CUCI TANGAN

Pertemuan yang tak terlupakan.

BAROS, akwnulis.com. Lantai dua villa eksotik ini terasa begitu ramai, masing-masing menikmati suasana kebersamaan yang memang  sudah direncanakan. Reuni kecil teman sekelas kali ini begitu meriah, karena kebetulan salah satu alumninya ternyata rejekinya luar biasa hingga memiliki harta benda yang begitu banyak termasuk salah satunya adalah villa megah yang menjadi tempat reuni kali ini.

Makanan dan minuman hadir seakan tanpa batas, disaat meja kosong maka sekejap saja sudah diisi kembali dengan makanan dan minuman yang begitu banyak. Aneka minuman sampai bingung memilihnya, dari mulai healty juice hingga bourbon, atau es cingcau dan dawet sampai wisky serta white wine yang berumur puluhan tahun. Begitupun makanan, dari mulai western food, chinesse food, Asian food hingga makanan lokal yang menjadi favorit yaitu telur dadar petai muda dan gulai jengkol aneka rasa.

Music yang mengiringipun tidak hanya dengan home band yang disewa plus seorang disk jockey cantik saja, tetapi didiukung dengan speaker – speaker ciamik yang disetting di seluruh ruangan sehingga hasilkan music 8K yang memanjakan Indera pendengaran. Musiknya lembut dan nyaman di telinga sekaligus terasa berlari-lari antara telinga kanan dan kiri, pokoknya luar biasa.

Semua terlihat senang, bercengkerama dengan sesama teman tentang cerita masa lalu yang menggelikan atau terkadang memalukan. Lalu disambung oleh derai tawa saling menertawakan. Dirikupun terlarut dengan keceriaan ini, namun tetap jaga diri untuk tidak meminum makanan yang dilarang agama. Selain beresiko menambah dosa juga khawatir melakukan tindakan diluar kontrol yang berakibat fatal.

Kamu dulu kurus banget ya?”
“Iya Yud, sekarang berkembang ke depan dan ke samping, Hahahahaha….”

Ingat nggak, dulu si Susi ee di kelas dan nangis karena malu?”
“Wkakakakakkak iyaa, tapi khan ada Amir pahlawannya, nganter pulang sambal megangin jaket buat nutup ee yang berjatuhan”

Itulah beberapa celoteh pria dewasa yang ternyata kembali menjadi kanak – kanak disaat bersua Bersama kawan sebaya.
Makan dan minumpun karena memang sesama kawan, ada yang fatsun menggunakan table manner tapi tidak sedikit yang langsung menggunakan tangan dan haap masuk ke mulut dengan tangan belepotan sambel dan saus padang, nikmat sekali.

Diriku juga sama makan dengan lahap dan nikmat serta tangan belepotan, sambal hejo dengan ayam bakar plus cimplungnya serta dadar petai muda begitu mengenyangkan, apalagi nasi pandanwangi yang harum penuh sensasi. Dijamin akan tambah lagi tambah lagi.

Selesai makan dengan gaya barbar dan penuh gelak tawa, semua berebut menuju wastafel sehingga terjadi antrian. Diri ini berinisiatif untuk cuci tangan di lantai bawah karena tadi pas baru masuk villa ini terlihat ada 2 buah wastafel di kanan kiri tangga utama menuju lantai 2. Inilah awal cerita yang tak terlupakan.

Menapaki tangga besar menuju lantai satu tetasa begitu ringan, apalagi lampu – lampu terang benderang dan suara musik dari lantai 2 masih sayup – sayup terdengar. Hingga akhirnya tiba di lantai 1 dan mengambil arah kiri untuk mencuci tangan di wastafel berornamen merah jambu.

bersambung chapter 2.

SIBANYO – fbs

Menulis lagi fiksimini basa sunda – gaskeuun Gan.

