Asal Usul SODIC 1.0

Langkah awal itu penting..

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah peralihan tugas terjadi sebagai sebuah konsekuensi memilih menjadi pegawai negeri sipil duapuluhan tahun yang lalu. Maka sebuah perubahan, perpindahan ataupun perbedaan adalah dinamika yang menjadi warna warni perjalanan karier dan kehidupan. Sebuah kalimat ajaib yang menjadi pegangan adalah JASUNI (Jalani Syukuri dan Nikmati).

Maka adaptasi terhadap suasana baru, teman baru, pimpinan baru termasuk tugas – tugas kedinasan yang baru adalah tantangan yang harus dihadapi eh dijalani, disyukuri dan tentu harus dinikmati. Semangaaat.

Nah salah satu yang memantik ide dan perlu dibuatkan sebuah produk meskipun mungkin itu dianggap sangat sederhana tapi itulah bara harapan yang diawali dari percik ide kecil yang nanti akan didukung oleh persilangan keinginan dan perbedaan yang akhirnya akan mengobarkan api unggun ide menjadi kenyataan.

Sepercik ide inipun diawali dengan diskusi para pejabat terdahulu dan dielaborasi dalam pikiran serta diperhitungkan kemungkinan – kemungkinan agar ide sederhana ini bisa menjadi legacy.

Ide apa seeh, bikin penasaran aja?”

Walah ada yang sudah tidak sabar ya, tapi tenang kawan. Pertanyaan itu menjadi penyemangat agar ide ini menjadi nyata. Idenya sederhana, membuat kumpulan istilah dan singkatan di sektor sosial. Lebih tepatnya mengumpulkan istilah – istilah dan singkatan yang berkaitan dengan sektor sosial atau kesejahteraan sosial.

Sebagai contoh saja, pas hari pertama kerja langsung dihadapkan dengan retorika tentang PPKS, PSKS, PSK, PKS dan LKS. “Apa nggak nyesek tuh?” Ya sementara manggut – manggut saja seolah paham tentang aneka singkatan tersebut sambil nebak – nebak.

Tebakan yang bener cuma PSK aja, sementara singkatan lainnya salah kaprah, malah LKS itu yang dipahami adalah Lembar Kerja Siswa ternyata Lembaga Kesejahteraan Sosial yang jelas tercantum singkatan dan definisinya dalam regulasi yang teratur dan berstrata.

Dikemudian hari barulah perlahan tapi pasti mulai.mengerti bahwa PPKS adalah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial, PSKS adalah Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSK adalah Pekerja Seks Komersial, PKS (Perjanjian KerjaSama) dan LKS adalah (Lembaga Kesejahteraan Sosial).

Maka semangat untuk mewujudkan ide dalam pemgumpulan istilah dan singkatan ini menggebu, apalagi didukung semangat anak – anak muda di unit humas, maka hayu gaskeun…

Eh tapi namanya apa ya untuk judul proyek ini?”

Pertanyaan sederhana namun perlu pemikiran keras karena akan menjadi pondasi ide ringan ini. Kami saling berpandangan – pandangan dan sedikit kebingungan. Sebagai pemecah suasana, maka disampaikan bahwa judulnya tidak harus formal tetapi santai namun memiliki makna mengena.

Ide pertama adalah KUDIS yaitu singkatan dari Kumpulan Istilah dan singkatan di lingkungan  sosial. Wah bagus sudah ada satu, tapi itu khan nama salah satu penyakit kulit, aduh nggak mau gatal gatal garuk garuk. KUDIS atau scabies dalam bahasa kesehatannya jelas nama penyakit kulit yang sudah dikenal luas, penyebabnya adalah tungai atau mite bernama Sarcaptes secabiei… lha kok malah bahas penyakit kudis sih, kembali ke Laptop. Tring.

Beberapa saat terdiam, menjadi beberapa jam dan beberapa hari, diskusi tentang judulnya terhenti tapi semangat mengumpulkan istilah dan singkatan di sektor sosial terus berlanjut.

Setelah satu minggu berlalu, maka pertemuan untuk evaluasi proses pengumpulan istilah dan singkatan sektor sosial ini terlaksana. Kembali membahas berapa yang sudah terkumpul dan apakah ada ide untuk judulnya. Semua masih terdiam. Tiba-tiba ilham muncul di kepala atas ijin Illahi Rabb, yaitu SODIC sebuah singkatan dari Social Dictionary (Kamus Sosial). Wuih english bro, tapi kenapa tidak untuk menjadi pilihan judul.

Apalagi cenderung mirip dengan sebutan SiDDIk yang artinya Jujur, salah satu sifat utama dari Nabi Muhammad SAW. Bungkus guys. Maka langkah awal sudah dimulai dan segera penyusunan SODIC 1.0 disempurnakan untuk tahap pertama.

