FESTIVAL DULAG ISTIMEWA 1446 H – Catatan kecilku.

Sebuah catatan kecilku dalam membersamai even FDI (Festival Dulag Istimewa)

BANDUNG BARAT, akwnulis.id. Gema takbir silih berganti dengan sukacita menandakan hadirnya bulan syawal yang begitu gempita. Rasa sedih hadir karena bulan ramadhan segera betakhir, tetapi juga gembira karena bisa melewati satu bulan momentum hari – hari puasa dengan mengisinya beraneka aktifitas yang bukan hanya bicara tentang lapar dan dahaga tetapi yang terpenting adalah melatih diri untuk menjaga derajat taqwa serta mensucikan diri menguatkan niat untuk melakukan ibadah – ibadah terbaik di sebelas bulan yang terbentang dihadapan mata. Sebelum bersua dengan bulan ramadhan tahun depan, Insyaalloh.

Berawal dari diskusi sederhana bersama bapak bos kita, pak KDM, bapak Gubernur Jawa Barat tentang aktifitas memukul bedug di bulan puasa ternyata berlanjut dengan tantangan yang tidak biasa, inilah pwrcakapannya :

Ari nakol bedug sabaraha warna?”
“Tilu warna pak” (baca tiluarna)

Diartikan dalam bahasa indonesia menjadi :

Kalau memukul bedug berapa warna?”
“Tiga warna” (baca dari luarnya).

Sebuah tatarucingan eh tebak – tebakan sederhana yang sudah menjadi percakapan biasa bagi anak – anak dan remaja di lembur atau di kampung tentang memukul bedug. Tahu kan bedug?… itu yang  ada di mesjid, biasa digunakan atau dipukul menjelang berkumandangnya adzan. Bentuknya seperti tong besar yang terbuat dari berbagai bahan baik dari kayu, drum bekas yang dibungkus dengan kulit kambing atau sapi dan satu sisinya bolong / kosong sebagai tempat keluarnya suara.

Bedug ini dipukul menggunakan pemukul atau disebut panakol, bisa dari kayu yang dibentuk seperti korek api tapi ukuran besar atauapun kayu/besi yang ujungnya dililiti kain atau karet sehingga nyaman digunakan sebagai pemukul.

Nah aktifitas memukul bedug itu disebut dengan ngadulag. Malah baju lebaran juga sering disebut baju dulag. Sehingga bedug dan ngadulag adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Sekaligus menjadi dasar perintah bagi pak KDM, Kang Dedi Mulyadi memerintahkan kami agar merancang, merencanakan dan menghadirkan even FDI (festival dulag istimewa) 1446 H di halaman gedung pakuan Provinsi Jawa Barat.

Maka bergeraklah kami dengan segera, mempersiapkan pelaksanaan festival dulag istimewa ini dengan segenap kemampuan kami yang ada. Tentu tantangan pertama adalah ketidakpahaman kami bagaimana sebuah even ngadulag eh nakol bedug ini secara teknisnya, sementara mau bertanya lagi kepada pak KDM, masih takut takut kita. Maka langkah awal adalah mencari referensi melalui media online sekaligus bertanya kepada orang – orang atau pejabat di kabupaten purwakarta, bagaimana gelaran festival ngadulag dilaksanakan di alun – alun purwakarta semasa pak KDM menjabat sebagai bupati purwakarta beberapa waktu yang lalu.

Tentu ditengah – tengah tugas lain yang perlu konsentrasi. Maka langkah demi langkah persiapan yang diawali dengan pembagian tim, penentuan nama dan siapa berbuat apa. Lalu menyusun timeline dengan target akhir adalah pelaksanaan FDI festival dulag istimewa ini yang akan dilaksanakan pada malam takbiran atau hari terakhir bulan ramadhan.

