Diskusi Pagi (Langit)

Curhat simpel di awal tahun.

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah pagi terdiam sendiri sambil berusaha menata wajah agar tidak terlihat berbeda. Itu dilakukan semata – mata menghormati langit yang sedang bicara. Berkata-kata dengan lantang tentang sebuah larangan dan keinginan yang terkesan sebuah diskusi padahal menjadi pemaksaan pendapat bahwa itu adalah yang terbaik.

Langit begitu berapi-api dengan pendapatnya, keluh kesahnya hingga berbagai kemungkinan resiko yang akan dan mungkin terjadi sehingga sepanjang malam tadi tidak tertidur sama sekali karena memikirkan hal ini sembari menghitung galaksi yang dinyatakan dengan ketidakterhinggaan. Pagi tetap terdiam, menatap lawan bicara tanpa sepatah kata. Tapi mimik wajahnya berusaha normal seolah pembicaraan ini adalah hal yang biasa.

Setelah membahas tentang ketidaknyamanan raga maka dilanjutkan langit bercerita tentang beban hidup, juga kesepiannya karena mentari dan rembulan tidak pernah mau istirahat sejenak dan bersanding menemani. Mereka sibuk dengan rutinitasnya silih berganti dengan ritme dan siklus yang menurut langit begitu membosankan dan tak punya variasi.

Sementara ada bintang yang selama ini setia menemani langit, berpijar dan berpendar tanpa banyak pencitraan malah dianggap sebagai masalah. Karena bintang dinilai tidak cakap, tidak mau mengerti luasnya langit, tidak bisa paham bahwa jika rasi bintang itu ada rumusnya, tidak bisa mengerti dengan janji andromeda juga tidak serius dalam menangani lubang hitam kefanaan.

Pagi sedikit bergeming dan menggetarkan raganya, sedikit memberi respon akan paparan langit yang begitu panjang. Bumipun ikut merespon dengan sedikit bergerak, akibatnya seismograf mencatat dan menciptakan suasana tanggap darurat.

Pagi akhirnya berdiskusi dengan diri sendiri. Berharap bahwa sebetulnya urusan langit ini tidaklah serumit paparan yang panjang dan saling berkait. Kuncinya sederhana yakni belajar ikhlas dan belajar menerima.

Andaikan langit belajar paham bahwa mentari dan bulan melakukan rutinitas tersebut adalah bagi kebaikan seluruh alam. Maka tidak ada kesepian itu. Andaikan langit mau menerima kekurangan bintang maka harmoni kedekatan akan terbangun sempurna. Hapuskan kekakuan dan mulut ketus karena sesuatu hal, tetapi tebarkan senyuman dan berikan kebebasan agar bintang berkreasi, bersinar tanpa khawatir di rasi bintang mana bersemayam. Bintang sudah cukup tua untuk memahami semuanya. Tahu posisi meskipun tidak harus sesuai harapan langit yang senantiasa menanti.

Satu lagi untuk langit, turunkan ego dan membaurlah. Meskipun langit selamanya diatas menurut pandangan bumi tapi kenyataannya sesekali turun dan merasakan aura bintang adalah obat mujarab untuk memusnahkan keangkuhan.


Akhirnya pembicaraan ini terhenti karena pagi harus bersiap menyambut siang yang akan hadir seiring waktu yang mengantar di perjalanan. Sementara langit tetap terdiam dalam kesendirian. Semoga langit paham tentang diskusi pagi meskipun hanya dalam hati. (AKW)

CIMAHI, 02 Januari 2024.

SAKURJAYA – PANGANDARAN

Bekerja di hari libur sambil luangkan waktu ngopi dan nulis. Sruput dan kotret.

SAKURJAYA, akwnulis.com.  Sengatan matahari cukup terik menjangkau kulit tubuh ini, tetapi semangat untuk melihat perkembangan proyek pembangunan tidak surut. Karena sebuah kewajiban harus ditunaikan dan monitoring serta evaluasi adalah judul wajib yang harus dijalani.

Tetapi tentu dikala rehat sejenak dan berteduh di sebuah rumah yang menjadi basecamp pekerja dan personil pengawasan sekaligus kantor darurat untuk pertemuan atau rapat terbatas maka sedikit menghela nafas karena ada dua buah kipas angin yang mengolah sang bayu bisa mengalir deras menerpa wajah memberi sejumput kesegaran plus mengurangi cucuran keringat yang sejak tadi tak tertahankan.

Setelah menyeka keringat di dahi dan wajah yang begitu aktif mengucur, inilah saatnya ‘me time‘ sambil duduk bersandar dipojokan menggunakan kursi darurat yang dibuat untuk kepentingan rapat di lapangan.

