Kolam Renang Park Regis Arion Kemang

Review iseng Kolam Renang Hotel

Photo : Malam menelang di kolam renang / dokpri

Tadinya udah semangat mau berenang, memanjakan diri bercengkerama dengan segarnya air di kolam renang. Meskipun kejernihannya didukung penuh oleh kaporit tetapi tetap saja memanjakan mata dan menenangkan hati.

Padahal berenangnya pun belum fasih dengan aneka gaya, baru bisa meluncur lalu gerakkan tangan dan kaki hingga tubuh bisa bergerak ke depan secara perlahan tapi pasti.

Jam 21.09 baru bisa masuk kamar di lantai 3, simpan tas dan buka sepatu. Giliran buka tas, ternyata celana renang nggak dibawa, kecewa.

Eh nggak juga, memang nggak niat berenang juga kok. Ini sih klo kebetulan ada kolam, ya nyebur deh. Tapi survey itu penting, minimal jadi referensi jikalau next time nginep lagi di hotel ini.

Nggak pake lama, segera keluar kamar, masuk lift dan menuju lantai 7 dimana kolam renang berada, info dari petugas hotel.

Bener saja, keluar pintu lift di lantai 7 langsung ada petunjuk ke kolam renang, ruang fitnes dan Spa. Tapi sepi nggak ada orang, mungkin petugasnya lagi ke toilet.

Photo : Kolam renang lantai 7 / dokpri

Langsung menuju pintu akses ke kolam renang dan akhirnya bisa menikmati suasana damai sambil terdiam di pinggir kolam. Bentuknya standar persegi dengan kedalaman 1,5 meter. Panjang sekitar 20 meter dan lebar 7 meter (ahay kira-kira, maklum nggak bawa penggaris bro).

Sambil berkeliling di area kolam renang, menikmati sedikit pemandangan Jalan Kemang Raya dari lantai 7. Semilir angin malam menyapa jiwa melewati gazebo kayu di ujung kanan, 1 set meja kursi serta terdapat 4 kursi santai yang bisa digunakan pasca berenang ataupun untuk rilex sesaat sambil menikmati hidangan yang dipesan.

Tapi, niat berenangnya urung terjadi karena malam mulai larut juga kebetulan malem jumat. Jadi segera diputuskan kembali ke kamar di Hotel Park Regis Arion untuk beristirahat menyongsong esok yang penuh harap (AKW).

Diary Coffee 13

Lanjut yaa Diary Coffee-nya.

Photo : Kopi Wanoja / Dokpri.

Photo di meja sudah biasa
Kini saatnya coba yang beda
Bawa keluar biar berasa
Latar alam indah rasanya

Kopi wanoja dari Majalengka
Giliran mantab untuk dicoba
Tetep V60 jadi perantara
Nggak tanggung, 1 liter nyeduhnya

Rasa harum kopi arabika
Sedikit manis memberi rasa
Body biasa tapi bermakna
Nikmati kopi sendiri saja

***

Photo : Kopi & Anggrek Ungu / dokpri

Kopi Majalengka terasa nyata
Langsung dituang pada gelas kaca
Biar keren photonya
Ditemani anggrek yang berbunga

Ungu bunga sebar semangat
Bikin jiwa semakin kuat
Yakinkan diri kuatkan niat
Jika benar segera perbuat

***

Photo : Kopi & Anggrek Kuning / dokpri

Anggrek kuning menebar janji
Ditemani secangkir kopi
Mengubah suasana pagi ini
Menjadi cerah dan berseri

Tanpa gula itu utama
Hingga raga bisa bersua
Memberi sensasi berbeda
Dengan aneka rasa penuh warna

***

Teknologi & Kasih Sayang

Kemajuan jaman dan menjaga kedekatan adalah suatu tantangan.