Dua pertanyaan besar yang menghantui kami, yakni : “Bagaimana format sebenarnya yang diharapkan oleh pak Gubernur terkait festival dulag inj dan apakah pelaksanaan shalat idul fitri atau hari pertama lebaran itu tanggal 31 maret 2025 atau bisa saja tanggal 30 maret 2025 memgingat pemberitaan sidang isbat akan dilaksanakan di tanggal 29 maret 2025 oleh kementerian agama?…”

Suasana mulai menegang…
Teman – teman di Biro Kesra segera mempersiapkan segalanya. Tentu dengan segala ketidaktahuan, namun semangatnya sama. Ini adalah tantangan yang harus dan bisa diwujudkan bersama-sama. Dengan dikomandani oleh bapak Kabag TU (syeh) Ahmad dan ketua teknis Aa Sofyan dan tim TU tidak hanya humas namun kolaborasi semuanya untuk mewujudkan konsep awal even ini.

Begitupun dari Bos Sekda, intruksi teknis tentang festival dulag ini menjadi pedoman bagi kami dan dituangkan dalam Kerangka acuan kerja, paparan versi canva, konsep di media sosial konsep sertifikat juga beraneka surat menyurat baik dalam benfuk nota dinas di internal sekretariat daerah juga surat keluar yang ditujukan kepada berbagai OPD pendukung.

Seperti permohonan dewan juri ke Disparbud, dukungan tim kesehatan dari Dinkes, dukungan publikasi dan live streaming youtube ke Diskominfo, dukungan media luar ruamg termasuk LED outdoor dan yang pasti kehadiran pak Gubernur itu sendiri ke Biro Adpim serta permohonan mencetak undangan resmi plat merah. Juga Dinas Perrhubungan dan Satpol PP serta Polrestabes Bandung untuk pengamanan, ketertiban, pengaturan lalu lintas sekaligus jangan lupa tentang perijinan keramaian.

Karena jelas intruksi pak Sekda, disaat Panitia inti melakukan audiensi diminta seluruh OPD mengirimkan satu tim dulag yang berjumlah 4 orang serta perwakilan kabupaten / kota dari 27 daerah dengan 2 perwakilan yaitu kategori dewas dan kategori pemuda. Termasuk konsep performance dari masing – masing peserta dengan menggunakan kendaraan masing – masing untuk melewati tribun depan gedung pakuan. Lakukan penampilan, dinilai dan bergerak meninggalkan area halaman gedung pakuan.

Maka detailing waktu menjadi ketat karena diharapkan bisa tuntas di pukul 22.00 wib. Pasukan Kesra semua bahu membahu dengan dikawal para Ketua Tim dan jelas dikawal oleh Bapak Agis JF Madya satu – satunya di biro Kesra.

Rapat internal via zoom meeting menjadi kunci kebersamaan sehingga pergerakan teman – teman fokus kepada aneka persiapan dan juga disaat pelaksanaan. Kang Dadan mengkordinir hadiah dan piagam pontang – panting dibantu pak Juan, pak Asep Achyar juga Fahmi, Septian, Sakti dan maafkan nama – nama yang belum disebutkan. Ternyata piagam yang di tandatangan gubernur harus jelas usulannya, ada nota dinas, kajian, berita acara yang ternyata dengan jaringan kekompakan dengan BKD dan Biro Hukum dapat dituntaskan segera.

Tantangan hadir tentang besaran hadiah yang harus berjibaku dengan usulan perubahan komponen, pemotongan pajak hingga penyerahan hadiah tersebut apakah via transfer ataupun tunai. Seru pisan pokoknya, Neng Rani dan tim perencana berjuang belakang layar dikawal aa Sofyan serta Tim TU sementara waktu pelaksanaan terus mendekat tinggal menghitung hari.

Ada juga pak Haji Encep dan pak Damir sebagai tim pengendali cuaca yang bertugas memastikan dengan ihtiar dan doa agar di malam festival dulag istimewa ini tidak ada hujan dan langit tetap cerah. Nah ternyata dukungannya tidak main – main langsung BPBD, BNPB dan BMKG dalam pelaksanaan rekayasa cuaca sehingga curah hujan beberapa lokasi di jawa barat diihtiarkan agar turun di lautan sehingga mengurangi potensi bencana banjir di kawasan jawa barat.

