NGOPI DI TANJUNG DURIAT

Lanjutkan ngopi penuh sensasi.

SUMEDANG, akwnulis.com. Perjalanan menikmati sajian kopi di tempat – tempat eksotis ataupun yang memiliki nilai sejarah tentu harus diceritakan. Baik nilai sejarah sebagai peninggalan budaya ataupun nilai sejarah pribadi karena pernah tinggal beberapa waktu di wilayah kabupaten sumedang ini. Kalau dihitung masa pengabdian di kabupaten melewati 8 tahun beberapa bulan.

Untuk edisi ngopi tadi pagi yang bertempat di Alun – alun Sumedang dan di depan gedung negara bisa disimak pada tulisan ini, yaitu NGOPI, BANDROS & GEDUNG NEGARA.

Melanjutkan petualangan menikmati kopi dalam berbagai suasana maka perlu dicari tempat yang tepat dan memiliki keunggulan yang nyata khususnya dari sisi suasana dan pemandangan alamnya yang menyejukan jiwa serta memberi ketenangan dan keseimbangan untuk raga, tentu pilihannya adalah lokasi yang memiliki pemandangan alami.

Maka perjalanan dari alun – alun sumedang ditempuh dalam waktu 53 menit menyusuri jalan raya ganeas – situraja hingga masuk ke jalur lingkar jatigede. Yup kita menuju tempat wisata di daerah waduk jatigede… semangaaaat.

Titik lokasi kali ini adalah tempat wisata yang dikembangkan terus oleh pemkab sumedang. Jika dulu pernah sampai ke titik lokasi yang bernama Kampung Buricak burinong dan menikmati sajian bakakak ayam di pinggir waduk jatigede maka kali ini lokasinya bernama Tanjung Duriat.

Tanjung duriat adalah gabungan dari dua kata yang berbahasa indonesia dan bahasa sunda. Penulis berusaha memberi penjelasan arti secara pribadi ya. Tanjung dalam bahasa indonesia adalah bagian daratan yang menjorok ke lautan dalam hal ini tentu luasnya air yang menggenang di waduk jatigede ini ibarat lautannya. Eh tapi kok jadi inget daerah lain di kabupaten sumedang yang menggunakan nama tanjung lho. Ada daerah tanjungsari yang berdekatan dengan jatinangor dimana menjadi kawasan pendidikan tinggi seperti UNPAD, IPDN, ITB, Unwim, dan IKOPIN. Lalu ada juga daerah tanjungkerta dan tanjung siang, pertanyaannya apakah dahulu daerah ini adalah daratan yang menjorok ke laut, laut purba kali ya?..

Ada satu lagi yang harus dijelaskan tentang kata DURIAT, jika searching di google maka akan muncul nama almarhum Darso seniman sunda yang menyanyikan lagu berjudul duriat. Sementara dari sisi arti, maka duriat itu adalah sebuah istilah mendalam tentang rasa cinta yang cenderung sebuah takdir sehingga sulit untuk menghindarinya jika sudah terjadi. Ahaay… cinta cintaan.
Udah ah nggak usah nglantur, ini mau cerita ngopi kok jadi kesana kemari.

Tiba di area wisata Tanjung Duriat langsung keluar tempat parkir yang luas, menuju jalan besar yang resik dan terlihat beberapa struktur besi yang cukup instagramable sekaligus terdapat meja kursi sebagai pos tinjau yang menghadap langsung ke arah genangan air di waduk jatigede. Begitu luas dan memanjakan mata. Maka prosesi menikmati kopi harus segera terjadi, tangan beraksi dan botol coldbrew langsung disimpan di meja disertai gelas kaca mini kesayangan.. jeng jreng. Maka tuangkanlah, abadikan dengan kamera smartphone dan bersiap disebarkan ke dunia hehehehe.

Ternyata lokasi wisata tanjung duriat ini masih luas, Penulis penasaran, maka lanjut berjalan kaki menuju ujungnya. Maka ada nama TANJUNG DURIAT yang besar dan menjadi tempat pentung bagi pengunjung sebagai keabsahan bukti sudah sampai disini. Terdapat juga saung – saung untuk botram dan tempat – tempat untuk bersantai serta beberapa cafe sudah hadir disana sehingga pilihan makanannya beragam. Bisa mekdi (mekel di imah) ataupun jajan di cafe dan kios – kios yang tersedia.

Terdapat juga menara pandang yang luas dan bisa menampung banyak orang untuk berpose dengan latar belakang keindahan waduk jatigede yang menawan. Lalu pose kedua adalah ngopi di dalam saung dan berlatar keindahan waduk. Sebenernya penulis pesan juga kopi manual brew dari cafe yang ada. Sayangnya keburu disruput sambil nikmati suasana, jadi nggak sempet photo tuh kopi. Untung saja kopi coldbrew bawaan masih ada, itu saja yang di abadikannya. Cetrek dan sruput.

Itulah kisah ngopiku kali ini di tanah penugasan pertama bekerja di duapuluh tahun silam. setelah cukup lama tidak beredar di sumedang. Happy weekend kawan, selamat beraktifitas bersama keluarga tercinta. Eh tapi kecuali yang dapat tugas dinas di weekend ini, ya atur – atur saja. Wassalam (AKW).

NGOPI, BANDROS & GEDUNG NEGARA

Sruput kopi di Kota penge-TAHU-an.

SUMEDANG. akwnulis.com. Disaat perut mulai keroncongan maka disitulah mata segera beredar dan otomatis kepala bergerak celingukan atau menoleh ke kanan dan ke kiri secara perlahan untuk mencari sasaran yaitu pedagang makanan yang tepat untuk menghentikan nyanyian perut yang kian menggila.