Menarilah jemari diatas keyboard virtual smartphone kesayangan. Menuangkan beberapa kata menjadi kalimat sederhana tapi sarat makna. Sebuah cerita singkat tentang pengalaman khusus di pantai pangandaran ba’da magrib. Tentunya sebagai penguatan literasi bahasa sunda, penulisannya menggunakan bahasa sunda sederhana dengan genre bahasa sunda yang cenderung halus untuk memberi karakter suasana yang diciptakan sebagai kejadian nyata. Meskipun tentunya tulisan ini adalah sebuah fiksi reka saja tapi ide dasarnya memang sebuah kisah nyata.

Sebagai penguat semangat dalam bekerja di lapangan kali ini, tentu tidak lupa membawa si hitam tanpa gula yakni kohitala. Manual brew V60 arabica halu banana yang diseduh di rumah telah berubah menjadi pilihan minuman bersama yang menghangatkan suasana. Beberapa rekan menikmatinya hingga ‘peureum beunta‘ (merem melek) karena berusaha menikmati padahal jelas rasa pahitnya begitu kuat mengunci lidah tetapi setelah itu ada kesegaran dan kehangatan yang menyebar ke seluruh tubuh.

Selamat ngopay eh minum kopi kawan, juga selamat bekerja dan berjuang untuk keseharian kita khususnya jangan lupa membaca kotretan singkat berbahasa sunda ini yang mungkin bisa memberikan penghiburan tersendiri.

Inilah ceritanya :

***

FIKMIN # DI BASISIR #

Pangersa, dihaturan, kadieu geura” Soanten leuleuy tapi ècès dina cepil katuhu. Luak lieuk teu aya nu calik atanapi caket ngadegna, aya oge rada anggang tapi da nuju ngawangkong sèwang – sèwangan.

Ieu dipayun, kadieu geura” soanten leuleuy aya deui sasarengan sareng jigrahna lambak payuneun. Siga nu ngagupay supados nyaketan. Lalaunan ngadeg tina korsi di sisi basisir, sampèan ngalèngkah nincak pasir nu karaos haneut meueusan.

Ditelek – telek, brèh di payuneun aya nu ngadeg. Dedeganna mah wanoja namung teu jelas. Rurusuhan dicaketan. Salèngkah dua lèngkah, pangambung ngangseu seuseungitan, matak ratug kana jajantung tapi beuki kabita nyaketan asalna sora.

Beuki caket, geuning nu nyauran teh wanoja geulis rancunit pikabitaeun. Imutna ngagelenyu nganggè karèmbong semu konèng.

Salengkah deui badè dugi payuneun nu sampulur konèng umyang.

Duk!!

Mastaka pengker asa aya nu ngagebug. Poèk.

***

Lalaunan soca beunta, geuning nuju diriung di tengah tajug.

Alhamdulillah Jang, kasalametkeun dina waktosna.”

***

Itulah tulisan singkatnya. Bagi yang sudah ngopi jangan lupa bersyukur atas kemudahan ngopinya. Untuk yang sudah membeca eh membaca tapi tidak mengerti maksudnya silahkan acungkan tangan dan bertanya kepada kami atau tetangga sekitar, minimal sambil bersilaturahmi hehehehe.

Have a nice wekeend with your family, meskipun kami sekarang tetap bertugas dan monitoring tapi nanti sore bisa kembali ke rumah dan bergabung dengan keluarga tercinta. Wassalam (AKW).

TMC Coffee & Things BIJB

Nyari kopi di bandara Kertajati.

MAJALENGKA, akwnulis.com. Menikmati liukan warna pastel nan lembut yang menaburi motif megamendung menjadi pertanda bahwa raga ini sedang berada di bandara kebanggaan jawa barat. Apalagi disaat kepala menengadah melihat ke atapnya maka terlihat motif bulu burung merak raksasa yang nyata yang hadir sebagai pembeda.

Itulah salah satu pemandangan yang terpampang, menyambut kehadiran calon penumpang pesawat di bandara internasional jawa barat atau lebih dikenal dengan sebutan Bandara Kertajati, karena memang dibangun di kawasan kecamatan kertajati kabupaten majalengka.

Sebuah kebanggaan menyeruak, rasa senang dan syukur hadir bercampur aduk. Meskipun bukan siapa – siapa, tetapi raga ini bolehlah mengaku pernah bersentuhan dengan beberapa momentum jatuh bangunnya bandar udara ini.



Apalagi sekarang melihat pemandangannya dan suasana ini begitu menyenangkan. Konter tiket menyambut kehadiran para calon penumpang yang akan bergerak dan diterbangkan ke berbagai tujuan di pulau – pulau nusantara. Apalagi dengan gencarnya promosi multi pihak dengan tagar #betterkertajati semakin yakin bahwa bandara ini akan maju dan berjaya.

