FESTIVAL DULAG ISTIMEWA 1446 H – Catatan kecilku.

Sebuah catatan kecilku dalam membersamai even FDI (Festival Dulag Istimewa)

BANDUNG BARAT, akwnulis.id. Gema takbir silih berganti dengan sukacita menandakan hadirnya bulan syawal yang begitu gempita. Rasa sedih hadir karena bulan ramadhan segera betakhir, tetapi juga gembira karena bisa melewati satu bulan momentum hari – hari puasa dengan mengisinya beraneka aktifitas yang bukan hanya bicara tentang lapar dan dahaga tetapi yang terpenting adalah melatih diri untuk menjaga derajat taqwa serta mensucikan diri menguatkan niat untuk melakukan ibadah – ibadah terbaik di sebelas bulan yang terbentang dihadapan mata. Sebelum bersua dengan bulan ramadhan tahun depan, Insyaalloh.

Berawal dari diskusi sederhana bersama bapak bos kita, pak KDM, bapak Gubernur Jawa Barat tentang aktifitas memukul bedug di bulan puasa ternyata berlanjut dengan tantangan yang tidak biasa, inilah pwrcakapannya :

Ari nakol bedug sabaraha warna?”
“Tilu warna pak” (baca tiluarna)

Diartikan dalam bahasa indonesia menjadi :

Kalau memukul bedug berapa warna?”
“Tiga warna” (baca dari luarnya).

Sebuah tatarucingan eh tebak – tebakan sederhana yang sudah menjadi percakapan biasa bagi anak – anak dan remaja di lembur atau di kampung tentang memukul bedug. Tahu kan bedug?… itu yang  ada di mesjid, biasa digunakan atau dipukul menjelang berkumandangnya adzan. Bentuknya seperti tong besar yang terbuat dari berbagai bahan baik dari kayu, drum bekas yang dibungkus dengan kulit kambing atau sapi dan satu sisinya bolong / kosong sebagai tempat keluarnya suara.

Bedug ini dipukul menggunakan pemukul atau disebut panakol, bisa dari kayu yang dibentuk seperti korek api tapi ukuran besar atauapun kayu/besi yang ujungnya dililiti kain atau karet sehingga nyaman digunakan sebagai pemukul.

Nah aktifitas memukul bedug itu disebut dengan ngadulag. Malah baju lebaran juga sering disebut baju dulag. Sehingga bedug dan ngadulag adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan. Sekaligus menjadi dasar perintah bagi pak KDM, Kang Dedi Mulyadi memerintahkan kami agar merancang, merencanakan dan menghadirkan even FDI (festival dulag istimewa) 1446 H di halaman gedung pakuan Provinsi Jawa Barat.

Maka bergeraklah kami dengan segera, mempersiapkan pelaksanaan festival dulag istimewa ini dengan segenap kemampuan kami yang ada. Tentu tantangan pertama adalah ketidakpahaman kami bagaimana sebuah even ngadulag eh nakol bedug ini secara teknisnya, sementara mau bertanya lagi kepada pak KDM, masih takut takut kita. Maka langkah awal adalah mencari referensi melalui media online sekaligus bertanya kepada orang – orang atau pejabat di kabupaten purwakarta, bagaimana gelaran festival ngadulag dilaksanakan di alun – alun purwakarta semasa pak KDM menjabat sebagai bupati purwakarta beberapa waktu yang lalu.

Tentu ditengah – tengah tugas lain yang perlu konsentrasi. Maka langkah demi langkah persiapan yang diawali dengan pembagian tim, penentuan nama dan siapa berbuat apa. Lalu menyusun timeline dengan target akhir adalah pelaksanaan FDI festival dulag istimewa ini yang akan dilaksanakan pada malam takbiran atau hari terakhir bulan ramadhan.

Dua pertanyaan besar yang menghantui kami, yakni : “Bagaimana format sebenarnya yang diharapkan oleh pak Gubernur terkait festival dulag inj dan apakah pelaksanaan shalat idul fitri atau hari pertama lebaran itu tanggal 31 maret 2025 atau bisa saja tanggal 30 maret 2025 memgingat pemberitaan sidang isbat akan dilaksanakan di tanggal 29 maret 2025 oleh kementerian agama?…”

Suasana mulai menegang…
Teman – teman di Biro Kesra segera mempersiapkan segalanya. Tentu dengan segala ketidaktahuan, namun semangatnya sama. Ini adalah tantangan yang harus dan bisa diwujudkan bersama-sama. Dengan dikomandani oleh bapak Kabag TU (syeh) Ahmad dan ketua teknis Aa Sofyan dan tim TU tidak hanya humas namun kolaborasi semuanya untuk mewujudkan konsep awal even ini.

Begitupun dari Bos Sekda, intruksi teknis tentang festival dulag ini menjadi pedoman bagi kami dan dituangkan dalam Kerangka acuan kerja, paparan versi canva, konsep di media sosial konsep sertifikat juga beraneka surat menyurat baik dalam benfuk nota dinas di internal sekretariat daerah juga surat keluar yang ditujukan kepada berbagai OPD pendukung.

Seperti permohonan dewan juri ke Disparbud, dukungan tim kesehatan dari Dinkes, dukungan publikasi dan live streaming youtube ke Diskominfo, dukungan media luar ruamg termasuk LED outdoor dan yang pasti kehadiran pak Gubernur itu sendiri ke Biro Adpim serta permohonan mencetak undangan resmi plat merah. Juga Dinas Perrhubungan dan Satpol PP serta Polrestabes Bandung untuk pengamanan, ketertiban, pengaturan lalu lintas sekaligus jangan lupa tentang perijinan keramaian.

Karena jelas intruksi pak Sekda, disaat Panitia inti melakukan audiensi diminta seluruh OPD mengirimkan satu tim dulag yang berjumlah 4 orang serta perwakilan kabupaten / kota dari 27 daerah dengan 2 perwakilan yaitu kategori dewas dan kategori pemuda. Termasuk konsep performance dari masing – masing peserta dengan menggunakan kendaraan masing – masing untuk melewati tribun depan gedung pakuan. Lakukan penampilan, dinilai dan bergerak meninggalkan area halaman gedung pakuan.