Apalagi sudah ada rencana untuk menikmati sajian kopi manual brew yang sengaja  dibuat sendiri dan dibawa dari rumah karena khawatir di tempat tujuan akan kesulitan mencari kopi manual yang diseduh dengan filter V60. Kalau bekal khan aman ya friend, tinggal cari titik lokasi yang tepat, buka kopi yang dibawa dan bersiap diambil gambarnya oleh seseorang yang baik hati membantu. Tapi jika tidak ada maka berswaphoto saja, tinggal paskan saja gambarnya. Cetrek, selesai.

Disaat mata beredar mencari pedagang, pandangan tertuju pada monumen Lingga yang berada tepat di tengah alun-alun Kota Sumedang. Bergeser sedikit memandang ke arah kiri terlihat mesjid agung sumedang yang penuh nilai sejarah. Nah diantara monumen dan mesjid agung itulah terlihat berkumpul orang – orang dengan berbagai aktifitas. Diyakini disitu pasti ada pedagang makanan. Tinggal makanan atau jajanan apa yang akan dipilih.

Maka sekarang kedua kaki bergerak melangkah menuju satu posisi pedagang yang sedang sibuk mengolah dagangannya. Pilihannya langsung jatuh pada pedagang bandros.

Temen temen tahu tentang bandros khan?”

Tahuuu!!”
“Eh bandross”

Bandros adalah kue tradisional khas sunda yang terbuat dari campuran tepung beras, daun suji, santan dan kelapa parut sehingga rasa original yang dihasilkan adalah asin gurih. Ada juga varian dengan taburan gula pasir, tapi penulis lebih senang dengan bandros rasa original.

Tanpa banyak basa-basi segera meminta bandros tersebut, lalu pedagangnya memberikannya dengan bonus kantung kresek. Tak lupa 1 lembar 20 ribuan diserahkan kepada mamang pedagangnya. Mamang pedagang dan penulispun tersenyum, sebuah senyuman pagi yang penuh keakraban.

Maka sarapan pagi segera dilakoni dan bandros sekantong kresek ludes hanya bersisa kertas sebagai alasnya saja. Mungkinkah ini yang disebut kelaparan atau memang kemaruk hehehehe.

Barulah setelah selesai prosesi sarapan pagi dengan bandrosi dimulailah agenda ngopi dengan 2 tempat yang berbeda.

Pertama adalah didekat monumen Lingga yang berada tepat di tengah – tengah alun – alun sumedang ini. Monumen Lingga adalah bangunan cagar budaya yang dibangun pada masa hindia belanda untuk mengenang jasa dari bupati sumedang Pangeran Aria Suria Atmaja (1883 – 1919). Maka segera berpose dan sruput cold brew yang latar belakangnya bangunan bersejarah ini. Cetrek.

Kedua adalah berlokasi di dekat museum prabu geusan ulun, tepatnya di depan Gedung negara Sumedang yang merupakan rumah dinas bapak Bupati Sumedang yang saat ini dijabat oleh Bapak Donny Ahmad Munir. Sebuah tempat yang kebetulan juga penulis pernah menjadi penghuni salah satu bagian dari kawasan gedung negara ini di akhir tahun 2000.

Tulisan lengkapnya tentang memori di gedung negara bisa di klik di GEDUNG NEGARA & AKU.

Maka kali ini biar teman penulis saja yang menjadi modelnya, langsung sruput kopi tapi mohon maaf jika harus minum sambil berdiri. Mohon maklum buru – buru karena ternyata sang waktu tak bisa kompromi dengan janji. Sruput sruput cetrek langsung pergi. Selamat hari jumat pagi. Wassalam (AKW).

Luckyshot – SEKEJAP

Jumpa sekejap tapi nikmat

MELBOURNE, Akwnulis.com. Melanjutkan tentang tema ‘Keberuntungan‘ tentu memiliki ragam makna dan cerita. Tapi itulah keindahan kehidupan dunia, semua terjalin sempurna dalam kompleksitas detail dan terstruktur yang sulit dicapai oleh pengetahuan manusia. Tapi dengan kekuatan religius beragama maka mengutamakan keikhlasan, keyakinan dan rasa syukur adalah jawaban yang hakiki.

Tulisan terdahulu tentang tema keberuntungan ‘Jalan Kaki & Luar Negeri’

Tulisan kali ini akan bercerita tentang tema keberuntungan dari sisi hasil karya jepretan smartphone yang penulis sebut dengan ‘luckyshot‘ atau jepretan keberuntungan. Dengan menggunakan smartphone menghasilkan photo yang pas secara momentum dan bisa mengcapture satu momentum spesial yang sulit didapat setiap saat.

Seperti pagi ini, matahari bergerak sesuai porosnya. Terbit dari arah barat dan sore nanti akan tenggelam di ufuk timur. Tetapi yang menjadi keunikan kali ini adalah menikmati berkas – berkas cahaya yang hadir perlahan tapi pasti di kaca – kaca gedung bertingkat yang ada di hadapan mata. Begitu indahnya. Mata terus memandang dan menikmati peristiwa ini. Memaknai setiap detiknya dengan rasa syukur kepada Illahi, karena catatan takdir membawaku dalam momentum ini.

Segera smartphone kesayangan di ambil dan bersiap meng-capture momentum ini. Nah disaat mencoba mengabadikan suasana, tiba – tiba ada sebuah objek yang menarik menyapa dibalik jendela. Well well well surprise guys. Langsung saja merubah mode kamera smartphone ke mode makro, karena dibutuhkan detailing dari kehadiran tamu di pagi hari ini.

Cetrek.
Cetrek.

Sebuah capture singkat yang bisa mengabadikan  sekujur tubuhmu. Dari mulai ujung kaki hingga ujung kepala termasuk seluruh badan bagian bawah. Alhamdulillah.