“Akang sedang ngapain di bandara?”

Sebuah pertanyaan sederhana yang perlu dijawab dengan paripurna. Mau menjawab karena akan segera cek in lalu boarding disalah satu pesawat, padahal enggak. Mau bilang cuma jalan – jalan di sekitar bandara, kayaknya orang juga nggak percaya. Tapi itulah drama dunia, terkadang dengan satu pertanyaan sederhana mengingatkan kita akan makna hakiki perjalanan manusia di dunia.


Sudah jelas khan berada di bandara, nenteng tas koper dan di saku sebelah kiri tersembul kertas putih agak tebal dengan ciri ujung kanannya adalah logo maskapai penerbangan. Jelas itu sob. Tetapi tentu dengan dibaluti adat pasundan yang lemah lembut dan penuh kesantunan. Maka jawaban senyuman seimbanglah yang hadir dan anggukan kepala perlahan menandakan persetujuan atas pertanyaan tadi.

Tapi selain fungsi bandara sebagai tempat naik dan turun atau turun dan naik pesawat tentu ada hal penting yang harus dituliskan disini. Kodenya TMC Coffee & Things.

“Pasti urusan kopi lagi ya kang?”

Betul sekali tentu berkaitan dengan sikopihitam kohitala (kopi hitam tanpa gula) menjadi hal utama dalam website pribadi ini. Meskipun tentu kebanggaan terhadap bandara kertajati ini tetap utama. Maka bertemu dengan tempat ngopi yang asyik di dalam bandara kertajati adalah kesenangan tersendiri. Lokasi berada di sebelah kiri ujung dekat ke toilet dan mushola bandara di area keberangkatan. Jadi bisa didatangi sebelum cek in atau setelah cek in untuk mendapatkan tiket.



Otomatis non penumpangpun bisa akses guys, tenang saja. Nama cafenya itu tadi yang disebut diatas yakni TMC Coffee & Things. Maka cara terbaik adalah datangi dan pesanlah kohitala (kopi hitam tanpa gula) sesuai menu yang ada.

Maka sajian menu yang pertama sebagai pengganti manual brew V60 adalah colddriftnya dari cafe ini. Rasa dinginnya begitu nikmat menenangkan hati yang sedikit panas karena suatu sebab.

Lalu sajian kedua adalah cafelate bergambar dedaunan yang berusaha keras dibuat oleh sang barista tapi akhirnya tetap saja gambar daun yang hadir sebagai penerus rasa.



Setelah 2 sajian kopi ini dinikmati, maka perlahan tapi tergesa menuju arah petunjuk selanjutnya. Ada 3 pilihan, pertama menuju toilet karena kebelet lalu kedua adalah bergegas ke pintu area boarding dan ketiga balik kanan menuju gerbang keluar dan pergi dengan kesedihan hati.

Kalau pembaca mau pilih yang mana?.. silahkan tulis di kolom komentar ya. Wassalam (AKW).

NGOPI ATAU TIDAK?

Ngopi dan tidak ngopi, menyisakan rasa dan keihlasan

CIMAHI, akwnulis.com. Semangat tinggi menuju kantor dan selalu berusaha berfikir optimis karena itulah modal dasar kita sebagai pelayan masyarakat yang tentunya akan dijalani bukan 1 atau 2 tahun tetapi puluhan tahun, ya minimal 30 tahun menjadi abdi masyarakat. Dimana salah satunya adalah yang memberi motivasi itu adalah seduhan kopi manual di pagi hari dari biji kopi aranica honey dari cisurupan garut yang menggugah selera dengan keharuman hakiki.

Kok tahu sih harumnya yang hakiki?”

Tentu mengetahui dengan gamblang karena dua hari yang lalu sudah membuka bungkus kopinya dan merasakan keharuman biji kopinya. Apalagi pada saat di giling, keharuman semakin menyeruak dan selera sruput kopi semakin menggila, aslina mang.

Sayangnya prosesi penyeduhannya gagal karena di dera oleh agenda kegiatan yang bertubi – tubi dan malah berlapis seakan raga ini sebaiknya dikloning saja sehingga bisa hadir di dua tempat berbeda dalam waktu yang sama. Akhirnya pilihannya sederhana, salah satu dikorbankan untuk tidak dihadiri atau pontang – panting di dua agenda tentu dilengkapi drama nafas tersengal dan dada terasa berat karena naik turun tangga adalah jalan tercepat.

Maka pagi ini setiba di area kantor, langsung parkir sepeda motor lalu bersegera menuju ruang kerja. Eh lupa, helm dicopot dulu atuh, baru bergegas kembali. Dengan semangat tinggi menuju ruang kerja dan melewatinya karena target utama ruangannya di belakang sana yakni dapur bersama.

