Ini dia kopi yang butuh rasa dan energi untuk menunggu.
PEKANBARU, akwnulis.com. Menjejakkan kaki di landasan bandar udara Sultan Syarief Kasim II Pekanbaru terasa begitu melegakan, ada rasa berbeda dibandingkan turun dari pesawat untuk perjalanan-perjalanan sebelumnya. segera mengabari ke istri tercinta yang full waswas pasca terhempasnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Tanjung Karawang Jawa Barat.
Terasa bahwa sebuah tragedi tidak ingin dialami, meskipun tulisan takdir bukan untuk dihindari. Semoga keluarga dan kerabat para penumpang JT 019 diberikan kesabaran, ketabahan dan ketawakalan, Aamin.
***
Berbicara kesabaran, ternyata di Tanah Lancang Kuning ini bersua dengan sajian kopi yang bernama ‘Kopi Kesabaran’ lho.
“Woaah apa itu?” “Sabar masbro, ini lagi perjalanan dulu dari Bandara menuju tempat menginap yang dituju yaitu Hotel Dafam Pekanbaru.”
Ngeeeng…. kendaraan carteran melaju kencang sepanjang jalan Sudirman Kota Pekanbaru.
***
Photo bersama GM Dafam Hotel Pekanbaru & Guide.
20 menit kemudian tiba di pelataran hotel Dafam dan disambut keakraban petugas yang penuh antusias melayani kami. Disinilah bersua dengan Kopi Kesabaran.
Rasa penasaran menyeruak mengalahkan lelah perjalanan, segera beranjak menuju lantai mezanine Dafam hotel mengikuti langkah sang GM hotel, pak Masturi.
Setelah memasuki lantai mezanine, terlihat cafe simpel yang menampilkan display kopi, … horayyy nggak usah jauh jauh cari kopi keluar hotel.
Photo : Sajian Kopi Kesabaran / dokpri.
Setelah duduk, datanglah kopi kesabaran yang dinanti… ternyata kopi arabika sidikalang yang disajikan menggunakan vietnam drip. Dan ternyata harus sabar menunggu setetes demi setetes sebelum bisa menikmati rasa kopi alami.
“Ohhh gitu tho asal muasal dinamakan ‘Kopi Kesabaran’, ide marketing yang cerdas sehingga bikin penasaran.”
Baik penikmat maniak ataupun penyuka kopi bergula pasti ingin nyoba.
Kalau bicara rasa, tentu nikmat karena disajikan biji kopi berkualitas, hanya saja musti sabar nungguin tetesan vietnam dripnya. Selamat mencoba jikalau beredar di Kota Pekanbaru, Wassalam (AKW).
Senin pagi menjelang disambut kemacetan dimulai dari pintu gerbang perumahan, rrruar biasa. Padahal waktu tepat menunjukan pukul 05.46 wib.
Kelihatannya hampir semua orang yang beraktifitas pagi ini memiliki pemikiran yang sama dengan kepentingan berbeda-beda, “Berangkat pagi-pagi supaya nggak kena macet”
Jadinya, sebuah janjian hakiki yang tidak terkomunikasi satu sama lain, berkumpullah pada beberapa titik jalan tertentu yang memang menyempit karena ada aktifitas.
Pertama, jalan keluar kantung-kantung perumahan dimana bersua antara para penghuni komplek perumahan dengan para pejuang pagi.
Kedua, pasar pagi. Tanpa perlu dijelaskan, semua paham kenapa pasar pagi jadi lokasi macet di pagi hari. Pasar agak tumpah ke jalan, orang-orang banyak berhenti dari kendaraan, ya sudah bottle neck.
Ketiga, jalanan depan sekolah. Sabar ya, para pengantar anak-anak tercinta ataupun siswa-siswi itu sendiri mulau masuk sekolah.
Keempat, perempatan atau bunderan yang menjadi titik pertemuan gelombang pemberangkat pagi dari berbagai lokasi, bersatu di bunderan atau bersilangan di perempatan. Ini mah momen dimana kesabaran dan keberanian dipertaruhkan. Sabar terus nggak dikasih jalan, nyuruduk maksa sok berani juga berbahaya, jadi fleksibilitas dan waspada yang menjadi kunci utama.