Tim pencari obor sekaligus persiapan untuk makan minum acarapun tak kalah sibuknya. Ada pak Juan, pak Mamat, pak Agis, bu Muftia yang sibuk mencari obor. Juga tim bu Amelia dan bu Imas BMS yang mengkordinasikan konsumsi dari mulai angka 550 pak menjadi 1000 pak disaat even berlangsung yang disupport full oleh Biro Umum Setda Jabar.

***

Sementara urusan kemungkinan hari lebaran kapan, berdasarkan perbandingan sederhana dengan melihat sidang isbat 5 tahun ke belakang, penanggalan 1 syawal selalu sejalan dengan rencana awal pemerintah. Dikaitkan juga dengan arahan pak Sekda di saat tim kami melaporkannya. Berarti jelas, pelaksanaan Festival Dulag Istimewa 1446 H akan dilaksanakan pada tanggal 30 maret 2025 setelah shalat isya sampai malam. Noted.

Terdapat kejutan yang membahagiakan keluarga besar Biro Kesra Jabar adalah dengan dilantiknya Bapak Syeh Kabag TU menadi Kepala Biro Adpim yang baru. Menjadi JPT Pejabat tinggi pratama atau level eselon II, Alhamdulillahirobbil Alamin… kami ikut bangga dan bahagia meskipun terselip kesedihan karena harus berpisah secara kedinasan. Tapi kerjasama tetap abadi, semoga pengganti beliau adalah orang yang berintegritas dan paripurna seperti beliau.

Balik lagi urusan FDI, waktu tersisa tinggal 2 hari. Tetapi ada hal yang masih mengganjal dalam hati yakni format atau konsep acara yang sudah kami susun, apakah sesuai dengan konsep dan harapan pak KDM, gubernur kami?..  ternyata karena Karo Adpimnya adalah alumni Biro Kesra maka kami diberikan slot waktu untuk menghadap.langsung kepada bapak Gubernur di kediaman pribadinya, di lembur pakuan Subang.

Benar saja, hari jumat siang menemui pak KDM dan ternyata format acara festival ngadulag yang diharapkan adalah nirkendaraan tetapi bedugnya dan para penakolnya eh petugasnya stanby di halaman gedung sate dan disuarakan bersama-sama. Lalu juri bergerak menilai satu persatu penampilan para peserta dan alhirnya merumuskan hasil penilaian yang dituangkan dalam 18 juara. Tanpa banyak basa – basi, pulang menemui pak Gubernur langsung di gelar rapat virtual marathon mulai dari dewan juri, para perwakilan OPD dan 27 kabupaten kota sebagai calon peserta serta petugas dan tim semuanya karena perubahannya sangat signifikan.

Maka bergeraklah bersama mempersiapkan segala hal dengan aneka perubahannya. Pak Agis menjadi koordinator absensi bagi teman – teman semua sekaligus didapuk sebagai plt Kabag TU melanjutkan tugas pak Ahmad. Pak Ahmad sendiri tetap mendukung kegiatan ini dengan kapasitasnya sebagai pejabat eselon 2 yang mengatur agenda Gubernur.

Pak Sofyan pontang – panting mengawal persiapan teknis kegiatan. Pak Dadan dan tim mempersiapkan piagam, trophy, souvenir dan hadiah. Bu muftia pabeulit sama obor dan tuntaa oleh pak agis, pak juan dan pak rahmat karena bukan hanya obornya saja yang harus ada tetapi lengkap dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Bu Oi dan tim penerima tamu sibuk wara – wiri. Apalagi tim registrasi, sudah ready dari minggu pagi demi menerima dan mengarahkan peserta hingga mengkordinasikan tanda tangan dan visum dari para peserta kabupaten / kota.

