Nyetir wanci sareupna saatos tadi ngalongok domba di wewengkon Cipunagara. Ujug – ujug èmut paguneman tadi.
“Ang saèna mah ngèndong. ènjing bada shubuh uihna, palaur” Diwaler tatag, “Kalem Mang, meungpeung nganggo mobil jagjag” Mang Ibro nu maro domba ngajentul.
Mobil Ioniq 6 lalaunan nebihan buruannana.
Ayeuna mobil nyaketan ka leuweung jati lebet jalur jalan nu beuki awon tur rumpil.
Tiit.. tiit.. tiit Sensor mobil disada, ditingal dina dashboard sadayana beureum, boh dipayuneun mobil, kènca katuhu ogè dipengker. Tapi ditingali payuneun mah lowong ukur tangkal jati ngajajar.
“Paling gè sènsor èror” kitu gerentes hatè.
Tengah leuweung / akw.
Tiit… tiiit.. tiit Sajorelat katingali dina dasboard panto kènca teu pageuh. Tapi teu lami sènsor panto normal deui.
Ningali deui ka payun, jalan angger sapertos nu tadi. Asa lami pisan dugi ka jalan ageung, biasana mah 15 menitan.
Sabot hemeng kana kaayaan, gigireun aya sora. “Sabar Sarjang keudeung deui” Uing ngalieuk. Brèh tèh nu nyèrèngèh makè boèh. Cag. (AKW).
GARUT, http://www.akwnulis.id. Sebuah kesempatan berharga bisa hadir langsung di sebuah acara yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat KDM serta mendengarkan pidatonya yang unik khas namun sarat makna. Kesempatan itu hadir pada saat mendengarkan sesi sambutan KDM yang lebih cocok disebut ceramah pada acara Maulid Nabi dan Milad Ma’had Pondok Pesangren Al Jauhari di Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Garut (24/11).
Sebuah kata kunci dari KDM ada di bait terakhir dalam rangkaian kalimat penuh rasa hasil olah rasa yakni : “Ayat Ngawujud ka adab“. Sebuah penggalan kalimat yang sangat relevan dengan pola atau model pengajaran dan pendidikan di dunia pesantren dimana konsep MENGAJI bukan sekedar membaca dan menghafal Alquran semata namun lebih dalam dari itu.
MENGAJI adalah sebuah kata yang komplek dengan pemaknaan multi dimensi. Mengaji bukan sekedar aktifitas harian santri yang secara terjadwal membuka kitab dan Alquran. Membacanya, memahami artinya, menguasai mahroznya, menghafal semua juznya adalah sebuah keharusan sebagai bekal kualifikasi seoramg santri yang besok lusa akan terjun ke tengah – tengah masyarakat.
Tetapi ada aktifitas MENGAJI yang tidak kalah penting dan membangun karakter, menguatkan niat serta memjadikan mental tahan banting plus penuh kemandirian yakni : – bagaimana aktifitas membersihkan pondok, rumah kiai dilaksanakam dengan sukarela dan penuh keikhlasan. – bagaimana akfifitas mencuci baju milik sendiri dan juga ditawarkan kepada guru, kiai manakala ada pakaian kotor untuk dibantu dicucikan. – bagaimana aktifitas memasak bersama adalah bagian dari belajar ikhlas dan itulah mengaji yang sebenarnya. Serta banyak lagi aktifitas lainnya yang justru itu adalah makna dari mengaji yang sebenarnya. Sementara tantangan mondok saat ini situasi ‘mengaji’ tadi telah tergantikan oleh hadirnya CLEANING SERVICE, LOUNDRY& CATERING. Padahal kemandirian, keuletan dan keikhlasan itu harus dilatih seirimg pembelajaran membaca dan menghafal serta memaknai semua kitab serta tentu Kitab Suci Alquran.
“LAILAHA ILLALLAH…” Makna Illah ituadalah NETRAL atau tidak berpihak. Teu bisa diraba, teu bisa ditempo, teu bisa diangseu ngan bisa di rasa. Saha nu bisa ngarasa?.. nu boga RUMASA.
KDM sedang Pidato / Dokpri.
Hirup ukur sasampeuran, awak ukur sasampaian, sariring-riring dumadi sarèngkak saparipolah sadaya kersaning Gusti.
Dalam hal ini kalimat tersebut dimaknai tentang keikhlasan diri dalam menghambakan seluruhnya kepada Allah Subhana Wataala serta secara wujud nyata yang sederhana adalah KEPASRAHAN.
***
Sebelum mencoba menuliskan kembali rangkaian kalimat yang diucapkan KDM, jari jemari terdiam karena agak sulit menulis kata perkatanya. Untung saja saat ini ada rekaman digital dalam bentuk video di platform youtube KDM. Maka segera didengarkan meskipun harus diulang – ulang pemutarannya karena begitu cepat pelafalannya. Dalam channel youtubenya pak KDM sekaligus memberikan klarifikasi kepada khalayak karena ada salah satu TV swasta yang menyiarkan video di maksud dan menyebut sebagai MANTRA.
KDM menyampaikan. “Ini bukan kalimat mantra, tetapi rangkaian kata yang hadir dari olah rasa dan dituangkan dalam kalimat berirama”
Penulis mencoba menuliskan ulang sebagai berikut :
Bumi manjing ka langitna Ti langit seah hujanna Lembur subur kota bagja Masjid jeung diri ngahiji Elmu geus aya na semu Harta geus ngawujud harti Nyanding pamingpin ka rakyat Pandita ajeg wiwaha Pitutur ngawujud subur Ayat ngawujud ka adab.