Identifikasi dari kehadiranmu langsung berlaku, tetapi secara nama tentu tidak bisa serta merta bisa tepat karena kita tidak sempat berjabat tangan dan mengucapkan kata selamat. Karena dirimu hanya hadir dalam sekejap dan pergi menghilang tanpa sebab.

Untung saja momentum perjumpaan persekian detik tadi ternyata bisa abadi karena sebuah photo digital telah kau tinggalkan. Menjadi jejak kehidupan yang mungkin tidak akan terulang. Itulah keberuntungan atas nama kebetulan.

Padahal harus diyakini kawan, bukan kebetulan yang terjadi. Tetapi atas ijin Allah, kita bisa bersua dan diskusi sesaat tanpa kata tapi tentu sarat makna.

Dengan bantuan teknologi maka beberapa sebutanmu dapat dihadirkan dalam tulisan ini. Pertama mungkin saja namamu adalah Goldenrod soldier battle atau spesies kumbang prajurit yang sedang berpatroli mengamankan kerajaan yang menjadi wilayah kerjamu. Kedua mungkin saja namamu adalah Chauliognatus atau genus kumbang tanduk panjang dari famili Cantharidae dengan badan kekar dan berseragam seolah pasukan militer dalam balutan baju coklat kuning kamuflase.

Perut yang sixpack menandakan rutinitas olahraga yang keras dan memiliki stamina juang yang panjang sesuai fungsi tugasnya menjaga keamanan wilayah udara dan darat dikerajaanmu.

Itulah makna keberuntungan kali ini, perjumpaan hanya sesaat namun capture the moment-nya dapat dan menjadi koleksi potret digitalku yang tidak bisa didapatkan setiap saat.

Selamat bertugas kawan sekejapku, kepakkan sayapmu dan bergerak menjangkau belahan dunia dalam pengabdian kita sebagai mahluk tuhan yang berkesempatan hidup fana di dunia. 

Disaat kembali memandangi punggung kaca di gedung bertingkat ini, sinar mentari sudah meninggi dan semakin memberikan kejelasan tentang makna bersyukur dalam setiap kesempatan. Have a nice weekend kawanku. Wassalam (AKW).

Jalan Kaki & Luar Negeri

Berjalankakilah maka akan bahagia..

BANDUNG. akwnulis.com. Sebuah prinsip penting dalam kehidupan ini adalah tentang tema keberuntungan. Banyak pendapat dan istilah dari keberuntungan ini. Secara kasat mata sering kita mendapati rekan kerja atau teman juga ibu-ibu tetangga yang rutin mendapat hadiah doorprize dalam even – even yang diselenggarakan di level RW atau juga level provinsi di gedung sate. Dari mulai mejikom hingga ipad yang berharga belasan juta atau kendaraan roda empat.

Pernah di beberapa even yang ada undian doorprizenya penulis ikut menunggu hingga akhir acara berharap mendapatkan salah satu doorprize yang berharga. Ternyata di akhir acara nomor yang dipegang tidak ada yang disebut dan kembali dengan tangan hampa. Ada selarik sedih dalam hati, tapi itu tadi yang namanya undian ya bukan untuk semua orang yang hadir dan datang.

Akhirnya muncul kesadaran bahwa bukan keberuntungan seperti ini yang menaungi takdir penulis sehingga sudahlah kita tidak perlu terlalu berharap dengan hadiah ‘ hadiah doorprize tersebut. Tapi rasa penasaran tentang makna keberuntungan terus bergaung.

Keberuntungan dalam bahasa sansakerta disebut Adhya dan dalam bahasa italia adalah Fortuna, weleh jadi inget merk pedagang baso malang di kota kembang. Enak pisan tauu…

Nah bagi penulis sendiri memaknai keberuntungan ini sekaligus memiliki padanan arti bagi sebagian pihak tentang makna kesuksesan. Keberuntungan adalah bertemunya kesiapan dengan kesempatan. “Setuju nggak netizen?”

Seperti perbincangan di awal tentang rutin dapat doorprize tentu diawali dengan kesiapan untuk memegang tiket undiannya, kehadiran secara phisik disana dan akhirnya pas diumumkan yang keluar adalah nomor undian yang dipegangnya. Andaikan dia tidak siap alias tidak pegang tiket dan tidak ditempat maka kesempatan itu akan terlewat. Begitupun dengan kejadian – kejadian lainnya.

Satu hal yang penulis pahami bahwa sebenarnya dalam rangkaian kehidupan ini tidak ada yang disebut kebetulan semata. Karena semua sudah menjadi takdir dan tercatat di buku kehidupan masing – masing. Hanya saja manusia diberi pembatasan dan ketidaktahuan oleh Allah SWT, sehingga setelah melewati peristiwa dalam kehidupannya tersebut, apakah bersyukur dengan momentum keberuntungan ini atau biasa saja, atau yang paling parah adalah merasa keberuntungan ini hadir dari dirinya.

Tidak kawan, semua sudah ada catatan langitnya. Tapi kita manusia diberi keterbatasan untuk tahu masa depan sebagai bagian dari ujian bersyukur atau tidak terhadap nikmat berkehidupan.

Satu hal yang ingin penulis bagi dari bejibun momen keberuntungan yang dirasakan adalah peristiwa akhir tahun lalu. Cerita diawali dari kecelakaan sederhana atau seolah sederhana karena tergesa mau apel pagi dan meloncati pot kembang tapi mendarat kurang tepat sehingga menjadikan salah satu tulang telapak kaki patah runcing menyilang. Cerita lengkapnya bisa di-kepo-in di tulisan ini : Patah Tulang Menyilang – akwnulis.com

Dampak dari kejadian tersebut adalah masa recovery yang panjang, jika ditotalkan dari 3 bulan full double kruk penyangga dan ke kamar mandi serta aktifitas ganti perban dikawal terus ibu negaraku (baca istriku) dilanjutkan 7 bulan dengan satu kruk penyangga dan terapi ke rumah sakit 3x seminggu hingga tak terasa satu tahun berlalu.

