Emosi Sore.

Coretan kata yang sedikit membara.

CIMAHI, akwnulis.com. perbincangan sore hari yang dimulai dengan sedikit perdebatan ternyata merupakan awal dari sengitnya pertempuran pendapat yang digabung dengan nada meninggi dan penuh tendensi. Padahal niat awal membahas regulasi adalah sebagai pegangan utama dalam beraksi, namun ternyata memicu reaksi yang hampir saja berakibat luka hati yang tak terperi.

Disinilah sebuah jam terbang kehidupan mengembang, menaungi jiwa yang berontak dan ingin bergabung dalam sumpah serapah dan teriakan. Menumpahkan sampah diri yang membuncah melewati kapasitas untuk dilemparkan di meja forum dan berserakan diatas tumpukan dokumen harapan dan proposal sebuah kemajuan.

Tidak cukup begitu, respon yang lainpun kembali berujar dengan nada kuat bertenaga menandakan emosi jiwa semakin melanda. Penularan suasana begitu cepat dan hampir tiada kendali. Dikala pihak lain berujar tentang sebuah harapan dan kembali kepada marwah hadir dalam kumpulan. Maka langsung terbenam oleh retorika yang begitu ganas dan menggelora meskipun mungkin adalah kesenangan hampa.

Maka sebagai penenang dari panasnya suasana dan minimal menghangat menjadi rasa suka cita diperlukan sebuah ungkapan cinta yang tulus dan memiliki rasa. Kalimat apakah itu?… tentu harus ingat bahwa kata dan kalimat terbaik adalah doa, tetapi ungkapan cinta memiliki aneka rupa dan insyaalloh bisa meredam panasnya perseteruan dunia. Inilah kalimat saktinya :

Ikan hiu makan tomat – I love u so much”

Semua pasang mata bergerak dan terbelalak karena mantra sakti tersebut begitu menyengat dan langsung merontokan emosi tinggi berubah menjadi rasa kasih dan suasana menghangat. Seringai tajam perlahan menjadi senyuman, tangan yang terpentang perlahan tenang dan memaksa jari membentuk lambang sarangheyo. Ada juga yang terdiam dan melongo dengan mata sayu yang bukan berarti mau, tetapi jauh di hati kecilnya setuju bahwa perseteruan ini sungguh tidak perlu.

Itulah sekelumit adegan kehidupan yang menjadi pengingat bahwa perbedaan pendapat perlu dimanage dengan kuat agar tidak menjadi mudharat dan secara tidak sengaja menghancurkan suatu mufakat yang telah dibangun bersama dalam waktu yang tidak singkat.

Alhamdulillah, kalimat sakti hadir memberi arti. Menjalankan takdirnya menjadi penengah, memposisikan  sebagai peneduh meskipun sebelumnya sempat mengaduh dan berbisik, “Aduh geuning ripuh.”

Selamat Sore dan saatnya ngagèlèhè. Wassalam, AKaWè.

Jangan Kecewa Ngopi Aja.

Awalnya begitu masygul tapi akhirnya bersyukur….

CIMAHI, akwnulis.com. Dikala sebuah keputusan hadir dan memberikan judge-nya kepada kita. Tentu dengan kalimat sopan dan tertata, yang isinya adalah sebuah pernyataan sederhana, kalimat pamit dari sebuah tahapan cerita. Kalimat yang template dari sebuah tahapan kompetisi yang dijalani, biasa saja sebenernya.

Tetapi… ternyata menghadirkan segumpal masgul dalam dada. Mengapa harus berakhir secepat ini?. Lalu setan mengipasi rasa penasaran ini sehingga bergeser menjadi buruk sangka dan mulai menelusuri seseorang yang mungkin membuat ‘penjegalan‘ ini terjadi.

Mulailah otak suudzon menelusuri orang – orang yang berurusan dan berhubungan dengan aktifitas ini. Memadankan dengan kemungkinan – kemungkinan hingga akhirnya memgkristal kepada rasa benci dan memberi ciri pada nama seseorang.

