Pamit terakhir Mamah Emi.

Selamat beristirahat mah.

Padalarang, http://www.akwnulis.id, Pukul 02.30 wib  hari selasa dini hari, raga ini baru tiba kembali di kediaman, setelah menghadiri penugasan mewakili pimpinan di acara Maulid nabi jemaah Suluk Naqsabandariyah di Ciater Kabupaten Subang.  Setelah memasuki pintu rumah, tengokan pertama ke sebelah kiri dimana pintu kamar depan masih terbuka dan terang benderang. Disambut wajah mamah mertua yang ternyata masih belum tidur memejamkan mata, memandang dengan sayu tanpa kata – kata.

Mah sehat ya mah, Andri mandi dulu ya”

Anggukan lemah membersamai gerakan raga ini untuk beranjak membersihkan diri ke kamar mandi, tak lupa membawa baju ganti yang bersih dan wangi. Tuntas membasuh diri lalu berpakaian dan kembali menengok ke kamar depan yang dalam 2 bulan terakhir diubah menjadi kamar rumah sakit VIP lengkap dengan ranjang elektrik 3 titik, tabung oksigen kapasitaa 6 meter kubik, kursi roda, kasur decubitus, tongkat bantu dan peralatan penanganan luka.

Memang 2 bulan lalu, kondisi mamah mertua mulai menurun dimana diawali dengan kedua kaki lemas disaat berada di kamar mandi dan mengglosor demi menyangga beban tubuh yang ada. Penulis tidak bisa membantu karena sedang mendapatkan tugas mewakili Gubernur Jawa barat pada rangkaian acara para profesor se Indonesia yang diselenggarakan di Kampus Universitas Indonesia Kota Depok Jawa Barat.  Akhirnya satpam kompleklah yang turun membantu dan mengangkat tubuh mamah ke tempat tidur. Jam 02.00 pagi barulah penulis tiba di rumah dan mendapati mamah yang sudah terbaring di tempat tidur dan masih ingin ke kamar mandi lagi. Setelah bersih – bersih segera membantu mamah mertua bersama iatriku dan ada Bi Sri adiknya papah yang bersama – sama ‘ngarereyang‘ (memegang bersama) untuk menuju kamar mandi.

Dengan susah payah akhirnya mamah mertua bisa ke kamar mandi dan duduk  di kloset. Tentu dengan pengawasan ketat, khawatir mengglosor lagi.

Pagi harinya ternyata mengeluh kesakitan terus di tulang belakang dan pinggang, maka segera kita periksa ke rawat jalan di Rumah Sakit Cahya Kawulyan Kota Baru Parahyangan. Lalu saran dokter untuk dirawat dan 10 hari akhirnya perawatan berjalan di lengkapi tindakan rontgen dan pemeriksaan MRI di RS Santo Borromeus. Dari hasil MRI tersebut ditemukan bukan hanya urusan sakit tulangnya saja tetapi jauh lebih besar dari itu, kecenderungan terdapat sel kanker yang bersumber di payudara dan kemungkinan bermetastase ke tulang belakang dengan indikasi terdapat patahan di tulang belakang yang tidak tahu penyebabnya.

Setelah konsultasi kepada dokter dan kesepakatan keluarga maka diperlukan perawatan khusus oleh rumah sakit lebih besar yang menangani kanker, dengan pilihan adalah 2 rumah sakit di kota Bandung maka kami.memutuskan RSHS (Rumah sakit Hasan Sadikin) Bandung yang akan menangani selanjutnya.

Babak baru dimulai dan menghabiskan waktu 11 hari berada di pavilun Parahyangan dengan pemeriksaan lengkap dari USG, cek darah, hingga operasi Biopsi. Hasilnya jelas bahwa mamah positif mengidap penyakit kanker payudara stadium 4 dengan metastasi ke tulang belakang terutama panggul. Opsi pengobatannya ada 3 pilihan yakni operasi, kemoterapĺ dan tindakan valiatif saja.

Sedih dan berduka, pasti. Tapi kami anak anaknya harus fokus untuk membantu mamah pengobatan dan menenangkan mamah yang juga kaget dengan kenyataan yang ada. Setelah hasil biopsi dan USG selesai dilakukan terapi rehab medik maka babak selanjutnya adalah perawatan di rumah dan sekali kontrol rawat jalan di gedung rawat jalan RSHS lantai 6.