Photo : Hasil make up anak kicik / dokpri

Semilir udara segar di Ibukota membawa gemuruh rindu kepada anak tercinta yang menapaki setengah waktu golden age-nya. Ada rasa kangen mendalam yang tak bisa dikatakan dengan sebaris kalimat indah yang sederhana.
Memang anak kecil itu memiliki takdir dan aura kehidupan yang menarik siapapun untuk menyenangi, mengasihi dan mencintainya. Apalagi orangtuanya yang ditugaskan Allah untuk menghadirkannya menjadi generasi penerus dimuka bumi ini.

Tiba-tiba sepenggal cerita kehidupan 4-5 tahun lalu hadir dihadapan, mempertontonkan wajah anak manusia yang berwajah muram hopless karena vonis dokter untuk dipaksa ikhlas tidak akan punya keturunan, ohh…. dunia serasa runtuh mendadak.

“Tuhan tidak adil, Allah pilih kasiih….” teriak histeris memenuhi ruang imagi, menyesakkan dada yang sudah luntur karena airmata ketidakberdayaan. Pada saat yang sama, sering bersua dengan teman sebaya bersenda gurau dengan anak-anaknya…. “Sungguh bahagia”.

***

Alhamdulillah dengan kasih sayang Allah SWT kepada hambanya, perlahan bisa bangkit kembali dari serpihan kesedihan jiwa dan meneguhkan kembali keyakinan serta menggenggam kebenaran bahwa : “Ketidakhadiran anak dalam kehidupan bukanlah segalanya, itu hanya fragmen kehidupan yang harus dijalani dalam waktu singkat di dunia fana. Nilai keikhlasan menerima kenyataanlah yang menjadi pengantar pahala dan menjadi nilai strategis untuk selalu bahagia.”

Itu dulu….

Sekarang sedang belajar untuk senantiasa bersyukur atas segala karunia Allah Subhanahu Wataala, termasuk hadirnya Istri yang sholehah serta anak syantiek sholehah yang memasuki usia 2 tahun 6 bulan, Ayshaluna Binar Wardana.

Dan sekarang Merindukannya.. Sangatt..

Nggak pake lama, buka aplikasi Video call, banyak pilihannya. Yang udah biasa dipake ya whatsapps vidcall atau goggle duo. Trus klo lawan bicaranya pake Apple bisa manfaatin aplikasi facetime…. banyak pilihannya… ya inilah jaman kemajuan teknologi dan anak-anak tumbuh bersama kemajuan jaman ini.

“Hallo, Assalamualaikum!!!!… lagi apa anak cantik ayah?”
Dilayar handphone nggak ada jawaban, hanya wajah lucu anak kicik yang merengut, bibirnya tertutup, tangan dilipat dan wajah membesi…. ngambek dari sonohnya. Karena tau ayahnya nggak pulang malam ini karena harus tugas di Jakarta hingga esok hari.

“Sayangkuuu……”

Tetep nggak ada jawaban dan anak kicik bertahan dengan wajah cemberutnya.

Akhirnya sesi video callpun berakhir tanpa ada sebait kata dari anak tercinta. Hanya doa dari istri tercinta agar tuntas tugas dan pulang dengan segera.

***

Esok harinya, sore yang cerah menemani kembalinya raga ini ke rumah. Baru saja membuka pagar depan rumah.

Teriakan, “Ayaaaah!!!….” memberi rasa bahagia tiada tara. Tangan mungilnya terbuka sambil berlari menyongdong kahadiran ayah tercinta dengan wajah ceria.

Secepatnya dipeluk dan digendong, terasa kehangatan kasih sayang menyeruak dan menelusup direlung rasa, memenuhi syaraf dan pembuluh darah hingga akhirnya membuat dopamin bergerak di otak wujudkan sensasi bahagia yang harus disyukuri bersama.

Ternyata, kemajuan teknologi hanya menjadi pendukung atau sarana menjaga kedekatan dan pola asuh anak di usia golden age-nya. Karena kedekatan hakiki dan nyata yang akan menjaga stabilitas emosional anak dengan orangtuanya. Bukan gunakan gadget atau peralatan canggih lainnya sehingga anaknya ‘anteng’ sementara ayah ibunya juga sibuk dengan smartphonenya atau tv kabelnya.

