Kopi & Kolam Renang di Mason Pine Hotel

Kopi dan Kolam renang menjadi paduan yang menyenangkan dan so pasti…. sama-sama punya efek menyegarkan.

Photo : Segelas Espresso siap minum / dokpri.

Birunya air di kolam renang ditambah cuaca wilayah bandung barat yang sejuk betapa memanjakan rasa dan menyegarkan fikir. Mengundang raga untuk segera nyebur dan menikmati sensasi kesegaran air sekaligus menjadi sarana meditasi jiwa. Karena di dalam air hanya mata dan otak yang bisa difungsikan sempurna. Hidung dan telinga harus istirahat sejenak dan momen inilah yang menjadi momen untuk bertafakur, merasakan keterbatasan diri untuk berserah kepada ciptaan Allah yaitu air yang melingkupi.

Kesempatan sekarang mencoba mengulas fasilitas kolam renang di Hotel Mason Pine di Area Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Kolam renang ukuran olimpiade yaitu panjang 50 meter dan lebar 25 meter dengan kedalaman 1,2 meter ditambah dengan di sisi depan terdapat kolam persiapan sedalam 60cm cocok buat bersantai sebelum atau sesudah berenang.

Selain itu terdapat juga kolam permainan anak dengan berbagai fasilitasnya, di jamin anak-anak pasti menyukainya. Apalagi klo dapetnya kamar tidur yang akses langsung ke taman trus ke kolam renang… nikmat banget dech.

Untuk fasilitas kolam renang udah pasti handuk tersedia, shower outdoor ada trus moo sambil pesen makanan juga bisa. Tetapi tidak ada lifeguard, jadi musti hati-hati apalagi bersama anak. Sebagai peralatan darurat terdapat pelampung bertali yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk menolong.

Kolam renang ini posisinya sangat strategis, masuk lobby hotel langsung lurus menuju restoran, turun ikuti tangga ya sudah sampai di tepi kolam renang. Buat pengunjung non hotel dikenai biaya Rp 55rb senin sd kamis dan Rp 70rb di hari jumat-sabtu-minggu. Kolam udah bisa digunakan mulai jam 06.00 wib sd 18.00 wib.

Photo : Suasana dalam kamar / dokpri.

Klo buat yang nginep apalagi yang kamarnya akses langsung taman, ya tinggal bergegas menuju kolam renang. Jangan lupa berpakaian renang tentunya. Soalnya klo bugil, ntar ditangkap satpam.

Photo : Akses dari kamar menuju taman dan kolam renang/dokpri.

Buat yang nggak bisa berenang tapi pengen main air berarti pilihannya bisa gabung dengan area kolam anak atau di kolam standar olimpiade, jalan-jalan aja dalam air. Egepe klo ada yang liat, kaki kaki kita kenapa juga… klo pengen ya ikutin buka baju, nyebur dech. Susah amaat.

***

Eh satu lagi belon dibahas, nggak lupa urusan kopi nich, di Cafenya ada coffee makernya jadi yang moo cappucino, cafe latte, macchiato, americano and double espresso tinggal order aja. Mereka pake bean kopinya house blend arabica-robusta merk Piaza Doro Espresso.

Sayangnya manual brewnya blum ada, padahal suasana mendukung banget buat nikmatin manual brewnya….. tapi sedikit terobati dengan secangkir espresso dan secangkir americano. Urusan harga ya menyesuaikan dengan hotel berbintang di kisaran Rp 40rb sd 50rb per sajian.

Udah ah gitu aja dulu ulasannya. Moo balik ke kamar nich, ngantuuk. Wassalam (AKW).

Mana buku kaporit?

Ayo tampilkan buku kaporitttmu di medsos ..

Entah siapa yang mulai pren.. tapi itulah uniknya medsos. Salah satunya Facebook. Setelah bejibun kuis-kuis tentang nasib, berubah wajah jadi tua ataupun make over ala artis jadi kinclong, tapi ternyata beresiko dari sisi keamanan data karena aplikasi-aplikasi itu ternyata buatan pihak ketiga dan berpotensi meretas data sang pengguna kuis tanpa disadari.

Karena setiap mau menggunakan kuis tersebut pasti ada notifikasi untuk meminta ijin aplikasi tersebut diijinkan akses ke galery photo, daftar kontak dan kamera…. biasanya yes yang dipijit tanpa pikir panjang, padahal itulah pintu pembuka peretasan data pribadi kita.

