BUKU ANTOLOGI POTRET RAMADHAN

Buku antalaogiku selanjutnya..

CIMAHI, akwnulis.com. Melanjutkan dan menjaga sebuah kebiasaan baik memang memerlukan perjuangan. Tetapi manakala semua itu dijadikan rutinitas dan juga dengan target minimal dipertahankan kebiasaan itu, maka sebuah prestasi akan dihasilkan. Sebagai seseorang yang ngaku – ngaku penulis padahal hanya senang saja mengolah kata memainkan kalimat tentu perlu pembuktian meskipun sederhana. Salah satunya adalah sesuatu yang dihasilkan, sebuah karya. Meskipun sederhana tetapi ada bentuknya.

Agar karya ini tidak mudah dilupakan ataupun hilang, maka pendokumentasian dan pengarsipannya menjadi tantangan tersendiri. Begitupun diri ini dengan segala keterbatasan baik waktu, ide dan juga anggaran tentu punya cita – cita untuk kembali membuat buku pribadi. Tapi apa mau dikata, sementara harus puas dengan buku antologi saja.

Di awal tahun 2024 sudah hadir buku antologi berjudul ‘SINFONIA YANG TERKENANG” dan di bulan april 2024 ini kembali terbit buku kumpulan cerita di bulan ramadhan 1445 hijriah dengan tema kejadian khusus yang dilakukan oleh masing – masing penulis dan dituangkan dalam buku ini dengan judul’POTRET RAMADHAN – Kenangan kebersamaan yang tak lekang oleh waktu.”

Di halaman 163 tulisanku hadir, bercerita singkat tentang kelakuan anak kecil di sebuah kampung didekat kaki gunung yang begitu antusias menyambut berakhirnya bulan ramadhan di malam takbiran dan terjadilah insiden yang tak terlupakan.

Selamat pagi.
Selamat berkarya.

Itulah mantra sederhana yang selalu menjadi bara semangat dalam menjaga konsistensi menulisku. Wassalam (AKW).

BUKU BUKU KARYAKU

3 buku hasil karyaku.

CIMAHI, akwnulis.com. Perjalanan panjang menikmati tarian kata dan liukan kalimat selama itu terus dijaga semampu diri. Dengan meluangkan waktu menulis apapun yang mampu dituangkan serta disimpan di jagad online yaitu di blog pribadiku ini. Lalu dengan kekuatan media sosial, link tulisannya tersebar meskipun hanya terbatas dari sebagian kontak di hape, ataupun yang kepo melalui status WA yang hanya berumur 24 jam saja.

Alhamdulillah tulisanku yang ringan, pendek dan singkat.. eh sama ya. Ini bisa terus mewarnai jaringan silaturahmi dan juga (mungkin) menjaga literasi pribadi untuk terus berkarya meski tekanan dan tantangan kesibukan adalah sebuah cengkeraman penghalang yang harus dilawan, dihadapi dan ditaklukan.

Selanjutnya adalah apakah sudah dibuat buku, dikumpulkan dan dicetak tentu dengan cover yang bagus dan dapat dinikmati secara khusus?”

Pertanyaan inilah yang menggugah jari jemari yang lentik eh bulet ini untuk menuliskan barisan kata agar semua menjadi terang benderang.

1. BUKU YANG SUDAH DIHASILKAN

Jika melihat dari sisi produk yang dihasilkan hingga tulisan ini dibaca oleh para penikmat kata yang budiman, baru 3 buah buku yang dihasilkan secara pribadi dan semuanya bergenre fiksi atau cerita rekaan saja (di klaimnya). Meskipun tentu ide ceritanya berhubungan erat dengan pengalaman pribadi dalam menjalani kehidupan yang penuh berkah ini.

Sementara untuk buku keroyokan antologi ada 6 – 7 judul buku yang akan dibahas kemudian. Kembali ke buku murni ciptaan sendiri, inilah daftar buku hasil karya andriekw, sebagai berikut :

1. BELAHAN JIWA
2. ITIKURIH
3. LALANDONG

Yuk kita bedah satu – satu guys.

Buku pertama berjudul BELAHAN JIWA adalah sebuah buku dalam bentuk novel yang berisi tentang sebagian perjalanan hidupku mengawal dan menemani almarhumah istri menjalani pengobatan selama 5 tahun kurang 1 bulan sebagai survivor kanker payudara hingga akhirnya kembali ke haribaan illlahi pada bulan oktober 2014 lalu.

Buku pertama ini disusun dengan pendekatan kenekatan tapi terus berihtiar meskipun dengan segala kekurangan. Akhirnya hadirlah buku novel yang menjadi tonggak awal kehadiran buku fiksiku. Alhamdulillah.

