VIP dikawal – fbs

Sungguh nikmat jadi VIP..

CILEDUG, akwnulis.com. Pagi ini sudah berada di ujung Kabupaten Cirebon. Sambil menunggu mentari hadir menyinari bumi maka sebuah tulisan singkat berbahasa sunda menjadi teman sejati dalam memaknai kehidupan yang penuh suka duka.

Masih setia dengan genre fiksimini berbahasa sunda dengan batasan maksimal 150 kata. Inilah cerita fiksi singkatnya :

Fikmin # VIP dikawal #

Calik dina jok asa lènglang, ningal kaluar meuni bèngras. Di pengker kaca, kènca katuhu sumawonna, meuni raos ningal patalimarga ogè èndahna alam nu kalangkungan ku mobil ieu.
Tangtosna syukuran pisan dipasihan rejeki nu teu pameng janten karaos nikmat salami diperjalanan.

Katambih deui, ningal ka payun langkung reugreug. Nu nyupiran dipayun tapis pisan mungkal mengkolkeun setir teu matak janten olab, disapalihna ngarèncangan bodyguard.

Bagja tinekenan, Jikan payuneun teu welèh marahmay bari soca mah ningal kaluar, asa èndah hirup tèh.

Nuhun Aa tos ngajakan amengan numpak mobil VIP. Caraang ogè dikawal bodyguard”
“Sami-sami geulis”

Mobil nyemprung nanjak pungkal pèngkol, mapay jalan ka Situ Cileunca. Kènca katuhu tutuwuhan harèjo, pepedut masih anteng nyarengan, asa jaman bobogohan.
Anjog ka sisi situ, mobil nyisi milari parkir, liren. Bodyguard nu duaan rikat ngalungsurkeun cacandakan.

Hatur nuhun parantos dijajap, engkè siang dijemput deui nya”
“Sami-sami” Waler supir angkot sareng baladna.

***

Demikian tulisan singkatku kali ini, selamat berkarya dan selamat beraktifitas, tetap semangat. Wassalam (AKW).

Dagdigdug di TVRI Pusat.

Mencoba menikmati ketegangan karena ketidaktahuan.

JAKARTA, akwnulis.com. Berusaha datang lebih awal dari penjadwalan adalah sebuah cara untuk mendisiplinkan diri sekaligus juga menghargai pihak pengundang agar tidak banyak menunggu. Sekarang raga ini sudah duduk dan terdiam sambil menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada saat tadi memasuki area TVRI pusat di Jakarta ada rasa berbeda, sebuah deg degan di denyut jantung terasa meningkat apalagi tugas yang diemban kali ini agak berbeda.

Diawali dari kontak pesan dari seorang kolega dilanjutkan dengan sepucuk surat undangan resmi menyebut nama ini untuk hadir mewakili pada sebuah acara taping video yang berkaitan dengan peran fungsi dinas sosial dihubungkan dengan momentum hikmah di bulan ramadhan.

Awalnya sih oke oke saja, tetapi setelah pihak TVRI pusat menghubungi dan ternyata akan taping dengan seorang ustad yang merupakan perwira di angkatan udara republik indonesia serta sudah belasan tahun atau puluhan tahun mengasuh acara ceramah di TVRI nasional, makin dagdigduglah hati ini. Apalagi dalam kontak via telepon, beliau menyampaikan tentang rencana taping video ini berkaitan dengan tema di bulan ramadhan. Walah langsung tertekan nich, mencoba mengingat kembali kapan terakhir menyampaikan kultum.. itu tuh kuliah atau ceramah tujuh menit. Itu sudah lama sekali, beberapa tahun lalu. Disampaikan setelah menjadi imam shalat dhuhur dan kultumnyapun dengn bercucuran keringat.

Tapi…

Ada hal menarik yang menjadi catatan disini, yaitu dari makna tantangan dan kesempatan. Diri ini meyakini bahwa semua hal, segala memontum kehidupan ini tidak tiba-tiba atau tidak disengaja. Tetapi semua sudah ada skenario dan catatan langitnya. Hanya saja manusia diberi batas untuk tidak mengetahuinya. Jadi mari kita jalani kedagdigdugan ini serta kejutan – kejutan selanjutnya.

Sepiring roti dihadapanpun seolah tidak bisa.membangkitkan selera padagal tadi sudah dipersilakan oleh perwakilan pengelola. Baru berani menikmati sebotol kecil air mineral untuk menenangkan gejolak rasa yang tidak menentu.

Sebagai antisipasi tentu bahan bacaan dilengkapi. Salah satunya dari para kepala bidang yang memberikan data dalam bentuk paparan terkait dengan kondisi masalah sosial yang ada.

Tapi ternyata suasananya berbeda, betapa sulitnya menyimpan angka dan data di dalam kepala. Seolah mental alias terlempar… karena denyut jantung tidak teratur dan masih menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Menitan di smartphone sudah menunjukan pukul 14.55 wib jika sesuai jadwal yang sudah direncanakan. Sementara perut mulai keroncongan karena tadi makan siang tanggung, sepiring caesar salad dan segelas latte sudah masuk duluan. Eh ternyata sekarang baru terasa ada terselip rasa lapar. Ya sudah roti di piring, coba dinikmati. “Ditampi pak suguhannya.”