***
Kalimat terakhir ini yang menjadi tema bagaimana ayat – ayat dalam Alquran, poin – poin dalam berbagai kitab dapat diwujudkan dalam ADAB, tercermin dari perilaku sopan santun santri yang berada di dalam lingkungan pesantren, tata hubungan antar santri, santri dengan guru ustad sekaligus santri dengan Kiai dan keluargnya serta diimplementasikan dalam interaksi di luar pesantren untuk bertetangga, bersyiar dan bersilaturahmi.
Itulah satu sisi tema yang mampu ditangkap oleh kami, seorang penulis pemula yang mencoba menangkap fenomena khususnya gaya kepemimpinan KDM yang dianggap unik penuh dinamika.
Wilujeng Milangkala Ma’had Al Jauhari langkung nanjeur, oge wabilkhusus kahatur Assoc Profesor KH Dr Jujun Junaedi Pimpinan Ma’had Aljauhari salawasna damang sehat sabihara – bihari. Cag. Wassalam (AKW).
Padalarang, http://www.akwnulis.id, Pukul 02.30 wib hari selasa dini hari, raga ini baru tiba kembali di kediaman, setelah menghadiri penugasan mewakili pimpinan di acara Maulid nabi jemaah Suluk Naqsabandariyah di Ciater Kabupaten Subang. Setelah memasuki pintu rumah, tengokan pertama ke sebelah kiri dimana pintu kamar depan masih terbuka dan terang benderang. Disambut wajah mamah mertua yang ternyata masih belum tidur memejamkan mata, memandang dengan sayu tanpa kata – kata.
“Mah sehat ya mah, Andri mandi dulu ya”
Anggukan lemah membersamai gerakan raga ini untuk beranjak membersihkan diri ke kamar mandi, tak lupa membawa baju ganti yang bersih dan wangi. Tuntas membasuh diri lalu berpakaian dan kembali menengok ke kamar depan yang dalam 2 bulan terakhir diubah menjadi kamar rumah sakit VIP lengkap dengan ranjang elektrik 3 titik, tabung oksigen kapasitaa 6 meter kubik, kursi roda, kasur decubitus, tongkat bantu dan peralatan penanganan luka.
Memang 2 bulan lalu, kondisi mamah mertua mulai menurun dimana diawali dengan kedua kaki lemas disaat berada di kamar mandi dan mengglosor demi menyangga beban tubuh yang ada. Penulis tidak bisa membantu karena sedang mendapatkan tugas mewakili Gubernur Jawa barat pada rangkaian acara para profesor se Indonesia yang diselenggarakan di Kampus Universitas Indonesia Kota Depok Jawa Barat. Akhirnya satpam kompleklah yang turun membantu dan mengangkat tubuh mamah ke tempat tidur. Jam 02.00 pagi barulah penulis tiba di rumah dan mendapati mamah yang sudah terbaring di tempat tidur dan masih ingin ke kamar mandi lagi. Setelah bersih – bersih segera membantu mamah mertua bersama iatriku dan ada Bi Sri adiknya papah yang bersama – sama ‘ngarereyang‘ (memegang bersama) untuk menuju kamar mandi.
Dengan susah payah akhirnya mamah mertua bisa ke kamar mandi dan duduk di kloset. Tentu dengan pengawasan ketat, khawatir mengglosor lagi.
Pagi harinya ternyata mengeluh kesakitan terus di tulang belakang dan pinggang, maka segera kita periksa ke rawat jalan di Rumah Sakit Cahya Kawulyan Kota Baru Parahyangan. Lalu saran dokter untuk dirawat dan 10 hari akhirnya perawatan berjalan di lengkapi tindakan rontgen dan pemeriksaan MRI di RS Santo Borromeus. Dari hasil MRI tersebut ditemukan bukan hanya urusan sakit tulangnya saja tetapi jauh lebih besar dari itu, kecenderungan terdapat sel kanker yang bersumber di payudara dan kemungkinan bermetastase ke tulang belakang dengan indikasi terdapat patahan di tulang belakang yang tidak tahu penyebabnya.
Setelah konsultasi kepada dokter dan kesepakatan keluarga maka diperlukan perawatan khusus oleh rumah sakit lebih besar yang menangani kanker, dengan pilihan adalah 2 rumah sakit di kota Bandung maka kami.memutuskan RSHS (Rumah sakit Hasan Sadikin) Bandung yang akan menangani selanjutnya.
Babak baru dimulai dan menghabiskan waktu 11 hari berada di pavilun Parahyangan dengan pemeriksaan lengkap dari USG, cek darah, hingga operasi Biopsi. Hasilnya jelas bahwa mamah positif mengidap penyakit kanker payudara stadium 4 dengan metastasi ke tulang belakang terutama panggul. Opsi pengobatannya ada 3 pilihan yakni operasi, kemoterapĺ dan tindakan valiatif saja.
Sedih dan berduka, pasti. Tapi kami anak anaknya harus fokus untuk membantu mamah pengobatan dan menenangkan mamah yang juga kaget dengan kenyataan yang ada. Setelah hasil biopsi dan USG selesai dilakukan terapi rehab medik maka babak selanjutnya adalah perawatan di rumah dan sekali kontrol rawat jalan di gedung rawat jalan RSHS lantai 6.