***

Kembali ke cerita selasa pagi tanggal 11 Nopember 2025 lalu. Setelah mencoba memejamkan mata sesaat maka terbangun kembali untuk shalat shubuh dan beranjak mandi untuk bersiap ngantor lagi. Apalagi disposisi pimpinan sudah menanti. Maka setelah semua siap, bersama anak kesayangan yang akan berangkat sekolah maka kami menemui mamah yang terbaring lemah dan mencium tangannya bergantian seperti biasa jika kami berpamitan di pagi hari. Senyuman mamah hadir membersamai keberangkatan kami, meskipun ada hal yang menyesakkan hati. Andaikan kami tahu itu adalah pertemuan dan pamitan terakhir, tentu kami tidak jadi berangkat bekerja ataupun bersekolah. Tapi itulah namanya takdir, tidak bisa manusia mengetahui apa yang akan terjadi.

Sambil berangkat ke SDN di Cijawura Buahbatu, pikiran tetap kepada mamah mertua yang baik hati karena dengan kondisi saat ini terasa semakin menurun dan hari ini kami rencanakan untuk melaksanakan kontrol ke poli rawat jalan RSHS. Maka mobil ambulan sudah disiapkan dan bergerak ke padalarang untuk bersiap menjemput mamah mertua dan nanti kami ijin dari tugas untuk membersamai mamah menemui dokter spesialis penyakit dalam di RSHS.

Ternyata kenyataannya berbeda, mobil ambulan yang sudah hadir di depan rumah bukan mengantar mamah melaksanakan kontrol rutin tetapi mengantar jenazah mamah untuk dimakamkan di samping makam papah mertua yang sudah meninggal 11 tahun yang lalu di kabupaten Kuningan.

Itulah sejumput cerita kami di momentum kepergian eh kepulangan mamah mertua kami ke haribaan Illahi robbi.. tepat pukul 09.30 wib, hari selasa tanggal 11 Nopember 2025. Mamah mertua kami meninggal dunia di rumah padalarang.

Innalillahi Wainna Ilaihi Roojiun.
Allohummagfirlaha warhamha waafihi wa fuanha.

Wassalam (AKW).

KUCING SANTAI

Setuju sama si kucing?

KUCING HITAM LAGI SANTAI.

Bersua tak sengaja sepulang dari shalat jumat. Terlihat si hitam sedang santai sambil menjilati badannya dengan tenang tidak pusing memikirkan dampak kebijakan perang dagang Donald Trumph yang membuka perlawanan terbuka China termasuk dampak langsung terhadap ekspor indonesia.

Si kucing hitam tidak terganggu meneruskan aktifitas jilat menjilatinnya. Sesekali wajahnya melihat ke sumber suara termasuk matanya memandang kamera hape ini. Sebuah sikap waspada atau memang si kucing ini golongan KSK (kucing sadar kamera).

Namun perjumpaan dengan kucing hitam ini tak bisa lama, cukup 19 detik saja di vedio yang tersimpan rapih pada memori hape. Selamat melanjutkan kehidupan ya kucing hitam.

Aktifitasnya dan jilatan santainya seolah berucap, “Hidup ini santai kawaan….”

Nuhun. (AKW).

IMUT anjeun – refbs

Mugi caang baranang salawasna..

CIMAHI, Akwnulis.id. Tak sengaja berselancar di media sosial pribadi dan menemukan sebuah catatan sederhana 10 tahun lalu. Tulisan singkat berbahasa sunda.

Diserat nganggè basa sunda, pondok waè seratanna nanging tiasa ngabudalkeun rasa nu aya dina manah basa harita.

Haturan….

# Imut anjeun #

Hapunten ulah janten bendu, wiréhna kaayaanna tos kieu, moal kapuluk, ngalelebar artos, hawatos” soanten halimpu doktér rancunit téh karaos neumbrag kana jajantung, ngaheumbat angen meupeuskeun harepan nu mucuk eurih salami nyarengan dina ambulan. Asa teungteuingeun. Tapi nguping halimpu ogé soméahna dokter, lalaunan mulungan rénghap.

