Coffee Buntis Village Aromatic Fruits.

No WFH but always Ishomapay…

Photo : Kursi direnggangkan dulu / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Perkembangan pandemi Covid19 diantisipasi dengan berbagai tindakan termasuk pengaturan kerja bergiliran di rumah atau work from home (WFH), maka 2 hari kebelakang sudah mulai dilaksanakan dengan dasar surat edaran dari para bos-bos.

Tapi karena tidak berlaku bagi diriku, ya sudah protokol kesehatan waspada covid19 harus dijalankan dalam berbagai keadaan, terutama pas masuk kantor, menerima tamu dan pulang ke rumah.

Pagi ini… eh pagi kemarin lalu, cuman baru sempet nulis hari ini karena pabeulit (sibuk) dengan mempelajari aplikasi untuk teleconference sekaligus dalam waktu yang sama musti mengedukasi mitra-mitra kerja yang tersebar di seantero jabar banten.

Tindakannya sebenernya sederhana, memisahkan kursi baik kursi tamu di ruang kerja ataupun kursi tamu diluar ruang kerja serta menempelkan peringatan ‘please jaga jarak’ yang merupakan prinsip SOCIAL DISTANCE di kursi agar tidak diduduki.

Lalu menyemprotkan disinfektan buatan, mengelapnya (ini mah dibantuin OB) dan terakhir tentu memotretnya untuk dokumentasi.

Setelah semua tuntas, maka kembali ke meja kerja dan berkutat dengan surat, berkas, surat, berkas dan surat serta berkas hehehehehehe… yang harus diselesaikan.. ditambah koordinasi via WAcall dan Vicall bersama beberapa mitra…. hingga tak terasa adzan shubuh…. ehh adzan dhuhur berkumandang.

Alhamdulillah…. saatnya ishoma, istirahat – sholat – makan.

Photo : Persiapan Ishomapay / dokpri.

Selain ishoma juga ishomapay, istirahat, sholat, makan dan tidak lupa ngopay alis manual brew kopi bean yang sudah sedari minggu lalu nongkrong dan nemenin diri ini, menanti saatnya menari dalam proses ekstraksi yang akan menghadirkan rasa alami penuh misteri.

Kali ini, kiriman dari Mas Didit – antapani yang diutus langsung bu Dini Cirebon, ternyata mereka kawan lama. Beberapa pilihan bean yang dikemas apik serta berbeda dengan keterangan di bungkusnya yang cukup lengkap, menambah kepenasaran rasa yang ada.

Pertama tentu dialak ilik eh dilihat bolak balik dulu kemasannya baru perlahan tapi pasti dibuka….. hmmmm harum aroma kopinya nya luar biasaa…. ada harum buah-buahan dan…. tembakau yang menyengat, “Ini teh kopi apa rokok?”

Makin penasaran ih, langsung peralatan perang digelar. Filter V60, corongnya, termometer, air panas langsung dididihkan dan tidak lupa bean yang begitu harum ini di grinder dengan ukuran 3 supaya menghadiran butiran sedikit kasar yang cocok untuk filter V60.

Hmmm…. prosesi yang penuh arti dan semerbak harum aromaterapi kopi mulai melingkupi diri, indera penciuman menajam dan menambah rasa bahagia…. currrr…..

Belum disruput aja udah nikmat… Alhamdulilah.

Setelah prosesi tuntas dengan 400ml air bersuhu 90° celcius, maka hadirlah kopi hitam tanpa gula (kohitala), srupuut….. hmmmmm… woaaaah rasanya begitu kaya, eh kok ada rasa tembakau?…. atau winey ya?… enak euy.

Photo : Sajian Coffee Buntis VAF / dokpri.

Bodynya strong dan aciditynya juga high…. bikin terbelalak sesaat dan dilanjutkan hingga bèak (habis)…. nikmat nyaaa….. after tastenya banyak sesuai note di bungkusnya, tapi memang sulit disebutkan dengan kata-kata… sruput dulu aaaah.

