NGOPI DITAHURA & SABILULUNGAN ESELON II

Kesegaran alami dan kenikmatan rasa berpadu dengan meeting dan Sabilulungan.

BANDUNG, akwnulis.com. Rindangnya pepohonan dengan kehijauan alami menyambut kehadiran diri dengan senyuman ramah tanpa tendensi. Maka tanpa ragu langkah kaki menjejak mantap menelusuri jalan setapak yang nyaman dilalui meskipun berkelok tetapi diyakini memiliki tujuan akhir yang sesuai dengan ekspektasi.

Selangkah, dua langkah dan seterusnya terasa begitu menyegarkan udara yang terhirup ke dalam rongga dada. Itulah sebuah keadaan yang tidak bisa ditemukan dalam rutinitas sehari-hari yang berkelindan keluar masuk gedung serta ruangan berdinding yang terkadang mengurung kita tanpa disadari. Sementara sekarang ini tarikan nafas bisa begitu bebas meraup oksigen yang ada dan menyegarkan raga kita juga membuat otak kembali gembira tanpa memikirkan masalah yang ada.

Setelah berkelok dan jalan setapaknya sedikit menurun maka bersua dengan jembatan besi kecil berwarna hijau dibawahnya terdapat sungai kecil atau lebih tepatnya parit dengan airnya yang cukup deras bergerak menuju kolam raksasa berupa danau buatan yang semakin memperindah kawasan ini. Ada juga seorang bapak dibawah jembatan sedang menikmati kebahagiaan hidup versinya dengan berdiam tenang memandang permukaan air sungai dan tangan kanannya waspada memegang alat pancing dalam kerangka menolong ikan yang tenggelam alias memancing ikan hehehehe.

Perjalanan masih berlanjut karena jalan setapaknya terus mengular dan banyak pencabangan. Tetapi dengan insting dan petunjuk arah maka bisa sampai di tempat yang ditentukan sesuai waktu yang direncanakan. Apalagi ada petunjuk khusus yang begitu mudah dikenali yakni keharuman seduhan kopi manual yang semerbak menembus udara dan menelusup diantara dedaunan.

Yes, ada kohitala disana.

Benar saja, mendekati lokasi acara sudah terlihat patung bapak Ir H. Juanda menyambut di boulevard dan disamping kiri sebuah aktifitas yang begitu didamba telah hadir. Sang barista dengan seragam putih hitamnya lengkap dengan papan nama dan emblem korprinya sedang menyeduh kopi secara manual menggunakan metode filter V60 juga tersedia mesin kopi espresso base bagi penyuka latte, capucinno dan americano.

Alhamdulillahirobil alamin, pak pesen satu, manual brew V60 hot ya”

Oke pak, silahkan ditunggu” begitu ramah barista menyambut permintaanku sementara tangannya terampil menyiapkan peralatan perangnya dan memilih biji kopi yang tersedia.

Mau biji kopi apa pak?” barista bertanya.

Yang rekomended dari aa barista aja, apa sebaiknya untuk diseduh pake V60?” Menjawab tapi balik bertanya.

Saya pilihkan biji kopi arabica palasari ya pak, dijamin cocok”

Baik pak, terima kasih, ditunggu racikannya” sebuah senyuman hadir dan dengan excited melihat bapak barista ini mengolah kopi, menggiling, menyeduh membuat ektraksi menjadi sebuah atraksi yang hadirkan sensasi dan sebuah philosopi bahwa ‘Sebuah proses yang terlihat lama adalah untuk hasilkan asa dan rasa yang ssmpurna’. Itu buat penikmat kohitala versi manual. Kalau untuk penikmat kopi instan mungkin berbeda, tetapi tidak perlu khawatir kawan karena perbedaan itu adalah anugerah.

Akhirnya secangkir plastik eh cangkir kertas berisi kopi manual brew V60 telah hadir di hadapan dan pelan tapi pasti langsung di eksekusi… hmmmm segar dan nikmat kawan. Bodynya yang lembut, acidity sedang serta aftertaste fruttynya melengkapi keceriaan acara hari ini.

Tak lupa juga meminta versi esspreso basenya yakni secangkir capucino sehingga lengkap sudah sajian kohitala kali ini. Baik versi kopi seduh manual juga kopi pakai mesin. Hidup ngopi, srupuuut.

Alhamdulillah kebahagiaan yang sederhana dilanjutkan makan siang bersama dan menghadiri rapat pimpinan di alam terbuka tak lupa menyaksikan para pejabat tinggi pratama para eselon II menandatangani shadow target dan diakhiri dengan sebuah kebersamaan menyanyikan lagu sabilulungan.

Sebuah lagu tanah pasundan yang diciptakan maestro sunda Mang Koko, menjadi satu cara untuk kembali merekatkan kebersamaan dalam ngaheuyeuk dayeuh ngolah nagara dari bapak Sekretaris daerah dan Penjabat Gubernur Jawa barat saat ini. Bagi yang penasaran ingin melihat para gegeden bernyanyi bersama, kebetulan penulis merekamnya dan disimpan di platform youtube, silahkan klik saja SABILULUNGAN RAPIM ESELON II. 

Demikianlah perjalanan memaknai waktu kali ini, meskipun masih enggan raga ini beranjak dari keintiman pepohonan dan kedamaiam dedaunan tapi tugas selanjutnya memaksa raga ini bergerak berpisah dengan tahura. Sampai jumpa di cerita selanjutnya, Wassalam (AKW).

Visitasi TP2GD – Putra CPN & makam Karet Bivak

visitasi adalah tahapan penting

JAKARTA, akwnulis.com. Perjalanan visitasi terus berlanjut, setelah 2 titik adalah di Universitas Marsekal Suryadarma di kawasan Halim lalu dilanjutkan dengan visitasi ke Kantor MabesAU di kawasan Cilangkap Jakarta yang menjadi pengalaman perdana diri ini bisa masuk ke kawasan spesial yang tentu butuh ijin tertentu bagi orang biasa. Jika tidak ada urusan TP2GD tentu tidak mungkin begitu saja masuk ke kawasan ini. Kawasan yang tertata, bersih dan begitu tenang. Maka kita lanjutkan ke titik visitasi sesuai rencana yaitu ke rumah kediaman bapak Adityawarman Suryadarma dan makam marsekal Suryadi Suryadarma di Taman Pemakaman Karet Bivak.

