KDM : AYAT Ngawujud Ka ADAB

Catatan Singkat Pidato KDM di Ma’had AlJauhari

GARUT, http://www.akwnulis.id. Sebuah kesempatan berharga bisa hadir langsung di sebuah acara yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat KDM serta mendengarkan pidatonya yang unik khas namun sarat makna. Kesempatan itu hadir pada saat mendengarkan sesi sambutan KDM yang lebih cocok disebut ceramah pada acara Maulid Nabi dan Milad Ma’had Pondok Pesangren Al Jauhari di Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Garut (24/11).

Sebuah kata kunci dari KDM ada di bait terakhir dalam rangkaian kalimat penuh rasa hasil olah rasa yakni : “Ayat Ngawujud ka adab“. Sebuah penggalan kalimat yang sangat relevan dengan pola atau model pengajaran dan pendidikan di dunia pesantren dimana konsep MENGAJI bukan sekedar membaca dan menghafal Alquran semata namun lebih dalam dari itu.

MENGAJI adalah sebuah kata yang komplek dengan pemaknaan multi dimensi. Mengaji bukan sekedar aktifitas harian santri yang secara terjadwal membuka kitab dan Alquran. Membacanya, memahami artinya, menguasai mahroznya, menghafal semua juznya adalah sebuah keharusan sebagai bekal kualifikasi seoramg santri yang besok lusa akan terjun ke tengah – tengah masyarakat.

Tetapi ada aktifitas MENGAJI  yang tidak kalah penting dan membangun karakter,  menguatkan niat serta memjadikan mental tahan banting plus penuh kemandirian yakni :
– bagaimana aktifitas membersihkan pondok, rumah kiai dilaksanakam dengan sukarela dan penuh keikhlasan.
– bagaimana akfifitas mencuci baju milik sendiri dan juga ditawarkan kepada guru, kiai manakala ada pakaian kotor untuk dibantu dicucikan.
– bagaimana aktifitas memasak bersama adalah bagian dari belajar ikhlas dan itulah mengaji yang sebenarnya.
Serta banyak lagi aktifitas lainnya yang justru itu adalah makna dari mengaji yang sebenarnya. Sementara tantangan mondok saat ini situasi ‘mengaji’ tadi telah tergantikan oleh hadirnya CLEANING SERVICE, LOUNDRY& CATERING. Padahal kemandirian, keuletan dan keikhlasan itu harus dilatih seirimg pembelajaran membaca dan menghafal serta memaknai semua kitab serta tentu Kitab Suci Alquran.

LAILAHA ILLALLAH…” Makna Illah itu adalah NETRAL atau tidak berpihak. Teu bisa diraba, teu bisa ditempo, teu bisa diangseu ngan bisa di rasa. Saha nu bisa ngarasa?.. nu boga RUMASA.

Hirup ukur sasampeuran, awak ukur sasampaian, sariring-riring dumadi sarèngkak saparipolah sadaya kersaning Gusti.

Dalam hal ini kalimat tersebut dimaknai tentang keikhlasan diri dalam menghambakan seluruhnya kepada Allah Subhana Wataala serta secara wujud nyata yang sederhana adalah KEPASRAHAN.

***

Sebelum mencoba menuliskan kembali rangkaian kalimat yang diucapkan KDM, jari jemari terdiam karena agak sulit menulis kata perkatanya. Untung saja saat ini ada rekaman digital dalam bentuk video di platform youtube KDM. Maka segera didengarkan meskipun harus diulang – ulang pemutarannya karena begitu cepat pelafalannya. Dalam channel youtubenya pak KDM sekaligus memberikan klarifikasi kepada khalayak karena ada salah satu TV swasta yang menyiarkan video di maksud dan menyebut sebagai MANTRA.

KDM menyampaikan. “Ini bukan kalimat mantra, tetapi rangkaian kata yang hadir dari olah rasa dan dituangkan dalam kalimat berirama”

Penulis mencoba menuliskan ulang sebagai berikut :

Bumi manjing ka langitna
Ti langit seah hujanna
Lembur subur kota bagja
Masjid jeung diri ngahiji
Elmu geus aya na semu
Harta geus ngawujud harti
Nyanding pamingpin ka rakyat
Pandita ajeg wiwaha
Pitutur ngawujud subur
Ayat ngawujud ka adab.

***

Kalimat terakhir ini yang menjadi tema bagaimana ayat – ayat dalam Alquran, poin – poin dalam berbagai kitab dapat diwujudkan dalam ADAB, tercermin dari perilaku sopan santun santri yang berada di dalam lingkungan pesantren, tata hubungan antar santri, santri dengan guru ustad sekaligus santri dengan Kiai dan keluargnya serta diimplementasikan dalam interaksi di luar pesantren untuk bertetangga, bersyiar dan bersilaturahmi.

Itulah satu sisi tema yang mampu ditangkap oleh kami, seorang penulis pemula yang mencoba menangkap fenomena khususnya gaya kepemimpinan KDM yang dianggap unik penuh dinamika.

Wilujeng Milangkala Ma’had Al Jauhari langkung nanjeur, oge wabilkhusus kahatur Assoc Profesor KH Dr Jujun Junaedi Pimpinan Ma’had Aljauhari salawasna damang sehat sabihara – bihari.  Cag. Wassalam (AKW).