Padahal, jika dimaknai dengan pemikiran yang jernih. Bukan itu yang seharusnya terjadi. Maka perlu hadir penyeimbang rasa agar pikiran bisa jernih dan terhindar dari buruk sangka. Caranya bagaimana?….

Pertama tentu sebagai umat muslim adalah mengucapkan Istigfar ‘Astagfirullahal adzim’ minimal 3x dan duduk dengan menarik nafas fanjang… eh panjang. Berulangkali lakukan dan biarkan otak dibebaskan dari aneka pikiran yang mengganjal. Biarkan semua mengalir dan perasaan lebih tenang.

Setelah itu barulah beranjak pada tahap kedua yaitu mencari stok biji kopi yang tersedia dan langsung menggelar prosesi penyeduhan kopi dengan menggunakan filter V60. Disaat membuka kotak stok kopi ternyata ada 2 jenis kopi yang ada yaitu Arabica Papua Pegunungan Bintang dan Arabica fullwash maribaya Tonas Kopi. Maka dikala memegang biji kopi tetsebut bayangkanlah sebagai bentuk emosi suudzon kita tentang apa yang terjadi dan mari kita hancurkan dengan grinder kopi sehingga menjadi serpihan biji kopi dan harapan untuk diseduh menghasilkan rasa kohitala yang mendamaikan.

Maka komposisi 40% arabica papua dan 60% Arabica full wash tonas kopi yang menjadi pilihan dengan pertimbangan tetap ada acidity dominan yang menjadi penggugah rasa ditengah gempuran kopi papua yang mengusung body maksimal.

Proses dulu…

Terasa kekecewaan di awal tadi terasa perlahan menghilang dan berkurang dan menghilang, tergantikan oleh kesadaran diri bahwa semua ini hanya sebuah latihan dalam fragmen kehidupan saja. Mengaduk emosi dan mengendalikan nafsu yang ada, padahal semua adalah sandiwara dunia saja. Ingatlah bahwa senang dan kecewa adalah rangkaian perjalanan yang menjadi suka duka kehidupan. Juga hampir saja menuduh seseorang yang menjadi biang kerok kegagalan, padahal memang takdirnya begitu dan mungkin saja konsep yang disajikan bukan hal luar biasa pada momen kali ini. Jadi slay saja kata kids jaman now mah.

Alhamdulillah akhirnya pembuatan kopi manual tuntas sudah. Disandingkan dengan 2 bungkus biji kopi sebagai sumbernya. Menjadi treatment pengedalian emosi diri dan mengubah kecewa menjadi kecewe…. eh dari kecewa menjadi rasa suka.

Jadi itu tips pribadi kalau sedang galau karena kecewa terhadap kenyataan yang ada. Diawali istigfar dan dilanjutkan nyeduh kopi agar lebih segar.

Mari kita sruput bersama sajian kopinya dan jangan lupa memaknai kebersamaan bersama keluarga tercinta di malam minggu ceria dengan bercengkerama dan tertawa bersama. Wassalam (AKW).

SINYAL HADÈ – fbs

Cerita singkat bahasa sunda antara emak – emak, sinyal dan menara.

KUNINGAN, akwnulis.com. Sebuah ide menulis itu memang ajaib, bisa hadir tiba – tiba tanpa ada tanda – tanda. Maka tindakan terpenting adalah segera tangkap idenya dan langsung eksekusi dengan kumpulkan kata – kata dan diurutkan sesuai tema. Jika sudah berurutan dan bertautan biasanya kata itu bergerak dan mengalir menjadi jalinan kalimat yang menyenangkan.

Kali inipun sama, ide hadir disaat melihat beberapa emak – emak begitu serius dengan layar hapènya dan terlihat wajahnya kesal karena proses videocallnya tidak lancar. Gambarnya ada tapi suara tiada, atau sebaliknya suara hadir tetapi gambarnya hancur sampai titik nadir. Sementara disekitarnya terlihat antene atau menara BTS berdiri gagah menjulang.

BTS itu bukan grup band korea Beyond the Scene ya atau yang awalnya adalah bangtan boys grup band asal korea selatan yang terdiri dari J-hope, RM, Jin, V, Junhook, Jimin, Suga. Tetapi Base Transciever Station yaitu infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara perangkat komunikasi dengan jaringan operator.