Nggak ada yang menjawab, tapi minimal secara lisan sudah diijabkan dan setelah dibuka plastiknya maka  berpindahlah roti ini ke dalam perutku. Alhamdulillah perut agak tersenyum karena ada yang bisa sedikit mengganjalnya.

Ting tung pukul 15.00 wib.. (bersambung).

SENIN & LIVE SHOPPING

Semangat pagi setelah long weekend..

CIBABAT, akwnulis.com. Senin pagi tadi begitu berat untuk menjalaninya. Tapi bagaimanapun juga komitmen harus dijaga dan kehadiran tepat waktu di tempat kerja adalah salah satunya. Kedisiplinan adalah kata yang harus dijaga, dipedomani dan tentu dilaksanakan sebaik-baiknya. Jadi lawanlah kemalasan sekuat tenaga dan hadirlah tepat waktu dengan senyum ceria.

Ternyata kelamaan liburan berakibat menumpuknya kemalasan dan dilegitimasi oleh kelelahan karena long weekend ini digunakan untuk memforsir raga meskipun tidak pergi kemana-mana. Cukup di rumah saja bersama keluarga tercinta dan jikalau sedikit beredarpun hanya sekitar komplek perumahan saja. Ada keengganan untuk beredar ke pusat kota karena melihat titik – titik kemacetan yang nyata. Jadi diam di rumah atau beredar tipis – tipis saja yang menjadi pilihannya.

Jadi kegiatan rumahan saja yang dilakukan dari mulai nonton televisi, rebahan sambil nonton, makan sambil nonton, eh ada juga yang berkeringatnya yaitu jalan pagi 7.234 langkah namun kalorinya langsung tertutupi oleh sajian indomie rebus telor keju yang begitu menggoda. Oh ya ada juga aktifitas mencuci baju menggunakan mesin cuci portabel mini yang buat anak kost merk MITO, ternyata hanya cukup 6 – 7 potong pakaian saja. Ya sudah sisanya di gusrek manual saja, mengingatkan kembali masa lalu dikala masih sendiri dan segalanya harus dilalukan sendiri. Tak lupa bercanda bersama anak dan istri, sambil jalan kaki atau sekedar berebut remote tivi karena ternyata beda kepala beda selera.

Nah ada satu lagi aktifitas ‘me time’ yang dilakukan sendirian setelah hampir tengah malam. “Sedikit mencurigakan yach?”

Tenang kawan, ini adalah adaptasi terhadap kemajuan jaman. Yaitu iseng – iseng mengikuti live tiktokshop yang mulai heboh dengan diskon adalah menjelang tengah malam. Berbagai barang dijual dengan diskon yang lumayan, mulai dari smartphone, tab, mic karaoke hingga pakaian. Pakaian ini dari mulai jaket, kemeja, kaos, celana, kaos dalam, celana dalam hingga rompi dan aneka aksesoris pendukungnya.

Nah kebetulan celana dalam dan kaos dalam sudah menipis, maka opsi iseng belanjapun membuncah. Akhirnya nongkrongin tuh live tiktokshop yang ternyata penjualnya ada artis, selebgram hingga pedagang biasa yang super super jago bercakap, pintar pidato sehingga menguatkan rada ketertarikan kita. Disini kendali diri menjadi pegangannya. Caranya gampang, isi uang digitalnya seminim mungkin, diriku mah 200ribu aja isi di shopeepay atau di ovo. Titik.

Ternyata efektif kawan, bisa menekan jiwa belanja kita yang meronta-ronta dan akhirnya membuat kita fokus kepada skala prioritasnya untuk memilih barang yang akan kita beli secara online. Percayalah, cara ini mujarab.

Maka hunting keperluan, eh nggak terlalu perlu juga, eh tapi perlu ya. Ya udah dipantengin saja. Ternyata banyak pilihan barang yang dijual online secara live dengan harga di 100ribu saja. Berarti cukup dengan, “Bang pinjem seratus” ... itu sudah dapat barang – barang keperluan. Salah satunya tadi urusan pakaian, jikalau celana panjang chino dapat 1 buah, maka celana pendek ada yang menawarkan 5 buah / 100ribu untuk ukuran biasa dan 3 buah untuk ukuran jumbo… wah seru.

Untuk merk tentu dengan harga seratus ribu agak membuat ragu, tapi kenapa tidak kita coba. Para penjual live ini terus nyrocos bicara dan menjadikan tengah malam ini ramai. Serta yang menarik adalah barang – barang yang dijual variatif, tetapi pengakuan sang penjual rata – rata mengklaim harga jauh lebih murah untuk pakaian ini karena buatan dalam negeri atau UMKM. Ini menarik, berarti jika membeli, membantu juga kembali tumbuh subur usaha garmen lokal asli indonesia.

Maka terlarutlah dalam keramaian pasar virtual live dan mulai memastikan menggamati dan mendengarkan ocehan para penjual yang begitu semangat di tengah malam meskipun matanya terlihat memerah karena menahan kantuk yang tidak terelakkan.

Diri ini relatif stabil karena sambil menonton pasar virtual live ini juga ditemani segelas kohitala, kopi hitam tanpa gula. Jadi sebelum berjibaku dengan live shopping ini mempersiapkan dulu peralatan perangnya. Yakni biji kopi arabica puntang wine lalu digiling dan diseduh manual dengan filter V60 yang akhirnya hadir segelas kopi hitam yang harum dan menenangkan.