Yuk luangkan waktu lebih banyak untuk menemani anak diwaktu senggang atau libur. Ajak bermain dan bercengkerama tanpa membawa atau memainkan jemari diatas kibod virtual di smartphone kita..

“Bisa?…. “
“Susah euy”
“Itulah tantangan kita”

Harus kita perjuangkan sodara-sodara, di Thailand sudah sejak tahun 2014 kampanye
‘Technology Will Never Replace Love’

“Caranya ??”
“Ya itu tadi, puasa hape… eh berenti sejenak mainin hape atau smartphone dan ajak bercanda serta bermain anak-anak kita semaksimal mungkin……”

Apalagi menurut penelitian, dimuat di The New York Post, November 2017, menyebutkan di Amrik sana, rata-rata 8 menit orang-orang mengecek Handphonenya.. bahkan studi lain menyebutkan 1 dari 10 orang mengecek handphonenya setiap 4 menit. Sementara studi di Inggris rata-rata warganya mengecek handphone 28 kali sehari… (The Great Shifting; hal 50;2018)

“Coba kita berapa menit sekali?… jangan-jangan lebih parah xixixixi.”

***

Jadi mulai sekarang, lawan ketergantungan kita kepada handphone atau smartphone kita. Kendalikanlah bukan kita yang dikendalikan…

Semangaaat!!!!
Selamat mencoba. Wassalam (AKW).

Ngopi Takengon Longberry dkk di Kota Padang

Akhirnya bisa menikmati manual brew di Kota Padang, yummy…

Akhirnya di hari ketiga yang merupakan hari terakhir bertugas di Kota Padang, sempet juga icip-icip kopi beneran.

“Lha coffee break tiap hari sama pas sarapan di hotel khan ready coffee mas bro, kagak bersyukur ini mah!!!” Suara geram menimpali keinginan ini.

“Maafkan jika pilihan kata-katanya kurang berkenan, euh.. belum minum kopi asli yang langsung di grinder trus seduh manual… itu maksutnyaah!”

“Ah dasar kau, maniak kopi!!”

Aku hanya tersenyum simpul, memang klo minum kopi dari hari pertama udah donk. Tapi kopi yang udah tersedia di hotel.. daan.. lumayanlah.

Photo : Segelas Espresso ala Gran Inna resto/dokpri

Trus nyoba segelas espresso buatan restoran hotel, rasanya nikmat.. tapi standar karena memang dibuat oleh mesin ‘yang tidak berperasaan’. Yang bikin menyenangkan adalah nyrupuut espressonya di pinggir kolam renang, suasana berbeda dan tenang….

***

Naah… giliran menikmati kopi beneraaan.. eh kopi manual brew… itulah cerita di hari terakhir.

Photo : Segelas Takengon Longberry hasil V60/dokpri.

Cafenya deket banget dengan Hotel tempat nginep, tapi karena jadwal yang padat nggak keburu mampir hingga akhirnya bisa terlaksana di hari terakhir. Namanya EL’ S Coffee, bangunan yang elegan dan suasana yang cozy. Disaat memasuki pintu depan, suasana keramahan terasa menyapa. Dan… ahaaa….. jejeran biji kopi yang disimpan dalam wadah kaca besar begitu menggoda… ini dia.

Sebenernya banyak juga menu lainnya, tetapi tujuan utamanya adalah ngopi manual brew donk… untuk pelengkap pesan 1 porsi spaghetti Carbonara dan minumannya lemon-grass honey.

Photo : Spaghetti Carbonara ala El’s Cafe/dokpri.

Kesempatan pertama adalah Kopi Takengon Longberry. Sambil menunggu hadirnya sang kopi, pesen dulu Spagheti Carbonara… wuiih berlemak dan berkeju… nggak dibahas ah. Khan moo bahas kopi.

Akhirnya…. setelah menanti 15 menitan, datang juga bejana hario berisi hasil V60 Kopi Takengon Longberry dan segelas kosong sebagai alat menikmati, atuh nggak lucu kalau diminum langsung dari bejana harionya, ntar disangka kesurupan.