***
Proses pemalaman / dokpri.
Kembali ke cerita selasa pagi tanggal 11 Nopember 2025 lalu. Setelah mencoba memejamkan mata sesaat maka terbangun kembali untuk shalat shubuh dan beranjak mandi untuk bersiap ngantor lagi. Apalagi disposisi pimpinan sudah menanti. Maka setelah semua siap, bersama anak kesayangan yang akan berangkat sekolah maka kami menemui mamah yang terbaring lemah dan mencium tangannya bergantian seperti biasa jika kami berpamitan di pagi hari. Senyuman mamah hadir membersamai keberangkatan kami, meskipun ada hal yang menyesakkan hati. Andaikan kami tahu itu adalah pertemuan dan pamitan terakhir, tentu kami tidak jadi berangkat bekerja ataupun bersekolah. Tapi itulah namanya takdir, tidak bisa manusia mengetahui apa yang akan terjadi.
Sambil berangkat ke SDN di Cijawura Buahbatu, pikiran tetap kepada mamah mertua yang baik hati karena dengan kondisi saat ini terasa semakin menurun dan hari ini kami rencanakan untuk melaksanakan kontrol ke poli rawat jalan RSHS. Maka mobil ambulan sudah disiapkan dan bergerak ke padalarang untuk bersiap menjemput mamah mertua dan nanti kami ijin dari tugas untuk membersamai mamah menemui dokter spesialis penyakit dalam di RSHS.
Ternyata kenyataannya berbeda, mobil ambulan yang sudah hadir di depan rumah bukan mengantar mamah melaksanakan kontrol rutin tetapi mengantar jenazah mamah untuk dimakamkan di samping makam papah mertua yang sudah meninggal 11 tahun yang lalu di kabupaten Kuningan.
Itulah sejumput cerita kami di momentum kepergian eh kepulangan mamah mertua kami ke haribaan Illahi robbi.. tepat pukul 09.30 wib, hari selasa tanggal 11 Nopember 2025. Mamah mertua kami meninggal dunia di rumah padalarang.
Innalillahi Wainna Ilaihi Roojiun. Allohummagfirlaha warhamha waafihi wa fuanha.
*PENGANGKATAN PIMPINAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI*
Perjalanan singkat melayani Panitia Seleksi Pimpinan Baznas Provinsi menambah pemahaman tentang mekanisme dan tata cara seleksi. Tetapi semua tahapan ada akhirnya yakni menghasilkan pada pimpinan Baznas Provinsi yang secara regulasi benar dan secara politik terpenuhi. Inilah catatan kecil berkaitan dengan TAHAPAN AKHIR SELEKSI. Monggo…
Dasar Hukum : Peraturan Baznas No. 1 Tahun 2019 ttg Tata Cara Pengangkatan & Pemberhentian Pimpinan Baznas Provinsi dan Pimpinan Baznas Kabupaten/Kota.
Pasal 1 butir 2 Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.
Pasal 1 butir 5 Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi yang selanjutnya disebut Pimpinan BAZNAS Provinsi adalah Ketua dan wakil ketua BAZNAS Provinsi *yang diangkat oleh gubernur setelah mendapatkan pertimbangan dari BAZNAS.*
Pasal 3 ayat 1 (1) Pimpinan BAZNAS Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari BAZNAS.
Pasal 5 Pengangkatan Pimpinan BAZNAS provinsi dan Pimpinan BAZNAS Kabupaten/Kota dilaksanakan setelah pimpinan BAZNAS Provinsi dan Pimpinan BAZNAS Kabupaten/Kota *dinyatakan lulus seleksi dan mendapat pertimbangan dari BAZNAS*
Pasal 9 Ayat (1) Pansel menetapkan calon Pimpinan BAZNAS Provinsi yang lulus sebanyak 2 kali jumlah calon Pimpinan BAZNAS yang dibutuhkan. Ayat (2) Penetapan calon Pimpinan BAZNAS Provinsi dilakukan dengan keputusan Pansel yang ditandatangani oleh semua Panitia Seleksi. Ayat (3) Pansel melaporkan hasil seleksi kepada Gubernur.
Pasal 10 Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan tingkatannya menyampaikan calon Pimpinan BAZNAS Provinsi dan calon Pimpinan BAZNAS Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3) kepada BAZNAS untuk mendapat pertimbangan pengangkatan.
Pasal 12 Ayat (1) BAZNAS melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual atas permohonan pertimbangan pengangkatan calon Pimpinan BAZNAS Provinsi dan Pimpinan BAZNAS Kabupaten/Kota. Ayat (3) Verifikasi faktual dilaksanakan dalam bentuk : a. Wawancara dan b. Investigasi Ayat (4) Calon Pimpinan Provinsi yang lulus Verifikasi Faktual ditetapkan dalam surat Pertimbangan pengangkatan Pimpinan BAZNAS Provinsi yang disampaikan kepada Gubernur dg tembusan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi. Ayat (6) Pertimbangan diberikan dalam jangka waktu paling lama 20 hari terhitung sejak tanggal berkas permohonan dinyatakan lengkap oleh BAZNAS.
