FESTIVAL DULAG ISTIMEWA 1446 H – Catatan kecilku.

Sebuah catatan kecilku dalam membersamai even FDI (Festival Dulag Istimewa)

BANDUNG BARAT, akwnulis.id. Gema takbir silih berganti dengan sukacita menandakan hadirnya bulan syawal yang begitu gempita. Rasa sedih hadir karena bulan ramadhan segera betakhir, tetapi juga gembira karena bisa melewati satu bulan momentum hari – hari puasa dengan mengisinya beraneka aktifitas yang bukan hanya bicara tentang lapar dan dahaga tetapi yang terpenting adalah melatih diri untuk menjaga derajat taqwa serta mensucikan diri menguatkan niat untuk melakukan ibadah – ibadah terbaik di sebelas bulan yang terbentang dihadapan mata. Sebelum bersua dengan bulan ramadhan tahun depan, Insyaalloh.

Berawal dari diskusi sederhana bersama bapak bos kita, pak KDM, bapak Gubernur Jawa Barat tentang aktifitas memukul bedug di bulan puasa ternyata berlanjut dengan tantangan yang tidak biasa, inilah pwrcakapannya :

Ari nakol bedug sabaraha warna?”
“Tilu warna pak” (baca tiluarna)

Diartikan dalam bahasa indonesia menjadi :

Kalau memukul bedug berapa warna?”
“Tiga warna” (baca dari luarnya).

Sebuah tatarucingan eh tebak – tebakan sederhana yang sudah menjadi percakapan biasa bagi anak – anak dan remaja di lembur atau di kampung tentang memukul bedug. Tahu kan bedug?… itu yang  ada di mesjid, biasa digunakan atau dipukul menjelang berkumandangnya adzan. Bentuknya seperti tong besar yang terbuat dari berbagai bahan baik dari kayu, drum bekas yang dibungkus dengan kulit kambing atau sapi dan satu sisinya bolong / kosong sebagai tempat keluarnya suara.

Bedug ini dipukul menggunakan pemukul atau disebut panakol, bisa dari kayu yang dibentuk seperti korek api tapi ukuran besar atauapun kayu/besi yang ujungnya dililiti kain atau karet sehingga nyaman digunakan sebagai pemukul.

Nah aktifitas memukul bedug itu disebut dengan ngadulag. Malah baju lebaran juga sering disebut baju dulag. Sehingga bedug dan ngadulag adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Sekaligus menjadi dasar perintah bagi pak KDM, Kang Dedi Mulyadi memerintahkan kami agar merancang, merencanakan dan menghadirkan even FDI (festival dulag istimewa) 1446 H di halaman gedung pakuan Provinsi Jawa Barat.

Maka bergeraklah kami dengan segera, mempersiapkan pelaksanaan festival dulag istimewa ini dengan segenap kemampuan kami yang ada. Tentu tantangan pertama adalah ketidakpahaman kami bagaimana sebuah even ngadulag eh nakol bedug ini secara teknisnya, sementara mau bertanya lagi kepada pak KDM, masih takut takut kita. Maka langkah awal adalah mencari referensi melalui media online sekaligus bertanya kepada orang – orang atau pejabat di kabupaten purwakarta, bagaimana gelaran festival ngadulag dilaksanakan di alun – alun purwakarta semasa pak KDM menjabat sebagai bupati purwakarta beberapa waktu yang lalu.

Tentu ditengah – tengah tugas lain yang perlu konsentrasi. Maka langkah demi langkah persiapan yang diawali dengan pembagian tim, penentuan nama dan siapa berbuat apa. Lalu menyusun timeline dengan target akhir adalah pelaksanaan FDI festival dulag istimewa ini yang akan dilaksanakan pada malam takbiran atau hari terakhir bulan ramadhan.

Dua pertanyaan besar yang menghantui kami, yakni : “Bagaimana format sebenarnya yang diharapkan oleh pak Gubernur terkait festival dulag inj dan apakah pelaksanaan shalat idul fitri atau hari pertama lebaran itu tanggal 31 maret 2025 atau bisa saja tanggal 30 maret 2025 memgingat pemberitaan sidang isbat akan dilaksanakan di tanggal 29 maret 2025 oleh kementerian agama?…”

Suasana mulai menegang…
Teman – teman di Biro Kesra segera mempersiapkan segalanya. Tentu dengan segala ketidaktahuan, namun semangatnya sama. Ini adalah tantangan yang harus dan bisa diwujudkan bersama-sama. Dengan dikomandani oleh bapak Kabag TU (syeh) Ahmad dan ketua teknis Aa Sofyan dan tim TU tidak hanya humas namun kolaborasi semuanya untuk mewujudkan konsep awal even ini.

Begitupun dari Bos Sekda, intruksi teknis tentang festival dulag ini menjadi pedoman bagi kami dan dituangkan dalam Kerangka acuan kerja, paparan versi canva, konsep di media sosial konsep sertifikat juga beraneka surat menyurat baik dalam benfuk nota dinas di internal sekretariat daerah juga surat keluar yang ditujukan kepada berbagai OPD pendukung.