Ada hal yang cukup berat dari semua aktifitas yaitu olahraga dan levitasi. Olahraga seperti futsal, bulutangkis, lari dan loncat serta panjat tebing harus berhenti termasuk mengendarai motor kopling dan mobil type manual. Olahraga yang dibolehkan adalah berjalan kaki dan berenang, titik. Inilah penyesuaian yang penuh tantangan. Termasuk berpose levitasi harus berhenti karena diperlukan minimal 5 hingga 10 kali loncat untuk mendapatkan gambar terbaik. Sebenernya photo levitasi bisa diakali dengan aplkasi photographi tapi kepuasan diri untuk menghasilkan photo secara natural dan nyata tanpa editan memberikan kepuasan tersendiri. Ini dia beberapa cerita levitasiku : AKW & LEVITASI.

Maka selanjutnya berjalan kaki rutin menjadi kewajiban. Target minimal 6000 langkah langsung dicanangkan meskipun perlu penyesuaian karena kemampuan kaki kiri tidak bisa langsung diforsir dengan normal. Ya perlahan tapi pasti saja. Karena jika berjalan kaki salah melangkah dan bisa berakibat cidera kembali. Otomatis harus bersiap kembali dengan operasi…. hiiiy takuut. Cukup dioperasi sekali saja.

Maka 6 bulan berlalu dan kebiasaan berjalan kaki ini menjadi bagian keseharianku. Selain melatih kekuatan kaki yang pernah cidera sekaligus menyeimbangkan kembali eh berusaha menurunkan kembali berat badan yang bertambah tak terkendali selama perawatan patah kaki.

Setahun berlalu dan kebiasaan ini menjadi menyatu dengan rutinitas sehari-hari. Terasa ada yang kurang jika 6000 langkah belum terlewati. Semua cerita ini ternyata adalah bagian penting dari keberuntungan penulis dan masuk kepada bab KESIAPAN.

Bab KESEMPATAN hadir di akhir tahun 2023, dimana sebuah penugasan hadir untuk mendampingi pimpinan melakukan perjalanan dinas lintas benua dan menapaki sebuah kota benua Australia tepatnya di Kota Melbourne Victoria State.

Mengapa dimaknai KEBERUNTUNGAN?”

Pertama, kesempatan itu hadir disaat raga sudah dikabarkan membaik dan bisa melakukan aktifitas normal meskipun tidak boleh terlalu diforsir.

Kedua, kesempatan dinas ke luar negeri tentu tidak semua ASN bisa melaksanakannya. Tentu dengan berusaha melakukan tugas dinas dan semaksimal mungkin memanfaatkan waktu untuk pertemuan – pertemuan multi pihak.

Ketiga, ternyata kota melbourne adalah perpaduan kota modern dengan arsitektur campuran dengan masa lalu dan memiliki sadana infrastruktur yang begitu ramah terhadap pejalan kaki. Istilahnya jalan kaki kemanapun tidak akan titajong, tijongjolong, tikosewad dan tikusruk*) karena trotoarnya lebar, rata dan penanda yang mudah dipahami.

*)semuanya berarti terjatuh atau terjerembabbhs Sunda.

Keempat, suhu udara begitu bersahabat dan cenderung dingin seperti di lembang sehingga jalan kaki hingga 12.000 langkahpun relatif tidak sampai bercucuran keringat.

Kelima, dengan berjalan kaki bisa menikmati detail suasana kota meskipun agenda yang bejibun dan tetap berusaha menyempatkan untuk menikmati secangkir dua cangkir kopi.

NGOPI DI MELBOURNE

Itulah sekelumit kisahku tentang tema keberuntungan. Buat dan ciptakan kebiasaan – kebiasaan yang baik serta selalu bersyukur atas segala kenikmatan hidup yang Allah SWT berikan. Selamat berlibur kawan, Happy Idul Adha. Wassalam (AKW).

***

KOHITALA & teman barunya.

Pertemuan Kohitala dengan temannya memberi sejuta makna.

CIMAHI, akwnulis.com. Pertemuan 2 pihak atau dua unsur itu terkadang tidak terbayangkan. Padahal jelas semua sudah takdir Tuhan, tapi karena manusia adalah mahluk yang memiliki keterbatasan maka disaat melihat pertemuan ini perlu menjadi catatan panting.

Selama ini kedua unsur ini mungkin bersanding disatu meja sajian tetapi tentu tidak spesifik karena memiliki judul umum dalam daftar menu yang ada. Tapi kali ini kedua unsur itu menjadi tokoh sentral, mereka berdua bersanding saling menguatkan dan memberikan citarasa sore di dataran tinggi cimahi utara semakin bermakna.

Ngobrol apa ini, kok begitu bersayap dan penuh teka teki?”

Hahay, jangan terburu-buru kawan. Secara umum pasti akan mudah menebak aktor eh tema tulisan ini akan bergerak kemana. Dipastikan bahwa satu aktornya adalah sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula) namun giliran pasangannya, ini yang menjadi pelengkap cerita.
Kehadiran di cafe inipun tidak khusus dengan berbagai rencana tetapi praktis saja karena mengambil sebuah titik pertemuan yang saling memudahkan bagi kedua pihak, disepakatilah bersua disini, Cafe Kupu – Kupu di jalan Kolonel Masturi No. 88 Kota Cimahi. “Simpel khan?”.. Hidup ini adalah gift dari Allah SWT, maka dalam segala hal tidak perlu dipersulit atau mempersulit diri, apalagi mempersulit orang lain. Jadikan segala itu memudahkan, kompromi dan tentu diskusi dalam memutuskan berbagai hal termasuk sebuah lokasi pertemuan.