Maka detailing waktu menjadi ketat karena diharapkan bisa tuntas di pukul 22.00 wib. Pasukan Kesra semua bahu membahu dengan dikawal para Ketua Tim dan jelas dikawal oleh Bapak Agis JF Madya satu – satunya di biro Kesra.

Rapat internal via zoom meeting menjadi kunci kebersamaan sehingga pergerakan teman – teman fokus kepada aneka persiapan dan juga disaat pelaksanaan. Kang Dadan mengkordinir hadiah dan piagam pontang – panting dibantu pak Juan, pak Asep Achyar juga Fahmi, Septian, Sakti dan maafkan nama – nama yang belum disebutkan. Ternyata piagam yang di tandatangan gubernur harus jelas usulannya, ada nota dinas, kajian, berita acara yang ternyata dengan jaringan kekompakan dengan BKD dan Biro Hukum dapat dituntaskan segera.

Tantangan hadir tentang besaran hadiah yang harus berjibaku dengan usulan perubahan komponen, pemotongan pajak hingga penyerahan hadiah tersebut apakah via transfer ataupun tunai. Seru pisan pokoknya, Neng Rani dan tim perencana berjuang belakang layar dikawal aa Sofyan serta Tim TU sementara waktu pelaksanaan terus mendekat tinggal menghitung hari.

Ada juga pak Haji Encep dan pak Damir sebagai tim pengendali cuaca yang bertugas memastikan dengan ihtiar dan doa agar di malam festival dulag istimewa ini tidak ada hujan dan langit tetap cerah. Nah ternyata dukungannya tidak main – main langsung BPBD, BNPB dan BMKG dalam pelaksanaan rekayasa cuaca sehingga curah hujan beberapa lokasi di jawa barat diihtiarkan agar turun di lautan sehingga mengurangi potensi bencana banjir di kawasan jawa barat.

Tim pencari obor sekaligus persiapan untuk makan minum acarapun tak kalah sibuknya. Ada pak Juan, pak Mamat, pak Agis, bu Muftia yang sibuk mencari obor. Juga tim bu Amelia dan bu Imas BMS yang mengkordinasikan konsumsi dari mulai angka 550 pak menjadi 1000 pak disaat even berlangsung yang disupport full oleh Biro Umum Setda Jabar.

***

Sementara urusan kemungkinan hari lebaran kapan, berdasarkan perbandingan sederhana dengan melihat sidang isbat 5 tahun ke belakang, penanggalan 1 syawal selalu sejalan dengan rencana awal pemerintah. Dikaitkan juga dengan arahan pak Sekda di saat tim kami melaporkannya. Berarti jelas, pelaksanaan Festival Dulag Istimewa 1446 H akan dilaksanakan pada tanggal 30 maret 2025 setelah shalat isya sampai malam. Noted.

Terdapat kejutan yang membahagiakan keluarga besar Biro Kesra Jabar adalah dengan dilantiknya Bapak Syeh Kabag TU menadi Kepala Biro Adpim yang baru. Menjadi JPT Pejabat tinggi pratama atau level eselon II, Alhamdulillahirobbil Alamin… kami ikut bangga dan bahagia meskipun terselip kesedihan karena harus berpisah secara kedinasan. Tapi kerjasama tetap abadi, semoga pengganti beliau adalah orang yang berintegritas dan paripurna seperti beliau.

Balik lagi urusan FDI, waktu tersisa tinggal 2 hari. Tetapi ada hal yang masih mengganjal dalam hati yakni format atau konsep acara yang sudah kami susun, apakah sesuai dengan konsep dan harapan pak KDM, gubernur kami?..  ternyata karena Karo Adpimnya adalah alumni Biro Kesra maka kami diberikan slot waktu untuk menghadap.langsung kepada bapak Gubernur di kediaman pribadinya, di lembur pakuan Subang.

Benar saja, hari jumat siang menemui pak KDM dan ternyata format acara festival ngadulag yang diharapkan adalah nirkendaraan tetapi bedugnya dan para penakolnya eh petugasnya stanby di halaman gedung sate dan disuarakan bersama-sama. Lalu juri bergerak menilai satu persatu penampilan para peserta dan alhirnya merumuskan hasil penilaian yang dituangkan dalam 18 juara. Tanpa banyak basa – basi, pulang menemui pak Gubernur langsung di gelar rapat virtual marathon mulai dari dewan juri, para perwakilan OPD dan 27 kabupaten kota sebagai calon peserta serta petugas dan tim semuanya karena perubahannya sangat signifikan.

Maka bergeraklah bersama mempersiapkan segala hal dengan aneka perubahannya. Pak Agis menjadi koordinator absensi bagi teman – teman semua sekaligus didapuk sebagai plt Kabag TU melanjutkan tugas pak Ahmad. Pak Ahmad sendiri tetap mendukung kegiatan ini dengan kapasitasnya sebagai pejabat eselon 2 yang mengatur agenda Gubernur.

Pak Sofyan pontang – panting mengawal persiapan teknis kegiatan. Pak Dadan dan tim mempersiapkan piagam, trophy, souvenir dan hadiah. Bu muftia pabeulit sama obor dan tuntaa oleh pak agis, pak juan dan pak rahmat karena bukan hanya obornya saja yang harus ada tetapi lengkap dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Bu Oi dan tim penerima tamu sibuk wara – wiri. Apalagi tim registrasi, sudah ready dari minggu pagi demi menerima dan mengarahkan peserta hingga mengkordinasikan tanda tangan dan visum dari para peserta kabupaten / kota.

Pak rahmat dan pak Juan alih profesi menjadi sopir mobil bak demi mengangkut bedug besar dari mesjid raya Bandung ke halaman gedung pakuan. Tim dokumentasi humas terus bergerak, tim acara berkoordinasi intens dengan protokoler. Termasuk diri ini yang juga harus bersiap tampil menyampaikan laporan kegiatan. Sebuah mantra menjadi pembuka, hadirkan senyum bersama – sama : MOBIL FIAT MOBIL SEDAN, TEU KIAT HOYONG LAPORAN.

Akhirnya di malam takbiran tanggal 30 maret 2025 kegiatan Festival Dulag Istimewa 1446 Hinriah resmi dilaksanakan di halaman gedung pakuan. Total 70 tim hadir dari 27 kabupaten kota dan perwakilan OPD di lingkungan provinsi jawa barat.