Pak rahmat dan pak Juan alih profesi menjadi sopir mobil bak demi mengangkut bedug besar dari mesjid raya Bandung ke halaman gedung pakuan. Tim dokumentasi humas terus bergerak, tim acara berkoordinasi intens dengan protokoler. Termasuk diri ini yang juga harus bersiap tampil menyampaikan laporan kegiatan. Sebuah mantra menjadi pembuka, hadirkan senyum bersama – sama : MOBIL FIAT MOBIL SEDAN, TEU KIAT HOYONG LAPORAN.

Akhirnya di malam takbiran tanggal 30 maret 2025 kegiatan Festival Dulag Istimewa 1446 Hinriah resmi dilaksanakan di halaman gedung pakuan. Total 70 tim hadir dari 27 kabupaten kota dan perwakilan OPD di lingkungan provinsi jawa barat.

Sukacita peserta dan warga menyatu dalam bahana suara bedug yang dipukul bersama begitu menggetarkan jiwa. Menggabungkan marwah nafas islami, tradisi budaya sunda serta makna mendalam tentang memukul bedug sebagai PENGINGAT bagi umat manusia khususnya muslim muslimah untuk selalu tepat waktu dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wataala.

Metode penilaian dengan 3 kritetia utama yakni :

1. VOKAL (teknik vokal, ketepatan nada, penghayatan)
2. MUSIKAL (Aransemen, dinamika, variasi, tempo)
3. PENAMPILAN (adab kesopanan, dekorasi, kostum, kekompakan)

Menghasilkan 18 juara dari 3 kategori, yakni juara I, juara 2, juara 3, juara harapan 1, 2 dan 3. Dimana dalam prosesi penilaian yang dikawal ketat oleh Bu Neni dan tim BMS menyisakan juga sebuah pengorbanan dengan hilangnya smartphone bu Neni ditengah hiruk pikuk penilaian penampilan dulag dari masing-masing kelompok.

Terima kasih Bapak Gubernur Jabar atas tantangannya, Bapak Sekda yang selalu membimbing kami, seluruh pimpinan OPD serta Baznas Provinsj Jawa Barat yang mendukung terselenggaranya acara FDI ini. Para Dewan Juri yang berjibaku menilai secara objektif yang merupakan representasi dari akasemisi, praktisi dan seniman yakni ada kang Erlan – seniman, Abah Faruq – LASQI & Kang Rizky Hamdani – ISBI serta seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini.

Super thanks for Keluarga Besar Biro Kesra Setda jabar yang begitu kompak, militan, tetap bertahan dengan segala perubahan dan sampai lepas tengah malam menuntaskan even FDI ini hingga setuntas-tuntasnya. Bravo Biro Kesra. Wassalam (AKW).

TERAKOTA KBKD

Warna terakota – perjuangan mencari dan sekelumit sejarah serta dokumentasi acara.

Cimahi, akwnulis.com. Pertemuan keluarga besar kartadibrata atau disebut KBKD telah berjalan dengan baik, lancar, ceria dan bersahaja. Bertemu muka bercengkerama sambil menikmati hidangan yang tersedia tidak lupa berphoto bersama dengan sanak saudara. Itulah makna silaturahmi dan acara halal bihalal yang telah terselenggara di Gedung serbaguna Dinsos Jabar (28/04/2024).

Ada satu hal yang menggelitik hati kali ini adalah berkaitan dengan satu kata, terakota.

Mengapa ini menjadi menarik?”


Jawabannya adalah satu kata ini yang membuat sekitar 127 orang keluarga besar kartadibrata mencari – cari warna tersebut dalam bentuk kain untuk dijahit, baju yang sudah jadi ataupun kaos untuk anak – anak karena terakota ini diputuskan oleh keluarga besar kartadibrata sebagai ‘dresscode‘ pertemuan keluarga tahun ini.

Untuk sampai ke tahap keputusanpun tidak serta merta dan bukan intruksi dari pimpinan keluarga besar ataupun sesepuh. Tetapi diawali dengan beberapa usulan di WAG lalu saling menanggapi dan ramai pembahasannya karena warna terakota ini berada dalam komposisi antara merah, orange dan coklat atau dikenal dengan sebutan merah bata.