Maka hadirlah tulisan singkat berbahasa sunda dengan tema atau ide dasar tentang emak – emak, hapè dan antene BTS dengan setting di halaman rumah, adegan berlanjut dengan dialog emak – emak dan suaminya yang mencoba konunikasi via videocall dengan anaknya di benua yang berbeda. Singkat cerita tentu happy ending menjadi penutupnya. Untuk yang penasaran, silahkan membaca dan menikmatinya.

***

FIKMIN # SINYAL HADÈ #

Bi Icih ulak ilik kana hapè bari rada berengut, “Kunaon gambar videona butut ieu tèh?”

Mang Aja melongkeun bari ucang anggè. Bi Icih jejebris bari leuleumpangan di buruan. Hapè mah keukeuh dicekel ku leungeun, bari dipelong.

Nyai… nyaii, kumaha di dinya?”
Dina hapè kaciri beungeut Nèng Konah kunyam kunyeum ngan hanjakal euweuh soraan.

Bangkawarah hapè tèh, geuning euweuh soraan” Bi Icih ambek teu sirikna hayang ngababètkeun hapè, tapi lebar da mahal hargana.

Abah ulah cicing waè, bantuan jikan keur riweuh tèh!!” Murang maring ka salaki, nu keur melongkeun dina bangbarung.

Kadieu geulis, sinyalna saè geura” Mang Aja nyalukan. Bi Icih ngadeukeutan bari jamotrot. Gèk diuk dina lahunan salakina.

Hapè disambungkeun deui, vicol ka arab. Teu lila nyambung, kaciri bengeut anakna bèngras jeung ngoncrang sorana. “Sinyalna alus didieu mah” Bi Icih ngagorowok bari nyarandè.

Pasti atuh, da antèneuna gè hurung tur badag” Mang Aja mairan bari peureum beunta.

***

Itulah tulisan singkat kali ini. Jika ada yang masih ‘roaming‘ dengan bahasa sunda. Maka seperti biasa, isi pertanyaan di komentar atau DM via instagram dan twitter dengan nama akun @andriekw plus bisa juga japri ya. Selamat menikmati longweekend minggu ini dan akan berakhir sesaat lagi. Semangat baru menghadapi senin esok hari. Wassalam (AKW).

Catatan : Mohon maaf gambar ilustrasinya bukan emak – emak, ternyata di dokumen photo pribadi yang ada hanya bapak – bapak berkumpul di sekitar menara BTS serta seorang pemuda sedang menelepon sambil duduk cingogo.

GERAK CEPAT, ternyata..

Bergerak cepat dalam agenda ketat, ternyata….. ngopi dulu aja.

BANDUNG, akwnulis.com. Agenda kegiatan kedinasan begitu bertumpuk dan berkaitan. Pembagian tugas dan peran dalam tim menjadi tumpuan, meskipun beberapa agenda memang harus hadir secara pribadi karena perlu pengawalan dan penghormatan. Sementara agenda lainnya penting juga karena membahas sebuah agenda besar yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi.

Akhirnya rumus skala prioritas menjadi perhitungan meskipun mungkin memiliki subjektifitas tinggi tapi minimal mengeliminir ketidakpuasan dan rasa kekuranghormatan. Tapi dari pusat menjadi konsentrasi pertama dan disetting agenda pertemuan lebih pagi sehingga selanjutnya bisa bergabung di rapat lain yang mengundang multi stakeholder. Eh ternyata ada rapat juga yang cukup strategis terkait perencanaan pembangunan gedung pelayana, ya udah belok dulu dan setelahnya baru bergabung di aula besar untuk mengikuti pertemuan dalam posisi.menutup acara… hehehe ya by feeling saja untuk kesimpulannya ditambah bisikan singkat dari rekan kami yang memimpin pertemuan ini dari awal tadi.

Jangan tanyakan makan siang karena memang waktu terasa begitu cepat bergerak, apalagi satu agenda lagi tentang pengumpulan eviden dari sebuah sistem pengawasan eksternal yang juga perlu segera dipenuhi. Makan siang lewat, tapi kalau shalat dhuhur tetap harus sempat.

