Ngopay dan sedikit bersantay… sebelum kembali berjibaku dengan segala macam kerjaan.
Photo : Ngopay & Nonton Ngojay / dokpri.
GARUT, akwnulis.com. Pembahasan angka-angka prediksi tahun depan terus bergulir hingga tadi malam. Tak kalah dengan waktu yang semakin larut, pembahasan terus berlanjut. Terkadang hadir sebuah tanya, “Ngapain siih sampe.malem-malem begini bahas kerjaan?”
Tiada jawaban yang lugas, karena semuanya hadir dalam momentum yang pas. Tugas harus tuntas dalam waktu yang terbatas, jadi…. lanjuttt di gasss…..
Meskipun kekuatan phisik dan otak ada batasnya, …. jadi ada saatnya harus rehat sejenak menarik nafas dalam tenang tanpa ditekan oleh beban tugas yang ternyata tak pernah ada habisnya…. ya begitu resiko bekerja bro…. berbahagialah, diluar sana banyak orang yang memdambakan posisi kita, tapi mereka tidak bisa… jadi mari kita bekerja bersungguh-sungguh meskipun tidak lupa sedikit rilex adalah keharusann juga.
“Caranya?”
Aku sih gampang, keluar ruang rapat, menuju coffeeshop dan pesanlah sajian kopi hitam tanpa gula (kohitala)…. lalu cari spot skitar coffeeshop. Bisa nongkrong di bar atau di meja yang tersedia. Tapi pilihan kali ini berbeda, ngopinya dipinggir kolam renang yang diclaim airnya hangat… yaa hangat-hangat aiir kuku dech.
Jadilah rehat yang berkualitas, lumayan bisa mengurangi beban otak yang dibanjiri variasi angka realita dan forecasting setahun kedepan. Kopi yang dibuat dengan tubrukan perlahan ini adalah arabica garut (ceunah kata pelayannya)… lumayan acidity khas garutnya hadir…. srupuuuut.
Setelah itu beranjak menuju kamar dan menyempatkan mandi sebelum rebahan hingga tertidur hingga hari pagi.
Photo : Ngopi & Meeting / dokpri.
Esok hari diawali sarapan dan basa-basi, maka dimulailah meeting finalisasi. Pertemuan tertinggi bagi lembaga ini, mengusung tema optimis realistis maka angka yang disajikan naik turun tipis-tipis. Tidak lupa kopi arabica wine papandayan mendampingi dalam cangkir putih bersih berseri.
Selamat berdiskusi angka prediksi dengan berbagai asumsi, yang pasti akhirnya semua harus diputuskan dalam bentuk legalisasi. Wassalam(AKW).
Photo : Swimming pool Hilton Bandung 11.00pm / dokpri.
BANDUNG, akwnulis.com. Garis pantulan lampu malam menyambut tuntasnya malam meeting malam ini diatas permukaan air kolam renang yang tenang namun menghanyutkan. Suasana lelah phisik karena aktifitas full dari pagi hari hingga hampir menjelang tengah malam ini ditambah ikut berfikir mempengaruhi kelelahan psikis yang juga harus dinetralkan lagi.
Memandang kolam renang adalah langkah awal penyegaran, idealnya adalah buka pakaian formal dan dengan celana renang langsung ngjebur kedalam kolam renang lalu bercengkerama dalam balutan kesegaran.
Tapi, kenyataan berkata lain. Terkadang harapan bertentangan dengan kenyataan. Malam ini cukup memandang saja tanpa bisa bercengkerama. Selain jam operasionalnya memang sudah habis, juga tak mungkin tiba-tiba maksain loncat ke kolam sementara bos melenggang sendiri menuju lobby hotel, khan nggak sopan.
“Jadi selama ini nulis tentang kolam renang itu belum tentu berenang?”
Tiba-tiba pertanyaan menohok muncul dihadapan. Yaa… disenyumin ajaa.. eh orang yang nanya dijawab dengan jawaban universal saja.. senyummmm.
Tapi juga sambil mikir…. jangan-jangan pertanyaan itu bener, maka otak segera merunut pengalaman masa lalu, merunutkan dalam tabel virtual kehadiran di kolam renang dengan posisi ngjebur atau tidak……. srettt….tik tok tik tok.
Photo : Temaram di kolam renang / dokpri.
Well…. overall terjadi perbandingan signifikan antara tulisan kolam renang yang sambil ngjebur dengan tulisan kolam renang yang hanya memandang, photo dan tulis dengan perbandingan 85% vs 15%…. masih jauh lebih banyak ngejeburnya.. berarti yang di swimming pool ini masuk 15%nya…. langsung aja disampaikan secara lisan jawabannya.
“Ah nggak percaya, itu mah akal-akalan kamu aja, dasar pembual!”
Wuih ada yang marah, karena argumentasinya terpatahkan. Tapi buat apa berdebat?…. lagian mau orang lain berpendapat apapun tentang tulisan ini…. ya monggo.
Beda pendapat itu khan biasa, apalagi beda pendapatan hehehehe.