Nanti yang penasaran dan butuh tentang SODIC 1.0 ini tinggal download linknya saja karena akan disetting dalam format e-book. Seiring hari ini adalah senin pagi, maka ucapan selamat bertugas dan bekerja tentu lebih tepat. Khusunya juga bahwa mari jadikan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini adalah bagian dari ibadah. Hatur nuhun, Wassalam. (AKW).

***

Link download SODIC 1.0, KLIK AJA DISINI.

KOPI TELOR ASIN (KaTeA)

Akhirnya pecah telor asin.

BREBES, akwnulis.com. Setelah sekian purnama mendapatkan amanah tugas baru, maka momentum kali ini menjadi begitu bermakna. Karena akhirnya pecah telor bisa kembali bergerak lintas batas provinsi menyeberangi provinsi tetangga tentu secara kebetulan dirayakan dengan hadirnya telor juga, tepatnya telor asin.

Ada kebetulan yang seolah tidak disengaja, tapi itulah hal yang nyata. Apalagi keberangkatan kali ini penuh dinamika. Berbicara perubahan rencana sudah menjadi kelumrahan saja. Mulai dari jam keberangkatan, kendaraan yang digunakan hingga rencana acara yang akan dilaksanakan termasuk kepastian keberangkatan personil yang akan mengikuti perdin lintas provinsi ini.

Secara dampak tentu jelas, ada yang ngedumel karena berbagai dinamika ini. Ada juga yang sering diam dan terlihat lebih banyak merenung dan (mungkin) berdoa agar keberangkatan ini menjadi nyata. Juga ada yang cuek saja apa adanya dan menikmati setiap detik perubahan yang ada. Akhirnya plan E yang dipakai, pasukan terbagi menjadi beberapa kendaraan, beberapa waktu dan beberapa personil. Seru pokoknya.

Nah kembali ke core tulisanku yang mengaitkan diri serta tulisan dengan kopi, jangan dimaknai dengan kejenuhan dan kebosanan. Tapi itulah sudut kata yang menjadi penjuru imajinasi dan penguat semangat dalam membuat tulisan sehingga memunculkan citra tentang peminatan dan kekhasan dalam sebuah tulisan. Nah kebetulan itulah yang menjadi rangkaian cerita kali ini.

Kalimat yang cocoknya adalah ‘pecah telor’ dan ‘telor asin’ ditambah kopi jadilah KOPI TELOR ASIN. Cocok khan?… jangan nyebut memaksakan kehendak, tapi itulah sebuah cara menyatukan makna dan menambah pemahaman tentang arti kalimat dalam perspektif jalinan kata.

Trus gimana ilustrasinya om?”

Maksudnya nyambungin gambar kopi dan telor asin?.. gampang banget atuh. Pertama keluarkan dulu gelas kaca kesayangan dan kedua tentu dituangkan kopinya, kopi hitam tanpa gula dari termos eh tumbler mini pribadi. Lalu telor asinnya dibelah dan dibariskan dengan seksama. Ada telor asin original, telor asin pindang dan telor asin bakar. Telor asin biasa yang rasanya seperti telor asin umumnya hehehe.

Kalau telor asin pindang ada tambahan rasa rempah yang menyerap pada tekstur putih telurnya. Beda lagi dengan telor asin bakar, selain rasa khas telor asin juga ada rasa smoky yang khusus meskipun tetap rasa smoky-nya lembut. Berbarislah dengan segelas mini kopi, jadilah Kopi Telor Asin (KaTeA).

Jangan dibayangkan minum kopi dicampur telor asin mentah, bakal beranfakan semua. Rasa kopi bercampur amis telur bebek, perlu perjuangan untuk menikmatinya.
Telor asinnya jelas berasal dari sebuah kios di rest area Tol jateng pasca keluar dari Tol Cipali, sambil sejenak merenggangkan otot kaki karena duduk diam di dalam Hiace, juga menyempatkan diri sholat asyar di Mesjid Al Khobir atau mayoritas tujuan utama adalah menuju toilet demi menandai lokasi ini dengan menyimpan kenangan dan menitipkan sesuatu.

Itulah sejumput kisah sore menjelang malam ini, sebuah perjalanan menuju daerah Temanggung Jawa Tengah. Bismillahi Mazreeha Walmursaha, Wassalam (AKW).

NGANTEUR BUDAK – basa sunda.

Neda maklum kirang gaul..