Tetapi sebelum menuju kedua lokasi tersebut rombongan rehat sejenak karena waktu sudah menunjukan pukul 13.00 wib. Maka sesuai dengan intruksi pimpinan rombongan, kendaraan bergerak menuju salah satu rumah makan yang menjadi tujuan yaitu RM Padang.

Sips, makan siang dulu, Alhamdulillah..”



Jadwal makan siang kali ini menjadi semakin lengkap karena bukan hanya makanan padang yang disajikan di meja panjang tetapi spesial requesnya yaitu segelas kopi hitam tanpa gula. Kopinya memang seadanya tetapi cukup memberikan kesempatan diri ini untuk kembali meneguk nikmatnya rasa dalam kepahitan yang merata.

Tuntas mengisi perut, maka rombongan bergerak kembali membelah kemacetan kota jakarta dengan tujuan ke rumah kediaman samsi sejarah tentang perjuangan Marsekal Suryadi Suryadarma yaitu bapak Adityawarman Suryadarma,. Beliau adalah putra dari bapak Suryadi Suryadarma yang juga meneruskan kecintaan ayahanda menjadi penerbang pilot di maskapai penerbangan sipil.



Tiba di kediaman bapak Adityawarman dismabut dengan ramah dan berbincang santai tapi serius tentang penggalan kisah selama membersamai ayahandanya sekaligus sukaduka dalam menyusun buku biografi tentang ayahandanya. Sebuah buku dengan judul BAPAK ANGKATAN UDARA karya Adityawarman Suryadarma setebal 362 halaman yang diterbitkan KOMPAS penerbit buku sudah beberapa kali cetak ulang menjadi hasil karya luar biasa dan memiliki andil besar dalam kancah sejarah angkatan udara republik indonesia.

Sebuah kesempatan langka yang tidak bisa dilewatkan. Selain nilai silaturahmi juga belajar sejarah bangsa yang begitu penuh dinamika sehingga waktu hampir 2 jam berlalu tapi tidak ada rasa jemu. Semua antusias berbincang dan mendengarkan penjelasan bapak Adityawarman meskipun akhirnya harus berpamitan karena waktu terus berjalan dan ada satu titik tujuan lagi yang harus dituntaskan yaitu menuju pemakaman Marsekal Suryadi Suryadarma di Taman Makam Karet Bivak.



Tak lupa sebelum rombongan ini pamit, penulis dan rekan kami bapak Hanif menyempatkan untuk meminta tanda tangan beliau di bukunya dan berpose.


Tuntas dari rumah kediaman bapak Adityawarman maka rombongan bergerak menuju Taman Makam Karet Bivak di Jakarta pusat dan langsung mencari area mushola atau mesjid untuk menunaikan ibadah shalat berjamaah karena sudah memasuki waktu shalat dhuhur. Terdapat sebuah bangunan di area pemakaman ini yang memiliki 2 lantai. Dilantai pertama adalah ruang pamer dan menampilkan nama – nama tokoh nasional dan tokoh betawi sementara turun satu lantai adalah ruang kantor dan terdapat mushola yang bisa digunakan shalat berjamaah sekitar 20 orang.

Akhirnya setelah selesai shalat semua menuju lokasi makam marsekal suryadi suryadarma dan berdoa sekaligus memastikan keberadaan makam ini sebagai salah satu syarat penting dalam pengusulan menjadi calon pahlawan nasional yakni terdapat bukti dimana dimakamkannya.



Demikian perjalanan hari pertama dalam unsur TP2GD provinsi ini. Selanjutnya perjalanan mencari dan meneliti bukti – bukti sejarah ini dilanjutkan ke kota gudeg, Jogjakarta. Agendanya esok hari dan sore ini langsung menuju bandara soekarno-hatta untuk mengejar penerbangan malam hari ke bandar udara internasional Yogyakarta di kulonprogo. Terima kasih (AKW).

UNSURYA & MABESAU – TP2GD

Diskusi di Universitas Suryadarma dan berkunjung ke MABESAU

HALIM, akwnulis.com. Ternyata di Stasiun whoosh halim cukup ramai orabg – orang yang akan berangkat  ke bandung menggunakan kereta whoosh ini. Maka penulis menyesuaikan dan mencari toilet untuk sekedar usap wajah mencuci muka agar tetap segar dan berwibawa, apalagi sekarang harus menggunakan jas sebagai pakaian wajib dalam rangkaian visitasi ini.

Tak berapa lama ada kontak di smartphone dari bapak Karsim selalu Liaison officer Dispen Mabes AU.  Keluar dari toilet lalu berjumpa dengan bapak LO dan mengantarkan raga ini untuk menunggu di ruang VIP bagi penumpang kereta whoosh dengat tiket VIP. Karena ternyata tim TP2GD lainnya baru berangkat dari stasiun tegalluar 45 kemudian setelah jadwal keberangkatanku, pantesan ditungguin kok nggak muncul – muncul ya?… ya sudah kita tunggu saja. Di ruang VIP sudah menunggu bapak Letkol Eko dan berbincang santai untuk persiapan visitasi kali ini.

Tak terasa waktu berjalan dan informasi terbaru bahwa tim TP2GD Jabar sudah tiba di stasiun halim dan kami bergerak menuju kendaraan Hiace yang telah stanby di area penjemputan lengkap dengan 3 orang pamen Dinas Penerangan Mabes AU berpangkat Kolonel yaitu Kasubdisjarah Dispenau Kolonel Sus Dra Maylina Saragih, Kasubdispenum Dispenau Kolonel Sus Drs Ahmad Nairiza, M.Si dan Kasubdislurja DisminPersau Kolonel Sus Dra Christiana, s.Sos, M.Si.