CIMAHI, akwnulis.com. Libur sabtu minggu sebentar lagi berlalu, melewati tengah malam nanti maka sudah bersua dengan hari senin yang penuh tantangan. Tapi waktu yang berjalan ini perlu diisi dengan sesuatu yang memiliki adti dan besok lusa bisa dinikmati kembali. Yaitu sejumput kisah dengan beraneka makna, tentu  tidak lebih dari 1t0 kata dan ditulis dalam bahasa sunda.

Tema utama adalah tentang pergerakan waktu dan momentum terbaiknya adalah tengah malam. Kembangkan idenya dan campurkan bersama imajinasi kita sehingga akan terwujud menjadi jalinan cerita yang mungkin sama atau mirip dengan cerita lainnya. Tapi yakinlah selama tidak copas dari tulisan lain, meskipun ada kesamaan tetapi ciri khas tulisan orisinil akan hadir dengan sendirinya.

Selamat menikmati tulisan sederhanaku tentang fenomena tengah malam…

FIKMIN # SIBANYO #

Tengah peuting asa bayeungyang, hudang tina kasur muru ka dapur. Nèangan nu tiis, panto kulkas dibuka, geuning pinuh ku sayur atah jeung pais teri.

Tungtungna mah muru galon nu ngagolèr. Aya eusina saeutik. Langsung wè diangkat, diuyup lalaunan, seger.

Seggher nyaa?”

Gebeg tèh, inget papagah nu boga imah. Dipahing pisan tengah peuting kaluar kamar. Tapi ah èta mah ukur nyingsieunan. Leumpang muru ka kamar, ngaliwatan wastafel eureun heula, rèk sibanyo.

Leungeun muka keran wastafel, mencèt botol sabun cair. Sabot kitu, beungeut nyanghareup kana eunteung di wastafel. Kaciri beungeut celong. Tapi pas ditelek-telek, naha beungeut lalaunan ngabodasan jeung jiga nu garetihan.

Awak ngabatu panon molotot, teu walakaya, nyekel wastafel bari nempokeun eunteung. Beungeut geutihan nyurup jadi beungeut awèwè makè karembong beureum. Imut ngagelenyu, ngan sihung kaciri kènca katuhu.

Teu lila aya leungeun kaluar tina eunteung, nyekel kana beuheung. Karasa tiis camèwèk. Awak karasa hampang, peurih, les poèk mongklèng.

***

Demikian tulisan fiksimini berbahasa sundaku yang ke sekian. Jika ada yang roaming tentang judul tulisan sundaku, maka akan dijelaskan bahwa SIBANYO memiliki arti CUCI TANGAN. Jadi cucilah tangan secara merata sesuai aturan maka resiko terkena penyakit dapat dihindarkan. Selamat malam, selamat merajut asa menghadapi senin pagi ceria. Wassalam (AKW).

EMOSI & KATA

Ternyata sejumlah kata bisa damaikan suasana.

CIMAHI, Akwnulis.com. Sebuah luncuran kalimat menohok ternyata diteruskan dengan rangkaian kata yang begitu memojokkan. Membuat jiwa ini tersudut dan seakan mengecil dari kenyataan dunia ini. Seluruh pandangan mata seolah tertuju kepada raga rapuh ini yang terus menjadi bulan-bulanan.

Mengapa begini?”

Kalimat tanya menjadi pembuka, tetapi ketahanan mental dan gejolak emosi harus terkendali karena melihat serbuan kalimat – kalimat penuh tekanan dan tendensius ini mulai menggoyahkan kendali emosi dan menghapus nalar sehat untuk segera berucap demi harga diri.

Gejolak batin harus tertata dengan helaan nafas teratur berbalut kepasrahan. Sebuah kesadaran rasa kembali terbentuk dan menjadi pondasi hakiki dalam menghadapi sebuah kondisi yang kurang mengenakkan ini. Apalagi aura ketegangan mulai terlihat dari wajah – wajah hadirin. Tentu dengan gejolak dan celoteh hati yang berbeda. Ada yang degdegan takut kena giliran disemprot, tapi ada juga yang merasa senang melihat raga ini menjadi sasaran dan tak bisa sama sekali memberikan perlawanan.