Bagi yang penasaran lokasi cafe ini dimana, titik patokannya mesjid agung kota cimahi saja. Di sebelahnya terbentang nalan lurus ke utara dengan nama jalan kolonel masturi. Ikuti jalan ini lurus ke atas hingga melewati perempatan dan masih terus ke atas agak menanjak. Manakala sudah melewati gerbang masuk BPSDM Provinsi Jawa Barat di kiri jalan maka dipastikan lokasi cafe sudah dekat. Kurangi kecepatan dan agak sering lihat kiri jalan, maka hitungan 300 meter adalah lokasi cafenya. Bagi penikmat kopi tidak hanya cafe ini yang menyajikan manual brew kohitala tapi dikala menengok ke kanan tepat diseberangnya terdapat gerbang cafe KABUCI. Sebuah tempat bersantai outdoor dengan tema alam yang memiliki cafe dengan sajian kopi yang cukup enak dengan suasana alami.

Balik lagi ke urusan cerita awal yaitu pertemuan 2 pihak maka sudah jelas pihak pertama adalah sajian kohitala dimana kali ini adalah manual brew V60 dengan beannya adalah arabica gayo wine. Sementara pihak keduanya adalah masuk ke dalam kelompok Phaseolus vulgaris.

Walah naon eta?”

Kalem mas bro jangan panik, itu khan supaya gaya dan membuat penasaran. Maka nama latinnya dihadirkan dulu. Lalu namanya versi bahasa belanda yaitu boontjes atau yang kita krnal dengan nama sayuran buncis.

Lha buncis sama kopi apa enaknya?”

Ih ntar dulu ceritanya juga belum selesai, tapi memang benar bahwa pertemuan kali ini adalah bersua sajian kohitala dengan cemilan buncis yang enak dan miliki rasa berbeda. Tapi nggak perlu khawatir kawan, buncisnya nggak di blender sama kopi kok, tetapi disajikan sebagai cemilan dengan nama Buncris (buncis spicy crispi) dengan tekstur renyah karena ada balutan tepung dengan garam secukupnya sementara di dalamnya kesegaran buncis yang kress krees nikmat guys.

Sruput kopinya bergantian dengan ngemil buncis crispi ini menghangatkan kebersamaan kami sore ini. Sruput nyam nyam, Wassalam (AKW).

PASÈA – fbs

Catatan pagi dan senyumlah.

CIMAHI, Akwnulis.com. Hari jumat pagi menjadi momentum yang tepat untuk mengupload tulisan singkat dengan genre bahasa sunda. Menulisnya tentu tadi malam dan idenya hadir kemarin sore.

Sebuah tulisan singkat yang menjadi pengalih kegundahan hati. Bisa dibaca dibawah 30 detik atau kalau bolak balik ya 1 menit saja guys. Pilihannya juga sederhana. Jika mengerti maknanya tinggal senyumin aja. Tapi kalau belum paham maksudnya alias ora mudeng ya tinggal acungkan tangan atau bertanya via japri dan tulis di kolom komentar. “Gampang khan?”

Selamat menikmati kesegaran hari jumat pagi sambil sedikit tersenyum setelah baca tulisan ini, silahkan :

*PASÈA*
Fiksimini Basa Sunda.

Kumaha kondisina dok?”
Dokter ngarandeg tuluy ningali kana beungeut nu maregat, “Akang tètèh kulawargi bapak Rasdi?” Kabèh unggeuk.

Hayu kalebet”

Limaan asuk ka ruang pamariksaan, alat – alat kedokteran kaciri tohaga. Loba layar tipi nu nèmbongkeun kaayaan pasèn. Beulah katuhu kaciri Mang Rasdi keur ngagolèr, beuteung buncir hèrang pisan.

Pasèn tos dipasihan diazèpam, janten samentawis istirahat, mung upami èfèk obatna sèèp tangtosna adug lajer deui”

Naha tiasa kitu dok, panyawat naon atuh?” Mang Aji lanceuk kahiji panasaran.

“Ieu nu janten cukang lantaran” Dokter sasauran bari ngantelkeun alat kana patuangan Mang Rasdi, bray dina layar ageung katingal. Aya hayam jago, domba hideung, sapi bikang jeung guramè nu taki-taki garelut bari mekel pakarang sèwang-sèwangan.

Wartosan engkè deui mah upami barang tuang tèh ulah sagala rupi teuing, janten parasèa.”

Mang Aji, Rahmi, Usèp, Jenab jeung Obay olohok papelong-pelong, jadi inget tadi  beurang ka hajatan sagala didahar. Geuning kieu balukarna.

***

Begitulah coretan kata yang diupload dan dishare pagi ini. Selamat beraktifitas dan jangan lupa berbahagia. Karena bahagia berasal dari hati kita. Wassalam (AKW).

JAMOMOM – fbs

Seratan sunda dimulai dari satu kata.

SINGAPARNA, akwnulis.com. Sebuah tulisan hadir diawali satu atau dua kata saja. Seperti tulisan kali ini, tiba – tiba terbersit kata dalam bahasa sunda yaitu JAMOMOM dan NGAJÈNGJÈHÈ. Untuk kata kedua memang tidak asing lagi dan sering digunakan dalam berbicara ataupun menuliskan sebait puisi. Nah untuk kata ‘jamomom’ ada keraguan untuk menuliskan karena khawatir berbeda artinya ataupun jangan sampai ternyata kata tersebut tidak termasuk dalam kosa kata bahasa sunda.

