KDM : AYAT Ngawujud Ka ADAB

Catatan Singkat Pidato KDM di Ma’had AlJauhari

GARUT, http://www.akwnulis.id. Sebuah kesempatan berharga bisa hadir langsung di sebuah acara yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat KDM serta mendengarkan pidatonya yang unik khas namun sarat makna. Kesempatan itu hadir pada saat mendengarkan sesi sambutan KDM yang lebih cocok disebut ceramah pada acara Maulid Nabi dan Milad Ma’had Pondok Pesangren Al Jauhari di Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Garut (24/11).

Sebuah kata kunci dari KDM ada di bait terakhir dalam rangkaian kalimat penuh rasa hasil olah rasa yakni : “Ayat Ngawujud ka adab“. Sebuah penggalan kalimat yang sangat relevan dengan pola atau model pengajaran dan pendidikan di dunia pesantren dimana konsep MENGAJI bukan sekedar membaca dan menghafal Alquran semata namun lebih dalam dari itu.

MENGAJI adalah sebuah kata yang komplek dengan pemaknaan multi dimensi. Mengaji bukan sekedar aktifitas harian santri yang secara terjadwal membuka kitab dan Alquran. Membacanya, memahami artinya, menguasai mahroznya, menghafal semua juznya adalah sebuah keharusan sebagai bekal kualifikasi seoramg santri yang besok lusa akan terjun ke tengah – tengah masyarakat.

Tetapi ada aktifitas MENGAJI  yang tidak kalah penting dan membangun karakter,  menguatkan niat serta memjadikan mental tahan banting plus penuh kemandirian yakni :
– bagaimana aktifitas membersihkan pondok, rumah kiai dilaksanakam dengan sukarela dan penuh keikhlasan.
– bagaimana akfifitas mencuci baju milik sendiri dan juga ditawarkan kepada guru, kiai manakala ada pakaian kotor untuk dibantu dicucikan.
– bagaimana aktifitas memasak bersama adalah bagian dari belajar ikhlas dan itulah mengaji yang sebenarnya.
Serta banyak lagi aktifitas lainnya yang justru itu adalah makna dari mengaji yang sebenarnya. Sementara tantangan mondok saat ini situasi ‘mengaji’ tadi telah tergantikan oleh hadirnya CLEANING SERVICE, LOUNDRY& CATERING. Padahal kemandirian, keuletan dan keikhlasan itu harus dilatih seirimg pembelajaran membaca dan menghafal serta memaknai semua kitab serta tentu Kitab Suci Alquran.

LAILAHA ILLALLAH…” Makna Illah itu adalah NETRAL atau tidak berpihak. Teu bisa diraba, teu bisa ditempo, teu bisa diangseu ngan bisa di rasa. Saha nu bisa ngarasa?.. nu boga RUMASA.

Hirup ukur sasampeuran, awak ukur sasampaian, sariring-riring dumadi sarèngkak saparipolah sadaya kersaning Gusti.

Dalam hal ini kalimat tersebut dimaknai tentang keikhlasan diri dalam menghambakan seluruhnya kepada Allah Subhana Wataala serta secara wujud nyata yang sederhana adalah KEPASRAHAN.

***

Sebelum mencoba menuliskan kembali rangkaian kalimat yang diucapkan KDM, jari jemari terdiam karena agak sulit menulis kata perkatanya. Untung saja saat ini ada rekaman digital dalam bentuk video di platform youtube KDM. Maka segera didengarkan meskipun harus diulang – ulang pemutarannya karena begitu cepat pelafalannya. Dalam channel youtubenya pak KDM sekaligus memberikan klarifikasi kepada khalayak karena ada salah satu TV swasta yang menyiarkan video di maksud dan menyebut sebagai MANTRA.

KDM menyampaikan. “Ini bukan kalimat mantra, tetapi rangkaian kata yang hadir dari olah rasa dan dituangkan dalam kalimat berirama”

Penulis mencoba menuliskan ulang sebagai berikut :

Bumi manjing ka langitna
Ti langit seah hujanna
Lembur subur kota bagja
Masjid jeung diri ngahiji
Elmu geus aya na semu
Harta geus ngawujud harti
Nyanding pamingpin ka rakyat
Pandita ajeg wiwaha
Pitutur ngawujud subur
Ayat ngawujud ka adab.