Ngaroncé kawantun negerkeun pangacian bari pok, “Teu sawios néng dokter, ieu mah ihtiar pribados. Mugi-mugi aja mu’zizat, keun perkawis rejeki mah parantos aya nu ngatur.” Dokter unggeuk perawat tatan-tatan, plong karaosna. Réngsé nawis serat pertanggelwaleran kulawarga, anjeun dicandak ka tempat anu merenah. Pasosonten nu alum lalaunan béngras. Anjeun imut sanaos mung dina implengan.

Enjingna anjeun gugah sanaos pinuh alat nu nyiksa raga, masihan amanat pikeun ngajagi ibu rama. Dokter ngiring dumareuda da étanganna mah moal tiasa sanaos mung saukur beunta. Imut anjeun ngiatkeun rasa, ngobrol sagala rupi bari teu weléh gumujeng ngadongéngkeun dunya. Ayat kursi janten bubuka, lailahaillallah panganteurna. Anjeun mulang ka Mantenna.

***

Bismillahirrohmanirrohim.
Allohummagfirlaha Warhamha Waafihi Wa’ fuanha.

Wasaalamualaikum Wr Wbr.

LATSAR – fbs

Pangalaman Latsar, adaw.

FIKMIN # LATSAR #

Bro, tulungan, sok aya nu noong mun keur mandi” pamènta ti babaturan awèwè nu ngiluan diklatsar.
Siap, keun ku Ibro urang bèrèskeun” Uing ngajawab pertèntang. Peutingna sanggeus apel malam langsung sasadiaan, nèangan gantar. Alhamdulillah aya beusi urut tihang bandèra. Lumayan.

Jam 03.00  hudang, beusi panjang dibawa. Keketeyepan muru jamban asrama putri. Muka panto, asup bari nèangan posisi strategis, keur ngagareuwahkeun nu beuki noong. Teu lila aya tiluan siswa awèwè nu rèk marandi. Pas ngaliwatan uing, tiluannana surti.

Nu tiluan mimiti nyoo cai dina bak panjang, maklum jamban asrama mah bak babarengan.

Kaciri dina para aya nu leumpang lalaunan ngadeukeutan.Pas diluhurueun, besi panjang dirojokkeun.

Coss!
Waddawww…”

Kolèang murag ti para.

Gejebur!!!…
Taaah, beunang……”
Babaturan awèwè rècèt. Uing ngadeukeutan nu murag, rèk diteunggeul beungetna sina kapok.

Peureup geus ngeupeul tinggal neunggeul, panon olohok. Eureun saharita.

Dihareupeun dina jero bak panjang. kaciri pelatih latsar, awak jibrug tarang bohak getihan. Cag. (AKW).

BUKU BERSAMA DI AWAL 2024

Buku antologi perdana di 2024.

CIBABAT, akwnulis.com. Awal tahun 2024 penuh dengan dinamika tugas yang perlu ekstra tenaga dan konsentrasi. Meskipun tentu bukan bekerja sendiri tetapi bersama-sama pasukan yang gercep, ada hal penting yang harus dijaga adalah stamina diri. Maka menghadapi tugas dalam penanggulangan berbagai bencana yang muncul dimalam tahun baru dengan gempa sumedang, dilanjutkan angin puting beliung di Indramayu, banjir bandang di Cisalak subang juga bencana longsor di purwakarta, ada juga banjir cimahi hingga banjir bandang di kota bandung tepatnya di braga berlanjut jebolnya sungai di dayeuhkolot. Juga beberapa bencana longsor dan banjir lainnya.

Memang tidak di semua momen penanggulangan bencana bisa hadir secara langsung. Tetapi fungsi koordinasi dan komunikasi serta pelaporan harus terus berjalan dengan cepat dan tepat. Disinilah ada kekhawatiran raga ini ambruk alias tumbang karena kelelahan sehingga larinya adalah menjaga stamina dengan makan minum sebanyak-banyaknya agar tetap sehat dan kuat plus vitamin. Akibatnya berat badan merangkak naik menyentuh angka nomor cantik yaitu 11.11 alias 111,1 kilogram. Semoga bisa turun kembali seiring waktu yang terus berlalu.