Seperti permohonan dewan juri ke Disparbud, dukungan tim kesehatan dari Dinkes, dukungan publikasi dan live streaming youtube ke Diskominfo, dukungan media luar ruamg termasuk LED outdoor dan yang pasti kehadiran pak Gubernur itu sendiri ke Biro Adpim serta permohonan mencetak undangan resmi plat merah. Juga Dinas Perrhubungan dan Satpol PP serta Polrestabes Bandung untuk pengamanan, ketertiban, pengaturan lalu lintas sekaligus jangan lupa tentang perijinan keramaian.

Karena jelas intruksi pak Sekda, disaat Panitia inti melakukan audiensi diminta seluruh OPD mengirimkan satu tim dulag yang berjumlah 4 orang serta perwakilan kabupaten / kota dari 27 daerah dengan 2 perwakilan yaitu kategori dewas dan kategori pemuda. Termasuk konsep performance dari masing – masing peserta dengan menggunakan kendaraan masing – masing untuk melewati tribun depan gedung pakuan. Lakukan penampilan, dinilai dan bergerak meninggalkan area halaman gedung pakuan.

Maka detailing waktu menjadi ketat karena diharapkan bisa tuntas di pukul 22.00 wib. Pasukan Kesra semua bahu membahu dengan dikawal para Ketua Tim dan jelas dikawal oleh Bapak Agis JF Madya satu – satunya di biro Kesra.

Rapat internal via zoom meeting menjadi kunci kebersamaan sehingga pergerakan teman – teman fokus kepada aneka persiapan dan juga disaat pelaksanaan. Kang Dadan mengkordinir hadiah dan piagam pontang – panting dibantu pak Juan, pak Asep Achyar juga Fahmi, Septian, Sakti dan maafkan nama – nama yang belum disebutkan. Ternyata piagam yang di tandatangan gubernur harus jelas usulannya, ada nota dinas, kajian, berita acara yang ternyata dengan jaringan kekompakan dengan BKD dan Biro Hukum dapat dituntaskan segera.

Tantangan hadir tentang besaran hadiah yang harus berjibaku dengan usulan perubahan komponen, pemotongan pajak hingga penyerahan hadiah tersebut apakah via transfer ataupun tunai. Seru pisan pokoknya, Neng Rani dan tim perencana berjuang belakang layar dikawal aa Sofyan serta Tim TU sementara waktu pelaksanaan terus mendekat tinggal menghitung hari.

Ada juga pak Haji Encep dan pak Damir sebagai tim pengendali cuaca yang bertugas memastikan dengan ihtiar dan doa agar di malam festival dulag istimewa ini tidak ada hujan dan langit tetap cerah. Nah ternyata dukungannya tidak main – main langsung BPBD, BNPB dan BMKG dalam pelaksanaan rekayasa cuaca sehingga curah hujan beberapa lokasi di jawa barat diihtiarkan agar turun di lautan sehingga mengurangi potensi bencana banjir di kawasan jawa barat.

Tim pencari obor sekaligus persiapan untuk makan minum acarapun tak kalah sibuknya. Ada pak Juan, pak Mamat, pak Agis, bu Muftia yang sibuk mencari obor. Juga tim bu Amelia dan bu Imas BMS yang mengkordinasikan konsumsi dari mulai angka 550 pak menjadi 1000 pak disaat even berlangsung yang disupport full oleh Biro Umum Setda Jabar.

***

Sementara urusan kemungkinan hari lebaran kapan, berdasarkan perbandingan sederhana dengan melihat sidang isbat 5 tahun ke belakang, penanggalan 1 syawal selalu sejalan dengan rencana awal pemerintah. Dikaitkan juga dengan arahan pak Sekda di saat tim kami melaporkannya. Berarti jelas, pelaksanaan Festival Dulag Istimewa 1446 H akan dilaksanakan pada tanggal 30 maret 2025 setelah shalat isya sampai malam. Noted.

Terdapat kejutan yang membahagiakan keluarga besar Biro Kesra Jabar adalah dengan dilantiknya Bapak Syeh Kabag TU menadi Kepala Biro Adpim yang baru. Menjadi JPT Pejabat tinggi pratama atau level eselon II, Alhamdulillahirobbil Alamin… kami ikut bangga dan bahagia meskipun terselip kesedihan karena harus berpisah secara kedinasan. Tapi kerjasama tetap abadi, semoga pengganti beliau adalah orang yang berintegritas dan paripurna seperti beliau.

Balik lagi urusan FDI, waktu tersisa tinggal 2 hari. Tetapi ada hal yang masih mengganjal dalam hati yakni format atau konsep acara yang sudah kami susun, apakah sesuai dengan konsep dan harapan pak KDM, gubernur kami?..  ternyata karena Karo Adpimnya adalah alumni Biro Kesra maka kami diberikan slot waktu untuk menghadap.langsung kepada bapak Gubernur di kediaman pribadinya, di lembur pakuan Subang.

Benar saja, hari jumat siang menemui pak KDM dan ternyata format acara festival ngadulag yang diharapkan adalah nirkendaraan tetapi bedugnya dan para penakolnya eh petugasnya stanby di halaman gedung sate dan disuarakan bersama-sama. Lalu juri bergerak menilai satu persatu penampilan para peserta dan alhirnya merumuskan hasil penilaian yang dituangkan dalam 18 juara. Tanpa banyak basa – basi, pulang menemui pak Gubernur langsung di gelar rapat virtual marathon mulai dari dewan juri, para perwakilan OPD dan 27 kabupaten kota sebagai calon peserta serta petugas dan tim semuanya karena perubahannya sangat signifikan.

