I’tikaf & muntaber

Perjuangan di 10 malam terakhir…

CIMAHI, http://www.akwnulis.id. Pelaksanaan shaum di ramadhan tahun ini sudah memasuki fase 10 hari terakhir. Dimulai agenda i’tikaf di mesjid pada malam. – malam ganjil sekaligus berharap meraih dan mendapatkan lailatul qodar.

Dalam kerangka agama tentu banyak tulisan, ulasan juga penjelasan versi video baik dengan wajah para ulama dan ustad ataupun seieing teknologi menggunakan AI (artifisial intelegent) uang berupa video yang interaktif, penuh warna serta dengan visualisasi yang menakjubkan. Sehingga banyak diantara kita yang merasa cukup menjadi jemaah Alyutubiah dan Al intagramiyah serta disusul menjadi jemaah al Tiktokiyah.

Padahal semakin sempurna manakala ceramah di media sosial itupun dibarengan atau disempurnakan dengan kehadiran langsung dalam majlis mengaji, tadarus bersama, kajian agama, menghadiri ceramah tablig akbar dan berbagai aktifitas langsung lainnya dengan tema besar adalah menjaga interaksi langsung dalam balutan silaturahmi.

Kalau shalat tarawih dan shalat 5 waktu lainnya tentu berjamaah di Mesjid apalagi bagi lelaki. Jangan sekali-kali shalat tarawih di rumah dan diimami via youtube, teu aya tidituna. Kabayang klo ada yang maksain begitu karena nvgak mau keluar rumah, rokaat kedua ada iklan di youtubnya. Kita sebagai makmum onlinenya gimana?…..

Jadi mari kita manfaatkan momentum bulan ramadhan ini untuk merekatkan silaturahmi kebersamaan dalam berbagai aktifitas keagamaan sekaligus menguatkan keimanan dalam perkembangan jaman yang terus berubah dan bergerak dengan segala dinamikanya.

10 hari terakhir menjadi kesempatan terbatas untuk mer i’tikaf di mesjid. Memanfaatkan seluruh waktu dan atau mayoritas waktu untuk beribadah kepada Allah Subhana Wataala.

Meskipun ternyata dalam pelaksanaan i’tikaf itu ada istilah yaitu ‘muntaber‘…. bukan berarti penyakit yang pernah mendera masyarakat kita di jaman baheula yakni muntah dan berak… dan ditangani dengan penanganan pertama oralit.

Tapi ini singkatannya berkaitan dengan kehadiran i’tikaf di mesjid. Muntaber disini artinya berbeda, yakni ‘mundur tanpa berita‘ yakni disaat tadi malam adalah malam ke-23 ternyata peserta i’tikaf berguguran. Ada beberapa yang muntaber, alias menghilang pelan-pelan dari area mesjid. Mugi-mugi pulangnya ke rumahnya, jangan sampai ke tempat lain hehehe.

Baiklah itu dulu saja tulisan singkat kali ini, selamat menikmati dan mensyukuri 10 hari terakhir ini tentu dengan semangat ibadah, semangat kebersamaan dan juga semangat harapan besar meraih lailatul qodar. Wassalam (AKW).

KESERUAN DI PASAR APUNG LOK BAINTAN

Keceriaan bersama emak – emak jago pantun dan jago jualan.

BANJARMASIN, akwnulis.com. Melanjutkan tulisan terdahulu tentang perjalanan dini hari membelah sungai untuk menuju area pasar terapung Lok Baintan yaitu DINI HARI NGOPI & SUNRISE DI SUNGAI BARITO. Maka sekarang jalinan kata yang tertuang adalah cerita kelanjutannya.