CIMAHI, akwnulis.com. Tulisan kali ini berbahasa sunda dulu ya, bahasa sunda loma atau bahasa sunda keseharian. Nyanggakeun…

***

NGANTEUR BUDAK

Ba’da shubuh asa hayang gogolèran, kabeneran pan poè saptu mah teu kudu indit ka kantor. Tapi kètang poè saptu minggu ogè ari keur euyeub ku pagawèan mah angger ngantor, sanajan ukur satengah poè.

Golèdag nangkarak bari nguliat, panon mapay lalangit bodas bari ngitung pasagi motifna geuning ngawengku 49 titik tina unggal kotakanna. “Teu percaya?.. ajaran wè ngitung sorangan lur”

Awak asa hampang jeung mimiti tetempoan moèkan, reup sarè teu hararèsè.

Hanjakal geuning kanikmatan hirup ieu teu lila umurna, kudu hudang bari ngarènjag sabab ceuli katuhu katorekan ku gorowok budak cikal, “Abahhhh ka kafè tèa, ulang kalah ka sarèèè….”

Gurubug, langsung diuk dina sisi pangsarèan, ngumpulkeun sukma bayu bari ratug jajantung. “Astagfirulloh Enèng, ulah ngareureuwas kitu”

Hapunten Abahkuuu” Sora halimpu budak bari ngagèlèhè. “Hayu urang ka cafè tèa, pan tos jangji, nganteur wungkul Abah mah”

Teu loba carita sanajan dompèt keur ceurik balilihan da kosongan. Tapi keur budak mah kudu ditagenan. “Tapi naha ka cafè ukur nganteur?, biasana gè bagèan mayar”

Biur numpak motor duaan, meuntasan lembur muru ka kota. 30 menit geus anjog ka nu dituju. Budag jigrah atos amarwata suta, lumpat asup, kukurilingan milihan barang nu lalucu. Uing ngahuleng hareupeun toko anyar di mall, ngaranna KKV (dibaca ka ka fe).

***

Itulah cerita singkat kali ini, Alhamdulillah irit uang, karena si kecil belanja dengan uang THRnya. Wassalam, (AKW).

Mesjid & Masa Kecil : #ceritalebaran

Mesjid masa kecil & kenangan.

MONTAYA, akwnulis.com. Tahapan menuju shalat idul fitri begitu bermakna dan mendebarkan hati. Secara hablumminalloh sangat jelas ada rasa khawatir bahwa diklat selama satu bulan ini akan terkikis oleh rutinitas dan kemalasan di bulan – bulan selanjutnya. Maka berusaha menguatkan diri untuk istiqomah agar hasil diklat sebulan ini betul – betul membekas.

Nah pas giliran hablumminannas terasa jantung ini berdetak lebih kencang, karena lintasan pengalaman masa lalu terus bergantian dan seakan nyata hadir dihadapan mata dalam fragmen aktifitas acak masa kecil hingga remaja. Dari mulai malas mengaji hingga akhirnya menjadi rajin ke mesjid kecamatan ini karena direnovasi dengan dipasang marmer sekelilingnya dan menjadi arena balap tarik sarung yang seru melebihi grand prix Mandalika… hehehehe lebay.

Betapa begitu semangatnya menuju mesjid, lalu antri sorogan ke guru ngaji legend waktu itu, almarhum Ustad Ikin. Juga setor hafalan dan setelah beres giliran, langsung ijin pengen kencing ke kamar mandi. Nah pas keluar ruangan mengaji maka rasa pengen kencing hilang berganti semangat balapan karena lantai marmer mengkilat terbentang dihadapan. Begitupun kawan lain, Dade, Hilal, Deni, Deden, Agus, Hendra sudah bersiap dengan pasangannya untuk menarik sarung dan melesat paling cepat.

Berangkaaaat……

Tawa semangat dan teriakan canda anak – anak membahana, tetapi tentu tidak terdengar oleh pak ustad guru ngaji karena terpisah tembok ruangan yang cukup tebal. Hanya saja disaat para murid mengaji mayoritas ijin ke kamar mandi dan tidak kembali ke ruang mengaji, beranjaklah pas ustad untuk mencari kami yang ternyata asyik bermain.

Disaat beliau melihat kami yang sedang balapan. Kami refleks langsung berhenti dan menunduk karena rasa bersalah. Siap – siap dimarahin. Tidak ada kalimat sumpah serapah, tetapi sebuah kalimat nasehat bahwa sebaiknya di mesjid adalah tempat beribadah dan kurangi bersendagurau. Kami ber 7 kembali menuju ruang pengajian, bukan rasa takut yang hadir terhadap beliau, tetapi rasa hormat dan menjadi semakin segan.