Sukacita peserta dan warga menyatu dalam bahana suara bedug yang dipukul bersama begitu menggetarkan jiwa. Menggabungkan marwah nafas islami, tradisi budaya sunda serta makna mendalam tentang memukul bedug sebagai PENGINGAT bagi umat manusia khususnya muslim muslimah untuk selalu tepat waktu dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wataala.

Metode penilaian dengan 3 kritetia utama yakni :

1. VOKAL (teknik vokal, ketepatan nada, penghayatan)
2. MUSIKAL (Aransemen, dinamika, variasi, tempo)
3. PENAMPILAN (adab kesopanan, dekorasi, kostum, kekompakan)

Menghasilkan 18 juara dari 3 kategori, yakni juara I, juara 2, juara 3, juara harapan 1, 2 dan 3. Dimana dalam prosesi penilaian yang dikawal ketat oleh Bu Neni dan tim BMS menyisakan juga sebuah pengorbanan dengan hilangnya smartphone bu Neni ditengah hiruk pikuk penilaian penampilan dulag dari masing-masing kelompok.

Terima kasih Bapak Gubernur Jabar atas tantangannya, Bapak Sekda yang selalu membimbing kami, seluruh pimpinan OPD serta Baznas Provinsj Jawa Barat yang mendukung terselenggaranya acara FDI ini. Para Dewan Juri yang berjibaku menilai secara objektif yang merupakan representasi dari akasemisi, praktisi dan seniman yakni ada kang Erlan – seniman, Abah Faruq – LASQI & Kang Rizky Hamdani – ISBI serta seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini.

Super thanks for Keluarga Besar Biro Kesra Setda jabar yang begitu kompak, militan, tetap bertahan dengan segala perubahan dan sampai lepas tengah malam menuntaskan even FDI ini hingga setuntas-tuntasnya. Bravo Biro Kesra. Wassalam (AKW).

PROTES SANTRI KECIL

Cerita protes di masa kecil.

*PROTES SANTRI KECIL*

Cerita bermula dari rasa kesal yang membuncah melihat bapak – bapak dan pemuda serta beberapa anak sibuk dengan kongkur, sebuah sebutan untuk memancing ikan berjamaah di satu kolam yang sudah disepakati bersama. Ya sebutannya kongkur, raga ini belum tahu pasti asal muasal istilah tersebut tetapi menjadi pelafalan umum dan semua yakin dengan pengertian dan pemahaman yang sama.

Mengapa dikau kesal adinda?”
Sebuah tanya menyeruak dan langsung fokus padaku. Seorang santri kecil yang sedang belajar agama. Sejenak terdiam tetapi selanjutnya jawaban lantang hadir untuk meraih keadilan, “Bukan tidak suka aktifitasnya, tetapi teriakan dan celoteh serta sumpah serapahnya yang mengganggu konsentrasi kami membaca dan menghafal kitab sapinah dan jurumiah. Padahal sebentar lagi Imtihan Guru”

Guruku, Ustad Saemul tersenyum. Wajahnya yang teduh dan kharismatik memberikan rasa damai padaku, kepada kami pada santri cilik yang berkumpul dihadapannya dalam formasi sorogan kitab kuning. Beliau berkata, “Bersabar dan bertawakal saja, kita doakan mereka tersadar untuk tidak terlalu ribut sehingga tidak mengganggu kita”

Iya pak Kiai, maafkan kami”
“Iya tidak apa-apa, ayo kita kumpul lagi dan membahas hadits pendek dan artinya”

Tapi esok harinya setelah diperhatikan secara seksama, kegiatan kongkur terus berlanjut seakan mengejar jadwal jangan jeda konkur sepanjang bulan ramadhan. Jam 07.00 wib sudah hampir sepertiganya hadir di pinggir kolam dan bersiap ‘menyelamatkan ikan yang tenggelam’. Teriakan dan gaya ngobrolnya yang keras, agak mengganggu suasana pagii di pesantren asrama laki-laki. Tapi itulah kenyataannya.

Hanya saja hari ini berbeda, disaat mulai menaiki jalan menanjak dan cukup ekstrim maka tiada kata seindah doa kepada Allah Subhananu Wataala agar dilancarkan dan dimudahkan dalam pekerjaan juga kehidupan pribadi. Perbedaannya adalah para pemain ini dalam aktifitas kongkur ini terlihat merokok padahal jelas – jelas ini bulan ramadhan dan diwajibkan berpuasa. Maka jiwa mudaku berontak melihat fenomena merokok siang hari tersebut, mengingarkan untuk jadwal shaum harus segera diikuti.

Tapi langkah kaki mungil ini terdiam sesaat, mempertimbangkan kemungkinan yang terjadi. Apalah daya badan anak kecil ini dihadapan orang – orang dewasa yang terlihat begitu kuat dan garang. “Perlu cari strategi yang tepat”.

Maka segera pergi ke belakang kobong (asrama santri) menuju area rahasia. Menyibakkan beberapa daun pisang kering dan segera diambillah lodong, sebuah meriam bambu lengkap dengan amunisinya. Ada botol plastik kecil berisi cairan minyak tanah, satu botol berisi air dan satu botol berisi pecahan karbit siap pakai.

Meriam bambu dipikul karena ukurannya lumayan sambil menenteng peralatan. Menuju lokasi yang tepat di dekat kolam yang masih banyak semak – semaknya. Lalu meriam bambu di pasang dalam posisi yang tepat dengan perhitungan akurat menuju sasaran di kolam.  Tapi tetap tersembunyi dari pandangan para pemancing tersebut.

Setelah dirasa semua siap, maka mulai mengamati sasaran. Ternyata beberapa peserta kongkur sedang menikmati bekal makan siang, padahal ini bulan ramadhan. Semakin bergemeretaklah gigi ini dan menahan rasa kesal yang begitu dalam kepada orang – orang yang tidak berpuasa padahal diyakini mereka beragama islam. Tanpa fikir panjang, langsung saja racikan air dan minyak tanah menjadi adonan pembuka. Terakhir pecahan karbit sebagai pembangkit tenaga dorong.