Sementara hamburan kalimat terus mendera, jiwa terdiam dan emosi stabil menjadi pegangan. Tentu dengan berdzikir dalam hati yang terdalam, kita harus kuat dan tenang dalam hadapi kenyataan. Apalagi sikap kita dalam menghadapi ini tentu menjadi penentu bagi sikap teman – teman yang semakin kikuk dengan ketegangan.

Maka wajah tetap tegak dan menatap pembicara tanpa menghadirkan ekspresi berlebihan. Kata anak sekarang mah, B aja alias ‘biasa’ aja. Pikiran yang relatif stabil dengan hati yang damai memberi kestabilan emosi yang sejajar maka apapun kalimat yang dagang, biarkanlah sebagai bagian dari perbaikan di masa mendatang.

Lagian kenapa juga harus tegang?”
“Padahal tegang itu ada saatnya, ada tempatnya khan?”

Alhamdulillah dengan semua ketenangan ini, perjumpaan formal akhirnya usai dan semua bubar dengan membawa segala persepsi dan kekesalan. Penulis sih santey aja, lha wong pembahasan tadi bertujuan untuk perbaikan, meskipun disampaikan dengan penuh penekanan.

Ingatan tiba-tiba terbang ke 20 tahun lalu, disaat menjadi birokrat muda yang baru menapaki karir. Sebuah doktrin dari atasan harita, “Sabar Jang, jadi staf mah ukur 2 urusan, dititah jeung dicarèkan (Sabar, menjadi staf itu hanya 2 pilihan, yaitu disuruh & dimarahin).

Jadi senyum sendiri dan menjadi catatan penting bagi diri ini, bahwa secuil kalimat apresiasi bagi anak buah menjadi berharga dan menumbuhkan motivasi bekerja lebih baik, disamping dengan kemarahan dan perintah.
Maka untuk menetralisir semua gejolak rasa ini, diperlukan penyeimbang yang hakiki. Tentu doa penenang adalah utama, tetapi secangkir kopi akan menjadi penetralisir rasa dan rupa. Maka segera bergerak meninggalkan tempat pertemuan menuju pertemuan lanjutan dengan sang kohitala, Kopi hitam tanpa gula.

Bergerak kemana?”… tunggu tulisan selanjutnya. Hatur nuhun (AKW).

NGABORÈLAK – fbs

Nyerat deui fiksi mini berbahasa sunda..

FIKMIN # NGABORÈLAK #

Ngawitanna mah mung wartos salangkung ti tatanggi, saurna aya anu tingborèlak dina suhunan. Nu jolna tina tangkal ketapang kancana bodas di buruan pengker.

Teu seueur saur tangtosna kedah saènggalna diroris, bilih leres tangkal tos ngajangkungan, lajeng daun nu murag janten runtah ka buruan tatanggi. Kaleresan samentawis waktos èta bumi tèh teu dieusian, jalaran pun biang hoyong disarengan sabumi. Maklum tos sepuh.

Ènggal ngabujeng ka bumi kosong, muka tulak nganggè kodeu ditambih notifikasi raray. Cetrèk!. Panto payun muka. Mapah rusuh muru ka pengker, tangtos scan barkod deui supados tiasa muka panto tur jandèla.

Gebeg!! Hookeun ningal buruan pengker utamina dina tangkal nu halughug ngajul kalangit. Tingborèlak konèng umyang, enyut mèh dina unggal dahan tur daun. Ngawitanna mah katingal mung hiji, ari pèk tèh rèrèncanganna ratusan. Buluna ngagebay cèlak marahmay, hileud konèng baranahan.

Teu seueur saur, tangkal dituar hileudna nyinglar. Hampura nya, da geuning janten rarenyem. Hileud unggeuk carinakdak.