Buku kedua berjudul ITIKURIH, adalah kumpulan tulisan rekaan yang super pendek yaitu maksimal 150 kata sudah menjadi sebuah jalinan cerita dan ditulis dalam bahasa sunda atau lebih terkenal dengan sebutan FBS yaitu fiksimini basa sunda. Di buku pertama kumpulan fiksimini sundaku ini terdapat 101 tulisan singkat yang mungkin bisa memberi senyum dan manfaat.

Buku ketiga berjudul LALANDONG, masih sebuah buku kumpulan fiksimini basa sunda berjumlah 114 cerita fiksi singkat dengan membahas tentang keseharian menggunakan bahasa sunda yang digunakan sehari-hari. Judul ‘lalandong’ memiliki arti berobat atau pengobatan. Maksudnya adalah dengan membaca buku ini dan menikmati isi ceritanya menghasilkan senyuman dan keceriaan sehingga mengobati suasana jiwa yang sedang galau dan muram.

2. BAGAIMANA CARA MENIKMATINYA? (MEMBACANYA).

Produk buku yang sudah dihasilkan tentu bertujuan menyampaikan ide gagasan atau minimal informasi yang menghibur dan menenangkan. Memberi semangat bagi pembaca dan sekaligus menambah wawasan dalam mensyukuri nikmat dunia. Plus untuk buku yang kedua dan ketiga memiliki ide dan semangat untuk melestarikan budaya daerah yaitu bahasa, khususnya bahasa sunda.

a. VERSI BUKU CETAK
Untuk versi cetak maka dipastikan harus hadir bentuk buku cetak yang bisa dipegang, diraba dan dibuka – buka, maaf bukan dicelupin (itu sih iklan snack). Memang versi cetak tidak ada di Toko buku besar, tetapi sekarang dengan hadirnya BITREAD, siapapun bisa menerbitkan buku tampa khawatir dengan biaya yang besar.

Jadi tingal klik DISINI, ikuti langkah – langkahnya dan ditunggu beberapa hari maka versi cetaknya akan dikirimkan ke alamat kita.

b. VERSI E-BOOK
Untuk yang ingin membaca dengan membeli ebooknya bisa dilakukan dengan 2 cara :
1) Melalui website Bitread ada tombol ‘keranjang gramedia’
2) Langsung ke alamat Gramedia ebook dan search ‘andrie kustria wardana’ atau supaya praktis klik saja DISINI.
untuk memperlancar proses membacanya diperlukan instalasi aplikasi GRAMEDIA EBOOK dan ikuti langkah – langkahnya. Harga ebooknya lebih murah dibanding versi cetak dan pembayarannya bisa melalui mobile banking atau aplikasi DANA, OVO dan sejenisnya.

c. VERSI RANDOM
Nah untuk pilihan ini tergantung selera, kalau mau berbentuk buku ya silahkan pesan. Penikmat ebook juga tinggal doenolad aplikasi dan beli buku onlinenya. Untuk yang penyuka tulisan yang bisa dibaca gratisan, tinggal pantengan eh ikuti aja blogku ini www.akwnulis.com

Itulah informasi yang bisa diberikan bagi siapapun yang ingin atau penasaran dengan buah karyaku yang baru sedikit ini.

Selanjutnya ada beberapa buku yang dibuat keroyokan atau sekedar sebagai kontributor cerita saja yang besok lusa akan kita bahas. Selamat weekend kawanku. Wassalam (AKW).

Bukuku Bukukita PERJALANAN WISATA.

Sebuah cerita singkat tentang buku kumpulan ceritaku yang ke.. sekian.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah penantian berhubungan dengan harapan, disitulah terpelihara semangat untuk tetap konsisten dalam sebuah perilaku yang terwujud nyata pada saatnya. Apapun itu harapannya, pasti melalui proses yang sudah seharusnya dijalani, disyukuri dan dinikmati seperti tulisan terdahulu, JaSuNi (jalani syukuri nikmati). Ulasannya ada di tulisan Merajut janji di Bekasi (04/2019) dan  Kopi Dirut & Banjir (02/2020).

Maka siang tadi menjadi salah satu momentum yang patut disyukuri. Suara mamang paket di halaman rumah memang dianggap biasa, karena kehadirannya berhubungan dengan jari jemari orang rumah yang memesan online aneka barang yang berada dimana-mana, dengan kemajuan jaman semuanya terasa begitu mudah dan berbeda. Baik paket yang sudah dibayar dan tinggal terima saja, ataupun yang model COD (Cuma Omong Doang) eh salah…. Cash On Delivery alias datang barang maka bayar (DBMB).