Sementara dari Tim TP2GD Provinsi Jawa barat cukup lengkap dipimpin langsung oleh Ketua TP2GD bapak Profesor Dr.Reiza D Dienaputra, M.Hum dan dihadiri para anggota yaitu :
– Profesor Dr Ajid Thohir, M.Ag
– Agus Salide, SH, M.H
– Brigjen TNI (Purn) Wawan Ridwan
– Kolonel (Purn) Hidayat K.N
– Dr N. Kartika
– Budi Sujati, M.Hum
Serta dari sekretariat TP2GD provinsi jawa barat dihadiri bapak Muhammad Hanif dan Agus Syamsudin.

Rombongan beramahtamah sejenak, bersalaman, antri naik 2 unit mobil hiace, 1 mobil box dan satu unit Ertiga yang sudah tersedia dan bergerak menuju tujuan visitasi pertama yaitu Universitas Marsekal Suryadi Suryadarma.

Perjalanan tidak terlalu lama karena lokasi universitas tersebut masih di kawasan halim, tepatnya di seberang pintu masuk ke area bandara halim perdanakusuma. Setibanya di universitas suryadarma langsung disambut oleh bapak rektor beserta civitas academika Unsurya dan bergerak menuju ruang pertemuan di lantai 2. Inilah acara formal pertama dalam rangka visitasi TP2GD kali ini.

Mengapa Universitas Suryadi Suryadarma ini menjadi penting dalam rangka pengusulan CPN ini?”

Sebuah pertanyaan sederhana tetapi memiliki jawaban komprehensif yang bernilai strategis dalam proses pengusulan calon pahlawan nasional ini. Jawaban lengkap dari ketua tim Profesor Reza jika dirangkum adalah betapa pentingnya pertemuan ini karena merupakan salah satu momen klarifikasi pembuktian terkait eksistensi Marsekal Suryadi Suryadarma dalam berbagai bidang dan dibuktikan juga dalam bentuk dokumen, monumen, penamaan tempat pertemuan, gedung  serta dilengkapi testimoni dari keturunannya atau orang – orang yang pernah sejaman dengan beliau.

Di universitas suryadarma ini jelas bahwa kiprah beliau sangat luar biasa. Selain sebagai bapak pendiri dan cikal bakal AURI juga menjadi nama universitas ini dan juga terdapat artefak patung kepala di area universitas ini. 

Lanjutan visitasi untuk memvalidasi dokumen, gedung, papan nama, photo, video dan artefak lainnya maka setelah tuntas dari Universitas Suryadarma atau disingkat UNSURYA maka rombongan bergerak menuju cilangkap dimana kantor Markas Besar Angkatan Udara berada. Sekaligus pengalaman berharga bagi diri ini bisa memasuki kawasan Mabes TNI, berkeliling di lokasi yang dituju. Ikut memastukan tentang nama Suryadi Suryadarma didedikasikan sebagai nama gedung utama Mabes TNI AU serta terdapat pahatan patung kepala yang begitu berwibawa di lobby ruang utama Mabes TNIAU Cilangkap Jakarta.

Tidak lupa di halaman luar gedung Mabes TNI AU  kembali berphoto bersama dan menikmati suasana halaman Kantor yang asri bersih tertata serta lapangan upacara berlantai warna metah menyala diapit oleh semburan air mancur yang megah dan gagah. Di seberang depan terlihat juga salah satu sisi dari halaman dan gedung Markas Besar TNI ANgkatan Laut Republik Indonesia. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, rombongan kembali bergerak ke titik visitasi selanjutnya yaitu rumah kediaman anak pertama dari Bapak Marsekal Suryasuryadarma yakni bapak Adityawarman Suryadarma. (AKW).

(Bersambung).

Agenda padat di Hardiknas 2024

1 mei kordinasinya, 2 mei pelaksanaannya.

JAKARTA, akwnulis.com. Hari rabu tanggal 1 Mei 2024 ini menjadi hari libur sehingga tentunya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bersama anak dan istri. Tetapi tetap handphone waspada manakala ada tugas – tugas tidak terduga. Khususnya urusan bencana yang dalam minggu ini begitu masif di berbagai daerah di jawa barat. Mulai dari banjir di panumbangan ciamis, tanah longsor di tasikmalaya dan garut, pergerakan tanah di bojongpicung cuanjur juga di daerah purwakarta, sukabumi dan bekasi. Terakhir gempa di garut yang juga berdampak menyebar. Pasca shalat dhuhur, tugas untuk fungsi kebencanaan hadir melalui pesan singkat ibu kadinsos kebanggaan. Maka segera koordinasi internal dan eksternal dengan cepat meskipun posisi sedang libur tapi fungsi kordinasi tetap bisa dilakukan.

Telepon suara, pesan whatsaps dan teks sms berseliweran dalam kerangka koordinasi sehingga akhirnya mengerucut menjadi sebuah kesimpulan untuk bergerak bersama menuntaskan permasalahan yang ada. Sebagai komandan lapangannya, bapak Kabid rehsos yang mengemuka dan akan hadir pada waktunya di esok hari bersama perwakilan dari Baznas Jabar. Sementara diri ini masih stanby karena ada tugas lainnya yang harus dikerjakan pada waktu yang sama.

Tugas apakah itu?”

Tugas untuk mengawal sebuah tim yang disingkat dengan TP2GD yaitu Tim Pengkaji dan Peneliti Gelar Daerah Provinsi Jawa barat dalam proses finalisasi pengusulan calon pahlawan nasional Marsekal Suryadi Suryadarma. Tentu ini juga menjadi penting karena ibu bos yang sedianya hadir ternyata berhalangan karena mendapatkan amanat tugas yang lain. Ya sudah bersiap. Karena secara fungsi pemerintah juga mengawal tim ini untuk menyelesaikan rangkaian tugasnya.