Tapi, itulah kehidupan. Sebuah harapan besar dengan optimisme yang nyata terpaksa berhadapan dengan keadaan yang berbeda. Biji kopinya ada, air panaanya sudah siap, bejana kaca dan kertas filter manual brew V60 juga bersiaga. Hanya saja corong V60nya tidak berjumpa, tidak ada batang hidungnya.

Kemanakah gerangan dikau, corong v60ku?”

Mata dan tangan bekerjasama mencari – cari corong V60 ini tetapi nihil kawan. Akhirnya terpaksa mencoba melakukan penyeduhan kopi tanpa menggunakan corong. Tentu ujung – ujung kertas filternya berusaha dipegang serta oleh jari jemari yang sudah tidak sabar menikmati keharuman kopi ini.

Air panas yang sudah berada di teko stainless kecil dan kopi arabica bubuk sudah siap untuk bersentuhan. Maka pelan – pelan air dituangkan dengan tangan kanan dan tangan kiri seluruh jemarinya memegang pinggir kertas filter V60. Seduhan pertama masih aman dan biji kopi hasil gilingan bertemu dengan air panas menghasilkan hubungan ekstraksi yang saling menguntungkan.

Pada seduhan kedualah ujian kesabaran terjadi. Air panas yang mengenai kukit jemari tangan kiri secara reflek membuat jemari melepaskan cengkeramannya pada kertas filter V60. Akibatnya kertas filter, bubuk kopi dan air sisa yang sedang berekstraksi jatuh ke dasar bejana kaca yang seharusnya menjadi penampungan akhir kohitala.

Sesaat termenung menatap kegagalan menyeduh kopi manual kali ini. Ketidakhadiran corong V60 menjadi kendala utama. Meskipun perlahan mencoba dipaksakan ternyata tanpa kehadirannya hasil akhirnya gagal total. Sebuah pemaknaan dari langkah kehidupan, dimana satu unsur tidak ada, harus dipikirkan dulu untuk mencari penggantinya sesuai SOP yang ada. Jangan paksakan karena akan berakhir dengan kegagalan.

Selamat tidak sruput kopi dulu kali ini kawan, belajar bersabar karena ternyata agenda kegiatan harian telah menyeringai dan mengintai. Tidak ada pilihan lain, ikhlaskan kegagalan dan bersiap hadapi tugas dan kenyataan. Wassalam (AKW).

Catatan :
Biji kopinya Arabica Natural Aceng Cisurupan Garut.

PERSEPSI DI SABTU PAGI.

Persepsi dan Tasyakur.

BANDUNG, akwnulis.com. Selamat pagi dan semoga hari sabtu ini menjadi penyeimbang aktifitas rutin senin – jumat yang berkutat dengan rutinitas sehingga sekarang saatnya rehat sejenak.

Nggak bisa bro, ini lagi otewe menuju tempat acara, begitupun esok hari”

Sebuah ungkapan jujur sekaligus curhat bagi golongan pegawai yang ternyata masuk kategori TKW alias tenaga kerja weekend kawan.

Sebenernya anda tidak sendirian, banyak juga yang bernasib sama. Termasuk yang sedang menulis postingan inj, karena menulisnyapun dalam posisi perjalanan menuju sebuah acara yang bertema JABAR ANTENG dengan lokasinya di Gedung Merdeka di jalan Asia Afrika Kota Bandung.

Jadi saya ulangi, SELAMAT PAGI bagi yang di rumah rehat bersama keluarga tercinta juga SELAMAT PAGi bagi kita yang masih bekerja di sabtu ceria ini….. horeeee.

Catatan kali ini hanya ingin berbagi tentang sebuah persepsi keberuntungan. Penulis menganut prinsip bahwa KEBERUNTUNGAN adalah Bertemunya KESIAPAN dengan KESEMPATAN.  Maka sebagai pribadi berusaha untuk mempersiapkan diri saja, tentu dengan mengukur potensi diri. Manakala kesempatan itu datang, kejarlah dan raihlah tentu dengan kompetisi yang adil dan beritikad baik.

Tetapi dalam kesempatan yang lain, penulis juga melewatkan beberapa kesempatan karena berbagai pertimbangan logis. Sehingga tidak bisa ikut berkontestansi dalam sebuah momentum. Tidak usah sedih atau galau, itulah pilihan.

Ada hal yang menarik adalah mengenai persepsi, yaitu pandangan dan pendapat orang kepada kita. Ini menjadi sebuah catatan penting karena ternyata perlu mental kuat untuk menghadapinya. Persepsi lingkungan sekitar, kawan dan kolega serta mitra, saudara dan keluarga hingga saudara dadakan di dunia medsos yang terbuka memiliki kekuatan nyata untuk mempengaruhi kita.