***

Kalimat terakhir ini yang menjadi tema bagaimana ayat – ayat dalam Alquran, poin – poin dalam berbagai kitab dapat diwujudkan dalam ADAB, tercermin dari perilaku sopan santun santri yang berada di dalam lingkungan pesantren, tata hubungan antar santri, santri dengan guru ustad sekaligus santri dengan Kiai dan keluargnya serta diimplementasikan dalam interaksi di luar pesantren untuk bertetangga, bersyiar dan bersilaturahmi.

Itulah satu sisi tema yang mampu ditangkap oleh kami, seorang penulis pemula yang mencoba menangkap fenomena khususnya gaya kepemimpinan KDM yang dianggap unik penuh dinamika.

Wilujeng Milangkala Ma’had Al Jauhari langkung nanjeur, oge wabilkhusus kahatur Assoc Profesor KH Dr Jujun Junaedi Pimpinan Ma’had Aljauhari salawasna damang sehat sabihara – bihari.  Cag. Wassalam (AKW).

#kdm #ngaji #milangkala #garut

Akhirnya ke Bandara Soetta lagi.

2 tahun tak terasa akhirnya kembali bersua dengannya.

BANTEN. akwnulis.com. Perjalanan pagi ini menjadi terasa begitu bermakna dikala ingatan melayang kembali dengan sebuah kalimat pertanyaan sederhana, “Kapan ya terakhir kali ke Bandara Soekarno Hatta?”
Maka memori mencari menelusuri relung ingatan dibantu oleh berbagai bukti catatan dan dokumentasi video yang menjadi pegangan keshahihah sebuah perjalanan kehidupan dan klaim tentang kapan terakhir kaki disertai raga ini menginjakan kaki di bandara internasional ini sekaligus terakhir terbang ke kota mana.

Memang jejak digital tidak bisa dibantah, kebetulan suka menuliskan sesuatu sekaligus mendokumentasikan aktifitas dan upload di channel youtube milik pribadi.  Ternyata ditemukan catatan dan video bahwa terakhir menginjakan kaki di Bandara Soekarno Hatta ini adalah medio pertengahan akhir bulan oktober 2023, “Wow 2 tahun lalu.”

Ternyata perjalanan dan penerbangan terakhir 2 tahun lalu via bandara ini adalah penerbangan pulang pergi ke Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dalam rangka rapat dinas tentang Rapat Koordinasi Inspektorat dan pada saat melaksanakan tugas di tempat lama, atau instansi yang terdahulu yakni Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

Memang bukan catatan tugas dinasnya tetapi mengusung tema tentang NGOPi atau menikmati kopi di suatu lokasi yang dikunjungi sekaligus menyicipi kuliner lokal yang ada.

Inilah eviden yang bisa dikumpulkan, antara lain :
1. Catatan perjalananku berada di Kota Medan dalam rangka Kuliner Aceh di sela – sela penugasan yakni LOKASI NGOPI & MIE ACEH DI MEDAN – akwnulis https://share.google/QByNh0fmwcPt87Go1 dan KULINER ACEH DI MEDAN – akwnulis https://share.google/jMeR0IO17QpGlhTpD


2. Dari channel youtube @andriekw ditemukan KOPI HITAM TANPA GULA OBATI GALAU KARENA DELAY. dan CARA GRATIS DARI TERMINAL I BANDARA SOETTA KE STASIYN BANDARA & KE TERMINAL 3.

Jadi dari dokumentasi yang ada didapatkan fakta bahwa terakhir kali ke bandara ini adalah medio oktober 2023 dan menggunakan pesawat superjet air dengan tujuan Bandara Kualanamu Medan.

Maka sah sudah klaim bahwa setelah 2 tahun lalu, baru menginjakkan kaki lagi di Bandara ini. Nah pertanyaan selanjutnya adalah, “Mau kemana?” , “Sama Siapa?” dan “Acara apa?”

Jawabannya ada di tulisan selanjutnya ya.. ditunggu. Wassalam (AKW).

FENOMENA DI JALAN TOL

Beredar di jalan tol dan menemukan sesuatu.