#kdm #ngaji #milangkala #garut

Catatan Regulasi Pengangkatan Pimpinan Baznas Provinsi.

Resume Regulasi pengangkatan..

*PENGANGKATAN PIMPINAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI*

Perjalanan singkat melayani Panitia Seleksi Pimpinan Baznas Provinsi menambah pemahaman tentang mekanisme dan tata cara seleksi. Tetapi semua tahapan ada akhirnya yakni menghasilkan pada pimpinan Baznas Provinsi yang secara regulasi benar dan secara politik terpenuhi. Inilah catatan kecil berkaitan dengan TAHAPAN AKHIR SELEKSI. Monggo…

Dasar Hukum :
Peraturan Baznas No. 1 Tahun 2019 ttg Tata Cara Pengangkatan & Pemberhentian Pimpinan Baznas Provinsi dan Pimpinan Baznas Kabupaten/Kota.

Pasal 1 butir 2
Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

Pasal 1 butir 5
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi yang selanjutnya disebut Pimpinan BAZNAS  Provinsi adalah Ketua dan wakil ketua BAZNAS Provinsi *yang diangkat oleh gubernur setelah mendapatkan pertimbangan dari BAZNAS.*

Pasal 3 ayat 1
(1) Pimpinan BAZNAS Provinsi diangkat dan diberhentikan  oleh  Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari BAZNAS.

Pasal 5
Pengangkatan Pimpinan BAZNAS provinsi dan Pimpinan BAZNAS  Kabupaten/Kota dilaksanakan setelah pimpinan BAZNAS Provinsi dan Pimpinan BAZNAS Kabupaten/Kota *dinyatakan lulus seleksi dan mendapat pertimbangan dari BAZNAS*

Pasal 9
Ayat (1) Pansel menetapkan calon Pimpinan BAZNAS Provinsi yang lulus sebanyak 2 kali jumlah  calon Pimpinan BAZNAS yang dibutuhkan.
Ayat (2) Penetapan calon Pimpinan BAZNAS Provinsi dilakukan dengan keputusan Pansel yang ditandatangani oleh semua Panitia Seleksi.
Ayat (3) Pansel melaporkan hasil seleksi kepada Gubernur.

Pasal 10
Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan tingkatannya menyampaikan calon Pimpinan BAZNAS Provinsi dan calon Pimpinan BAZNAS Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3) kepada BAZNAS untuk mendapat pertimbangan pengangkatan.

Pasal 12
Ayat (1) BAZNAS melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual atas permohonan pertimbangan pengangkatan calon Pimpinan BAZNAS Provinsi dan Pimpinan BAZNAS Kabupaten/Kota.
Ayat (3) Verifikasi faktual dilaksanakan dalam bentuk  : a. Wawancara dan b. Investigasi
Ayat (4) Calon Pimpinan Provinsi yang lulus Verifikasi Faktual ditetapkan dalam surat Pertimbangan pengangkatan Pimpinan BAZNAS Provinsi yang disampaikan kepada Gubernur dg tembusan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi.
Ayat (6) Pertimbangan diberikan dalam jangka waktu paling lama 20 hari terhitung sejak tanggal berkas permohonan dinyatakan lengkap oleh BAZNAS.

Pasal 22
Ayat (1) Dalam hal terdapat pimpinan yang diberhentikan, gubernur dapat mengusulkan permohonan pertimbangan pimpinan pengganti kepada BAZNAS dari calon pimpinan yang lulus seleksi yang sebelumnya tidak mendapat pertimbangan dari BAZNAS.

*Kesimpulan :*
1. Pengangkatan Pimpinan BAZNAS Provinsi ditetapkan dalam Kepgub berdasarkan Pertimbangan BAZNAS RI.
2. Penggantian pimpinan karena pemberhentian dilakukan pengusulan dari calon pimpinan yang lulus seleksi tetapi tidak mendapat pertimbangan BAZNAS.

***

FENOMENA DI JALAN TOL

Beredar di jalan tol dan menemukan sesuatu.

PADALEUNYI, akwnulis.id. Minggu – minggu ini begitu akrab dengan yang namanya jalan tol. Terutama ruas jalan tol padalarang – cileunyi, ruas tol cisumdawu dan ruas tol jakarta cikampek karena begitu bejibun penugasan yang harus dihadiri diberbagai daerah di jawa barat dan jakarta. Mulai dari bolak balik ke Indramayu dengan islamic centernya, ke Sukabumi dengan mesjid raudatul irfannya. Ke garut rapat kerja pusdai jabar dan ke purwakarta dalam berbagai tugas yang ada. Plus UI depok dengan pertemuannya.

Tentu orang lain akan melihat dengan perspektif masing – masing. Ada yang memandang dengan kagum serta timbul keinginan ingin seperti kita yang selalu beredar kesana kemari, atau malah iri karena punya kesempatan ini?…  ah tidak usah dipikirkan, jalani saja. Ada juga yang memandang biasa karena memang tugasnya mengharuskan berkeliling di daerah provinsi jawa barat.

Yang pasti secara pribadi, penulis menikmati dan mensyukuri semua penugasan ini dan berusaha dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Serta ada satu hal yang dilakukan seperti sepele bin sederhana. Tetapi melengkapi tentang bagaimana memaknai perjalanan kehidupan ini.