Maka bergeraklah bersama mempersiapkan segala hal dengan aneka perubahannya. Pak Agis menjadi koordinator absensi bagi teman – teman semua sekaligus didapuk sebagai plt Kabag TU melanjutkan tugas pak Ahmad. Pak Ahmad sendiri tetap mendukung kegiatan ini dengan kapasitasnya sebagai pejabat eselon 2 yang mengatur agenda Gubernur.

Pak Sofyan pontang – panting mengawal persiapan teknis kegiatan. Pak Dadan dan tim mempersiapkan piagam, trophy, souvenir dan hadiah. Bu muftia pabeulit sama obor dan tuntaa oleh pak agis, pak juan dan pak rahmat karena bukan hanya obornya saja yang harus ada tetapi lengkap dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Bu Oi dan tim penerima tamu sibuk wara – wiri. Apalagi tim registrasi, sudah ready dari minggu pagi demi menerima dan mengarahkan peserta hingga mengkordinasikan tanda tangan dan visum dari para peserta kabupaten / kota.

Pak rahmat dan pak Juan alih profesi menjadi sopir mobil bak demi mengangkut bedug besar dari mesjid raya Bandung ke halaman gedung pakuan. Tim dokumentasi humas terus bergerak, tim acara berkoordinasi intens dengan protokoler. Termasuk diri ini yang juga harus bersiap tampil menyampaikan laporan kegiatan. Sebuah mantra menjadi pembuka, hadirkan senyum bersama – sama : MOBIL FIAT MOBIL SEDAN, TEU KIAT HOYONG LAPORAN.

Akhirnya di malam takbiran tanggal 30 maret 2025 kegiatan Festival Dulag Istimewa 1446 Hinriah resmi dilaksanakan di halaman gedung pakuan. Total 70 tim hadir dari 27 kabupaten kota dan perwakilan OPD di lingkungan provinsi jawa barat.

Sukacita peserta dan warga menyatu dalam bahana suara bedug yang dipukul bersama begitu menggetarkan jiwa. Menggabungkan marwah nafas islami, tradisi budaya sunda serta makna mendalam tentang memukul bedug sebagai PENGINGAT bagi umat manusia khususnya muslim muslimah untuk selalu tepat waktu dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wataala.

Metode penilaian dengan 3 kritetia utama yakni :

1. VOKAL (teknik vokal, ketepatan nada, penghayatan)
2. MUSIKAL (Aransemen, dinamika, variasi, tempo)
3. PENAMPILAN (adab kesopanan, dekorasi, kostum, kekompakan)

Menghasilkan 18 juara dari 3 kategori, yakni juara I, juara 2, juara 3, juara harapan 1, 2 dan 3. Dimana dalam prosesi penilaian yang dikawal ketat oleh Bu Neni dan tim BMS menyisakan juga sebuah pengorbanan dengan hilangnya smartphone bu Neni ditengah hiruk pikuk penilaian penampilan dulag dari masing-masing kelompok.

Terima kasih Bapak Gubernur Jabar atas tantangannya, Bapak Sekda yang selalu membimbing kami, seluruh pimpinan OPD serta Baznas Provinsj Jawa Barat yang mendukung terselenggaranya acara FDI ini. Para Dewan Juri yang berjibaku menilai secara objektif yang merupakan representasi dari akasemisi, praktisi dan seniman yakni ada kang Erlan – seniman, Abah Faruq – LASQI & Kang Rizky Hamdani – ISBI serta seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini.

Super thanks for Keluarga Besar Biro Kesra Setda jabar yang begitu kompak, militan, tetap bertahan dengan segala perubahan dan sampai lepas tengah malam menuntaskan even FDI ini hingga setuntas-tuntasnya. Bravo Biro Kesra. Wassalam (AKW).

WORKSHOP FIKSIMINI MASALAH SOSIAL – Perpusnas Writers Festival 2023

Sebuah catatan pribadi dalam momen festival literasi nasional.

BRAGA, akwnulis.com. Sebuah prinsip hidup yang selalu dipegang adalah manusia merencanakan tapi Allah yang menentukan. Tetapi dalam proses menjalaninya terkadang perlu ditambah dengan semangat ihtiar dan sedikit pemaksaan sehingga semua bisa berjalan, tentu atas ijin Tuhan. Inilah yang terjadi pada raga ini, jikalau berbicara perencanaan maka diundang menjadi bagian acara perhelatan nasional yang dibesut Perpustakaan Nasional adalah sebuah kebanggaan. Jauh – jauh hari sudah di plot bahwa pada tanggal 6 September 2023 mendapatkan amanah untuk menyampaikan materi terkait fiksimini dengan tema masalah – masalah sosial dalam kerangka workshop yang diakhir acara harus menghasilkan sesuatu, suatu tulisan fiksimini dari masing-masing peserta.

Awalnya agak gamang diminta mengampu workshop ini, apalagi ada nama – nama penulis beken disana. Ada Gol A Gong Duta Baca Nasional dan tentu penggiat sastra yang sudah malang melintang juga kang maman suherman yang sudah tidak diragukan lagi kelihaiannya merangkai kata serta bejibun buku yang dihasilkannya. Juga para narasumber lainnya yang juga halalebring, sementara diriku mah baru bisa bikin buku pribadi 3 buah itupun 1 novel dan 2 buku kumpulan fiksimini basa sunda plus 6 buah buku antologi.