Maka penulis mencoba menelusuri referensi tentang terakota ini. Penelusuran pertama tentu berdasarkan asal kata yaitu terracota, terracotta, terra-cotta yang berasal dari bahasa italia memilik arti ‘tanah bakar, sementara dari bahasa latin disebut terracocta yang artinya tembikar yang terbuat dari tanah liat.



Sumber tulisan lainnya membahas tentang pasukan terracotta yang menjadi temuan besar dan bersejarah di china dimana ribuan patung prajurit yang dibentuk dari tanah liat ditemukan pada tanggal 29 maret 1974 oleh petani Yang Zhifa yang hingga saat ini masih diselimuti misteri (Sumber : http://www.liverfoolmuseums.org.uk ).
Sementara berbagai sumber tulisan lain khususnya tentang warna terakota ini membahas tentang perpaduan warna antara merah dan coklat serta secara umum merupakan warna yang terlihat atau melekat pada bata merah, begitulah warnanya saudara – saudara.

Maka keluarga besar kartadibrata yang akan menghadiri undangan halal bihalal KBKD ini ada yang pergi ke toko baju dan toko lain lanjut ke tukang jahit. Ada juga yang belanja di onlineshop meskipun beberapa terpaksa gigit jari karena ukurannya kurang besar sehingga tidak berjumpa kancing kemeja dengan lobang kancingnya alias kekecilan.



Disinilah muncul ide bahwa dresscode acara halal bihalal keluarga besar kartadibrata selanjutnya diharapkan informasi tentang dresscode ini bisa diumumkan sebelum hari raya idul fitri agar semua anggota keluarga besar bisa menyesuaikan dengan warna tersebut untuk hari lebaran dan bisa dipakai ulang pada saat hari halal bihalal KBKD yang digelar setelah pelaksanaan hari raya idul fitri. Setuju?… pasti setuju, karena bisa menghemat budget dan waktu untuk mencari baju baru.

Itulah sekelimut cerita tentang keseruan berburu baju dengan warna terakota. Penulis sendiri pesan via online kemeja berwarna terakota ukuran custom alias 3XL. Ternyata setelah pesanan tiba, adalah kemeja model slim fit meskipun ukurannya sesuai namun tidak cukup untuk digunakan…. akhirnya batik coklat bergambar burung hantu yang dipakai pada saat halal bihalal di gelar.

Tapi sebagai penguat rasa dan pengingat makna, maka dalam tulisan bahasa sunda bisa diartikan tentang teracota ini adalah singkatan dari jalinan kalimat dan kata yaitu :

TERAKOTA
dikawitan tina haTE anu bersih
RAramean di ieu tempat
Ulah hilap mendeKO ka Allah Subhana Wataala
pikeun ngajagi darajat TAkwa

Terjemahan bebasnya adalah :
Dimulai dari hati yang bersih
Melaksanakan keramain hari ini
Jangan lupa berdua kepada tuhan yang maha esa
Untuk menjaga derajat takwa.

Demikianlah tulisan singkat tentang terakota dari sisi sejarah, makna kata dan singkatan bahasa sunda yang mungkin terasa memaksa tetapi benar adanya. Wassalam (AKW).

Kopi Buntut Bajing dkk.

Sruput kopi dan nikmati temannya…

Photo : Kopi & singkong / dokpri.

CIKOLE, akwnulis.com. Silaturahmi itu menghadirkan rejeki. Bersua dalam ikatan janji akhirnya dapat berbagi informasi dan juga sajian secangkir kopi yang memiliki banyak arti.

Kali ini silaturahmi dengan salah satu pejabat di dinas peternakan provinsi jawa barat yang senantiasa humble dan ramah serta menyambut hangat kedatangan kami di sela-sela fungsi pekerjaan beliau yang bejibun.

Tema diskusinya tidak jauh-jauh dari pekerjaan dimana peran kemitraan yang menjadi ujung tombak pembicaraan. Menyambungkan tugas pokok dan fungsi dalam semangat kolaborasi, meskipun baru sebatas menautkan ide, tetapi yakinlah bahwa untuk mampu berlari kencang diperlukan satu langkah awal yang mungkin mengayun perlahan.

