saja. Mengaduk emosi dan mengendalikan nafsu yang ada, padahal semua adalah sandiwara dunia saja. Ingatlah bahwa senang dan kecewa adalah rangkaian perjalanan yang menjadi suka duka kehidupan. Juga hampir saja menuduh seseorang yang menjadi biang kerok kegagalan, padahal memang takdirnya begitu dan mungkin saja konsep yang disajikan bukan hal luar biasa pada momen kali ini. Jadi slay saja kata kids jaman now mah.
Alhamdulillah akhirnya pembuatan kopi manual tuntas sudah. Disandingkan dengan 2 bungkus biji kopi sebagai sumbernya. Menjadi treatment pengedalian emosi diri dan mengubah kecewa menjadi kecewe…. eh dari kecewa menjadi rasa suka.
Jadi itu tips pribadi kalau sedang galau karena kecewa terhadap kenyataan yang ada. Diawali istigfar dan dilanjutkan nyeduh kopi agar lebih segar.
Mari kita sruput bersama sajian kopinya dan jangan lupa memaknai kebersamaan bersama keluarga tercinta di malam minggu ceria dengan bercengkerama dan tertawa bersama. Wassalam(AKW).