Eits ada satu lagi lho, yakni peringatan upacara hari pendidikan nasional lho. Tanggal 2 Mei 2024.

Pemberitahuan upacara Hari Pendidikan Nasional tingkat provinsi Jawa Barat dengan undangan resmi plat merah sudah beredar versi pdfnya. Berlokasi di lapangan sempur kota bogor dengan menyebutkan dresscodenya adalah pakaian adat. Tentu senada dengan peraryran gubernur jawa barat yang mengatur bahwa pakaian hari kamis adalah pakaian adat dengan diberikan 3 tema yaitu : pakaian adat betawi melayu, pakaian adat priangan dan pakaian adat kacirebonan.

Maka segera mempersiapkan diri dan memilih pakaian adat yang terbaik yaitu kemeja hitam dan celana hitam, tidak lupa ikat kepala adat sunda priangan yang matching.. eh pasti matching dong, stelan baju hitam itu bisa kemana2.

Tapi penugasan tentu bisa hadir dengan tiba-tiba dan itu adalah pekerjaan yang harus dituntaskan.  Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya menghadiri upacara hardiknas ditugaskan kepada rekan sejawat yang berkantor di sekitar bogor saja. Karena waktunya bersamaan.

Akhirnya tibalah esok hari. Hari kamis tanggal 2 mei 2024. Selamat Hari Pendidikan Nasional.
Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru” kata Kihajar Dewantara.

Kegiatan rutunitas dan undangan kantor lainnya sudah terdistribusi sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Tinggal pada saatnya nanti dilakukan evaluasi tentang perkembangan, pencapaian target dan bagaimana solusi perbaikannya.

Alhamdulillah semua kegiatan bisa terbagi habis dan secara fungsi pekerjaan bisa diselesaikan dengan sebuah prinsip bahwa ‘Pemerintah hadir.’

Begitulah celoteh singkat kali ini, belum bisa menulis tentang kopi karena padatnya acara yang dihadapi. Selamat berkarya, bertugas dan jadilah individu yang bermanfaat. Wassalam (AKW).

KESERUAN DI PASAR APUNG LOK BAINTAN

Keceriaan bersama emak – emak jago pantun dan jago jualan.

BANJARMASIN, akwnulis.com. Melanjutkan tulisan terdahulu tentang perjalanan dini hari membelah sungai untuk menuju area pasar terapung Lok Baintan yaitu DINI HARI NGOPI & SUNRISE DI SUNGAI BARITO. Maka sekarang jalinan kata yang tertuang adalah cerita kelanjutannya.

Tulisan inipun mengkoreksi terkait penamaan sungainya karena setelah dilakukan studi literasi ternyata nama sungai ini adalah sungai martapura yang merupakan anak sungai barito. Jadi tetep anaknya sungai barito ya, sungai raksasa yang membentang di sepanjang pulau kalimantan. Secara urutan sungai barito ini masuk rangking ketiga terbesar di kalimantan. Rangking keduanya sungai mahakam sepanjang 920 kilometer dan sungai terbesar di kalimantan sekaligus terbesar dan terpanjang di indonesia adalah sungai kapuas dengan panjang sekitar 1.143 kilometer.

Nggak percaya panjangnya segitu?.. ukur aja sendiri”
Singkat cerita setelah perjalanan sekitar 1 jam 30 menit yang mendebarkan dan menjadi pengalaman spesial karena mengusuri sungai dari kota hingga ke desa sungai dan kejutan selanjutnya adalah menikmati hadirnya mentari pagi dari tengah sungai martapura itu amazing banget bro.

Pengalaman berharga ini sudah tertuang pada tulisan terdahulu, inilah lanjutan ceritanya.

Setelah menikmati hadirnya mentari sambil tidak lupa menyeruput kopi panas. Kohitala yang sangat spesial, karena jelas berbeda dari lokasi menyeruputnya. Kalau kopinya sama, kohitala kopi hitam tanpa gula yaitu kopi arabica java preanger.

Perahu bermotor ini terus bergerak sekitar 25 menit lagi dan akhirnya tiba pada titik yang dituju, yaitu pasar terapung Lok Baintan. Dari kejauhan sudah terlihat kumpulan perahu dayung kecil mengelililingi beberapa perahu motor yang sudah datang lebih dulu.

Perlahan tapi pasti, perahu bermotor ini langsung tiba di lokasi dan serbuan perahu kecil dengan mayoritas di nahkodai oleh ibu-ibu begitu sigap mendekat. Langsung menempel ke badan perahu motor dan berteriak dengan mengacungkan dagangannya.

Seru sekali kawan, melihat semangat emak – emak yang ternyata untuk tiba di titik pertemuan ini harus mendayung sampan yang sarat bawaan sekitar 1 jam. Tentu dengan aneka hasil pertanian, buah – buahan, sayuran, olahan pangan hingga bedak dingin berupa sukro – snack bulat berwarna putih plus juga kopi panas serta nasi kuning terbungkus daun. Ada juga buah mangga kasturi dan olahan pangannya adalah kue bingka.

Ada yang menarik disini selain suaranya yang seperti teriak – teriak juga emak – emak jago pantun. Baik pantun dengan bahasa lokal atupun pantun berbahasa indonesia. Sehingga diskusinya cair dan penuh keceriaan.

Seorang emak berteriak,
Disini gunung disana gunung
Di tengah tengah mawar melati

Sekarang ini kita bergabung
Ada bapak yang baik hati”

Langsung penulis jawab dengan tergagap,

Anak ayam jatuh ke jurang”
“Maaati”

Euh pantun apaan tuh. Pantun nggak nyambung tapi semakin menyemarakkan pagi dengan terbahaknya tawa dan saling membercandai.

Selanjutnya penulis berusaha membuat pantun sekaligus menutup sesi belanja ini karena perbekalan sudah menipis. Inilah pantunnya,

Pagi – pagi di bawah meja
Dibawah meja ada kubis”

Maafkan sudah tidak bisa belanja
Karena uangnya habiiis”

Wkwkwkwkwkwkw…..

