Nyetir wanci sareupna saatos tadi ngalongok domba di wewengkon Cipunagara. Ujug – ujug èmut paguneman tadi.
“Ang saèna mah ngèndong. ènjing bada shubuh uihna, palaur” Diwaler tatag, “Kalem Mang, meungpeung nganggo mobil jagjag” Mang Ibro nu maro domba ngajentul.
Mobil Ioniq 6 lalaunan nebihan buruannana.
Ayeuna mobil nyaketan ka leuweung jati lebet jalur jalan nu beuki awon tur rumpil.
Tiit.. tiit.. tiit Sensor mobil disada, ditingal dina dashboard sadayana beureum, boh dipayuneun mobil, kènca katuhu ogè dipengker. Tapi ditingali payuneun mah lowong ukur tangkal jati ngajajar.
“Paling gè sènsor èror” kitu gerentes hatè.
Tengah leuweung / akw.
Tiit… tiiit.. tiit Sajorelat katingali dina dasboard panto kènca teu pageuh. Tapi teu lami sènsor panto normal deui.
Ningali deui ka payun, jalan angger sapertos nu tadi. Asa lami pisan dugi ka jalan ageung, biasana mah 15 menitan.
Sabot hemeng kana kaayaan, gigireun aya sora. “Sabar Sarjang keudeung deui” Uing ngalieuk. Brèh tèh nu nyèrèngèh makè boèh. Cag. (AKW).
2 tahun tak terasa akhirnya kembali bersua dengannya.
BANTEN. akwnulis.com. Perjalanan pagi ini menjadi terasa begitu bermakna dikala ingatan melayang kembali dengan sebuah kalimat pertanyaan sederhana, “Kapan ya terakhir kali ke Bandara Soekarno Hatta?” Maka memori mencari menelusuri relung ingatan dibantu oleh berbagai bukti catatan dan dokumentasi video yang menjadi pegangan keshahihah sebuah perjalanan kehidupan dan klaim tentang kapan terakhir kaki disertai raga ini menginjakan kaki di bandara internasional ini sekaligus terakhir terbang ke kota mana.
Memang jejak digital tidak bisa dibantah, kebetulan suka menuliskan sesuatu sekaligus mendokumentasikan aktifitas dan upload di channel youtube milik pribadi. Ternyata ditemukan catatan dan video bahwa terakhir menginjakan kaki di Bandara Soekarno Hatta ini adalah medio pertengahan akhir bulan oktober 2023, “Wow 2 tahun lalu.”
Ternyata perjalanan dan penerbangan terakhir 2 tahun lalu via bandara ini adalah penerbangan pulang pergi ke Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dalam rangka rapat dinas tentang Rapat Koordinasi Inspektorat dan pada saat melaksanakan tugas di tempat lama, atau instansi yang terdahulu yakni Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
Memang bukan catatan tugas dinasnya tetapi mengusung tema tentang NGOPi atau menikmati kopi di suatu lokasi yang dikunjungi sekaligus menyicipi kuliner lokal yang ada.
Jadi dari dokumentasi yang ada didapatkan fakta bahwa terakhir kali ke bandara ini adalah medio oktober 2023 dan menggunakan pesawat superjet air dengan tujuan Bandara Kualanamu Medan.
Maka sah sudah klaim bahwa setelah 2 tahun lalu, baru menginjakkan kaki lagi di Bandara ini. Nah pertanyaan selanjutnya adalah, “Mau kemana?” , “Sama Siapa?” dan “Acara apa?”
Jawabannya ada di tulisan selanjutnya ya.. ditunggu. Wassalam (AKW).
PADALEUNYI, akwnulis.id. Minggu – minggu ini begitu akrab dengan yang namanya jalan tol. Terutama ruas jalan tol padalarang – cileunyi, ruas tol cisumdawu dan ruas tol jakarta cikampek karena begitu bejibun penugasan yang harus dihadiri diberbagai daerah di jawa barat dan jakarta. Mulai dari bolak balik ke Indramayu dengan islamic centernya, ke Sukabumi dengan mesjid raudatul irfannya. Ke garut rapat kerja pusdai jabar dan ke purwakarta dalam berbagai tugas yang ada. Plus UI depok dengan pertemuannya.
