Hasil Mudik

Salah satu hasil mudik lebaran itu adalahhhhh…….

Beberapa garis hitam menari membentuk relief tidak teratur dan menghiasi telapak kehidupan. Garis tidak teratur itu seolah berusaha berbaris menyamakan persepsi dan memadukan janji dalam suasana yang belum pasti.

Awalnya begitu mulus seluruh permukaan cinta, terbungkus kaus yang berharga. Menjaga dari lembab sekaligus kering yang mendera. Sentuhan lotionpun menjadi agenda yang terencana sehingga hasilnya mendekati sempurna.

Melindungi dan mengayomi seluruh permukaannya seakan menjadi kewajiban utama. Merawat dan menjaganya adalah rutinitas dalam balutan prioritas.

Tapi itu dulu…

Yap… waktu sebelum mudik, dikala masih rutin menyibukkan diri dengan pekerjaan yang selalu muncul tiada henti. Maka merawat diri dan menjaga hati menjadi ciri kehidupan dari hari ke hari.

Photo : Tempat favorit sewaktu mudik/dokpri.

Sewaktu mudik… rutinitas merawat diri khususnya bagian bawah terabaikan. Karena bertemu saudara dan kawan sepermainan memang melenakan. Sandal dan sepatu sering terlupakan, apalagi sekedar ulasan pelembab kulit. Berlari kesana kemari tak hiraukan alas kaki. Bermandi lumpur atau tanah kebun, menjejak aspal juga batuan pengerasan jalan.

Hasilnya terjadi benih-benih dan gejala perpecahan suku, menyerang permukaan mulus alas kakiku. Ditambah dengan komplikasi gatal-gatal, kutil, mata ikan, hileudeun dan keongeun.

Dan…. setelah kembali ke rutinitas, sisa mudik masih terpampang nyata. Disini masalah perpecahan ini disebut dengan istilah rahasia yaitu : Ro2Mbéheun.

Wassalam, ( AKW )

Tuang Haratis

Hoyong barang tuang nu raos ogé haratis?.. palih dieu geura.

#Fikminbasasunda

Belewek… nyam.. nyam… lima ramo asup kabéh kana baham. Sangu konéng jeung lalawuh ngageleser kana tikoro, geus teu dicapék deui.
Bakakak hayam hideung direcah ku tiluan, semur endog digares teu nyésa. Pamungkas, urab, perkedél jeung kurupuk dibèakkeun. Sanyiru ledis ku tiluan, balakécrakan.

Ngahaja dalahar téh rurusuhan, da bisi kapanggih. Udud, endog atah, menyan jeung parukuyanna mah di teundeun da teu ngeunah didaharna.

“Euuu…” Teurab Si Entur ngajadikeun waspada. Teu diengkékeun, tiluan tingkoléséd ngajauhan tangkal kiara, baralik deui ka kobong pasantren bari susulumputan. Beuteung seubeuh, tengah peuting bisa dahar nu ngeunah pisan. Pungkilna hayam jeung ngerekesna kurupuk kacipta keneh… raos pisan tur haratis.

“Nuhun Mbah, sasajén simkuring katampi, mugi pamaksadan simkuring saénggalna ngawujud” Sora Mang Uju atoh, ningali sasajén keur sarat améh beunghar geus paburantak dihakan jurig. Nyembah bari maca jangjawokan.

Tangkal kiara seuri ningali manusa nu masih poékeun ku cocobi dunya.(AKW)

***

Catetan : Punten bilih saatos maos ieu seratan, teu mendak bahasan perkawis surabi. Kaleresan waé mikminna bari ngantri mésér surabi. Nuhun.

Cerita Ramadhan – Pentakbir Misterius

Acara Takbiran di Mesjid yang berakibat fatal akibat adanya Pentakbir Misterius. (Cerita terakhir edisi Cerita Ramadhanku tahun ini)

Photo : Ilustrasi suasana di dalam mesjid/dokpri.

Selepas ikut jamaahan shalat isya, kami… berlima sudah prepare phisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai petugas takbir cilik di Mesjid Besar Gununghalu…..

Yup… umur kami masih cilik-cilik.. aku 10 tahun sama dengan Dade dan Hendra sementara Yayan dan Deden lebih tua 1 tahun… kami sama di kelas 4 SDN Gununghalu I dan SDN Gununghalu IV sekaligus sepengajian di pengajian rutin ‘Mang Ikin’ Mesjid Besar Gununghalu.