Ada tawa kemenangan karena sudah jelas emak – emak pedagang tidak akan menawarkan dagangannya lagi. Tapi ternyata….  perkiraan itu salah besar. Ada kejutan yang dihadirkan di tengah sungai martapura ini dikala seorang emak – emak penjual berteriak lantang sambil berpegangan di pinggir perahu,

Kalau bapak makan sosis
Jangan lupa diiris – iris

Kalau bapak duitnya habis
Bisa pake qiuriss (QRIS)”

Sambil emak – emak ini mengeluarkan sesuatu dari gantungan lehernya… ternyata barcode qris salah satu bank. Luar biasa, akses keuangan digital sudah hadir disini, di tengah sungai di kerumunan pasar apung lok baintan.

Kalah sudah penulis sehingga akhirnya mencoba scan barcodenya dan berbagi uang virtual untuk berbagi nasi sekaligus pak bos Ade Hadeansyahpun tak mau kalah, ikut memberikan uang untuk berbagi nasi bagi para pedagang tangguh di pasar apung ini.

Tidak lupa secangkir kohitala kopi hitam tanpa gula yang didapat dari emak – emak menjadi momentum penting kembali yakni menikmati dan menyuruput secangkir kopi ditengah sungai yang begitu riuh penuh keakraban.

Selamat belanja jangan lupa duit habis pake QRIS. Wassalam (AKW).

Dagdigdug di TVRI Pusat.

Mencoba menikmati ketegangan karena ketidaktahuan.

JAKARTA, akwnulis.com. Berusaha datang lebih awal dari penjadwalan adalah sebuah cara untuk mendisiplinkan diri sekaligus juga menghargai pihak pengundang agar tidak banyak menunggu. Sekarang raga ini sudah duduk dan terdiam sambil menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada saat tadi memasuki area TVRI pusat di Jakarta ada rasa berbeda, sebuah deg degan di denyut jantung terasa meningkat apalagi tugas yang diemban kali ini agak berbeda.

Diawali dari kontak pesan dari seorang kolega dilanjutkan dengan sepucuk surat undangan resmi menyebut nama ini untuk hadir mewakili pada sebuah acara taping video yang berkaitan dengan peran fungsi dinas sosial dihubungkan dengan momentum hikmah di bulan ramadhan.

Awalnya sih oke oke saja, tetapi setelah pihak TVRI pusat menghubungi dan ternyata akan taping dengan seorang ustad yang merupakan perwira di angkatan udara republik indonesia serta sudah belasan tahun atau puluhan tahun mengasuh acara ceramah di TVRI nasional, makin dagdigduglah hati ini. Apalagi dalam kontak via telepon, beliau menyampaikan tentang rencana taping video ini berkaitan dengan tema di bulan ramadhan. Walah langsung tertekan nich, mencoba mengingat kembali kapan terakhir menyampaikan kultum.. itu tuh kuliah atau ceramah tujuh menit. Itu sudah lama sekali, beberapa tahun lalu. Disampaikan setelah menjadi imam shalat dhuhur dan kultumnyapun dengn bercucuran keringat.

Tapi…

Ada hal menarik yang menjadi catatan disini, yaitu dari makna tantangan dan kesempatan. Diri ini meyakini bahwa semua hal, segala memontum kehidupan ini tidak tiba-tiba atau tidak disengaja. Tetapi semua sudah ada skenario dan catatan langitnya. Hanya saja manusia diberi batas untuk tidak mengetahuinya. Jadi mari kita jalani kedagdigdugan ini serta kejutan – kejutan selanjutnya.

Sepiring roti dihadapanpun seolah tidak bisa.membangkitkan selera padagal tadi sudah dipersilakan oleh perwakilan pengelola. Baru berani menikmati sebotol kecil air mineral untuk menenangkan gejolak rasa yang tidak menentu.

Sebagai antisipasi tentu bahan bacaan dilengkapi. Salah satunya dari para kepala bidang yang memberikan data dalam bentuk paparan terkait dengan kondisi masalah sosial yang ada.

Tapi ternyata suasananya berbeda, betapa sulitnya menyimpan angka dan data di dalam kepala. Seolah mental alias terlempar… karena denyut jantung tidak teratur dan masih menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Menitan di smartphone sudah menunjukan pukul 14.55 wib jika sesuai jadwal yang sudah direncanakan. Sementara perut mulai keroncongan karena tadi makan siang tanggung, sepiring caesar salad dan segelas latte sudah masuk duluan. Eh ternyata sekarang baru terasa ada terselip rasa lapar. Ya sudah roti di piring, coba dinikmati. “Ditampi pak suguhannya.”

Nggak ada yang menjawab, tapi minimal secara lisan sudah diijabkan dan setelah dibuka plastiknya maka  berpindahlah roti ini ke dalam perutku. Alhamdulillah perut agak tersenyum karena ada yang bisa sedikit mengganjalnya.

Ting tung pukul 15.00 wib.. (bersambung).

SENIN & LIVE SHOPPING

Semangat pagi setelah long weekend..

CIBABAT, akwnulis.com. Senin pagi tadi begitu berat untuk menjalaninya. Tapi bagaimanapun juga komitmen harus dijaga dan kehadiran tepat waktu di tempat kerja adalah salah satunya. Kedisiplinan adalah kata yang harus dijaga, dipedomani dan tentu dilaksanakan sebaik-baiknya. Jadi lawanlah kemalasan sekuat tenaga dan hadirlah tepat waktu dengan senyum ceria.

Ternyata kelamaan liburan berakibat menumpuknya kemalasan dan dilegitimasi oleh kelelahan karena long weekend ini digunakan untuk memforsir raga meskipun tidak pergi kemana-mana. Cukup di rumah saja bersama keluarga tercinta dan jikalau sedikit beredarpun hanya sekitar komplek perumahan saja. Ada keengganan untuk beredar ke pusat kota karena melihat titik – titik kemacetan yang nyata. Jadi diam di rumah atau beredar tipis – tipis saja yang menjadi pilihannya.