Tentu orang lain akan melihat dengan perspektif masing – masing. Ada yang memandang dengan kagum serta timbul keinginan ingin seperti kita yang selalu beredar kesana kemari, atau malah iri karena punya kesempatan ini?… ah tidak usah dipikirkan, jalani saja. Ada juga yang memandang biasa karena memang tugasnya mengharuskan berkeliling di daerah provinsi jawa barat.
Yang pasti secara pribadi, penulis menikmati dan mensyukuri semua penugasan ini dan berusaha dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Serta ada satu hal yang dilakukan seperti sepele bin sederhana. Tetapi melengkapi tentang bagaimana memaknai perjalanan kehidupan ini.
“Bagaimana caranya?” “Gampang kok, tinggal perhatikan sekeliling. Ambil photo dan atau video lalu buat caption yang santai dan jujur apa adanya”
Ada lagi pertanyaan, “Seperti apa contohnya om?”
Ini ada 2 contoh momen – momen di jalan tol yang bisa dicapture dan dituliskan atau dihadirkan pada dimensi media sosial yang kebetulan hadir di depan mata dan bisa dengan segera diambil photo juga videonya.
1. PERAHU DIATAS TRONTON Pertama adalah momen dijalan tol melihat perahu nelayan yang nongkrong diatas bagasi tronton. Secara kebetulan sudah ada di depan kami, maka segera diambil gambar dan jangan lupa disave di arsip online sekaligus dipamerkan yakni posting di medsos pribadi. Mau di facebook, instagram dan tiktok itu terserah saja. Yang pasti arsip photo online ini sudah tersebar dan menjadi milik dunia.
Makna sederhana yang didapat adalah ini momen langka karena biasanya perahu nelayan ini ada di pantai dan di laut sedang membersamai nelayan mencari ikan. Mungkin sedang dalam perbaikan sehingga harus diangkut ke kota menuju ‘dokter perahu’ karena ada penyakit atau masalah yang harus disembuhkan. Atau mungkin gabutnya sang perahu sehingga ingin jalan – jalan ke kota dalam rangka ‘hiling‘ dan melihat suasana berbeda, entahlah.
Itu adalah capture momen yang pertama.
2. MOBIL KONTROVERSI Momen kedua yang bisa diabadikan adalah sebuah peristiwa kontroversi disaat dari arah kiri ada mobil hitam yang berkelebat cepat menyalip langsung berada di depan. Awalnya ada sedikit emosi yang tersulut untuk mengejar dan menyalipnya, tetapi setelah disadari bahwa itulah suasana di jalanan, ya sudah biarkan saja. Toh bedanya hanya 2 – 3 menit saja. Lagian belum tentu menuju arah yang sama, kenapa harus dipermasalahkan.
Tapi rasa penasaran masih ada dan dilihat bahwa mobil hitam tersebut adalah bermerk Honda karena terlihat jelas H-nya. Tetapi pas membaca nomor polisi, disinilah hadir kontroversi, karena nomor polisi khususnya angka huruf akhrnya bukan HND tetapi BMW. Jelas sekali itu jenis mobil yang berbeda. Maka atas nama kontroversi tersebut, dikejarlah mobil hitam honda jenis HRV ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Maafkan nopolnya ditulis disini ya, D 1902 BMW. Jelaskan kontroversinya. Jadi inget ada sebuah cerita pengendara motor Honda dicegat polisi karena jaketnya SuZuki, tapi pengendara tersebut tak kalah gertak kepada petugas polisi tersebut karena kontroversi juga, “Apa kontroversinya?”
“Bapak petugas tidak sesuai, pakaian polisi ternyata balpoinnya merk PILOT!!”
***
Itulah 2 fenomena eh keadaan di jalan tol yang bisa didokunentasikan dan dikomentari. Sehingga perjalanan ke sana kemari via ruas – ruas jalan tol ini tidak hanya dijalani dengan mengantuk, mengobrol atau diam tanpa kata. Tetapi bisa mendapatkan pengalaman berbeda yang bisa diabadikan.