Tahun lalu kami masih anak bawang dan belum diberi kepercayaan sebagai petugas takbir karena dianggap masih kecil…. padahal kami semua memang masih kecil heu heu heu…

Nah tahun ini amanah tugas ini diberikan kepada kami untuk memback-up para orangtua yang tentu sudah standbye dari tadi..

“Allaaaaaahu Akbar….Allaaaahuakbar… Allaaaahu Akbar… Laaaa ilaaa haillallaaaah huwawlaaa hu akbar, Alaaaaahuakbar Walillaaaa ilham…”

Kalimat takbir saling bersahutan dan memberi getar kerinduan serta kesedihan… betapa ramadhan sudah pergi.. dan semoga bisa berjumpa dengan ramadhan tahun depan…

Eh tapi seneng juga… baju baru, banyak makanan, banyak angpaw… libuuur lagi…. ahhh senang nyaa.

Ba’da isya kami sepakat pulang dulu ke rumah masing2. Persiapan bawa perlengkapan.

***

Pukul 10.15 menit kami semua sudah berkumpul di mesjid. Mengelilingi beraneka makanan yang tersaji diatas nampan. Ada papais, kolontong, ranginang, rangining, opak, saroja,kulub cau, kulub hui, cuhcur, wajit, angleng, dodol, bugis, nagasari, kulub taleus, kurupuk jengkol dan beraneka wafer serta kue warungan lainnya. Dua buah mikropon sudah siap, yang satu sedang dipegang Dade yang begitu antusias menyuarakan takbir. Pa Haji Uye dan Pa Haji Enus juga masih ada serta beberapa bapak-bapak lainnya… tapi udah terlihat terkantuk-kantuk…. saatnya bertugass nich.

Oh iya air minum yang tersedia, 2 teko besar yang berisi air tawar dan teh manis. Trus kopi satu termos besar ditambah berjejer gelas besar berisi air nira (lahang) plus rokok yang disimpan di gelas juga… tapi itu haram buat kami. Rokok mah buat orang2 dewasa dan orangtua.

Klo pas nggak pegang mikropon.. ya makan.. nyemil hidangan… minum air nira dan kopi… ketawa2.. main bedug atau ‘ngadulag‘ ….
‘Dug dulug dug dag…. dug dulug dug dag...’ diiringi shalawat…

Tapi klo udah bosen… jadinya lagu “Aaku punya anjing kecil… ku beri nama (nyebut nama temen yang ada)… ketawaa.. mukul bedug dan kentongan… juga sembungi2 nyalain petasan dan mercon.. atau malah kejar-kejaran dalam mesjid yang begitu luas.. pokonya senanggg dech.

***

Waktu tak terasa beranjak hampir mencapai tengah malam. Kami berlima tetap bertahan bertugas hingga nanti pukul 01.00 dini hari dan berganti dengan akang2 di pengajian yang ternyata sebagian sudah datang… mungkin takut ketiduran.

Orang tua tinggal Mang Osid dan guru ngaji kami, itupun terkantuk-kantuk…. hingga jam 23.12 wib. Beliau berdua pamit pulang dulu..

Inilah saatnya…..

Jreng… kami berlima berkuasa atas 2 mikropon di mesjid besar ini. Rebutan mix dan berlomba mengumandangkan Takbir semerdu mungkin. Suara cempreng kami membahana atas bantuan 4 Toa (Merk speaker jaman harita) yang terpasang di atas menara mesjid… bergema ke pelosok kampung dan menggetarkan yang mendengarkan… ahaay lebay.

Lewat tengah malam. Kami mulai kelelahan dan kekenyangan… tapi teriak di mikropon terus dikumandangkan..

“Allaaahu akbar… Allaaahuakbar… Allaaahh akbar… laaaila haillallah huwallahu Akbar… Allaaaahuakbar walillaa ilham.”.. meskipun dengan suara mulai serak.

***

Disaat kami berlima sedang ngariung di tengah mesjid, sudut mataku melihat gerakan sesuatu di luar samping kanan mesjid.. “Hei ada orang diluar, siapa ya?”... wajah kami berlima agak menegang.

Maklum karena menjelang akhir bulan ramadhan ini agak rawan pencurian.. termasuk kencleng mesjid disikat. Jadi kami langsung curiga pas liat ada seseorang mengendap-endap. Aku dan Yayan beringsut perlahan, berjingkat menuju ke kanan mesjid….

Deg.. deg.. deg… deg.

Ternyata… sosok yang sudah dikenal. Mang Yaya. Sedang mengendap-endap menuju tempat wudu… “Kirain siapa” “Iya euy, udah tegang gini” Kami berdua menarik nafas lega dan kembali beringsut menuju ruang tengah mesjid, mikrofon menunggu.