Pakeeet!!”
“Tunggu maaaang”

Lalu pintu terbuka dan kotak coklat berpindah tangan. Tak lupa berpose dulu dengan memegang kotak paket. Cetrek!, Lalu mamang paketnya pamit ditutup dengan ucapan terima kasih. Tak banyak cakap, kembali masuk ke rumah dan menyimpan paket tersebut di belakang. Selesai. Raga ini kembali ke rutinitas.

Ternyata pas lagi santuy di ruang kerja, anak kesayangan datang sambil membawa paket yang sudah terbuka berisi 3 buku bersampul biru. “Ayahhh… aku buka paketnya, ternyata buku ayah”

Deg!!

Walah ini yang ditunggu-tunggu. Langsung paket yang sudah terbuka itu disambut dan segera dikeluarkan. Benar saja, 3 buah buku dengan judul PERJALANAN WISATA telah hadir didepan mata, Alhamdulillahirobbil alamin.
Sebuah karya bersama telah hadir kembali melengkapi buku – buku antologi terdahulu. Buku ini hadir tak lepas dari peran sentral 2 perempuan hebat yang selalu memotivasi diri ini sebagai penulis amatir untuk terus berkarya plus. Disebut berkarya plus, karena bicara karya tentu bicara tentang hasil tulisan dan itu bisa dilakukan kapanpun serta disimpan di note hape atau diposting di medsos dan blog sendiri. Nah plusnya adalah diwujudkan dalam bentuk real, bentuk cetak yang bisa digenggang dan dirasakan kehadiran phisiknya.

Maka diawali dengan penawaran buat antologi buku atau kumpulan buku dengan tema pengalaman berwisata masing-masing pasca pandemi covid19 yang memporakporandakan tatanan kehidupan dunia sekaligus menghadirkan model kehidupan AKB (adaptasi kebiasaan baru), para penulis amatir ini mulai menulis, mengirimkan di grup whatsapp easy_writing dan berproseslah di bulan nopember 2022 lalu.

Orang pertama yang paling getol memotivasi dan menagih tulisan masing-masing adalah Bunda Retno Hadijati dari mulai woro-woro, mengumpulkan, menagih hingga sebagai editor dari aneka tulisan yang terserak lintas pulau lho serta Mbak Nenny_makmun yang terus konsisten mengawal pergerakan kami hingga akhirnya berproses untuk finishing yaitu penerbitan buku yang dilengkapi legalisasi karya ini.

Para penulis kumpulan buku inipun lintas profesi dan lintas pulau, tidak hanya di pulau jawa tetapi juga hadir perwakilan dari pulau kalimantan dan sekitarnya. Lebih ajib lagi adalah, saya sebagai salah satu penulisnya belum pernah bersua secara phisik dengan masing-masing tapi kami meyakini bahwa dengan semangat terus menulis, inilah persaudaraan yang hakiki dan besok lusa bisa berjumpa secara nyata dan berdiskusi dalam forum yang berbeda.

Pertanyaan selanjutnya, “Bagaimana pembiayaannya?”

Nah ini adalah pertanyaan yang mungkin membebani pikiran atau malah menghalangi kreatifitas menulis kita. Jangan khawatir, dengan semangat kebersamaan maka semua menjadi lebih mudah. Caranya adalah dengan membeli karya kita yang sudah menjadi buku, minimal 2 buah saja tentu dengan hitungan yang sudah ditentukan bersama, simpel kan. Jadi tak perlu khawatir harus mengeluarkan banyak uang. Tapi inilah jalan ninja untuk siapapun yang bersemangat menulis dan diwujudkan menjadi buku phisik yang nyata.

Memang sekarang pamor buku cetak berbeda, tergerus oleh buku digital atau ebook yang berserakan di dunia maya. Tapi pengalaman pribadi, sebuah kebahagiaan terasa disaat menggenggam buku hasil karya bersama dan ada nama kita tertera disana. Lalu untuk langkah selanjutnya untuk meniti perkembangan jaman yaitu menerbitkan buku dalam bentuk ebook begitu terbuka, karena naskahnya sudah tersedia. Tinggal berproses dan tring… jadilah ebook yang didamba.

Begitulah cerita singkat tentang buku kumpulan cerita PERJALANAN WISATA ini, yang secara kebetulan juga waktu itu sangat pas dengan penugasan di instansi yang mengurus tentang kepariwisataan. Meskipun disaat terbit buku ini, penugasannya sudah berbeda tetapi rangkaian perjalanan ini semakin menguatkan makna. Selamat weekend di 10 hari terakhir bulan Ramadhan 1444 H kawan. Semangaaat, Wassalam (AKW).