Begitupun jika shalat menjelang, apalagi shalat tarawih yang cukup panjang dan ada celah lintas shaf rakaat maka arena eh jajaran orang berjamaah yang lurus, sangat cocok untuk ajang lari jangka pendek. Itupun bukan amarah yang dihadirkan, tetapi dikumpulkan setelah shalat dan diberikan wejangan tentang arti penting shalat berjamaah dan tidak menjadi pengganggu karena jelas merusak nilai pahala ibadah kita. Ah sebuah kenangan indah tenfang keberadaan masjid dan suasana yang ramah anak.

Sesekali ada hardikan atau makian dari orang dewasa yang menjadi makmum dan merasa terganggu dengan kenakalan kami. Tetapi mayoritas memakluminya serta menegur kami dengan kelembutan sehingga akhirnya kami paham bahwa proses benar dan salah perilaku itu menjadi kekuatan dan warna kehidupan pribadi di kala beranjak dewasa.

Ada juga perilaku kami di malam takbiran yang menghebohkan sekampung karena tengah malam membuat onar disaat bertakbiran di mesjid. Cerita lengkapnya bisa dibaca di CERITA RAMADHAN – PENTAKBIR MISTERIUS.

Kalau urusan romantisme berkaitan mesjid ini relatif tidak ada, karena belum memasuki tahapan beger… ‘Apa ya beger itu?’  Pengertian versi penulis adalah fase remaja yang mulai menyukai lawan jenis dan melihat bahwa lawan jenis itu begitu menarik hati. Jadi lebih banyak masa kenakalan anak saja bersama teman-teman tanpa repot dengan namanya pacaran atau putus cinta.

Kembali kepada kenyataan, hal yang harus disyukuri adalah kesempatan waktu dan segala unsur pendukungnya sehingga bisa menjalani hari terakhir puasa dan berlebaran bersama ayah ibu yang sudah memasuki usia 76 – 77 tahun yang selalu bugar serta memberi teladan bersikap, bahwa kehidupan ini harus dijalani dengan kesabaran dan terus diperjuangkan untuk memberi kemanfaatan kepada banyak orang. Semoga ayah dan ibu sehat selalu dan berumur panjang.

Nanti kita jumpa lagi pada celoteh ringan tulisanku ini. Met Lebaran ya guys, 1 Syawal 1444 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin. Wassalam (AKW).

Mudik : berpisah & bertemu.

Mudik itu perlu diperjuangan – 🙂

CIMAHI, akwnulis.com. Disaat pergerakan orang secara masif mulai terlihat, gelombang semangatbpulang kampung yang disebut mudik kembali membahana setelah 2 tahun terakhir tersandera karena pandemi melanda. Hari kemarin sebagai hari pertama libur resmi bersama secara nasional, didapatkan beberapa titik kemacetan yang luar biasa seperti yang terjadi di daerah limbangan garut, sepanjang jalan tol ke arah timur dan berbagai ruas jalan lainnya.

Sementara kami mah hari kemarin masih stanby di rumah karena ibu negara tetap berdinas bergiliran sebagai bagian dari pelayanan langsung kepada masyarakat di sektor kesehatan. Sambil mengisi libur perdana tentu beberes rumah dan persiapan mudik juga termasuk mengantarkan kucing kesayangan untuk tinggal beberapa hari di hotel kucing di daerah antapani.

Ada rasa haru sang anak manakala harus berpisah dengan hewan kesayangannya, padahal cuma beberapa hari ke depan saja. Si kucing diajak ngobrol dan disampaikan untuk betah di tempat sementara dan jangan nakal ya pus. Malah untuk memastikan bahwa hotel kucingnya layak, bela-belain masuk ke kandang sementaranya itu dan diskusi dengan si kucing.

Ikatan batin dengan hewan kesayangannya cukup kental, tentu ini menjadi modal dasar dalam belajar memaknai kehidupan tentang sebuah ikatan kebersamaan. Bagaimana memaknai dan mensyukuri keberadaan seseorang atau seseekor dan bersifat fana karena suatu saat akan berpisah.

Kali ini hanya pisah sementara, tetapi baru beberapa jam saja sudah kangen sama kucingnya sambil kedua belah matanya berkaca-kaca. Untungnya teknologi mendukung dan sang owner hotel penitipan kucingnyapun baik hati dalam pelayanannya sehingga memenuhi kerinduan sama kucingnya via pengiriman video dan penjadwalan videocall untuk menghapus kerinduan.

Itu baru urusan dengan hewan, maka menjadi hal yang wajar jika pergerakan manusia hari kemarin, hari ini dan esok lusa demi sebuah momentum untuk bertemu dalam suasana kekeluargaan yang kental serta memiliki nilai religi spiritual yang tak bisa dinilai dengan mata uang serta tak bisa membahas tentang rating peristiwa ini.