Kelima, depan pom bensin. Disinipun harus bersabar karena ternyata banyak para pejuang pagi yang musti minum bahan bakar dulu karena kendaraannya haus. Jelas keluar masuk bikin tersendat.
Keenam, perilaku. Nah ini PR kita semua. Bagaimana perilaku berkendara yang sopan, teratur serta berperikendaraanan. Kita tahan sikap slonong boy, grasa grusu, emosional, klakson terus dipijit, apalagi meludahi orang saking sebelnya pas pake helm full face…. atuh lamokot olangan.
Ketujuh, paras cantik. Ternyata inipun menimbulkan kemacetan pagi ini. Paras cantik di angkot dengan duduk paling belakang, sehingga jelas terlihat dari luar. Dua orang pejuang pagi bermotor, terjungkal karena kurang konsentrasi.
“Lho kenapa?”
Ternyata disaat angkot melaju, kedua pemotor ini yang kemungkinan jomlo atau memang seneng lihat yang bening-bening terpana melihat bidadari di angkot. Disaat angkot berhenti karena akan menaikkan penumpang lain, kedua pemotor ini bukan injak rem. Tapi ngeloyor sambil wajah terus melekat ke kaca belakang angkot.
Jedduk!!!
Keduanya nambrak bemper belakang angkot dan terjungkal. Sementara angkot ngeloyor jalan tanpa cidera, kedua pemotor ini terjatuh dengan 2 rasa sakit, sakit kebentur juga sakit karena malu.
Akibatnya kemacetan mengular karena tertahan 2 motor yang terjungkal bersilangan ditambah pemotor lainnya pada berhenti untuk ngambil photo kejadian plus selpi, lalu segera diunggah di medsos masing-masing.
Keenam, ....monggo dilanjut…
***
Ah siluet pagi memang menyajikan bermacam tafsir imaji, tapi kembali kesabaran diuji agar bisa menjalani hari penuh arti. Wassalam (AKW).
Rangkaian asa penuh suka duka selama 4 bulan yang penuh makna dalam genre pantun sederhana
Abege seksi jualan panci
Dibeli selusin langsung berhenti Ungkapan ini bukan puisi Tetapi aneka kumpulan cirahan hati
Tali terkait dibalut semen
Mengikat kawan semakin erat Wawancara skype dan seleksi online Pembuka jalan menjadi peserta Diklat
Wajah kusam dioles arang
Lari ke warung membeli koran Pengumuman kelulusan adalah kenyataan Kampus Kiarapayung awali pembelajaran
Gunung Manglayang indah sekali
Udaranya segar nyaman di daki
Kami datang dari Jabar, Jogja dan Bali
Luaskan wawasan dalam koridor reformasi birokrasi
Layar berkibar di bukit ini
Tautan jemari merengkuh hati Juga 7 kab/kota di Jabar adalah kami Jalin silaturahmi serta persaudaraan hakiki
Buah coklat berdaun mini
Campur ketumbar hindari basi Kami peserta diklat Reform Leader Academy Siap belajar, berinovasi dalam kerangka kolaborasi
Masak ikan kembung tanpa gula
Dicampur garam dan sayur selada Wujudkan whole of government secara nyata Di tempat kerja juga nanti ke seantero nusantara
Anak sapi makan jerami
Kambing sehat, berlari kesana kemari Bonus demografi tantangan kami Hasil diklat ini, harus menjadi solusi
Ke perkemahan jalan kaki bersama
Peluh menetes hati terbuka Millenial menjadi fokus utama Tema diskusi, hasilkan solusi nyata
Ikan bersirip di dalam samudera
Berenang meliuk pamerkan gaya Policy brief & policy paper kami susun bersama Buah fikir kami, sumbangsih bagi negara
Pergi ke hutan mencari kakak tua
Hindari lumpur dapatkan cucakrawa Kami kampanye ke seantero kota Ditambah survey online di seluruh indonesia
Kopi robusta dicampur arabika
Diseduh air mendidih tanpa gula Hasilkan konsep dan rekomendasi bersama Beri kemudahan millenial untuk berusaha
Photo : Ketua Kelas menerima piagam penghargaan Kelas dari Ketua LAN RI / dokpri.