PADALEUNYI, akwnulis.id. Minggu – minggu ini begitu akrab dengan yang namanya jalan tol. Terutama ruas jalan tol padalarang – cileunyi, ruas tol cisumdawu dan ruas tol jakarta cikampek karena begitu bejibun penugasan yang harus dihadiri diberbagai daerah di jawa barat dan jakarta. Mulai dari bolak balik ke Indramayu dengan islamic centernya, ke Sukabumi dengan mesjid raudatul irfannya. Ke garut rapat kerja pusdai jabar dan ke purwakarta dalam berbagai tugas yang ada. Plus UI depok dengan pertemuannya.

Tentu orang lain akan melihat dengan perspektif masing – masing. Ada yang memandang dengan kagum serta timbul keinginan ingin seperti kita yang selalu beredar kesana kemari, atau malah iri karena punya kesempatan ini?…  ah tidak usah dipikirkan, jalani saja. Ada juga yang memandang biasa karena memang tugasnya mengharuskan berkeliling di daerah provinsi jawa barat.

Yang pasti secara pribadi, penulis menikmati dan mensyukuri semua penugasan ini dan berusaha dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Serta ada satu hal yang dilakukan seperti sepele bin sederhana. Tetapi melengkapi tentang bagaimana memaknai perjalanan kehidupan ini.

Bagaimana caranya?”
“Gampang kok, tinggal perhatikan sekeliling. Ambil photo dan atau video lalu buat caption yang santai dan jujur apa adanya”

Ada lagi pertanyaan, “Seperti apa contohnya om?”

Ini ada 2 contoh momen – momen di jalan tol yang bisa dicapture dan dituliskan atau dihadirkan pada dimensi media sosial yang kebetulan hadir di depan mata dan bisa dengan segera diambil photo juga videonya.

1. PERAHU DIATAS TRONTON
Pertama adalah momen dijalan tol melihat perahu nelayan yang nongkrong diatas bagasi tronton. Secara kebetulan sudah ada di depan kami, maka segera diambil gambar dan jangan lupa disave di arsip online sekaligus dipamerkan yakni posting di medsos pribadi. Mau di facebook, instagram dan tiktok itu terserah saja. Yang pasti arsip photo online ini sudah tersebar dan menjadi milik dunia.

Makna sederhana yang didapat adalah ini momen langka karena biasanya perahu nelayan ini ada di pantai dan di laut sedang membersamai nelayan mencari ikan. Mungkin sedang dalam perbaikan sehingga harus diangkut ke kota menuju ‘dokter perahu’ karena ada penyakit atau masalah yang harus disembuhkan. Atau mungkin gabutnya sang perahu sehingga ingin jalan – jalan ke kota dalam rangka ‘hiling‘ dan melihat suasana berbeda, entahlah.

Itu adalah capture momen yang pertama.

2. MOBIL KONTROVERSI
Momen kedua yang bisa diabadikan adalah sebuah peristiwa kontroversi disaat dari arah kiri ada mobil hitam yang berkelebat cepat menyalip langsung berada di depan. Awalnya ada sedikit emosi yang tersulut untuk mengejar dan menyalipnya, tetapi setelah disadari bahwa itulah suasana di jalanan, ya sudah biarkan saja. Toh bedanya hanya 2 – 3 menit saja. Lagian belum tentu menuju arah yang sama, kenapa harus dipermasalahkan.

Tapi rasa penasaran masih ada dan dilihat bahwa mobil hitam tersebut adalah bermerk Honda karena terlihat jelas H-nya. Tetapi pas membaca nomor polisi, disinilah hadir kontroversi, karena nomor polisi khususnya angka huruf akhrnya bukan HND tetapi BMW. Jelas sekali itu jenis mobil yang berbeda. Maka atas nama kontroversi tersebut, dikejarlah mobil hitam honda jenis HRV ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

Maafkan nopolnya ditulis disini ya, D 1902 BMW. Jelaskan kontroversinya. Jadi inget ada sebuah cerita pengendara motor Honda dicegat polisi karena jaketnya SuZuki, tapi pengendara tersebut tak kalah gertak kepada petugas polisi tersebut karena kontroversi juga, “Apa kontroversinya?”

Bapak petugas tidak sesuai, pakaian polisi ternyata balpoinnya merk PILOT!!”

***

Itulah 2 fenomena eh keadaan di jalan tol yang bisa didokunentasikan dan dikomentari. Sehingga perjalanan ke sana kemari via ruas – ruas jalan tol ini tidak hanya dijalani dengan mengantuk, mengobrol atau diam tanpa kata. Tetapi bisa mendapatkan pengalaman berbeda yang bisa diabadikan.