Tulisan inipun mengkoreksi terkait penamaan sungainya karena setelah dilakukan studi literasi ternyata nama sungai ini adalah sungai martapura yang merupakan anak sungai barito. Jadi tetep anaknya sungai barito ya, sungai raksasa yang membentang di sepanjang pulau kalimantan. Secara urutan sungai barito ini masuk rangking ketiga terbesar di kalimantan. Rangking keduanya sungai mahakam sepanjang 920 kilometer dan sungai terbesar di kalimantan sekaligus terbesar dan terpanjang di indonesia adalah sungai kapuas dengan panjang sekitar 1.143 kilometer.

Nggak percaya panjangnya segitu?.. ukur aja sendiri”
Singkat cerita setelah perjalanan sekitar 1 jam 30 menit yang mendebarkan dan menjadi pengalaman spesial karena mengusuri sungai dari kota hingga ke desa sungai dan kejutan selanjutnya adalah menikmati hadirnya mentari pagi dari tengah sungai martapura itu amazing banget bro.

Pengalaman berharga ini sudah tertuang pada tulisan terdahulu, inilah lanjutan ceritanya.

Setelah menikmati hadirnya mentari sambil tidak lupa menyeruput kopi panas. Kohitala yang sangat spesial, karena jelas berbeda dari lokasi menyeruputnya. Kalau kopinya sama, kohitala kopi hitam tanpa gula yaitu kopi arabica java preanger.

Perahu bermotor ini terus bergerak sekitar 25 menit lagi dan akhirnya tiba pada titik yang dituju, yaitu pasar terapung Lok Baintan. Dari kejauhan sudah terlihat kumpulan perahu dayung kecil mengelililingi beberapa perahu motor yang sudah datang lebih dulu.

Perlahan tapi pasti, perahu bermotor ini langsung tiba di lokasi dan serbuan perahu kecil dengan mayoritas di nahkodai oleh ibu-ibu begitu sigap mendekat. Langsung menempel ke badan perahu motor dan berteriak dengan mengacungkan dagangannya.

Seru sekali kawan, melihat semangat emak – emak yang ternyata untuk tiba di titik pertemuan ini harus mendayung sampan yang sarat bawaan sekitar 1 jam. Tentu dengan aneka hasil pertanian, buah – buahan, sayuran, olahan pangan hingga bedak dingin berupa sukro – snack bulat berwarna putih plus juga kopi panas serta nasi kuning terbungkus daun. Ada juga buah mangga kasturi dan olahan pangannya adalah kue bingka.

Ada yang menarik disini selain suaranya yang seperti teriak – teriak juga emak – emak jago pantun. Baik pantun dengan bahasa lokal atupun pantun berbahasa indonesia. Sehingga diskusinya cair dan penuh keceriaan.

Seorang emak berteriak,
Disini gunung disana gunung
Di tengah tengah mawar melati

Sekarang ini kita bergabung
Ada bapak yang baik hati”

Langsung penulis jawab dengan tergagap,

Anak ayam jatuh ke jurang”
“Maaati”

Euh pantun apaan tuh. Pantun nggak nyambung tapi semakin menyemarakkan pagi dengan terbahaknya tawa dan saling membercandai.

Selanjutnya penulis berusaha membuat pantun sekaligus menutup sesi belanja ini karena perbekalan sudah menipis. Inilah pantunnya,

Pagi – pagi di bawah meja
Dibawah meja ada kubis”

Maafkan sudah tidak bisa belanja
Karena uangnya habiiis”

Wkwkwkwkwkwkw…..

Ada tawa kemenangan karena sudah jelas emak – emak pedagang tidak akan menawarkan dagangannya lagi. Tapi ternyata….  perkiraan itu salah besar. Ada kejutan yang dihadirkan di tengah sungai martapura ini dikala seorang emak – emak penjual berteriak lantang sambil berpegangan di pinggir perahu,

Kalau bapak makan sosis
Jangan lupa diiris – iris

Kalau bapak duitnya habis
Bisa pake qiuriss (QRIS)”

Sambil emak – emak ini mengeluarkan sesuatu dari gantungan lehernya… ternyata barcode qris salah satu bank. Luar biasa, akses keuangan digital sudah hadir disini, di tengah sungai di kerumunan pasar apung lok baintan.