Berlomba melantunkan takbir di malam kemenangan.

***

Tengah malam baru saja terlewati, kami berlima sudah kelelahan dan hampir kehabisan suara. Orang dewasa dan orangtua sudah tidak ada di mesjid… kami berusaha melanjutkan tugas mengumandangkan takbir dengan sisa-sisa tenaga.

‘Tring!!!….’

Sebuah ide brilian muncul di otak ini.

Aku bergerak keluar lingkaran dan menuju halaman mesjid sebelah kiri. Benar saja Mang Yaya sedang lakukan gerakan sholat…. diluar.. di emper mesjid.

Perlahan didekati. Ditunggu hingga sholat sunatnya usai.

Setelah selesai sholatnya, Aku merapat, “Mang maaf, hayu kita di dalam mengumandangkan takbir”

“Uaah uuh uuh” Mang Yaya menganggu dengan mata berbinar. Segera masuk ke mesjid bersamaku. Teman-teman bingung dan tidak percaya.

“Dri kamu ngapain bawa Mang Yaya ?” Dade nanya dan wajahnya tegang.

“Kalem atuh, kita khan udah cape. Ini ada bala bantuan, yaa kita kasih kesempatan dong” Jawabku tenang, Dade terdiam.

Tap… mikropon dipegang Mang Yaya, ……

“Uaaaaa..uwaaaaaauuuu!!!! Uh oahuuuuuu… oahuuuuuuuii!!!
Auuuuuuh oihuuuuuu!!!”

Kami bersorak berlima dan tertawa terbahak-bahak menyaksikan ‘Pembaca Takbir Dadakan’ yang begitu kocak dan semangaat…. tapi lafalnya nggak jelas. Karena memang Mang Yaya ini nggak lancar ngomong alias tuna wicara atau ‘pireu‘…. gayanya selangit.. mirip rocker internasional.

Berlima terpingkal-pingkal hingga airmatapun berderai…

“Uaaaaa..uwaaaaaauuuu!!!! Uh oahuuuuuu… oahuuuuuuuii!!!
Auuuuuuh oihuuuuuu!!!”

“Hahaha hahaha…..”

“Xixixixi…..”

Sambil mulut penuh opak dan ranginang, mulut terbuka lebar lihat adegan Mang Yaya megang dua mikropon sekaligus… Ajibb dech…

Hampir 15 menit Mang Yaya teriak2 nggak jelas karena memang sulit berbicara. Seantero kampung heboh karena menyangka petugas takbir sedang main-main.

Bapak ketua DKM, guru ngaji kami dan beberapa tokoh masyarakat tiba-tiba sudah ada dihadapan kami, terdengar suara menggelegar, “Berhenti Takbirnya Mang!!!!”
Mang Yaya terdiam, trus bergeser tanpa ekspresi… ngloyor aja keluar mesjid.

Photo : Suasana shalat Ied/dokpri.

Kami berlima serasa menciut, karena tatapan para orang dewasa yang tiba-tiba ada di mesjid tertuju kepada kami, tatapan tajam yang mengancam, mencekam.

“Kalian…. keluar semua sekarang juga.!!! Berbaris di kolam depan!!” Guru ngaji kami bersuara lantang. Kami berdiri dan berjalan menuju kolam depan mesjid.

Ternyata di luar mesjid sudah banyak orang, termasuk ibu-ibu dan anak-anak, padahal ini jam 01.00 wib lho…

“Ada apa ini?” Aku berbisik ke Deden. Eh ternyata terdengar sama guru ngaji kami, “Ini gara-gara kalian, semua warga terbangun karena suara Takbir ngaco dari speaker mesjid!!!!”

Kami berpandang-pandangan, lalu menunduk sambil tersenyum kecut.

***

Dini hari menjelang, dan kami berlima dihukum direndam di air kolam yang dingin menusuk kulit. Tidak lama sih, cuman 20 menitan…. cukup bikin badan menggigil dan otak membeku. Tapi yang berat itu denger ceramah, omelan dan doktrin dari guru ngaji kami serta bapak ketua DKM, katanya perilaku kami berlima itu salah besar.

Aku terdiam sambil bicara dalam hati, “Padahal niat kami baik lho…. memberi kesempatan kepada seseorang untuk ikut bertakbir… sekaligus penasaran klo yang nggak lancar bicara itu takbirannya gimana….”

Setelah kena hukuman, kami disuruh pulang ke rumah masing-masing dan besok pagi sudah siap di mesjid lagi untuk membantu panitia sholat Iedul fitri.