Glek…. slrup….. Wuiih cairan kopi memenuhi mulut menenggelamkan lidah yang sudah haus dengan rasa kopi beneran yang di seduh manual secara langsung. Aroma fruitynya tercium meski tidak terlalu harum, body medium dan acidity hampir medium tersisa sejumput rasa asam dibawah lidah dan bertahan beberapa menit setelah cairan kopi lewat menuju lambung dan perut. Untuk taste notenya rasa asam dan sedikit karamel serta ada sedikit atau selarik rasa berry.

Photo : Sajian hasil V60 Wamena coffee/dokpri.

Sebagai bagian dari evidence based bukan hoax maka photo atau video menjadi kewajiban. Meskipun akhirnya hanya photo-photo yang tersaji karena keterbatasan kuota dan kemalasan edit video yang butuh tenaga, waktu serta pemikiran ekstra.

Karena ini adalah saat-saat terakhir di Kota Padang maka ngopinya dilanjut. Pesen lagi manual brew V60 kopi Wamena… mungpung disini.

“Kenapa nggak nyoba kopi Padang?”

“Itu dia, ternyata yang disediakan hanya arabica solok saja dan itupun habis, Jadi… kopi yang ada ajaa…”

Tapi sayang Kopi Wamenanya agak sulit mendeskripsikannya, mungkin udah kekenyangan atau kesalip rasa kopi Takengon Longberry?… padahal udah minum dulu air mineral untuk menetralisirnya.

Jadi body-aciditynya dan tastenya nya bercampur, jadi rasa lumayan.. enak we lah.

Begitulah, segores pena digital tentang petualangan ber-kopi di Kota Padang. Wassalam (AKW).

Kuli-ner di Kota Padang

Kuli sambil kuli-ner di Kota Padang…

Jadwal siang begitu padat sehingga tak sempat untuk beranjak dari tempat acara. Maka malam hari menjadi pilihan alami, untuk beredar mencari makanan yang ada di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat.

Judul resminya ikutan jadi perwakilan peserta ‘Konreg-OPSDA Wilba’ … panjang kan?
Singkatan dari Konsultasi Regional Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air yang digawangi sama Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri.. ntar ah laporannya, sekarang balik lagi ke makanan dan minuman yaaa cekidot.

Pertama, rendang dan ikan. Nggak nyari diluar soalnya makan siang dan makan malam di hotel Grand Inna Muara juga ada, dan rasanya nikmat..

“Ah Lu mah enak melulu, nggak rame’ Sebuah komplen menghembus di telinga. Nggak pake lama dijawablah dengan sok bijaksana, “Bukan salahku bro, buatku makanan itu hanya dua pilihan, nikmat dan nikmat bingiiit…”

“Ah Lu bisa aja….”

***

Sesaat malam menjelang, belum bisa keluar area hotel karena acara pembukaan masih berlangsung… sudah elekesekeng (Nggak betah duduk. Bahasa sunda).

Akhirnya… jam 22.30 wib acara kelar dan…. cussss segera keluar hotel, apalagi dianter dan disopirin langsung sama Kepala Balai DAS Agam… (kebetulan nebengers, diajak sama Pa Kadis Kehutanan)…

Jadilah menikmati kuliner kedua di Kota Padang, yaitu Sop Durian… uuuh Yummmy…… dilanjut sepiring Sate Padang dengan kuah khasnya yang penuh rasa rempah menghangatkan hati dalam suasana kekeluargaan.

Dilanjutkan Ketiga adalah Durian dan ketan… awww.. ‘Awas Kolesterol!!’, tapi ….. sesuai arahan Gubernur Sumbar Bapak Irwan Prayitno disaat Acara pembukaan, “Jangan takut para hadirin, semua makanan di Kota Padang tidak ada kolesterolnya, selamat menikmati. Kolesterol itu adanya di Laboratorium”

Di daerah Ganting Kota Padang bersua dengan pedagang durian. Meskipun bukan musimnya, tapi ada pasukan durian dari luar Sumbar..
Lagian aku mah rumus yang tadi… pilihan hanya 2, enak dan enak bingiiit.