Tujuan utama mudik itu adalah kembali bersama, kembali berkumpul bersama keluarga setelah sekian purnama mengumpulkan rejeki demi memenuhi kebutuhan kehidupan masing-masing. Ada juga alasan utama adalah berkumpul berlebaran bersama bersama orangtua tercinta, bisa orang tua kandung atau ibu bapak mertua dari pasangan kita, setelah menikah tentu memiliki derajat perhatian yang sama. Karena mayoritas beda tempat dan berjarak, maka bergiliran tahunan menjadi solusinya. Kecuali yang awalnya ‘pacar 5 langkah’ maka tidak bingung milih berlebaran di orang tua yang mana, karena dipastikan rumah orang tua dan rumah mertua hanya selemparan batu, lha wong cuma 5 langkah dari rumah hehehehe.

Selamat menjalankan perjalanan penuh perjuangan tapi dibalik itu berbalut berkah. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Bagi yang orang tuanya belum meninggalkan dunia fana, inilah momentum bersama dan memaknai kembalinya kita. Memaknai asal muasal kita, seorang anak kecil yang tiada daya dan tergantung keberadaan orang tua. Hingga hadir hari ini menjadi individu seimbang, mandiri dan berkepribadian yang kuat serta berdiri tegak menghadapi tantangan kehidupan. Wassalam (AKW).

Misi Penyelamatan di Cibalagung.

Misi Penyelamatan Sore yang memukau.

CIBALAGUNG, akwnulis.com. Suasana sendu di sore hari menyambut kehadiran kami dengan menebar suasana keteduhan yang mendamaikan. Hijaunya pepohonan disertai kicau burung plus serangga sore baik tonggeret dan turaes yang bernyanyi bersama menyenandungkan rasa syukur atas berkah kehidupan ini.

Sementara sajian kopi hitam tanpa gula (kohitala) masih tertahan oleh waktu yang dijaga ketat hingga adzan magrib tiba. Tetapi untuk persiapan, perlu juga disiapkan cangkir terbaik dan kopi liong khas kota bogor tentunya.

Berkeliling di halaman tempat ini yang begitu asri, termasuk terdapat sebuah tempat yang berisi genangan air dengan air jernih sehingga sebagian dasarnya terlihat. Disitulah mata terpana karena banyak sekali mahluk yang sedang tenggelam di dalam air.

Menapaki halaman yang asri memberi ketenangan yang tak ternilai harganya. Apalagi disambut oleh senyuman anak – anak yang begitu polos meskipun nasib mereka sebelumnya kurang beruntung. Sekarang anak – anak yang telantar ataupun ditelantarkan telah menjadi penghuni tempat ini dan menjadi tugas negara untuk memeliharanya. Bergabung bersama menapaki masa depan ditemani para petugas pengasuh yang melayani mereka sepenuh hati.

Ini harus segera dilakukan penyelamatan” Teriakanku menghadirkan reaksi beragam, tapi tentu semua sudah memahami tugas masing-masing. Peralatan penyelamatan hewan yang tenggelam segera disiapkan di pinggir genangan air yang cukup luas tersebut. Diantaranya kayu tipis panjang tetapi lentur yang dilengkapi tali khusus yang kuat. Ember besar dan tentunya berbagai peralatan lainnya.

Tanpa menunggu waktu karena khawatir korban tenggelam bertambah, langsung sajaj kayu tipis lentur dijulurkan dan hanya hitungan detik, hewan yang beraneka warna itu dapat diselamatkan dari bahaya tenggelam dan diangkat serta dibariskan di daratan, Alhamdulillahirobbil alamin.

Mayoritas memiliki warna merah menyala dan sisanya putih dan hitam. Semua berhasil diselamatkan dan dirapihkan. Termasuk diberikan polesan akhir adalah membersihkannya dengan air dan baluran minyak panas sehingga pada saat berbaris bersama di atas loyang begitu memukau.

Misi penyelamatan dadakan kami tuntas karena hasil kerja bareng semua pihak, tanpa melihat strata jabatan dan kewenangan. Semua bahu membahu sehingga misi penyelamatan ini berhasil dilakukan dalam waktu yang singkat dengan jumlah hewan tenggelam di air yang dipindahkan cukup banyak jumlahnya.

Semoga kekompakan ini terus terjaga dan menjadi nilai tambah pahala di dalam perjalanan akhir menuju sisa waktu bulan ramadhan tahun ini. Wassalam (AKW).

Pandanlatte & V60 Bali Senja.

Sore gini enaknya sruput kopi.

KUNINGAN, akwnulis.com. Ternyata sebuah kata nikmat itu tak bisa dinilai dengan angka dan berat untuk ditulis dengan kata-kata. Apalagi ternyata suasana yang hadir sangat mendukung dalam menjaga vibe kebersamaan ini meski dengan waktu yang terbatas sebelum ada videocall dari sang anak yang tak ikut karena memilih bermain di rumah saja.