Urusan pihak ketiga memang runyam, jangankan aplikasi di dunia nyatapun pihak ketiga bisa memporakporandakan hubungan rumah tangga hingga berakibat perceraian. Kecuali urusan pengadaan barang dan jasa, pihak ketiga sangat diperlukan.

Eh kalah ka kadinya…

Gini pren.. ternyata sekarang ada tantangan kuis di FB yang nggak pake aplikasi pihak ketiga tapi kombinasi GTM yaitu Getok tular dan mensyen, alias dari mulut ke mulut alias lapak ke lapak pribadi di FB yang nyolek eh ngemensyen temennya dimana tantangannya adalah untuk menampilkan buku favorit atau yang disenengin masing-masing pada masanya selama 7 hari berturut-turut.

Syaratnya gampang tinggal modal photoin tuh cover bukunya dan share di halaman FB, jangan lupa tantangin balad lain agar mosting juga buku kaporit eh favoritnya…. gampang khan?

Urusan buku yang ditampilin orang lain ternyata hoax dan pencitraan… biarin ajah. Itu urusan dia dengan Allah.. rebes khan. Tapi klo kita moo posting cover buku, ya musti yang bener-bener kaporit di masanya atau pokona mah legendlah untuk diri pribadi.

Urusan kaporit itu asli atau tidak, jangan dicemplungin di kolam nanti ikannya pada keracunan…. ihhh apa sih.

***

Buku kaporit perdanaku adalah buku Lupus, sang idola remaja baheula era kids jaman old 80-90an. Sebenernya ada beberapa judul tapi goréhél téh yang judulnya ‘Mahluk manis dalam bis.’

Ekpektasi setelah menikmati buku ini bisa bersua dengan mahluk manis di dalam bis tapi karena seringnya naek angkutan umum jenis elf yang isinya selalu desak-desakan, terpaksa judul bukunya diubah ‘Mahluk berkeringat selalu ingat’ xixixixi.

Buku kaporit kedua adalah serial kartun shincan, karakter bocah lucu yang kelewatan iseng serta agak nggak senonoh mangkanya di cover buku ditulis ’15 tahun keatas.’ Tapi itu diatas 15 tahun jaman baheula sangat berbeda dengan 15 tahun saat ini. Meskipun tetep, usahakan meskipun kartun, tidak dikonsumsi eh di baca anak-anak dibawah batas umur tersebut bisi terkontaminasi keusilan dan ketidaksenonohannya.

***

Masih tersisa 5 postingan buku kaporit, yang penasaran ya buka aja akun FBkuh…. intinya tantangan ini kecil kemungkinan beresiko diretas pihak ketiga tetapi tetep akan nambah jam terbang buka2 halaman android FB kamu karena penasaran dengan jempol, love, smile plus komentar yang mampirr tak disangka-sangka.

Ayo posting buku kaporit eh favoritmuuu dan tantang temanmu untuk posting buku favoritnya. Hatur nuhun (AKW).

Kembang Buruan

Binar, anaking jimat awaking.

Wanci haneut moyan
Ayshaluna ulin di buruan
Dangdak déngdék daun dititénan
Bari teu weléh imut bari nyepeng dahan

Teu aya kasieun
Bisi hileud atawa sireum
Istuning anteng bari teu tiasa balem
Norowéco pepeta jiga nuju syuting pilem

Hatur nuhun Ya Allah Maha Agung
Dititipan murangkalih nu pinuh barokah
Mugi salawasna séhat sholéhah
Nyandak bagja nu pinuh berkah. (AKW).

Diary Coffee 8

Catatan nyruput si hitam volume 8

Hari berganti hari
Tantangan dan harapan terus berbagi
Saling memuji meski tetap hati-hati
Makna hidup adalah ketenangan hakiki

Sentani Papua diseduh perlahan
V60 tetap manual brew andalan
Hendra barista tosca berkenan
Sajikan kenyamanan dalam keharuman

Terasa mantap rasa dark coklat
Ada juga kacang tanah sedikit kuat
Yang pasti body medium tetap terhormat
Acidity low tapi tetap rasanya mantap

Kopi hitam tetap tersaji
Argo parahyangan di ruang restorasi
Satu cangkir black coffee
Perjalananpun berseri-seri

Manual brew Ahertiani
Ditemani buku sejarah kopi sejati
Mengukuhkan priangan pusatnya kopi
Masa lalu dan masa kini

Rest Area 125 Cimahi
Ada tempat kopi yang menarik hati
Sajian Cemex Kalita dan V60
Sajikan manual brew kopi asli

Pilihan kopinya masih terbatas
Hanya malabar, gayo, toraja terbungkus kertas
Silahkan memilih bebas
Dahaga kopi minimal lepas

Nongkrong sambil bawa buku
Baca situasi sampai waktu berlalu
2 kali sajian kopi membantu
Jalani hidup tak selalu syahdu

Diajak Nyasar

Teriakannya bikin pede yang denger, tapi ternyata awal mula dari ketersesatan.