Kalah sudah penulis sehingga akhirnya mencoba scan barcodenya dan berbagi uang virtual untuk berbagi nasi sekaligus pak bos Ade Hadeansyahpun tak mau kalah, ikut memberikan uang untuk berbagi nasi bagi para pedagang tangguh di pasar apung ini.

Tidak lupa secangkir kohitala kopi hitam tanpa gula yang didapat dari emak – emak menjadi momentum penting kembali yakni menikmati dan menyuruput secangkir kopi ditengah sungai yang begitu riuh penuh keakraban.

Selamat belanja jangan lupa duit habis pake QRIS. Wassalam (AKW).

Kong Djie Coffee – Karawang Belitung

Kopi hitam dari sebrang, dinikmati di karawang.

KARAWANG, akwnulis.com. Sebuah langkah menggerakkan raga ini, untuk mencari sesuap nasi eh segelas kopi yang berada di sekitar acara tetapi tentu memiliki ‘sesuatu’ untuk dinikmati bersama.

Maka mbah google dan getok tular serta interogasi singkat kepada mitra yang berada di karawang melengkapi pencarian ini. Meskipun akhirnya harus kompromi dengan rute arah pulang karena ternyata tugas lain menunggu kehadiran, agar catatan ‘tiada kesan tanpa kehadiranmu’ tidak terjadi.

Google map mengarahkan ke area Grand Taruma dan disitulah kami bersua dengan warung kopi eh kedai kopi atau lebih tepatnya cafe dech, karena terletak di sebuah ruko yang strategis. Nama cafenya ‘KONG DJIE COFFEE’.

Maka, nongki dan ngopi dulu kitaaah….

Sambil sedikit terkesima oleh tempat kopi dari almunium atau stainless kali ya… yang berjajar sesuai ketinggian, tatap mata beredar dan tangan berusaha mengendalikan layar smartphone untuk mendokumentasikan kenyataan. Tentu secara etika meminta ijin sang barista eh teteh dan aa yang melayani untuk di rekam.

Mereka setuju dan tentu senang karena cafenya akan semakin viral. Inilah jaman dokumentasi digital, dimana semua informasi berbentuk gambar dan video begitu mudah didapatkan. Jadi siap – siap viral ya guys.

Pilihan menu utama adalah kohitala, kopi hitam tanpa gula dan disini kopi hitam adalah menu utama, hitam sehitam-hitamnya yang disajikan dengan gelas kaca dilengkapi sendok kecil dan segelas kecil gula putih yang disajikan terpisah. Tetapi sesuai prinsip kohitala, maka gula putih hanya pemanis dokumentasi saja.

Menu tambahannya adalah es coklat yang juga ‘katanya’ khas rasanya, rasa coklat hehehehehe..

Udah ah, balik lagi ke kopi. Pas disruput serasa kenal ini rasanya, pahit flat tanpa rasa asam tetapi keharuman kopinya mengingatkan sebuah perjalanan tahun – tahun lalu ke kepulauan belitung…. iya bener ini rasa kopi belitung. Maka bergegas mencari tulisan – tulisanku yang lalu dikala beredar di pulau belitung, ini dia linknya :

1. Berburu Sunset di Pulau Belitung
2. Ber-Levitasi di Pulau Belitong
3. Rumah keong di Belitong

Srupuut… kepahitan merata memenuhi mulut yang sedikit ternganga, memberi sensasi berbeda dan kesegaran di dalam dada. Nikmaat.

Jadi bagi penikmat kopi ataupun penongkrong sejati, jangan lewatkan kesempatan ini. Jika lihat di google, ada beberapa tempat Kopi Kong Djie ini, tidak hanya di Karawang tapi tersebar banyak… tinggal milih aja yang terdekat.

Nah iseng nanya ke tetehnya, “Apa bedanya wadah-wadah stainless ini dengan tinggi variasi ini?”