Cinta diantara Buku & Kopi.

Cerita cinta dan perpisahan menjadi nikmat karena berteman dengan kopi dan harapan.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah perjalanan kehidupan tentu berbeda dari setiap orang, maka ceritakanlah versi masing-masing agar menjadi lintasan sejarah meskipun mungkin hanya selarik baris yang hampir transparan. Ceritanya tentu tertuang dalam tulisan, photo atau video pendek dengan catatan senada. Usahakan jangan dilisankan saja, karena lisan hanya terngiang dan mungkin hilang. Tapi tulisan, photo dan video relatif umurnya lebih lama akan menghiasi kehidupan ini.

Jadi tidak usah risau melihat orang begitu rajin mengekspose aktifitas dirinya secara harian atau malah per jam dan ‘update‘ dimana sedang apa bareng siapa, minimal di whatsapps status lalu dilanjutkan di media sosial dengan berbagai ‘caption‘.

Ada caption ‘Coba tebak dimana ini?’ atau ‘Alhamdulillah sampai juga’ dan berbagai caption lainnya. Itulah bentuk eksistensi diri yang (mungkin) berharap ada reaksi. Atau bisa juga memang ingin nulis caption seperti itu tanpa peduli pendapat orang dalam bentuk komentar atau sekedar jempol yang kecil sekalipun.

Begitupun raga ini bergerak mengikuti alur kehidupan tentu didukung oleh jiwa yang optimis dan harus semangat dalam menapaki kehidupan. Maka tugas pekerjaan dan aneka pergerakan kemari kesana eh kesana kemari ataupun tetap stay di kantor di area bandung dan sekitarnya harus dijalani dengan rasa syukur dan ceria. Meskipun masalah atau beban selalu ada, itu adalah ciri kehidupan. Tinggal bagaimana kita menyikapi dalam menghadapinya.

Sebagai penyeimbang dari berbagai tugas yang perlu stamina serta bejibun urusan yang seolah tidak berhenti, perlu ada ‘mini healing’ yang cocok untuk diri ini. Nggak terlalu sulit, hanya perlu kontak GPS (gunakan penguasa sekitar) dan kebetulan terlewati dan tanyakan informasi serta rekomendasi tempat ngopi. Jika ada beberapa alternatif maka perhitungkan dengan estimasi jarak dan waktu serta arah yang tepat dengan pergerakan menuju kembali ke kantor sehingga jam kerja tetap efektif. Maka waktu yang pas adalah di saat jeda istirahat siang sekitar jam 12.00 sampai 13.00 wib.

Pilihan lain tentunya diluar jam kerja, bisa sore hingga malam atau di hari sabtu minggu. Meskipun susah juga karena ternyata tugas yang ada terus menguntit dan waktu untuk bersua dengan keluarga tetap menjadi prioritas. Jadi pinter – pinter liat momen ya guys.

Tapi jikalau sambil beredar ternyata sulit juga menyempatkan waktu. Cara terpraktis adalah di tempat kerja saja, menikmati kopi sambil tersenyum simpul membaca sebuah buku yang sarat makna dengan kemasan kertas per halamannya mewah semewah isinya.

Mau tahu judul bukunya?”
“Mauuuu….” Jawaban beragam dari teman – teman sekantor yang reflex menjawab meskipun tidak semua paham yang dipertanyakan. Jangan – jangan karena kasian ya?.. Wallahu alam.

Judulnya adalah ‘Ada Nama Yang Abadi di Hati Tapi Tak Bisa Dinikahi’ buah karya brilian dari Kang Maman Suherman, seorang tokoh media, penulis, kreator dan berbagai sebutan yang memang layak disematkan. Buku ini hadir melalui perantara sahabat lama, Neng Feby – bos Raka FM, Hatur nuhun pisan. Maafkan baru sekarang bisa dibuka, dibaca dan dinikmati. Oh ya dan ini bukan satu-satunya buku dari Feby, ada 3 buku lagi yang antri untuk segera dinikmati, sekali lagi terima kasih hatur nuhun.

Isi bukunya jenaka meskipun sebagian mengulas tentang perpisahan. Tapi tema utamanya adalah tentang cinta yang begitu syuliit dilupakan, karena rehan baiiiik…. eh salah, karena cinta itu adalah anugerah Tuhan yang penuh cara untuk melukiskan dan tiada hingga kata yang bisa diucapkan.