Kalau bicara ideal, di jalan tol bisa dilakukan berbagai aktifitas pekerjaan dari mulai meeting online via zoom, memeriksa surat dan mendisposisi surat serta koreksi online melalui aplikasi kantor. Tetapi disaat mobil bergerak lincah karena dikejar waktu yang mepet, maka bukan surat – surat yang tuntas dikerjakan tetapi pusing yang menjalar dan akhirnya bisa juga malah muntah. Nggak mau khan turun dari kendaraan untuk sebuah acara tetapi ternyata pusing, letih dengan wajah pucat pasi memutih.
Maka pilihannya adalah lihat sekeliling, abadikan hal – hal yang bisa kita lihat. Narasikan dan bagikan di media sosial. Selamat beraktifitas dan beredar kawan. Wassalam(AKW).
CIKOLE, akwnulis.id. Nembè gè lebet, Ojat kaluar deui ti jamban bari ambek-ambekan, “Saha nu kiih teu dibanjur, geuleuh bau hangseur”
Ama Kiai Sholeh kaleresan nuju aya caket jamban, atuh kareungeu pisan. Anjeuna imut bari sasauran, “Teu kedah keuheul Jang, banjur wè, pahala”
“Muhun Ama” Ojat lebet deui ka jamban, teu seueur sasauran. Jempling.
Ama Kiai katingal kukurilingan dicaket jamban bari ngaroris pelak cèngèk, waluh sareng bonténg teu hilap nitènan balong mujaèr kagungan pasantren. Tangtos bari dzikir takbir tahmid.
Teu lami Ama Kiai muru ka jamban deui pas ningali Ojat nu tos rèngsè miceun taeun.
Ternyata Kesedihannya mendalam karena diharuskan juga membayar hehehehe…
JAKARTA, akwnulis.id, Pagi masih menggelayut manja diatas cakrawala sementara mentari tampak malas menampakkan cerianya. Pagi syahdu yang entah mengapa membuat jiwa ini rapuh dan meragu. Tetapi tidak ada jalan lain untuk menahan langkah dan kembali pulang untuk memeluk kenangan. Karena harapan ternyata menjadi bayang yang akan hadir dikala bentar bersinar terang.
Maka dengan segenap sisa kemampuan, dilawan perlahan semua keengganan dan kemalasan dengan cara tarik nafas panjang lalu berteriak spontan dengan semangat, “Alloooohu Akbarr!!”
Otot di raga tergerak dan semesta menemani perubahan sikap ini. Maka sebelum pelukan kemalasan kembali berkelindan, kaki melangkah penuh keyaminan untuk menuju sebuah tempat yang diharapkan memberikan kepastian.
Sebagai penguat sinyal dalam meyakinkan tentang rasa kehilangan ini maka kantor polsek terdekat bisa memberikan secercah harapan dengan menghadirkan sebuah kertas keterangan. Jelas sudah ada yang hilang karena judul surat yang diterbitkan di kantor polisi adalah SURAT KEHILANGAN.
“Biarkan secara administrasi tercatat hilang, tapi kenanganmu tetap tak lekang oleh jaman”
Langkah kaki setengah berlari membawa bukti surat kehilangan. Menuju sebuah tempat yang berharap menjadi pengobat luka akibat kehilangan, namun ternyata kehilangan kali ini bukan sekedar kehilangan tetapi dilengkapi dengan keharusan menyediakan sejumlah uang.
“Omay gad, ternyata kehilangan kali ini bukan hanya kesedihan dan kebingungan mencari kenangan dan bukti keberadaan tetapi juga perlu merogoh saku demi mengikuti sebuah aturan”
Jadi lengkap sudah, pertama hilang lalu kehilangan, diberi surat keterangan hilang dan dalam proses selanjutnya ternyata bukan hanya kehilangan tetapi harus bayar sejumlah uang. Huuuu huuuu huuuu huuu.
“Memang anda kehilangan apa sampai bersedih tak tertahankan?” Sebuah pertanyaan hadir dari kumpulan orang yang jadi penasaran. Termasuk yang sedang baca tulisan ini. “Ya khan?”
“Kehilangan ini” Dengan suara memelas memperlihatkan photo sebuah buku hijau kecil bergambar garuda emas.