Tapi bu Anita Owners Bitread Publishing justru menantang dengan memberikan ruang untuk berbagi tips dalam membuat tulisan fiksmini ini dalam helaran writing festival dari Perpustakaan Nasional yang selama ini dilakukan di jakarta. Hal yang menjadi catatan, katanya. Karena sebagai birokrat yang berkutat dengan rutinitas ternyata masih sempat membuahkan karya tulisan yang mengandung aneka makna.. wow tersanjung 5.

Nah yang menjadi cerita takdir tadi adalah kondisi tubuh. H-1 kondisi badan drop banget, panas demam tinggi, batuk pilek dan suara hampir hilang. Bingung khan, apalagi esok hari diberi kesempatan untuk berbagi dalam sebuah workshop fiksimini bertema permasalahan sosial termasuk ikut dulu acara pembukaan. Suaraa.. gimana ini nanti paparan?… kondisi demam dan bapil sudah mulai mereda tapi suara… semoga.

Maka pilihannya adalah sepulang dari kantor, mandi air panas dan makan malam. Tanpa banyak basa-basi minum obat dan beranjak tidur. Ternyata kawan, takdir berbeda. Sepanjang malam tidak bisa memejamkan mata. Kantuk jauh sekali dari kantung mata. Entah apa yang terjadi. Kelopak mata ditutup tapi pikiran kemana – mana. Aslinya sampai ingin menangis dan marah – marah nggak jelas atas kondisi ini. Namun tetap saja hingga mentari pagi menyinari bumi kembali, kedua mata ini belum terlelap sedetikpun. Tentu dampaknya jelas, rasa pusing di kepala kanan begitu kuat menyerang. Juga berjalan kaki terasa seperti sedang melayang. Apalagi suara, belum kembali seperti biasa.

Namun janji adalah janji, janji adalah amanah yang harus dituntaskan. Atas dukungan teman – teman dinsos (bu Rachmi, Bintang, rafli dan faisal), istri, anak dan keluarga maka diawali menghadiri acara pembukaan acara Perpusnas Writers Festival 2023 sebagai pembuka hajatan nasional yang dinanti oleh banyak pihak. Apalagi tahun ini penyelenggaraannya di Kota Bandung, dengan 2 venue yang luar biasa. Museum Konferensi Asia Afrika dan De Majestic Braga, kedua lokasi adalah gedung heritage bersejarah bukan hanya indonesia tapi level dunia.

Setelah mengikuti acara pembukaan secara resmi oleh bapak Kepala Perpustakaan  Nasional maka tiba disaat yang dinanti, mengampu workshop yang sudah terjadwal pasti. Ditemani moderator yang full senyum dan baik hati, Kang Adew Habtsa serta para peserta yang begitu antusias dengan beragam latar belakang. Ada siswa siswi sekolah menengah atas, duta baca, guru SMA, guru SMP dan Guru SD serta bapak dan ibu para penggiat literasi.

Bismillah we… prung ah.

Alhamdulillah, 2 jam bersama di salah satu ruang bersejarah di museum KAA bisa dilewati meskipun suara terdengar begitu seksi. Interaksi dan diskusi menjadi kunci, saling berbagi adalah hal yang hakiki. Tantangan menulis fiksimini disambut atusiasme dan bisa dituntaskan dalam waktu yang tersedia. Jika ada kekurangan dari sisi makna dan kelebihan dalam hitungan kata yang dipatok 150 kata, itulah tantangannya. Tetapi keberanian menulis itulah yang ditularkan dengan menggunakan media fiksimini yang cukup singkat namun sarat makna.

Seiring para peserta membuat tulisan fiksimininya, terasa tidak afdol kalau pemateri inipun tidak melakukan hal yang sama, membuat fiksimini berbahasa sunda bertema masalah sosial. Ini dia tulisannya :

FIKMIN # RUNGSING#

Gulinggasahan sapeupeuting, teu bisa peureum sakerejep kerejep acan. Panon mah bisa dipeureumkeun tapi uteuk ngacacang cus cos kaditu kadieu, teu puguh rampa samar kahayang.
Hayang ceurik, tapi piraku awak badag sora handaruan, ngadon lèwèh ku sabab teu bisa sarè.

Kaluar ti pangkèng ninyuh entèh, aya jeruk dua siki, dikeremus. Seger. Tapi angger sirah dungdeng. Asup deui ka pangkèng, ngajaran digolèrkeun. Sugan les peureum, tapi teu bisa, angger kawas tadi. Awak lungsè, lieur, teu bisa sarè.

Keur guling gasahan, karèungèu di buruan aya nu ngawangkong. Lalaunan muka hordèng, noong. Geuning 3an marakè stelan hideung – hideung. Tuluy nu saurang kaciri malèdogkeun bungkusan ka tèras imah. Hatè tagiwur bisi bom atawa barang nu pimatakkeun. Tapi geus kitu simpè.