KOPI BERBUIH DI CUPBA CAFE.

Menikmati sajian kopi dingin berbuih…. suegeer.

BANDUNG akwnulis.com. Pertemuan dengan sajian kopi kali ini seolah dituntun oleh takdir dan diarahkan keadaan karena seperti tidak sengaja mencari tetapi akhirnya bersua. Itulah indahnya sebuah makna pertemuan dan disadari atau tidak ternyata semakin mudah bertemu dengan aneka kohitala (kopi hitam tanpa gula) khususnya yang diproses sajian secara manual tanpa menggunakan mesin kopi. Sehingga menilai rasanya bisa maksimal.

Halah sotoy menilai rasa, padahal khan nggak belajar cupping dan nggak punya lisensi sebagai seorang profesional untuk menilai notes dan profile kopi.”

Kalem bro, nggak usah ngegas begitu. Tulisan – tulisan receh di blog ini memang hanya tulisan santai yang bertema tentang ‘belajar mencintai kopi’ yang diperlukan kesabaran, perlahan tapi pasti dan tetap menjaga konsistensi seperti belajar bagaimana mencintaimu, ahaay.

Jikalau tulisan ini bicara sebuah rasa dari sajian kopi, sebuah suasana dalam cafe kopi atau siapa yang begitu menyegarkan membawa dan menyajikan kopi, juga tempat yang nyaman untuk menikmati kopi, itulah yang coba ditulis dengan tertatih dan berusaha terus tanpa letih.

Urusan rasa kopi tentu sang lidah dan indera penciuman begitu berperan ditambah sejumput imajinasi menghasilkan catatan penting manakala sruputan kopi ini menjadi relaksasi. Memberi ketenangan bagi diri dan akhirnya bisa memberi suasana kesegaran dalam aktifitas sehari-hari.

Kali ini bersua dengan sajian kopi yang diproses dengan metode cold brew. Metodenya dengan proses ‘perendaman‘ menggunakan air dingin dengan suhu ruangan lalu disimpan selama minimal 8 jam. Nah setelah itu bisa dicicipi alias dinikmati. Kekhasan metode cold brew ini adalah melindungi bean dari paparan suhu panas sehingga tidak ikut mengekstraksi karakter acidity kopi, ekstraksi dilakukan melalui lamanya waktu perendaman dan akan menghasilkan rasa kopi yang ringan tapi istimewa.

Ternyata metode cold brewnya plus alias ada perlakuan tambahan yang dilakukan oleh kang Iman, yakni setelah proses 8 jam perendaman lalu disaring dan disimpan di chiller selama 3 bulan dan 6 bulan. Sehingga menghasilkan cold brew yang berbeda. Untuk cold brew yang 3 bulan disimpannya, ada rasa sedikit manis alami dan agak nyereng*) dengan acidity alias rasa asam yang menyegarkan.

Nah pas nyoba yang cold brew versi disimpan 6 bulan, baru dibuka aja sudah menghadirkan sensasi. Karena ternyata langsung busa kekuningan mendesak tutup botolnya dan meluber keluar membasahi meja. Tentu sang barista gesit mengambil lap berupa kanebo yang mudah menyerap cairan tumpah. Tapi karena didokumentasikannya jadi nggak asyik, warnanya lecek hehehe. Disingkirkan dulu untuk kepentingan dokumentasi.

Kebetulan juga botol cold brewnya ini menggunakan botol seperti minuman beralkohol maka tampilannya menjadi unik dan memiliki daya tarik sebelum meminumnya. Lalu gelas – gelas diedarkan dan diminum bersama, baik sang barista juga seorang kawan yang kebetulan sedang bersama.

Srupuut… nyengiir.. keasaman sempurna memenuhi rongga mulut dan memberikan sensai kejut di ujung lidah, asem dan seperti bersoda. Tapi tetap rasa kopinya ada dengan nuansa alami racikan manual yang bersahaja. Memberi kesempatan berharga menikmati sajian kopi di daerah bandung utara.