Bagaimana caranya?”
“Gampang kok, tinggal perhatikan sekeliling. Ambil photo dan atau video lalu buat caption yang santai dan jujur apa adanya”

Ada lagi pertanyaan, “Seperti apa contohnya om?”

Ini ada 2 contoh momen – momen di jalan tol yang bisa dicapture dan dituliskan atau dihadirkan pada dimensi media sosial yang kebetulan hadir di depan mata dan bisa dengan segera diambil photo juga videonya.

1. PERAHU DIATAS TRONTON
Pertama adalah momen dijalan tol melihat perahu nelayan yang nongkrong diatas bagasi tronton. Secara kebetulan sudah ada di depan kami, maka segera diambil gambar dan jangan lupa disave di arsip online sekaligus dipamerkan yakni posting di medsos pribadi. Mau di facebook, instagram dan tiktok itu terserah saja. Yang pasti arsip photo online ini sudah tersebar dan menjadi milik dunia.

Makna sederhana yang didapat adalah ini momen langka karena biasanya perahu nelayan ini ada di pantai dan di laut sedang membersamai nelayan mencari ikan. Mungkin sedang dalam perbaikan sehingga harus diangkut ke kota menuju ‘dokter perahu’ karena ada penyakit atau masalah yang harus disembuhkan. Atau mungkin gabutnya sang perahu sehingga ingin jalan – jalan ke kota dalam rangka ‘hiling‘ dan melihat suasana berbeda, entahlah.

Itu adalah capture momen yang pertama.

2. MOBIL KONTROVERSI
Momen kedua yang bisa diabadikan adalah sebuah peristiwa kontroversi disaat dari arah kiri ada mobil hitam yang berkelebat cepat menyalip langsung berada di depan. Awalnya ada sedikit emosi yang tersulut untuk mengejar dan menyalipnya, tetapi setelah disadari bahwa itulah suasana di jalanan, ya sudah biarkan saja. Toh bedanya hanya 2 – 3 menit saja. Lagian belum tentu menuju arah yang sama, kenapa harus dipermasalahkan.

Tapi rasa penasaran masih ada dan dilihat bahwa mobil hitam tersebut adalah bermerk Honda karena terlihat jelas H-nya. Tetapi pas membaca nomor polisi, disinilah hadir kontroversi, karena nomor polisi khususnya angka huruf akhrnya bukan HND tetapi BMW. Jelas sekali itu jenis mobil yang berbeda. Maka atas nama kontroversi tersebut, dikejarlah mobil hitam honda jenis HRV ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

Maafkan nopolnya ditulis disini ya, D 1902 BMW. Jelaskan kontroversinya. Jadi inget ada sebuah cerita pengendara motor Honda dicegat polisi karena jaketnya SuZuki, tapi pengendara tersebut tak kalah gertak kepada petugas polisi tersebut karena kontroversi juga, “Apa kontroversinya?”

Bapak petugas tidak sesuai, pakaian polisi ternyata balpoinnya merk PILOT!!”

***

Itulah 2 fenomena eh keadaan di jalan tol yang bisa didokunentasikan dan dikomentari. Sehingga perjalanan ke sana kemari via ruas – ruas jalan tol ini tidak hanya dijalani dengan mengantuk, mengobrol atau diam tanpa kata. Tetapi bisa mendapatkan pengalaman berbeda yang bisa diabadikan.

Kalau bicara ideal, di jalan tol bisa dilakukan berbagai aktifitas pekerjaan dari mulai meeting online via zoom, memeriksa surat dan mendisposisi surat serta koreksi online melalui aplikasi kantor. Tetapi disaat mobil bergerak lincah karena dikejar waktu yang mepet, maka bukan surat – surat yang tuntas dikerjakan tetapi pusing yang menjalar dan akhirnya bisa juga malah muntah. Nggak mau khan turun dari kendaraan untuk sebuah acara tetapi ternyata pusing, letih dengan wajah pucat pasi memutih.

Maka pilihannya adalah lihat sekeliling, abadikan hal – hal yang bisa kita lihat. Narasikan dan bagikan di media sosial. Selamat beraktifitas dan beredar kawan. Wassalam (AKW).

DIRGAHAYU RI KE – 80 Beda rasanya.

Berbaju adat nusantara, siapa takut?

GASIBU, akwnulis.id. Upacara HUT RI ke 80 Tahun 2025 ini memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan peringatan HUT RI di tahun – tahun sebelumnya. Bukan tata upacara yang akan dibahas disini ataupun kegiatan pra upacara yang dilaksanakan di Gedung Pakuan, tetapi pengalaman pribadi yang berbeda.

Apa sih bedanya?”

Kalem bro, khan ini sambil nulis, jempolnya cuma dua dan harus berlomba menuliskan aneka kata hingga akhirnya mewujud menjadi kalimat kalimat yang memiliki makna. Apalagi di bulan – bulan terakhir ini aktifitas menulis di blogku terhambat oleh kemalasan diri yang dibalut dengan alasan kesibukan pekerjaan dan pribadi sehinga ‘teu kaburu nulis – nulis acan’ (tidak sempat menulis karena kesibukan).

Padahal tantangan terbesar dalam menulis adalah konsistensi. Secara berkelanjutan tetap menuangkan ide dan gagasan ataupun pengalaman serta berbagai hal yang dilihat dan dirasakan sehingga tertuang dalam tulisan, itulah warisan pribadi yang hakiki. Maka paksakanlah meskipun tidak ada sanksinya. Yakinkan jadi target harian yang dapat dituntaskan dalam kondisi apapun. Karena mencari alasan pembenaran untuk tidak menulis mah gampang pisan, aslina.