Panasaran, keketeyepan muru panto hareup, kaciri bungkusan hideung dina tatapakan. Dicekel jeung diangkat, hampang. Lalaunan dibuka, brèh tèh gepokan duit saratus rebuan meuni loba. Mang Uhè ngaheneng, saharita leungit karungsing, ilang kapusing. Jigrah taya papadana.

***

Fiksimini ini mengusung tema universal yang bisa menjadi muara atau malah asal mula permasalahan sosial yaitu terkait dengan uang. Uang seringnya membutakan mata hati seseorang, uangpun bisa mengubah perilaku seseorang. Dalam tulisan ini, sebuah suasana menjadi baik-baik saja setelah berjumpa dengan uang dadakan, tidak melihat dampak atau konsekuensi yang akan dihadapi.

Ah itulah indahnya cerita fiksi, bisa dinikmati guliran kata yang sering membuncah tiada henti. Berbahagia dan bersyukurlah karena diberi berkah dari Allah SWT untuk dimampukan menulis cerita fiksi dan menikmatinya dalam setiap jalinan kata.

Itulah sebuah momentum rencana yang tersusun jauh – jauh hari hampir berantakan karena si suara sementara menghilang plus kondisi badan yang rapuh karena semalaman sang kantuk menjauh. Tapi dengan dukungan semuanya akhirnya bisa dilalui dengan sebaik-baijnya.

Selamat jam segini kawan, eh masih malam ya?… semangaaat. Wassalam (AKW).

RENUNGAN SUCI 2023

Catatan penting tentang memaknai kemerdekaan.

CIKUTRA, akwnulis.com. Renungan suci tahun terasa berbeda, karena kehadiran raga di area sekitar 11 hektar ini tidak hanya di malam pergantian hari. Tetapi H-1 alias tanggal 16 Agustus 2023 pagi haripun sudah hadir di lokasi dan berkeliling bersama para pengelola.

Pantesan tahu luasnya sebelas hektar, langsung diukur ya?”

Pertanyaan serius yang dijawab dengan anggukan mantab dan sebuah senyum seimbang, “Iya berkeliling lalu membaca data yang ada di kantornya pak.”

Ya nggak mungkin juga mengukur langsung seorang diri demi memastikan luasnya secara detail. Hanya berkeliling memutar dan ke area upacara pada akhirnya. Tapi jadi tertantang juga menghitung luas tanah yang menggunakan rumas panjang kali lebar. Kalau petak tanahnya lurus sih gampang menghitungnya, kalau belok-belok gimana?

Ya sudah nggak usah dipikirkan ah, tapi sebelum beredar diperlukan morning mood buster yaitu sruputan kopi hitam tanpa gula hasil seduhan manual V60 dengan beannya adalah gayo halu natural yang dimasukan ke dalam botol kaca. Maka sruputan bersama di kantor pengelola taman makam pahlawan cikutra ini berlangsung dengan khidmat. Pak Bos pengelola, Pak Amas terlihat begitu menikmati sruputan pagi ini, begitupun beberapa rekan kerja lainnya.

Srupuuut.
Alhamdulillah.

Semangat pagi yang menggelora, digunakan untuk menggerakkan raga menuju lokasi makam di samping kantor pengelola. Jajaran batu nisan lengkap dengan nama menyambut perjalanan pagi ini adalah area TMB taman makam bahagia.

Sebuah istilah terkait area kawasan taman makam atau tempat pemakaman bagi prajurit/purnawirawan yang tidak memenuhi syarat untuk dimakamkan di TMPN, itu istilah jika merujuk pada Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor 11 Tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pertahanan nomor 24 tahun 2017 tentang Perawatan dan Pemakaman jenazah prajurit, purnawirawan, pegawai negeri sipil, dan wredatama di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia.

Jadi salah satu tempat yang menyematkan kata ‘bahagia‘ ada disini guys. Jadi yang galau dan merasa sedang bersedih harus tahu ini. Ternyata taman makam atau tempat pemakamanpun tidak selalu bernuansa kesedihan, tetapi tersemat rasa bahagia disana.

Maka sambil berdiskusi dan sedikit tersengal dengan bapak bos pengelola karena ternyata dari area Taman Makam Bahagia menuju area Taman Makam Pahlawan ini perlu berjalan menanjak yang membutuhkan ketangguhan dengkul dan pengaturan nafas yang tepat.

Tiba di area tengah yang merupakan lokasi utama sebuah boulevard luas yang mengitari tiang bendera besar dengan kibaran bendera merah putih besar begitu memukau dilengkapi dengan prasasti yang diatasnya bertengger burung garuda yang gagah, garang dan tatapan tajam dibawahnya batu granit hitam yang menjadi sebuah tempat dengan tulisan grafir besar ‘ESA HILANG DUA TERBILANG.’

Pengecekan diakukan sampai ke ujung utara kawasan taman makam pahlawan cikutra ini, sampai blok N. Dari pengamatan langsung terdapat beberapa tembok pembatas yang terbuka dengan berbagai faktor, ada yang terpaksa dirobohkan karena beririsan dengan jalan atau gang penduduk sekitar sehingga beresiko mencelakakan warga yang melintas serta ada juga yang benteng terbuka karena faktor alam. Semoga semua pihak yang berkepentingan dapat duduk bersama dan membahas langkah solutif untuk memelihara, menjaga, memperbaiki dan mengelola taman makam pahlawan ini semaksimal mungkin.