Tiba-tiba telepon berdering dan melihat siapa yang menelepon langsung diangkat dan sebuah kabar mendadak untuk hadir rapat exit meeting dengan pemeriksa eksternal dengan lokasi di kantor pusat. Tanpa banyak tanya, langsung bergerak dan bertindak. Karena memang posisi kantor di luar kota bandung atau tepatnya bandung coret dan menjelang sore ini tentu lalu lintas paha seksi  (padat terhambat seluruh jalan terisi), maka pilihannya menggunakan roda dua yang bisa mempercepat pergerakan dengan kelincahannya menembus kemacetan.

Ngeeeng…. ngeeeng… Motor meliuk dan bergerak cepat. Alhamdulillah tiba di tempat rapat dan setelah memastikan kepada petugas, langsung masuk dan duduk di kursi yang kosong.
Setelah duduk dengan sejumlah cucuran keringat dan engah nafas yang masih diatur plus rambut yang teracak oleh permukaan helm bergegas buka smartphone untuk melihat apakah ada kiriman dokumen via whatsapp sebagai bahan pertemuan sore ini.

Tring…. ada surat undangan pdf tentang pertemuan exit meeting ini tetapi divisi kita tidak diundang. Hanya 4 divisi yang menjadi lampiran undangan. Walah apa yang salah?….

Ternyata….. jawabannya datang sesaat kemudian dari bapak yang menelepon tadi. Sebuah luncuran kata maaf dengan ekspresi penuh kesalahan, karena menyangka diri ini masih bertugas di divisi lama. Padahal 3 bulan lalu sudah bergerak dan berpindah di divisi yang berbeda hehehehe.

Ya sudah karena memang sudah di tempat meeting, lanjutkan saja mengikuti sampai akhir, siapa tahu mendapatkan informasi dan wawasan yang berguna sekaligus bercengkerama dengan rekan – rekan divisi lama yang hadir pada pertemuan ini.

Sebuah hikmah yang menjadi catatan penting atas kejadian ini adalah jangan terburu-buru meskipun yang neleponnya orang penting, lakukan cek dan ricek dulu baru bergerak. Eh tapi juga ini bentuk loyalitas sehingga tanpa ba bi bu lagi, berangkaaat.

Selanjutnya mungkin perlu juga diinformasikan bahwa sudah berpindah jabatan. Ah tapi nggak usah, biarkan saja. Hikmah lainnya adalah bisa berada di pusat kota dan akan segera beredar mencari makanan berat untuk mengganti makan siang yang terlewat. Sebagai sinyal kelaparan adalah rasa pusing sebelah yang mulai mendera, sinyal salatri.

Tapi ada juga obat mujarab sebelah sini, sajian kohitala kopi hitam tanpa gula arabica puntang di Gesa Cafe menjadi pendamai dari segala kericuhan hari ini.

Selamat menikmati dinamika pekerjaan dengan suka dukanya. Tetap semangat dan bersyukur. Wassalam (AKW).

SALSÈ – fbs

Cerita pagi tentang keseharian.

CIMAHI, akwnulis.com. Hari jumat pagi yang begitu segar dengan sentuhan lembut angin tipis memberi inspirasi menulis tentang sesuatu. Tanpa perlu basa basi dan lawan kemalasan menulis dengan membiarkan jemari menari di keyboard virtual smartphoneku ini. Maka hadirlah kembali tulisan singkat berbahasa sunda, silahkan :

FIKMIN # SALSE #

Mimitina mah hudang sarè tèh asa salsè, hapè jempè. Padahal biasana ba’da shubuh geus trang tring sora pesen nu asup. Ninyuh cikopi dibaturan gorèng ulèn jeung bala-bala, nikmat pisan.

Mandi, neukteukan kuku, nepika nyisir ngagolep beulah tengah, hapè jempling. Dirèrèt hapè hurung sakumaha ilaharna. Geus saged, hapè dibawa, ngiclik ka garasi rèk ngaluarkeun motor si kukut tèa.