Pa Sigit adalah ketua kelas kami
Sosoknya riang, seksi meski terkadang menyendiri Ruang riung adalah RBN kami Memberi ruang & aktivasi millenial sejati
Arabika puntang dicampur kopi Aroma
Hasilkan rasa membumi penuh pesona Gedhong rembulan Sibangbara bergema RBI Jogja, Kabupaten Sukabumi & KBB bersama
Kopi Kintamani enak rasanya Kopi Kiwari, harum penuh asa Viral Sukabumi & Loka Yowana Kriya RBI Kota Sukabumi & Bali pulau dewata
Kumpulan kaleng isinya kopi juga
Tidak hambar dengan rasa luar biasa Gudang gandeng, switch in dan Rumah Moeda Dari Jabar, Bandung-Cimahi, Bogor dan Purwakarta
Photo : Ketua LAN RI dengan produk Kopi Kiwari dari pengusaha millenial di Jabar / dokpri.
Menyeduh kopi gunakan teko leher angsa
Hasilkan kejutan rasa yang tak akan terlupa Konsep ini sudah sampai kepada negara Di KSP melalui ibu Deputi III
Aura Kasih menari di pinggir kali
Ikan terpana, buaya terdiam sambil mengintip Terima kasih LAN RI atas kesempatan ini Membimbing kami menjadi kreatif, profesional, inovatif yang Kolaboratif.
Menenun batik bergambar singa
Goreskan canting, ikuti rasa nurani
Hatur nuhun Bapak Kepala LAN dan Pak Kapus PKP2A I beserta jajarannya Kami bangga menjadi alumni diklat di kampus ini.
Photo : Coach kami, Pak Desi F sedang beraksi / dokpri.
Makan sirih dicampur busa
Sedikit nasi diatas baja Makasih kami untuk coach yang luar biasa Pa Desi & Pa Yonathan yang bersahaja
Mawar berduri basahi raga
Mawar mewangi tidak semua Awal juli kita bersua Awal nopember ini akhirnya berpisah jua
Kopi Pangauban berbentuk biji
Di grinder kasar untuk Vsixty Maafkan semua perilaku kami Jikalau ada yang tidak berkenan di hati
Photo : Diplomasi kopi / dokpri.
Kopi pahit disajikan pagi
Kopi Luwak cocok siang dan malam hari Kami pamit bukan sekedar pergi Tetapi melangkah pasti, mengubah Negeri.
Disaat banyak pihak berlomba menunjukan kemampuan dan keahlian, disitu terlihat juga yang masih terdiam dan gagap dengan perubahan. Padahal selama hidup perubahan itu adalah keniscayaan, atau boleh disebut perubahan itu adalah kehidupan itu sendiri.
Tetapi ada juga yang terlihat tenang meskipun hati kecilnya bergejolak ingin menapaki perubahan dengan segala tantangannya. Hanya secara perhitungan memang perlu strategi yang tepat agar tidak menjadi korban kekonyolan ditengah perputaran turbulensi kepentingan.
Apa yang harus dilakukan?..
Pertama adalah kenali diri
“Maksut lo, salaman tangan kanan ama tangan kiri trus senyum sendiri?”
“Ahay jangan sewot dulu kawan, baca dulu tulisan selanjutnya” senyum manisku memberi ruang berfikir sesaat dan mengurangi tensi emosional sang penanya yang begitu agresif dengan segala kekuranglebihannya.
Kenali diri tentu bicara komprehensif, disini yang paling sederhana adalah mengukur potensi diri serta ketahanan mental selama ini dalam hadapi aneka persoalan yang terjadi baik urusan gawean juga kehidupan pribadi. Itu dua sisi yang harus memiliki keseimbangan dan kesetimbangan. Bukan berarti harus 50 : 50 tetapi ada sisi flexibilitas disini, monggo terserah masing-masing ngitung persennya.
Kedua, pelajari seksama pokok penentu perubahan itu.
Apakah karena pimpinan baru dengan kebijakannya yang mengharuskan perubahan dan percepatan yang menuntut responsifitas tinggi, atau karena mertua baru (ini khusus yang baru nikah atau nikah lagi), perlu penyesuaian mental dan hati sehingga kondusifitas dunia perkawinan terjaga sempurna. Atau bisa juga karena perpindahan tempat tugas karena sebuah seremonial mutasi, ini juga berdampak serius jika tidak disikapi arif bijaksana.