Setelah tuntas berkeliling di area taman makam pahlawan maka langkah kaki menuju pintu gerbang utama yang diapit 2 monumen besar yang menjulang tinggi menjangkau langit. Seperti gerbang menuju dimensi lain lho. Nah disini ada protap atau aturan yang sebaiknya kita ikuti yaitu memberikan penghormatan pada saat masuk area dan juga keluar area. Lakukan posisi hormat gerak, badan tegap, tegak gerak, balik kanan dan lanjutkan perjalanan menuruni tangga berbatu yang akan membawa raga ini keluar dari area taman makam pahlawan ini.

Sebuah kawasan pemakaman yang menampung 5.968 pahlawan di area TMP dan 2.537 orang di area Taman Makam Bahagia di area 11 hektar terletak di daerah Cikutra Kota Bandung ini berlokasi strategis dan memiliki nilai penting sebagai sebuah bangsa yang menghormati, mencintai dan menjaga semangat kepahlawanan sebagaimana para pejuang yang telah mengorbankan jiwa raga dan segalanya demi meraih kemerdekaan dan memberikan untuk anak cucu generasi penerusnya.

Setelah semua pengecekan dirasa cukup lengkap, maka kembali berkumpul di kantor pengelola dan membahas persiapan acara nanti malam dimana upacara renungan suci akan berlangsung. Kelengkapan terkait lampu sorot, perlistrikan hingga kebersihan ruangan stop over, toilet plus lalawuh eh snack tamu perlu cek and ricek agar semuanya lancar pada waktunya.

***

Malam hari menjelang dimana hilir mudik para peserta upacara renungan suci mulai terlihat. Mayoritas untuk ASN menggunakan pakaian seragam Korpri dan sebagian lagi menggunakan PSL, stelan jas dasi dilengkapi peci sebagai penutup kepala. TNI, POLRi tentu dengan PDUBnya termasuk berbagai asosiasi dan berbagai perwakilan elemen masyarakat telah hadir bersama.

Hingga akhirnya momentum renungan suci tengah malam tiba. Tepat pukul 00.00 wib memasuki tanggal 17 agustus 2023 acara sakral berjalan sempurna. Penghormatan kepada para pahlawan yang jasadnya bersemayam di taman makam pahlawan ini dilakukan oleh seluruh peserta dalam kehidmatan suasana tengah malam. Sebuah cara untuk merawat rasa tentang bagaimana makna berjuang, betapa penuh pengorbanannya untuk meraih sebuah kata, KEMERDEKAAN.

Akhirnya upacara renungan suci berakhir dan seluruh peserta renungan suci berangsur meninggalkan taman makam pahlawan. Tidak lupa penghormatan di pintu gerbang yang diapit dua monumen tinggi menjulang dengan sikap sempurna dan keseriusan. Lalu raga bergerak kembali menuju ruang kerja pengelola TMP ini dan melanjutkan diskusi hingga tak terasa dini hari sudah menyentuh waktu pukul 02.00 wib tanggal 17 agustus 2023.

DIRGAHAYU  KE – 78 REPUBLIK INDONESIAKU.

Raga harus pamit dan bergegas pulang ke kediaman untuk mengistirahatkan semua karena nanti jam 07.00 wib harus kembali bertugas sebagai perangkat upacara bendera  di level kantor kita. Demikianlah catatan singkat tentang momentum renungan suci dan HUT ke-78 RI. MERDEKA. (AKW).

Hunting KOPI TUTU BADUY

Mencari kopi asli baduy di acara Seren taun 2022.

SUKABUMI, akwnulis.com. Lewat sedikit tengah malam, kami menjejak di bumi palabuanratu tepatnya di Hotel Karangsari. Setelah menempuh perjalanan 6 jam dari bandung dengan 2x beristirahat, maka tibalah saatnya merebahkan raga dan membiarkan jiwa menghela nafas kelegaan.

Tapi sebelum menikmati istirahat, gerakan langkah terhenti karena melewati kolam renang yang berkilau di waktu malam oleh permainan lampu taman. Ada rasa untuk mencoba bercengkerama dan nyebur menyelami rasa, namun ternyata larangan datang dari petugas karena sesi berenang sudah usai. Ya sudah tidak jadi.

Akhirnya mandi di kamar mandi sebagai kompensasinya dan setelah tuntas shalat isya barulah merebahkan raga sambil mencoba memejamkan mata. Alhamdulillah.

Zzzz… zzzzz… zzzz

Jam 04.30 wib mata langsung terbuka dan bangun dari tidur lelap yang memberi kesegaran di tubuh ini. Tidak ada kompromi segera bangun dan bersiap mandi serta memantaskan diri. Karena pagi ini harus melakukan perjalanan lagi menuju lokasi yang direncanakan yaitu Kampung adat Kasepuhan Ciptagelar.

Sarapan pagi menjadi penting karena perjalanan secara estimasi adalah sekitar 2 jam lebih karena memasuki medan jalan yang naik turun bukit dan pinggir Gunung Halimun – Gunung Salak. Persiapan lainpun yakni badan harus fit dan siap berguncang-guncang di mobil double kabin 4×4 Toyota Hilux yang cocok bingit dengan medan jalan ‘unpredixtible‘ ini.