Eits jam ishomapay-nya sudah hampir habis, mari bersiap kembali ke dunia nyata, bekerja dengan protokol pencegahan pandemi covid19. Jangan lupa cuci tangan sebelum makan dan tentu berdoa untuk keselamatan serta keberkaham dari rejeki makanan dan kopay yang tersaji.

Itulah sejumput cerita kali ini, selamat berkarya dan tetap waspada. Wassalam (AKW).

***

Catatan :
Ini tertulis di bungkusnya,
Buntis Village Aromatic Fruits
Single Origin
Koperasi Tani Buntis
Proses anaerobic Natural
Altitude 1400-1500Mdpk
Roaster Suka Sangrai
Varietal (s) Typica, Lini s 795
Flavor Notes : Jackfruit, Jasmint tea, dark plum, winey, ripe manggo.

Detox Margarita.

Siang yang sendu ditemani minuman sehat ‘Detox Margarita’…

Photo : Detox Margarita di meja kerja / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Siang yang begitu sendu dan sepi karena berusaha mengisolasi diri ternyata agak susah juga mengubah kebiasaan. Butuh perkuangan dan ihtiar meskipun seolah sepele, ternyata hese (susah).

Maksudnya perlu niat dan semangat untuk mengatur jarak dan menjaga alias mengurangi komunikasi dengan orang lain, khususnya orang lain eh tamu luar dalam rangka social distancing ceunah….

Biasanya ramai penuh gelak tawa dan tamu silih berganti diselungi berdinas keluar kantor berkeliling jawa barat & banten, sekarang diam di ruangan, relatif menyendiri sambil mengutak atik aplikasi teleconverence dan video online… terasa membatasi interaksi sosial itu.. menyedihkan. Tetapi ini adalah suatu ihtiar besar demi menahan dan mencegah penyebaran pandemi covid19 yang sedang mengguncang dunia.

Nah…. giliran makan siang, …. sekarang belum rutin bawa dari rumah, karena baru hari-hari awal pelaksanaan FWA, maka musti beli dari luar. Sesuai fatwa ibu negara untuk order makanannya adalah makanan yang lengkap dengan sayuran dan disebut makanan sehat… pesanlah via grabfood sekaligus minumannya.

Tring…. tralalala

Tak perlu lama sang babang grabfood hadir di lobby lantai bawah dan ternyata sudah melaksanakan protokol kesehatan anti covid lho, nggak mau bersentuhan, jaga jarak dan pembayaran uangnya dimasukin amplop dulu lho, kebetulan satu lembaran merah tak perlu kembalian, karena cuma 2rb perak, monggo aja.

Makanannya nggak diekspos ya disini, takutnya pada kepengen hehehehe..

Tapi minumannya yang bikin suasana segar dan lebih bersemangat guys…. namanya aja menarik ‘Detox Margarita’... jangan disingkat ‘DEde monTOX MARi jaGA diRI KIta’ ya… karena itu kepanjangan yang maksa… tapi…. miliki arti yang sebenarnya.

Photo : Detox Margarita / dokpri.

Detox berarti bisa membersihkan racun dan kotoran ditubuh juga kotoran-kotoran pikiran yang selama ini sulit dihilangkan dan dilunturkan ditambah margarita, sebuah minuman rasa manis asam khas yang aslinya berbahan dasar minuman ber alkohol seperti tequila, miras lemon dan jeruk lemon serta disajikan menggunakan es batu… aslinya mah haram untuk umat muslim karena beralkohol… tapi minuman ini free alcohol…. karena isinya setelah diubek-ubek pas airnya habis adalah : daun sirih, sereh, irisan lemon juga ada sedikit rasa manis, mungkin ditambah madu.

Rasanya…. seger euy.. dingin, asem, sedikit nyereng…. rasa daun sirihnya dapet, jadi nambah semangaat…. “Tapi nggak jadi rapet khaan?”