Ya sudah ah, mari kita pulang,.. eh anter ibu bos dulu hingga masuk ke mobilnya…. baru bergerak ke basement, ambil mobil dan cusss…… bergerak menembus keramaian lalulintas malam di kota bandung menuju rumah tinggal di perbatasan kota.
Sebuah nilai hari ini adalah, tidak perlu reaktif dengan pendapat orang. Hadapi dengan tenang dan lengkapi dengan analisis singkat berdasarkan data pribadi yang memiliki akurasi tinggi…
“Apa seeh ngomong apa? hehehehe”
Sambil menyetir akhirnya senyum-senyum sendiri, terbebas dari tugas hari ini dari pagi hingga malam ini. Semoga esok tidak sesibuk hari ini, Wassalam(AKW).
***
Lokasi : Hotel Hilton Bandung Jl. HOS Cokroaminoto No.41-43 Arjuna, Kec. Cicendo Kota Bandung Jawa Barat. Telp : 022-86066888
CIMAHI, akwnulis.com. Beredar di Kota Cimahi di sore hari bukan sebuah kesengajaan, tetapi perlu juga menemukan alternatif tempat kongkow baru dibandingkan harus berjibaku dengan kemacetan yang mendera di kala weekend di Bandung kota.
Sebuah tempat makan minum.. resto yang menyajikan menu lengkap daan…. didalamnya terdapat cafe coffee dengan berbagai pilihan metode pembuatan khususnya manual brew.
Tidak hanya dengan corong V60 tetapi juga terdapat kalita dan Origami…. lengkap bukan?… peralatan membuat kohitalanya kumpliit… apalagi untuk latte, capucinno, dopio.. alatnya sudah ready.
Photo : Parkiran & pintu masuk Rumah Pinus resto / dokpri.
Nah… nggak pake lama, langsung dech nongkrong depan barista. berbincang sambil sesekali tertawa, tak lupa memperhatikan tahapan prosesnya dengan seksama. Maka semakin faham bahwa menikmati kopi seduh manual bukan hanya hasil akhirnya saja, tetapi menikmati proses pembuatan dan keceriaan barista adalah juga faktor penting yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Namanya ‘Rumah Pinus Coffee‘ letaknya di dalam area Resto Rumah Pinus yang beralamat di Jl. Pasantren no 160 Cibabat, Cimahi Utara Kota Cimahi. Klo penasaran maka search aja di gugmap…… pokoknya klo udah deket jalan Pesantren cimahi ada tembok bertuliskan ‘Rumah Pinus’, tinggal masuk saja dan tersedia parkiran mobil dan motor yang cukup luas.
Masuk lagi ke dalam, maka tersaji suasana cozy rumput hijau dan ada kolam renang, meskipun hanya sebagai hiasan karena di pagar sekelilingnya. Nah di sebelah kirinya terdapat ‘Rumah Pinus Coffee‘ dan…. dikala didatangi ke dalam, Kang Yayan Barista beserta kawan-kawan menyambut dengan hangat dan penuh keceriaan.
Photo : Barista rumah pinus coffee beraksi / dokpri.
Jabat tangan dan bincang santai menjadi pembuka, dilanjutkan dengan pemilihan biji kopi yang tersedia, maka cerita proses manual brew segera mengalir,aneka kata tentang kopi dan prosesi penyeduhannya yang penuh dinamika, pilihannya tetap jatuh pada corong V60 meskipun Kalita dan Origami juga memang tersedia.
Inilah ulasan dari biji kopi yang bisa dinikmati… eh sudah dinikmati… makanya bisa ditulis disini hehehe, cekidot :
1. Biji Kopi Bone Arabica
Pilihan yang pertama ini langsung di proses oleh sang barista dengan berbagai celoteh tentang kopi dan prosesi manual brew yang miliki banyak dimensi. Panas air 85° celcius menjadi pilihannya, tetapi masalah gramasi itu rahasia, jadi tak bisa disebutkan perbandingan antara biji dan banyaknya air. Bagiku tidak masalah yang lebih penting adalah hasilnya yang bisa memuaskan dahaga kopi hari ini.
Photo : V60 Kopi Bone Arabica / dokpri.
Setelah berproses, maka hadirlah sajian kopi hasil manual brew di gelas kaca, siap dinikmati.
Srupuuut….. Woahhh rasanya.pas, nikmat. Panas airnya cocok dan gramasinya tepat sehingga menghadirkan sebuah rasa yang selaras dengan ekpektasi. Body-nya strong dan berkebalikan dengan acidity yang cenderung medium-less, aftertastenya yang seger nikmat, lebih cenderung ke jeruk orange dan selarik tamarind…. pokoknya enak euy.
2. Biji Kopi Garut Arabica
Pilihan sajian kedua adalah biji kopi dari papandayan garut. Tetap dengan gramasi rahasia, maka dengan deg-degan ditunggu gimana rasa hasilnya.