Srupuut….

Lanjut yaa…

Akhirnya dengan bermodal 200 ribu saja. Sudah bisa membeli 10 buah celana dalam boxer dan 6 buah kaos polos. Lalu proses pembayaran via dompet digital dan berproses hingga pengiriman serta akhirnya pamet tiba di tempat dengan dibungkus ketat plastik bubble wrap.

Nah ternyata, benar sekali bahwa produk yang dipilih itu adalah produk lokal. Serta terlihat bahwa kecenderungannya adalah urang bandung atau urang sunda yang humoris. Ini buktinya :

Celana dalam boxer dengan bahan yang lumayan kuat dan tebal serta dengan merk terkenal NUKIEU atau dalam bahasa sunda artinya adalah ‘YANG INI‘.

Maka langsung coba dipakai celana boxernya dan pas diperlihatkan kepada istri tercinta bukan hanya tawanya yang terbahak membahana tapi setuju dengan makna tulisannya. Hidup produk UMKM dan hidup NuKIEU.

Itulah cerita hari pertama masuk kantor setelah 4 hari long weekend yang penuh dinamika. Selamat pagi dan selamat beraktifitas. Wassalam (AKW).

Menikmati KOPI ARABIKA MEKARWANGI HONEY

Ngopi lagi sambil hepi…

LEGOK EMOK, akwnulis.com. Pertemuan dengan sebungkus biji kopi tidak hanya bicara kebetulan, tetapi tentu sebuah perjalanan hidup yang sudah tertata dan terukur oleh sang Maha Perencana, Allah Subbanahu Wataala. Jadi sebagai hambanya adalah sebuah sikap yang mendasar adalah seperti yang telah ditulis dalam celotehan – celotehan terdahulu yaitu JASUNI. Jalani – Syukuri dan Nikmati, titik.

Hadirnya biji kopi ini melalui sebuah proses yang tidak sengaja. Awalnya adalah kebiasaan sederhana, dimana perpindahan tugas jabatan seiring juga dengan perpindahan peralatan menyeduh kopi yang memang merupakan properti pribadi. Setelah adaptasi dengan suasana, tempat dan orang – orang baru maka ditatalah sedemikian rupa ‘peralatan perang’ ini sehingga mudah untuk digunakan.

Bapak beli mesin kopi apa?.. harga berapa?”

Pasti ada yang kepo dengan alat perang eh alat pembuat kopi yang dimaksud. Jangan salah sangka kawan. Peralatan seduh kopinya manual saja kok. Hanya menggunakan metode manual brew atau seduh manual dengan menggunakan filter V60 saja. Jadi senjata utamanya hanya mesin grinder sederhana, corong filter V60, timbangan kecil, termometer, bejana server, goose neck geko kaca transparan, kertas filter V60nya, cangkir – cangkir kaca beberapa model, teko pemanas air, itu saja. Lalu yang utama adalah objeknya yaitu biji kopinya.

Maka biji kopi menjadi utama, oh ya biji kopinya hasil toasting ya, siap grinder. Bukan green coffee (alias kopi mentah).  Berarti tinggal dipastikan ukuran menggrindernya yang cocok dengan metode yang akan digunakan. Biasanya untuk metode manual brew V60 ini menggunakan ukuran skala 3-4.

Jadi sebagai kode keras, bagi yang akan mengirimkan kopi kepada penulis baik itu untuk cinderamata, oleh – oleh ataupun ‘kaèmutan‘ ataupun pengen aja ngasih maka kuncinya 2. Pertama kopinya jenis ARABICA dan kedua bentuk kopinya BIJI atau BEAN. Kalaupun ternyata sudah digrinder atau digiling, minta saja untuk ukuran gilingan manual brew V60. Ditunggu kirimannya hehehehe. Bagi yang sudah mengirimkan malah rutin setiap lihat stok kosong, ucapan terima kasih tiada hingga semoga diberi balasan rejeki yang berlipat ganda.

Maka kali ini, dihadapan penulis sudah hadir 2 bungkus biji kopi arabica mekarwangi, biji kopi terbaik kedua di perhelatan dunia tentang perkopian yaitu SCAAExpo di Atlanta, Amerika (2016) mendampingi biji kopi puntang sebagai juara pertamanya.

Bungkus yang pertama adalah bean untuk diriku, berarti akan digrinder dengan ukuran agak kasar untuk diseduh manual menggunakan filter v60. Satu bungkus lagi punya pak budi, rekan di kantor yang mintol untuk digilingin lembut karena akan diseduh dengan model kopu tubruk atau dicampur biasa demgan air panas dan gula. Nah nyambung dengan cerita kehadiran kopi ini karena saudara pak budi ini adalah penggiat kopi atau ownernya dari Hira Roastery & Lab di Kota Hujan, Bogor. Karena pak Budi cerita ada penyuka kopi seduh manual di kantor, maka hadirlah 250 gram kopi ini di hadapan penulis. Begitu ceritanya kawan.