Setelah terlihat bahwa racikan bahan peledak sederhana ini sudah memanas dan tepat moncongnya menuju sasaran. Maka langkah terbaik adalah menyalakan api pada posisi cairan dalam lodong sudah mendidih.

Tep… Dhuaaaar…

Suara membahana memekakkan telinga, seiring dengan lidah api keluar dari moncong meriam bambu ini. Suara yang menggelegar membuat para pemancing terjengkang kaget. Ada 2 orang yang tigejebur.. eh loncat ke kolam karena rasa kaget yang tidak tertahan. Sisanya terjengkang ke belakang. Ikan di kolampun berloncatan, menyambut kegembiraan dan keseruan.

Dirikupun merasa senang, karena bisa memberikan pengalaman tak terlupakan dari para pemancing yang tidak berpuasa ini. Meskipun mereka ternyata masih melanjutkan aktifitas di pinggir kolamnya. Tapi minimal sebuah peringatan hadir tanpa diduga dengan perantara tangan mungil ini.

Tidak hanya di sekitar kolam pancing yang heboh, tapi juga di asrama atau di kobong. Beberapa senior santri berlarian menuju sumber suara. Tetapi tidak ditemukan siapa – siapa, hanya meriam bambu yang hampir belah saja yang ada. Sementara raga mungil ini sudah menghilang dengan menggunakan ilmu lanvkah seribu dan berdiam di tempat aman. Wassalam (AKW).

I’tikaf & muntaber

Perjuangan di 10 malam terakhir…

CIMAHI, http://www.akwnulis.id. Pelaksanaan shaum di ramadhan tahun ini sudah memasuki fase 10 hari terakhir. Dimulai agenda i’tikaf di mesjid pada malam. – malam ganjil sekaligus berharap meraih dan mendapatkan lailatul qodar.

Dalam kerangka agama tentu banyak tulisan, ulasan juga penjelasan versi video baik dengan wajah para ulama dan ustad ataupun seieing teknologi menggunakan AI (artifisial intelegent) uang berupa video yang interaktif, penuh warna serta dengan visualisasi yang menakjubkan. Sehingga banyak diantara kita yang merasa cukup menjadi jemaah Alyutubiah dan Al intagramiyah serta disusul menjadi jemaah al Tiktokiyah.

Padahal semakin sempurna manakala ceramah di media sosial itupun dibarengan atau disempurnakan dengan kehadiran langsung dalam majlis mengaji, tadarus bersama, kajian agama, menghadiri ceramah tablig akbar dan berbagai aktifitas langsung lainnya dengan tema besar adalah menjaga interaksi langsung dalam balutan silaturahmi.

Kalau shalat tarawih dan shalat 5 waktu lainnya tentu berjamaah di Mesjid apalagi bagi lelaki. Jangan sekali-kali shalat tarawih di rumah dan diimami via youtube, teu aya tidituna. Kabayang klo ada yang maksain begitu karena nvgak mau keluar rumah, rokaat kedua ada iklan di youtubnya. Kita sebagai makmum onlinenya gimana?…..

Jadi mari kita manfaatkan momentum bulan ramadhan ini untuk merekatkan silaturahmi kebersamaan dalam berbagai aktifitas keagamaan sekaligus menguatkan keimanan dalam perkembangan jaman yang terus berubah dan bergerak dengan segala dinamikanya.

10 hari terakhir menjadi kesempatan terbatas untuk mer i’tikaf di mesjid. Memanfaatkan seluruh waktu dan atau mayoritas waktu untuk beribadah kepada Allah Subhana Wataala.

Meskipun ternyata dalam pelaksanaan i’tikaf itu ada istilah yaitu ‘muntaber‘…. bukan berarti penyakit yang pernah mendera masyarakat kita di jaman baheula yakni muntah dan berak… dan ditangani dengan penanganan pertama oralit.

Tapi ini singkatannya berkaitan dengan kehadiran i’tikaf di mesjid. Muntaber disini artinya berbeda, yakni ‘mundur tanpa berita‘ yakni disaat tadi malam adalah malam ke-23 ternyata peserta i’tikaf berguguran. Ada beberapa yang muntaber, alias menghilang pelan-pelan dari area mesjid. Mugi-mugi pulangnya ke rumahnya, jangan sampai ke tempat lain hehehe.

Baiklah itu dulu saja tulisan singkat kali ini, selamat menikmati dan mensyukuri 10 hari terakhir ini tentu dengan semangat ibadah, semangat kebersamaan dan juga semangat harapan besar meraih lailatul qodar. Wassalam (AKW).

MUDIK 2024 – malam takbiran yg menegangkan.

Malam takbiran yg tertahan…

KUNINGAN, akwnulis.com. Perjalanan mudik tahun ini aman lancar jaya, meskipun ada beberapa titik kemacetan penumpukan kendaraan karena ada beberapa insiden di tol Cipali seperti ada Kijang putih yang mengalami kecelakaan tunggal juga terlihat ada bis yang ‘tertidur‘ diluar median jalan sedang di evakuasi. Tapi secara jumlah jam perjalanan termasuk waktu tempuh normal, sekitar 3 jam 25 menit dari cimahi ke Kuningan.

Berbuka shaum dilaksanakan di rumah kuningan ditemani gerimis hujan yang makin malam semakin membesar. “Wadduh shalat ied besok di jalanan dan halaman masjid bisa terancam nich?” Begitu perbincangan sederhana. Tapi kita optimis hari esok kembali cerah dan shalat ied bisa terlaksana dengan segala rahmat kemudahannya.

Hanya saja setelah adzan magrib berkumandang, tidak terdengar suara takbir dari mesjid jami Nurr Alim samping rumah. Suasana sepi dan berbeda dengan malam takbiran tahun – tahun sebelumnya.

Apa yang terjadi, apakah sudah berubah kebiasaannya?”

Ternyata semua menunggu sidang isbat yang cukup bikin degdegan. Karena dilaporkan dari beberapa titik pengamatan hilal belum terlihat karena tertutup awan dan kabut.

Aduh gimana kalau diundur, ini opor dan sambel goreng daging sudah siap untuk menjadi makanan utama khas di haei lebaran esok hari?”