Ternyata, memang biji kopi jawa barat tetap luar biasa ditambah dengan keahlian racikan dari barista yang lihai, perpaduan lengkap sehingga terhidang segelas kopi harum dan aftertastenya selarik rasa buah nangka. Bodynya sih medium-medium saja.
Photo : 3 wadah biji kopi pilihan / dokpri.
Acidity yang strong, asemnya bikin ngangenin guys… oh ya, sang barista kali ini pake panas suhu airnya 90° celcius… Pas bangeed.
Dua sajian bikin segar dan penuh keceriaan… ternyata, kejutan datang di akhir.
3. Javanese Arabica Kerinci.
“Bang bentar, moo coba ini?” sebuah ajakan yang mengagetkan karena ternyata hadir setelah selesai bayar di kasir.
“Udah nggak usah, sayanya juga sudah bayar”
“Kalem bang, ini bonus, complemen, gratis dari kami”
Wah… mata berbinar wajah bersinar, apalagi yang disuruh nyobanya adalah javanesse dengan biji kopinya biji kopi kerinci.
Srupuut…. wuiiih nikmat segerrr…. dinginnnnya sajian kopi javanesse menyegarkan mulut dan menambah ketenangan hati. Sebelum pamit berpisah dan esok lusa janji kembali, sebuah persaudaraan kopi telah terjadi, disebuah tempat yang indah dan asri. Nuhun Kang Yayan dan kawan-kawan, juga keramahan Bapak owner yang kebetulan berbincang singkat di tempat ngopi ini.
DI LANGIT, akwnulis.com. Raga yang menembus waktu melewati langit angkasa dengan kecepatan 942 km/jam di ketinggian 10.363 meter tentu memerlukan relaksasi…… Harapannya adalah setiba di tanah air disambut dengan rebahan di kasur yang empuk lalu menuju area whirpool yang menjadi salah satu fasilitas hotel di jakarta sanah….
Berendam sambil pejamkan mata.. kehangatan air whirpool yang memberikan pijatan lembut namun terukur, terasa menenangkan dan memberi sensasi kesegaran terbaru….
Segala kesegaran raga bisa kembali dengan segera dan bersiap melakukan aktifitas rutin di senin pagi.
Pilihan lainnya adalah berenang santai di kolam renang ukuran olimpic sambil membebaskan pikiran dari segala macam permasalahan atau urusan yang ternyata (klo dipikirin doang) … nggak bakalan selesai-selesai.
Pilihannya cukup 2 saja, pertama pikirkan dan lakukan langkah-langkah penyelesaian dan kedua, biarkan saja jangan dikerjakan… seperti pepatah sesat yang sering berseliweran di jagad medsos kita dalam bentuk meme, atau kata-kata di status WA, Fb, Telegram, Line, WeChat dan lainnyah…. Bunyinya :
“Pekerjaan akan menjadi mudah manakala tidak dikerjakan.”
Photo : Kolam renang Hotel Borobudur Jkt / dokpri
Klo dipikir-pikir bener juga lho, tapi konsekuensinya adalah… Memang (seolah) lebih mudah… tapi kepercayaan kepada kita dari pemberi pekerjaan (client or bos) akan luntur dan musnah… ujung-ujungnya pekerjaan menjauh dan pergi menjauh… begitupun dengan rejeki, salary dan bonusnyah heuheuheu…. alias nggak punya pekerjaan heuheuheuheu.
Jadi segimana beratnya beban tugas dalam pekerjaan, kerjakanlah dengan semangat ikhlas dan menahan emosi meskipun mungkin ada hal yang mengganjal di hati.
Ingat kepada orang lain yang tidak seberuntung kita punya pekerjaan dan penghasilan, maka kembali ke laptop…. kerjakan saja sesuai kemampuan kita, bismillah… nah kerjakan tugas dengan penuh keikhlasan….
Ahay kok jadi ngelantur begini?… efek naik pesawat kali yaa… jadi pengennya turun pesawat langsung menuju hotel, lalu mandi air hangat dan rebahan…. ntar udah segeran lanjut ke whirpool dan dipijat aliran air hangat sambil berendam.. ahhh kabayang nikmatnyaa..
Tapi…… kenyataan nggak begitu. Ntar pas mendarat bakalan langsung kordinasi dengan sopir sang penjemput, dan setelah itu langsung menuju Bandung melewati jalur tol Jakarta cikampek lalu cipularang…. semoga kemacetan tidak terlalu parah dan bisa tiba di rumah pada senin dini hari… I hope.
Sambil menunggu kenyataan terjadi, kembali terlarut dalam lamunan berendam di whirpool hotel aryaduta ataupun berenang santai di lantai 8 kolam renang Hotel Merlyn Park juga di kolam renang ukuran olimpic Hotel Borobudur Jakarta…. lumayan membuat hati senang sambil perlahan tapi pasti mencoba menyantap sajian bimbimbab di kabin pesawat korean Airlines ini. Sambil nengok ke sebelah … takut salah cara penyajian dan cara makannya….. dan buka saus odolnya….. tuangkan ke nasi dan sayuran, maka aduk-aduklah semua……