Kampung adat atau desa Adat Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah desa adat yang memegang teguh budaya kearifan lokal yang turun temurun dari para nenek moyang yang tinggal di sekitar gunung halimun dan gunung salak kabupaten sukabumi. Meskipun begitu modernisasi juga diterima secara terbatas, dimana teknologi pembangkit listrik mikrohidro telah hadir.

Nah, terkait perjalanan kali ini. Hati terasa gembira disaat masuk jalan biasa dan ada gapura bertuliskan ‘Selamat Datang di Kasepuhan Ciptagelar’… wah sebentar lagi, begitu suara dalam hati. Benar saja hanya 10 menit kemudian sudah masuk ke pedukuhan eh perkampungan dengan atap khas rumah desa adat.

Tapi kok sepi?”… lalu masuk ke gapura yang bertuliskan Kampung adat Sinarresmi. Ada area luas dikelilingi rumah – rumah panggung. Segera memarkir kendaraan dan bertanya kepada 2 orang warga yang merekapun menatap kami dengan heran.

Ternyata, bukan disini tempatnya. Ini ada kampung adat Sinarresmi sementara yang dituju adalah kampung adat Ciptagelar. Hehehehe, naik mobil lagi dan lanjutkan perjalanan menuruni bukit mendaki punggung gunung dan beberapa kali menyeberangi sungai serta berhenti di tanjakan berkelok tajam. Meloncat dari kabin mobil mencari batu atau kayu pengganjal agar mobil double kabin kami bisa bermanuver dan melanjutkan perjalanan.

55 menit berlalu, barulah tiba di Kampung adat Ciptagelar, “Tapi sepi juga dimana acaranya?” Berhubung GPS handphone terganggu maka GPS lainnya digunakan yaitu Gunakan Penduduk Setempat (GPS) juga khan?… bertanyalah kepada penduduk yang ada.

Dimana acara seren taun teh?”
“Diditu jang, pindah ka Gelar alam, deukeut da, paling leumpang sakilo”
(Disana Jang, pindah ke Gelar alam, dekat kok, cuma satu kilometer jalan kaki).

Tak menyurutkan semangat, segera meninggalkan kendaraan dan bergerak menapaki jalan turun naik bersama para pengunjung dan masyarakat yang ternyata mulai ramai hilir mudik.

Benar saja, 1,2 kilometer jalan kaki ditempuh 56 menit dengan kondisi kaki pasa patah kaki kiri, dan mulai terasa ada sesuatu yang salah di kaki kiri. Tapi perjalanan hampir tiba dan keharusan bersua serta bergaung dalam acara seren tahun mewakili pimpinan adalah yang utama, lanjutkan perjuangan.

Alhamdulillah rangkaian acara seren taun di tempat baru yang bernama Gelar Alam bisa diikuti meskipun tidak semua aktifitas hadir karena acara seren taun ini berlangsung seminggu lamanya. Tapi di acara puncak, gempungan gegeden miwah para jaro bisa bergabung memdengarkan harapan dan langkah-langkah yang sedang dilakukan semua pihak untuk kemajuan desa adat kasepuhan ciptagelar dan ciptaalam ini.

Duh jadi serius, khan mau hunting kopi. Pastinya kopi asli di ciptagelar ini. Tadi di pasar rakyat sudah berusaha ubek-ubek sambil lewat namun belum bersua dengan kohitala lokal.

Pasca menghadiri gempungan atau pertemuan resmi. Ada peninjauan bersama pak bupati, ibu Direktur Even Kemenparekraf dan Ibu Dewi Asmara DPR RI ke stand pameran dan mulai berbelanja berbagai hasil karya masyarakat adat Ciptagelar seperti boboko, aseupan, bedog, pacul, kored, korang… eh korangnya habis.

Dan pucuk dicinta ulam tiba, ada tersisa sebungkus kopi tutu baduy, kopi asli buatan masyarakat ciptagelar yang diproses secara tradisional dan ditumbuk halus menggunakan alu kayu dan proses penghancurannya itu, atau aktifitasnya disebut ‘nutu‘ dan hasilnya adalah hasil ‘tutu.’

Nggak pake basa basi, kopi tutu organik ini berpindah tangan bertukar dengan selembar rupiah merah bergambar pahlawan yang sedang sumringah. Wah senangnya….

Namun untuk menyeduhnya perlu persiapan lainnya. Nanti saja di Bandung bersama kawan-kawan sejawat dan sekantor atau kawan tamu yang kebetulan bersua atau bertandang. Sebagai pelengkap ngopay di lokasi ciptagelar ini, maka dikeluarkanlah bekal kopi manual brew V60 yang sudah dipersiapkan dari shubuh tadi.

Buka termos kayunya, tuangkan di cangkir kayu dan sruputlah jangan ragu-ragu. Nikmatt.

Itulah sekelumit cerita tentang ihtiar mencari kopi asli baduy disela tugas dinas yang menyenangkan namun penuh perjuangan. Untuk yang penasaran dengan versi videonya bisa di klik saja link youtube penulis, ada 3 video yakni :


1. PERJALANAN KE SEREN CIPTAGELAR
2. ACARA SAMBUTAN SEREN TAUN CIPTAGELAR 2022
3. HUNTING KOPI TUTU BADUY PADA SEREN TAHUN GELAR ALAM 2022.