Hehehe, alasannya sederhana. Bukan takut sahur lagi tapi takut opor dan sambel gorengnya tertahan sehari. Udah nggak tahan ingin menyantapnya. Maka sekarang semua degdegan menonton siaran langsung di televisi, prosesi sidang isbat dan nantinya seperti biasa Menteri Agama RI akan mengumumkan hasilnya.

Adzan isya berkumandang dan belum ada kepastian, wajah tegang dan galau tersirat dari kumpukan orang rumah yang langsung hitung-hitungan berbagai kemungkinan jika hari lebaran ditunda lagi satu hari. Begitupun di mesjid sepi tapi orang – orang banyak menunggu kepastian, apakah shalat tarawih lagi atau lanjutkan ke takbiran.

Jreng jreng… detik dan menit terus berlalu. Ternyata menanti kepastian itu menegangkan. Sementara dari pihak muhamadiyah sudah memastikan akan berlebaran di hari esok di sisi lain laporan ketidakterlihatan hilal masih menjadi laporan. Apalagi pengalaman tahun sebelumnya bahwa terjadi selisih 1 hari pihak muhammadiyah melaksanakan shalat idul fitrinya.

Akhirnya, menteri agama RI yang telah dinantikan sedari tadi muncul di layar televisi. Dengan singkat dan padat menyampaikan bahwa pihak pemerintah selaku Ulul Amri memutuskan bahwa pelaksanaan shalat idul fitri dilaksanakan esok hari.

Alhamdulillahirobil alamiin!!”
“Alloooohu akbar, Alloohhuakbar… Allohuakbar… laailahaillalah huwallahu akbar. Allahuakbar walila ilham….”

Opor selamattt….” ada teriakan lain di ujung sana.

Hore Hore”

Semua bergembira, mesjid langsung takbir menggema. Rombongan pemusik genjring dan tataneuhan mulai bergerak dan bersuara, hujanpun perlahan reda seolah paham untuk tidak menghalangi kegembiraan malam ini.

Allloohuakbar
Allooohuakbar
Laaaa ilaa haillallah huallah hu akbar
Allahuakbar
Walilaa ilham…..”

Dag dug dug dag dug dug
Dag dug dug dag dug dug…

Ada atraksi dari warga lokal yang menjadi suasana malam takbiran itu berbeda. Yakni sekelompok pemuda berkeliling dengan membawa peralatan musik rebana, tambur hingga memanggul bedug dan gamelan dan menyanyikan shalawat dengan iringan alat musik yang menjadi daya tarik.

Hujan gerimis masih sesekali turun, tetapi kelebat kilat dan guntur terasa begitu sering. Ada terselip rasa khawatir tetapi raga dan jiwa ini bercampur aduk antara sedih dan gembira. Semoga tahun depan bisa bersua kembali dengan gema takbir yang senantiasa menggema. Wassalam (AKW).

MUDIK 2024

Alhamdulillah bisa mudik tahun ini..

KUNINGAN. akwnulis.com. Perjalanan mudik alias pulang kampung kali ini adalah siklus 2 tahunan karena secara komitmen tidak tertulis mudik setiap tahun bergantian ke orangtua masing – masing yang memang berbeda tempat. Tidak jauh sih, orangtua di daerah kabupaten bandung barat dan mertua mudiknya ke kuningan. Tahun ini jadwal kuningan.

Berangkat ….

Berbagai persiapan tentu harus diantisipasi baik pendekatan administratif, pendekatan konten, pendekatan keuangan juga pendekatan mental dan phisik.

Serius menggunakan aneka pendekatan?”

Ih serius bos, mudik lebaran bukan sekedar gerakan phisik saja berganti tempat ke tempat tujuan tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Yang paling utama adalah pastikan bahwa kita sudah memiliki tempat untuk mudik, karena jika tidak tentu akan membingungkan diri sendiri dan orang lain hehehehe.

Pendekatan administratif tentu berhubungan dengan tugas dan fungsi kedinasan yang harus diantisipasi jangan sampai tidak ada personil yang bertugas disaat libur panjang lebaran tahun ini. Lalu exit permit dari bigboss, apakah boleh melaksanakan shalat idul fitri diluar kota?… karena ada kebiasaan pelaksanaan idul fitri dilakukan terpusat di lapangan Gasibu ataupun Mesjid AlJabar di Gedebage tentu dilengkapi undangan resmi berplat merah.

Alhamdulillahnya adalah pada rapim terakhir, bigboss membuka peluang jika akan shalat ied diluar kota bersama keluarga, kecuali tentu para pejabat dan petugas di ring 1 plus yang merasa ring 1 dan tentu yang tidak mudik kemana-mana karena rumah kedua orangtuanya di kota bandung dan sekitarnya, yeaay.. Alhamdulillah. Berangkattt…

Nah urusan administratif selesai, urusan selanjutnya adalah keuangan. Ini relatif agak tenang karena tidak hanya penulis, istripun berkontribusi besar jadi bersama kita bisa hehehehe.

Maka hari senin tanggal 8 April menjadi hari penting. Diawali dengan pembantu pulang nyubuh, lalu bersiap mengirimkan kucing kesayangan menginap di hotel Casya House di antapani, ambil kue, belanja bekal, bungkus pakaian, makanan serta perlengkapan selama mudik. Menitipkan rumah ke tetangga yang baik hati hingga isi bensin kendaraan full menjadi persiapan akhir. Eh ada lagi et-oll juga wajib diisi full untuk antisipasi agar diperjalanan tidak repot lagi rebutan isi e-toll.

Tepat pukul 14.00 wib semua persiapan rampung dan dengan iringan doa, kendaraan bergerak meninggalkan kediaman menuju ke kuningan dengan rencana menggunakan jalur tol cisumdawu lalu masuk tol cipali dan keluar pintu tol ciperna untuk bergabung ke jalur utama akses ke kuningan.

Cuss…. berangkat.


Eit ada yang lupa, cek dulu angin ban kendaraan hidrogen di SPBU terdekat. Pokoknya rumusnya tekanan depan 32 dan tepakan belakang 35. Rumusnya agak berbeda karena posisi mobil di belakang monoyod penuh dengan barang bawaan. Maka agar ada kepastian kembali, hidrogen lamanya dibersihkan dulu lalu diisi hidrogen baru keempat ban mobil ini dengan rumus tadi, rumus rekomendasi dari sopir di kantor.