Dalam tulisan kali ini ada satu hal yang ingin dibagi kepada para pembaca yaitu sebuah aktifitas penyeimbang dari rutinitas tugas yang mendera setiap hari atau lebih tepatnya disebut ‘me time‘. Pasti tiap bapack bapack akan berbeda, ada yang penyeimbangnya dengan memancing, kumpul di gardu ronda sambil main gapleh, atau nongkrong di kafe bersama bapack bapack tetangga. Bisa juga sing a song ataupun bersepeda bersama hingga motor trail atau mungkin motor besar. Serta banyak lagi aktifitas lain yang menjadi sisi lain masing – masing tapi berfungsi sebagai penyeimbang dalam perjalanan kehidupan.

Bagi diri ini kebetulan ada aktifitas penyeimbang yang tidak harus dengan aktifitas tadi. Cukup menulis sesuatu, tambah gambar ilustrasi pribadi dengan canva dan upload di website/blog pribadi www.akwnulis.com …. tadaaa… seimbang seimbang hehehehe.

Ada satu aktifitas lagi, link tulisannya tidak lupa dishare ke kontak whatsapps, tentu kontak teman, kolega dan mitra yang sudah kenal.

Lalu ada tantangan lain adalah mewujudkan tulisan itu dalam bentuk phisik buku. Maka cara tercepat jalan ninjanya adalah mengikuti pembuatan buku keroyokan yang disebut dengan buku antologi. Tentunya dengan beberapa tahapan coaching cara penulisan, bagaimana menentujan tema hingga self editing untuk memudahkan penggabungan dalam pembuatan buku keroyokan ini.

Ada juga bonusnya dalam menulis bersama ini yaitu selain bukunya ber-ISBN juga mendapatkan nilai angka kredit 36 JP. Meskipun saat ini belum bisa dikonversi sebagai nilai kinerja, tapi bisa dianggap tabungan nilai untuk esok lusa sebagai calon fungsional utama. Insyaalloh.

Judul bukunya adalah SIMFONIA YANG TERKENANG, berisi tentang berbagai cerita pribadi. Masing – masing menuangkan pengalaman tak terlupakannya dalam jalinan kata dan digabungkan dalam sebuah buku dengan sampul buku yang ceria. Inilah kumpulan cerita sekaligus buku kami yang hadir perdana di awal tahun 2024 yang penuh tantangan dan optimisme.

Jadi mari berkarya dan menyeimbangkan kehidupan ini sekaligus ada bukti phisik yang akan menjadi cerita bagi anak cucu kita.

Itu saja celoteh malam ini, karena konsentrasi harus beralih kepada tugas utama yang kembali bersentuhan dengan urusan logistik penanggulangan bencana dan juga permasalahan sosial lainnya. Selamat malam kawan, Wassalam (AKW).

CSR & jejak digital.

Jejak digital yang penuh kenangan.

SINGAPARNA, akwnulis.com. Berawal dari perbincangan santai dalam sebuah acara dinas yang dilaksanakan secara berangkai, tentu diselingi senyum dan tawa yang terkadang terbahak karena sebuah sebab. Diskusi tak resmi beradu diksi, kembali pecah tawa tanpa perlu sensasi. Indahnya kebersamaan yang dihadirkan karena sebuah undangan plat merah yang telah dibagikan.

Nah pembahasan yang strategis adalah terkait tentang CSR, sebuah istilah tentang kepedulian sosial atau tanggungjawab sosial dan lingkungan dari perusahaan dan pihak – pihak perseroan. Sehingga bisa menjadi salah satu sumber keuangan yang mendukung proses pembangunan. Masih banyak sumber – sumber keuangan itu selain CSR, kata Pak RK mah ada APBN, APBD provinsi, APBD Kabupaten / Kota, Dana Umat, Pinjaman daerah, Obligasi  dan KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha).

Pas bicara CSR, ingatan pribadi langsung berlari menggali memori yang tertuang pada tulisan singkatku di masa lalu. Tentu dengan judul yang sama, CSR. Maka menarilah kedua jempol ini di keyboard virtual smartphone melalui mbah google dengan keywordnya : andriekw, csr.

Tulisanku 11 Jan 2014 / Capture.