Segera menikmati si buah harum berlemak, tak lupa mencomot ketan bertabur parutan kelapa… nikmaat, lupakan diet dulu yaa.

Nyam
Nyam
Nyam…..

Akhirnya lewat tengah malam baru bisa kembali ke hotel dengan perut kenyang dan hati was was hehehehe… takut kolesterol.

***

Keempat adalah Roti Jhon, kedainya di pinggir jalan sebrang hotel. Harganya 26Ribu yang kecil dan yang besar 45Ribu dengan aneka tambahan topping seperti sosis, mozarella dan daging.

Karena yang besar sudah habis, maka pesen yang ukuran kecil…. ternyata besarrrr juga lho.

Konsepnya adalah makanan Amrik sonooh… Hotdog. Tapi dinaturalisasi dengan konsep lokal dengan namanya berbau bule, Roti Jhon.

Ukuran kecil ini jadinya 7 potong, bisa buat bertiga lho.

Kelima, ngopiii…. mulai dari kopi pembagian hotel di cangkir putih, espresso panas sambil nongkrong dipinggir kolam renang hingga akhirnya Kopi beneran….. penasaran?.. klik ajaNGOPI di PADaNG…. monggo.

…. bersambung.

Kolam renang Yats Colony Yogyakarta

Berenang riang berbalut kehangatan & keceriaan keluarga di Yogyakarta

Akwnulis.com, Jogja. Birunya air kolam renang berpadu dengan keteduhan menjadi kombinasi indah nan nyaman. Memberi makanan bergizi bagi jiwa yang haus hiburan setelah berjibaku terus dengan pekerjaan dalam jubah kehidupan.

Suasana teduh dan damai adalah obat penenang hakiki, kebersamaan bersama keluarga menjadi semakin terpatri, goreskan tinta emas kehidupan yang mewarnai detak waktu menuju masa depan.

Disinilah sebuah kolam renang yang didesain sedemikian rupa, menjadi daya tarik dan penyempurna sebuah hotel keluarga yang homy banget, makanannya enak, pelayanannya ramah meskipun untuk mendapatkannya perlu berjibaku dulu dalam pertarungan pemesanan online yang nggak kenal belas kasihan.

Bentuk kolam renangnya berkelok-kelok dengan kedalaman berstrata. Untuk dewasa kedalaman hingga 1,5 meter. Ada juga untuk bermain anak dengan dalam 50 cm plus yang paling aman dengan kedalaman 25cm… khusus buat bayi dan balita. Ada juga seluncuran mini buat anak-anak, menyenangkan. Meskipun klo banyakan yaa…. duk dek eh sempit. Tapi over all…. sangat menyenangkan bermain air apalagi bersama keluarga besar.

Akses kamar yang langsung ke kolam renang dilengkapi teras private buat berjemur…. lengkap dengan handuk renang…

Tapi tetep, anak kecil harus full pengawasan khawatir tenggelam karena tidak ada safeguard.

Berdampingan dengan kolam renang terdapat sofa melingkar berwarna eyechatcing, orange. Cukup buat 8 orang dewasa kongkow-kongkow dan bercengkerama.

Trus malam hari suasana kolam renang terlihat lebih indah dengan hiasan lampu di dalam kolam memunculkan efek romantis religius… apaa seeh?

Romantis religius itu maksudnya suasananya syahdu semanis cinta tetapi tetap memegang teguh prinsip-prinsip agama… “Wadduh pemaksanaan pengertian ini mah.”

“Ih gpp… inilah hak penulis untuk menuangkan karya, dan belajar bertanggungjawab atas apa ya g sudah ditulisnya, betulkan?”

“Iya deh.. terseraah!!”

***

Balik lagi ngebahas kolam renangnya, untuk waktu pemakaian… bebas lho… 24 jam kayaknya (soalnya nggak ngecek ke petugas hotel, tapi jam 23.00 masih ada yang kecipak kecipuk berenang kok… ihh jangan-jangan…)

Pokoknya mah instagramable dan cocok buat yang seneng narsis bin eksis.