Kehadiran minuman berbasis kopi pertama adalah pandanlatte yang diolah secara mandiri oleh cafe ini, namanya DOMO Coffee & Space. Setelah dituang di gelas yang berisi es batu berbentuk kotak, maka sruputan perdana begitu nikmat karena dibahu kiri bergelayut manja tangan lembut istri tercinta. Srupuut….. hmmm tentang rasa B aja, karena lebih seperti kopi susu dilengkapi sirup pandan, titik.

Menjadi mahal adalah suasana berduanya itu ditengah ketidaksingkronan jadwal kerja dan pergerakan luar kota yang ternyata sabtu minggupun masih beredar atas nama kerja. Maka kebersamaan kali ini begitu bermakna.

Penasaran dengan sajian kopi yang sebenarnya, maka sementara gelayutan manja diberi jeda. Karena raga harus bergerak kembali ke depan menemui sang barista tentu lengkap dengan basa basi dan pertanyaan seputar kohitala. Ternyata meskipun menu manual brew tercantum, ternyata beannya tinggal satu hanya bean arabica Bali Senja Batukaang Kintamani. Ya sudah lumayan masih ada bean yang bisa dinikmati.

Buatin V60 hot yang kang”
“Baik kakak, ditunggu ya”

Kembali raga menuju meja dalam dimana istri tercinta setia menanti. Senyuman dan perbincangan hangat kembali menggema sambil melihat lalu lalang dan tingkah laku orang-orang yang juga saling berbagi senyum dan tawa.

Ini kopinya kaka” Sebuah kalimat lembut mengantarkan sajian manual brew V60 didepan meja kami bersua, wah harum sekali. Alhamdulillah. Tanpa menunggu lama, langsung dikucurkan di gelas kaca dan sruputan pertama mumpung masih panas. Hhmmm nikmat, kombinasi medium body dan acidity litenya berpadu dengan aftertaste selarik apricot dan tea menemani kebersamaan ini. Maka tuangkan lagi dan disruput lagi. Mata merem untuk memaknai detik – detik kenikmatan ini… tapi tiba-tiba teringat sesuatu yang penting.

Ini khan bulan puasa, kok ngopi jam segini?”

Iya bener, tapi apa mau dikata karena ini adalah cerita latepost kawan, karena kalau dilakukan sekarang berarti membatalkan puasa hari ke 10 ini hehehehe.

Tiada maksud ‘ngabibita‘ tapi sebagai penyemangat untuk menambah kesabaran menuju berkumandangnya adzan magrib di malam minggu ini. Happy Malming with Family, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
DOMO Coffee & Space
Jl. LLRE Martadinata No, 99 Cijoho Kuningan Jawa Barat.

INTISHOR NAMA MESJID.

Apalah arti sebuah nama? tapi arti harus dicari.

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah peralihan adalah bagian dari petualangan hidup, maka sinyal adaptasi dan rasa penasaran menjadi modal utama. Begitupun dikala langkah kaki menuju mesjid di kawasan tempat bekerja sekarang dan disaat berada di dalam mesjid langsung mengeja nama mesjidnya, yaitu AL INTISHOR.

Tring.. apa artinya ya?

Maka segera bertanya kepada beberapa jemaah yang akan bersama-sama menunaikan ibadah shalat dhuhur. Tetapi dari 6 orang yang ditanya, mayoritas yang hadir adalah sunggingan senyum untuk melengkapi kebelumtahuan. Nggak perlu kecewa, tinggal buka hape dan minta bantuan mister guggel serta yang terbaru menggunakan ChatGPT.

Ternyata ini menjadi petualangan juga karena yang pertama adalah kesalahan pengetikan pada kesempatan pertama sehingga hasil pencariannyapun berbeda. Kata yang diketik dengan jempol terpeleset sedikit, yaitu Al Ikhtisor. Maka pengertian yang muncul adalah metode pembelajaran untuk menguasai cara membaca dan memahami kitab kuning atau lebih dikenal dengan arab gundul yang dikembangkan di pesantren – pesantren terutama di wilayah pulau jawa sebelah timur.

Maka dengan pedenya menjadi pengetahuan baru dan di beberapa kesempatan disampaikan. Sok JNE (Jiga nu enya) tea. Padahal ada satu hurup krusial yang berbeda. Tidak mengapa, minimal menjadi tambahan pengetahuan saja.

Tersadar bahwa istilah tersebut berbeda dengan nama mesjid yang dikamsud eh dimaksud. Metode untuk membaca kitab kuning adalah IKHTISOR, sementara nama mesjid itu adalah INTISHOR. Walah satu huruf ini tentu membedakan artinya.