Tring…. langsung hadir sebuah link blog gratisanku di masa lalu. Tepatnya 11 Januari 2014 atau … wow 9 tahun lalu. Ternyata jejak digital masih tertera meskipun waktu sudah Menggerus begitu lama. Tanpa banyak basa basi langsung di capture dan disave serta tentu diabadikan pada postingan kali ini.

Tulisan singkat ini berbahasa sunda dengan genre cerita fiksi sangat singkat, tepatnya dibatasi maksimal 150 kata saja. Tetapi sudah memiliki tema dan cerita utuh dengan pesan yang jelas. Bercerita tentang semangat seorang wanita pengusaha yang merasa usahanya sudah balik modal dan tentunya berniat untuk memberikan sebuah tanggungjawab sosial kepada pihak lain dengan pelayanan yang sama namun tanpa biaya, karena ini Ce-es-ar.

Selain dicapture juga ditulis ulang cerita fiksi singkat itu, sebagai berikut :

***

FIKMIN # CSR #

Tengah peuting di péngkolan nu rada suni kaciri hiji wanoja rancunit maké mantel bulu ngadeukeutan bapa-bapa jeung nonoman nu keur ngariung. “Punten bilih aya nu badé ngersakeun, mangga haratis”,

Èta wanoja bari mukakeun mantel buluna. “Astagfirullohal adzim, nanaonan ieu téh?”, Abah Sarmad ngarénjag bari melong. Jang Ibro jeung Cép Duléx ogé mencrong teu kiceup-kiceup. Mang Bahro tungkul bari kunyam-kunyem babacaan.

Badé moal?”, wanoja rancunit naros deui kanu karempel. Hookeun. Keur ting haruleng, katingali dua urang Satpol PP muru ka éta patempatan. Wanoja rikat nutupkeun deui mantel buluna, ngan teu tiasa lumpat da kabujeng dicerek.

Di pos keamanan wanoja téh ditalék, “Anjeun ngalanggar Perda Asusila, wayahna kudu dihukum.”

“Teu rumaos ngalanggar abdi mah pa, da tadi mah sanés icalan. Diharatiskeun malih mah”, eta wanoja ngabéla diri.

Naha bisa kitu?”,

“Muhun abdi téh kaleresan dinten ieu icalan téh mucekil, malih mah batina ageung. Tah nu nembé nawisan haratis téh dina raraga CSR”.

***

Catatan : Jika masih tidak mengerti bisa ditanyakan di kolom komentar atau japri saja kepada penulis di jalur biasa, atau DM di Akun Instagram @andriekw

Demikianlah cerita tentang CSR yang telah penulis tuangkan menjadi rangkaian kalimat pada sembilan tahun lalu. Terima kasih dunia digital yang telah menyimpan catatan ini tanpa banyak komentar. Selamat sore, Happy weekend Guys, Wassalam. (AKW).

Sarapan pagi di PRETTY BOY.

Sarapan dulu di Pretty Boy.

MELBOURNE, akwnulis.com. Sebuah catatan penting dalam tulisan perjalanan perkopian kali ini adalah sebuah pepatah lama tentang “Dimana Langit dijunjung, disitu bumi dipijak” itulah yang terjadi pada pertemuan awal dengan pelayan restoran Golden Mug’s cafe yang agak mengerutkan dahi karena order kopinya Americano. Ternyata begitu sensitif rasa memiliki istilah kopi tersebut, “No Americano but Longblack only”

Tulisan lengkapnya di LONGBLACK ONLY ya, klik aja.

Jadi tanpa perlu debat, gunakan pepatah tadi dan ikuti flow suasananya. Bangun komunikasi dan kembangkan senyuman maka diplomasi kopi akan terjadi dan persahabatan menjadi nilai utama dalam perjalanan ini.

Nah dari pengalaman tersebut, maka fasilitas sarapan pagi di hotel Novotel Central Melbourne inipun tidak repot-repot lagi mencari americano, cukup dicari kopi longblack, titik.