Jadi kegiatan rumahan saja yang dilakukan dari mulai nonton televisi, rebahan sambil nonton, makan sambil nonton, eh ada juga yang berkeringatnya yaitu jalan pagi 7.234 langkah namun kalorinya langsung tertutupi oleh sajian indomie rebus telor keju yang begitu menggoda. Oh ya ada juga aktifitas mencuci baju menggunakan mesin cuci portabel mini yang buat anak kost merk MITO, ternyata hanya cukup 6 – 7 potong pakaian saja. Ya sudah sisanya di gusrek manual saja, mengingatkan kembali masa lalu dikala masih sendiri dan segalanya harus dilalukan sendiri. Tak lupa bercanda bersama anak dan istri, sambil jalan kaki atau sekedar berebut remote tivi karena ternyata beda kepala beda selera.

Nah ada satu lagi aktifitas ‘me time’ yang dilakukan sendirian setelah hampir tengah malam. “Sedikit mencurigakan yach?”

Tenang kawan, ini adalah adaptasi terhadap kemajuan jaman. Yaitu iseng – iseng mengikuti live tiktokshop yang mulai heboh dengan diskon adalah menjelang tengah malam. Berbagai barang dijual dengan diskon yang lumayan, mulai dari smartphone, tab, mic karaoke hingga pakaian. Pakaian ini dari mulai jaket, kemeja, kaos, celana, kaos dalam, celana dalam hingga rompi dan aneka aksesoris pendukungnya.

Nah kebetulan celana dalam dan kaos dalam sudah menipis, maka opsi iseng belanjapun membuncah. Akhirnya nongkrongin tuh live tiktokshop yang ternyata penjualnya ada artis, selebgram hingga pedagang biasa yang super super jago bercakap, pintar pidato sehingga menguatkan rada ketertarikan kita. Disini kendali diri menjadi pegangannya. Caranya gampang, isi uang digitalnya seminim mungkin, diriku mah 200ribu aja isi di shopeepay atau di ovo. Titik.

Ternyata efektif kawan, bisa menekan jiwa belanja kita yang meronta-ronta dan akhirnya membuat kita fokus kepada skala prioritasnya untuk memilih barang yang akan kita beli secara online. Percayalah, cara ini mujarab.

Maka hunting keperluan, eh nggak terlalu perlu juga, eh tapi perlu ya. Ya udah dipantengin saja. Ternyata banyak pilihan barang yang dijual online secara live dengan harga di 100ribu saja. Berarti cukup dengan, “Bang pinjem seratus” ... itu sudah dapat barang – barang keperluan. Salah satunya tadi urusan pakaian, jikalau celana panjang chino dapat 1 buah, maka celana pendek ada yang menawarkan 5 buah / 100ribu untuk ukuran biasa dan 3 buah untuk ukuran jumbo… wah seru.

Untuk merk tentu dengan harga seratus ribu agak membuat ragu, tapi kenapa tidak kita coba. Para penjual live ini terus nyrocos bicara dan menjadikan tengah malam ini ramai. Serta yang menarik adalah barang – barang yang dijual variatif, tetapi pengakuan sang penjual rata – rata mengklaim harga jauh lebih murah untuk pakaian ini karena buatan dalam negeri atau UMKM. Ini menarik, berarti jika membeli, membantu juga kembali tumbuh subur usaha garmen lokal asli indonesia.

Maka terlarutlah dalam keramaian pasar virtual live dan mulai memastikan menggamati dan mendengarkan ocehan para penjual yang begitu semangat di tengah malam meskipun matanya terlihat memerah karena menahan kantuk yang tidak terelakkan.

Diri ini relatif stabil karena sambil menonton pasar virtual live ini juga ditemani segelas kohitala, kopi hitam tanpa gula. Jadi sebelum berjibaku dengan live shopping ini mempersiapkan dulu peralatan perangnya. Yakni biji kopi arabica puntang wine lalu digiling dan diseduh manual dengan filter V60 yang akhirnya hadir segelas kopi hitam yang harum dan menenangkan.

Srupuut….

Lanjut yaa…

Akhirnya dengan bermodal 200 ribu saja. Sudah bisa membeli 10 buah celana dalam boxer dan 6 buah kaos polos. Lalu proses pembayaran via dompet digital dan berproses hingga pengiriman serta akhirnya pamet tiba di tempat dengan dibungkus ketat plastik bubble wrap.

Nah ternyata, benar sekali bahwa produk yang dipilih itu adalah produk lokal. Serta terlihat bahwa kecenderungannya adalah urang bandung atau urang sunda yang humoris. Ini buktinya :

Celana dalam boxer dengan bahan yang lumayan kuat dan tebal serta dengan merk terkenal NUKIEU atau dalam bahasa sunda artinya adalah ‘YANG INI‘.

Maka langsung coba dipakai celana boxernya dan pas diperlihatkan kepada istri tercinta bukan hanya tawanya yang terbahak membahana tapi setuju dengan makna tulisannya. Hidup produk UMKM dan hidup NuKIEU.

Itulah cerita hari pertama masuk kantor setelah 4 hari long weekend yang penuh dinamika. Selamat pagi dan selamat beraktifitas. Wassalam (AKW).

MENIT KE46 – fbs

Akhirnya ngageleser…

FIKMIN # MENIT KA 46 #

Adzan isya nembè lekasan, katawis dunungan kaluar ti rohangan disarengan ku opat jalmi, rupina sèmah dunungan ngadon uih sasarengan. Teu seueur saur, kuring ogè nyarengan lungsur ka lantey hiji. Muru kana mobil nu tos sayagi di buruan kantor.