Disini perlu menerapakan ilmunya Mark Manson di buku The Subtle Art of Not Giving A F*ck. Biarkan saja semua persepsi berkeliaran dan membentuk alibi ataupun berita sensasi, karena yang berhak menentukan kehidupan kita lebih baik atau baik – baik saja adalah diri kita sendiri. Jikalau galau dan bingung, curhatlah kepada Tuhan Semesta Alam, begitupun di saat bahagia diberikan segala kemudahan, tetap Allah sebagai penguasa takdir. Ini yang sering kita lupa.

Nah kembali ke persepsi keberuntungan tadi, beberapa hari yang lalu penulis dianggap beruntung oleh sebagian besar hadirin karena bisa ikut berkontestansi dalam games di sebuah acara yang diselenggarakan secara online yaitu menggunakan Quizizz.com. Mungkin pembaca selain itu ada juga yang suka ikut games online Kahoot.it di sela-sela acara seminar, lokakarya, capacity building dan sebagainya.

Padahal penulis berpendapat bahwa ini lebih kepada hiburan dan kesenangan saja. Tapi bagi yang penasaran dengan games online seperti ini, ada beberapa tipsnya :
1. Pastikan smartphonenya bersignal bagus, saran sih jangan gunakan wifi di acara, nanti rebutan sama yang lain sehingga koneksi terbatas.
2. Selama acara berlangsung relatif konsentrasi mendengarkan para narasumber juga mengingat – ingat kata kunci dari slide yang dipaparkan.
3. Pada saat kuis atau games berlangsung, konsentrasi penuh dan telinga buka lebar – lebar, mata tertuju pada layar smartphone dan jemari siap dengan sigap memijit pilihan yang ada, biasanya warna warni pilihannya.
4. Tidak perlu takut salah, pastikan memilih daripada dianggap pilihan salah karena sesi waktu menjawabnya habis.
5. Itu aja sih, setelahnya kita lihat hasil pemeringkatannya.

Jikalau ternyata lolos menjadi pemenang, jangan berfikir selalu yang pertama atau terbaik. Minimal masuk urutan 3 atau 4 saja. Jadi ikuti permainannnya dengan ceria dan hasil akhir tidak perlu dipikirkan. Kalau masuk tinggal bersyukur, jika tidak ya sudah. Nanti berkontestansi lagi pada kesempatan lainnya. Lagian kalah jiga bukan segalanya. Lalu jika menang, segera berucap syukur kepada Allah SWT dan tidak perlu lakukan selebrasi berlebihan, biasa saja.

Maka kembali ke alinea awal, persepsi itu tidak harus ditakuti tetapi dikendalikan dengan potensi dan kekuatan percaya diri. Selamat hari sabtu kawan. Selamat bekerja atau selamat rehat bersama keluarga. Wassalam (AKW).

NULIS LAGI, JANGAN KALAH OLEH KESIBUKAN.

Sibuk? itu biasa.
menulis? harus bisa…

CIMAHI, akwnulis.com. Dilihat dari hasil tulisanku dalam  2 minggu belakangan ini terlihat kemerosotan alias jumlah tulisan menurun yang diposting di blog atau website pribadi ini. “Apakah bisa diartikan dengan produktifitas menurun?”

Jawabannya jelas IYA, kalau melihat dari sisi hasil tulisan sederhana, ringan dan terkadang kocak atau malah sedikit menakutkan karena mengangkat cerita urban legend yang sebagian besar memang penulis alami. Seperti tulisan tentang RUMAH DINAS dan WASTAFEL.

Tapi setelah ditelusuri dengan jadwal tugas dan pekerjaan yang menjadi kewajiban harian sebagai pelayanan masyarakat, fungsi kordinasi dengan berbagai pihak serta mengikuti aneka rapat, dirasa tidak ada yang berubah kok. Tapi sebentar, ada rasa penasaran yang ingin melihat kembali aktifitas kegiatan harian dalam 1 – 2 minggu ke belakang.

Ternyata ada 2 hal yang mungkin membelokkan semangat menulis dan upload tulisan di websiteku itu adalah penugasan pelatihan online dengan model pembelajaran mandiri dan keasyikan juga ‘ngoprek’ media sosial satu lagi yang ternyata mengasyikkan juga karena ada tantangan dari setiap tingkatannya.