Kalau bicara ideal, di jalan tol bisa dilakukan berbagai aktifitas pekerjaan dari mulai meeting online via zoom, memeriksa surat dan mendisposisi surat serta koreksi online melalui aplikasi kantor. Tetapi disaat mobil bergerak lincah karena dikejar waktu yang mepet, maka bukan surat – surat yang tuntas dikerjakan tetapi pusing yang menjalar dan akhirnya bisa juga malah muntah. Nggak mau khan turun dari kendaraan untuk sebuah acara tetapi ternyata pusing, letih dengan wajah pucat pasi memutih.

Maka pilihannya adalah lihat sekeliling, abadikan hal – hal yang bisa kita lihat. Narasikan dan bagikan di media sosial. Selamat beraktifitas dan beredar kawan. Wassalam (AKW).

REUWAS BERJAMAAH fbs

Alhamdulillah, bisa menulis kembali meskipun REUWAS.

SODONG, akwnulis.id. Alhamdulillahirobbil alamin bisa menulis kembali dengan cepat berdasarkan sebuah ide yang hadir begitu sekejap. Diawali dari diskusi pagi bersama kawan – kawan satu divisi ternyata hadir sebuah pengalaman pribadi yang menjadi esensi tulisan ini. Tapi karena sudah lama juga tidak menukis dengan. Ahasa sunda, maka dituangkanlah dengan menggunakan bahasa sunda akrab (loma) yakni dengan bahasa pembicaraan sehari-hari.

Bagi yang belum dan tidak paham dengan bahasa sunda, tinggal acungkan tangan atau DM (direct message) saja di akun media sosialku ya. Bu Enung makasih atas idenya dan ijin untuk menulis menjadi sebuah cerita. Selamat menikmati.

FIKMIN # REUWAS BERJAMAAH #

Awak asa harampang tur ngeunaheun, panon bèngras culang cileung ningali jalma karumpul di jero masjid. “Aya naon nya?”
Dihareupeun aya layon dirariung, ngan teu pati jèntrè sabab kahalangan. Lalaunan ngadeukeutan hayang ècès saha nu tilar dunya tèh.

Ngahaja leumpang nguriling, teu lila anjog hareupeun layon nu dibungkus boèh sapuratina. Beungeutna acan katingali, teu apal saha – sahana.

Tapi hareupeun layon aya lanceuk jeung adi urang keur nyegruk ceurik jeung jikanna. Kabeneran leungeunna ngarongkong ka layon rèk muka lawon nu nutupan beungeut layon. Uing panasaran ngadeukeutan, bari ngaharewos, “Aa saha nu ngantunkeun?”

Tapi lanceuk tèh harè – harè. Pas lawon nu nutupan raray dibuka. Gebeg tèh, naha beungeut uing?.. leng langsung kapiuhan, ngadadak poèk mongklèng.

Pas muka panon deui, keur ngagolèr ngan asa dibakutet. Ugal ugil hayang diuk, hareupeun kaciri beungeut lanceuk jeung adi – adi nu sepa. Nu ngariung lalumpatan, reuwas berjamaah. Marbot lumpat muru mik masjid, “Assalamualaikuuuum.. Enung teu janten maoot!!!.”

***

Terima kasih sudah berkenan membaca celotehanku di pagi hari ini. Ayo tetap semangat menjalani hari – hari. Ada pantun yang bisa juga mewakili, cekidot :

Sambil lari Makan ketupat
Hati – hati keselek nanti nangis

Mari semakin semangat
Menjalani Hari Kamis.

WassalamualaikumWrWbr. (AKW).

DIRGAHAYU RI KE – 80 Beda rasanya.

Berbaju adat nusantara, siapa takut?

GASIBU, akwnulis.id. Upacara HUT RI ke 80 Tahun 2025 ini memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan peringatan HUT RI di tahun – tahun sebelumnya. Bukan tata upacara yang akan dibahas disini ataupun kegiatan pra upacara yang dilaksanakan di Gedung Pakuan, tetapi pengalaman pribadi yang berbeda.

Apa sih bedanya?”