Pasal 22 Ayat (1) Dalam hal terdapat pimpinan yang diberhentikan, gubernur dapat mengusulkan permohonan pertimbangan pimpinan pengganti kepada BAZNAS dari calon pimpinan yang lulus seleksi yang sebelumnya tidak mendapat pertimbangan dari BAZNAS.
*Kesimpulan :* 1. Pengangkatan Pimpinan BAZNAS Provinsi ditetapkan dalam Kepgub berdasarkan Pertimbangan BAZNAS RI. 2. Penggantian pimpinan karena pemberhentian dilakukan pengusulan dari calon pimpinan yang lulus seleksi tetapi tidak mendapat pertimbangan BAZNAS.
CIJUMBLENG, http://www.akwnulis.id. Dikala rehat sejenak dari kesibukan yang ada, ternyata datang bertubi tugas untuk dikerjakan, dituntaskan dan dihadiri. Maka tidak ada pilihan lain, kontak istri tercinta dan sampaikan ada tugas negara yang harus dikerjakan. Alhamdulillah pasangan hidupku paham atau mungkin berusaha paham saja dengan keadaan tugas meskipun sebenarnya berharap suaminya bisa pulang dan berkumpul bersama anak istri di malam hari. Tapi itulah dinamika tugas, semoga besok lusa ada kesempatan waktu atau harus diciptakan keluangan waktu untuk bisa bercengkerama dengan keluarga khususnya disaat memasuki akhir minggu. Malam sabtu ternyata harus bergerak dan menuju satu tempat demi sebuah tugas membersamai pimpinan.
Di kantor kami sudah terbiasa dengan istilah TKW, bukan singkatan tenaga kerja wanita tetapi tenaga kerja weekend. Dimana diawali dari rutinitas divisi kami yang selalu saja kegiatan dinas itu justru semakin banyak di hari sabtu minggu. Baik undangan acara secara langsung juga disposisi para pimpinan untuk menghadiri, mewakili dan menyampaikan sepatah dua patah kata dalam format sambutan, keynote speech atau materi paparan tentang kejawabaratan.
Maka disaat itulah improvisasi harus hadir dan tampil keatas podium tentu dengan beban dan tantangan bisa merepresentasikan pimpinan atau minimal bisa menyampaikan poin penting tentang visi dan misi jawa barat. Jika sekedar membacakan teks sambutan yang sudah disiapkan maka bukan tugas yang berat, namun berdiri di podium sebagai wakil pimpinan itulah tantangan sebenarnya. Bagaimana audien gang hadir mau mendengarkan dan memperhatikan ucapan kita adalah tantangan berat.
Disinilah ide untuk membuat MIPAN atau mini pantun. Karena kalau pantun biasanya ada 4 baris tentu dengan akhiran yang sama, seperti contohnya :
Bunga mawar mekar di pagi, Wangi harum mengundang rasa. Senyum ceria hati bersemi, Bersama teman, hidup bahagia.
Namun dalam prakteknya apalagi mengusung momen spontanitas, akan kesulitan untuk menghafalnya dan langsung disampaikan di forum sambutan. Maka cara paling efektif adalah dengan MIPAN ini. Dari situlah ide tentang urusan MAKAN TAHU itu dimulai.
“Kenapa pantun mininya diawali dengan makan tahu?”
Jawabannya sederhana, karena kalimat makan tahu akan berima dengan kalimat ‘I love you’ tinggal ditambah saja dengan kalimat lanjutan yang relevan dengan suasana, nama orang, jabatan tamu VIPnya atau yang paling umum adalah :
Makan tahu pakai tangan kanan I love you para tamu undangan.
Berdasarkan pengalaman beberapa kali melontarkan mini pantun ini dapat membuat suasana lebih santai, akrab dan tentunya ceria. Setelah itu masuk ke dalam konteks tema kegiatan dan akhirnya tak terasa tugas mewakili pimpinan untuk berbicara di depan umumpun kelar.
“Apakah tidak khawatir, audien bosan dengan mini pantun makan tahu?”
Sementara tidak memusingkan itu, biarkan penugasan mewakili untuk.memberikan sambutan oleh pimpinan terus berjalan dan mini pantun ini terus diucapkan. Mungkin besok lusa ada titik jenuh dan mengganti dengan istilah lain. Semuanya mungkin karena perubahan itu adalah keniscayaan. Selamat menikmati mini pantun kami. Wassalam (AKW).
Makan Tahu di daerah Cipaku I love You para pembaca Blog akuuu…
Petugas berpose setelah mengantar jemaah lansia Tawaf / Dokpri.
MASJIDIL HARAM, akwnulis.id. Sore itu getaran hati begitu kencang dikala taksi yang kami bertiga tumpangi bergerak membelah lalulintas di kota Mekah. Getaran semakin menjadi bukan karena banyaknya pemeriksaan dari aparat keamanan di Kota suci ini tetapi sebuah gejolak haru yang tak tertahankan karena akan melihat langsung Kabah, sebuah tujuan utama selama 5 waktu setiap hari menjadi arah shalat fardhu kita. Pemeriksaan di jalanan cukup ketat, lebih dari 5 kali diberhentikan dan ditanyakan terkait tanda pengenal berupa kartu NUSUK. Sebuah identitas resmi yang harus dimiliki para calon jemaah haji.