Urusan kerjaan mah ntar aja dibahas di nota dinas dan aplikasi kinerja onlen ya. Disini mah moo bahas kopi yang tersaji dan dokumentasi tentang si kohitala yang senantiasa memiliki aneka cerita.

Photo : Kopi & Ketan bakar / dokpri.

Kopi yang disajikan adalah kopi java preanger ciwidey yang diproses melalui mesin kopi sederhana dengan komposisi yang menitikberatkan kesederhanaan dan kecepatan sehingga hadirlah sajian kopi panas tanpa gula dengan ukuran rasa lite.

Rasanya bisa dinikmati oleh berbagai kalangan dan jikalau masih perlu rasa manis…. tatap wajah ku… ahaay pede ya. Yaa klo merasa kurang manis, ya minta gula atuh.

Yang keren adalah lalawuh… eh teman-teman untuk sruput kopinya. Diawali dengan roti koboy alias singkong kukus, dilamjutkan denganketan bakar lengkap dengan bumbu. Baru aja mencapek eh memamah biak, datang lagi colenak (dicocol enak) sebuah snack tradisional yang ngangenin suasana masa kecil di kampung halaman. Tape singkong diguyur cairan gula merah dan kelapa, nikmat pisan… sambil tak lupa minta tambahan kopinya untuk terus disruput.

Photo : Kopi, Colenak dan Buntut Bajing / dokpri.

dan… sebagai pelengkap dokumentasi akhir, tak lupa sesi photo sajian kopi ditemani oleh sepiring colenak dan latar belakang tanaman buntut bajing (ekor musang) berwarna hijau menggemaskan.

Jangan marah yaa para pembaca, buntut bajing yang dimaksud adalah nama tanaman hias yaaa… jadi Kopi buntut bajing adalah kopi yang di photo bersama tanaman hias buntut bajing hehehehe…. bukan memaksa tetapi maksakeun.

Akhirnya alarm kekenyangan yang mengingatkan sruputan kopi beserta teman-temannya hari ini. Nggak kebayang di perut campuraduk, saling mempengaruhi rasa dan kepentingan.

Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban…

Alhamdulillah semuanya enak. Hatur nuhun Pak Panca dan Pak Ahmad atas penyambutan dan suguhannya. Selamat beraktifitas di hari Senin ini ya Guys, Wassalam (AKW).

SAMBUTAN Keluarga Wanita sebelum Akad Nikah

Tantangan baru, belajar memberi sambutan pada acara keluarga. Siapa tahu ada yang perlu, monggo di copas aja.

Photo : Orat oretku sebelum tampil menyambut (26/01) / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com, Suasana sakral dalam kehidupan, salah satunya adalah momen bersatunya dua insan dalam ikatan janji suci pernikahan.

Momentum ini tentu harus dipersiapkan secara matang, karena jikalau disiapkan secara serampangan maka hasilnya adalah sebuah acara yang datar atau mungkin seakan hambar tanpa kesan.

AKW tidak akan membahas tentang detail persiapan pernikahan, tetapi ingin berbagi salah satu tugas penting yang mungkin saja tiba-tiba pembaca yang ketiban tugas sebagai perwakilan keluarga calon mempelai pria atau wanita untuk memberikan sepatah kata sambutan.

Ini dia hasil orat oret AKW, monggo :

‘SAMBUTAN PERWAKILAN KELUARGA CALON MEMPELAI WANITA pada acara AKAD NIKAH.’

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Assholatu Wassalamu Ala Asrofil Anbiyaa’i Walmursalin, Wa ala aliihi Wasahbihi Azma’in.

Yang Kami Hormati Keluarga Besar bp AMIRUDIN dan bu ALFRIZALNI – Tangerang beserta rombongan.

Yang Kami Hormati, Bapak, Ibu, saudara para hadirin.