Jadi inilah tulisan singkat yang mungkin bisa memberi makna serta informasi berbeda tentang bagaimana secara bertahap mencintai kopi yang tersaji tanpa tambahan bahan itu ini. Happy weekend kawan, Wassalam (AKW)

***

Lokasi :
KOPI CUPBA
Jl. Sersan Bajuri No. 102 Cihideung Parongpong Kab. Bandung Barat. Jawa Barat 40559
(Halaman Green Forest Horison Hotel).

UBAH NIAT

Evaluasi diri dan dilanjutkan aksi.

CIMAHI, akwnulis.com. Seiring perjalanan waktu menapaki kehidupan, ada hal yang begitu syulit (baca sulit) untuk diwujudkan padahal ihtiar sudah maksimal (perasaannya), tapi hasilnya tidak signifikan kawan, malah bertolak belakang dari yang diharapkan.

Maka dibaca dan dirunut kembali ingatan masa sebelumnya serta aneka usaha yang dilakukan. Beberapa usaha yang pernah dilakukan adalah olahraga futsal secara rutin ba’da isya karena siangnya sibuk bekerja, minum obat pelangsing produk cina yang kata iklan digunakan oleh para pramugari/pramugara agar tetap menjaga postur tubuhnya.

Nah futsal berhenti disaat almarhum ajie massaid meninggal (februari 2011), walah ternyata ihtiar ini sudah dari 12 tahun lalu. Trus obat cina berhenti karena efek sampingnya yang bisa BAB mendadak karena efek pelunturan lemak di perut, istilah bahasa sunda itu mudah ‘kapacirit‘.

Ihtiar berlanjut diantaranya metode penurunan berat badan dengan menggunakan teknik akupuntur, sekitar 30 jarum khusus menusuki bagian tubuh ini terutama perut dan juga beberapa titik di kepala dan berlangsung rutin selama 3 bulan, alhasil sinshenya nyerah karena ternyata tidak ada perubahan signifikan dan nafsu makan tetap menggebu. Malah pernah saking buru-burunya, beres terapi lalu ke kantor tapi ada rasa perih di pinggang kiri, pas diperiksa eh ada 2 jarum akupuntur ketinggalan, masih nempel hehehe.

Lalu yang cukup lama adalah pola makan food combining yang dijalankan cukup lama hampir 2 tahun lamanya tetapi akhirnya hancur karena cheating dan enaknya masakan rumah di malam hari. Petualangan pelangsingan terus dilakukan, termasuk menggunakan produk herbalife yang ternyata hanya bertahan 6 bulan saja.

Mencoba juga diet ekstrim yang disebut diet macan atau diet ketofastosis yang menghentikan seluruh karbobidrat, sayuran dan buah lalu mengganti dengan daging merah dan lemak termasuk kuah dari mie kocok dilengkapi kikilnya dengan syarat dicek gula darah setiap hari harus dibawah 80 poin. Diet ini signifikan menurunkan berat badan dari 117 kg menjadi 90 kg, berarti 27 kg berhasil turun dalam medio 1 tahun. Hanya saja tidak bertahan lama, 2 tahun berlalu dan mulai cheating karbo, jelas ini berbahaya karena beresiko stroke dan penyamit kekurangan mineral, katanya. Akhirnya diputuskan untuk kembali normal makan minum tetapi dengan porsi yang sedikit.

Apa lagi ya, bentar adalagi diet DEBM (diet enak bahagia dan menyenangkan). Coba diikuti tapi akhirnya kalah juga dengan ketidakdisiplinan ini dan rasa kasihan serta kabitaan disaat melihat para pedagang makanan yang selalu hadir ngagupayan eh memanggil – manggil.

Maka dilakukan konsultasi ke dokter, minum obat, disuntik serta wajib berolahraga teratur. Namun pilihannya sekarang hanya jalan kaki saja karena pasca patah kaki tahun lalu, mengubah pola olahraga yang harus dilakukan.