Pertama penugasan diklatnya memang berbeda dan lebih canggih, ya seperti diklat – diklat kekinian yang menggunakan pola modul online dan berbagai prasyarat spesifik sebelum kita bisa masuk dalam pelatihan tersebut. Termasuk harus upload sertifikat kelulusan diklat dasarnya untuk bisa mengikuti diklat lanjutan ini. Perkenalan, pretest serta pembelajaran wajib dihadirkan via online dan video youtube terbatas yang harus ditonton tuntas tanpa bisa dipercepat. Lalu di beberapa segmen youtube tersebut diselipkan kuis yang harus dijawab dengan benar untuk melanjutkan menonton youtube pembelajaran tersebut.

Ditambah dengan setiap sesinya ada kertas kerja yang harus dikerjakan dan diupload serta kuis yang harus mendapat nilai 100, baru bisa next level. Sementara tugas sehari-hari di kantorpun bejibun. Ya karena pembelajaran online sehingga bisa dilaksanakan di kantor. Ternyata cukup menantang bin pabeulit, akhirnya ya pekerjaan rutin dulu dilaksanakan sehingga diklatnya keteteran dan melanjutkan pembelajaran di rumah di malam hari, wuih sungguh menantang sekaligus menguras energi untuk menulis di http://www.akwnulis.com kesayangan ini.

Kedua yang menjadi tantangan kesibukan dalam 1 – 2 minggu ini adalah mulai akrab dengan mbak META di platform FBpro atau facebook pro yang juga menantang karena banyak tugas yang harus dikerjakan untuk naik level ke jenjang selanjutnya. Seru juga bisa nambah teman – teman di seantero jagad, harus upload reels secara terukur dan mengusung originalitas. Jadi yang penasaran dengan Akun FBpro diriku, bisa masuk ke laman facebook dan search saja ‘andriekw’, insyaalloh segera ketemu. Sebagai pengalaman baru bermedia sosial tersebut ada 3 kata atau kalimat yang begitu populer yaitu Amanah, R to R dan polbek.

Maka minggu ini berusaha kembali menyeimbangkan diri dalam sisi produktifitas pribadi. Kalau urusan urusan pekerjaan tidak usah dibahas, jelas itu target dan kewajibannya. Kalau urusan religiusitas, tidak perlu juga dimunculkan sudah ayat berapa kita mengaji hari ini. Tapi terkait tentang menulis dan membuat konten di media sosial memang perlu kembali diseimbangkan.

Apalagi sudah muncul beberapa pertanyaan terkait tentang tema kopi yang dianggap agak berbeda dengan beberapa postingan belakangan ini yang random diluar kopi. Tenang saja kawan, ada hal teknis yang secara kebetulan membuat kejarangan menikmati Kopi hitam tanpa gula manual brew V60 karena dalam 1 minggu terakhir stok kertas filter v60nya habis dan sekarang masih menunggu kiriman dari pembelanjaan online.

Selamat beraktifitas di hari minggu ini, jangan lupa maksimalkan waktu bersama keluarga karena esok hari kesibukan pekerjaan sehari-hari akan menyergap kita kembali. Wassalam (AKW).

GENDONG ANAK

Gendonglah selagi mau.

CIMAHI, akwnulis.com. Setelah shalat shubuh dan mandi pagi, ada ritual harian yang besok lusa akan menjadi kenangan. “Apa sih rutinitas itu?” Sebuah aktifitas sederhana kok, hanya menggendong anak kesayangan untuk berpindah dari kamar sebelah ke kamar kami untuk persiapan mandi pagi.

Cara gendongnyapun khusus seperti menggendong bayi meskipun sekarang sudah hampir berumur 8 tahun tepatnya 7 tahun 8 bulan. Otomatis butuh hati – hati karena sang anak sudah bukan bayi lagi, sudah besar dan berat. Timbangan badannya yang terakhir adalah 42,5 kilogram. Cukup lumayan untuk olahraga angkat beban setiap pagi di hari kerja.

Ih udah besar ade, bangun sendiri atuh”
“Kasian ayahnya berat tuh, ntar pinggangnya sakit”
“Manja banget sih, segede gitu masih gendong bayi – bayi”

Banyak komentar berseliweran, tapi anaknya cuek bebek dan menanggapi dengan senyuman plus kedua mata merem lagi, nikmat pisan.

Pagi inipun kembali menunggu digendong ayah dengan gaya bayinya, padahal sudah bangun sebenernya disaat adzan shubuh tadi berkumandang.

Satu hal yang dirasakan dan dimaknai oleh penulis adalah sebuah ungkapan sederhana. Ungkapannya adalah mumpung anaknya masih mau dan suka digendong ayahnya. Karena waktu akan bergerak dengan ritmenya dan tak terasa akan hadir momen bahwa anak perempuan kesayangan ini tidak mau lagi digendong gaya bayi yang rutin dilakukan setiap pagi.