Semangat lagi mencari arti nama mesjid ini, tapi beberapa orang yang ditanya, kembali menjawab dengan senyuman dan gelengan kepala yang khas. Maka sebagai penguatan mencari istilah, mang gugel harus dilengkapi dengan chatGPT. Sugan we lebih jelas.

Ketik ketik geser… ketik. Tring.

Nah sekarang muncul hasil pencarian via mang gugel bahwa INTISHOR itu adalah memiliki arti KEMENANGAN. Beberapa situs website memiliki keseragaman arti, namun yang menggelitik adalah istilah kemenangan ini juga cocok untuk penamaan bagi anak perempuan ceunah. Ini agak sedikit jadi tambahan pertanyaan, karena mesjid juga tentu berkait erat dengan laki-laki. Tapi tidak apa-apa, sebuah arti kata KEMENANGAN, tentu cocok dengan nama sebuah mesjid, karena bisa dijadikan tempat untuk meraih kemenangan dari keimanan, ketakwaan dan juga hubungan antar manusia.

Tapi khan masih penasaran, mencoba mengunakan ChatGPT. Ternyata hasilnya berbeda, INTISHOR ini memiliki banyak arti, tidak hanya bermakna KEMENANGAN saja. Tetapi juga memiliki arti PENYEBARAN / PERSEBARAN.  Namun, dalam beberapa konteks tertentu, seperti dalam konteks pertempuran atau perang, kata “intishar” dapat digunakan untuk merujuk pada “kemenangan”. Sebagai contoh, “al-intishar fi al-harb” dapat diartikan sebagai “kemenangan dalam perang”. Namun, ini bukanlah makna umum dari kata “al intishor” dalam bahasa Arab.

Dari studi literisi online maksa (SLOM) ini maka makna dari INTISHOR ini adalah KEMENANGAN, Alhamdulillahirobbil alamin. Bungkuss.

Selamat menunaikan ibadah shaum hari ke tujuh ini bagi kaum muslimin dan bagi para pembaca  diberikan kekuatan dan kesehatan dalam meniti kehidupan dunia yang sementara ini penuh keberkahan.

Jika masih penasaran, maka dengan tangan terbuka untuk saling melengkapi dan membahas penamaan ini. Bisa chat, komen atau berkirim email. Terima kasih, Wassalam. (AKW)..

TEH & KOPI PAGI

No pain no gain – whort it lah.

BANDUNG BARAT, akwnulis.com. Setelah shalat shubuh dua rakaat tadinya bersiap untuk jogging pagi sambil memaknai hari di tempat yang begitu menyegarkan dengan suasana alami yang mendamaikan. Tapi niat harus berbeda dengan kenyataan, karena ternyata hujan rintik jadi melebat ditambah suhu dingin yang tega menerobos hingga ke tulang. Apalagi dikala meraba sekrup titanium yang tertanam abadi di kaki kiri, terasa lebih dingin dan ada tambahan rasa ngilu. Gawat nich, ternyata kemaceuhan kemarin sore hingga malam menghadirkan konsekuensi kesakitan. No pain no gain-lah. Rasa sakit ini terobati dengan untaian kalimat dari pak bos, ‘This is one of the best performance’ ceunah.

Lalu disaat mendudukan kembali posisi di pinggir tempat tidur, ternyata bukan kaki saja yang linu tetapi sekujur tubuh juga terasa pegal dan tak nyaman. Ya sudah diputuskan saja mengambil obat mujarab dari celah – celah kehidupan, obat alami yang Illahi anugerahi kepada insani. Yakni merebahkan kembali diri di peraduan yang empuk, menyelimuti diri dengan janji dan tariklah nafas panjang sambil relaksasi. Dijamin hanya berapa tarikan nafas, maka akan beralih kembali ke alam mimpi yang penuh dengan khayalan serta ketenangan yang tidak abadi tapi minimal menjadi obat mujarab dari semua kelelahan ini… Zzzzz.. zzzz.

Ternyata tak ada mimpi yang terlintas dan dialami, terasa begitu sekejap waktu. Padahal pas mata terbuka, cahaya mentari terang – terangan menerobos dam mengingatkan bahwa pagi sudah menjelang dan tugas selanjutnya menanti untuk segera dikerjakan. Melirik jam digital yang tergolek di meja samping ranjang, mata terbelalak. 2 jam sudah tidur lelap  bada shubuh tanpa mimpi sedikitpun.