Dari evalusi ingatan dan arsip kehidupan tadi ternyata berhubungan dengan ‘Innamal a’malu binniyat’ yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung dari niatnya sebelum melakukan ihtiar. Ada kesalahan niat yang harus dikoreksi, yaitu ungkapan atau ucapan niatnya. Selama ini niatnya dan semangatnya adalah ‘Bertekad bulat untuk langsing.’

Sekali lagi bahwa niatnya adalah ‘BERTEKAD BULAT’ ini ternyata yang menjadi pengganjal ihtiar selama ini karena niatnya bertekad untuk membulat, pantesan badan ini makin bulat hehehehe.

Bismillahirrohmannirrohiim..

Semenjak tulisan ini hadir, niat dan tekadnya telah diubah ya kawan, sekarang BERTEKAD LANGSING DENGAN BERAT BADAN IDEAL, bukan bertekad bulat lagi.

Selamat pagi kawan, jangan lupa tersenyum menyambut harapan di pagi ceria hari ini. Wassalam (AKW).

NAHAN KAHAYANG – fbs

Kedah kiat mayunanna.

FIKMIN # NAHAN KAHAYANG #

Kakara nyaba meuntas nagara, teu ngimpi – ngimpi acan bisa ngalanglang buana numpak kapal udara. Rasa atoh jeung geumpeur pacampur komo nalika rèk numpak kapal. Sagala dipariksa, beubeur dilaan. Kapaksa nyekelan calana logor meunang nginjeum ti Jang Uta.

Dina kapal udara, beuteung ngusial tapi sieun ka jambanna. Antukna genep jam leuwih tipepereket, nahan nu sabrol-brolna. Kèsang badag kèsang lembut geus teu kaampeuh.

Turun tina kapal udara teu sirikna notog notogkeun manèh, panon rambisak geus teu kuat. Biwir babacaan, duh Gusti pasihan kakiatan.

Pelepes…

Alhamdulillah di hareupeun aya toilet. Lumpaaat. Nèang bilik nu kosong, sup porosot gèk, “brooottt!”

Eusi peujit surak bisa liwat.

Pas rèk cècèwok geuning euweuh semprotan cai. Nu aya gulungan tisu. “Aduh kumaha ieu?” Hareupeun wèsè tinggerendeng sora, jigana nungguan. Geus ah nèkad wè, tisu dirawu tuluy dipakè nyusutan. Diilikan tèh konèng kolot, nyegak deuih. Buru-buru makè calana sanajan karasa ramètèk dimamana. Cag.

KEGALAUANKU TERWAKILI SENYUMMU

Jangan galau, tulis aja. gampang kok.

BANDUNG, akwnulis.com. Ketika sebuah kata kembali menjalin rasa dengan kata yang lain, maka terwujudlah kalimat. Begitupun dengan kegundahan ini. Awalnya hanya merasa sedikit saja rasa gelisah, tetapi setelah bergabung dengan keresahan lainnya ternyata berbuah tekanan yang menyesakkan dada. Padahal permainan kata dan gelisah, awalnya hanya berada diseputar kepala. Namun setelah berkumpul ternyata berpindah, menekan dada memenuhi layar smartphone dengan tulisan status atau caption gambar yang mungkin berharap apresiasi.

Maka perlawanan diri harus segera beraksi, bergerak lincah memunguti kata yang bermakna harapan, optimisme dan semangat ditautkan dengan kalimat kolaborasi sehingga mewujudkan aksi yang (seharusnya) berkelanjutan tak perlu henti. Bergeraklah jemari jaman memunguti kata yang berserak dan sudah terpapar keegoisan serta menjebak diri pada zona nyaman.