Tantangan terbesar tahun ini adalah tugas masing – masing untuk menggunakan baju adat nusantara bersama pasangan, istri atau suami. Kami mendapatkan tugas untuk menggunakan baju adat Bugis Sulawesi Selatan. Tentu diharapkan originalitas dari penugasan busana nusantara inilah yang menjadi titik beratnya. Tentu secara ke DWP-an tidak hanya penugasan baju nusantara mana yang dipakai tetapi juga informasi beberapa tempat penyewaan baju adat nusantara di sekita Bandung Raya.

Kebetulan istri berteman juga dengan orang bugis sulawesi selatan di tempat kerjanya sehingga diskusi tentang aneka baju adat bugispun bisa mendaparkan gambaran yang lebih lengkap. Hasil berburu kawan – kawan kami ke berbagai tempat penyewaan didapati pakaian yang berwarna hijau terang dengan full aksesoris keemasan termasuk topi lengkap bagi pria dan siger atau mahkota khas untuk perempuan. Di kemudian waktu kami baru tahu bahwa busana ini adalah baju adat pengantin bugis yang memang gemerlap dan mewah. Ya sudah, Bismillah.. kami akan pakai sesuai kemampuan.

Maka di hari H, tanggal 17 agustus 2025 yang bertepatan dengan hari minggu, kami nyubuh rebun – rebun menuju gedung sate untuk melakukan persiapan pemakaian pakaian adat bugis ini sekaligus yang penting juga adalah memakai make up untuk istriku harus spesial, sepadan dengan pakaian adat pengantin bugis yang gemerlap. Maka prosesi per make up-an dimulai. Jengjreng.

Setelah melewati masa per make up-an, akhirnya sayapun memulai menggunakan baju pengantin adat bugis yang berwarna hijau terang disertai berbagai aksesoria yang gemerlap bak emas berlian. Jadi bukan hanya pakaian wanitanya saja yang banyak ornamennya, tapi busana priapun tidak mau kalah, ramai juga. Mulai dari gelang besar di kedua pergelangan tangan, selempang, kalung berliontin besar gambar burung, topi yang memiliki bendol seperti bendo jawa namun berada di depan lengkap dengan kanan kirinya gantungan yang bersuara krincing – krincing.

Busana perempuan jelas jagonya dimulai dari pemasangan siger yang cukup berat, gelang, kalung panjang kuning keemasan hingga kain panjang berbordir benang kuning keemasan dengan ukuran besar sehingga dengan kain tersebut bisa berjalan sambil secara tak sengaja membersihkan debu di lantai.

Maka setelah semua siap, dengan langkah mantap bergerak menuju tempat upacara bendera di lapangan Gasibu depan gedung sate. DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 80. Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. Wassalam (AKW).

Berjumpa dg KABAH dalam tugas.

Mengantar Jemaah Lansia Umroh wajib.

MASJIDIL HARAM, akwnulis.id. Sore itu getaran hati begitu kencang dikala taksi yang kami bertiga tumpangi bergerak membelah lalulintas di kota Mekah. Getaran semakin menjadi bukan karena banyaknya pemeriksaan dari aparat keamanan di Kota suci ini tetapi sebuah gejolak haru yang tak tertahankan karena akan melihat langsung Kabah, sebuah tujuan utama selama 5 waktu setiap hari menjadi arah shalat fardhu kita. Pemeriksaan di jalanan cukup ketat, lebih dari 5 kali diberhentikan dan ditanyakan terkait tanda pengenal berupa kartu NUSUK. Sebuah identitas resmi yang harus dimiliki para calon jemaah haji.

Bagi kami kloter terakhir penerbangan ibadah haji kali ini penuh tantangan. Karena bis shalawat diberhentikan sementara untuk persiapan kegiatan puncak haji di arafah muzdalifah dan mina padahal kami harus tetap melaksanakan ibadah umrah wajib sebagai syarat awal pelaksanaan haji. Tentu yang kami utamakan adalah koordinasi dengan para ketua KBIH sebagai ketua rombongan dan ketua regu agar jemaah langsung melaksanakan umrah wajib sementara petugas bisa belakangan setelah jemaah mayoritas tuntas berumrah. Maka pilihan naik taksi kami anggap lebih praktis meskipun harganya bisa gila-gilaan. Ya sudah jalani dan hadapi saja.

Taksi berhenti di dalam terowongan dan setelah membayar biaya 50 real bertiga yakni Bapak Ketua Kloter, pembimbing ibadah dan diriku maka kami bertiga menuju eskalator yang ternyata langsung mengarah ke WC 3 dan tentunya langsung berada di gerbang pintu masuk Masjidil Haram, Masyaallah Tabarakallah.