Kalem bro, khan ini sambil nulis, jempolnya cuma dua dan harus berlomba menuliskan aneka kata hingga akhirnya mewujud menjadi kalimat kalimat yang memiliki makna. Apalagi di bulan – bulan terakhir ini aktifitas menulis di blogku terhambat oleh kemalasan diri yang dibalut dengan alasan kesibukan pekerjaan dan pribadi sehinga ‘teu kaburu nulis – nulis acan’ (tidak sempat menulis karena kesibukan).

Padahal tantangan terbesar dalam menulis adalah konsistensi. Secara berkelanjutan tetap menuangkan ide dan gagasan ataupun pengalaman serta berbagai hal yang dilihat dan dirasakan sehingga tertuang dalam tulisan, itulah warisan pribadi yang hakiki. Maka paksakanlah meskipun tidak ada sanksinya. Yakinkan jadi target harian yang dapat dituntaskan dalam kondisi apapun. Karena mencari alasan pembenaran untuk tidak menulis mah gampang pisan, aslina.

Tantangan terbesar tahun ini adalah tugas masing – masing untuk menggunakan baju adat nusantara bersama pasangan, istri atau suami. Kami mendapatkan tugas untuk menggunakan baju adat Bugis Sulawesi Selatan. Tentu diharapkan originalitas dari penugasan busana nusantara inilah yang menjadi titik beratnya. Tentu secara ke DWP-an tidak hanya penugasan baju nusantara mana yang dipakai tetapi juga informasi beberapa tempat penyewaan baju adat nusantara di sekita Bandung Raya.

Kebetulan istri berteman juga dengan orang bugis sulawesi selatan di tempat kerjanya sehingga diskusi tentang aneka baju adat bugispun bisa mendaparkan gambaran yang lebih lengkap. Hasil berburu kawan – kawan kami ke berbagai tempat penyewaan didapati pakaian yang berwarna hijau terang dengan full aksesoris keemasan termasuk topi lengkap bagi pria dan siger atau mahkota khas untuk perempuan. Di kemudian waktu kami baru tahu bahwa busana ini adalah baju adat pengantin bugis yang memang gemerlap dan mewah. Ya sudah, Bismillah.. kami akan pakai sesuai kemampuan.

Maka di hari H, tanggal 17 agustus 2025 yang bertepatan dengan hari minggu, kami nyubuh rebun – rebun menuju gedung sate untuk melakukan persiapan pemakaian pakaian adat bugis ini sekaligus yang penting juga adalah memakai make up untuk istriku harus spesial, sepadan dengan pakaian adat pengantin bugis yang gemerlap. Maka prosesi per make up-an dimulai. Jengjreng.

Setelah melewati masa per make up-an, akhirnya sayapun memulai menggunakan baju pengantin adat bugis yang berwarna hijau terang disertai berbagai aksesoria yang gemerlap bak emas berlian. Jadi bukan hanya pakaian wanitanya saja yang banyak ornamennya, tapi busana priapun tidak mau kalah, ramai juga. Mulai dari gelang besar di kedua pergelangan tangan, selempang, kalung berliontin besar gambar burung, topi yang memiliki bendol seperti bendo jawa namun berada di depan lengkap dengan kanan kirinya gantungan yang bersuara krincing – krincing.

Busana perempuan jelas jagonya dimulai dari pemasangan siger yang cukup berat, gelang, kalung panjang kuning keemasan hingga kain panjang berbordir benang kuning keemasan dengan ukuran besar sehingga dengan kain tersebut bisa berjalan sambil secara tak sengaja membersihkan debu di lantai.

Maka setelah semua siap, dengan langkah mantap bergerak menuju tempat upacara bendera di lapangan Gasibu depan gedung sate. DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 80. Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. Wassalam (AKW).

HATI2 DG KEINDAHAN

Berhati-hati itu penting.

CIMAHI, akwnulis.com. Keluar rumah pagi ini langsung disergap dengan hawa dingin yang menyelusup dibalik baju dan mencengkeram kulit hingga terasa hadir di tulang. Tapi raga dipaksakan untuk bergerak menuju mesjid di dekat rumah untuk shalat shubuh berjamaah. Bismillah..

Pulang dari mesjid suasana masih sedikit gelap, sehingga pas akan memasuki pagar rumah tidak terlalu ‘aware’ dengan lingkungan sekitar. Tidak ada yang spesial di sekitar lingkungan rumah. Padahal ada sebuah rupa yang hadir tanpa kata tetapi masih terlindung oleh gelapnya cahaya.