Maka masih dengan om google saja sebelum pake chat GPT, sudah ada penjelasan singkat tentang kata tersebut yang memiliki arti ‘bengkak pipinya seperti yang mulutnya penuh makanan’. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kata ‘jamomom’ bisa menjadi sebuah inti cerita.

Tapi tentu cerita yang dibuat adalah cerita berbahasa sunda dalam genre fiksimini berbahasa sunda, inilah tulisannya :

FIKMIN # JAMOMOM #

Mimitina silih èlèg da puguh babaturan, tina suku jèbrag nepi ka hulu butak. Dibarung ku seuri jeung silih tepak. Si pèsèk, si begung, si irung nambru. Aya ogè babasaan dèlu (gedè hulu).

Bapa sia tukang nyantèt” Dadè nyakakak bari tutunjuk ka Jaè. Jaè molotot, babaturan nu limaan jempling teu wani seuri, palaur kajadian baheula bakal tumiba. Dadè cicing samar polah, tina seuri jadi simpè.

Plak!!! Leungeun Jae nampiling Dadè. Bangkieung, langsung nyuksruk ka beulah kènca. Babaturan papelong-pelong, teu wani ojah, sieun.

Jaè nangtung, leumpang ngiclik ninggalkeun. Geus rada jauh, kakara si Dadè digulanggapèr. Pipi katuhu bareuh jamomom, bari dina juru biwir aya geutih ngeclak lalaunan.

Sabar Dè, keudeung deui gè cageur. Atuda manèh mah heureuyna kamalinaan” Usèp mapatahan. Si Dadè unggeuk bari melong beungeut babaturanna, sepa. Babaturanna papelong – pelong, nempo beungeut sèwang’sèwangan. Kabèh jamomom bari juru biwir gareutihan.

***

Itulah tulisan singkat kali ini yang ditulis dengan diawali satu kata yang mungkin kurang akrab di telinga kita termasuk di telinga urang sunda. Tidak mengapa yang penting semangat untuk tetap menjaga nilai kasundaan dan merawat bahasa sunda yang merupakan bahasa ibu terus berkobar. Minimal dengan jalan sederhana ini. Tulislah dan sebarkan, biarkan berkembang dan mungkin menjadi bagian dari proses menjaga peradaban. Wassalam (AKW).

Jangan Kecewa Ngopi Aja.

Awalnya begitu masygul tapi akhirnya bersyukur….

CIMAHI, akwnulis.com. Dikala sebuah keputusan hadir dan memberikan judge-nya kepada kita. Tentu dengan kalimat sopan dan tertata, yang isinya adalah sebuah pernyataan sederhana, kalimat pamit dari sebuah tahapan cerita. Kalimat yang template dari sebuah tahapan kompetisi yang dijalani, biasa saja sebenernya.

Tetapi… ternyata menghadirkan segumpal masgul dalam dada. Mengapa harus berakhir secepat ini?. Lalu setan mengipasi rasa penasaran ini sehingga bergeser menjadi buruk sangka dan mulai menelusuri seseorang yang mungkin membuat ‘penjegalan‘ ini terjadi.

Mulailah otak suudzon menelusuri orang – orang yang berurusan dan berhubungan dengan aktifitas ini. Memadankan dengan kemungkinan – kemungkinan hingga akhirnya memgkristal kepada rasa benci dan memberi ciri pada nama seseorang.

Padahal, jika dimaknai dengan pemikiran yang jernih. Bukan itu yang seharusnya terjadi. Maka perlu hadir penyeimbang rasa agar pikiran bisa jernih dan terhindar dari buruk sangka. Caranya bagaimana?….

Pertama tentu sebagai umat muslim adalah mengucapkan Istigfar ‘Astagfirullahal adzim’ minimal 3x dan duduk dengan menarik nafas fanjang… eh panjang. Berulangkali lakukan dan biarkan otak dibebaskan dari aneka pikiran yang mengganjal. Biarkan semua mengalir dan perasaan lebih tenang.

Setelah itu barulah beranjak pada tahap kedua yaitu mencari stok biji kopi yang tersedia dan langsung menggelar prosesi penyeduhan kopi dengan menggunakan filter V60. Disaat membuka kotak stok kopi ternyata ada 2 jenis kopi yang ada yaitu Arabica Papua Pegunungan Bintang dan Arabica fullwash maribaya Tonas Kopi. Maka dikala memegang biji kopi tetsebut bayangkanlah sebagai bentuk emosi suudzon kita tentang apa yang terjadi dan mari kita hancurkan dengan grinder kopi sehingga menjadi serpihan biji kopi dan harapan untuk diseduh menghasilkan rasa kohitala yang mendamaikan.

Maka komposisi 40% arabica papua dan 60% Arabica full wash tonas kopi yang menjadi pilihan dengan pertimbangan tetap ada acidity dominan yang menjadi penggugah rasa ditengah gempuran kopi papua yang mengusung body maksimal.

Proses dulu…

Terasa kekecewaan di awal tadi terasa perlahan menghilang dan berkurang dan menghilang, tergantikan oleh kesadaran diri bahwa semua ini hanya sebuah latihan dalam fragmen kehidupan saja. Mengaduk emosi dan mengendalikan nafsu yang ada, padahal semua adalah sandiwara dunia saja. Ingatlah bahwa senang dan kecewa adalah rangkaian perjalanan yang menjadi suka duka kehidupan. Juga hampir saja menuduh seseorang yang menjadi biang kerok kegagalan, padahal memang takdirnya begitu dan mungkin saja konsep yang disajikan bukan hal luar biasa pada momen kali ini. Jadi slay saja kata kids jaman now mah.