Bari ngahaneutan motor, hapè dicoo. Aman teu aya nanaon. Tapi… diilikan tèh aya tanda perboden leutik dina layar luhur. Gebeg, boa bèak pulsa mumul kuota. Langsung dipencèt nomer hapè jikan…

Tuut.. tuuut.

Pulsa anjeun teu cekap kanggo nelepon!”  Èta waleranna, diterjemahkeun kana basa sunda.

Langsung kèsang tiis renung dina tarang, jajantung jadi gancang jeung pipikiran cus cos kaditu kadieu.

Motor dipareuman, lumpat ka gang tukangeun imah. Rèk meuli pulsa jeung kuota di kios Bi Asih. Hanjakal nutup kènèh, digedor suwung jelema. Tungtungna mah nyanghunjar bari cirambay, duit 10 rebu dikeukeuweuk maturan.

****

Itulah tulisan singkat 150 kata tentang sebuah fenomena. Bagi yang penasaran tentang cerita tersebut atau ingin menambah dan juga menentang kejadian itu, tentu dipersilahkan karena ini hanya cerita fiksi reka saja meskipun diangkat dari ide keseharian. Isi di kolom komentar atau japri seperti biasa. Selamat bekerja di hari jumat minggu ini, semangaat. Wassalam (AKW).

Angka Nol, Huruf O & Aku.

Hubungan O – nol – kopi O dan Kinerjaku plus SPBU.

SAGULING, akwnulis.com. Tulisan ini terinspirasi dari komentar atau laporan akuntabilitas normatif dari mamang tukang SPBU yang selalu bilang, “Dimulai dari nol ya.” Sebuah kalimat biasa yang berubah menjadi berbeda karena banyak didengar oleh aneka telinga dari seantero nusantara disaat siapapun berurusan dengan pengisian bahan bakar kendaraan bermotor.

Termasuk juga dari sisi romantisme, kalimat tersebut menjadi bagian penting percakapan gombalisme bahwa hubungan kita dimulai dari nol atau diawali dari tidak ada apa-apa. Bisa juga yang marahan dari pasangan yang sedang merajut hubungan, maka kalimat ini sebagai pangbeberah atau penguatan agar hubungan yang retak bisa kembali berlanjut meskipun menyisakan noktah kewaspadaan khawatir terjadi lagi kejadian yang sama di masa yang akan datang.

Dikaitkan dengan kopi maka sebuah pengalaman penting tentang nol atau hurup O ini adalah pengalaman ngopi di negeri singa. Nggak perlu nyebut tepatnya tahun berapa, pokoknya pernah aja beredar disanah. Pas memasuki sebuah cafe di daerah bukit bintang, maka salah satu pilihan utamanya tidak jauh – jauh yaitu kopi dong.

Bentar – bentar, perasaan nggak ada daerah bukit bintang di singapura mah, itu di malaysia coy… hehehe salah. Maksudnya di malaysia ya bro. Nah pas masuk ke cafe yang jelas ada menu kopinya. Maka simpel saja, order kopi donk. Bayar dulu dan langsung mencari meja kosong. Tak berapa lama datanglah pelayan dengan gelas kertas dan berisi kopi agak keruh. Wah takutnya salah, langsung diicip. Ternyata kopi susu.

Hampir saja refleks memanggil pelayan tadi dan ajukan komplen karena tidak pesan kopi susu. Tapi sahabat di sampingku mencolek dan berkata, “Dikau yang salah kakak, disini klo mau pesen kopi hitam, bilangnya KOPI O” sesaat terdiam dan wajah melongo lalu perlahan mengangguk dan terdiam atas informasi baru ini.

Itulah sepenggal kisah 8 tahun lalu disaat berkenalan dengan huruf O atau angka nol yang terkait dengan kopi di sebuah cafe di bukit bintang yang dikawal oleh adinda calon Ph.D yang sekarang sudah menjadi salah satu pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Huruf O dan angka nol memang tidak serta merta sama apalagi jika dipijitnya dengan keyboard, tentu beda letak dan bentuk. Namun jika dituliskan dengan tangan maka bisa samar dan menjadi sama termasuk sebutannya. Setuju khan?….