Tambah lagi area kolam renang ini menjadi spot photo untuk profesional, maksudnya jangan kaget di samping jendela kamar depan kilam renang ada penampakan putri nan cantik jelita berbalut kebaya atau baju pengantin yang mewah mempesona.

Gitu dulu yaaach review kolam renangnya, met bersantai dan berenang di sini. Yang masih penasaran dengan hotel Yats Colony, gugling aja… tring. Langsung ada. Wassalam (AKW).

***

Info awal :
Yats Colony Hotel

Jl. Patangpuluhan No.23, Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55251.

Disarankan klo yang bawa keluarga, pilih kamar yang tipe Na room , itu akses langsung ke kolam renang, ada tempat berjemur private.

***

Met berlibur kawannn…..

Diary Coffee 12

Puisi kopiku selanjutnyaa…

Kembali menjelajahi nikmatnya kopi dalam balutan puisi pribadi yang terkadang maksa supaya miliki akhiran yang senada.

Nggak kerasa udah masuk volume 12, cekidot :

Segelas kopi hasil olah V60
Menemani hari dengan memilih Kintamani
Meski terlihat kurang pekat alami
Masalah rasa lumayan bikin adem ati

Suasana alam yang tenang
Bikin sensasi ngopipun tentram
ANgin berhembus tiada kencang
Janjikan damai di dataran Lembang

***

Dua barista sibuk menata
Aneka kopi semuanya dari tatar jawa
V60 vietnam drift dan ditubruk saja
Juga criossan empuk Gesakopi tersedia

Inilah sebuah cafe
Yang berada di Gedung sate
Klo keluar area kantor bakal berabe
Disini tersaji aneka kopi penghilang bete

***

Belajar Ikhlas | Beresin Baju |

Belajar Ikhlas dari urusan sederhana.. yuk ah.

Photo : Tumpukan pakaian dalam proses seleksi dan kurasi / dokpri

Akwnlis.com | Bandung. Pagi baru beranjak menuju siang di kala ide yang sudah lama terpendam muncul kembali untuk diimplementasikan.

“Ide apa?”
“Beresin baju di lemari!”
“Ih kirain apa”
“Itu butuh keikhlasan lho”

Diskusi kecil ini menjadi kunci dalam mengurai kata sehingga muncul rangkaian kisah singkat tentang ‘belajar ikhlas’.... karena klo tujuannya cuman ngeberesin pakaian di lemari doang…. gampang. Tapi lemari tetep amburadul dan kepenuhan karena ‘belanja terus dikeluarin kagak’ (beterinka)… “bener khan?.. ayo ngakuuu!”

***

Bener juga, perlu keikhlasan lho guys…

Pertama, ikhlas meluangkan waktu. Karena klo nggak gitu, pasti kelewat terus tuh agenda bebereeees lemari baju. Hari kerja jelas sulit hari libur seringnya bentrok sama agenda jaga atau agenda lainnya.

Jadi musti diyakinkan dulu, niat dan waktunya.

Kedua, Ikhlas untuk mengeluarkan baju yang jarang dipakai. Segera pisahkan dan berikan kepada orang lain. Bisa sodara dekat, sodara serumah atau ke tetangga dan yang membutuhkan. Disini butuh keteguhan hati, karena biasanya akan bertentangan dengan perasaan. Apalagi pas pakaian itu memiliki nilai kenangan yang sangat kuat, seperti pemberian dari pacar eh gebetan…. mantan… ups…… orangtua, pimpinan atau pasangan hidup.

Photo : Pakaian hasil seleksi / dokpri

Padahal, klo emang udah nggak nyaman atau malah udah kesempitan (misalnya) dan masih layak pakai, maka diberikan kepada orang lain akan membuka peluang pahala lho.

Lagian jangan terjebak dengan kenangan.

Karena…

Kenangan itu bukan ada di barang tetapi kenangan itu melekat di hati dan pikiran… ahaaay.