Sarapan pagi berada di lantai 2 dengan nama restorannya adalah Pretty Boy Resto dan mulai melayani breakfast bagi para penginap mulai pukul 06.00 sampai 10.00 waktu setempat. Menu sarapannya lumayan baik pilihan karbohidratnya seperti roti, crackers oat lalu proteinnya jelas daging slice dan bacon serta aneka sosis. Untuk pilihan salad, tersedia juga cukup lengkap plus ada tomat bakar

Untuk pilihan minumnya sudah jelas bahwa air mineral dan kopi. Nah, pilihan kopinya yang berdasarkan sajian mesin, ada americano eh lingblack, cafelatte, capppucino dan tentu eapresso. Mesin kopi otomatisnya cukup besar, tapi nggak perlu ragu. Baca saja tombol yang ada tulisan pilihan kopinya, lalu simpan cangkir di posisi yang tepat. Pijit tombol dan tunggu sekitar 10 detik,maka keluarlah pilihan cairan kopi yang diinginkan. Biarkan sampai tuntas dan setelah indikator digital kembali ke posisi awal, itulah saatnya cangkir kopi diambil untuk dibawa ke meja tempat sarapan pagi.

Terdapat juga penawaran untuk kopi yang dibuatkan oleh barista St. Ali Coffee dengan membayar 4 Dollar, tapi itu tidak menjadi pilihan penulis. Cukup dengan mesin kopi yang ada sekaligus bisa berjalan-jalan keliling resto, nggak mager di meja sarapan saja. Sekaligus berhemat dengan mengawal ketat pengeluaran yang yang dianggap bukan prioritas.

Selamat pagi dan selamat menyeruput kopi. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
PRETTY BOY ITALIAN STEAK HOUSE
Level 1/399 Little Lonsdale Street. Melbourne VIC 3000, Ostrali

Kong Djie Coffee – Karawang Belitung

Kopi hitam dari sebrang, dinikmati di karawang.

KARAWANG, akwnulis.com. Sebuah langkah menggerakkan raga ini, untuk mencari sesuap nasi eh segelas kopi yang berada di sekitar acara tetapi tentu memiliki ‘sesuatu’ untuk dinikmati bersama.

Maka mbah google dan getok tular serta interogasi singkat kepada mitra yang berada di karawang melengkapi pencarian ini. Meskipun akhirnya harus kompromi dengan rute arah pulang karena ternyata tugas lain menunggu kehadiran, agar catatan ‘tiada kesan tanpa kehadiranmu’ tidak terjadi.

Google map mengarahkan ke area Grand Taruma dan disitulah kami bersua dengan warung kopi eh kedai kopi atau lebih tepatnya cafe dech, karena terletak di sebuah ruko yang strategis. Nama cafenya ‘KONG DJIE COFFEE’.

Maka, nongki dan ngopi dulu kitaaah….

Sambil sedikit terkesima oleh tempat kopi dari almunium atau stainless kali ya… yang berjajar sesuai ketinggian, tatap mata beredar dan tangan berusaha mengendalikan layar smartphone untuk mendokumentasikan kenyataan. Tentu secara etika meminta ijin sang barista eh teteh dan aa yang melayani untuk di rekam.

Mereka setuju dan tentu senang karena cafenya akan semakin viral. Inilah jaman dokumentasi digital, dimana semua informasi berbentuk gambar dan video begitu mudah didapatkan. Jadi siap – siap viral ya guys.

Pilihan menu utama adalah kohitala, kopi hitam tanpa gula dan disini kopi hitam adalah menu utama, hitam sehitam-hitamnya yang disajikan dengan gelas kaca dilengkapi sendok kecil dan segelas kecil gula putih yang disajikan terpisah. Tetapi sesuai prinsip kohitala, maka gula putih hanya pemanis dokumentasi saja.

Menu tambahannya adalah es coklat yang juga ‘katanya’ khas rasanya, rasa coklat hehehehehe..

Udah ah, balik lagi ke kopi. Pas disruput serasa kenal ini rasanya, pahit flat tanpa rasa asam tetapi keharuman kopinya mengingatkan sebuah perjalanan tahun – tahun lalu ke kepulauan belitung…. iya bener ini rasa kopi belitung. Maka bergegas mencari tulisan – tulisanku yang lalu dikala beredar di pulau belitung, ini dia linknya :

1. Berburu Sunset di Pulau Belitung
2. Ber-Levitasi di Pulau Belitong
3. Rumah keong di Belitong

Srupuut… kepahitan merata memenuhi mulut yang sedikit ternganga, memberi sensasi berbeda dan kesegaran di dalam dada. Nikmaat.