***

Hari lebaran sudah usai, dan di hari ketiga setelah itu, kami berlima kompak nggak ada suara.. alias peuyeuh bin peura.. serta badan panas dingin.. “Mungkin kualat kali yaaa?”

***

Beberapa kali berjumpa dengan Mang Yaya, orang yang baik dan mau bantu-bantu apapun tanpa minta imbalan. Memang tuna wicara tetapi Orangnya jujur dan polos serta sabar.
Beliau pasti langsung acungin jempol tanda ‘mantapppp‘.. plus gerakan tangan seolah sedang takbiran pake mikropon.

Lalu teriak…..

“Uaaaaa..uwaaaaaauuuu!!!! Uh oahuuuuuu… oahuuuuuuuii!!!
Auuuuuuh oihuuuuuu!!!”

“Maafkan Kami ya Mangg….”

Wassalam (AKW).

***

Catatan : Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung saudara kita yang difabel tapi hanya sekedar berbagi kisah kenakalan masa kecil. Hatur nuhun.

Happy Eid Mubarrak 1439 H

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H. Mohon maaf lahir dan bathin.

Adzan magrib sore ini merupakan akhir dari bulan Ramadhan 1439 Hijriyah dan berganti menjadi 1 syawal 1439 H, karena sebagaimana dipahami bahwa kalender penanggalan islam menggunakan patokan terbitnya malam diawali adzan magrib (qomariyah).

Inilah buka puasa terakhir, penutup perjuangan, ibadah dan berbagai laku bajik yang diganjar berlipat-lipat pahala oleh Allah SWT. Termasuk yang sangat dinanti oleh umat islam dimanapun berada adalah mendapatkan rejeki lailatul qodar yang datang di malam ganjil minggu terakhir ramadhan.

Sebuah tradisi bermaaf-maafan dan ucapan selamat idul fitri begitu ramai sekarang, meskipun bukan lisan yang terucap tetapi tulisan dan photo yang mewakili kehendak telah memenuhi kontak aplikasi whatsapp plus telegram dan FB sementara via sms masih ada satu dua.

Ada yang ngirim ucapan sebelum tiba hari lebaran karena khawatir crash klo bareng2 kirim message sebelum atau sesudah idul fitri.… jiga jaman baheula. Ada juga pas hari H.

Tulisan dan photo beredar cepat tanpa batas wilayah, menyasar ke segenap penjuru dunia.

Sekarang mah infrastruktur telekomunikasi nasional kayaknya udah bisa handle service dari seluruh masyarakat indonesia sehingga bisa layani semaksimal mungkin.

Dengan rangkaian kata puitis mendayu-dayu juga yang simpel ringkas tapi paten… daaaan ada juga yang buru-buru atawa kurang konsentrasi…. ngirim ucapan orang lain.. copas gitu. Mungkin maksudnya baik, tapi lupa nama pengirimnya nggak diedit…. jadi salah dech… plus sedikit malu hehehehe.

Diriku juga nggak mau ketinggalan, kolaborasi sama istri bikin ucapan selamat idul fitri donk… manfaatin kemajuan teknologi dengan beragam aplikasi…. cekidottt.

Kami sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri

1 Syawal 1439 Hijriyah.

Taqobalallahu Minna Waminkum.

*Andriekw-Mia & Binar*

Wassalam.

Binar Time

Saatnya ngasuh anak yang berkualitas.

Photo : Pose gaul ngikutin gaya anak/dokpri

Libur menjelang Idul Fitri 1439 H tahun ini memang spesial, begitu panjang dan bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Tetapi satu hal yang prioritas adalah menjaga kedekatan dengan ananda Ayshaluna Binar Wardana sekaligus ibunya… pasti atuh ibunya.. kumaha siiih.

Trus bukan berarti ibadah bulan ramadhannya terabaikan.. itu mah nggak usah dibahas disini. Biarkan daku dan Allah SWT aja yang tahu….

Photo : Ikutan pake aplikasi kekinian, binar dan anak kakak/dokpri.

Daan….. dikarenakan ibunya masih bekerja meskipun libur panjang sudah dimulai termasuk musti gawe di wikend (maklum tenaga medis), praktis kehadiranku buat ngasuh si kecil jadi maksimal.

Ternyata ayahnya ada di rumah itu ngebuat Binar manja bingiit… nggak mau ditinggal barang sedetik, kencing ke kamar mandi aja susah. Apalagi ditinggal mandi… gedor-gedor pintu kamar mandi sambil nangis teriak sekencang-kencangnya,

“Ayaaaah…!!!”
“Ayaaaahhh..!!!.”