Alhamdulillah, tepat pukul 08.00 waktu ibukota, kami menjejakkan kaki di stasiun Gambir. Tak banyak tungak tengok karena kaki sudah otomatis menuruni tangga menuju lantai bawah bersama para penumpang kereta lainnya. Tak lupa ritual setelah tiba di lantai bawah, belok kanan menuju toilet pria dan bersaing dengan penumpang lain untuk mendapatkan urinoir yang kosong… ahay dapet. Cerrrr……

Tuntas menyimpan urin di stasiun gambir.. eh membuang ding, lanjut bergerak keluar stasiun. Biasanya sudah order takol via aplikasi tapi hari ini nyoba taksi konvensional yang nongki di Gambir, biasanya bluebird dan pusaka. Langkah kaki keluar pintu utara menuju petugas taksi. Tak hitungan menit, sedan biru muda mendekat dan kamipun numpak.. eh menaiki taksi tersebut tanpa banyak tanya.

Seorang bapak berumur menyambut kami dengan pertanyaan yang sopan, “Mau kemana pak?” “Ke hotel Grand Kemang pa” kami menjawab serempak.

Bapak sopir mengangguk lalu memijit handphone androidnya dan mendekati layar android sambil bilang, “Grand Hotel Kemang!!”… layar android berputar sesaat dan tadaaa….. tujuan sudah terpampang di aplikasi googlemap yang akan menjadi pemandu perjalanan kami pagi ini.

“Gaul juga nich si bapak, akrab dengan teknologi, mantabs!” Suara dalam hati memuji, taksipun berjalan mengikuti track yang dipandu oleh android dihadapan kami.

Tak banyak tanya dan fokus buka-buka hape di email… eh buka email di hape, urusan kerjaan yang musti segera dibaca dan diputuskan. Sehingga tak melihat taksi meluncur menyusuri jalan ibukota, tapi pasti percaya lha wong tadi udah pede banget menggunakan aplikasi googlemap.

Ternyata……. kecurigaan mulai muncul pas taksi maksa masuk komplek Blok M. Lho kok kesini?…
“Pak kok masuk kesini?” Reflek sebuah pertanyaan muncul. “Menurut petunjuk peta, ini yang lebih dekat!” Sang sopir menjawab tegas. Weitt pede banget tuh jawaban, padahal jelas di komplek blok M itu nggak ada Hotel Kemang. Tapi daripada berdebat sama orangtua, malah kualat yo wiss.. monggo ikuti petunjuk peta digital…

Akhirnya taksi mutar-muter nggak jelas hingga berakhir di parkiran motor yang sempit deket tumpukan sampah. Terlihat di spion tengah wajah sang sopir agak tegang, berkeringat dan memutih. Ditanya lagi dech, “Bapak udah lama pegang taksi di Jakarta?”
“Baru de, baru 1 bulan” Jawabnya pelan-pelan.

Aihhhh…. yakin dech bapak ini belum tau rute…

“Ya sudah pak, saya pandu aja. Sekarang kita keluar dari komplek ini!”

“Iya de..” jawab sopir tua itu tergagap. Dari tanya jawab singkat selanjutnya ternyata bapak sopir bertitel haji ini dari pulau sumatera dan baru dua bulan ini mencari rejeki menjadi sopir taksi di Ibukota.

Rasa iba muncul mengalahkan kedongkolan, meskipun jelas kami sudah terlambat 20 menit mengikuti acara juga harga ongkos taksi yang hampir 2x lipat, tapi apa mau dikata.

Taksi bergerak mengikuti arahan kami dan akhirnya tiba di lobby Hotel Grand Kemang. Masalah terakhir adalah tidak tersedia kembalian, akhirnya kami yang muda ngalah. Tips diberikan karena agak terpaksa… eh jangan gituuu… ikhlaskann.