“Pantesan atuh, hilang pasport mah resiko, memang begitu aturannya”
“Kamu betlebihan, hilang ginian tapi heboh sendiri cari simpati”
Raga terdiam dan sedikit senyum simpul. Dari awal khan hanya ingin cerita kehilangan dan ternyata kehilangan pasport memang harus berposes dan juga bayar 1 jura rupiah diluar biaya pembuatan pasportnya. “Kenapa orang – orang sewot?”
Jadi kesimpulannya : 1. Bagi yang sudah punya paspor maka dijaga baik – baik jangan hilang. 2. Jika hilang maka ada keharusan membawa surat dari kepolisian, BAP oleh Kantor Imigrasi lalu bayar dendanya. 3. Jika hilang dan tidak ada sama sekali photocopy atau file digital dari paspor yang hilang maka harus ke kantor imigrasi terdekat untuk meminta salinan dari paspor yang hilang ini. Harus datang pagi – pagi dan dengan ikhlas antri. Setelah dipanggil dan mengisi beberapa formulir serta wawancara maka diberikan copy-an berkas sebagai bahan untuk membuat surat keterangan kehilangan dari kepolisian. 4. Ke kantor polisi terdekat atau disarankan di daerah domisili dan inipun perlu waktu yang lumayan. 5. Kembali ke kantor Imigrasi dan berproses untuk pembuatan paspor baru dan selain harus mengantri lagi juga bersiap membayar denda kehilangan. 6. Waktu yang digunakan cukup banyak dalam prosesnya, jadi tetap semangat, bersabar dan fokus.
Begitu ceritanya yang penulis alami, semoga menjadi cerminan kehati-hatian bagi para pembaca yang baik hati dan tidak sombong serta teliti untuk berbagai hal. Selamat menjalani hari ini, penuh arti dan jangan lupa tafakur serta syukuri. Wassalam(AKW).
Lalaunan mapah ngabujeng ka tepas, seja nepangan mitoha, Ama Haji. Katingal anjeuna nuju sila tutug, melong ka payun bari teu hilap ngenyot udud bako molè di bungkus daun kawung. Ni’mat katingalna.
“Assalamualaikum Ama, kumaha damang?” Uluk salam kalawan ajrih, teu hilap rengkuh kanu janten sepuh. “Euleuh Sarjang, Alhamdulillah. Iraha ti dayeuh?”
“Tadi ba’da lohor Ama, hapunten nembè tiasa nepangan” “Teu nanaon Sarjang, nu utama mah sarèhat sakabèhna. Naha awak bayuhyuh deui?” Ama melong kana patuangan ogè damis nu nyurungkuy deui. Rada nyereng.
“Papagah Ama leumpang sapoè 5 kilo jeung push up 100x jigana tos kahihilapkeun nya?” “Teu pisan – pisan Ama, masih dilakonan. Mung push upna rada aya variasi”
“Variasi kumaha Jang?” “Muhun, nembè 10x dina ubin, pun bojo piwarang naèk kana risbang, kangge neraskeun push upna Ama” lalaunan ngawaler bari rada isin.
Ama imut ngagelenyu bari ngenyot rokona, “Si Nyai mah nyeplès indungna.”
***
Sebuah tulisan singkat berbahasa sunda yang menemani perjalanan tugas di tol Cipularang menuju agenda dinas ke Depok. Wassalam, AKW.
Lalaunan mapah ngabujeng ka tepas, seja nepangan mitoha, Ama Haji. Katingal anjeuna nuju sila tutug, melong ka payun bari teu hilap ngenyot udud bako molè di bungkus daun kawung. Ni’mat katingalna.
“Assalamualaikum Ama, kumaha damang?” Uluk salam kalawan ajrih, teu hilap rengkuh kanu janten sepuh. “Euleuh Sarjang, Alhamdulillah. Iraha ti dayeuh?”
“Tadi ba’da lohor Ama, hapunten nembè tiasa nepangan” “Teu nanaon Sarjang, nu utama mah sarèhat sakabèhna. Naha awak bayuhyuh deui?” Ama melong kana patuangan ogè damis nu nyurungkuy deui. Rada nyereng.