Sebagai penyempurna maka kehadiran sesloki kopi adalah hal yang wajib. Kopi yang di manual brew V60 kali ini adalah kopi arabica halu ‘strawberry waffle’ dan langsung digrinder sesuai kepentingan dan keinginan.

Srupuuut…. nikmat sambil tersenyum simpul membaca jalinan kata yang ternyata begitu mengena. Seperti ‘Puncak tertinggi mencintai = KEIKHLASAN dan kehampaan tanpa batas pengharapan = ABADI MENCINTAI…. uwoooow jlebb bingiit cyiin.

Berpadu dengan body kopi yang medium bold, acidity medium high serta aftertastenya lebih ke lemon dan dark coklat plus bulet rasanya atau pulen. Meskipun rasa strawberry wafflenya nggak dapet, tapi kenikmatan rasa kopi arabicanya tetap berkarakter dan penuh warna. Sruput lagi ah…

Alhamdulillah, akhirnya sore hadir menjelang magrib dan raga ini harus bergerak meninggalkan tempat kerja untuk bercengkerama dengan kepadatan lalulintas di wilayah jembatan layang paspati hingga pintu tol pasteur demi kembali bersama keluarga.

Tapi… baru saja menapaki flyover paspati, handphone berdering…

*** to be continue ya…

Ternyata musti balik ke kantor… Semangaaat. Wassalam (AKW).

Buku PENYINTAS COVID19

Mana cerita covid19mu?….

DAGO, akwnulis.com. Suasana rapat offline di tempat full AC dengan ruangan nyaman mulai kembali dilaksanakan setelah hampir 2 tahun pelaksanaan meeting-meeting itu via layar smartphone, laptop dan infokus dan sangat akrab bersama aplikasi zoom, google meet  cisco webex, whatsapps, skype, slack, Jitsi Meet, Gotomeeting dan sebagainya.

Meskipun tetap rapatnya terbagi antara yang wajib hadir offline dan sisanya hadir online atas nama ‘hybrid meeting’. Yang pasti jaman sudah berubah dalam segala hal setelah kita melewati disrupsi maha dahsyat atas nama penyebaran Virus Covid19 hingga terakhir yang dinamain ‘omicron.’

Mengenang perjuangan, perjalanan, suka duka dan berbagai kejadian yang menyayat hati karena harus kehilangan pasangan hidup, orang tua, saudara, atasan dan kolega, guru, tetangga serta siapapun yang direnggut oleh ganasnya virus ini. Maka sebuah dokumentasi harus menjadi legacy, saksi sejarah atas disrupsi yang terjadi hingga menjadi hikmah bagi kehidupan dan tata nilai baru untuk kemanusiaan.

Secara institusi tentu sudah banyak yang membuat laporan, dokumentasi tertulis dan video plus photo. Juga banyak yang membuat cerita di medsos masing-masing tentang keterpaparan covid19 dari berbagai sudut pandang.

Pertanyaan besarnya, “Anda bikin apa tentang keterpaparan covid19 ini?”

Inilah tantangan yang harus dijawab tanpa perlu banyak bicara hanya untuk memberikan segumpal alasan atas nama kemalasan. Tapi mari kita buat sesuatu yang akan berguna sebagai bukti serta legacy bahwa kita pernah tahu dan ada hikmah dari semua itu.

Klo di Pemprov Jabar, produk dokumentasi resmi sudah berbentuk beberapa buku tebal dan komprehensif yang disusun oleh para pejabat yang kompeten. Tetapi yang versi pribadi ini, kayaknya perlu juga di ekspose ya….

Maka teringat pernah buat sebuah video yang tayang dikanal pribadi setahun lalu, pastinya di platform youtube. Ini linknya, klik aja ya DONOR DARAH PLASMA CONVALESEN,  maafkan kualitas videonya masih rendah, maklum youtuber amatiran (belum) monetize.

Nah dalam bentuk tulisan juga hadir atas prakarsa Mbak Nenny Azkiya, yang mempertemukan kami dengan para penggiat menulis di seantero nusantara. Kami belum pernah bersua, tetapi terasa dekat melalui chat Whatsaps, mungkin besok lusa ada takdir sehingga bisa hadir offline bersama.

Bukunya berjudul PENYINTAS COVID19, adalah kumpulan pengalaman dari 24 penulis yang digabung alias dikeroyok sehingga berbentuk buku ciamik dan menjadi souvenir cantik, mengingatkan diri akan sebuah suka duka dan hikmah dari keterpaparan covid19.