“Nggak percaya?, monggo coba aja”
Ketiga adalah jual diri. Jangan dulu berfikiran negatif dengan istilah jual diri, ini memiliki makna menunjukan potensi diri sesuai dengan pangsa pasar yang memang memerlukan kemampuan ‘khusus‘ kita. Klo kemampuan kita diukur rata-rata air dan sulit meningkat, ya tinggal ditambah dengan kemampuan soft skillnya sehingga memberi kenyamanan dan kedamaian bagi pihak yang menjadi pokok terjadinya perubahan.
Keempat, lakukan dan segera berubah.
Yang pasti mari senantiasa berubah, lha wong Ksatria Baja Hitam aja selalu ‘BERUBAH‘. “Masa kita enggak?”
***
Salam perubahan, sambil tak lupa menikmati seduhan manual kopi lanang EL’s hasil racikan Kang Fajar sang Barista Stocklot. Wassalam(AKW).
Photo Ibu Deputi III KSP, Bp Deputi LAN RI serta Bp Kapus PKP2A I LAN RI / pic by Tri Arya rlaxiv
Jakarta, akwnulis.com. Closing statement pertemuan RLA XIV, Deputi LAN RI, Kapus PKP2A I dengan Ibu Deputi III Kantor Sekretariat Presiden di Gd Bina graha Jakarta, Selasa tanggal 6 Nopember 2018, monggo :
Berburu kaset bilingual Isinya bahasa juga jalinan cinta
Mengantar konsep untuk millenial kepada negara melalui ibu Deputi III
Photo : Pemaparan peserta Diklat RLAXIV di Ruang Utama Bina Graha / pic by Tri Arya rlaxiv
Cenderawasih makan mentega Bersama rusa meraih juara
Ini sumbangsih kami untuk negara
Demi indonesia maju sejahtera
Ke pasar ikan meramu kasih
Cukup sekian terima kasih.
Sanur, akwnulis.com. Kecipak air memanjakan pendengaran yang terus terpapar oleh kompleksitas pekerjaan serta berbagai rutintas kehidupan. Bukan suara air sembarangan, karena ini merupakan perpaduan dari suara alami air di pinggir pantai yang mewujud dalam bentuk debur ombak menyentuh karang. Beberapa meter dari suara alami itu, gemericik air menjadi deburan penuh keriangan yang terjadi di kolam renang…. Yups kolam renang pinggir pantai, sungguh menyenangkan.
“Dimana itu mas?”
“Ih kepo”
“Jangan pelit info donk mas, plis plis” suara berharap dengan memelas, meruntuhkan benteng pertahanan keengganan. Munculnya trenyuh berpadu senang karena sudah bikin penasaran seseorang, padahal informasinya juga bukan hal baru. Tetapi itulah kehidupan, sebuah cerita akan berbeda makna apabila disajikan dengan dasar pengalaman dan diramu penuh cinta untuk hasilkan catatan abadi bagi diri, juga mungkin bisa berguna bagi orang lain suatu hari nanti.
‘Oke, balik lagi ke cerita yaa’
“Tempatnya di Pantai Sanur Bali yaa”
“Oh di Bali, ih kamu jalan-jalan melulu, kapan kerjanya?” pertanyaan nyinyir dari seorang kawan yang merupakan kombinasi antara rasa iri dan ‘kabita’(kepengen) langsung bikin makin semangat untuk bercerita lebih banyak. Bukan untuk bikin makin iri tetapi membuka wawasan bahwa di sela-sela bekerja, bisa juga meluangkan sedikit waktu untuk mengintip tempat wisata dan jangan lupa menjadi bahan cerita.
Photo kapal berlabuh di Pantai Sanur / dokpri.
Lha wong klo ngobrol kerjaan, ya sami mawon, gitu-gitu aja. Tinggal bagaimana mengkemas dan memaknai semua gerakan kehidupan menjadi jalinan kalimat penuh makna.
“Kembali ke urusan air di sanur ya guys!”
***
Sebelum sesi pertemuan malam hari, maka jalan sore di pantai menjadi menu wajib. Pantai Sanur yang berpasir putih memiliki daya tarik untuk segera dinikmati. Secara kebetulan penginapan dan acara pertemuan bertempat di Grand Inna Sanur Hotel yang miliki akses langsung ke pantai Sanur. Jadi lebih efektif dan efisien.
Photo pantai sanur sebelum pasang / dokpri.