***

Tanpa berlama-lama maka peralatan seduh manual dengan Filter V60pun beraksi. Mulai dari menimbang, menggrinder, menyeduh yang dilakukan diatas kursi plastik putih hingga.menunggu menetes dan langkah terakhirnya untuk dinikmati. Rumus seduh puter kanan, panas airnya o2° celcius dan perbandingan 1 : 12 sudah jadi standar.

#sruput

Kelebihan dari arabica mekarwangi ini adalah rasanya stabil dengan bodi medium dan acidity medium sehingga bisa diterima oleh banyak kalangan. Dari sisi aftertastenya yang muncul ada frutty dan sweet caramelnya serta kelembutan dan tidak ada istilah ninggal. Nikmat pisan. Nuhun pak Budi dan saudaranya. Selamat menjalani weekend dengan keluarga. Wassalam (AKW).

NANGKARAK – fbs

Sabar ah, sabar…

FIKMIN # NANGKARAK #

Punten Aa, widi badè nyauran rèrèncangan abdi waè. Teu acan hurung geuning water hiterna” Soantenna dareuda bari tungkul. Pananganna sibuk ngusapan tarangna nu masih rentul ku kèsang.

Teg, rasa keuheul tos nyelek muru kana baham. Hoyong dibudalkeun margi kuciwa kana hasil padamelanna. Kajabi ieu tèh tos lami, tos ngagaleuh alatna sanaos teu acan digentosan. Tapi dina hatè langsung istigfar, heup ulah aya cariosan nu teu merenah.

Matak kitu ogè panginten salah sawios buktos tanggel waler kana padamelannana sanaos teu acan tiasa ngabèrèskeun masalah nu aya. Katawisna kedah sabar sadayana.

Saatos tiasa mèpèr kakeuheul mah, lalaunan ngarènghap panjang. “Muhun atuh dijadwalkeun waè.” Waleran pondok nu mungkas carita. Tukang rèparasi amitan.

Sabot ka dapur, rèncang nyarios, “Bapa punten kamari tèh nu ngalereskeun pemanas cai geubis ngajungkel tina korsi, nangkarak bengkang caket tangkal wijaya kusumah.

Samentawis olohok, boa tadi tèh masih tatu tapi maksakeun. Kabayang nu bayuhyuh ngabebengkang. (AKW).

KONSISTENSI NGOPI & DUREN

Menulislah dan lawan kemalasan.

CIBABAT, akwnulis.com. Sebuah kata ini yang menggelorakan kembali semangat untuk menulis dan menyapa kembali para pembaca blogku karena dalam awal tahun 2024 ini agak terasa menurun semangat kemenulisanku ini. Maka mencoba berkontemplasi dan melakukan kaji diri khusus dalam dunia kemenulisanku ini.

Jika beralasan dengan segala kesibukan, tentu situasional karena kesibukan yang terjadi adalah siklus naik turun dan malah menambah ide untuk menuangkan dalam aneka kata dan sejumlah kalimat. Berarti alasan ini kurang berdasar.

Jika berbicara kehabisan ide, ini juga terasa kurang tepat karena untuk ide menulis selalu muncul dan tentu dengan beragam tema. Hanya saja kesempatan menuangkan dalam kata – katanya sedikit terkendala.

Berarti kembali dihayati bahwa problemnya adalah kembali ke diri ini. Sebuah perilaku sederhana yang mungkin menjadi penghambatnya yaitu rasa malas. Yup itu dia. Dengan bejibun aktifitas maka kelelahan ini menjadi legitimasi untuk jeda sesaat dalam menulis padahal kembali kepada semangat awal bahwa tulislah dan tulislah lalu publikasikan, biarkan dunia yang menanggapi atau mungkin menghakimi.

Ada satu lagi godaan atau bisa juga hambatan adalah rasa bosan dengan tema yang ditulis dimana hanya seputar KOHITALA ( Kopi hitam tanpa gula). “Wajar khan jikalau kebosanan itu hadir menerpa?”

Maka muncul ide bahwa sekarang beralih tema atau alternatif penulisan tema. Dari tema asal Ngopay dan Ngojay akan coba di geser menjadi temanya Ngeduren keren. Mulailah mencari referensi tentang beraneka duren yang ada. Dimulai dari durian monthong, durian bawor, durian sinapeul, durian super tembaga, durian musang king. Walah lihat gambar – gambarnya jadi ngiler. Apalagi disambut dengan kesaktian algoritma media sosial, maka bermunculanlah gambar dan video tentang duren di beranda medis sosialku seperti di Instagram, Tiktok, youtube hingga facebook.

Tapi ada 2 pertimbangan mendasar dengan ide baru tema penulisan ini. Pertama pertimbangan kesehatan phisik dimana penulisan selama ini didasari oleh pengalaman pribadi untuk mencicipi secara langsung baru menulis sesuai apa yang dirasakan dan suasana yang terjadi serta siapa yang menemani. Berarti harus sering makan duren aneka jenis, resiko obesitas karena begitu nikmatnya buah duren ini sehingga sulit berhenti mengunyah akan menjadi resiko kesehatan. Juga tentu bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

Pertimbangan kedua adalah pertimbangan kesehatan dompet. Karena harga buah duren yang premium jelas cukup mahal. Sementara tentu sebuah tulisan hadir karena pengalaman lidah mencicipi langsung citarasanya.