Isinya sama om, kopi siap untuk disajikan, bedanya hanya ukuran saja”

Ternyata sesederhana itu jawabannya, padahal jelas kehadiran empat wadah  stainless tersebut memberi daya tarik tersendiri sebagai salah satu penciri dari cafe kopi ini. Have a nice day, dan selamat beredar di karawang dan sekitarnya kawan. Wassalam (AKW)

Youtube & Menulis.

Nulis lagi ah, jangan kalah sama bikin konten youtube.

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah hobi baru sedikit mengancam kebiasaan menulisku. Yaitu keranjingan bikin konten youtube dengan menggunakan aplikasi kinemaster untuk proses editingnya dengan konten adalah bernyanyi dengan memetik gitar semampunya.

Yup, memetik gitar dengan kemampuan minimalis dan sisanya nekad saja untuk gunjrang genjreng menyanyikan lagu minimalis juga… tapi itulah cara menikmati dan mensyukuri hidup. Jangan banyak mikir tetapi kerjakanlah. Insyaalloh hepi dan kehidupan bisa terasa lebih indah.

Mengepit gitar dan mainkan chord sederhana dengan lagu yang agak hafal untuk dinyanyikan menjadi hiburan tersendiri. Lalu edit edit dengan aplikasi kinemaster, beri judul dan beberapa keterangan, maka uploadlah di channel youtube. Lalu bersiap dengan beragam pendapat, termasuk mengalir reques di nyanyiin lagu dengan berbagai genre…. aduh ternyata lagunya nggak hafal dan chordnya susah.. dengan segala maaf, belum bisa dipenuhi.. tapi sambil mencoba beberapa chord baru yang agak asing dan sulit di jari-jari yang bengkak ini.

Tidak ada tujuan mengikuti kesuksesan alif bata yang begitu sempurna memainkan gitarnya, tetapi lebih kepada sebuah hiburan diri belaka dalam menerima kenyataan yang ternyata penuh dinamika.

Kalaupun ternyata menjadi hiburan bagi orang lain, itu tentu nilai plusnya, apalagi jikalau bisa menyentuh syarat minimal monetize channel youtube yang musti 1.000 subscribe dan 40.000 jam penayangan maka tahapan berbeda dalam ber-youtube akan ditapaki.

Jadi, kerjakanlah dengan señang hati. Hindari tekanan tetapi yakinkan bahwa kreatifitas dan produktifitas harus tetap mengalir dalam suasana apapun dan gunakan perangkat pendukung yang ada. Bisa bermusik, bisa bernyanyi, bisa membuat cerita dan dilengkapi ilustrasi lalu edit menjadi file video dan kembali upload di youtube dengan settingan ‘publik‘ agar dunia tahu sebuah kreatifitas telah hadir untuk mewarnai kehidupan ini, sekaligus sebagai legacy online bahwa pernah melakukan sesuatu yang menghibur atau mungkin dibutuhkan oleh orang lain.

Kalaupun tidak ada yang membutuhkan, tidak usah berkecil hati. Sebuah produk kreatifitas telah hadir dan biarkan dunia menilainya. Buat, upload dan ikhlaskan, … tenang khan?…

Nah kembali ke tulis menulis, maka kreatifitas yang baru inilah yang bisa juga menjadi objek tulisan. Bisa saling melengkapi sehingga channel youtube yang ada ditambah keterangan tulisan di blog lainnya, cakep khan?…. sekali lagi jangan berhenti menulis, sekecil apapun kejadiannya, tuliskanlah selagi sempat, selagi masih diberi kesempatan Allah untuk menjadi khalifahnya di muka bumi yang fana ini.

Selamat menjalani dan mensyukuri indahnya kehidupan ini, tetap berkarya dan berkreasi serta jangan lupa dukung channel youtube kami melalui 3 klik 1 ketik jempol atau telunjuk anda. Klik like, klik subscribe dan klik loncengnya serta tuliskan komennya agar kita senantiasa terhubung dan terinfokan manakala upload terbaru hadir di dunia per-youtube-an. Wassalam (AKW).