Ketiga, ikhlas juga dalam membagikan. Jangan terjebak dengan sikap ‘riya‘, membagi-bagi dan muncul rasa bahwa kita bisa memberi kepada orang lain secara langsung. Saran mah hindari, biarkan pakaian bekas yang masih layak itu bermanfaat bagi siapapun tanpa berharap diucapkan terima kasih atau mengharuskan baju ini buat si anu, yang ini buat si Fulan…. ikhlaskan saja.

Sekali lagi… Ikhlaskan saja.

Gitu mas bro, hikmah dari beres-beres lemari pakaian hari ini sangat berhubungan dengan niat dan sikap serta dibarengi rasa ikhlas.

“Kang!!, Alhamdulillah lemari pakaianku sekarang agak kosong… aku ikhlas moo order baju lagi via onlen mumpung ada diskon promo”

“Upsss… bukan ikhlas belanjaa….”

***

Itulah sebuah fragmen kecil kehidupan yang beraroma hikmah tentang belajar ikhlas. Wassalam (AKW).

Kopi Simpanan Mertua

Menikmati Kopi Simpanan Mertua, cekidot.

Photo : Secangkir Kopi Jantan Simpanan Mertua / dokpri

Mencari tempat untuk menikmati sajian kopi dengan manual brew di Kota Medan membawa raga ini beredar via grab menuju satu tempat di Kota Medan yaitu Jalan Setia Budi… itulah tempat ngopi sejati…. kata mbah Gugel.

Namanya Repvblik Kopi, menarik sungguh… eh sungguh menarik. Makun semangat tuh menuju kesana.

Pas nyampe.. suasana bangunan lama yang elegan dengan ramah menyambut kami. Kombinasi warna putih dan hijau menyiratkan kejayaan masa lampau berpadu dengan sajian yang nanti akan dinikmati.

Photo : Repvblik kopi di sore hari / dokpri

Tetapi ternyata kedatangan kami kurang pas waktunya, 30 menit lagi akan tutup, karena buka dari pagi hingga jam 18.00 wib saja.

Jadi……

Yang ready hanya Kopi tubruk aja dan yang pake mesin… espresso saja… eeuhh…

Agak terdiam sesaat….. mikir dulu.

Tring..!!!

“Pesen mbak kopi tubruk spesial disini dan cemilan yang ada aja”

“Oke pa, kopinya ada Kopi Simpanan Mertua… Kopi Jantan sebentar dibuat”

“Wah apa itu?”

Mbaknya hanya tersenyum, “Saya buatin dulu pesanannya ya pak, waktunya terbatas, ntar saya jelasin”

Kami mengangguk meng-iya-kan.

***

Setelah tersaji dihadapan kami, ternyata Kopi Jantan dari Kopi Simpanan Mertua rasanya beda, acidity yang khas dan body medium yang dihasilkan dari biji kopi arabika mandailing yang sudah disimpan dulu selama 3 tahun sebelum proses roasting memberi pengalaman berbeda. Meskipun penyajiannya dengan tubruk saja, ada aroma dan rasa yang spesial… kebayang klo di manual brew dengan V60 atau kalita….. wuiiih yakinnn tuh originalitas rasa yang muncul akan mencengangkan….

Tapi gepepe…. ini juga rejeki… yuk kita nikmati.

Untuk espresso lebih terasa dari harumnya aroma kopi, untuk rasa hampir mirip kopi lainnya karena proses mekanik mesin membuat rasa original biji kopinya tersamarkan dan cenderung rasa pahitnya yang menyapa lidah.

Sayang sekali waktu ternyata tak bisa kompromi, setelah teguk terakhir lalu kami pamit meninggalkan kafe kopi yang elegan ini. Eh nggak lupa bayar bill-nya dulu. Wassalam (AKW).

Data Potensi SDA di Jabar

Sekarang menyajikan data singkat dulu di Bidang SDA di Jabar.. monggo.