Pokoknya nggak mau jauh-jauh dari ayah. Makan minta disuapin, jalan-jalan, nonton tayangan ‘pudding toys, mickey mouse, omar hana, donald duck hingga HI5’ …. joget2, loncat2 dan berlari kesana kemari….

“Ternyata mirip kelakuanku di masa kecil hehehe”… Aku tersenyum sendiri, teringat cerita ibunda dan bapak tercinta yang dulu begitu sabar dan telaten merawat dan mengurus serta menjags anak laki-lakinya yang nggak mau diem serta banyak ‘kamonesan.”

Sekarang giliranku mengasuh dan mengurus anak yang begitu aktif, lincah sekaligus mudah mewek klo keinginannya tidak dipenuhi…. alias sudah paham memanfaatkan senjata ‘nangis’nya untuk mencapai tujuan.

Tindakan tegas melarang anak untuk lakukan sesuatu menghadapi tantangan serius karena berada di rumah mertua, perlu strategi khusus.

Jadilah ayahnya kelinci percobaan anak umur 2 tahun 3 bulan ini. Dari mulai didandanin pake kacamata mainan, topi mainan, di ulas lipstik hingga belepotan hingga disapu blas-on pink yang membuat pipi merona heu heu heu…

Alhamdulillah waktu libur ini begitu berkualitas…

*)Maaf photo berlipstik cemongnya tidak ditampilkan. Khawatir ada cowok yang seneng, soalnya jadi cantik bingit… ahaaay. Wassalam (AKW).

Dapet Hadiah 100 Juta

Pas liburan moo lebaran dapet SMS menang hadiah 100 juta… Senangnyaaa… eh tapi…

Minggu pagi saatnya rehat bersama keluarga, setelah berjibaku bekerja di minggu terakhir hingga beredar ke Jakarta – Bandung – Majalengka – Bandung – Surabaya – Kertajati Majalengka dan Bandung lagii…… sebelum akhirnya libur panjang menjelang Idul Fitri 1439 Hijriyah.

Dinas Luar Rasa Mudik.

Yang pasti semua tugas jalani dengan semangat dan kerja keras, meskipun jaga kesehatan juga suaangat penting. Karena… klo udah drop nambru bin tumbeng, yang ngurus dan repot itu keluarga di rumah. Rekan kerja dan atasan mungkin bersimpati, tetapi terbatas oleh jam kerja dan hierarki. Sementara anak istri adalah yang secara hakiki peduli, meskipun….. hubungan kerja juga jangan terbatas tupoksi tapi kekeluargaan dan silaturahmi yang terus abadi…

eh kok jadi bahas itu ya?…

Minggu pagi ini dapet supriss….. eh surprise lho…

Kejutaaan…

SMS penting dari nomer tak dikenal… ternyata dapet hadiah 100juta….

Rp 100.000.000,00….. woooooy

Dapet rejeki nomplok, pas moo ngadepin lebaran… dapet Cek Tunai 100 juta bro…. kabayang angka enolnya juga ada 8.. delapan. Wuoooow khan?..

Trus yang ngirimnya perusahaan bonafid, PT Telkomsel. Memang nomor hapeku Simpati so pasti kesempatan itu datang…. Alhamdulillah.

Ampe gemeteran nich badan saking nggak percayanya… kok tiba2 jadi orang kaya… layar hape di liat berulang-ulang…. melihat SMS yang masuk… pemberitahuan dapett 100 juta rupiah…

“Yeaah.. yeaaah…” berjoget dengan riang.

“Trus cara klaimnya gimana?”

Ternyata ada petunjuknya di web resmi PT Telkomsel tinggal klik aja… dengan alamat : aww.hadiah-tsel777.blogspot.com …

Wuihhh mantebbs nih Telkomsel, bikin webnya merakyat bingit… soalnya mirip juga ama blog akyu yang pake blogspot.com…..

bener2 mengakrabkan diri dengan khalayak warganet… jadi nggak canggung bukanya.

Klik!!!…..

Teeeeng muterrr… loading… tadaaa…

Sajian halaman web yang meriaah dengan warna merah cerah, bertaburan tulisan telkomsel dan aneka info yang mencerahkan.

Ijh76k79

… itu kode kemenanganku via sms tadi dan kudu dicocokkan dulu dengan hadiah yang tertera.. ah paten benaar. Pengamanannya berlapis sehingga terjamin keselamatannya… baca lagi aaah.. apa perintah lainnya.

…. (lagi baca dulu….)….