Maka dari pertimbangan itu, tema baru ini dipending dan disimpan saja. Menjadi tema pendukung yang akan hadir sesekali dalam kerangka randomisasi.

Jadi kembali ke paragraf awal, bahwa konsistensi dalam menulis menjadi kunci meskipun temanya beragam atau randomisasi tapi sebuah keunggulan dalam konsisten menulis ini yang harus dikuatkan, dijaga, dipelihara dan ditingkatkan seiring waktu yang terus berjalan.

Seperti tulisan ini, disusun dan ditulis tentang kondisi kemalasan menulis yang mendera. Tetapi semangat kemalasan itu diubah dengan menuangkannya menceritakannya kembali sehingga satu paragraf terbentuk, 2 paragraf terbentuk dan akhirnya sebuah tulisan utuh bisa kembali lagi hadir dengan pemaknaan yang khusus yaitu hadapi kemalasan dengan sedikit pemaksaan. Jadi bagi yang merasa kesulitan dalam menulis sesuatu, tuliskan saja kesulitan itu dalam bahasa masing – masing. Niscaya anda akhirnya bisa memiliki sebuah tulisan.

Terima kasih kawan yang sudah mengingatkan kembali tentang semangat konsistensi. Sebuah semangat muncul kembali dari perbincangan santai di sela – sela kegiatan taping podcast di studio AJIB (ASN Jabar Ikut Bicara) di kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat jalan Ternate Kota Bandung juga sowan ke beberapa rekan pejabat adminstrator di BKD Jabar ini. Sehingga tema random yang selama ini dituliskan bisa bergerak kembali.

Tentunya kurang afdol jika tulisan ini tidak menyenggol cerita tentang secangkir kopi atau sebotol kopi panas hasil seduhan manual yang sedang dinikmati. Apalagi tema utama dalam randomnya cerita adalah tentang kohitala. Inilah cerita singkat tentang menikmati perkopiannya.

Kopi yang ada dihadapan juga cukup menyenangkan karena terdapat 2 gelas. Sajian pertama adalah kopi manual brew dengan filter V60 tetapi dibuat dingin atau disebut javanese dan satu lagi adalah kopi hitam tanpa gula juga dengan basic espresso yang digabung dengan air kelapa plua lemon serta es batu.menghasilkan sajian ‘CocoLemonCoffee‘ yang menyegarkan. Dilengkapi background kemesraan 2 insan muda yang sedang bercengkerama penuh rasa cinta, jigana mah hehehehe.

Selamat menikmati hari ini, jangan lupa maknai hari dengan tulisan – tulisanmu, tulisan kita dan tulisan kami. Wassalam (AKW).

BUKU BERSAMA DI AWAL 2024

Buku antologi perdana di 2024.

CIBABAT, akwnulis.com. Awal tahun 2024 penuh dengan dinamika tugas yang perlu ekstra tenaga dan konsentrasi. Meskipun tentu bukan bekerja sendiri tetapi bersama-sama pasukan yang gercep, ada hal penting yang harus dijaga adalah stamina diri. Maka menghadapi tugas dalam penanggulangan berbagai bencana yang muncul dimalam tahun baru dengan gempa sumedang, dilanjutkan angin puting beliung di Indramayu, banjir bandang di Cisalak subang juga bencana longsor di purwakarta, ada juga banjir cimahi hingga banjir bandang di kota bandung tepatnya di braga berlanjut jebolnya sungai di dayeuhkolot. Juga beberapa bencana longsor dan banjir lainnya.

Memang tidak di semua momen penanggulangan bencana bisa hadir secara langsung. Tetapi fungsi koordinasi dan komunikasi serta pelaporan harus terus berjalan dengan cepat dan tepat. Disinilah ada kekhawatiran raga ini ambruk alias tumbang karena kelelahan sehingga larinya adalah menjaga stamina dengan makan minum sebanyak-banyaknya agar tetap sehat dan kuat plus vitamin. Akibatnya berat badan merangkak naik menyentuh angka nomor cantik yaitu 11.11 alias 111,1 kilogram. Semoga bisa turun kembali seiring waktu yang terus berlalu.

Dalam tulisan kali ini ada satu hal yang ingin dibagi kepada para pembaca yaitu sebuah aktifitas penyeimbang dari rutinitas tugas yang mendera setiap hari atau lebih tepatnya disebut ‘me time‘. Pasti tiap bapack bapack akan berbeda, ada yang penyeimbangnya dengan memancing, kumpul di gardu ronda sambil main gapleh, atau nongkrong di kafe bersama bapack bapack tetangga. Bisa juga sing a song ataupun bersepeda bersama hingga motor trail atau mungkin motor besar. Serta banyak lagi aktifitas lain yang menjadi sisi lain masing – masing tapi berfungsi sebagai penyeimbang dalam perjalanan kehidupan.

Bagi diri ini kebetulan ada aktifitas penyeimbang yang tidak harus dengan aktifitas tadi. Cukup menulis sesuatu, tambah gambar ilustrasi pribadi dengan canva dan upload di website/blog pribadi www.akwnulis.com …. tadaaa… seimbang seimbang hehehehe.

Ada satu aktifitas lagi, link tulisannya tidak lupa dishare ke kontak whatsapps, tentu kontak teman, kolega dan mitra yang sudah kenal.