Dikala akan berangkat bekerjalah semuanya menjadi terang dan sebuah bentuk keindahan hadir dihadapan mata. Sebuah bunga cantik yang berada di atas selokan depan rumah, seolah tersenyum merekah menyambut pagi yang memang indah. Kombinasi warna hijau putih, garis coklat dan ungu biru yang menentramkan rasa.

Bunga apakah itu?”

Sebuah tanya menyeruak dalam dada, tanpa banyak bertanya keluarkan saja smartphone kesayangan dan lakukan jepretan terbaik agar keindahannya dapat diabadikan dalam bingkai photo digital serta diyakini tersimpan lebih lama lagi.

Neomarica Northiana, sebuah nama yang asing hadir di pagi ini atas bantuan google lens. Sebuah aplikasi google yang bisa mengidentifikasi informasi berasal dari gambar atau photo yang ada. Bunga ini memiliki sebutan lain yaitu Walking Iris atau North’s false flag. Dalam bahasa indonesia disebut juga bunga airis biru putih.

Bunga ini berasal dari brazil dan minim perawatan sehingga sangat mudah untuk ditanam atau berkembang. Hanya saja ‘ceunah’ meskipun terlihat begitu indah tetapi beracun bagi manusia dan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Jika tertelan maka bisa menyebabkan mual muntah dan diare.


Wuih ternyata satu bunga ini di pagi hari memiliki aneka makna yang penuh dinamika. Pertama tentu dengan rasa syukur untuk selalu memperhatikan hal – hal sederhana ini bisa menemukan keindahan daei sebuah bunga yang merekah diatas selokan depan rumah dengan batang dan akarnya berada di halaman rumah tetangga tetapi menjulur keluar pagar yang ada.

Kedua, harus hati – hati dan waspada dikala bersua dengan sesuatu yang indah. Bunga ini mengajarkan bahwa dibalik keindahan dan keanggunannya tersimpan racun yang bisa membuat manusia dan hewan peliharaan mual muntan dan diare. Jadi dalam kehidupan jangan mudah terlena dengan kecantikan kegantengan ataupun keindahan yang ada. Cukup dilihat dan disyukuri sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna. Titik. Jangan berharap memiliki karena khawatir akan menjadi racun kehidupan dan diare bathin disertai luka tak berdarah.

Maka cukup dengan satu jepretan photo saja, lalu beranjak pergi menuju tempat kerja dengan catatan penting adalah hati – hati jika melihat keindahan. Have a nice day, Wassalam (AKW).

DISEUSEULAN – fbs

Teu pupuguh bendu, janten weh…

FIKMIN # DISEUSEULAN #

BOGOR, akwnulis.id. Sora handaruan tutunjuk bari molotot. Ngaran sato disebutan, aya ajag, mèong congkok, ogè bagong jeung anak londok. Bèntar di langit ngariluan, cai hujan sèah maturan.

Kuring balem, teu dipasihan kesempetan ngawaler.. Sia, manèh, èntè, belegug paburisat deui dina payuneun raray. Kaluar tina baham jalmi nu ngangken tokoh tur ceunah ‘gaduh seueur jasa.’

Punten bapak, teu aya maksad….”
“Geus cicing teu kudu ngajelaskeun, pokokna saya ngarasa teu dihargaan!!!” Anjeunna motong bari morongos.

Kuring ngarènghap bari melongkeun, “Euleuh ku naon si bapak ieu?”

Pas anjeunna ngangkat panangan, katingal bade nyabok.

Brukk!!!

Ujug – ujug ngajengkang kapayuneun, ditubruk bagong ti pengker. Teras ngagoak tarik pisan da panangan katuhu digègèl ajag. Dipengkereun ngagerem mèong congkok, “Aya naon nyalukan kaula lur?”

Hujan ngadadak raat, langit bèngras tapi simpè.
Nu tadina barangasan, ayeuna mah leuleus. Beungeutna sepa awakna ngadègdèg. Bahamna rapet teu tiasa nyarios.

Mèong congkok ngiceupan, ajag sareng bagong tinglalèos. Kuring imut bari ningalikeun sihung. (AKW).

Wedding Anniversary 10th

Alhamdulillah, 10 Tahun.

CIMAHI, akwnulis.id.

AssalamualaikumWrWbr..

