GEUNJLEUNG – fbs

Singkatannya bikin kagèt.

CIMAHI, akwnulis.com. Semilir udara pagi memberi sebuah semangat untuk kembali menulis lagi, apalagi ada ide yang senantiasa menari untuk segera dibumikan dalam tulisan ringan namun bisa menghadirkan sebuah senyuman. I hope like that.

Idenya berasal dari iseng dalam mempersingkat kalimat atau kumpulan kata menjadi lebih pendek dan mudah dihafal serta diingat. Meskipun terkadang memberikan persepsi yang berbeda atau malah jauh dari arti yang sebenarnya.

Ide ini berkaitan dengan nama – nama aplikasi yang hadir atas nama sebuah inovasi. Padahal tidak harus semua inovasi itu palikasi eh aplikasi, tetapi inovasi bisa hadir juga dalam bentuk aksi atau gerakan yang masif dan membumi. Tentu aplikasi perlu dalam rangka akselerasi, tetapi kesepahaman aksi menjadi strategi agar selaras antara gerakan dan pemahaman semua level dengan aplikasi yang tersaji. Dijamin sinergi ini akan berkelanjutan dan abadi.

Maka penulis mencoba menuangkan ide ini lagi – lagi dalam bahasa daerah yaitu bahasa sunda dengan kerangka fiksimini berbahasa sunda. Tentu singkatan sebuah aplikasinyapun berbahasa sunda.

Silahkan…

FIKMIN # GEUNJLEUNG#

Ba’da magrib rèngrèngan inohong parantos caralik dina korsi sèwang-sèwangan, ngaranggè acuk batik panjang sakumaha diserat dina uleman nu disebarkeun 3 dinten kapengker. Pupuhu yayasan ti kabupatèn kota sa jawa barat banten haladir disarengan punakawanna.

Mung nu rada ahèng di lebet rohangan acara, ageung wangunanna ogè tuangeun ngaleuya. Tapi sawaktos-waktos asa kaambeu bau menyan pacampur hangru. Ah babacaan wè satiasa-tiasa.

Dina waktosna acara dikawitan, asa teu sapagodos ningal MC nganggo raksukan drakula. “Naha kieu acara tèh?”

Tapi nu hadir teu tiasa kumaha, mung ngawitan rada geumpeur baca panto lebet nu tohaga ditutup tur dijagi ku para badèga nganggè raksukan prajurit jaman baheula. Padahal dina uleman mah badè gempungan akbar kanggè kamajengan yayasan.

Reup… lampu rohangan pareum. Jempling saharita.

Tapi teu lami payuneun panggung aya cahaya, ngawitan teu jelas, lalaunan nyaangan.

Gebeg!

Aaaaaaaah…” Soanten ibu-ibu nu calik dipayun, reuwas. Teras kapuihan.

Dina panggung ngaradeg inohong yayasan sa jabar banten tingawitan pupuhu, girang serat ogè badèga nganggè acuk bodas kalotor, rambut rewig panjang soca burahay. Pikasieuneun.

Kalawan nyebat Asma Alloh, Aplikasi Yayasan ngangge Akuntansi tur teknologi informasi disingket AYA KUNTI, resmi diterapkeun”


Tok tok tok!

Bray lampu caang baranang, musik disada tarik pisan. Nu kapiuhan garugah, jigrah teras nyarandakan tuangeun nu ngalayah.

***

Demikianlah celoteh kata di pagi buta, melengkapi tulisan terdahulu yang dipastikan memiliki makna. Have a nice weekend guys. Wassalam (AKW).

***

WFH Ngantor di rumah.

Working from home dulu…

Photo : Aku & WFH / dokpri.

CIMAHI, akwnulis.com. Dalam rangka mendukung program pencegahan penyebaran virus Covid-19, maka pilihan WFH adalah sebuah tindakan tepat yang harus dilakukan.

Work from Home satu minggu terakhir telah dilakukan dengan pola giliran yang temanya FWA (Flexible Working Arrangement) dan mulai hari senin ini bener-bener WFH diterapkan.

Hari pertama bekerja di rumah berbuah hikmah, selain mendukung program pencegahan pandemi juga semua level ‘dipaksa‘ melek teknologi melalui aplikasi teleconference untuk mengkordinasikan banyak hal yang terkait pekerjaan.

Baik level bos, setengah bos, yang ngerasa bos juga yang disuruh-suruh sama bos dan setengah bos, musti bin wajib ngedownload aplikasinya. Pahibut eh repotlah semuaa…..

Disinilah mental suasana perubahan berlaku, ada yang segera menyesuaikan dengan tangkas, ada yang semangat berubah meskipun sedikit gagap tapi mau bertanya dan ada yang bertahan dengan status quo, meskipun akhirnya mengikuti dengan setengah hati.

Tapi itulah konsekuensi sebuah penyesuaian, tidak perlu banyak keluhan. Jalani dan ikuti…. Yuk dukung program pemerintah sekaligus jadi mahir berteleconference sambil berkumpul bersama keluarga tetapi tetap bekerja, “Kenapa tidak?”

Jikalau masih gagap, jangan malu bertanya. Jika masih bingung, yaa kasihin (sementara) aja hpmu ke teman atau anak buah yang paham, tolong downloadin, instalin sekaligus sign-inin… pokoknya tinggal pake aja.

“Gampang khan?…”

Rapim perdana berjalan meskipun masih banyak kekurangan, tetapi nilai pentingnya adalah ketaatan. Taat kepada anjuran untuk di rumah saja, taat juga untuk tetap bekerja sekaligus taat juga untuk memasang aplikasi teleconference di hp masing-masing juga di beberapa laptop.

Aplikasi yang di gunakan adalah zoom cloud meeting, dengan otodidak dan coba-coba, akhirnya rapat virtual bisa terlaksana, meskipun harus jeda hingga 3x karena masih zoom basic yang gratisan, dibatasi 40 menit meeting dan akan tiba-tiba mati sendiri…. hikmahnya… lumayan bisa jeda teleconference, tarik nafas, minum dulu atau siapa tahu pengen ke toilet.

Rekan sekantor mengatakan bisa juga dengan aplikasi google meet,….. insyaalloh dicoba dan dipelajari secepatnya sebagai alternatif……

Yuk tetap semangat bekerja, meskipun berada di rumah masing-masing. Semoga wabah pandemi Covid19 ini segera berlalu, dan kehidupan kembali normal. Wassalam (AKW).