Tapi geuning saatos nyaketan mobil tèh henteu langsung lebet. Tapi uplek deui ngawangkong kaditu kadieu. Simkuring mah tangtos ngiringan wè gogonjakan, sanaos saleresna mah nahan kahoyong. Hoyong kahampangan mung pameng ka dunungan.

Antukna mah ditahan – tahan wè, bari babacaan dina jero hatè, “Ya Allah, Ènggal atuh dunungan tèh lebet kana mobilna”

Lima menit sapuluh menit mah kiat, tapi saatos lebet satengah jam. Palangkakan asa cangkeul, nahan papang nu teu kaampeuh deui. Raray pupuringisan tapi dalah dikumaha dunungan masih ngawangkong akey-akeyan.

Menit ka opat genep mah bobol ogè, pas aya nu ngabarakatak. Uing gè ngiringan ngagakgak, “Hahahahahaha….”

Geleser aya nu haneut kana pingping. Pas melong tamu payuneun. Geuning sami gumujeng bari jaremblong. (AKW).

RAPIM, MOTIVASI & KOPI

Tulisan tentang momentum Rapim dilengkapi keceriaan, chicken dance serta histori tentang persahabatan abadi.

CIMAHI, akwnulis.com. Rapat pimpinan adalah sebuah rutinitas yang menjadi hal biasa dalam suatu organisasi. Rapat pimpinan menjadi sarana silaturahmi, komunikasi, sekaligus evaluasi dan program kegiatan termasuk membahas isu terkini yang perlu segera dilakukan penyelesaian atau rencana tindaklanjut yang terukur dan terperinci. Secara level tentu nama rapim ini berbagai strata, hanya untuk tulisan ini adalah di level dinas sosial. Maka yang memimpin tentu ibu Kepala dinas dan pesertanya para kepala bidang, kepala UPTD, Kasubag TU sekaligus para pejabat fungsional madya dan muda.

Tapi kali ini rapim atau rapat pimpinan ini menjadi istimewa karena selain arahan dari kepala dinas dan evaluasi rutin dari masing – masing kepala UPTD dan Kepala Bidang juga ada hal berbeda. Yakni ada sesi spesial yang membolehkan seluruh peserta yang hadir bisa tertawa bersama, berdiri dan saling tersenyum malah ada juga sesi paciwit-ciwit lutung.

Apa itu yang dimaksud paciwit-ciwit lutung?”

Itu adalah aktifitas minimal 2 orang dimana posisi tangan yang satu posisi mencubit dan satu lagi dengan tangan terbuka. Diatur oleh sebuah aba-aba dengan kode kata yang sudah disepakati maka disaat kode kata diucapkan maka segera tangkap tangan temannya sekaligua menghindari sergapan tangkapan teman di tangan yang berlawanan.

Terbayang nggak?”
“Nggak!”

Ya sudahlah kalau sulit memahaminya tapi yang pasti penulis mencoba mendeskripsikannya dalam jalinan kata-kata. Semoga bisa dibayangkan sebagai kegiatan sebenarnya. Ada hal yang lebih penting adalah esensi dari acara tersebut adalah sesi ice breaking dari seorang motivator muda terkemuka sebelum masuk ke sesi presentasi dengan tema ‘The Winning Team’.

Siapakah motivatornya?”

Tentu saudara atau akang atau bapak Agung Fatwa STAR Training & Consulting yang sudah malang melintang di panggung motivasi dalam kurun waktu 10 atau 11 tahun ini, “Eh atau lebih ya?”

Sebuah tanda tanya besar ini menggerakkan raga ini untuk mencari bukti tentang kepastian seberapa kenal penulis dengan sosok muda berbakat namun bersahaja ini.

Maka sembari bersiap melakukan prosesi pribadi yaitu melakukan penyeduhan kopi manual dengan peralatan bejana kaca, corong V60 plus kertas filter dan aur panas. Sementara biji yang akan dieksekusi adalah kopi arabica gunung pangrango  dari Seribu Kopi roastery cimahi jenis fullwash process. Otak berputar memunguti kenangan termasuk berusaha mengingat sebuah buku keren karya kang Agung fatwa yang berjudul ‘BREAKING THE HABITS dengan konsep GREATnya (Goal – Realistis – Empati – Antusias dan Total). Sebuah buku motivasi dari seorang sahabat serta dibuktikan dengan bubuhan tanda tangannya tentu tidak lupa dengan jargon ‘Salam GREAT’ tertanggal 22 September 2015.

Maka prosesi menikmati kopi kali ini sekaligus membaca kembali sekilas buku keren ini sambil memproses penyeduhan manual kopi arabica dengan biji kopi hasil meroaster Seribu Kopi Cimahi yaitu biji kopi Arabica Gunung Pangrango. Prosesnya tetap dengan menggunakan manual brew V60, perbandingan 1 : 15 dan panas air untuk menyeduhnya 92 derajat celcius serta putar kanan untuk cucuran air dari teko leher angsanya.

Hasilnya tentu sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula) yang harus, panas dan menenangkan. Sruputan perdana memberikan sensasi rada dengan body yang cenderung bold serta acidity medium. Aftertastenya muncul selarik rasa berry kacang tanah tapi memang karena fullwash, bodynya cukup mendominasi.

Sruput dulu kawan, biarkan cairan kopi pemberi kedamaian rasa ini menari di mulut ditemani liukan lidah hingga selanjutnya meluncur menuju lambung dan menghangatkan seluruh raga tanpa kecuali.

Kembali ke suasana Rapim Dinas sosial Provinsi Jawa barat yang semakin gaduh dan bervariasi apalagi pada sesi motivasi ini. Setelah bergerak bersama, berdiri dan menari tarian bebek eh ayam klasik yang ritmenya semakin cepat juga bagaimana konsentrasi pendengaran dan penglihatan masing-masing menjadi sumber keceriaan. Maka sesi materipun dibawakan dengab piawai oleh Kang Agung Fatwa meskipun dengan waktu singkat tetapi poin – poin pentingnya tersampaikan.