“Papagah Ama leumpang sapoè 5 kilo jeung push up 100x jigana tos kahihilapkeun nya?” “Teu pisan – pisan Ama, masih dilakonan. Mung push upna rada aya variasi”
“Variasi kumaha Jang?” “Muhun, nembè 10x dina ubin, pun bojo piwarang naèk kana risbang, kangge neraskeun push upna Ama” lalaunan ngawaler bari rada isin.
Ama imut ngagelenyu bari ngenyot rokona, “Si Nyai mah nyeplès indungna.”
***
Sebuah tulisan singkat berbahasa sunda yang menemani perjalanan tugas di tol Cipularang menuju agenda dinas ke Depok. Wassalam, AKW.
Bersua tak sengaja sepulang dari shalat jumat. Terlihat si hitam sedang santai sambil menjilati badannya dengan tenang tidak pusing memikirkan dampak kebijakan perang dagang Donald Trumph yang membuka perlawanan terbuka China termasuk dampak langsung terhadap ekspor indonesia.
Si kucing hitam tidak terganggu meneruskan aktifitas jilat menjilatinnya. Sesekali wajahnya melihat ke sumber suara termasuk matanya memandang kamera hape ini. Sebuah sikap waspada atau memang si kucing ini golongan KSK (kucing sadar kamera).
Namun perjumpaan dengan kucing hitam ini tak bisa lama, cukup 19 detik saja di vedio yang tersimpan rapih pada memori hape. Selamat melanjutkan kehidupan ya kucing hitam.
Aktifitasnya dan jilatan santainya seolah berucap, “Hidup ini santai kawaan….”
1 hari 5 tempat, gaskeun. purwakarta bekasi karawang subang bandung cimahi.
BANDUNG, akwnulis.id. Semerbak harum pagi menyambut langkah optimis untuk selalu menjaga syukur atas semua berkah Illahi. Memasuki kendaraan yang langsung tancap gas memasuki tol gate Pasteur dan meluncur membelah suasana pagi yang ditemani semburat sinar mentari.
Tak terasa kawasan rest area 97 sudah ada dihadapan mata. Kendaraan dikurangi kecepatan dan belok kiri menjadi secercah harapan karena ada hal yang harus dituntaskan.
“Apa yang harus dituntaskan kawan?”
Jawabannya singkat, SARAPAN.
Yuk ritual makan pagi yang harus dijaga dan jangan terlewati. Meskipun sedikit tetapi menjadi kewajiban demi menjaga daya tahan tubuh dan menjalan tugas pekerjaan yang sedang diemban.
“Lha khan biasanya sarapannya dengan menu khusus yang ada roti gandumnya, telur rebus putihnya saja dan beberapa iris jeruk sunkist?”
Apel pagi di Puskesmas Cikarang Bekasi
Hari ini agak lain, karena menu tersebut tertinggal tadi di rumah. Sehingga alternatifnya tetap harus ada yang masuk ke dalam perut yang sudah bergejolak lapar ini. Maka pilihannya adalah sajian bubur ayam panas dengan pola self service di Kedai Mandiri dan tak perlu berlama – lama langsung dinikmati bersama kawan seperjalanan.
Perut tuntas terisi maka perjalanan dilanjutkan menuju titik pertama yakni di wilayah Kabupaten Bekasi tepatnya di Puskesmas Cikarang. Sebuah kegiatan kedinasan yang diawali dengan pelaksanaan apel pagi bersama seluruh pegawai puskesmas dilanjutkan dengan peninjauan pelaksanaan kegiatan yang diicanangkan pemerintah yaitu CKG (cek kesehatan gratis) bagi warna yang berulangtahun.
Tak berapa lama segera bergerak dari Cikarang, sebuah daerah yang begitu gercep. Karena setiap disebut apapun maka jawabannya adalah CEKARANG eh SEKARANG. (lol).
Gaskeun…..
Bersama Aki nini di Teluk jambe Karawang.
Titik selanjutnya adalah berada 32 menit dari Cikarang yakni di daerah Teluk Jambe Kabupaten Karawang. Tepatnya di satuan pelayanan Griya Ramah Lansia yang menampung 75 orang lansia terlantar dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Barat. Terdapat 31 orang lansia wanita dan sisanya adalah lansia laki – laki yang lebih nyaman dipanggil Abah atau aki.