Urusan berat badannya terus meningkat sih tidak masalah selama raga ini masih kuat mengangkat atau membopongnya untuk berpindah kamar dan bersiap untuk mandi pagi lalu shalat shubuh. Ikhtiar sederhana dari seorang laki-laki yang menjadi ayah kali ini semoga memjadi bagian tak terpisahkan dalam mengantarkan anak perempuan ini menjalani, menikmati dan mensyukuri kehidupan dunia dalam kesalehahannya serta memiliki bekal lengkap dalam menghadapi akheratnya, nanti.

Selamat pagi, eh selamat malam untuk semua pembaca. Jangan lupakan bahwa hal – hal sederhana dalam keseharian kita itu senantiasa berbalut makna. Wassalam (AKW).

KOPI OBAT AWET MUDA???

Catatanku tentang mencoba gaul dengan filter medsos.

BANDUNG, akwnulis.com. Beberapa hari yang lalu disaat membuka akun tiktok dan berselancar menikmati postingan random di tiktok ada salah satu postingan yang ramai dan menggunakan filter video yang mengubah wajah menjadi jauh lebih tua. Mungkin sudah lama filter ini ada, tetapi ide ketertarikan untuk menggunakannya itu baru hadir di kepala.

Keseruannya itu karena mayoritas yang menggunakan dan memposting video singkat plus age filter ini menggunakan konsep teatrikal. Maka ramai sekali penggunaan filter age atau umur menua ini termasuk berbagai momentum sedih bagi seseorang yang tidak bisa bersua dengan mendiang orang tuanya karena telah meninggal semasa mereka kecil.

Nah trend terbaru filter umur ini lebih kepada seru – seruan dengan tema hampir senada yaitu video wajah sedang beraktifitas tapi lupa nyalain filter umurnya, maka terpampanglah wajah keriput tua. Lalu hadir ekspresi kaget panik bin reuwas dan segera pijit layar smartphonenya agar kembali ke wajah sebenarnya yang kinclong menginclong bak habis perawatan wajah.  Maka akhirnya tertawalah atau minimal senyum dikulum melihat tingkah orang – orang dalam video yang tersaji.

Karena sebenarnya yang menggunakan posting ini menampilkan sebagai seseorang yang sudah tua dan asyik video selpi lalu kaget karena age filternya lupa di nyalakan. Nah setelah dinyalakan maka wajahnya berubah mulus dan muda.

Padahal sebenarnya wajah aslinya berada di posisi tengah – tengah. Artinya sang pengguna filter video ini wajahnya sudah dewasa tetapi belum masuk lansia yang penuh keriput dan wajah tua atapun pada saat filter di klik jadi mulus, segar dan muda tapi diantara posisi itu. Maka tujuan utama ikut – ikutan menggunakan filter ini lebih kepada hiburan saja dengan tetap memegang teguh tema pribadi tentang seputar kopi.

Pengambilan videonya juga berulangkali gagal dan kurang pas videonya, tapi karena penasaran ya dicoba terus hingga akhirnya video super aingkat 17 detik ini tercipta. Tidak lupa di share di media sosial pribadi baik tiktok, facebook, instagram dan akun youtube @andriekw. Semuanya digunakan untuk menampilkan hasil karyaku hehehehehe.

Tapi sebelumnya tetap serius meracik dan seduh kopi denvan manual brew V60 dengan biji kopinya Arabica puntang honey. Setelah siap di gelas kaca kecilku, maka cating dimulai…

Take video… action !!

Tidak lupa pada saat share link video di youtube ini ditambah dengan pesan menggoda dan buat penasaran, ‘NGOPI BIKIN AWET MUDA, nggak percaya?.. niih linknya KLIK SAJA.

Tapi tentu harus bersiap – siap menjawab komentar dan juga pertanyaan dari para kolega yang akan beragam memberikan tanggapannya. Satu hal yang pasti adalah kopi tidak membuat kita awet muda, tetapi kopi bisa menjaga suasana hati kita tetap ceria untuk mensyukuri kehidupan yang penuh makna. Wassalam (AKW).

PANTUN HARIAN M3 Okt 2023

Kumpulan Pantun AKW di minggu ke 3 Bulan Oktober 2023.

CIMAHI. akwnulis.com. Sebuah kata dirangkaian beberapa ternyata bisa sedikit mewakili rasa yang sedang dijalani. Genre pantun menjadi pilihan kali ini, pantun sederhana. Namun jika setiap hari dibuat dalam format PANTUN HARIAN ternyata seminggu berlalu, lumayan juga minimal ada 7 buah pantun yang dihadirkan.