Di tata tertib aturan pengambilan hadiah nomor 1 bikin pencerahan baru, ternyata ada UUD No 32 Pasal 331 ayat 23 Tentang KSSM (Kecemburuan Sosial dan Sesama Masyarakat) yang mengatur tentang cara menghindari adanya pemalsuan pemenang, iri hati dan cemburu sosial….

weleeeh ini kereen… ngasih wawasan tingkat tinggi. Ternyata ada UUD lain selain UUD 1945… asli.. kereen.

….. Trus di sebelah kanan webnya ada surat pengesahan dari POLRI plus ada juga mejeng photo petinggi POLRI…. dan pejabat lainnya… wuihh keren pisan… makin nggak sabar pengen dapet 100juta… ooohhh serasa tumpukan duit udah dipangkuan.

Makin dibaca aturan dalem web ini
.. makin hebring. Sangat jelas dan runut tata cara nya termasuk nggak boleh bilang-bilang sama siapapun.. karena selain bakalan hangus.. dan dialihkan kepada orang lain… juga melanggar UUD tadi… yang nomornya bolak balik.. 23 pasal 331 ayat 23.

Tapi…..

Tapi karena ini bulan ramadhan yang penuh berkah sudah seharusnya kita lebih banyak berbagi dibanding bulan-bulan lainnya…. sehingga info ini harus tersebar luas agar… duit 100juta nya bisa diterima oleh yang lebih membutuhkan…

Urusan melanggar UUD No 32…. semoga dimaafkan ya.. soalnya minta mbak gugle nggak nemu. Jadi nggak bisa baca secara lengkap padahal khan pengen hafal serta mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari terutama menghindari kecemburuan dan iri hati. Karena hati adalah segumpal organ tubuh yang sangat strategis, yang harus dijaga sepenuh jiwa.

Mari jaga hati masing-masing…….

***

Selamat atas pengalihan 100juta ini kepada pembaca yang lain. Semoga tulisan ini bisa menggerakkan siapapun untuk selalu cek and ricek jikalau dapat berita atau SMS yang menggiurkan…

Padahal… Penipuan.

Selamat solat tarawih sahabat, Wassalam. (AKW).

Rahasia Kegelapan

Kegelapan memberi kesempatan, meraih asa dan harapan dalam sebersit cahaya keabadian.

Kegelapan itu bukan melulu melahirkan ketakutan, tetapi dengan hadirnya gelap maka kita bisa menghitung seberapa terang suatu cahaya berpendar dan menerawang.

Tetapi memang otak kita sudah dibiasakan faham bersama bahwa dibalik kegelapan tersimpan ketakutan, kesedihan, kengerian dan kejahatan yang menjadi suatu alasan untuk menghindari, menjauh ataupun berusaha melupakan.

Kegelapan identik dengan hitam dan hitam itu diandaikan sebagai kegelapan.

Padahal..

Kegelapanlah yang menjadikan sinar bintang dan bulan begitu cemerlang.

Kegelapanlah sebagai batasan ukuran kehadiran cahaya yang penuh harapan.

Kegelapanlah yang memberi ruang kepada otak manusia untuk menghitung intensitas cahaya dan berbagai rumus lainnya sehingga dikenal e=mc’kuandrat’ nya Einstein atau Hukum Stefan Boltzman tentang radiasi kalor yang terkait benda hitam.

Termasuk keindahan alam dikala menjelang senja ataupun pagi menjelang dimana mentari bersiap berlabuh ataupun mentari kembali bersinar, butuh gelap agar moment itu kembali menjadi kenangan.

Satu hal yang pasti, disaat kegelapan menyelimuti bumi di waktu sepertiga malam, saatnya mengakses cahaya Illahi Rabb untuk bertaubat, bersujud, mengadu dan memohon dalam refleksi gerakan sholat Tahajud dan doa kepasrahan.

***

Selamat menjalani minggu terakhir ramadhan 1439 H, biarkan gelap menjadi pengingat dan menyongsong cahaya pintu maaf di awal bulan syawal dengan penuh khidmat.

Dinas Luar Injury Time

Tugas dinas di penghujung hari kerja sebelum libur panjang itu adalah sebuah tantangan sekaligus perjuangan.

Photo : Pesawat menunggu penumpang, senja hari di Bandara Husein S/dokpri.

“AllahuAkbar… AllaaahuAkbar!..” Kumandan adzan magrib dari smartphone menggema…. seiring dengan pengumuman dari crew kabin pesawat Citilink jenis Airbus 320 – 200 dengan nomor penerbangan QG 825, “Para penumpang yang terhormat telah tiba saatnya berbuka puasa, selamat berbuka puasa.”