Bagi kami kloter terakhir penerbangan ibadah haji kali ini penuh tantangan. Karena bis shalawat diberhentikan sementara untuk persiapan kegiatan puncak haji di arafah muzdalifah dan mina padahal kami harus tetap melaksanakan ibadah umrah wajib sebagai syarat awal pelaksanaan haji. Tentu yang kami utamakan adalah koordinasi dengan para ketua KBIH sebagai ketua rombongan dan ketua regu agar jemaah langsung melaksanakan umrah wajib sementara petugas bisa belakangan setelah jemaah mayoritas tuntas berumrah. Maka pilihan naik taksi kami anggap lebih praktis meskipun harganya bisa gila-gilaan. Ya sudah jalani dan hadapi saja.
Taksi berhenti di dalam terowongan dan setelah membayar biaya 50 real bertiga yakni Bapak Ketua Kloter, pembimbing ibadah dan diriku maka kami bertiga menuju eskalator yang ternyata langsung mengarah ke WC 3 dan tentunya langsung berada di gerbang pintu masuk Masjidil Haram, Masyaallah Tabarakallah.
Eskalator menuju halaman Masjidl Haram / Dokpri.
Bertepatan dengan kumandang adzan magrib, maka kami bersegera menyesuaikan dan ikut shalat magrib di pelataran masjidil harom. Setelah itu barulah bisa memasuki area dimana Kabah berada. Setelah mewati gerbang mesjid, lalu lurus dan turun melalui eskalator, disitulah degup jantung begitu kencang karena dihadapan raga yang rapuh dan tiada daya ini terlihat batu hitam hajar aswad, Kabah yang berdiri kokoh menyambut kedatangan berjuta umat muslim dan segala penjuru dunia. Doa melihat Kabah dilafalkan dilanjutkan dengan memulai prosesi tawaf dimana hati ini bergetar dan mengharu biru, “Bismillahi Allahuakbar” dimulailah prosesi mengelilingi Kabah dengan berbagai lantunan doa, shalawat hingga berbagai doa di sampaikan karena inilah tempat terbaik dimana doa akan segera dikabulkan juga beribu pahala akan didapatkan.
Desak – desakan manusia yang mengelilingi Kabah inipun ternyata memberi isyarat penting tentang makna kesabaran dan keikhlasan. Disaat badan ini terdorong keras oleh rombongan manusia yang berusaha memotong jalur demi mencium hajar aswad termasuk melihat seorang ibu yang terjepit dan meringis kesakitan, muncul sebuah tanya, “Apakah karena obsesi mencium hajar aswad dengan segala keutamaannya harus mendzolimi orang lain yang sedang berusaha melaksanakan tawaf?”
Mungkin pendapat masing – masing berbeda, tapi penulis memilih untuk tidak dzalim atau menyakiti orang lain demi mencapai dan mencium hajar aswad. Aktifitas selanjutnya adalah melakukan prosesi Sa’i yaitu berkeliling dari bukit sofa ke bukit marwah selama 7 kali. Sesuai aturan yang sudah dipelajari pada saat manasik haji, maka ucapan doa di kala mulai bergerak, disaat berada dibawah lampu berwarna hijau dimana laki-laki fisunnahkan untuk berlari kecil hingga berdoa di bukit marwah dengan menghadap kembali ke kiblat semakin menebalkan rasa iman kita dan menguatkan tentang bagaimana sejarah panjang tentang perjuangan nabi ibrahim dan siti hajar di masa lalu.
Jalur Sa’i – Shofa Marwah / Dokpri.
Akhirnya setelah prosesi sa’i berakhir maka tuntas sudah pelaksanaan umroh wajib yang dipungkas dengan pelaksanaan tahalul yakni mengguntinh sedikit rambut dengan mebaca doa, “DOA TAHALUL”. Tidak lupa juga menyempatkan untuk meminum air zam zam yang tersedia berlimpah ruah di berbagai titik masjidil haram. Di lokasi Sa’i air zamzamnya begitu dingin seperti didalam kulkas. Sementara yang diluar terutama di pelataran air zamzamnya tidak terlalu dingin tetapi tentu tetap enak nikmat menyegarkan dan berpahala serta memberi efek penyembuhan.
Antar lansia menuju Masjidil Haram / Dokpri
Setelah tuntas semua, kami bertiga kembali meninggalkan masjidil haram dan kembali berhadapan dengan sopir taksi yang mematok harga tidak manusiawi. Ya sudah dibayar saja patungan bertiga dengan harga 2 kali lipat sewaktu kami berangkat. Yang penting kami segera bisa tiba di hotel dan beristirahat karena esok hari banyak sekali tugas yang harus dilakukan terutama menyangkut nasib beberapa jemaah yang terpisah rombongan juga terpisah dari koper besarnya yang tak kunjung datang. (AKW).
JARWAL MEKAH, akwnulis.id. Suasana mengharu biru dari para jemaah yang sudah melewati pemeriksaan imigrasi lalu bergerak ke tempat persiapan pemberangkatan ke hotel masing – masing di bandara King Abdul Aziz Jeddah. Tempatnya cikup luas dan terdapat akses toilet yang luas baik laki – laki dan perempuan. Maka bergiliranlah ke toilet untuk sekedar buang air kecil atau malah langsung ‘menandai tempat‘ dengan aktifitas buang air besar.