Pantai Sanur memiliki panjang pantai cukup panjang… “Ih nggak jelas!’ itu pasti respon netizen. Tetapi itulah kenyataannya, pertama melalui jalur search via mang gugel ada yang nyebut panjangnya + 3 km, ada juga yang 9 km, entahlah… lagian penulis pas nyoba jalan, lumayan panjang juga, tetapi menyenangkan, suasana segar nan bersih, klo panas sih udah pasti tetapi dengan semilir angin pantai yang terus mengelus perasaan maka rasa senangnya yang lebih dominan.
Pantainya pun terasa landai karena ada barrier batu karang yang menjadi pelindung dari ganasnya ombak lautan. Sehingga kami bisa bergerak agak ke tengah laut, sekitar 100 meter dari bibir pantai dengan kedalaman air laut hanya mencapai betis.
Photo : mencoba terbang hindari air pasang / mr. Ronni pic.
Beningnya air hampir saja melenakan kami yang terus bergerak ke tengah lautan, sebuah teriakan mengingatkan,
“Awas air pasangg!!”
“Astagfirullahal adzim, lari Mang!!” suaraku berbaur dengan gerakan cepat dari rekan-rekan.
Terengah dan tersengal terasa melegakan setelah sampai di bibir pantai berpasir, meskipun harus merelakan dompet ikut basah karena terendam sedalam pusar.
Smartphone aman karena dipegang dengan tangan dan mengacung menggapai langit.
Alhamdulillahirobil alamin, hampir saja musti berenang di air asin hehehe, padahal niatnya cuma moo berpose di pantai dengan tinggi air sebatas betis, ternyata datangnya air pasang nggak terdeteksi terhalang keceriaan dalam kebersamaan.
***
Esok hari menjadi menu wajib untuk mengabadikan hadirnya sang mentari disaat mulai menyinari bumi, inilah hasilnya :
Photo Sunrise di Pantai Sanur / dokpri.
Semburat keemasan menyapa permukaan air laut di Pantai Sanur, memberi nuansa gairah yang membangkitkan keinginan untuk bahagia. Siluet nyiur melambai memberi harapan bahwa kehidupan adalah perjalanan panjang.
“Info kolam renangnya gimana?”
“Sabarr, tunggu tulisan berikutnya yaa” Hatur nuhun. (AKW).
Heureut létah midulur jeung cicingeun, kitu oge éraan moal jauh jeung baladna, kecing. Tapi lain hartina cicing pasrah sumerah kana takdir, euweuh ihtiar teu gadag ngudag kahayang. Cicing camperego niténan nguliatna jaman nu geus mangsana ngarobah diri pikeun jadi wujud anyar, jaman nu teu maké wates, jaman nu geus cararanggih, sieun.
Duit numpuk ayeuna jadi kalakay, teu payu. Mayar nanaon ukur maké kartu, cukup ku ditapelkeun atawa digésék, lunas wé. Uing nu teu boga kawasa kitu, ukur ngaheruk. Hayang dahar teu bisa barang beuli, hayang indit numpak ojég geus euweuh nu narima duit kertas, kalah ka maké édécé.*)
Aral, duit kertas kabéh digundukeun. Cekés! Korék nyiptakeun seuneu, nyamber kalakay nu geus teu walakaya. Di anteur ku angin nu sarua mawa amarah, kalakay ngabebela. Uing jigrah, ngahibur raga nu geus teu mangrupa. Rumasa teu bisa ngigelan jaman, jajatén musna ku papastén. (AKW).
***
Catatan :
édécé *): mesin EDM (electronic data capture), yaitu alat untuk menerima pembayaran dihubungkan antar rekening bank, fungsinya untuk memindahkan dana secara realtime.
Senja meredup ditelikung keharuan, tetes air hujan membasahi bumi meski perlahan tapi pasti.
Saatnya ‘ninyuh kopi’…
Kopi Bali Kintamani, oleh-oleh Pak Ketut Adhi segera dieksekusi.
Agar rasanya bisa stabil dan original maka manual brew V60 menjadi pilihan diri.
Hasilnya segelas kopi panas harum mewangi memenuhi ruangan di senja ini. Body strong dan low acidity memberi spirit kesegaran yang hakiki. Tastenya pahit pisan kuy.