Padahal dunia belum baik-baik saja, tapi kenapa sebagian kata malah terdiam, tunduk pasrah tak berdaya serta memeluk erat kebiasaan yang sebetulnya sudah ditinggalkan jaman. Di sudut kiri kata bijak tersesat dengan kepungan nasehat sesat yang seakan modern padahal mungkin berselimut kepalsuan.

Dada yang sesak dilawan perlahan oleh dzikir yang ternyata begitu sulit diucapkan karena sebagian kata telah menjahit bibir dengan lipstik tanda kutip mengkilap penuh hasrat. Dipaksakan diucap maka perih menyeruak, tapi ini perlu diperjuangkan. Perlahan tapi pasti kata optimis gelayut erat dengan kata harap, membantu bibir bergumam dan melepaskan ikatan kegundahan.

Ternyata itulah kata kunci, karena sebenarnya raga ini hanya sebatas kefanaan yang nyata, dimana ruh abadi harus bertakzim kepada Illahi agar hamparan dunia dan kemegahan akherat berjalan lancar dalam keberkahan-Nya.

Jadi kata utama adalah kata ikhlas menerima semua takdir yang telah dicatat langit jauh hari sebelum raga ini tiba di dunia. Lalu berpadu dalam optimisme serta harapan yang menumbuhkembangkan warna warni dalam jiwa dan raga. Maka kegundahan berubah warna menjadi ceria dan sesaknya dan berganti kelegaan serta tetesan air mata taubat yang bukan hanya sesaat.

Selamat memaknai tahun 2023 dalam rangkaian kata ikhlas, optimisme, harapan dan taubat. Wassalam (AKW).

GALAU?.. Posting aja di Medsos.

Jangan galau ah…. biarkan saja atuh.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah rasa adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada mahluknya. Meskipun tidak semua bisa memaknai bahwa dibalik rasa ada sejumput cerita yang terkadang rumit jika harus dibagikan dalam bentuk cerita. Karena tidak semua orang bisa lantang menyuarakan kata dan menyampaikan secara gamblang apa yang dirasa. Itulah salah satu dinamika kehidupan yang nyata.

Nah, media sosial bisa menjadi jembatan kegawalauan.. eh typo.. kegalauan rasa dari setiap individu. Menjadi tempat berbagi yang ternyata bisa ditentukan sendiri oleh pemilik akun. Apakah memang ingin dilihat publik atau sebatas lingkaran bestie saja, atau malah hanya sebagai catatan pribadi sehingga privat akun menjadi pribadi… tinggal memilih.

Meskipun mayoritas dikala galau dan sedih, kepengennya tuh dilihat orang lain di medsos dan diperhatikan atau dipedulikan oleh teman-teman dengan taburan jempol dan komentar. Terlepas yang ngasih jempol itu memang murni hadir dari hati atau iseng dan juga karena belas kasihan, yang penting sebuah jempol adalah bentuk atensi apalagi komentar yang senada, tentu menjadi penyemangat untuk kembali bangkit dan lupakan kegalauan.

Kalau kamu sendiri gimana?”

Nah, saya sih lebih berusaha mengubah energi sedih ini dan rasa galau itu menjadi bentuk lain yang berbeda tapi tentu bikinnya sederhana. Baru diposting di medsos pribadi. Biasanya gabungan gambar dan kata-kata bias yang miliki banyak makna sehingga membebaskan siapapun yang melihatnya untuk mengartikan perasaan yang sedang melanda.

Apakah peduli dengan jempol dan komentar?”

Saya sadar diri bukan influencer atau orang terkenal, jadi hadirnya jempol – jempol dan like like serta komentar di media sosial lebiih dimaknai general saja. Jadi mengalirlah seiring takdir menggiring mahluk dan cerita masing-masing.

Yang penting apa yang diposting tidak menyinggung orang atau pihak lain. Ada sentuhan seni dan permainan kata serta terdapat kedalaman makna. Itu kata penulis sih, terserah kata orang lain. Serta yang paling utama adalah mengalihkan kegalauan dan kesedihan dari diri ini ke postingan medsos yang bakal dilihat banyak orang. Jadi khan nggak bete lagi…. gituuu.