Hubungan dengan angka nol ini berkaitan dengan pekerjaan dan tugas sehari-hari baik dari sisi kinerja penyelesaian pekerjaan yang harus dilakukan dengan memelototin aplikasi SIDEBAR. Baik meneruskan surat ke atasan, mendisposisi dan distribusi surat kepada bawahan dan rekan sejawat juga parafisasi digital untuk surat yang akan ditandatangan elektronik oleh pimpinan. Maka angka nol ini menjadi sangat penting, karena jika angka nol sudah bertengger di dashboard sidebar, berarti pekerjaan sudah dituntaskan untuk hari itu. Besok tentu hadir lagi surat – surat elektronik lainnya yang harus dituntaskan.

Selain itu juga angka nol menjadi bukti kinerja anak buah kita yang sudah disetujui oleh kita dari pelaporan tugas pekerjaan sehari – hari dilengkapi photo aktifitas dan deskripsi aktifitas minimal 300 kata. Ini aplikasi yang berbeda, tapi itulah aplikasi yang membantu kita melaporkan pelaksanaan tugas rutin dan tugas tertentu dari pekerjaan kita.

Demikianlah sekelumit kisahku dengan huruf O dan angka nol termasuk berkaitan dengan kopi, yaitu Kopi O. Karena diluar kopi o-pun akan terasa aneh jika kopi tanpa huruf o berarti kpi dong hehehehe… Have a nice weekend yang berakhir beberapa jam lagi.

Oh ya, yang punya cerita tentang angka nol dan huruf O, silahkan berbagi di kolom komentar ya. Wassalam (AKW).

Asal Usul SODIC 1.0

Langkah awal itu penting..

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah peralihan tugas terjadi sebagai sebuah konsekuensi memilih menjadi pegawai negeri sipil duapuluhan tahun yang lalu. Maka sebuah perubahan, perpindahan ataupun perbedaan adalah dinamika yang menjadi warna warni perjalanan karier dan kehidupan. Sebuah kalimat ajaib yang menjadi pegangan adalah JASUNI (Jalani Syukuri dan Nikmati).

Maka adaptasi terhadap suasana baru, teman baru, pimpinan baru termasuk tugas – tugas kedinasan yang baru adalah tantangan yang harus dihadapi eh dijalani, disyukuri dan tentu harus dinikmati. Semangaaat.

Nah salah satu yang memantik ide dan perlu dibuatkan sebuah produk meskipun mungkin itu dianggap sangat sederhana tapi itulah bara harapan yang diawali dari percik ide kecil yang nanti akan didukung oleh persilangan keinginan dan perbedaan yang akhirnya akan mengobarkan api unggun ide menjadi kenyataan.

Sepercik ide inipun diawali dengan diskusi para pejabat terdahulu dan dielaborasi dalam pikiran serta diperhitungkan kemungkinan – kemungkinan agar ide sederhana ini bisa menjadi legacy.

Ide apa seeh, bikin penasaran aja?”

Walah ada yang sudah tidak sabar ya, tapi tenang kawan. Pertanyaan itu menjadi penyemangat agar ide ini menjadi nyata. Idenya sederhana, membuat kumpulan istilah dan singkatan di sektor sosial. Lebih tepatnya mengumpulkan istilah – istilah dan singkatan yang berkaitan dengan sektor sosial atau kesejahteraan sosial.

Sebagai contoh saja, pas hari pertama kerja langsung dihadapkan dengan retorika tentang PPKS, PSKS, PSK, PKS dan LKS. “Apa nggak nyesek tuh?” Ya sementara manggut – manggut saja seolah paham tentang aneka singkatan tersebut sambil nebak – nebak.

Tebakan yang bener cuma PSK aja, sementara singkatan lainnya salah kaprah, malah LKS itu yang dipahami adalah Lembar Kerja Siswa ternyata Lembaga Kesejahteraan Sosial yang jelas tercantum singkatan dan definisinya dalam regulasi yang teratur dan berstrata.

Dikemudian hari barulah perlahan tapi pasti mulai.mengerti bahwa PPKS adalah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial, PSKS adalah Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSK adalah Pekerja Seks Komersial, PKS (Perjanjian KerjaSama) dan LKS adalah (Lembaga Kesejahteraan Sosial).