Setelah semua persiapan dirasakan tuntas, saatnya bergerak…

Alhamdulillah di tol cisumdawu tidak terlalu padat, tapi sedikit tersendat di Tol cileunyi pada saat mendekati tol gatenya. Jadi meskipun ke tol cisumdawu ambil arah kanan, tetap saja sedikit tertahan karena banyaknya kendaraan. Memasuki tol Cipali mulai terasa kepadatan sisa sisa puncak arus mudik ke arah jawa. Jalur cipali semuanya contraflow ke arah jawa, kendaraan jalur contraflow melesat kencang sementara jalur biasa cukup padat dan perlu berhati-hati. Apalagi pada saat melewati daerah cirebon palimanan terlihat satu mobil avp nopol jakarta bergerak kencang tapi seperti oleng ke kanan dan oleng ke kiri. Awalnya mau disalip, namun ternyata kecepatannya cukup tinggi dan mengikutinyapun terasa berbahaya. Ya sudah mengalah saja, injak rem perlahan dan biarkan kendaraan tersebut menjauh, semoga tidak ada masalah ke depannya.

Akhirnya di jalan tol tuntas sudah dengan keluarnya kendaraan di pintu tol ciperna lalu memasuki jalur jalan biasa kuningan – cirebon. Disinilah tantangan baru menghadang, kondisi badan sih oke. Tetapi mata begitu lemah ingin tertidur dengan kantuk yang begitu kuat, maklum lagi shaum. Mau tambah kecepatan khawatir malah kendaraan tidak terkendali, ya sementara dikuat-kuatkan saja.

Tapi di daerah Beber rasa kantuk begitu luar biasa dan memaksa berhenti di tukang penjual minuman dan air kelapa. Selain belanja air kelapa juga air mineral dingin menjadi pembasuh muka… bukan diminum ya.. batal atuh. Alhamdulilah seger kembali dan kendaraan bergerak hingga tiba di tujuan dengan selamat.

Ahiy mudik… Alhamdulillahirobbil alamin.

Itulah cerita perjalanan mudik kali ini, nanti kita lanjutkan ceritanya. Selamat berlebaran di manapun, baik yang mudik ataupun tidak. Sebuah permohonan maaf bagi semua dalam memasuki akhir bulan shaum 1445 hijriah ini. Wassalam (AKW).

KONGKUR – fbs

Terpaksa melanggar demi tujuan kebaikan…

BOJONGHALEUANG, akwnulis.com. Dari fase ngabeubeurang (beurang = siang) menuju fase ngabuburit (burit = sore) pada hari libur memang harus pintar memanage waktu, apalagi di bulan ramadhan ini. Bawaanya yang aman adalah tidur seperti lagu,

Ramadhan Tibra
Ramadhan Tibra
Tibra tibra ramadhan……’

Kalau pendekatan religi maka bertadarus atau melanjutkan hafalan surat – surat pendek dalam. Alquran. Tapi jikalau memilih jalan tengah, maka menulislah. Ini dia…..

***

FIKMIN # KONGKUR #

Keuheul ningali nu kongkur ampir unggal poè. Nu jadi lantaran mah lain teu panuju ka tukang nguseup tèh. Ari judulna ngabuburit nungguan adzan magrib, ngan nyekel jeujeurna bari udud. Ngelepus bari gogonjakan, padahal kobong tèh gigireun. Aranteng wè diparelongkeun ku santri.

Babaturan tingkuciwes, tapi pas wawartos ka Ama haji tèh mung diwaler, “Cing salabar, keun janten pertangelwaleran aranjeuna ka Gusti Alloh”

Uing ogè keuheul tapi inget papagah Ama Haji, ditahan wè. Dinten ka 16 romadhon mah ngududna ditambih nyandak bekel sangu bungkus, ngadon botram.

Lodong badag congona lempeng ka balong, karbit sakilo jeung minyak tanah tos ngagolak dijerona.

Punten Ama, Uing teu tumut kedah sabar tèh”

Lodong diseungeut, DHUAAAAAR….. bumi inggeung, nu kongkur becir, aya ogè nu ngajengkang kapiuhan. Joran paburantak. Lauk ngarajleng rareuwaseun. Balong bedah saat saharita.

Alhamdulillah ti harita teu aya deui kongkur jeung botram di bulan ramadhan. Cag.

***

Demikian celoteh singkat suasana ramadhan masa kecilku di kampung halaman. Selamat melanjutkan fase ngabuburit menjadi fase berbuka puasa. Wassalam (AKW).

BALAKUTAK – apa itu?

mari kira nikmati balakutak dan teman-temannya.

CIREBON, akwnulis.com. Panas terasa begitu menyengat kulit disaat keluar dari kendaraan dan menuju tempat yang terlihat sepi. Wajar sepi karena ini berada di bulan ramadhan, tentunya umat muslim sedang berpuasa. Agak ragu juga, tapi teriakan tadi ke tukang parkir diberi jawaban pasti, “Rumah makannya buka pak, dari pintu sebelah sana” tangannya menunjuk ke pintu kaca di samping kiri.

Ya sudah maka bergeraklah perlahan dan berfikir mungkin sengaja masuk dari sini agar tidak terlalu twrlihat dari luar. Gagang pintu dipegang dan didorong kedalam.

Kreeek…. bray…

Wajah terbelalak karena ternyata didalam banyak orang. Tentu sambil menikmati sajian makanan nasi jamblang yang khas. Tempatnya memang sejuk karena ada AC di beberapa titik tetapi para penyantap makanan terlihat bercucuran keringat. Kayaknya gara-gara sambal khasnya disini. Tapi tidak bisa protes karena dari paras mukanya dipastikan berwajah oriental dan berhusnudzon bahwa mereka adalah nonis (non islam) yang sedang makan siang. Meskipun air liur tak bisa boong minimal bisa mengendalikan diri dan cukup membungkusnya untuk dimakan nanti sehabis adzan magrib berkumandang.

Sing kuat jang.