Pelajaran berharga bagi kami disaat menaiki taksi konvensional adalah ikut mengecek tujuan yang diteriakkan ke aplikasi android googlemap. Karena bisa saja lokasi sasaran tujuan yang muncul belum tepat seperti apa yang diharapkan. Sehingga terhindar dari keterlambatan datang ke acara serta tambahan ongkos yang tak terduga.

Tiba di hotel segera menuju ruang meeting, meski terlambat tetapi tidak terlalu fatal, hanya 35 menit saja. Ya siap-siap semua mata peserta rapat akan menghunjami diri dengan sejuta tanya yang tak terucap. Sebagai basa-basi sebuah cerita tentang sopir taksi ini, menjadi pelajaran bagi diri bahwa tidak boleh percaya begitu saja dengan seseorang, termasuk kemampuannya menggunakan kemajuan teknologi terkini.

Alhamdulillah bisa meredam tanda tanya dari pimpinan rapat dan mayoritas peserta rapat. Secara kebetulan informasi yang kami sampaikan selanjutnya bisa melengkapi optimisme dari tujuan rapat tersebut…. dan akhirnya rapat berjalan dengan lancar ceria. (AKW).

RUJIT

Geuning sabar téh teu aya watesna..

Photo : Aki nuju mapatahan Néng nini / Doklang.

#FikminSunda

Sakecap natrat sakalimah ngagurat, lambey nu janten cukang lantaran dibantos ku létah nu teu weléh ngumbar amarah. Tapi ulah hilap réhna sadaya ucap tur paripolah téh diatur ku wirahma manah nu sakapeung mah pasalia sareng uteuk nu ngutamikeun asak pikir.

Kecap ‘rujit‘ tiasa janten mamala upami diréncangan ku kecap ‘aing mah’ komo bari raray ngabalieur, beuki angot ningalikeun kaceuceubna.

“Salah sawios landong pikeun ngicalkeun rujit haté nyaéta kedah seueur syukuran kana naon waé anu aya dina kahirupan urang, ulah nungtut waé hoyong sampurna sagala rupi téh, kitu néng” Soanten leuleuy Ki Sumanta mapatahan Nini Uti nu manyun bangkenu nincak poé ka duapuluh tilu.

“Rujit aingah ngadéngéna!” Nini Uti ngagorowok tuluy ngaléos.

Ki Sumanta ngaheruk, rumasa can bisa mapatahan jikan nu baheula dipikacinta. Kecap ‘rujit‘ ngorowotan duriat. (AKW).

Ngojay

Maksad ngojay niiskeun pikir ngajaga haté di basisir Pangandaran.

Hiliwir angin ngageuing haté nu rungsing. Lambak ngagupay karang ngahiap, hayu urang ulin di basisir pikeun mopohokeun karudet. Suku ngagedig muru tukang parahu jeung séwa alat, négo sakeudeung tuluy hanjat kana parahu, angkaribung mawa tumbak, snorkling jeung sapatu bangkong.

Ancrub kana cai nu hérang ngagenclang di basisir pasir putih pangandaran. Karasa seger pikir seger lahir. Kapusing sirna kaganti rasa bagja. Kokojayan kaditu kadieu, ningali taman laut nu éndah. “Hanjakal anjeun teu aya digigireun, éh tapi pan nu matak rungsing téh gara-gara anjeun nu loba kahayang seueur paménta?” Nyéréngéh sorangan. Tuluy ngojay deui rada ka tengah sagara.

Sabot anteng rada teuleum nitenan batu karang jeung lauk warna warni, geuleuyeung dihandapeun aya nu ngojay nangkarak, raray reksak lambey ranghap.

“Astagfirullohal adzim!!!”

Multimoda di ujung jawa

Integrasi aneka alat transportasi atau lebih di kenal dengan istilah Multimoda sudah menjadi hal yang biasa di negara maju. Seperti terintegrasinya sebuah bandara dengan Kereta api baik diatas tanah ataupun dibawah tanah (subway). Di negara jepang, singapura dan beberapa negara di eropa sudah lama mempraktikan konsepsi multimoda ini. Sehingga penggunaan kendaraan pribadi bisa diminimalisir.

Pertama karena fasilitas transportasi umumnya sangat memanjakan penduduk atau siapapun yang datang ke negara tersebut dan kedua adalah regulasi super ketat untuk memiliki dan mengendarai kendaraan milik pribadi.