Itulah sejumput catatan dan dokumentasi pribadi tentang covid19, hanya sebutir pasir di padang pasir dokumentasi. Tapi minimal penulis sudah punya suatu kebanggaan bahwa pengalaman hidup sudah tercatat dan bersiap melanjutkan kehidupan dengan optimisme dan kebersamaan. Wassalam (AKW).

BUKU keroyokan ke3

Buku kolaborasi ketigaku..

CIMAHI, akwnulis.com. Ba’da Shalat tarawih terasa hilang kantuk yang tadi begitu erat menggelayut. Ternyata hanya godaan dan tantangan dikala ibadah menjelang. Maka niat tadarus diawali dulu dengan menyeduh manual V60 kopi java preanger wine hasil minggu lalu silaturahmi ke garut.

Nah, pas menuju ruang kerja eh atau gudang kerja ya?… maklum berantakan dan penuh barang-barang. Tiba-tiba mata tertuju pada sebuah buku, bersampul putih dan biru. Judulnya ‘PENTIGRAF, Pesan Bersayap”

Reflek diambil dan dibuka halaman – halamannya, menarik segera memori dua tahun lalu dari otak untuk kembali hadir dan sebuah proses awal nulis bersama kembali hadir.

Meskipun hanya 2 judul yang hadir di buku ini, namun itulah makna kontribusi. Sedikitpn tetap menjadi bagian dalam melengkapi hadirnya buku ‘keroyokan’ ini.

Berarti ini adalah buku keroyokanku yang ketiga. Pertama adalah buku 888 Quote Kebajikan trus  yang kedua buku AJUDAN karya pak Dr. Iip Hidayat dan di tahun 2020 buku Pesan Bersayap ini hadir, wow 2 tahun lalu.

Buku PENTIGRAF Pesan Bersayap ini adalah kumpulan cerita – cerita singkat yang tuntas dalam satu jalinan cerita yang ‘berusaha’ menghadirkan plot twist di akhir cerita. 2 judul penfigrafku hadir disini dengan tema misteri atau urban legend, jadi yang penakut bolh baca di pagi atau siang hari hehehehe….

Gitu aja ah, Alhamdulillah. Wassalam (AKW).

Buku AJUDAN.

Ikut seneng deh….

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah buku berwarna jilid merah dan gambar siluet badan warna hitam terasa nyaman di genggaman. Ada terselip rasa yang tidak biasa.

Kenapa gitu?”

Nih… kedua tangan menyorongkan buku di wajah sang kawan yang selalu penasaran. Lalu dibaca dengan lantang.

Melihat judulnya -AJUDAN setia dan pemberani- karya bapak Dr. Iip Hidayat, trus kenapa ikutan bangga?”

Dasar kepo, ini buku yang miliki makna berbeda karena ada bagian di buku ini yang tak terpisahkan dari perjalanan karier hingga saat ini.

Ah muter-muter, yang jelas aja, apa maksudnya?” Agak sewot tuh kawan, sambil tangannya merebut buku dan berusaha membaca sekilas lembaran isinya.

Slow mas bro, gini aja, buka halaman 74 dan itu jawabannnya”

Sambil agak dongkol, sang kawan membuka halaman dimaksud. Baca dengan serius dan akhirnya berkomentar, “Hahahaha sampeyan gokil juga, kagak dipecat tuh sama pak bos”

Senyuman mengembang dan akhirnya terbahak bersama, menceritakan aneka kejadian di masa lampau dikala berada dalam posisi ‘ekor gajah’… posisi ekor tetapi banyak yang takut dan (terpaksa) hormat karena melihat gajahnya… eh bosnya.

Masa – masa penuh dinamika, di kala awal berkarya menjadi ASN muda. Posisi ajudan menjadi kawah candradimuka pertama dalam dunia kerja yang nyata. Penuh suka duka serta cerita romantisme masa muda yang (mungkin) besok lusa menjadi bagian cerita.

Jadi yang penasaran pengen baca bukunya, tinggal cari aja di toko buku atau di online via tokped dkk…. cuss. Beli dan baca.

Kecuali yang manja pengen di dongengin, mendengarkan suara indahku.. ahaay. Tunggu saja nanti link youtube-nya, maka mungkin bisa dipuaskan dengan hal itu.

Selamat penasaran kawan. Wassalam (AKW).

Kopi berbulu.

Udah lama nggak bikin sajak, nulis aah.

DEPOK, akwnulis.com. Sajak dulu yaaa…..

***

Photo : coffee & cat / dokpri.