Maksi di RM Jablogan.

Habis meeting terbitlah Jablogan…

Photo : Sajian RM Jablogan / dokpri.

CIATER, akwnulis.com. Setelah menikmati naik turun perjalanan yang menyenangkan membelah hutan tangkuban parahu hingga hamparan perkebunan teh Ciater yang begitu hijau mendamaikan hati, akhirnya tiba di tempat pertemuan yang di setting dengan ketatnya protokol kesehatan.

Ternyata, belum waktunya makan. Musti meeting dulu hihihihi…. ya sudah ikuti saja kegiatannnya, lha wong baru jam 10.00 pagi kok…

Meetingnya berjalan lancar meskipun ada sedikit pegal mendera di ujung hidung karena tertekan dudukan face shield… maklum nggak biasa ditambah masker N95 yang ternyata kebagian ukuran kecil… atuh daun telinga ikutan pegal karena tertarik oleh tali pengait maskernya…. gpp ini semua sebuah usaha demi pencegahan di masa pandemi covid-19 yang tak berkesudahan.

Photo : Cikal bakal sambel dadak / dokpri.

Oh ya satu lagi sarung tangan kesehatan yang makin melengkapi penampilan dan tentu lebih aman…. Bismillah.. meeting dimulai.

Sang perut mulai bernyanyi, tetapi tanda tanda meeting masih terlihat cukup lama… aduh gimana ini… mencoba saja berdoa dalam hati… “Ya Allah semoga meetingnya cepet selesai… laparr ih”

Jeda istirahat hanya digunakan untuk shalat dhuhur saja, dan kembali dilanjutkan meeting, tanggung katanya.

“Aduh gimana ini?”

Tapi demi profesionalisme dan integritas maka tahanlah sang cacing yang meronta-ronta di dalam perut.. sabar kalian.

Menit demi menit berlalu hingga akhirnya tepat pukul 15.30wib acara meeting berakhir, Alhamdulillah.

Photo : Jengkol dan kacang panjang / dokpri.

Nggak pake lama, beres-beres secepatnya dan sesuai rencana, semua bergerak menuju TKP. Sebuah tempat makan pinggir kebun teh yang sudah direkomendasikan seorang kolega, RM Jablogan.

Meluncur…….

RM jablogan, sebuah tempat makan yang terletak di kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Lokasinya di pinggir jalan di tengah kebun teh, yaitu jalan dari Ciater menuju wilayah Sagalaherang Kabupaten Subang.

Ini yang moo lihat video singkatnya DISINI.

Sebenernya tempatnya terbatas dan beresiko melanggar protokol jaga jarak. Tetapi beruntung kami dapat posisi duduk lesehan yang tidak perlu berdesakan dengan pengunjung lain… yaa relatif aman. Apalagi kamu semua sebelum meeting memperlihatkan dulu hasil rapid tes masing-masing dan tentunya semuanya non reaktif.

Ada juga tempat duduk dengan meja kursi sederhana serta fasilitas mushola dan tempat wudhu yang lumayan enakeun…. nah yang menarik adalah bahan-bahan makanannya terlihat fresh, ada ayam, ikan gurame, ikan nila, cumi besar, tahu, tempe juga beraneka lalapan khususnya jengkol dan pete. Sambalnya berbagai rupa, dari sambel dadak, sambel terasi, sambal kecap dan sambal balado.

Jadi sambil menunggu sajian di proses, bisa jadi tontonan yang menarik. Video singkatnya bisa dilihat DISINI.

Akhirnya, setelah menunggu sambil bersendagurau…. hadirlah diatas nampan pilihan pesanan kami semua…

SERBU….

Photo : Skuad Maksi tertunda / dokpri.