Alhamdulillah akhirnya pembuatan kopi manual tuntas sudah. Disandingkan dengan 2 bungkus biji kopi sebagai sumbernya. Menjadi treatment pengedalian emosi diri dan mengubah kecewa menjadi kecewe…. eh dari kecewa menjadi rasa suka.

Jadi itu tips pribadi kalau sedang galau karena kecewa terhadap kenyataan yang ada. Diawali istigfar dan dilanjutkan nyeduh kopi agar lebih segar.

Mari kita sruput bersama sajian kopinya dan jangan lupa memaknai kebersamaan bersama keluarga tercinta di malam minggu ceria dengan bercengkerama dan tertawa bersama. Wassalam (AKW).

Cerita KOPI + LEMON + gula

Kumpulan pengalaman rasa kohitala ditambah lemon dan ups… gula.

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah penamaan dari produk yang dijual memiliki berbagai nama yang berbeda padahal bahan dasarnya sama atau relatif mirip dan identik. Tapi itulah sebuah makna kreatifitas dan hak dari sang pembuat atau peracik atau bisa juga owner dari sebuah usaha yang menghasilkan suatu produk. Tidak jauh – jauh diskusi perbedaan nama ini tentu berhubungan dengan sajian kopi atau tepatnya varian kopi yang bermacam-macam sebutan padahal itu – itu juga.

Dalam tulisan kali ini tentu berusaha menghadirkan kenyataan yang dirasakan oleh penulis dari sajian produk varian kopi yang ada. Jadi level enak atau rasa segar mungkin berbeda bagi setiap individu, tapi itulah hak penulis untuk menceritakan apa adanya. Kali ini adalah produk varian kopi yang disajikan dingin dengan campuran lemon dan ternyata tetap butuh sentuhan sirup gula meskipun hanya setetes dua tetes tapi ternyata memang itu resepnya. Ini dia  tulisannya, silahkan :

1. Lemcoff
Pertemuan pertama dengan sajian lemcoff ini sudah sekitar 1 tahun lalu tepatnya di bulan maret 2022 dimana seorang kawan memesan pada saat meeting di sebuah cafe di Cimahi selatan yaitu Cafe OTUTU. Sajiannya simpel dan memang tersaji dingin dengan mengunakan es batu dan jelas hasil kocokan antara espresso tambah lemon serta sirup gula. Rasanya menyegarkan, pahitnya tertutupi rasa manis asam segar dari lemon. Tapi buatku memang terlalu manis karena memang standarnya kopi hitam tanpa gula (kohitala) saja yaitu manual brew V60 dengan beannya adalah arabica manglayang.

Lemcoff ini adalah singkatan dari Lemon dan coffee, gulanya nggak disebut tapi tetap melengkapi sajian kopi dingin ini. Ini tulisanku di awal tahun 2022, MENIKMATI LEMCOFF.

2. Sparkling lemon coffee
Nah yang kedua adalah sebuah sajian kopi dengan lemon dan sirup gula plus soda jikalau menilik namanya. Tetapi hasil koordinasi dan lobi dengan sang barista maka opsi soda bisa dihilangkan. Ternyata tidak menghilangkan kenikmatan yang ada, apalagi 3 helai daun mint menyempurnakan sajian lemon kopi kali ini.

Sparkling lemon coffee ini ditemukan di sebuah cafe kopi di daerah kuningan kota tepatnya di jalan Cijoho dengan nama cafenya adalah DOMO coffee. Sebuah nama dari basa jepang yang artinya rumah.

Urusan rasanya menyegarkan dan jelas cukup manis karena menggunakan sirup gula, dan lebih aman ke lambung karena tanpa soda. Sebab soda tidak bisa membersihkan dosa.

3. Es Komon
Nah yang ketiga adalah sajian kopi lemon di salah satu cafe di Kota Cimahi tepatnya di BIABY COFFEE. diberi nama Komon adalah singkatan juga yaitu dari Kopi lemon hehehehe, sama aja ternyata artinya.

Opsi sajiannya ada yang kopi dan lemon tambah sirup gula dan ada yang ditambah sirup leci. Tapi bisa juga order tanpa sirup gula, maka yang hadir adalah kopi dingin yang pahit dan asem tapi tetap menyegarkan karena disajikan dalam kondisi dingin.

4. Lemonade Coldbrew
Sajian kopi dan lemon yang keempat adalah lemonade coldbrew yang dikemas dengan botol dan tutupnya yang unik tentu dengan rasa yang menyegarkan tetapi tetap tidak lepas dari sirup gula meskipun dalam takaran terbatas. Termasuk nuga sudah dibuat dengan kemasan baru yaitu kemasan kaleng yang praktis. Tetapi penulis lebih suka dengan model botol yang bertutup khas dengan ikatan tali rami sebagai pengencang tutupnya.

Lemonade coldbrew ini adalah andalan dari sebuah cafe brnuansa hitam dan gelap di daerah ruko pancawarna Kotabaru Parahyangan yaitu Cafe KUROCOFFEE. Kuro coffee sendiri berasal dari bahasa jepang yang artinya kuro itu hitam jadi kuro koffie adalah kopi hitam.

Terdapat juga pilihan yaitu espresso dan lemon tambah gula di kocok semangat dengan berjugling lalu disajikan di gelas kaca sungguh enak juga rasanya. Namanya lupa euy, tapi yang pasti jangan banyak – banyak karena ada unsur gulanya.

5. Mandarin Americano
Berbeda juga nama sanian kopi dan lemon di Cafe Jurnal Risa jalan Braga Bandung. Ini jeruknya memggunakan jeruk mandarin campurannya ditambah irisan jeruk mandarin yang dibakar dan diletakkan diatas kopi jeruknya.

Rasanya menyegarkan dan tentu menyenangkan. Apalagi bosa menikmati lalu lalang orang yang bergerak di sekitar jalan braga kota bandung dengan segala aktifitasnya, bisa menerbitka inspirasi dan kesempatan untuk menumpabkan ekspresi.