SENIN 161023

Menenun kain memakai kawat
Kawat berpegas nampak mengkilat

Hari senin penuh semangat
Awali tugas dengan niat yang kuat

SELASA – 171023

Makan laksa di pasar baru
Ada desahan semanis madu

Hari selasa penuh haru
Karena sebuah perpisahan yang sendu

RABU – 181023

Ibu – ibu mengangkat sapu
Sapu dilempar nyangkut di dagu

Hari rabu semangat menggebu
Tuntaskan tugas secara terpadu

KAMIS – 191023

Masak tumis sambil menangis
Rawit diramu makin meringis

Hari kamis begitu manis
Seperti kamu yang ceriwis dan humoris

JUMAT – 201023

Mang Mamat mengirim surat
Surat dibuka isinya undangan rapat

Bekerja semangat di hari jumat
Tuntaskan tugas secara cermat

SABTU – 211023

Ambil batu pake tangan
Batu dilempar nyangkut di dahan

Hari sabtu bentrok undangan
Akhirnya salah satu jadi pilihan

MINGGU – 221023

Beli Sagu dan sekarung beras
Beras ditanak dibungkus kertas

Hari minggu tetap bertugas
Jalani semua dengan Ikhlas

***

Beli sagu dan sekotak mentega
Campur tepung dan Semangkok gula

Hari minggu bersama keluarga
Nikmati kebersamaan yang nyata

***

Itulah kumpulan pantun harianku di minggu ke 3 Bulan Oktober 2023. Wassalam (AKW).

LOKASI NGOPI & MIE ACEH DI MEDAN

Ini info cafenya ya…

BANDUNG. akwnulis.com. Sebuah hasil karya sederhana tentu memerlukan interaksi dari penikmat produk ini. Jika postingan di media sosial direspon dengan komentar yang berisi dukungan, hujatan ataupun dibagikan lanjutan maka klarifikasi atau respon tentu bisa dengan tulisan ucapan terima kasih ataupun emoticon yang bisa mewakili suasana kebathinan kita.

Begitupun dari tulisan sederhanaku dan juga postingan di youtube, tiktok, instagram dan beberapa minggu ini adalah facebook. Untuk produk diluar tulisan sih cenderungnya adalah komentar saja yang harus direspon, kecuali jika warningnya adalah urusan copyright, tidak ada ampun harus takedown saja daripada menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

Sementara untuk tulisan yang dimuat di websiteku ini respon yang ada masih terbatas dan mayoritas adalah jempol atau like dan beberapa komentar dukungan saja. Kecuali tadi pagi, ternyata ada pesan whatsapps yang masuk dan merespon tulisanku kemarin yaitu KULINER ACEH DI MEDAN.

Pesannya adalah ingin kejelasan dari tulisan itu dengan mengacu kepada rumus 5W1H tapi pada pilihan Where- nya saja. Dimana tempat ngopi acehnya, apa nama (what) cafenya dan bagaimana (How) suasananya. Karena ternyata beliau adalah orang medan yang merantau bersekolah serta bertugas di Jawa Barat. Pantas saja penasaran.

Maka demi transparansi dan konsekuensi dari sebuah produk tulisan yang sudah dibuat, tulisan inilah sebagai jawabannya. Sebagai disclaimernya, penulis nggak di-endorse sama Cafe ini, tapi tidak masalah karena mempromosikan cafe yang memiliki menu makanan dan minuman nusantara ini.

Nama cafenya adalah SULTHAN COFFEE yang terletak di Jalan Amaliun No.26 Kota Matsum IV Kecamatan Medan Area Kota Medan Provinsi Sumatera Utara Kodepos 20211. Kami datang ke lokasi malam hari sekitar pukul 19.00 wib dan tidak terlalu lama karena mengejar acara pembukaan Rakornas di tempat yang berbeda.

Terkait dengan suasana cafe Sulthan coffee ini  cukup nyaman dengan hamparan meja kursi dan bisa di setting memanjang untuk kongkow dalam jumlah banyak ataupun per meja saja. Lalu ada juga di lantai atas, tentu harus mrnaiki tangga dulu lalu betsua dengan meja kursi bernuansa warna orange serta dilengkapi beberapa kipas angin yang berputar kencang untuk melawan hawa panas yang cukup menantang.

Diriku memilih posisi duduk dilantai atas karena leluasa menikmati suasana dan pemandangan dari sang barista dan koki yang begitu sigap membuat sajian makanan dan minuman. Menu bervariasi tapi tidak sempat baca rinci karena waktu yang terbatas, yang penting mencoba kopi aceh dan mie aceh.

Lalu bagi perokok semua posisi aman, karena kanan kiri langsung dengan alam terbuka sehingga bisa menyulut dan menikmati rokoknya di berbagai lokasi. Tinggal kepeduliannya saja manakala ada pengunjung lain yang tidak merokok, tentu diharapkan tepo salironya.

Oke itu saja penjelasan singkatnya ya, semoga bermanfaat. Wassalam (AKW).