Pertemuan dengannya tidak disengaja
Tetapi itulah kejadian nyata
Semua terjadi apa adanya
Tanpa ada yang bisa menghalanginya

Plang merah sebagai penanda
Menarik raga untuk memasukinya
Ternyata aneka kopi menyambut dengan tangan terbuka
Bersiap dinikmati dengan berbagai cara

Terpilihlah kopi gayo arabica
Diseduh manual dengan filter setia
V60 memberi sensasi pasti
Aroma rasa dan keasaman nyaris sempurna

Disaat menunggu kedatangan kopi
Disitulah dirimu menanti
Lembutnya dirimu menggetarkan hati
Menyegarkan fikir setelah perjalanan tanpa henti

Sambil membaca aneka buku
Kamu tersenyum hilangkan kaku
Mencoba berbincang diantara kuku
Malam termangu menjadi haru

Para pembaca tidak usah mengharu biru
Ini hanya pertemuan terbaru
Sejumput raga diriku
Dengan seekor kucing berbulu

***

Wilujeng ngopay… eh jangan sekarang mah, ntar batal. Wassalam (AKW).

Belajar ‘Masa Bodoh’

Bersikap masa bodoh itu ternyata ada kitabnya pren, cekidot.

Akwnulis.com, Padang. Duduk di deretan kursi emergency pesawat Boeing 373 Maskapai penerbangan Express Air, begitu melegakan. Memberi ruang kebebasan bagi kedua kaki karena bebas menari tanpa menumbuk belakang kursi penumpang pesawat di depannya.

Perjalanan 2 jam ini juga yang menuntaskan membaca sebuah buku berjilid orange yang miliki judul provokatif ‘Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat’ Karya Mark Manson yabg diterbitkan 2 tahun lalu (2016) di New York, AS oleh Penerbit HarperOne… tentu dalam bahasa inggris.

Yang tuntas dibaca sekarang adalah versi terjemahan terbitan PT Gramedia Widiasarana Indonesia Cetakan VIII, Agustus 2018 dialihbahasakan oleh F. Wicakso. Untuk sampul tidak jauh berbeda dengan versi aslinya.. cuman beda bahasa saja… Ya iya atuh ih.

***

Siapa Mark Manson?”
“Mengapa buku karya perdananya menjadi buku terlaris versi Newyork Time dan Globe & mail?”

Dua pertanyaan yang menggantung, tetapi kembali ke judul…. “Masa bodoh ah, baca aja”

Maka disela kesibukan kerjaan sehari-hari, buku orange ini ikutan menjadi kawan sejati karena belum baca ampe habis. Termasuk rapat malam hari bersama bos besar, sambil menunggu tamunya hadir, buku ‘Seni Masa Bodoh’ ini sambil dibaca dan di nikmati.

“Buku apa itu?” Suara berat Bosku menyentak keseriusan membaca buku dan membuyarkan gaya masa bodohku.

Ini buku baru bos, buku masa bodoh!”

“Liat!” Segera buku orange ini beralih, dilihat jilidnya, jidat Bos sedikit berkerut. Dibalik sampul belakang, baca sinopsinya. Trus buka-buka beberapa halaman, lalu muncul komennya, “Buku apa ini?, nggak ilmiah! Baca buku itu yang berbasis riset jangan asal nulis!”

Aku hanya tersenyum dan terlintas satu kalimat indah di kepala, “Ah masa bodoh, aku suka buku ini dan akan dituntaskan membacanya.”

Segera buku orange ini disimpan, dijauhkan dari jangkauan Bosku karena meeting malam segera dimulai… jengjreng.

***

Buku ini menjadi pelepas dahaga setelah sebelumnya mendapatkan pencerahan dari The Legend Bapak Indrarto sewaktu sarapan eksklusif di Hotel Polonia Kota Medan beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 30 Agustus 2018.

Beliau memberi sebuah tips jalani kehidupan dan berbahagialah dengan prinsip, ‘Jika Kamu sudah menemukan suatu kebenaran, maka Yakinilah dan Masa Bodoh dengan urusan lainnya’ termasuk memberi bocoran tentang referensi buku ‘masa bodoh‘-nya berjudulBo Wero’yang hingga tulisan ini dibuat, belum berhasil menemukannya.

***

Buku Mark Manson ini menawarkan sebuah ide yang memaksa kita untuk memaknai kembali kehidupan ini dengan bahasa yang provokatif tapi efektif, yaitu ‘masa bodoh’.

Jadi bakalan seru baca buku ini bagi yang pengen belajar ‘masa bodoh’, karena akan terjadi pertentangan alami antara sikap ‘masa bodoh’ dengan keinginan untuk membaca buku ini.

Jangan salah… halaman awal buku ini membuka wawasan tentang Charles Bukowski, konsep lingkaran setan, sampai juga ke pemikiran Albert Camus hingga Hukum Kebalikan Filsuf Alan Watts… dan banyak lagi.