Ada pandangan bahwa manakala di tempat baru bisa langsung BAB alias ee, maka dianggap memiliki tingkat adaptasi tinggi. Katanya. Jadi berbahagialah bagi yang langsung bisa buang air besar di toilet tanpa kesulitan. Eh kok kadi ngobrolin beabe. Udah ah… kembali ke laptop.
Petugas haji dari Kementerian agama dengan cekatan memgatur rombongan dan mengarahkan ke bis yang sudah diatur sedemikian rupa. Maka para jemaah dan petugas haji daerah yang sama menggunakan kain ihram tentu mengikuti semua arahan dan menaiki bis yang sudah ditentukan. Bis bergerak dari bandara di Jeddah menuju mekkah dan beberapa titik terasa melambat tapi karena kondisi phisik cukup lelah jadi avak sayup – sayup hingga kembali terridur. Ternyata beberapa kali tersendat dan atau malah macet terdiam itu adalah proses pemeriksaan super ketat dari aparat keamanan Pemerintahan arab saudi dalam memastikan bahwa di musim haji tahun ini benar – benar tersaring bahwa jemaah haji yang masuk ke kota mekah adalah dengan menggunakan visa haji dan terintegrasi dalam aplikasi yang namanya NUSUK. Hati – hati bukan bahasa indonesia tetapi bahasa arab, *Nusuk* (نسك) dalam bahasa Arab memiliki arti yang terkait dengan ibadah dan ritual keagamaan, khususnya dalam konteks haji dan umrah.
Kartu NUSUK bagian belakang / Dokpri.
Prosesi perjalanan berjalan lancar hingga memasuki kota mekah. Degup jantung terasa lebih kencang seiring luapan rasa syukur bisa menjejakkan kaki di tanah suci. Sebuah kesempatan hidup luar biasa dengan 2 fungsi yang penuh keberkahan. Sebagai petugas yang melayani jemaah haji sekaligus mengikuti prosesi tahapan berhaji. Alhamdulillahirobbil alamin.
Bis berkeliling mengantarkan jemaah menuju hotel yang sudah diatur sedemikian rupa. Satu persatu jemaah turun dengan berbagai hotel yang berbeda. Termasuk yang mengurusnya dari lokal arab yang disebut syarikah, mengatur dan mengarahkan para jemaah ke hotel – hotel yang tersebar di berbagai sektor di daerah kerja mekah. Setelah tuntas jemaah memasuki hotel masing – masing dilanjutkan dengan pendistribusian koper besar jemaah yang juga memerlukan kesabaran serta ketelitian. Ada beberapa koper yang berjiwa petualang sehingga berkeliling dari hotel ke hotel namun akhirnya bisa bersua kembali dengan pemiliknya.
Tantangan terus hadir, setelah mengawal penempatan jemaah juga mengejar koper besar yang berpetualang tiba saatnya kita memastikan para jemaah melaksanakan umroh wajib di masjidil harom. Disini peran ketua kloter, pembimbing ibadah, petugas pelayanan umum dan tenaga kesehatan serta kolaborasi intens dengan para ketua rombongan dan ketua regu sangat menentukan kelancaran semuanya. Alhamdulillah secara umum pelaksanaan umroh wajib dikordinasikan oleh para ketua rombongan termasuk juga yang jalur haji mandiri melakukan umroh wajibnya secara mandiri. Petugaspun menyesuaikan melaksanakan umroh wajib diawali tawaf lalu pelaksanaan sa’i. Selain itu petugas harus siap dan siaga manakala menghadapi jemaah lansia dan resiko tinggi yang tercecer tidak ikut rombongan melaksanakan umroh wajib. Disinilah peran binbad, petugas dan nakes untuk mengawal pelaksanaan umroh wajib tetsebut.
Di depan Hotel 704 / Dokpri.
Kamar hotel yang ditempati penulis berada di sektor 7 tepatnya berkode 704 Hotel Wehdah Alhoir di wilayah Jarwal Kota Mekah yakni lantai 4 kamar 423. Isi kamar berempat dengan keunikan tersendiri yakni bergabung dengan jemaah dan lintas kloter juga lintas embarkasi. Sebuah pengalaman seru yang tidak akan terlupakan. (AKW).
Take off Kertajati dan Landing di King Abdul Aziz, selamat berhaji.
Bapak Binbad sedang beri arahan / Dokpri.
JEDDAH, Akwnulis.id. Adzan shubuh berkumandang membangunkan raga yang tertidur pulas di asrama haji indramayu. Segera bangun dan bergegas untuk memadi dan mempersiapkan segalanya sekaligus cek ricek aneka perlengkapan yang ada. Serta ada tantangan yang harus siap dihadapi yaitu menggunakan pakain ihram.
“Memang sulit pake kaun ihrom? Khan sudah latihan sebelumnya!”
Sebuah tanya akan hadir tentunya, dan jawabannya sebenarnya sederhana. Memakai kain ihrom itu insyaalloh mudah karena sudah diajarin, melatih diri dan menggunakan ikat pinggang untuk menjaga kekencangannya. Tapi disaat membiasakan tidak bercelana dalam, itu tantangannya. Nggak percaya, ya silahkan coba. Apalagi dipastikan bahwa baik jemaah juga petugas harus berkain ihrom mulai siang hari di hari ini hingga besok tiba di mekah. Maka adaptasi yang cepat harus segera dilakukan. Setelah makan pagi hingga jam 11.00 wib masih berpakaian kebanggaan petugas yakni kemeja panjang biru muda. Melakukan pengecekan akhir dengan ketua kloter dan pembimbing ibadah, hingga tibalah adzan dhuhur berkumandang dan itulah saatnya berubah.menggunakan kain ihrom. Jeng jreeng.