Serentak para penumpang membuka bekal masing-masing untuk menyegerakan berbuka puasa. Ada yang minum air mineral, teh botol dalam kotak atau teh botol dalam kotak, sebutir kurma juga yang nggak bekel cemilan… ngumpet di belakang karena berbuka dengan yang maniiiz… ahiiiw.

Sebuah pengalaman baru di bulan ramadhan ini untuk berbuka puasa di pesawat. Kebetulan pesawatnya masih terdiam di Apron bandara Husein Sastranegara menunggu antrian untuk take off menuju ke Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo Jawa Timur.

You Pegawai negeri ya? Emang udah mulai mudik?.. khan liburannya mulai senen?” Bapak gemuk yang duduk di samping kiri, baru aja kenalan barusan udah memberondong pertanyaan.

Photo : Para pemudik di Ruang tunggu Bandara Husein /dokpri.

Itu yang menggelitik hati menggerayangi lidah untuk segera menjawab, maklum pakaian dinas masih melekat plus name tag dan pangkat serta barang-barang yang dibawa terlihat ‘angkaribung‘ (banyak tas yang dibawa).

“Bapak mau tau atau mau tau banget?”

Bapak gendut tersenyum, “Pengen tau bangeeet” sambil wajahnya berubah manja. Ahaaay.
Hueeek!!, jadi sebeeel. Tapi ditahan kok, nggak boleh bersikap tidak sopan dihadapan orang tua, takut kualat.

Kami ini dalam rangka program KERAMUD pa”

“Apa itu keramud?”

“Itu program khusus pa, program kerja disaat hari terakhir kerja sebelum libur panjang Idul fitri sehingga bergabung dengan para pemudik seperti bapak, jadi rasanya kayak mudik lho. Nah istilah programnya yaitu Kerja Rasa Mudik disingkat KERAMUD hehehehe”

Bapak gendut itu terdiam mendengar penjelasanku, lalu terkekeh, “Ah bisa aja kaww….”

“Hahaha…..”

Akhirnya kami tertawa bersama, berbincang akrab sambil menikmati menu berbuka puasa versi Citilink….
yang terbang menyusuri langit malam di ketinggian 33.000 kaki… hingga akhirnya landing yang nyaman di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Alhamdulillahirobbil Alamin.

Photo : Samwan lagi pesan Takol via aplikasi/dokpri.

Penasaran dengan perjalanan KERAMUD kami?… tunggu postingan selanjutnya guys. Wassalam (AKW).

Adzan Magrib Pamungkas

Carita fiksi bahasa sunda dina sétting bulan puasa wanci rék buka.

#FikminBasaSunda *)

Photo : Masjid di Ngamprah KBB/dokpri.

Adzan magrib jadi idola ayeuna mah, teu kolot teu budak ngadepong nungguan sora ‘Allohuakbar Allohuakbar…‘ cicirén kualitas kaimanan di Nagara ieu geus ngaronjat.

Saregep di palataran masjid, nganghareupan sarupaning dahareun jeung inuman ogé 2 karung kurma, matak sugema.

Ngong adzan, ngadaru’a. Tuluy ngahuap babarengan, kolek, candil, bubur sumsum, pacar cina, sop buah, bubur kacang, aqua gelas, korma, bala-bala, géhu, rarawuan, témpé goréng, bakwan, martabak mini, balakécrakan. Inumeun ngajajar, cihérang, limun, sirop, entéh, kopi, susu, bandrék, bajigur jeung lahang.

Photo : Masjid di Desa Sade – Lombok NTB/dokpri.

Tapi teu maké itungan menit, béak kabéh teu nyésa. Kitu deui palastik jeung sèsa wawadahan ilang teu matak jadi runtah. Kaasup karpét jeung tihang, ornamén masjid puturul didalahar. Kulah jeung pancuran diuyup. Mimbar kana mix jeung toa disuruput, pamungkasna kubah masjid digereges, béak sagalana.

Solat magrib jamaahan jadina dina luhureun ruruntuk masjid, ngaheruk. (AKW).

***

*)Fiksimini Basa Sunda adalah tulisan fiksi dalam bahasa sunda berukuran mini, maksimal 150 kata dan tuntas menjalin sebuah alur cerita.

Cerita Ramadhan – Ngendok*)

Ini ceritaku disaat ramadhan tiba, cerianya masa kecil dalam lingkungan keluarga kecil bahagia. penasaran?… monggo nikmati ceritanyaa.

Sore itu aku udah bergerak belajar melangkah dan merangkak mondar mandir kesana kemari, mulai dari dapur tempat ibuku masak untuk sajian berbuka puasa hingga ruang tamu.. eh sebelumnya ruang tengah juga diubek. Abis aku senengnya bergerak kesana kemari, gatal kaki dan tangan ini kalau hanya berdiam diri.