Kami Perwakilan dari Keluarga Besar bp ZAENUDIN HIDAYAT dan bu NANI HERYANI – Cimahi ingin menyampaikan beberapa hal :

Bismillahirrohmanirrohiim…

Pertama-tama dan paling utama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke-Hadirat Illahi Robbi, Allah Subhanahu Wataala karena atas ridho, rizki dan Hidayahnya, Kita semua bisa berkumpul bersua disini dalam rangka sebuah acara penting dalam keadaan sehat wal afiat.

Photo : Suasana Prosesi Akad Nikah Dini & Irvan / dokpri

Shalawat beserta salam, marilah Kita limpah curahkan kepada Junjunan Kita Nabi Besar Muhammad Salallahu Alahi Wassalam, berserta Keluarganya, para sahabatnya, tabi’in-tabi’innya serta kita semua selaku pengikut ajarannya.

Kami awalnya bertanya-tanya,
“Siapakah pemuda ini?”
“Ada apa gerangan datang kesini bersama orangtua dan keluarga besarnya?”

Ternyata….

Ternyata, yang datang saudara IRVAN PRIBADI, S.Ikom. Dia adalah pemuda gagah, dengan niat membawa janji suci untuk menyempurnakan ibadah. Ditemani oleh kedua orangtua, keluarga dan saudara-saudari yang tak kalah sumringah, untuk membuktikan janji suci dalam acara akad nikah bersama adik kami Ananda DINI YULIAWATI, SE demi terwujudnya keluarga Sakinah, Mawaddah Warrahmah.

(Tarik nafas panjang dulu guys… baru pidatonya dilanjutkan…)

Tentu kami menyambut dengan tangan terbuka dan senyum merekah, semoga niat baik ini berbalut berkah dalam jalinan persaudaraan dengan silaturahmi yang indah.

Karena dengan menikah, akan menyempurnakan ibadah. Mewujudkan rasa tenteram dan tenang atau Sakinah. Memberi kesempatan salin mencurahkan cinta kasih, senantiasa jujur, saling melengkapi kelemahan dan menjaga kehormatan pasangan (Mawaddah). Satu lagi tentu Wa-Rahmah, Wa itu artinya dan, Rahmah itu Kasih sayang, bukan hanya saling mengasihi tetapi saling menjaga, saling melindungi, saling membantu dan saling memahami hak dan kewajiban masing-masing sebagai pasangan suami istri. Itulah sekilas harapan tentang wujud ideal keluarga, yang disebut dengan bahasa kekinian adalah KELUARGA SAMAWA.

Selanjutnya, Permohonan maaf kami yang sebesar-besarnya, jikalau penyambutan kami yang sederhana ini mungkin tidak berkenan di hati bapak dan ibu semuanya.

Tetapi yang pasti, ini semua bisa terwujud dan terlaksana, hanya atas izin dan rahmat dari Allah Subhanahu Wataala.

Semoga kedatangan pemuda gagah dengan niat menyempurnakan ibadah ini segera terwujud dalam acara prosesì akad nikah.

Sebelum sambutan ini diselesaikan, ijinkan kami menyampaikan sebait pantun yang sudah kami persiapkan khusus untuk acara penyambutan :

MEMBAWA KERANG DIIKAT TALI
TAK LUPA JUGA SEKARUNG CUMI-CUMI
Dari Tangerang ke Cimahi
Membawa niat janji yang suci

MEMASAK IKAN BERALAS KAKI
TAK LUPA TUANGKAN MINYAK NABATI
Ingin mewujudkan persaudaraan abadi
Dalam ikatan pernikahan sejati
Disini, dimulai saat ini

PERGI KE KOLAM JADINYA BASAH
TERASA DINGIN SEKALIGUS CERAH
Setelah akad, semuanya jadi SAH
Dilanjut resepsi meriah yang penuh berkah.

Demikian yang dapat kami sampaikan, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh (AKW).

***

*)Acaranya di Ballroom V Hotel, Jalan Terusan Sutami III, Setrasari Bandung. 26 Januari 2019.