Kain ihram sudah digunakan, ikat pinggangpun terpasang. Gelang ditangan, kartu – kartu dikalungkan di leher serta tas pinggang pembagian menempel di pinggang kanan. “Gaskeun barudaaak, Mamang siap bertugas!”
Petugas Saudi Airlines memberi informasi / Dokpri.
Maka tas gendong hitam sudah siap dipunggung, koper kecil di geser menuju lokasi pemeriksaan akhir yang berada di lantai 2 asrama haji. Pintu X-Ray.menyambut dan pemndaian barang-barang dimulai. Ini yang disebut ‘fast track‘ sebuah pelayanan inovatif hasil kolaborasi kementerian agama republik indonesia dan pihak saudi arabia airlines dalam rangka percepatan pendorongan jemaah untuk segera masuk pesawat. Jadi tidak ada lagi pemeriksaan jemaah di bandara. Kami petugas dan jemaah yang sudah lolos pemeriksaan, diarahkan naik ke bis yang sudah tersedia dan pintu bisnya ditutup oleh petugas serta disegel. Jadi yang mau buang air harus ditahan atau gunakan toilet yang ada di bis.
Perjalanan selama 1,5 jam menggunakan bis terasa menyenangkan. Selain mendengarkan penjelasan dari pihak saudi arabia airlines juga penjelasan umum dari pembimbing ibadah tentang tahapan urusan ibadah yang harus dipersiapkan dan diyakini optimisme perjalanan ibadah haji yang sudah berada di ambang mata. Hingga akhirnya rombongan bis tiba di bandara kertajati dan tidak melalui proses pemeriksaan lagi. Namun langsung diarahkan petugas ke ruang tunggu dan hanya sekitar 25 menit saja beristirahat serta sebagian ke kamar mandi bandara, maka secara per rombongan mulai memasuki pesawat Saudi Airlines yang akan menerbangkan 405 orang penumpang yang terdiri dari jemaah dengan petugas haji.
Memasuki Bandara Internasional Kertajati / Dokpri.
Tepat pada pukul 17.15 wib pesawat take off dan terbang menggapai batas awan lalu melewatinya sehingga awan putih menjadi hamparan dalam mengawali perjalanan ini. Bismillabirrohmannirrohim. Perjalanan akan ditempuh selama 9 jam kawan, iya 9 jam. Berarti target tiba di Bandara King Abdul Aziz di Jeddah adalah sekitar pukul 01.15 wib atau masih pukul 23.15 was (waktu arab saudi) karena perbedaan waktu antara indonesia dan mekah adalah selisih 4 jam lebih cepat.
Kembali tak lupa.mengucap syukur kepada Illahi karena dapat kembali bertugas dinas melewati batas negara setelah terakhir adalah perjalan dinas ke Melbourne Australia pada akhir tahun 2022 lalu sebagaimana terdokumentasi pada salah satu tulisanku ini yakni COLD BREW at CALIA RESTO. maka perjalanan kali ini jauh lebih ajiiiib, karena menjadi petugas haji daerah. Berangkat dinas selama 40 hari membersamai para jemaah haji sekaligus mendapat kesempatan melaksanakan rukun islam yang kelima. Luar biasa.
Tugas sebagai petugas ternyata unik dan menarik, di dalam kabin pesawatpun harus senantiasa siaga dan siap sedia melaksanakan aneka fungsi untuk membantu calon jemaah haji ataupun pihak lain seperti pihak maskapai saudia airlines. Mulai dari mengatur ulang posisi duduk dari penumpang dimana para penumpang lansia dan beresiko tinggi penyakit ditempatkan di kursi terdepan agar memudahkan pelatanan media oleh tim kesehatan. Tentu dokter dan perawat sigap memberikan pelatanan baik yang resiko tinggi ataypun keluhan kesehatan lainnya dari para penumpang.
Para jemaah haji di pesawat / Dokpri.
Ada juga tugas tambahan baru yang agak menggelitik yakni request dari pihak pramugari untuk memberikan pengumuman kepada seluruh penumpang melalui interkom pesawat dalam bahasa sunda.. ya bahasa sunda. Karena dikhawatirkan banyak yang tidak paham bahasa indonesia terkait pemakaian toilet pesawat yang memang dengan air terbatas dan mengelap setelah kencing atau cebok dengan kertas tisu. Untung saja penulis suka iseng menulis bahasa sunda dalam format fiksimini maka mikropon disambar dan segera menyampaikan pengumuman khusus berbahasa sunda.
“Kahatur bapak miwah ibu calon jemaah haji, sing saha waè nu hoyong kahampangan atanapi miceun di jamban kapal udara teu kenging babaseuhan komo deui jijibrugan margi cai nu disagogikeun walurat. Lajeng upami rèngsè ngisang, papang, sareng sajabina ulah hilap cècèwok ogè ombèhna nganggo kertas tisu. Hatur nuhun.”