Di indonesia, negeri tercinta ini sedang berproses menuju integrasi multimoda transportasi tersebut. Salahsatunya adalah akses LRT yang melayani penumpang pesawat yang akan terbang melalui bandara Soekarno – Hatta. Sebelum di jakarta, Bandara Kualanamu Medan sudah memiliki LRT yang melayani rute Kota Medan – Bandara – kota.

Terkait LRT bandara ini memang cukup miris dan deg deg plas… mengingat beberapa peristiwa yang memilukan sekaligus mengkhawatirkan publik. Seperti peristiwa robohnya tebing pembatas …. sehingga menewaskan pengguna jalan yang mobilnya tertimpa materi pada saat melintasi lokasi tersebut juga yang terbaru adalah kondisi berdesak-desakan di stasiun Duri karena pengoperasian kereta Bandara ternyata memangkas jadwal kereta komuter yang rutin melayani masyarakat tangerang dan jakarta untuk bekerja sehari-hari.

***

Diary Coffee 7

Cerita si hitam di Kota Surabaya terangkum dalam bait puisi DCvol7.

Panasnya Kota Surabaya
Tidak urungkan semangat berkelana
Malah jadi pengen nyoba
Sensasi kopi di Kota bu Risma

Tapi nggak bisa sebebasnya
Karena agenda acara sudah jelas adanya
Jadi ikuti semuanya
Hunting kopi di sela agenda

Memang rejeki tidak kemana
Disaat ada sesi belanja
Ibu-ibu berhamburan semua
Tuntaskan penasaran dan hasratnya

Segera menyelinap ke bangunan tua
Yang menyajikan si hitam nyata
Espresso manual dan kopi arabica
Menjadi pemuas dahaga

Rasa espresso manualnya lumayan
Kopi tubruknyapun bikin nyaman
Bersandar sambil nikmati keadaan
Terasa nikmat nian

Beranjak sore menuju bangkalan
Pulau madura jadi tujuan
Suramadu sangat berperan
Bikin lancar perjalanan

Di madurasa segera tersaji
Segelas kopi Toraja kalosi
Meski ditubruk pake air panas asli
Yang penting kopi dan kopiii

Disaat yang lain berburu batik maduratna
Daku duduk merdeka
Menikmati secangkir suasana
Menuju temaram di pulau madura

Esoknya double espresso secangkir
Bikin otak terus berfikir
Hidup ini suatu saat berakhir
Jadi inget belum berdzikir.

Garuda Indonesia sudah di udara
Datanglah sang pramugara
Tawarkan si hitam menggugah selera
Kopi hitam yang menggelora

Akhirnya selesai dulu ya
Diary coffee akan ada lanjutannya
Si hitam segar pasti menggoda
Dimanapun ia berada.

*) Edisi diary coffee sambil beredar di Surabaya (AKW).

Cirambay

Aya-aya waé ari nuju di jalan téh.

Pas eureun na lampu beureum. Brakk!!! Kaca tukang aya nu ngababuk, sajorélat ngalieuk. Kaciri ditukang loba motor. Uing muka panto supir, turun katukang.

“Nanaonan ari sia, bet neunggeul kaca mobil teu pupuguh?” Uing muncereng napsu ngaguruh. Manéhna molotot euweuh kasieun. Uing maju bari ngaluarkeun jurus monyét ngagugulung kalapa, méh bisa nonjok tah si pikasebeleun téh. Pas peureup rék antel kana beungeutna, kaciri éta jelema téh geuning cirambay. Kabeneran manéhna maké hélm sapotong.

Reg peureup eureun, uing galaw. “Tuluykeun ngahabek atawa tanya heula?” tapi tibatan jadi matak mending nanya heula. “Kunaon siah jagoan téh bet ceurik?” Uing nanya bari rada muncereng. Manéhna tungkul bari nempo kahandap. Ana bréh ramo suku katuhuna katindihan ban mobil nu uing. Gebeg téh, beretek uing lumpat naik kana mobil, maju saeutik.

Si bapa ngagolér tuluy dipayang asup na mobil uing, muru ka rumah sakit. karunya ramo suku limaannana jadi jempol sakabéhna.

***

Catetan :

Ieu fiksimini basa sunda Seratan simkuring 2 taun kapengker, ping 12 April 2016. Diropéa saciwit. Wassalam.(AKW).