6. Red Sparrow
Nah kalau ini adalah penamaan bagi kopi lemon dari sebuah cafe yang lagi happening di Cimahi Selatan yaitu INARA Coffee. Lokasinya agak tersembunyi tapi cukup ramai karena tempatnya nyaman dan parkir kendaraan yang memadai.

Hadir di tempat ini bersama ibu negara dan anak semata wayang untuk menikmati kebersamaan di hari libur sekaligus menikmati sajian manual brew V60nya dengan beannya arabica puntang. Nah sebagai pengeimbang maka dipesanlah kopi lemon dengan nama lucu ini. Srupuut.

Begitulah kawan – kawan tulisan singkatku tentang kohitala yang harus berdamai dengan berteman sama lemon dan gula, ternyata menciptakan aneka nama dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perbedaan itu wajar namun yang pasti rasa pahit dan asam adalah kombinasi hakiki dari sajian ini. Mari kembali ke konsepsi kopi hitam tanpa gula dan menjalani kehidupan dengan ceria. Selamat menikmati, Wassalam (AKW).

GERAK CEPAT, ternyata..

Bergerak cepat dalam agenda ketat, ternyata….. ngopi dulu aja.

BANDUNG, akwnulis.com. Agenda kegiatan kedinasan begitu bertumpuk dan berkaitan. Pembagian tugas dan peran dalam tim menjadi tumpuan, meskipun beberapa agenda memang harus hadir secara pribadi karena perlu pengawalan dan penghormatan. Sementara agenda lainnya penting juga karena membahas sebuah agenda besar yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi.

Akhirnya rumus skala prioritas menjadi perhitungan meskipun mungkin memiliki subjektifitas tinggi tapi minimal mengeliminir ketidakpuasan dan rasa kekuranghormatan. Tapi dari pusat menjadi konsentrasi pertama dan disetting agenda pertemuan lebih pagi sehingga selanjutnya bisa bergabung di rapat lain yang mengundang multi stakeholder. Eh ternyata ada rapat juga yang cukup strategis terkait perencanaan pembangunan gedung pelayana, ya udah belok dulu dan setelahnya baru bergabung di aula besar untuk mengikuti pertemuan dalam posisi.menutup acara… hehehe ya by feeling saja untuk kesimpulannya ditambah bisikan singkat dari rekan kami yang memimpin pertemuan ini dari awal tadi.

Jangan tanyakan makan siang karena memang waktu terasa begitu cepat bergerak, apalagi satu agenda lagi tentang pengumpulan eviden dari sebuah sistem pengawasan eksternal yang juga perlu segera dipenuhi. Makan siang lewat, tapi kalau shalat dhuhur tetap harus sempat.

Tiba-tiba telepon berdering dan melihat siapa yang menelepon langsung diangkat dan sebuah kabar mendadak untuk hadir rapat exit meeting dengan pemeriksa eksternal dengan lokasi di kantor pusat. Tanpa banyak tanya, langsung bergerak dan bertindak. Karena memang posisi kantor di luar kota bandung atau tepatnya bandung coret dan menjelang sore ini tentu lalu lintas paha seksi  (padat terhambat seluruh jalan terisi), maka pilihannya menggunakan roda dua yang bisa mempercepat pergerakan dengan kelincahannya menembus kemacetan.

Ngeeeng…. ngeeeng… Motor meliuk dan bergerak cepat. Alhamdulillah tiba di tempat rapat dan setelah memastikan kepada petugas, langsung masuk dan duduk di kursi yang kosong.
Setelah duduk dengan sejumlah cucuran keringat dan engah nafas yang masih diatur plus rambut yang teracak oleh permukaan helm bergegas buka smartphone untuk melihat apakah ada kiriman dokumen via whatsapp sebagai bahan pertemuan sore ini.

Tring…. ada surat undangan pdf tentang pertemuan exit meeting ini tetapi divisi kita tidak diundang. Hanya 4 divisi yang menjadi lampiran undangan. Walah apa yang salah?….

Ternyata….. jawabannya datang sesaat kemudian dari bapak yang menelepon tadi. Sebuah luncuran kata maaf dengan ekspresi penuh kesalahan, karena menyangka diri ini masih bertugas di divisi lama. Padahal 3 bulan lalu sudah bergerak dan berpindah di divisi yang berbeda hehehehe.

Ya sudah karena memang sudah di tempat meeting, lanjutkan saja mengikuti sampai akhir, siapa tahu mendapatkan informasi dan wawasan yang berguna sekaligus bercengkerama dengan rekan – rekan divisi lama yang hadir pada pertemuan ini.

Sebuah hikmah yang menjadi catatan penting atas kejadian ini adalah jangan terburu-buru meskipun yang neleponnya orang penting, lakukan cek dan ricek dulu baru bergerak. Eh tapi juga ini bentuk loyalitas sehingga tanpa ba bi bu lagi, berangkaaat.

Selanjutnya mungkin perlu juga diinformasikan bahwa sudah berpindah jabatan. Ah tapi nggak usah, biarkan saja. Hikmah lainnya adalah bisa berada di pusat kota dan akan segera beredar mencari makanan berat untuk mengganti makan siang yang terlewat. Sebagai sinyal kelaparan adalah rasa pusing sebelah yang mulai mendera, sinyal salatri.

Tapi ada juga obat mujarab sebelah sini, sajian kohitala kopi hitam tanpa gula arabica puntang di Gesa Cafe menjadi pendamai dari segala kericuhan hari ini.

Selamat menikmati dinamika pekerjaan dengan suka dukanya. Tetap semangat dan bersyukur. Wassalam (AKW).