Badan terasa lebih segar dan linu di kaki kiri sudah menghilang, maka segera bergegas ke kamar mandi. Meraih knop bathtub lalu memijitnya untuk membiarkan air panas dan dingin bercampur untuk mengikuti ritual pagi ini.  Berendamlah dan tak lupa sikat gigi sambil memandang ke arah lembah menghijau melalui jendela yang terbuka.

Melengkapi moodboster pagi ini tentu tak lupa kombinasi sajian minuman yang saling mempengaruhi. Secangkir teh yang harum berdampingan dengan secangkir kohitala (kopi hitam tanpa gula) dibuat dan disajikan agar berjajar berdampingan diatas meja kayu di balkon villa yang begitu akrab dengan suasana alam sekitarnya.

Sruputan perdana secangkir teh begitu menyegarkan dilanjutkan sruputan selanjutnya, sruputan yang begitu menguatkan dan memberi inspirasi pagi untuk dilanjutkan beraksi meski tetap harus hati-hati. Ingat kondisi kaki yang pernah cidera karena memenuhi hasrat sebuah komitmen untuk disiplin tepat waktu dan berusaha menjadi teladan meskipun itu bukan segalanya.

Sruput lagi, nikmat pisan. Kopi trubruk sajian villa hotel ini ternyata lumayan juga. Meskipun tidak tahu merknya tapi dari keharuman yang hadir, ada standar kopi yang dipegang sehingga mampu menghadirkan rasa yang lumayan. Alhamdulillah.

Selamat mengopay kawan, dimanapun kapanpun dan tulislah pengalaman itu. Happy monday, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
THe GREEN FOREST RESORT
Jl. Sersan Badjuri 102 KBB

BERENANG DI BANDARA NGURAH RAI?

Nyeburlah sebelum terlambat..

DENPASAR, akwnulis.com. Senyum sumringah begitu mengembang pada saat Boeing 733 mendarat mulus di landasan Bandara I Gusti Ngurahrai Denpasar Bali. Hentakan yang lembut dan nyaris tak terasa mempertemukan kembali raga dengan bumi setelah 2 jam membelah awan dan menyusuri rute di ketinggian 30.000 kaki diatas permukaan laut. Alhamdulillahirobbil alamin.

Sambil berjalan menyusuri lorong kedatangan dan mengambil koper pink di bagasi maka segera keluar bandara dan langsung mlipir ke kiri bandara untuk menuju hotel yang memang berada di area bandara. Ada bayangan besar, pengen berenang di sekitar bandara. Kayaknya bentar lagi bisa terlaksana.

Proses check in yang cepat karena sudah bayar pia aflikasi eh via aplikasi mempercepat raga ini untuk bercengkerama dengan segarnya air kolam renang yang sudah menantikan kehadiranku dibalik kaca besar di seberang luar. Tapi tetep nggak bisa langsung nyebur, wajib masuk ke kamar dulu. Simpan koper dan mempersiapkan baju renang lengkap dengan kacamata renang yang setia menemani dalam hampir semua keberangkatan.

Ternyata rencana tak seiring harapan dari kenyataan kawan. Baru saja masuk kamar, langsung tetes hujan begitu lebatnya jatuh ke bumi. Hati ini jadi ragu, apakah jadi berenang atau tidak. Galau deh. Padahal sebenernya ya nyebur aja khan sama-sama basah. Basah dengan air kolam renang dan sekaligus hujan – hujanan.

Pertimbangan lain muncul mengingat batasan rasa lelah yang memforsir diri dalam minggu – minggu ini, khawatir tumbang juga. Udah terasa memang badan mulai hangat memanas atau sesekali mendingin tanpa sebab.

Demi memuaskan hasrat kekolamrenangan maka diputuskan saja menggunakan celana renang tapi berbalut celana panjang dan kaos kerah. Jadi jika tidak dimulai renangnya bisa lannut beredar sejenak untuk kembali ke kamar yang sudah menanti direbahi.

Benar saja, setiba dibalik kaca terlihat kolam renang yang sepi dan hujan lebat begitu kuat dengan angin kencang yang menderu. Tatapan tajam melihat menara kontrol bandara terlihat selemparan batu, tapi apa daya tak berani mempertaruhkan raga jika akhirnya malah tepar dan tak bisa menikmati perjalanan di pulau dewata ini.

Dengan berat hati dan mengendalikan gejolak keinginrenanganku ini, maka hanya bisa memotret suasana kolam renang dan siluet tetesan air hujan di beningnya kaca. Raga mundur perlahan dan berbelok arah menuju coffeeshop saja. Mencari seruput kopi yang mungkin bisa menenangkan gejolak ini dan kembali berdamai dengan keadaan dan menyusun ulang rencana tindak ke depan.

Semangat kawan, sruput dan bergeraklah. Goodby sementara swimming pool, Wassalam (AKW).