Antriannya memang sedikit sehingga leluasa untuk memilih menu favorit. Tapi primadonanya mrmang ini dia si hitam enak yakni ‘balakutak hideung’. Sebuah menu makanan yang khas cirebon dimana balakutak atau sotong dengan dimasak bersama tinta hitamnya menghadirkan aroma khas tiada duanya. Pokoknya dijamin rnak. Maka segera diambil beberapa balakutak hideung ini untuk dibungkus plastik demi keutuhan nusa dan bangsa… eh kenapa jadi kesinih. Maklum lagi shaum ya.

Penasaran dengan sebutan balakutak maka segera jemari menari di layar smartphone dengan kata kunci ‘balakutak‘ dengan harapan ada pembahasan atau tulisan tentang asal usul sebutan ini. Ternyata tidak ada atau belum ada artikel tentang balalutak ini. Apalagi yang membahas secara etimologi dimana bala kutak berasal dari kata bala dan kata kutak… nggak mungkin ya?..

Ya sudah we dibungkus dan dibawa pulang meninggalkan kota cirebon untuk kembali ke kediaman di kawasan bandung coret dengan kecepatan normal melewati tol cipali – cisumdawu – cipularang.

Yang pasti sebuah keyakinan bahwa balakutak itu adalah kuliner khas wilayah cirebon yang memberikan sensasi spesial karena senada eh sewarna dengan kohitala, kopi hitam tanpa gula. Jika kohitala tetap nikmat karena kepahitannya maka balakutak meskipun hitam karena dimasak dengan tintanya tetapi menghasilkan rasa yang khas dan tak cukup satu centong nasi untuk menemaninya.

Tak percaya, maka perlu dicoba. Jika beredar di wilayah cirebon sempatkanlah mampir di nasi jamblang yang tersebar di seantero cirebon. Pilihlah sajian balakutak. Karena sedang berpuasa, bungkus saja dan bawa pulang. Kecuali beredar di cirebonnya sampai magrib maka berbukalah dengan balakutak dan tahu gejrot…. eh jangan ketang, berbuka dengan kurma dan air putih atau potongan buah dulu yach.

Selamat menjalani shaum menapaki hari ke 15 ramadhan. Wassalam (AKW).

NGOPAY & NGASUH

Ramadhan dan penyembuhan plus ngopay…

CIMAHI, akwnulis.com. Shalat tarawih tuntas dilengkapi dengan 3 rakaat witir, peluh mengucur dan hawa terasa panas. Padahal gerakan dilakukan secara perlahan, apalagi pada saat i’tidal menuju sujud dan dari posisi duduk untuk kembali berdiri. Tangan kanan dipastikan memegang kursi yang setia menemani, membantu menahan raga yang semakin berisi, berisi lemak tentunya hehehehe.

Kenapa sampe nahan pake kursi begitu?”

Yup, kondisi ini sebuah proses penyembuhan setelah kecelakaan kecil akibat loncatin pot mini dan salah mendarat, ternyata berakibat patah salah satu tulang telapak kaki dengan posisi meruncing, baca PATAH MERUNCING.

Ditambah lagi dengan stop berolahraga hampir 3 bulan, sementara makan enak jalan terus. Tak terasa ‘penggemukan’ berhasil. Meningkat berat badan 6 kg melengkapi 1 kuintal yang sudah ada. Maka program diet menjadi prioritas utama, tentu setelah intruksi dokter berdasarkan kondisi yang ada.

Nah, dikala beranjak ke ruang tengah disuguhkan dengan atraksi kucing gemoy sedang latihan loncat di pintu kulkas, sungguh menggemaskan. Anak kesayangan juga tertawa-tawa melihat tingkah kucing yang seolah ingin unjuk kabisa (kemampuan).

Tapi sebelum bermain dengan kucing kesayangan maka buat kohitala (kopi hitam tanpa gula) seolah menjadi kewajiban. Mengalahkan sajian kolak, cingcau dan kolang-kaling yang cemberut di meja karena belum disentuh siapa-siapa.

Apa mau dikata, kohitala tetap utama. Proses manual brew dengan corong v60 segera dilakukan, tak lupa grinder kasar dulu bean yang ada dengan ukuran ala-ala.

Tuntas lakukan prosesi kopi, maka sruputan perdana memberikan kesegaran alami. Meskipun perbandingan air diperbanyak, agar tidak terlalu nendang rasanya tetapi aroma natural kopi tetap hadir meskipun hanya selarik rasa saja… srupuut… nikmaat.

Tiba-tiba ada ide, “Gimana kalau sambil ngasuh anak dan main sama kucing sambil tetap ngopay?”

Raga beranjak dan menyimpan secangkir kopi di lantai, pake gelas kecil tentunya. Dilengkapi ketukan tangan dan suara mengeong dari mulut ini, perlahan tapi pasti mahluk berbulu putih kuning dan coklat mendatangi dan mengendus gelas kopi.

Jangan-jangan kucing ini suka kopi”

Tapi hanya mengendus saja, setelah itu bergerak pergi dan kembali bermain dengan dunianya.

Maka raga ini beranjak ke meja makan untuk menikmati kohitala buatan sendiri ini sekaligus menahan diri dari godaan pastel, risoles serta kolak yang seakan memanggil penuh kemesraan.

Eh nggak berapa lama, ternyata si kucing ikut loncat ke pangkuan dan berusaha mengendus kembali gelas kopi mini ini. Maka sambil ngopay kohitala, ternyata sekaligus ‘ngasuh’ kucing juga.

Tring!…. Muncul ide untuk jadi bahan konten youtube, maka video pendek-pendek yang dibantu merekam oleh anak tersayang akhirnya menghasilkan video, Alhamdulillah.

Selamat menikmati dan mengisi waktu bulan shaum dengan berbagai amalan penuh bonus pahala, juga jangan lupa tetap ngopay dan bercengkerama dengan anak istri dan binatang kesayangan semua. Wassalam. AKW.

Latte & Konsentrasi malam.

Kembalikan Konsentrasiku….

Photo : Kolam renang Hotel Preanger / dokpri.

PREANGER, akwnulis.com. Buka puasa penuh kebahagiaan, disambut dengan sukacita dan rasa syukur tiada hingga dikala bisa mencapai hari ke-13 di bulan Ramadhan 1442 H ini. Seteguk qurma dan 3 butir air mineral menjadi pembuka, dilanjut shalat magrib dan bersiap makan besarr…. tapi sebagai peran pencitraan, photo yang hadir adalah sepiring salad, padahal… ada kawan-kawan eh makanan lain yang menemani persuapan malam ini.