Hatur nuhun Ka Gusti Allah Nu Maha Suci
Takdir Pasini Ngawangun Jangji.
Ibu rama miwah mitoha nu janten berlah cukang lantaranna.
Ngawidian ngadahup pikeun nyangking bagja.
Dina wirahma Sakinah Mawaddah Warrahmah, kulawargi anu rukun salawasna.

Nuhun Neng Mia  10 tahun nampi sapuratina.
Hayu sasarengan silih jagi silih riksa. Silih èlingan ulah asa-asa.

WassalamWrWbr.

***

Ini bukan naskah pidato kawan, tetapi sebuah curahan hati yang berharap mewakili sebuah rasa dan kilasan pengalaman menapaki kehidupan dalam kerangka rumah tangga.

Pasti kalimat selanjutnya adalah SAMAWA, yakni Sakinah Mawaddah Warrahmah. Sebuah kalimat yang memberi kekuatan nyata bahwa membangun rumah tangga bukan hanya urusan kedua pasangan saja tetapi sebuah Takdir Illahi, keterhubungan dengan manusia secara silaturahmi juga bagaimana menjadi bagian penting menjaga lingkungan tetap alami dan dengan aneka fungsi.

Waktu 10 tahun pernikahan akan terasa sebentar bagi yang sudah melewatinya tetapi tidak sedikit yang masih tertatih saling memahami meski baru hitungan bulan dan akhirnya berpisah dengan alasan klise ‘tidak ada kecocokan”.

Memang semua pasangan tidak ciples cocok satu sama lain, tetapi dengan sebuah janji suci pernikahan maka keterikatan lahir bathin itu harus diikuti dengan sebuah rasa saling menerima dan saling memberi kekurangan serta kelebihan yang dimiliki masing-masing. Jangan berharap pasangan hidup kita tiba – tiba cocok, tapi berharap dan berdoa menerima apa adanya menjalani dan mensyukurinya, itu yang utama.

Mengapa menulis captionnya berbahasa sunda?”

Itulah sebuah anugrah Allah kepada hambanya untuk bisa mengutak-atik kata sekaligus melestarikan budaya bahasa ibunda yang pituin kelahiran ciamis tetapi sekarang sudah menjadi mukimin di daerah Bandung Barat.

Terima Kasih. (AKW).

KEHILANGAN : SEDIH & BAYAR

Ternyata Kesedihannya mendalam karena diharuskan juga membayar hehehehe…

JAKARTA, akwnulis.id, Pagi masih menggelayut manja diatas cakrawala sementara mentari tampak malas menampakkan cerianya. Pagi syahdu yang entah mengapa membuat jiwa ini rapuh dan meragu. Tetapi tidak ada jalan lain untuk menahan langkah dan kembali pulang untuk memeluk kenangan. Karena harapan ternyata menjadi bayang yang akan hadir dikala bentar bersinar terang.

Maka dengan segenap sisa kemampuan, dilawan perlahan semua keengganan dan kemalasan dengan cara tarik nafas panjang lalu berteriak spontan dengan semangat, “Alloooohu Akbarr!!”

Otot di raga tergerak dan semesta menemani perubahan sikap ini. Maka sebelum pelukan kemalasan kembali berkelindan, kaki melangkah penuh keyaminan untuk menuju sebuah tempat yang diharapkan memberikan kepastian.

Sebagai penguat sinyal dalam meyakinkan tentang rasa kehilangan ini maka kantor polsek terdekat bisa memberikan secercah harapan dengan menghadirkan sebuah kertas keterangan. Jelas sudah ada yang hilang karena judul surat yang diterbitkan di kantor polisi adalah SURAT KEHILANGAN.

Biarkan secara administrasi tercatat hilang, tapi kenanganmu tetap tak lekang oleh jaman”

Langkah kaki setengah berlari membawa bukti surat kehilangan. Menuju sebuah tempat yang berharap menjadi pengobat luka akibat kehilangan, namun ternyata kehilangan kali ini bukan sekedar kehilangan tetapi dilengkapi dengan keharusan menyediakan sejumlah uang.

Omay gad, ternyata kehilangan kali ini bukan hanya kesedihan dan kebingungan mencari kenangan dan bukti keberadaan tetapi juga perlu merogoh saku demi mengikuti sebuah aturan”

Jadi lengkap sudah, pertama hilang lalu kehilangan, diberi surat keterangan hilang dan dalam proses selanjutnya ternyata bukan hanya kehilangan tetapi harus bayar sejumlah uang. Huuuu huuuu huuuu huuu.