Semoga tidak tereduksi oleh penyakit yang terkadang hadir dari sebuah pertemuan yaitu BARHo (bubar poho / bubar rapat semua lupa) hehehehe…. tapi bisa melekat dan terpatri sehingga kami, kita para peserta yang hadir yang notabene memegang amanah jabatan masing – masing dapat memahami, meresapi dan bersama-sama untuk berkolabor-Aksi dalam pelaksanaan kegiatan san program Dinsos Jabar 2024.

Terdapat 6 langkah yang disyaratkan untuk meraih kesuksesan bersama dengan tajuk
The Winning Team by Agung Fatwa yaitu :
1. Kepemimpinan yang kuat dan pendukung yang berkualitas (Strong Leader & Folllowership)
2. Tujuan bersama
3. Zero Ego & Up Potensi
4. Rencana, Tindakan & Evaluasi
5. Berani ambil Resiko untuk Kemajuan Tim
6. 100% Terlibat semua (Collabor – Aksi)

Itulah sebuah sesi motivasi yang lengkap berkaitan dengan diri penulis ini. Karena ada histori, ada kopi, ada presentasi dan akhirnya adalah peningkatan pemahaman diri secara pribadi dan bersama-sama bahwa maju bersama akan menghasilkan pancaran sinar kinerja yang lebih cemerlang dibandingkan maju per unit kerja saja. Salam Cemerlang Salam Raharja, Wassalam (AKW).

SAKURJAYA – PANGANDARAN

Bekerja di hari libur sambil luangkan waktu ngopi dan nulis. Sruput dan kotret.

SAKURJAYA, akwnulis.com.  Sengatan matahari cukup terik menjangkau kulit tubuh ini, tetapi semangat untuk melihat perkembangan proyek pembangunan tidak surut. Karena sebuah kewajiban harus ditunaikan dan monitoring serta evaluasi adalah judul wajib yang harus dijalani.

Tetapi tentu dikala rehat sejenak dan berteduh di sebuah rumah yang menjadi basecamp pekerja dan personil pengawasan sekaligus kantor darurat untuk pertemuan atau rapat terbatas maka sedikit menghela nafas karena ada dua buah kipas angin yang mengolah sang bayu bisa mengalir deras menerpa wajah memberi sejumput kesegaran plus mengurangi cucuran keringat yang sejak tadi tak tertahankan.

Setelah menyeka keringat di dahi dan wajah yang begitu aktif mengucur, inilah saatnya ‘me time‘ sambil duduk bersandar dipojokan menggunakan kursi darurat yang dibuat untuk kepentingan rapat di lapangan.

Menarilah jemari diatas keyboard virtual smartphone kesayangan. Menuangkan beberapa kata menjadi kalimat sederhana tapi sarat makna. Sebuah cerita singkat tentang pengalaman khusus di pantai pangandaran ba’da magrib. Tentunya sebagai penguatan literasi bahasa sunda, penulisannya menggunakan bahasa sunda sederhana dengan genre bahasa sunda yang cenderung halus untuk memberi karakter suasana yang diciptakan sebagai kejadian nyata. Meskipun tentunya tulisan ini adalah sebuah fiksi reka saja tapi ide dasarnya memang sebuah kisah nyata.

Sebagai penguat semangat dalam bekerja di lapangan kali ini, tentu tidak lupa membawa si hitam tanpa gula yakni kohitala. Manual brew V60 arabica halu banana yang diseduh di rumah telah berubah menjadi pilihan minuman bersama yang menghangatkan suasana. Beberapa rekan menikmatinya hingga ‘peureum beunta‘ (merem melek) karena berusaha menikmati padahal jelas rasa pahitnya begitu kuat mengunci lidah tetapi setelah itu ada kesegaran dan kehangatan yang menyebar ke seluruh tubuh.

Selamat ngopay eh minum kopi kawan, juga selamat bekerja dan berjuang untuk keseharian kita khususnya jangan lupa membaca kotretan singkat berbahasa sunda ini yang mungkin bisa memberikan penghiburan tersendiri.

Inilah ceritanya :

***

FIKMIN # DI BASISIR #

Pangersa, dihaturan, kadieu geura” Soanten leuleuy tapi ècès dina cepil katuhu. Luak lieuk teu aya nu calik atanapi caket ngadegna, aya oge rada anggang tapi da nuju ngawangkong sèwang – sèwangan.

Ieu dipayun, kadieu geura” soanten leuleuy aya deui sasarengan sareng jigrahna lambak payuneun. Siga nu ngagupay supados nyaketan. Lalaunan ngadeg tina korsi di sisi basisir, sampèan ngalèngkah nincak pasir nu karaos haneut meueusan.

Ditelek – telek, brèh di payuneun aya nu ngadeg. Dedeganna mah wanoja namung teu jelas. Rurusuhan dicaketan. Salèngkah dua lèngkah, pangambung ngangseu seuseungitan, matak ratug kana jajantung tapi beuki kabita nyaketan asalna sora.

Beuki caket, geuning nu nyauran teh wanoja geulis rancunit pikabitaeun. Imutna ngagelenyu nganggè karèmbong semu konèng.

Salengkah deui badè dugi payuneun nu sampulur konèng umyang.

Duk!!

Mastaka pengker asa aya nu ngagebug. Poèk.

***

Lalaunan soca beunta, geuning nuju diriung di tengah tajug.

Alhamdulillah Jang, kasalametkeun dina waktosna.”

***

Itulah tulisan singkatnya. Bagi yang sudah ngopi jangan lupa bersyukur atas kemudahan ngopinya. Untuk yang sudah membeca eh membaca tapi tidak mengerti maksudnya silahkan acungkan tangan dan bertanya kepada kami atau tetangga sekitar, minimal sambil bersilaturahmi hehehehe.

Have a nice wekeend with your family, meskipun kami sekarang tetap bertugas dan monitoring tapi nanti sore bisa kembali ke rumah dan bergabung dengan keluarga tercinta. Wassalam (AKW).