Photo : Suasana di salah satu RM di Soreang / dokpri

Bicara retorika memang dapat menarik massa, membuai dan membenarkan apa yang sedang disampaikan dengan semangat membara. Tetapi satu hal yang tidak boleh terlupa, bahwa semua bukan angan-angan saja, sehingga inilah yang menjadi dasarnya yaitu Data, Data, Data dan Data.

Maka tulisan-tulisan blog selanjutnya menyitir dan menampilkan beberapa data yang mungkin penting, minimal bagi penulis dadakan ini….

Setelah kemarin mencoba menyimpan data singkat teknis tentang salah satu rencana pembangunan Bendungan di Jawa Barat yaitu Bendungan Ciawi juga sekilas tentang per-Keretaapian, sekarang nulis lagi tentang potensi SDA di Jawa Barat.

Nggak terlalu banyak mikir karena tinggal baca, ketik di hape pake jempol sendiri…. posting dech… ini dia datanya :

Data Sumber Daya Air di Provinsi Jawa Barat.

1. 200 buah DAS
2. 3.506 sungai (2.265 Sungai Lintas & 1.239 Sungai Non Lintas).
3. 831 Situ
4. 20 Waduk
5. 23 Embung
6. 1015.867 Ha Areal Irigasi (Luas sawah). Dengan perincian : 405.510 Ha Irigasi Kewenangan Pusat, 100.600 Ha Kewenangan Provinsi, 365.577 Ha Kewenangan Kab/Kota, 144.180 Ha Irigasi Desa, 89,032 Ha Sawah Tadah Hujan. (Sumber : Balai Pusat Data & Informasi SDA).

Trus bicara dasar hukum, supaya nggak lupa segera ditulis ulang landasan hukum yang ada tentang Pengelolaan Sumber Daya Air di Jawa Barat… sementara judul peraturannya dulu yaa… silahkan donlot di JDIH Jabar atau di Produk Hukum SDA.

Monggo :

Dasar Hukum Pengelolaan SDA Provinsi Jawa Barat :

1. UU 11/1974 Pengairan
2.PP 22/1982 Tata Pengaturan Air
3. PP 23/1982 Irigasi
4. PP 21/2008 Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Alam
5. PP 121/2015/2015 Pengusahaan Sumber Daya Air.
6. PermenPUPR 04/PRT/M/2015 Kriteria & Penetapan Wilayah Sungai
7. PermenPUPR 07/PRT/2015 Pengamanan Pantai
8. PermenPUPR 13/PRTIM/2015 Penanggulangan Darurat Bencana akibat Daya Rusak Air.
9. PermenPUPR 14/PRT/2015 Kriteria & Penetapan Status Daerah Irigasi
10. PermenPUPR 17/PRT/2015 Pedoman Pembentukan TKPSDA pada Tingkat Wilayah Sungai
11. PermenPUPR 18/PRT/2015 Iuran Eksploitasi & Pemeliharaan Bangunan Pengairan
12. PermenPUPR 21/PRT/2015 Eksploitasi & Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak
13. PermenPUPR 23/PRT/2015 Pengelolaan Aset Irigasi
14. PermenPUPR 26/PRT/2015 Pengalihan Alur Sungai &/ Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai
15. PermenPUPR 27/PRT/2015 Bendungan
16. PermenPUPR 28/PRT/2015 Penetapan Garis Sempadan Sungai, Sempadan Danau
17. Pergub Jabar 98/2015 Kebijakan Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi, & Hidroligi Daerah Provinsi Jawa Barat.
18. Pergub Jabar 41/2014 Pola Pengelolaan SDA WS Ciwulan Cilaki
19. Pergub Jabar 42/2014 Pola Pengelolaan SDA WS Cisadea Cibareno
20. Pergub Jabar 20/2017 Rencana Pengelolaan SDA WS Ciwulan Cilaki
21. Pergub Jabar 21/2017 Rencana Pengelolaan SDA WS Ciwulan Cilaki.

Photo : Pose dulu ah / dokpri

Itu dulu yaach…. sekarang moo liat dulu proses penyambutan Gubernur dan Wagub Jabar yang baru.. Wassalam (AKW).