Para penumpang terlihat mengangguk – angguk mendengarkan pengumuman berbahasa daerah tersebut tapi wajahnya kembali bingung karena membersihkan kotoran dengan tisu adalah hal yang baru. Pasti pikirannya sama, “Takut nggak bersih ah.”
Ya sudah yang penting informasi telah disampaikan. Penulis sendiri mencoba fasilitas toiletnya, ya harus extra adaptasi apalagi terkait pijit tombol flush yang langsung terdengar suara angin berhembus dan kotoran di wc hilang, ajaiiib. Cuci tangan dan cuci muka masih bisa tetapi tentu berhematlah dengan air yang ada di toilet pesawat tersebut.
Tugas selanjutnya adalah melakukan operasi razia celana dalam. Tapi jangan salah sangka, bukan berarti narikin celana dalam eh kolor bapak – bapak, tetapi hanya mengingatkan saja bahwa disaat akan miqot dan tentunya berniat umroh maka menggunakan kain ihram tanpa menggunakan kain yang dijahit seperti kaos dalam dan celana dalam. Cara mengingatkannya tentu melalui teriakan dan menggunakan interkom dalam kabin. Tentu saja petugas sambil berkeliling kabin untuk mengingatkan terus para jemaah pria agar ibadah umrohnya lancar dan tidak kena dam atau denda.
Mendarat di Bandara KAA Jedah / Dokpri.
15 menit kemudian, pesawat diyakini sudah melewati yalam lam dan miqot sudah bisa dilaksanakan. Suasana dalam kabin terasa syahdu karena lampu semua dimatikan seiring dengan waktu pendaratan di bandara King Abdil Aziz Jeddah semakin dekat. Niat umroh dipimpin pembimbing ibadah dan diikuti oleh para jemaah. Menandakan dimulainya rangkaian ibadah haji bagi kloter 28 KJT ini yang merupakan kloter pamungkas yang diberangkatkan dari Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati Majalengka.
Tepat pukul 02.15 wib atau pukul 22.15 waktu arab saudi, pesawat mendarat dengan mulus di landasan runway king abdul aziz di Jeddah dan tak berapa lama para penumpang turun secara antre disambut oleh bis yang akan mengantarkan ke area pemeriksaan pasport oleh pihak Imigrasj Pemerintah Arab Saudi. (Bersambung).
Hatur nuhun Ka Gusti Allah Nu Maha Suci Takdir Pasini Ngawangun Jangji. Ibu rama miwah mitoha nu janten berlah cukang lantaranna. Ngawidian ngadahup pikeun nyangking bagja. Dina wirahma Sakinah Mawaddah Warrahmah, kulawargi anu rukun salawasna.
Nuhun Neng Mia 10 tahun nampi sapuratina. Hayu sasarengan silih jagi silih riksa. Silih èlingan ulah asa-asa.
WassalamWrWbr.
***
Ini bukan naskah pidato kawan, tetapi sebuah curahan hati yang berharap mewakili sebuah rasa dan kilasan pengalaman menapaki kehidupan dalam kerangka rumah tangga.
Pasti kalimat selanjutnya adalah SAMAWA, yakni Sakinah Mawaddah Warrahmah. Sebuah kalimat yang memberi kekuatan nyata bahwa membangun rumah tangga bukan hanya urusan kedua pasangan saja tetapi sebuah Takdir Illahi, keterhubungan dengan manusia secara silaturahmi juga bagaimana menjadi bagian penting menjaga lingkungan tetap alami dan dengan aneka fungsi.
Waktu 10 tahun pernikahan akan terasa sebentar bagi yang sudah melewatinya tetapi tidak sedikit yang masih tertatih saling memahami meski baru hitungan bulan dan akhirnya berpisah dengan alasan klise ‘tidak ada kecocokan”.
Memang semua pasangan tidak ciples cocok satu sama lain, tetapi dengan sebuah janji suci pernikahan maka keterikatan lahir bathin itu harus diikuti dengan sebuah rasa saling menerima dan saling memberi kekurangan serta kelebihan yang dimiliki masing-masing. Jangan berharap pasangan hidup kita tiba – tiba cocok, tapi berharap dan berdoa menerima apa adanya menjalani dan mensyukurinya, itu yang utama.
“Mengapa menulis captionnya berbahasa sunda?”
Itulah sebuah anugrah Allah kepada hambanya untuk bisa mengutak-atik kata sekaligus melestarikan budaya bahasa ibunda yang pituin kelahiran ciamis tetapi sekarang sudah menjadi mukimin di daerah Bandung Barat.
Bersua tak sengaja sepulang dari shalat jumat. Terlihat si hitam sedang santai sambil menjilati badannya dengan tenang tidak pusing memikirkan dampak kebijakan perang dagang Donald Trumph yang membuka perlawanan terbuka China termasuk dampak langsung terhadap ekspor indonesia.
Si kucing hitam tidak terganggu meneruskan aktifitas jilat menjilatinnya. Sesekali wajahnya melihat ke sumber suara termasuk matanya memandang kamera hape ini. Sebuah sikap waspada atau memang si kucing ini golongan KSK (kucing sadar kamera).
Namun perjumpaan dengan kucing hitam ini tak bisa lama, cukup 19 detik saja di vedio yang tersimpan rapih pada memori hape. Selamat melanjutkan kehidupan ya kucing hitam.
Aktifitasnya dan jilatan santainya seolah berucap, “Hidup ini santai kawaan….”