Memang anda kehilangan apa sampai bersedih tak tertahankan?” Sebuah pertanyaan hadir dari kumpulan orang yang jadi penasaran. Termasuk yang sedang baca tulisan ini. “Ya khan?”

Kehilangan ini” Dengan suara memelas memperlihatkan photo sebuah buku hijau kecil bergambar garuda emas.

Pantesan atuh, hilang pasport mah resiko, memang begitu aturannya”

Kamu betlebihan, hilang ginian tapi heboh sendiri cari simpati”

Raga terdiam dan sedikit senyum simpul. Dari awal khan hanya ingin cerita kehilangan dan ternyata kehilangan pasport memang harus berposes dan juga bayar 1 jura rupiah diluar biaya pembuatan pasportnya. “Kenapa orang – orang sewot?”

Jadi kesimpulannya :
1. Bagi yang sudah punya paspor maka dijaga baik – baik jangan hilang.
2. Jika hilang maka ada keharusan membawa surat dari kepolisian, BAP oleh Kantor Imigrasi lalu bayar dendanya.
3. Jika hilang dan tidak ada sama sekali photocopy atau file digital dari paspor yang hilang maka harus ke kantor imigrasi terdekat untuk meminta salinan dari paspor yang hilang ini. Harus datang pagi – pagi dan dengan ikhlas antri. Setelah dipanggil dan mengisi beberapa formulir serta wawancara maka diberikan copy-an berkas sebagai bahan untuk membuat surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
4. Ke kantor polisi terdekat atau disarankan di daerah domisili dan inipun perlu waktu yang lumayan.
5. Kembali ke kantor Imigrasi dan berproses untuk pembuatan paspor baru dan selain harus mengantri lagi juga bersiap membayar denda kehilangan.
6. Waktu yang digunakan cukup banyak dalam prosesnya, jadi tetap semangat, bersabar dan fokus.

Begitu ceritanya yang penulis alami, semoga menjadi cerminan kehati-hatian bagi para pembaca yang baik hati dan tidak sombong serta teliti untuk berbagai hal. Selamat menjalani hari ini, penuh arti dan jangan lupa tafakur serta syukuri. Wassalam (AKW).

NASIB SIAL fbs

Terkadang memang nasib tidak berpihak. sabar ya dek.

INDRAMAYU, akwnulis.id. Sebuah cerita singkat yang terinspirasi dari diskusi santai berbagi pengalaman dengan bosnya Kanwil Kemenag Jabar di sela – sela persiapan akhir pelaksanaan Ibadah Haji 1446 H tahun ini.

FIKMIN # NASIB SIAL #

Geus saminggu mondok moèk di kantor. Pabeulit mulek jeung kertas, paspor ogè daptar jalma nu ŕèk indit munggah haji. Kabeneran boga dunungan beukina sosorongot, teu mingè. Gawè jeung gawè, kudu suhud jeung taliti. Sabab jadi urusan panjang lamun jamaah aya masalah di bandara diditu, barabè Jang.

Komo dua poè katukang mah ripuh pisan, teu pira kudu nèangan 2 ngaran calon jamaah nu leungit. Dina daptar tapi pasporna suwung. Atuh dibukaan deui sakabèh koper. Sanajan bangga, teu bisa kumaha.

Tèangan nepika panggih!!!” Sora handaruan dunungan, matak pegat jajantung.

Alhamdulillah jam sapuluh peuting, berkas kapanggih. Disuhun teu sirikna diciuman, beungeut dunungan marahmay.

Jig siah arulin, tong poho isuk – isuk ngumpul deui”

Bring, opatan mapay jalan sudirman. Sup ka hiji wangunan nu loba jelema. Sora musik handaruan matak ratug kana hatè.  Leguk nginum cihèrang nu asongkeun ku nu gareulis. Haneut dina tikoro, leng poèk.

Isukna ibur di kantor, Jang Usep saparakanca mabok.

***

Terima kasih berkenan meluangkan waktu 2 – 3 menit membaca tulisanku ini. Jangan lupa ini hanya cerita rekaan saja tetapi diambil dari sebuah ide yang hadir disaat ngobrol santai yang penuh keakraban. Salam semangat, salam literasi, salam ngamumulè basa indung, Sunda. Wassalam (AKW).