Lalu ada tantangan lain adalah mewujudkan tulisan itu dalam bentuk phisik buku. Maka cara tercepat jalan ninjanya adalah mengikuti pembuatan buku keroyokan yang disebut dengan buku antologi. Tentunya dengan beberapa tahapan coaching cara penulisan, bagaimana menentujan tema hingga self editing untuk memudahkan penggabungan dalam pembuatan buku keroyokan ini.

Ada juga bonusnya dalam menulis bersama ini yaitu selain bukunya ber-ISBN juga mendapatkan nilai angka kredit 36 JP. Meskipun saat ini belum bisa dikonversi sebagai nilai kinerja, tapi bisa dianggap tabungan nilai untuk esok lusa sebagai calon fungsional utama. Insyaalloh.

Judul bukunya adalah SIMFONIA YANG TERKENANG, berisi tentang berbagai cerita pribadi. Masing – masing menuangkan pengalaman tak terlupakannya dalam jalinan kata dan digabungkan dalam sebuah buku dengan sampul buku yang ceria. Inilah kumpulan cerita sekaligus buku kami yang hadir perdana di awal tahun 2024 yang penuh tantangan dan optimisme.

Jadi mari berkarya dan menyeimbangkan kehidupan ini sekaligus ada bukti phisik yang akan menjadi cerita bagi anak cucu kita.

Itu saja celoteh malam ini, karena konsentrasi harus beralih kepada tugas utama yang kembali bersentuhan dengan urusan logistik penanggulangan bencana dan juga permasalahan sosial lainnya. Selamat malam kawan, Wassalam (AKW).

RAPIM, MOTIVASI & KOPI

Tulisan tentang momentum Rapim dilengkapi keceriaan, chicken dance serta histori tentang persahabatan abadi.

CIMAHI, akwnulis.com. Rapat pimpinan adalah sebuah rutinitas yang menjadi hal biasa dalam suatu organisasi. Rapat pimpinan menjadi sarana silaturahmi, komunikasi, sekaligus evaluasi dan program kegiatan termasuk membahas isu terkini yang perlu segera dilakukan penyelesaian atau rencana tindaklanjut yang terukur dan terperinci. Secara level tentu nama rapim ini berbagai strata, hanya untuk tulisan ini adalah di level dinas sosial. Maka yang memimpin tentu ibu Kepala dinas dan pesertanya para kepala bidang, kepala UPTD, Kasubag TU sekaligus para pejabat fungsional madya dan muda.

Tapi kali ini rapim atau rapat pimpinan ini menjadi istimewa karena selain arahan dari kepala dinas dan evaluasi rutin dari masing – masing kepala UPTD dan Kepala Bidang juga ada hal berbeda. Yakni ada sesi spesial yang membolehkan seluruh peserta yang hadir bisa tertawa bersama, berdiri dan saling tersenyum malah ada juga sesi paciwit-ciwit lutung.

Apa itu yang dimaksud paciwit-ciwit lutung?”

Itu adalah aktifitas minimal 2 orang dimana posisi tangan yang satu posisi mencubit dan satu lagi dengan tangan terbuka. Diatur oleh sebuah aba-aba dengan kode kata yang sudah disepakati maka disaat kode kata diucapkan maka segera tangkap tangan temannya sekaligua menghindari sergapan tangkapan teman di tangan yang berlawanan.

Terbayang nggak?”
“Nggak!”

Ya sudahlah kalau sulit memahaminya tapi yang pasti penulis mencoba mendeskripsikannya dalam jalinan kata-kata. Semoga bisa dibayangkan sebagai kegiatan sebenarnya. Ada hal yang lebih penting adalah esensi dari acara tersebut adalah sesi ice breaking dari seorang motivator muda terkemuka sebelum masuk ke sesi presentasi dengan tema ‘The Winning Team’.

Siapakah motivatornya?”

Tentu saudara atau akang atau bapak Agung Fatwa STAR Training & Consulting yang sudah malang melintang di panggung motivasi dalam kurun waktu 10 atau 11 tahun ini, “Eh atau lebih ya?”

Sebuah tanda tanya besar ini menggerakkan raga ini untuk mencari bukti tentang kepastian seberapa kenal penulis dengan sosok muda berbakat namun bersahaja ini.

Maka sembari bersiap melakukan prosesi pribadi yaitu melakukan penyeduhan kopi manual dengan peralatan bejana kaca, corong V60 plus kertas filter dan aur panas. Sementara biji yang akan dieksekusi adalah kopi arabica gunung pangrango  dari Seribu Kopi roastery cimahi jenis fullwash process. Otak berputar memunguti kenangan termasuk berusaha mengingat sebuah buku keren karya kang Agung fatwa yang berjudul ‘BREAKING THE HABITS dengan konsep GREATnya (Goal – Realistis – Empati – Antusias dan Total). Sebuah buku motivasi dari seorang sahabat serta dibuktikan dengan bubuhan tanda tangannya tentu tidak lupa dengan jargon ‘Salam GREAT’ tertanggal 22 September 2015.

Maka prosesi menikmati kopi kali ini sekaligus membaca kembali sekilas buku keren ini sambil memproses penyeduhan manual kopi arabica dengan biji kopi hasil meroaster Seribu Kopi Cimahi yaitu biji kopi Arabica Gunung Pangrango. Prosesnya tetap dengan menggunakan manual brew V60, perbandingan 1 : 15 dan panas air untuk menyeduhnya 92 derajat celcius serta putar kanan untuk cucuran air dari teko leher angsanya.