Jadi bagi penikmat kopi ataupun penongkrong sejati, jangan lewatkan kesempatan ini. Jika lihat di google, ada beberapa tempat Kopi Kong Djie ini, tidak hanya di Karawang tapi tersebar banyak… tinggal milih aja yang terdekat.

Nah iseng nanya ke tetehnya, “Apa bedanya wadah-wadah stainless ini dengan tinggi variasi ini?”

Isinya sama om, kopi siap untuk disajikan, bedanya hanya ukuran saja”

Ternyata sesederhana itu jawabannya, padahal jelas kehadiran empat wadah  stainless tersebut memberi daya tarik tersendiri sebagai salah satu penciri dari cafe kopi ini. Have a nice day, dan selamat beredar di karawang dan sekitarnya kawan. Wassalam (AKW)

NGAGELENYU – fbs

Ngotret yuk ah, basa sunda.

FIKMIN # IMUT NGAGELENYU #

Photo : Mung Ilustrasi / doklang.

Teu pira ukur imut ngagelenyu basa ibu guru muji, pèdah tiasa ngawaler pertarosan anjeuna kalawan tatag tur bèntès. Naha kalah ka dibangkenuan ku bèbènè. Ngabigeu pas ditaros basa jam istirahat.

Kunaon geulis, naha manyun waè geuning!?”

Teuing ah!” Panangan dikèpèskeun, bari ngajèngkat.

Nya tibatan janten rudet, atos wè uih deui ka kelas. Mukaan buku agènda bari èmutan muter teu puguh rasa. Nyobian kutrat kotrèt.

Nuju naon Man, meuni rajin jam istirahat di kelas?” Soanten halimpu ibu guru  aya dipayuneun.

“Euh… ieu bu, …euh kaleresan aya tugas nu teu acan dirèngsèkeun”

Ulah ngabohong, ibu gè ningal naon nu diserat ku Lukman”

Gebeg tèh, langsung panangan nungkup seratan dina agenda. Damis asa panas, mastaka ngadadak rieut. Sumawonna jajantung asa teu puguh.

Ari pèk tèh kalah katodèl, buku agènda murag paburantak. Ibu guru cingogo ningali seratan, teras imut ngagelenyu. Breh judul fikmin dina agènda, -Guru Geulis vs Bèbènè-. (AKW).

***

Fbs : Fiksiminibasasunda sebuah tulisan fiksi singkat berbahasa sunda.

TEU PIRA – fbs.

Mung jejedudan wungkul, tapi…

Photo : Sketsa menahan sakit / dokrpi.

Fikmin # TEU PIRA #

*)Sebuah tulisan fiksi berbahasa sunda, terinspirasi dari rasa sakit yang begitu menyiksa.

TEU PIRA (TIDAK SEBERAPA)

Teu pira da ngan saukur, tapi geuning geus karasa nyayautan mah teu bisa ditulung batur.

Teu pira kabeuki tèh ngaheumheum sangu, karasa amis disela huntu. Unggal poè nu aya di pawon ukur sangu jeung uyah beuleum. Teu ngarasula nampi kana qodarna, sawarèh di dahar sèsana dibaheum.

Teu pira tadi beurang aya kurubuk dina beuteung, pas inget boga kèrèwèd pamèrè juragan lebè. Buru-buru dibersihan, diteukteukan laleutik, digalokeun jeung cèngèk ogè sèsa uyah beuleum.

Teu pira dikosrang kosrèng nyieun sangu gorèng, seungit kacida matak bangir irung pèsèk. Pinikmateun geus aya dina tikoro, dahar ngeunah lain kokoro.

Teu pira, karèk gè tilu huap. Aya gajih kèrèwèd asup kana liang huntu nu geus lila mèlènģè. Jeduddd…… aduuuuh anjrit, baham calangap, panon cirambay.

Teu pira ukur nyeri huntu, tapi geuning bisa ngeureunkeun waktu, ngahuleng jiga bueuk dibabuk batu, geus teu kapikir deui nyatu, nu penting mah geura cageur teu judad jedud kawas gunung bitu. (AKW).

***