Maka semangat untuk mewujudkan ide dalam pemgumpulan istilah dan singkatan ini menggebu, apalagi didukung semangat anak – anak muda di unit humas, maka hayu gaskeun…

Eh tapi namanya apa ya untuk judul proyek ini?”

Pertanyaan sederhana namun perlu pemikiran keras karena akan menjadi pondasi ide ringan ini. Kami saling berpandangan – pandangan dan sedikit kebingungan. Sebagai pemecah suasana, maka disampaikan bahwa judulnya tidak harus formal tetapi santai namun memiliki makna mengena.

Ide pertama adalah KUDIS yaitu singkatan dari Kumpulan Istilah dan singkatan di lingkungan  sosial. Wah bagus sudah ada satu, tapi itu khan nama salah satu penyakit kulit, aduh nggak mau gatal gatal garuk garuk. KUDIS atau scabies dalam bahasa kesehatannya jelas nama penyakit kulit yang sudah dikenal luas, penyebabnya adalah tungai atau mite bernama Sarcaptes secabiei… lha kok malah bahas penyakit kudis sih, kembali ke Laptop. Tring.

Beberapa saat terdiam, menjadi beberapa jam dan beberapa hari, diskusi tentang judulnya terhenti tapi semangat mengumpulkan istilah dan singkatan di sektor sosial terus berlanjut.

Setelah satu minggu berlalu, maka pertemuan untuk evaluasi proses pengumpulan istilah dan singkatan sektor sosial ini terlaksana. Kembali membahas berapa yang sudah terkumpul dan apakah ada ide untuk judulnya. Semua masih terdiam. Tiba-tiba ilham muncul di kepala atas ijin Illahi Rabb, yaitu SODIC sebuah singkatan dari Social Dictionary (Kamus Sosial). Wuih english bro, tapi kenapa tidak untuk menjadi pilihan judul.

Apalagi cenderung mirip dengan sebutan SiDDIk yang artinya Jujur, salah satu sifat utama dari Nabi Muhammad SAW. Bungkus guys. Maka langkah awal sudah dimulai dan segera penyusunan SODIC 1.0 disempurnakan untuk tahap pertama.

Nanti yang penasaran dan butuh tentang SODIC 1.0 ini tinggal download linknya saja karena akan disetting dalam format e-book. Seiring hari ini adalah senin pagi, maka ucapan selamat bertugas dan bekerja tentu lebih tepat. Khusunya juga bahwa mari jadikan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini adalah bagian dari ibadah. Hatur nuhun, Wassalam. (AKW).

***

Link download SODIC 1.0, KLIK AJA DISINI.

Silaturahmi, Kopi & Sensasi.

Bicara agenda, lalu prioritas dan akhirnya tuntas lalu bercengkerama dengan sajian kopi.

CILEUNYI, akwnulis.com. Hari minggu kali ini agak ekstra berfikir dan mengatur jadwal karena banyak sekali undangan yang terjadwal di waktu yang sama. Sebuah kegalauan tingkat tinggi antara berbagai kepentingan yang tentunya harus diambil keputusan. Tetapi setelah menakar dengan logika, rasa dan perkiraan keterbatasan manusia maka pilihan menemani kedua orangtua untuk hadir dalam acara Silaturahmi keluarga besar KARTADIBRATA yang tentunya berdurasi panjang.

Namun pilihan itu tentu berdampak pada tidak bisa hadirnya di 3 undangan yang berbeda, yaitu undangan nikahan dari pegawai di kantorku, undangan nikahan kolega istri dan undangan nikahan anaknya teman semasa perjuangan dahulu. Hapunten ka sadayana.. mugia ngawujud janten keluarga SaMaWa (sakinah, mawaddah, warahmah) tea geuning.

Maka menjelang magrib tadi, raga baru bisa bersua dengan kesegaran air yang membasuh rasa dan memberi ketenangan untuk bersiap menghadapi rutinitas senin esok hari. Apalagi hari kemarin juga beberapa aktifitas dilakukan salah satunya adalah menghadiri acara silaturahmi warga sekaligus bersukarela untuk mengabadikannya serta mempermudah akses bagi siapapun via upload di channel youtubeku. Selain acara silaturahminya juga pembahasan dari sang penceramah cukup menggetarkan hati.