Selamat bermalam minggu guys. Wassalam (AKW)

PARASÈA

Geuning kitu.. Èong

LIANG MÈONG, akwnulis.com.Méooooong… ngéooooong, méééééong.. whaaaaong” sora ucing paséa patémbalan, rungseb kana ceuli, ngagéréan teu katahan.  Méré lolongkrang kana jajantung sina ratug, neken angen dongkap amarah. Rék peureum pasosoré balik capé digawé, diganggu ku ucing gétréng nu parebut pamor dina suhunan bari disada teu eureun-eureun.

Mééééooong, grrrrmmm…. méooong” Ucing bikang beuki séah, masang kuda-kuda. Bulu narangtung ceulina rancung, panon melong bangun nu ngitung. Ucing jalu nu bulu hiris mah uang éong bari nyérépét muru ka bikang, ari nu hideung meles mah camperego, panon gular giler.

Amarah geus ngabudah, raga teu tahan, jiwa baruntak. Ucup ngajleng tina dipan, najong panto hareup, langsung luncat kana suhunan. Taki-taki bari nyanggéréng, huntu ranggéténg sihung ngajentul, langsung babaung.

Auuuuuuuuuuu….”

Ucing nu keur paséa jep jempling, papelong-pelong, tuluy narangtung maké dua suku.  Pacantél, tuluy indit lalaunan ninggalkeun uing bari pakaléng-kaléng. Kadéngé samar-samar nu bikang disada, “Hayu urang ngalih amengna akang-akang, di dieu mah paur, aya anjing ageung.” Cag. (AKW).

JUMAAHAN – fbs

Sebuah cerita dikala jumatan (bhs sunda)

BANDUNG, akwnulis.com. Setelah sekian purnama berkutat dengan kesibukan dunia, kali ini tiba saatnya untuk kembali bercerita dalam genre bahasa sunda yaitu fiksimini.

Sebuah tulisan singkat dengan maksimal 150 kata sudah menjadi satu cerita dan idenya hadir disaat shalat jumat kemarin siang, akibat kaki kesemutan (singsireumeun). Selamat membaca…. eh klo nggak ngerti karena berbahasa sunda, japri aja yaa…

Silahkaan……..

FIKMIN # JUMAAHAN #

Nyabak cai pancuran pas wudhu meuni waas tur nikmat, karasa tengtrem hatè. Angin ngahiliwir di lembur singkur Dusun Cibapang Kuningan. Bus ka masigit geus rempeg ma’mum, dariuk tartib nungguan imam ngamimitian prak prakan solat jumat.

Gèk diuk sila gigireun Uwa guru, karasa meuni merenah, nikmat pisan jumaahan di lembur, tiis tur tingtrim. Teu kudu lila mimiti lelenggutan.

Allohuakbar alllohuakbar…” Sora iqomah ngagareuwahkeun, carita keur sosonoan di Linggarjati, leungit saharita. Panon beunta, langsung gura giru nangtung nurutan jamaah lianna.

Pas geus nangtung, geuning karasa bitis kènca katuhu loncèr euweuh tulangan. Awak badag ngagubrag, ninggang pun Uwa nu teu walakaya.

Lalaunan nangtung deui bari ngusapan bitis nu singsireumeun, Takbirotul ihrom ngudag Imam nu rèk ruku. Uwa Guru gigireun molotot nahan kanyeri.

Ba’da jumaah ngagandong Uwa guru bari èra parada. Muru ka ahli tulang keur ngubaran nu misalah sapuratina. Hampura. (AKW).

Semangat di Penjara Banceuy.

Sebuah hikmat semangat Sang Proklamator.

BANDUNG, akwnulis.com. Terduduk dan termenung sambil (acting) membaca sambil menulis catatan harian yang langsung diabadikan oleh camera hape seorang kawan di sebuah tempat bersejarah yang merupakan salah satu tempat sebagai saksi bisu prosesi lahirnya konsepsi falsafah berbangsa dan bernegara Republik Indonesia yaitu Pancasila & penyusunan pembelaan kedzaliman Pemerintahan Hindia Belanda dalam bentuk Pledoi INDONESIA MENGGUGAT.

Ya, sebuah kamar sempit berukuran 1,5 meter x 2 meter dengan fasilitas sangat minim yang menjadi tempat penahanan atau sel penjara tahanan politik hindia belanda. Disitulah bapak bangsa, founding father kita, Bapak Soekarno menjalani hari-hari penahanannya selama satu tahun lebih medio 1929 – 1930 bersama tahanan politik lainnya.

Di kamar sempit inilah, Soekarno muda tetap mengobarkan semangat pergerakan, perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa. Terus berfikir dan menulis tanpa tersekat kungkungan sel sempit bagi tahanan politik. Buah fikirnya tertuang dalam tulisan – tulisan dan khususnya penyusunan pledoi pembelaan ‘Indonesia Menggugat‘ yang dibacakan pada saat sidang  di akhir tahun 1930.

Sebuah hikmah besar yang harus kita teladani, dimanapun dan kapanpun. Kita tetap harus produktif dan menuangkan buah pikiran kita dalam bentuk tulisan yang bisa menjadi bukti eksistensi sekaligus (mungkin) bisa mengguncang dunia yang penuh misteri.

Selamat pagi Kawan dan selamat meraih harapan yang penuh perjuangan. Wassalam (AKW).