Karena semuanya kelaparan, maka langsung ambil cepat-cepat meskipun ada juga yang tidak sesuai pesanan… yang telat mah nggak dapaat…

Video singkat sajiannya silahkan klik DISINI.

Selamat makan kawan… Bismillahirrohmaniirohim… Am am.. nyam nyam.

Sajiannya nikmat bangeet ditambah menahan lapar jadwal makan siang yang tertunda…. maka begitu cepat sajian hilang dari pandangan mata dan berpindah ke perut masing-masing. Wassalam (AKW).

EVAKIN, kerja, youtube & tiktok.

Hikmah evaluasi kinerja & EOM, jadi diajar youtube dan tiktok.

SUBANG, akwnulis.com. Melanjutkan tulisan tentang evaluasi kinerja bulanan bagi 12 BPR yang dipusatkan di satu tempat di Kabupaten Subang. Banyak suka duka dan cerita meskipun terkadang menuliskan dalam kalimat dan kata masih tersendat oleh kemalasan dan alasan kesibukan. Padahal memang sibuk dan agak malas nulis xixixixi….

Yang repot adalah persiapan acara dan lokasi meetingnya karena ini acara tatap muka perdana yang penuh dinamika dengan implementasi berbagai protokol kesehatan, lengkap bisa di baca di HIKMAH EVAKIN.

Disela-sela 4 hari tersebut, muncul juga tantangan lain yaitu kewajiban membuat testimoni video yang diunggah di channel youtube sebagai prasyarat kandidat EOM (employee of month) bulan agustus 2020 dengan batas waktu yang ketat…. wadaaw semangaat kakak…. tidak ada kata lain, yaitu SEMPATKANLAH.

Maka dengan segala kesempatan yang ada digelarlah syuting mendadak pake hape….. oalaaah, ternyata nggak cukup sekali… 5x gagal…. padahal cuman disuruh ngomong maksimal 1 menit… ampyun deh.

Alhamdulillah akhirnya bisa tuntas dan di upload di channel youtube, yang penasaran monggo di klik di PRASYARAT CALON EMPLOYEE OF MONTH.

Nah, ternyata efek sampingnya adalah melirik aplikasi lain yang berbasis video singkat dan ternyata lagi booming 3 tahun terakhir lalu hingga sekarang, yaitu TIKTOK.

Dulu pernah mencoba menginstal dan ikutan, tapi ternyata banyaknya hanya video singkat joget-joget nggak jelas dengan pakaian minim seperti berbikini atau baju tidur yang mengumbar syahwat…. langsung berhenti dan uninstal… unfaedah ini aplikasi.

Tetapi sekarang, pertimbangannya beda. Pertama dari sisi konten sudah variatif dan terdapat menu-menu pilihan minat ditambah sebagai bagian dari pengawasan terhadap anak dan ponakan yang beranjak remaja. Eh salah… anak masih balita… tapi juga udah seneng tiktokan…. nah ponakan-ponakan yang mulai ABG ternyata berkiblat di tiktok semuaaah….. jadi kita bisa ikut memantau konten-konten apa yang mereka tonton.

Maka dimulailah bikin akun baru serta upload video pendek kita…. caiooooo….. dan video yang diupload adalah dokumentasi kegiatan singkat baik kedinasan ataupun tentang hobby keseharian seperti urusan menikmati kohitala dan makanan yang menggugah selera dilengkapi sedikit kata-kata dan musik yang sudah tersedia……

Yang penasaran hasilnya silahkan di klik saja di :

1. EVAKIN BPR KARYA UTAMA

2. EVAKIN BPR INTAN JABAR

3 EVAKIN BPR MAJALENGKA JABAR

4. EVAKIN BPR CIPATUJAH JABAR

5. EVAKIN BPR CIANJUR JABAR

yang lainnya masih proses…. maklum amatiran hehehehehe.

Selamat menikmati dan bersama-sama menapaki perubahan zaman terutama era me-youtube dan tiktokan. Wassalam (AKW).