Bertepatan dengan kumandang adzan magrib, maka kami bersegera menyesuaikan dan ikut shalat magrib di pelataran masjidil harom. Setelah itu barulah bisa memasuki area dimana Kabah berada. Setelah mewati gerbang mesjid, lalu lurus dan turun melalui eskalator, disitulah degup jantung begitu kencang karena dihadapan raga yang rapuh dan tiada daya ini terlihat batu hitam hajar aswad, Kabah yang berdiri kokoh menyambut kedatangan berjuta umat muslim dan segala penjuru dunia. Doa melihat Kabah dilafalkan dilanjutkan dengan memulai prosesi tawaf dimana hati ini bergetar dan mengharu biru, “Bismillahi Allahuakbar” dimulailah prosesi mengelilingi Kabah dengan berbagai lantunan doa, shalawat hingga berbagai doa di sampaikan karena inilah tempat terbaik dimana doa akan segera dikabulkan juga beribu pahala akan didapatkan.

Desak – desakan manusia yang mengelilingi Kabah inipun ternyata memberi isyarat penting tentang makna kesabaran dan keikhlasan. Disaat badan ini terdorong keras oleh rombongan manusia yang berusaha memotong jalur demi mencium hajar aswad termasuk melihat seorang ibu yang terjepit dan meringis kesakitan, muncul sebuah tanya, “Apakah karena obsesi mencium hajar aswad dengan segala keutamaannya harus mendzolimi orang lain yang sedang berusaha melaksanakan tawaf?”

Mungkin pendapat masing – masing berbeda, tapi penulis memilih untuk tidak dzalim atau menyakiti orang lain demi mencapai dan mencium hajar aswad. Aktifitas selanjutnya adalah melakukan prosesi Sa’i yaitu berkeliling dari bukit sofa ke bukit marwah selama 7 kali. Sesuai aturan yang sudah dipelajari pada saat manasik haji, maka ucapan doa di kala mulai bergerak, disaat berada dibawah lampu berwarna hijau dimana laki-laki fisunnahkan untuk berlari kecil hingga berdoa di bukit marwah dengan menghadap kembali ke kiblat semakin menebalkan rasa iman kita dan menguatkan tentang bagaimana sejarah panjang tentang perjuangan nabi ibrahim dan siti hajar di masa lalu.

Akhirnya setelah prosesi sa’i berakhir maka tuntas sudah pelaksanaan umroh wajib yang dipungkas dengan pelaksanaan tahalul yakni mengguntinh sedikit rambut dengan mebaca doa, “DOA TAHALUL”. Tidak lupa juga menyempatkan untuk meminum air zam zam yang tersedia berlimpah ruah di berbagai titik masjidil haram. Di lokasi Sa’i air zamzamnya begitu dingin seperti didalam kulkas. Sementara yang diluar terutama di pelataran air zamzamnya tidak terlalu dingin tetapi tentu tetap enak nikmat menyegarkan dan berpahala serta memberi efek penyembuhan.

Setelah tuntas semua, kami bertiga kembali meninggalkan masjidil haram dan kembali berhadapan dengan sopir taksi yang mematok harga tidak manusiawi. Ya sudah dibayar saja patungan bertiga dengan harga 2 kali lipat sewaktu kami berangkat. Yang penting kami segera bisa tiba di hotel dan beristirahat karena esok hari banyak sekali tugas yang harus dilakukan terutama menyangkut nasib beberapa jemaah yang terpisah rombongan juga terpisah dari koper besarnya yang tak kunjung datang. (AKW).

Tiba di MEKAH & Dinamika awal.

Datang & kerja, semangat.

SHISHA MEKAH, akwnulis.id. Sesaat memasuki hotel 704 Wehdah al Khoir langsung dihadapkan dengan informasi yang menyesakkan dada. Salah satu jemaah kloter 28 dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit King Abdul Aziz Arab Saudi dimana sebelumnya diberitakan ada jemaah haji pingsan di sektor 10 tepatnya lobi hotel 1021 lalu ditangani oleh petugas kesehatan arab saudi dan langsung dibawa ke rumah sakit King Abdul Aziz. Memang informasi ini belum A1 tetapi sebagai bagian dari petugas haji maka dipastikan harus ada gerakan khususnya dari ketua kloter dan dokter serta perawat dari tim kesehatan.

Setelah koordinasi intens bu Dokter dan pihak KKHI serta pak ketua kloter dengan pihak sektor disampaikan bahwa penanganannya langsung dibawah kordinasi daker (daerah kerja) mekah. Berita tersebut belum selesai lalu dapat informasi beberapa jemaah belum mendapatkan atau belum masuk ke hotel dan berada di sektor 3. Kami yang masih jetlag dari pesawat harus langsung berkordinasi cepat agar tidak ada jemaah yang telantar sementara operasional bis shalawat sudah dihentikan sementara. Jadi pilihannya naik taksi kembali, untungnya bapak binbad (pembimbing ibadah) bisa sedikitnya berkomunikasi bahasa arab. Jadi bertanya dan menawar ongkos taksi bisa jelas di awal dan mendapat kepastian.

Kami berempat bergerak menuju sektor 3 dan disambut baik oleh bapak Kepala sektor 3 dan setelah dikordinasikan dengan cepat, jemaah sudah dipastikan mendapatkan hotelnya serta bisa beristirahat dengan tenang. Hanya saja tantangan menuju kantor sektor 3 ini tidak main – main. Karena jalan – jalan sudah banyak ditutup maka pilihannya adalah berjalan kaki. Kebayang nggak, siang mentrang di suhu 45° – 48° celcius kami berempat berjalan kaki dengan bermodal google map dan berpakaian kain ihram. Keringat terasa mengucur terutama di paha, gimana gitu rasanya.