Hasilnya tentu sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula) yang harus, panas dan menenangkan. Sruputan perdana memberikan sensasi rada dengan body yang cenderung bold serta acidity medium. Aftertastenya muncul selarik rasa berry kacang tanah tapi memang karena fullwash, bodynya cukup mendominasi.

Sruput dulu kawan, biarkan cairan kopi pemberi kedamaian rasa ini menari di mulut ditemani liukan lidah hingga selanjutnya meluncur menuju lambung dan menghangatkan seluruh raga tanpa kecuali.

Kembali ke suasana Rapim Dinas sosial Provinsi Jawa barat yang semakin gaduh dan bervariasi apalagi pada sesi motivasi ini. Setelah bergerak bersama, berdiri dan menari tarian bebek eh ayam klasik yang ritmenya semakin cepat juga bagaimana konsentrasi pendengaran dan penglihatan masing-masing menjadi sumber keceriaan. Maka sesi materipun dibawakan dengab piawai oleh Kang Agung Fatwa meskipun dengan waktu singkat tetapi poin – poin pentingnya tersampaikan.

Semoga tidak tereduksi oleh penyakit yang terkadang hadir dari sebuah pertemuan yaitu BARHo (bubar poho / bubar rapat semua lupa) hehehehe…. tapi bisa melekat dan terpatri sehingga kami, kita para peserta yang hadir yang notabene memegang amanah jabatan masing – masing dapat memahami, meresapi dan bersama-sama untuk berkolabor-Aksi dalam pelaksanaan kegiatan san program Dinsos Jabar 2024.

Terdapat 6 langkah yang disyaratkan untuk meraih kesuksesan bersama dengan tajuk
The Winning Team by Agung Fatwa yaitu :
1. Kepemimpinan yang kuat dan pendukung yang berkualitas (Strong Leader & Folllowership)
2. Tujuan bersama
3. Zero Ego & Up Potensi
4. Rencana, Tindakan & Evaluasi
5. Berani ambil Resiko untuk Kemajuan Tim
6. 100% Terlibat semua (Collabor – Aksi)

Itulah sebuah sesi motivasi yang lengkap berkaitan dengan diri penulis ini. Karena ada histori, ada kopi, ada presentasi dan akhirnya adalah peningkatan pemahaman diri secara pribadi dan bersama-sama bahwa maju bersama akan menghasilkan pancaran sinar kinerja yang lebih cemerlang dibandingkan maju per unit kerja saja. Salam Cemerlang Salam Raharja, Wassalam (AKW).

Diskusi Pagi (Langit)

Curhat simpel di awal tahun.

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah pagi terdiam sendiri sambil berusaha menata wajah agar tidak terlihat berbeda. Itu dilakukan semata – mata menghormati langit yang sedang bicara. Berkata-kata dengan lantang tentang sebuah larangan dan keinginan yang terkesan sebuah diskusi padahal menjadi pemaksaan pendapat bahwa itu adalah yang terbaik.

Langit begitu berapi-api dengan pendapatnya, keluh kesahnya hingga berbagai kemungkinan resiko yang akan dan mungkin terjadi sehingga sepanjang malam tadi tidak tertidur sama sekali karena memikirkan hal ini sembari menghitung galaksi yang dinyatakan dengan ketidakterhinggaan. Pagi tetap terdiam, menatap lawan bicara tanpa sepatah kata. Tapi mimik wajahnya berusaha normal seolah pembicaraan ini adalah hal yang biasa.

Setelah membahas tentang ketidaknyamanan raga maka dilanjutkan langit bercerita tentang beban hidup, juga kesepiannya karena mentari dan rembulan tidak pernah mau istirahat sejenak dan bersanding menemani. Mereka sibuk dengan rutinitasnya silih berganti dengan ritme dan siklus yang menurut langit begitu membosankan dan tak punya variasi.

Sementara ada bintang yang selama ini setia menemani langit, berpijar dan berpendar tanpa banyak pencitraan malah dianggap sebagai masalah. Karena bintang dinilai tidak cakap, tidak mau mengerti luasnya langit, tidak bisa paham bahwa jika rasi bintang itu ada rumusnya, tidak bisa mengerti dengan janji andromeda juga tidak serius dalam menangani lubang hitam kefanaan.

Pagi sedikit bergeming dan menggetarkan raganya, sedikit memberi respon akan paparan langit yang begitu panjang. Bumipun ikut merespon dengan sedikit bergerak, akibatnya seismograf mencatat dan menciptakan suasana tanggap darurat.

Pagi akhirnya berdiskusi dengan diri sendiri. Berharap bahwa sebetulnya urusan langit ini tidaklah serumit paparan yang panjang dan saling berkait. Kuncinya sederhana yakni belajar ikhlas dan belajar menerima.