Secara maknawi hakiki, di halaman 15 dan beberapa halaman selanjutnya langsung mengingatkan tentang prinsip regiliusitas yakni mengingatkan kefanaan, mahluk yang bernama manusia itu semua sedang antri menuju titik akhir kefanaan yakni Kematian.

“Penasaran?”

…………. teng….. (sunyi tiada jawab)

“Jangan masa bodoh dulu pren, minimal munculkan rasa penasaran buat baca buku ini,… klo nggak niat beli… aku pinjemin dech”

***

“Para penumpang yang terhormat, kita semua sudah mendarat di Bandara Internasional Minangkabau….dst”

Pengumuman merdu dari sang pramugari Express Air menuntaskan pembacaan ide ‘masa bodoh’nya Mark Manson, sekarang nggak boleh masa bodoh dulu, harus turun dari pesawat jangan sampai terbawa kembali oleh pesawat yang akan terbang menuju rute selanjutnya. Wassalam (AKW).

***

Klo moo nyari bukunya di Toko buku, warnanya orange, judulnya :

Sebuah seni untuk bersikap bodo amat (The Subtle Art of Not Giving a F*ck)
Pendekatan yang waras demi menjalani hidup yang baik.
Karya Mark Manson.

***

Bo wero

Diskusi ringan yang berbobot bersama The Legend.

Photo : Capture jilid buku ‘bo wero’ / dokpri

Buku adalah jendela jiwa penjaga raga agar terus merangkai makna dari setiap detik perjalanan dunia. Serasa sudah banyak buku dan gejala kehidupan yang telah dibaca, ternyata itu nggak ada apa-apanya.

Itu dibuktikan di kala bersua dan diskusi bersama sang Legend, beliau membahas perjalanan hidupnya. Romatika ke-keraskepalaan-nya, gaya dan usul nylenehnya hingga berada di posisi antagonis berhadapan dengan aturan sistem yang melingkupinya. Sampai mengisi waktu pensiun dengan berkegiatan ringan, tenang dan bersahaja.

Beberapa judul – judul buku yang sudah di lalapnya menjadi bukti haus ilmunya beliau, Pak Indrarto The Legend.

“Kamu tahu buku berjudul -Bo Wero-?”

“Euh….. belum pernah baca pa..” menjawab pelan sambil tergagap. Pertanda memang belum baca dan otomatis tidak paham isinya.

Pa In tersenyum, “Nggak apa-apa klo belum tau. Itu adalah buku yang pernah saya baca. Isinya mbling, nyeleneh, tetapi punya makna mendalam tentang kehidupan dan menjadi referensi keteguhan saya dalam menggenggam prinsip aturan”

“Waaah…. keren tuh buku pak”

“Tapi kayaknya udah langka sekarang buku itu” kata beliau. Kembali anggukan kepala meng-amini.

Tapi otak bergerak dan bersiap nyari di internet, buku apa itu.

***

Selesai shalat isya di tengah malam, segera membuka internet di smartphone dengan kata kunci ‘Bo Wero’

Jreng…..

Beberapa blog mengulas singkat tentang buku ini yang merupakan karangan Wandi S. Brata terbitan Gramedia Tahun 2003 dengan judul lengkap : Bo Wero – Tips mbeling untuk menyiasati hidup. Ada 2 cerita yang dimunculkan dan semakin menarik nich buku.

Bo wero adalah singkatan dari peribahasa jawa yaitu ‘ombo wero wero’ yang artinya menggambarkan sesuatu yang sangat luas tanpa batas. Trus untuk dapetin suasana yang tenang dan damai tanpa batas itu tidak harus di beli dengan mahal karena sebenarnya itu semua ada dalam diri kita, cuma belum tau bagaimana cara menemukannya (gitu kata mas Andana di blognya).

Jadi makin penasaran….

Ada beberapa penawaran penjualan buku di bukalapak tetapi ternyata stoknya habis, eh di Amazon juga ada atau via aplikasi seperti goodreads. Sementara mah capture dulu cover bukunya aja dulu. Ntar moo hunting ke Toko Buku Gramedia atau mungkin di Pasar Buku Palasari Bandung.

***

Balik lagi dengan Pak Indrarto Sang Legend, diskusinya terus mengalir dan lagi-lagi judul buku yang muncul menjadi basic referensinya juga teori – teori filsafati yang menjadi warna sikap serta perangai beliau yang sering jadi kontroversi.

Penasaran?…

Tunggu yach tulisan selanjutnya. Wassalam (AKW).