Lelah dan pegal terasa tetapi semangat kami harus tetap membara. Ini baru permulaan sebagai tantangan awal dalam penugasan sebagai petugas haji tahun ini. Maka dari kantor sektor 3 kami kembali bergerak ke kantor Dakker di daerah shisha untuk mengecek kartu NUSUk para jemaah dan petugas. Kembali kombinasi jalan kaki, naik taksi dan jalan kaki hingga masuk ke lantai 2 kantor Dakker mekah. Lapor dan diskusi dengan petugas disana, mendapatkan kartu NUSUK petugas dan juga jemaah dengan pengecualian  kartu NUSUK penulis ternyata tidak ada di dakker, katanya di ambil oleh petugas syarikah.

Olala…

Ternyata perjuangan belum tuntas, hati kecil ini berbisik, “Harus ikhlas dan banyak istigfar disini mah, yang penting jemaah dulu baru urusan pribadi.”

Setelah dipastikan urusan jemaah bisa tertangani oleh ketua kloter dan tim, kami kembali ke hotel dan barulah berkoordinasi terkait ID card NUSUK yang ternyata harus janjian dengan pihak syarikah dan bahasa arab menjadi wajib. Hasil koordinasinya kami bisa bersua di lusa karena sore ini kami harus melaksnakan umroh wajib terlebih dahulu.

Alhamdulillah petugas haji kloter yang sudah datang di kloter awal bersedia membantu. Kebetulan memang tim kita di kantor, sehingga janjian ketemu dengan pihak syarikah bisa dilaksanakan. Meskipun tentu harus berjalan kaki kembali menuju hotel 711 dan menunggu hingga 1 jam lebih. Jalani saja, akhirnya bisa berjumpa dan ID card NUSUK bisa didapatkan ditukar dengan pasport sebagai bagian dari proses adminstrasi penyelenggaraan haji tahun ini.

Oh iya, syarikah itu adalah pihak swasta di arab saudi yang bekerjasama dengan kementerian agama republik indonesia tentu dibawah kordinasi pemerintah Arab Saudi. Terdapat 8 pihak syarikah yang ditunjuk dan mengelola pelayanan para jemaah haji tahun ini diantaranya :
1. AL Baits Guest (BTG) 35.977 jemaah
2. Mashariq Rakeen (RKN) 35.090 jemaah
3. Rehlat Wamanapea (RHL) 34.3802 jemaah
4. Mashariq Sana (SNA) 32.570 jemaah
5. Rifadah (RFH) 20.317 jemaah
6. Rawaf Mina (RWF) 17.636 jrmaah
7. MCDC (MCD) 15.645 jemaah
8. Rifad (RFD) 11.283 jemaah
dan penulis berada di syarikah ke-8 yakni RFD.

Satu lagi yang belum selesai yakni koper besar ternyata belum datang di hotel, sama nasibnya dengan pak Gungun petugas haji juga. Kopernya masih berpetualang dari hotel ke hotel di mekah. Maka pertama yang dilakukan adalah berdoa kepada Allah agar koper segera ditemukan dan yang selanjutnya tentu berikhtiar dengan mengecek ke beberapa hotel serta share info via WAgrup petugas. Alhamdulillah akhirnya diremukan di hotel 301 dan diantarkan oleh petugas dari sana ke hotel 704 tempat kami menginap, Alhamdulillah, bisa ganti baju akhirnya. Khususnya baju dalam hehehe.

Demikianlah cerita singkat proses awal kedatangan kami di kota mekah dan bersiap menghadapi pelaksanaan ibadah puncak haji yaitu wukuf di arafah, mabit di muzdalifah dan melempar jumroh di mina. Tapi jangan lupa ada tahapan umroh wajib yang harus dilaksanakan sebelumnya. Semangat, Wassalam (AKW).

CATATAN PETUGAS HAJI DAERAH – Tiba di Mekah.

Alhamdulillah akhirnya tiba di Kota Mekah.

JARWAL MEKAH, akwnulis.id. Suasana mengharu biru dari para jemaah yang sudah melewati pemeriksaan imigrasi lalu bergerak ke tempat persiapan pemberangkatan ke hotel masing – masing di bandara King Abdul Aziz Jeddah. Tempatnya cikup luas dan terdapat akses toilet yang luas baik laki – laki dan perempuan. Maka bergiliranlah ke toilet untuk sekedar buang air kecil atau malah langsung ‘menandai tempat‘ dengan aktifitas buang air besar.

Ada pandangan bahwa manakala di tempat baru bisa langsung BAB alias ee, maka dianggap memiliki tingkat adaptasi tinggi. Katanya. Jadi berbahagialah bagi yang langsung bisa buang air besar di toilet tanpa kesulitan. Eh kok kadi ngobrolin beabe. Udah ah… kembali ke laptop.

Petugas haji dari Kementerian agama dengan cekatan memgatur rombongan dan mengarahkan ke bis yang sudah diatur sedemikian rupa. Maka para jemaah dan petugas haji daerah yang sama menggunakan kain ihram tentu mengikuti semua arahan dan menaiki bis yang sudah ditentukan. Bis bergerak dari bandara di Jeddah menuju mekkah dan beberapa titik terasa melambat tapi karena kondisi phisik cukup lelah jadi avak sayup – sayup hingga kembali terridur. Ternyata beberapa kali tersendat dan atau malah macet terdiam itu adalah proses pemeriksaan super ketat dari aparat keamanan Pemerintahan arab saudi dalam memastikan bahwa di musim haji tahun ini benar – benar tersaring bahwa jemaah haji yang masuk ke kota mekah adalah dengan menggunakan visa haji dan terintegrasi dalam aplikasi yang namanya NUSUK. Hati – hati bukan bahasa indonesia tetapi bahasa arab, *Nusuk* (نسك) dalam bahasa Arab memiliki arti yang terkait dengan ibadah dan ritual keagamaan, khususnya dalam konteks haji dan umrah.