Andaikan langit belajar paham bahwa mentari dan bulan melakukan rutinitas tersebut adalah bagi kebaikan seluruh alam. Maka tidak ada kesepian itu. Andaikan langit mau menerima kekurangan bintang maka harmoni kedekatan akan terbangun sempurna. Hapuskan kekakuan dan mulut ketus karena sesuatu hal, tetapi tebarkan senyuman dan berikan kebebasan agar bintang berkreasi, bersinar tanpa khawatir di rasi bintang mana bersemayam. Bintang sudah cukup tua untuk memahami semuanya. Tahu posisi meskipun tidak harus sesuai harapan langit yang senantiasa menanti.

Satu lagi untuk langit, turunkan ego dan membaurlah. Meskipun langit selamanya diatas menurut pandangan bumi tapi kenyataannya sesekali turun dan merasakan aura bintang adalah obat mujarab untuk memusnahkan keangkuhan.


Akhirnya pembicaraan ini terhenti karena pagi harus bersiap menyambut siang yang akan hadir seiring waktu yang mengantar di perjalanan. Sementara langit tetap terdiam dalam kesendirian. Semoga langit paham tentang diskusi pagi meskipun hanya dalam hati. (AKW)

CIMAHI, 02 Januari 2024.

TMC Coffee & Things BIJB

Nyari kopi di bandara Kertajati.

MAJALENGKA, akwnulis.com. Menikmati liukan warna pastel nan lembut yang menaburi motif megamendung menjadi pertanda bahwa raga ini sedang berada di bandara kebanggaan jawa barat. Apalagi disaat kepala menengadah melihat ke atapnya maka terlihat motif bulu burung merak raksasa yang nyata yang hadir sebagai pembeda.

Itulah salah satu pemandangan yang terpampang, menyambut kehadiran calon penumpang pesawat di bandara internasional jawa barat atau lebih dikenal dengan sebutan Bandara Kertajati, karena memang dibangun di kawasan kecamatan kertajati kabupaten majalengka.

Sebuah kebanggaan menyeruak, rasa senang dan syukur hadir bercampur aduk. Meskipun bukan siapa – siapa, tetapi raga ini bolehlah mengaku pernah bersentuhan dengan beberapa momentum jatuh bangunnya bandar udara ini.



Apalagi sekarang melihat pemandangannya dan suasana ini begitu menyenangkan. Konter tiket menyambut kehadiran para calon penumpang yang akan bergerak dan diterbangkan ke berbagai tujuan di pulau – pulau nusantara. Apalagi dengan gencarnya promosi multi pihak dengan tagar #betterkertajati semakin yakin bahwa bandara ini akan maju dan berjaya.

“Akang sedang ngapain di bandara?”

Sebuah pertanyaan sederhana yang perlu dijawab dengan paripurna. Mau menjawab karena akan segera cek in lalu boarding disalah satu pesawat, padahal enggak. Mau bilang cuma jalan – jalan di sekitar bandara, kayaknya orang juga nggak percaya. Tapi itulah drama dunia, terkadang dengan satu pertanyaan sederhana mengingatkan kita akan makna hakiki perjalanan manusia di dunia.


Sudah jelas khan berada di bandara, nenteng tas koper dan di saku sebelah kiri tersembul kertas putih agak tebal dengan ciri ujung kanannya adalah logo maskapai penerbangan. Jelas itu sob. Tetapi tentu dengan dibaluti adat pasundan yang lemah lembut dan penuh kesantunan. Maka jawaban senyuman seimbanglah yang hadir dan anggukan kepala perlahan menandakan persetujuan atas pertanyaan tadi.

Tapi selain fungsi bandara sebagai tempat naik dan turun atau turun dan naik pesawat tentu ada hal penting yang harus dituliskan disini. Kodenya TMC Coffee & Things.

“Pasti urusan kopi lagi ya kang?”

Betul sekali tentu berkaitan dengan sikopihitam kohitala (kopi hitam tanpa gula) menjadi hal utama dalam website pribadi ini. Meskipun tentu kebanggaan terhadap bandara kertajati ini tetap utama. Maka bertemu dengan tempat ngopi yang asyik di dalam bandara kertajati adalah kesenangan tersendiri. Lokasi berada di sebelah kiri ujung dekat ke toilet dan mushola bandara di area keberangkatan. Jadi bisa didatangi sebelum cek in atau setelah cek in untuk mendapatkan tiket.



Otomatis non penumpangpun bisa akses guys, tenang saja. Nama cafenya itu tadi yang disebut diatas yakni TMC Coffee & Things. Maka cara terbaik adalah datangi dan pesanlah kohitala (kopi hitam tanpa gula) sesuai menu yang ada.

Maka sajian menu yang pertama sebagai pengganti manual brew V60 adalah colddriftnya dari cafe ini. Rasa dinginnya begitu nikmat menenangkan hati yang sedikit panas karena suatu sebab.

Lalu sajian kedua adalah cafelate bergambar dedaunan yang berusaha keras dibuat oleh sang barista tapi akhirnya tetap saja gambar daun yang hadir sebagai penerus rasa.



Setelah 2 sajian kopi ini dinikmati, maka perlahan tapi tergesa menuju arah petunjuk selanjutnya. Ada 3 pilihan, pertama menuju toilet karena kebelet lalu kedua adalah bergegas ke pintu area boarding dan ketiga balik kanan menuju gerbang keluar dan pergi dengan kesedihan hati.

Kalau pembaca mau pilih yang mana?.. silahkan tulis di kolom komentar ya. Wassalam (AKW).