Dilanjutkan dengan shalat tarawih berjamaah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker dan jaga jarak, plus membawa alat shalat masing-masing.

Bismillah…..

Nah, beres tarawih bersama ternyata ada pertemuan lagi…. alamak, udah nggak konsentrasi, pengen segera pulang. Bercengkerama dengan keluarga kecil yang setia menanti.

Photo : Buah & sayur pembatal / dokpri.

Tapi, tugas adalah amanah dan dengan segala keikhlasan hati, musti dijalani. Meskipun tentu ada sejumput rasa keluarga yang menyeruak tanya, kenapa belum juga pulang untuk segera bersua.

Disinilah peran hati dan setampuk doa, semoga keluargapun bisa ikhlas dengan keadaan dan saling mendukung demi kemajuan.

Sebagai penguat konsentrasi dalam pertemuan malam ini, maka kehadiran secangkir cafelatte adalah jawaban tepat. Perpaduan susu skim dan espresso berpadu lembut memenangkan hati dan memberi efek untuk memgembalikan konsentrasi.

Berpikir lebih fokus dalam kerangka solutif dengan berusaha mengarahkan sebuah keputusan yang mengerucut serta dapat ditentukan tingkat keberhasilan dalam implementasinya.

Emang ngobrolin apa?”

Pertanyaan kepo hadir menemani, tapi bukan jawaban yang hadir untuk menghilangkan dahaga keingintahuan tetapi senyuman terbaik yang biasanya jitu menunda rasa penasaran orang lain terhadap aktifitas kita.

Photo : Cafelatteku Yummy / dokpri.

Mungkin tidak lama rasa penasaran itu akan kembali dengan pertanyaan yang sama, atau malah terlupa karena ada urusan lain yang lebih prioritas di masing-masing sektornya.

Akhirnya pertemuan tuntas dan hasilkan butir-butir kesepahaman yang harus ditindaklanjuti. Keluar dari tempat pertemuan, Alhamdulillah berkesempatan memgambil gambar suasana kolam renang di suasana malam. Ada lampu-lampu berwarna yang menceriakan suasana serta rasa yang berbeda. Maka tak lupa diabadikan untuk disajikan di blog ini.

Yuk ah pulang, untuk bersiap besok berjibaku dengan tugas rutin dan tugas NRP (nampi rupi-rupi padamelan)… atau menerima tugas – tugas lain diluar tupoksi yang kerap menghampiri di senin pagi.

Semangaat Kawan, jangan kendor. Wassalam (AKW).

Met Shaum 1442 H

Met beribadah di Bulan Ramadhan 1442 Hijriyah…

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Rasa syukur adalah utama yang senantiasa dipanjatkan untuk Allah Subahanahu Wataala atas segala kemudahan rahmat dan rejeki yang tiada hingga, yang sering kita lupakan seolah itu adalah hal biasa.

Ucapan met Berpuasa / by kang Rizky hms

Shalawat dan salam untuk Nabi Agung Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa cahaya penerang keIslaman bagi Kehidupan umat manusia.

Sebuah tulisan singkat di awal bulan ramadhan ini lebih kepada introspeksi dan mentafakuri diri, bahwa atas ijin-NYA bisa kembali bersua dan menjalani ibadah shaum di bulan yang luar biasa. Setelah 11 bulan kita implementasi dalam kehidupan sehari-hari, maka sebulan ke depan adalah saatnya me-masantren-kan diri untuk kembali fitri dan melanjurkan 11 bulan ke depan dengan perubahan diri yang hakiki.

Kali ini ingin berbagi tentang sesuatu yang dianggap sederhana dan biasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu…… rejeki oksigen gratis yang dapat dihirup setiap saat, seolah ini adalah hall lumrah dan ‘biasa saja‘, padahal jikalau dihitung akan menghasilkan angka yang tiada hingga dan begitu mahal adanya.

Ilmuwan Keni Vidiaresis menyampaikan bahwa dalam satu hari, seorang manusia menghirup udara 550 liter oksigen atau sebanding dengan volume air mineral 2 Liter sebanyak 275 botol. Jika dirata-ratakan maka setiap menit, seorang manusia menghirup oksigen 8 liter. Kadar oksigen di udara adalah 20%, dan setelah dihirup 15% nya dihembuskan kembali serta 5% nya yang diserap tubuh.

Coba iseng itung ah, 8 Liter x 60 menit x 24 jam × 5% : 576 Liter….  wah iya mendekati angka 550 liter.

Trus sambungin sama harga air mineral ya…

Harga air mineral galon rata-rata Rp.45,5 ribu dengan isi 19 liter… ini bukan model galon yang air mineral isi ulang yaa…..

Nah berarti 576 liter / 19 liter : 30,31 galon.. lurusin aja ya jadi 30 galon di kalikan harga rata-rata 45,5 ribu/galon menghasilkan jumlah Rp 1.351.500,- / hari. Nah klo perbulan adalah Rp 40.545.00,- dan perbulan (365 hari) menjadi Rp. 493.297.500,-

Setelah dihitung dengan matematika perbandingan sederhana, baru urusan nafas saja dalam satu tahun hampir setengah milyar rupiah per orang diberi gratisan sama Allah SWT.

Berarti 1 milyar rupiah per 2 tahun untuk fasilitas nafas kita tang diberikan cuma-cuma.

Ucapan met shaum / dokpri.

Ini baru secuil rejeki dan rahmat kemudahan dari Yang Maha Kuasa, belum lagi banyak hal – hal lainnya yang seolah sederhana dan biasa saja, padahal penuh nilai sarat makna yang wajib kita syukuri dan tafakuri.

Selamat menunaikan Ibadah Shaum di bulan Ramadhan 1442 Hijriyah, semoga kita semua khususnya kaum muslimin diberi kesempatan, kekuatan, kesehatan, kesabaran dan Keikhlasan menjalani dan menuntaskan bulan penuh berkah ini hingga tuntas sampai akhir dan bisa berjumpa di bulan ramadhan pada tahun – tahun yang akan datang. WassalammualaikumWrWbr. (AKW).