Prosesi perjalanan berjalan lancar hingga memasuki kota mekah. Degup jantung terasa lebih kencang seiring luapan rasa syukur bisa menjejakkan kaki di tanah suci. Sebuah kesempatan hidup luar biasa dengan 2 fungsi yang penuh keberkahan. Sebagai petugas yang melayani jemaah haji sekaligus mengikuti prosesi tahapan berhaji. Alhamdulillahirobbil alamin.

Bis berkeliling mengantarkan jemaah menuju hotel yang sudah diatur sedemikian rupa. Satu persatu jemaah turun dengan berbagai hotel yang berbeda. Termasuk yang mengurusnya dari lokal arab yang disebut syarikah, mengatur dan mengarahkan para jemaah ke hotel – hotel yang tersebar di berbagai sektor di daerah kerja mekah. Setelah tuntas jemaah memasuki hotel masing – masing dilanjutkan dengan pendistribusian koper besar jemaah yang juga memerlukan kesabaran serta ketelitian. Ada beberapa koper yang berjiwa petualang sehingga berkeliling dari hotel ke hotel namun akhirnya bisa bersua kembali dengan pemiliknya.

Tantangan terus hadir, setelah mengawal penempatan jemaah juga mengejar koper besar yang berpetualang tiba saatnya kita memastikan para jemaah melaksanakan umroh wajib di masjidil harom. Disini peran ketua kloter, pembimbing ibadah, petugas pelayanan umum dan tenaga kesehatan serta kolaborasi intens dengan para ketua rombongan dan ketua regu sangat menentukan kelancaran semuanya. Alhamdulillah secara umum pelaksanaan umroh wajib dikordinasikan oleh para ketua rombongan termasuk juga yang jalur haji mandiri melakukan umroh wajibnya secara mandiri. Petugaspun menyesuaikan melaksanakan umroh wajib diawali tawaf lalu pelaksanaan sa’i. Selain itu petugas harus siap dan siaga manakala menghadapi jemaah lansia dan resiko tinggi yang tercecer tidak ikut rombongan melaksanakan umroh wajib. Disinilah peran binbad, petugas dan nakes untuk mengawal pelaksanaan umroh wajib tetsebut.

Kamar hotel yang ditempati penulis berada di sektor 7 tepatnya berkode 704 Hotel Wehdah Alhoir di wilayah Jarwal Kota Mekah yakni lantai 4 kamar 423. Isi kamar berempat dengan keunikan tersendiri yakni bergabung dengan jemaah dan lintas kloter juga lintas embarkasi. Sebuah pengalaman seru yang tidak akan terlupakan. (AKW).

KEHILANGAN : SEDIH & BAYAR

Ternyata Kesedihannya mendalam karena diharuskan juga membayar hehehehe…

JAKARTA, akwnulis.id, Pagi masih menggelayut manja diatas cakrawala sementara mentari tampak malas menampakkan cerianya. Pagi syahdu yang entah mengapa membuat jiwa ini rapuh dan meragu. Tetapi tidak ada jalan lain untuk menahan langkah dan kembali pulang untuk memeluk kenangan. Karena harapan ternyata menjadi bayang yang akan hadir dikala bentar bersinar terang.

Maka dengan segenap sisa kemampuan, dilawan perlahan semua keengganan dan kemalasan dengan cara tarik nafas panjang lalu berteriak spontan dengan semangat, “Alloooohu Akbarr!!”

Otot di raga tergerak dan semesta menemani perubahan sikap ini. Maka sebelum pelukan kemalasan kembali berkelindan, kaki melangkah penuh keyaminan untuk menuju sebuah tempat yang diharapkan memberikan kepastian.

Sebagai penguat sinyal dalam meyakinkan tentang rasa kehilangan ini maka kantor polsek terdekat bisa memberikan secercah harapan dengan menghadirkan sebuah kertas keterangan. Jelas sudah ada yang hilang karena judul surat yang diterbitkan di kantor polisi adalah SURAT KEHILANGAN.

Biarkan secara administrasi tercatat hilang, tapi kenanganmu tetap tak lekang oleh jaman”

Langkah kaki setengah berlari membawa bukti surat kehilangan. Menuju sebuah tempat yang berharap menjadi pengobat luka akibat kehilangan, namun ternyata kehilangan kali ini bukan sekedar kehilangan tetapi dilengkapi dengan keharusan menyediakan sejumlah uang.

Omay gad, ternyata kehilangan kali ini bukan hanya kesedihan dan kebingungan mencari kenangan dan bukti keberadaan tetapi juga perlu merogoh saku demi mengikuti sebuah aturan”

Jadi lengkap sudah, pertama hilang lalu kehilangan, diberi surat keterangan hilang dan dalam proses selanjutnya ternyata bukan hanya kehilangan tetapi harus bayar sejumlah uang. Huuuu huuuu huuuu huuu.