Udah ah, mau posting dulu di medsosku yach. Wassalam (AKW).

Americano Inkspirasi & Kruk penyangga.

Sruput Kopi dan berharap sembuh seperti sediakala.

BANDUNG, akwnulis.com. Memasuki pelatarannya relatif sepi, begitupun disaat keluar kendaraan dengan ditemani kruk untuk menjadi aksesoris di lengan kanan, sebagai pertanda bahwa ada sesuatu yang berbeda, sementara.

Inilah akibat dari terlalu memforsir diri dengan segala keceriaan dan kesenangan karena berbagai momentum yang dilewati sehingga satu hal penting terlupa. “Apa itu yang terlupa?”

Kondisi kaki kiri yang patah pada tulang jari atas kiri, patah menyilang TULANG KAKI PATAH 6 bulan yang lalu. Ternyata lupa, sehingga begitu aktif di acara menyemarakkan HUT RI ke 77 di kantor bersama seluruh rekan-rekan keluarga besar Disparbud Jabar.

Eh dilanjutkan dengan mengikuti latihan rutin tari tradisional ketuk tilu yang rencananya dipentaskan flashmob seribu penari pada hari puncak HUT Jabar ke 77 juga, meskipun pada hari H ternyata harus berdamai dengan kehadiran masyarakat yang begitu banyak sehingga para penari asli dan penari dadakan terpaksa berdamai dengan keadaan dan menari di hati masing-masing. Kaki kanan yakni telapaknya mulai terasa tidak normal, ada linu – linu yang timbul tenggelam.

Ternyata di hari sabtu dan minggunya mendapat titah untuk pergi ke sukabumi tepatnya di kaki gunung Halimun salak untuk menghadiri acara sakral tahunan kasepuhan ciptagelar SEREN TAHUN 2022 yang ditempuh dengan berbagai cara termasuk berjalan kaki menempuh jalan tanah merah dan berbatu untuk mencapai lokasi, disinilah kesakitan semakin menjadi. Tetapi kembali, semangat untuk menuntaskan tugas tetap membara sampai akhirnya kembali ke bandung hampir senin dini hari.

Dan pagi hari harus kembali bergabung dalam apel senin pagi yang merupakan bukti komitmen dalam balutan aplikasi TRK kebanggaan semua. Meski tertatih tapi itulah kenyataannya, ternyata kaki kiri semakin sakit dan harus beristirahat di ruangan. Maka untuk antisipasi hal – hal yang tidak diinginkan, segera kontak penyewaan alat kesehatan Griya Kami dan  sepasang kruk penyangga tubuh meluncur untuk menjadi teman beberapa waktu ke depan.

Esok harinya segera menuju pelataran rumah sakit, menuju lantai 3 dan disinilah raga yang ringkih terdiam menanti hasil rontgen serta titah dokter terhadap semua yang dirasakan.

Alhamdulillah tidak ada yang serius di kaki kiri hasil operasi, titanium tetap kokoh mencengkeram tulang. Hanya saja beberapa otot menegang akibat dipaksa beraktifitas melebihi kemampuan. Disinilah pesan yang penting bahwa kendalikan keinginan dan ingatlah bahwa kaki kirimu bukan kaki kirimu yang dulu, tetapi punya catatan cidera dan perbaikannya.

Maka pertemuan dengan Americano di cafe inkspirasi ini menambah rasa percaya dili.. eh diri untuk segera kembalikan kesembuhan diri meskipun dalam 2 minggu ke depan harus kembali berakrab ria dengan kruk si tongkat penyangga.

Sruput dulu ah kohitala hasil mesin kopi ini, kepahitannya tidak terasa karena rasa syukur atas kondisi kaki kiri yang bukan kembali cidera tapi kelelahan dari beberapa otot saja. Wassalam (AKW).