Setelah tadi ba’da dhuhur nenen trus disuapin sama ibunda, abis 2 buah pisang ambon trus barusan susu pake dot, kuenyaaang. Tapi nggak ngantuk, bawaan pengen beredar terus.. gerak… geraak.

Ayah dan ibunda begitu sabar menjaga, menemani dan mengejar diriku yang beredar kesana kemari. Sering terdengar ayah dan ibunda berucap, “Astagfirullohal adzim…” begitu nyaman terdengar di telinga mungilku,……. ternyata itu ucapan doa.

Aku jarang tidur siang, entah kenapa. Tapi alangkah ruginya waktu yang ada dipake tidur. Mending buat bergerak kesana kemari melatih otot dan sendi serta aku bisa tahu semua wilayah di dalam rumah termasuk di kolong tempat tidur dan dibawah meja makan keluarga. Bisa juga di dalam lemari baju ayah ibuku. Semua tempat miliki sensasi dan karakteristik tersendiri.

“Ayah…”
“ibb..buu”
Suara mungilku memberikan rona bahagia dan mata berbinar dari kedua orangtuaku. Ibundaku suka langsung menunduk sambil mulutnya bergumam.. akupun ikutan, dan mereka tertawa bahagia bersama.

***

Hari ini beberapa kosakata baru hinggap di otakku dan langsung menempel, yang pertama ‘pipis’ dan kedua ‘Endok‘ atau endog… bahasa sundanya untuk telur. Itu istilah jikalau aku udah pengen pipis dan ee. Sehingga ayah dan ibunda bersiap dengan popok yang baru dan kering, maklum belum jaman pampers jadi kebayang repotnya klo pipis sembarangan dan nembus popok.

Alhamdulillah aku mah gampang hafal meskipun terkadang lupa bilang pas kejadian… tapi jangan lupa ada rumus pamungkas… apa itu?.. tinggal nangis aja sekencang-kencangnya… beress.. bantuan akan dataaaang.

***

Menjelang berbuka puasa, ayah ibu sibuk bekerjasama menyiapkan makanan dan minuman untuk berbuka. Akupun ikutan nimbrung, sok sibuk, pegang itu pegang ini, seru kawaaan. Ibunda beberapa kali mengambil gelas kaca dari tanganku juga piring beling yang dibawa berlari olehku, kenapa sewot ya?… padahal aku hati-hati lho bawanya.

Tiba-tiba…. terasa perut melilit… oh pengen ee. Inget kata-kata yang dilatih ibunda. Tapi ibunda sedang sibuk di dapur, ada ayah ding..

“Endok.. endok!!” Aku teriak sambil narik-narik sarung ayah. Ayah tersenyum, berjongkok dan bertanya, “Ada apa anak cakep ayah?”

“Endok… endook” Aku setengah berteriak, terlihat wajah sumringah ayahku mendengar kosakata baru.

“Anak pintar ayah, sini klo mau endok” badanku diangkat, senangnya. Tapi…. kok aku didudukin di meja makan?… ah nggak banyak tanya, aku harus tuntaskan tugas dari perut ini dimanapun berada… Procooot.

***

‘Duk… duk.duuuk!!…
“Allahu Akbar.. Allahuakbar…”
Adzan magrib berkumandang bertepatan dengan tuntasnya aku menyelesaikan tugas…. di meja makan.

“Astagfirullohhhal adzimmm…. Ayaaah…!!!!” teriak ibunda yang berada didekatku.

Ayah datang tergopoh-gopoh… dan terdiam. Melihat seonggok ‘endog‘ karyaku disamping rendang telur hasil olahan ibunda.
Mereka berpandang-pandangan dan tersenyum simpul.

Dengan cekatan ayah mengangkat tubuh aku dan membawa ke kamar mandi untuk cebok, ibunda yang membereskan ‘endok’ku.

Terdengar suara pelan ayah ke ibunda, “Maafkan ayah, tadi dikirain pengen endok/telur yang ibu masak.. eh ternyata pengen ‘ngendok‘.” Ibunda senyum lalu terkekeh.

Aku tersenyum karena pantat sudah bersih dan perut longsong… plus udah bisa menghafal kosakata baru. Makasih, met berbuka puasa ya semuahnyaaah.

Jangan lupa yang masak aneka telur… dihabiskan yaa… Wassalam (AKW).

***

Catatan :

*)Ngendok = istilah dalam bahasa sunda yang artinya BAB/ee/buang air besar... atau bahasa sunda lainnya disebut juga ‘modol’.