Memang anda kehilangan apa sampai bersedih tak tertahankan?” Sebuah pertanyaan hadir dari kumpulan orang yang jadi penasaran. Termasuk yang sedang baca tulisan ini. “Ya khan?”

Kehilangan ini” Dengan suara memelas memperlihatkan photo sebuah buku hijau kecil bergambar garuda emas.

Pantesan atuh, hilang pasport mah resiko, memang begitu aturannya”

Kamu betlebihan, hilang ginian tapi heboh sendiri cari simpati”

Raga terdiam dan sedikit senyum simpul. Dari awal khan hanya ingin cerita kehilangan dan ternyata kehilangan pasport memang harus berposes dan juga bayar 1 jura rupiah diluar biaya pembuatan pasportnya. “Kenapa orang – orang sewot?”

Jadi kesimpulannya :
1. Bagi yang sudah punya paspor maka dijaga baik – baik jangan hilang.
2. Jika hilang maka ada keharusan membawa surat dari kepolisian, BAP oleh Kantor Imigrasi lalu bayar dendanya.
3. Jika hilang dan tidak ada sama sekali photocopy atau file digital dari paspor yang hilang maka harus ke kantor imigrasi terdekat untuk meminta salinan dari paspor yang hilang ini. Harus datang pagi – pagi dan dengan ikhlas antri. Setelah dipanggil dan mengisi beberapa formulir serta wawancara maka diberikan copy-an berkas sebagai bahan untuk membuat surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
4. Ke kantor polisi terdekat atau disarankan di daerah domisili dan inipun perlu waktu yang lumayan.
5. Kembali ke kantor Imigrasi dan berproses untuk pembuatan paspor baru dan selain harus mengantri lagi juga bersiap membayar denda kehilangan.
6. Waktu yang digunakan cukup banyak dalam prosesnya, jadi tetap semangat, bersabar dan fokus.

Begitu ceritanya yang penulis alami, semoga menjadi cerminan kehati-hatian bagi para pembaca yang baik hati dan tidak sombong serta teliti untuk berbagai hal. Selamat menjalani hari ini, penuh arti dan jangan lupa tafakur serta syukuri. Wassalam (AKW).

VARIASI – fbs

Diskusi singkat tapi bermakna..

FIKMIN # VARIASI #

Lalaunan mapah ngabujeng ka tepas, seja nepangan  mitoha, Ama Haji. Katingal anjeuna nuju sila tutug, melong ka payun bari teu hilap ngenyot udud bako molè di bungkus daun kawung. Ni’mat katingalna.

Assalamualaikum Ama, kumaha damang?” Uluk salam kalawan ajrih, teu hilap rengkuh kanu janten sepuh. “Euleuh Sarjang, Alhamdulillah. Iraha ti dayeuh?”

Tadi ba’da lohor Ama, hapunten nembè tiasa nepangan”
Teu nanaon Sarjang, nu utama mah sarèhat sakabèhna. Naha awak bayuhyuh deui?” Ama melong kana patuangan ogè damis nu nyurungkuy deui. Rada nyereng.

Papagah Ama leumpang sapoè 5 kilo jeung push up 100x jigana tos kahihilapkeun nya?”
“Teu pisan – pisan Ama, masih dilakonan. Mung push upna rada aya variasi”

Variasi kumaha Jang?”
“Muhun, nembè 10x dina ubin, pun bojo piwarang naèk kana risbang, kangge neraskeun push upna Ama” lalaunan ngawaler bari rada isin.

Ama imut ngagelenyu bari ngenyot rokona, “Si Nyai mah nyeplès indungna.”

***

Sebuah tulisan singkat berbahasa sunda yang menemani perjalanan tugas di tol Cipularang menuju agenda dinas ke Depok. Wassalam, AKW.

VARIASI – fbs

Diskusi singkat tapi bermakna..

FIKMIN # VARIASI #

Lalaunan mapah ngabujeng ka tepas, seja nepangan  mitoha, Ama Haji. Katingal anjeuna nuju sila tutug, melong ka payun bari teu hilap ngenyot udud bako molè di bungkus daun kawung. Ni’mat katingalna.

Assalamualaikum Ama, kumaha damang?” Uluk salam kalawan ajrih, teu hilap rengkuh kanu janten sepuh. “Euleuh Sarjang, Alhamdulillah. Iraha ti dayeuh?”

Tadi ba’da lohor Ama, hapunten nembè tiasa nepangan”
Teu nanaon Sarjang, nu utama mah sarèhat sakabèhna. Naha awak bayuhyuh deui?” Ama melong kana patuangan ogè damis nu nyurungkuy deui. Rada nyereng.

Papagah Ama leumpang sapoè 5 kilo jeung push up 100x jigana tos kahihilapkeun nya?”
“Teu pisan – pisan Ama, masih dilakonan. Mung push upna rada aya variasi”

Variasi kumaha Jang?”
“Muhun, nembè 10x dina ubin, pun bojo piwarang naèk kana risbang, kangge neraskeun push upna Ama” lalaunan ngawaler bari rada isin.

Ama imut ngagelenyu bari ngenyot rokona, “Si Nyai mah nyeplès indungna.”

***

Sebuah tulisan singkat berbahasa sunda yang menemani perjalanan tugas di tol Cipularang menuju agenda dinas ke Depok. Wassalam, AKW.