Sruputtt….. suegerrr… Alhamdulillah. Ntar nyoba bikin ah di rumah. Khan bisa lebih murah.

Selamat wiken kawan, jangan lupa jaga jarak dan jaga perasaan serta bersihkan pikiran dari kotoran dengan detox kepasrahan dan keikhlasan. Wassalam (AKW).

Kopi FWA anti COVID19

Yg lain kerja dirumah, aku mah ngopay aja.

BANDUNG, akwnulis.com. Perkembangan penyebaran Virus yang dikenal dengan COVID19 diantisipasi dengan banyak hal, termasuk aktifitas tugas rutin dari aparatur sipil negara. Pagi ini … eh sejak tadi malam istilah yang paling ngetren di jagad maya yang melingkupi lingkungan WA grup, line dan Telegram serta WAcall adalah istilah FWA.

Naon eta FWA?”

Eta geuning, yang sudah ramai diperbincangkan dalan beberapa hari eh minggu terakhir, yaitu…. bahasa simpelnya dulu yaa… para pegawai bekerja di rumah.

Ohhh…. itu, trus kenapa baru tadi malem ramenya?

Karena di lingkup pemprov jabar, tadi malam eh kemarin sore Surat Edaran Sekdanya terbit dan otomatis menjadi pedoman untuk mulai mengatur mekanisme bekerja di rumah.

Trus hubungannya kerja di rumah dan FWA apa?”

“Ih nggak sabaran kamu mah, slow sloww”

“Okeh okeh”

Sambil benerin masker yang terpasang diwajah, eh di depan idung dan mulut, maka mencoba meraba-raba… membaca berulangkali dan (mencoba) memahami tentang instruksi pemerintah pusat hingga daerah yang disebut dengan istilah FWA (flexible working arrangement) yang pengertian bebasnya adalah pegawai dimungkinkan melaksanakan tugas di rumahnya masing-masing secara fleksibel demi menekan penyebaran pandemi COVID19.

Maka diaturlah fleksibelnya kehadiran para ASN ini dengan berbagai prasyarat, diantaranya dilakukan sistem shift sehingga bergiliran melaksanakan tugas dikantor, kecuali Pejabat Tinggi Pratama dan Pejabat Administrator atau level I dan II di setiap unit kerja.

Tapi yang kebagian bekerja di rumah juga tetep kudu (harus) produktif, dengan cara melaksanakan tugas yang diberikan dari pimpinannya plus melaporkan secara online pekerjaannya melalui aplikasi TRK dan absensi online dengan KMOB dimana posisi lokasi rumah menjadi lokasi dinas luar selama FWA ini berlangsung.

“Trus hubungannya dengan kopi gimana?”

Gampang pisan, karena diriku ternyata masuk kategori yang dikecualikan.. sehingga musti stanby di kantor seperti biasa selama FWA ini. Jadi….. kopilah yang menjadi teman setia, menemani kesepian ini hiks hiks hiks…. karena jika bersosialisasi dengan teman lain… atuh melanggar prinsip ‘Social Distancing’…

Naon deui eta?

Ih kamu mah euweuh kanyaho, itu di medsos berseliweran infona, intinya hindari kontak dengan siapapun, dan jaga jarak”

Nah karena bersentuhan atau kontak dengan orang lain mah dilarang, maka kontak paling aman mah sama…

sama Kopi… hehehehe

maka…..

Hari pertama FWA diberlakukan, kopi Lanang Arabica Peaberry yang menemani….. prosessss……. dengan metode V60 dan panas 90° celcius, komposisi 1 : 15 dan gramasi (kira-kira) 19gr maka berproseslah……. manual brew perdana FWA di ruangan kerja sambil tidak lupa mengerjakan tugas-tugas rutin sebagai Abdi Negara. Wassalam (AKW).