Pertemuan singkat dengan mereka memberi energi baru dalam berkarya. Meskipun terkadang harus ber akting dan sedikit drama karena memposisikan sebagai anak atau malah menjadi cucu bagi mereka yang begitu haus dengan perhatian dari keluarga dan sanak saudara yang dengan berbagai alasan tidak bisa hadir untuk sesekali membersamai mereka, apalagi berkunjung rutin atau mengajak kembali ke rumah keluarga dan hidup di hari tua bersama-sama.
Silaturahmi di Jalan cagak Subang.
Makan siang menjadi momen lintas kabupaten kembali, karena dengan perjalanan hanya 1 jam saja via tol cipali dengan keluar pintu tol subang kota maka bisa menunaikan ibadah shalat dhuhur sekaligus makan siang gurame bakar di daerah kabupaten subang. Silaturahmi berlanjut lagi dengan jajaran pengurus utama BPR Jabar baik komisaris utama dan Direktur utama serta jajaran di direksi dan komisaris lainnya di kantor pusat sementara yang berada di daerah Jalan Cagak kabupaten Subang.
Sore hanya bergeser lagi ke acara di Perbatasan tangkuban parahu tepatnya di kawasan astro ciater highland dengan sebuah acara rapat kerja yang digelar oleh jajaran DKM Mesjid Raya Bandung dalam rangka evaluasi kinerja 2022 – 2024 dan rencana kerja 2025. Di kegiatan ini tentu menjadi ajang diskusi dan silaturahmi sekaligus menguatkan kolaborasi yang didetailkan dalam dokumen rencana aksi.
Diskusi sore di Ciater
Setelah adzan magrib bergema barulah bergerak ke titik akhir yakni kembali ke area Jalan Diponegoro 22 alias kantor Gedung sate untuk mengecek dokumen – dokumen yang ada dan harus dilakukan paraf dan tandatangan secara langsung khususnya terkait urusan kontrak dan keuangan. Hingga tak terasa jarum jam menunjukan pukul 21.20 wib. Barulah sedikit rehat dan bercengkerama ringan dengan para petugas kebersihan yang masih stanby menemani kehadiran. Tidak lupa disajikanlah kopi hitam tanpa gula dengan metode seduh manual V60 dengan berbagai biji kopi yang tersedia dan dilakukan penggilingan secara mendadak.
Harum semerbak kopi memenuhi ruangan, menguatkan harapan dan memberikan kedamaian. Meskipun beberapa kawan masih tergagap disaat menikmati kopi hitam tanpa gula yang disajikan. Tapi menjadi sebuah hiburan bersama dan rasa lelah sedikit terlupa meskipun beredar lintas wilayah, karena saling berbagi tawa disaat melihat wajah mengkerut karena menikmati sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula) yang rasanya mendekati rasa brotowali. Selamat berkarya dan ngajegang kawan, Ngariung Ajeg Sagala Bidang. Wassalam(AKW).
Beuteung geus kukurubukan deui, padahal cikénéh di asupan kulub jagong jeung leupeut. Ahéng ogé, tapi dalah dikumaha, geuning kitu kaayaanna. Nya teu loba tatanya, digares wé nu aya hareupeun, gigireun jeung tukangeun. Aya rangginang sésa, bandros urut jeung wajit saetik. Belewek asuk kana baham muru beuteung nu beuki bentelu.
Karék ngarénghap tandaning wareg, jol téh si Etéh mawa bongsang. Jerona tahu sumedang, haneut tur seungit. Langsung dirawu, leungeun nyelesep. Tahu haneut karampa, teu antaparah dihuapkeun dituturkeun ku céngék domba nu ngiluan dina sisi bongsang ayana.
Cacamuilan jeung céplak ngahiji dina sungut nu samutut, parebut pahibut paheula-heula ngadahar tahu. Antukna silih surungkeun, aya ogé nu neunggeul. Atuh jegur téh paséa rongkah. Papuket silih cakar patinggorowok, embung éléh. Tahu sésa mancawura, pacampur jeung taneuh garing oge daun kacapiring.
Beuteung masih kukurubukan, tapi ayeuna mah teu lapar teuing sabab napsu kapegung geus manggih tungtung. Bisa bubak babuk ka batur bari babaung.