Tapi itulah indahnya kopi, kepahitan bukan untuk diratapi tetapi kepahitan adalah bagian dari kenikmatan. Wassalam (AKW).
Jangan terjebak dengan judul ya. Photo yang ditampilkan ini bukan bermaksud menjebak pandangan atau mengarahkan opini tentang kopi harimau. Tetapi sebuah kebetulan dimana dipertemukan antara proses penyeduhan kopi versi kopi dingin dengan sang boneka harimau belenuk yang mendapatkannya cukup menyita waktu disaat bertugas di Pulau Bali.
Cold brew, itu metode penyeduhannya. Kopi yang diseduh dingin adalah pemberian Bu Een Kota Sukabumi, “Hatur nuhun Bu”
Metode seduh dingin sangat sederhana. Yang pasti siapin dulu alat dan tempatnya. Trus kelengkapan terpenting itu tadi kopinya sudah ready Kopi Liong, ini kopi blend khas bogor, robusta dan arabika. Elemen penting lainnya air dingin matang dan gelas ukur.
Caranya, baca basmallah dulu. Lalu timbang bubuk kopinya. Karena ini pake perbandingan 1 : 10, maka ditimbanglah 100 gram lalu masukinn perlahan kedalam tempat seperti tabung saringan yang terletak di tengah bejana. Lalu ukur air dingin sebanyak 1 liter, dikucurin perlahan… eh bahasa sunda. Dituangkan airnya perlahan menimpa bubuk kopi hingga tuntas 1 liter itu berpindah tempat. Jangan khawatir, bejana kaca merk Hario itu kapasitasnya 1,5 liter.
Sesudah selesai, tutup bejana atasnya. Simpan di kulkas minimal 8 jam.
“Gitu aja?” “Nggak bisa dinikmati langsung?”
“Maafkan kawan, metode cold brew memang bukan untuk dinikmati langsung, tapi butuh kesabaran”
“Ahh kirain langsung, ya udah moo nyeduh pake V60 aja!!”
“Silahkan”
***
Boneka harimaupun tersenyum sambil memperlihatkan pose terbaiknya disamping bejana cold brew berisi Kopi Liong yang berekstraksi perlahan menuju kenikmatan rasa di esok hari. Wassalam (AKW).
Pagi yang cerah membawa semangat kebersamaan untuk segera menuntaskan laporan tentang pelaksanaan Diklat yang memasuki putaran akhir ini.
Yang bikin mood booster di pagi hari ini adalah sebuah sajian ciamik dari salah satu kopi terbaik di tanah priangan, yaitu kopi arabica single origin Gununghalu dari CoffeeRush.
Terus terang aja, memang belum pernah ke tempat atau lokasi kebun kopi Gununghalu ini, tetapi karena sama dengan nama daerah yang tertera di Akta Kelahiran 40 tahun silam, makin bangga jadi urang Gununghalu eh (ralat) kelahiran Gununghalu, salah satu nama kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
***
Nge-grinder dulu 30 gram dengan ukuran kasar, khan moo di manual brew. Harum alami kopi mulai menyapa panca indra inti, menebar aroma segar di ruangan kerja Om Fajar.
Metode seduhnya pake V60 dengan komposisi 1 : 15, panas air untuk nyeduhnya 86 derajat celcius. Caranya tetep protap, proses blumming dulu lalu diseduh berputar perlahan searah jarum jam… aromanya nikmatt pisan.
Hasilnya… Tralalalala… sebuah sajian eksotis dari biji kopi pilihan. Nuhun Bu Nova.
Srupuuut…
Segera rasa nikmat menjejak di ujung lidah, meresap ke bawah lidah dan bermain dulu dalam kumuran istimewa. Setelah tuntas baru ditelan perlahan, hangat rasa menghangatkan jiwa, menambah semangat untuk segera tuntaskan tugas yang ada.
Body-nya medium, Acidity medium high dan taste yang muncul ada sedikit dark chocholate dan selarik kesegaran tamarin, kalau aroma udah jelas harum menyegarkan.
Yuk ngopay ah.. srupuut.
***
“Tambah lagi kopinya Pak?” “Pasti dong!”
Segera berdiri dan menuju sudut ruangan yang disulap sekumplit cafe, baik persediaan kopi juga peralatan lengkap. Menyenangkan. Haturnuhun, Wassalam (AKW).