Kegiatan tentang makna silaturahmi pada acara temu warga RT 04 pasca idul fitri 1444 hijriah yang secara lengkap terekam jelas pada video MAKNA SILATURAHMI – Ust.Marna Suhendar, Lc di channel youtubeku. Ada hal yang prinsip tentang silaturahmi itu 3 yaitu : MENGENAL (taaruf) – MEMAHAMI (tafahum) – SALING MEMBANTU (Taawanu).

Jadi cocok dengan istilah anak Zelenial sekarang, bhkan hanya “Tak kenal maka tak sayang” tetapi “Tak kenal maka taaruf.” Agar lebih mengenal satu sama lain.

Sebagai mood booster kali ini sangat berhubungan dengan silaturahmi tadi, karena hadirnya biji kopi arabica Papua ini karena hasil silaturahmi dan saling memahami sehingga menghasilkan saling mengirimkan hehehe. Mengirimkan kue – kue dan atau kopi. Menariknya disini adalah kopi yang dikirimkan adalah berbentuk biji yang membuat diri ini leluasa untuk berkreasi, hatur nuhun bu Kusnadi.

Biji kopi arabica PAPUA ini dari Arvac coffee  single origin Kopi Pegunungan Bintang dengan notenya adalah berry, fruity, peach dan chocolate. Langsung saja berproses supaya tidak menimbulkan kepenasaran. Metode manual brew V60 adalah yang termudah. Sieett….

Jengjreng…. sudah hadir dihadapan mata cairan kohitala arabica papua dan gelas kaca kesayangan. Maka sebelum diminum untuk menikmati, jangan lupa di abadikan tanpa banyak komentar.

Cetrek…
Sruputtt..

Aliran cairan kopi memasuki mulut dan menari dengan lidah untuk memberikan kepastian tentang berbagai rasa yang perlu diidentifikasi sederhana. Pertama untuk bodynya memang medium ke strong, pahit yang semakin mendalam namun tidak harus ninggal. Aciditynya sih low dan terkuasai kepahitan bodynya sementara aftertaste ada muncul dark chocholate dan peach serta menjadi agak nyereng seperti ada unsur fermentasi atau daun mint. Yang pasti overall, sajian kopi arabica papua ini memberi kenikmatan dan sensasi bercerita.

Sruputannya menenangkan hati dan mendamaikan suasana sekaligus memberikan penguatan untuk mempersiapkan esok hari yang kembali bergulat dengan rutinitas dan berkutat dalam pola tugas fungsi sesuai kenyataan dan dukungan anggaran. Semangaaat, Wassalam (AKW).

****

NGANTEUR BUDAK – basa sunda.

Neda maklum kirang gaul..

CIMAHI, akwnulis.com. Tulisan kali ini berbahasa sunda dulu ya, bahasa sunda loma atau bahasa sunda keseharian. Nyanggakeun…

***

NGANTEUR BUDAK

Ba’da shubuh asa hayang gogolèran, kabeneran pan poè saptu mah teu kudu indit ka kantor. Tapi kètang poè saptu minggu ogè ari keur euyeub ku pagawèan mah angger ngantor, sanajan ukur satengah poè.

Golèdag nangkarak bari nguliat, panon mapay lalangit bodas bari ngitung pasagi motifna geuning ngawengku 49 titik tina unggal kotakanna. “Teu percaya?.. ajaran wè ngitung sorangan lur”

Awak asa hampang jeung mimiti tetempoan moèkan, reup sarè teu hararèsè.

Hanjakal geuning kanikmatan hirup ieu teu lila umurna, kudu hudang bari ngarènjag sabab ceuli katuhu katorekan ku gorowok budak cikal, “Abahhhh ka kafè tèa, ulang kalah ka sarèèè….”

Gurubug, langsung diuk dina sisi pangsarèan, ngumpulkeun sukma bayu bari ratug jajantung. “Astagfirulloh Enèng, ulah ngareureuwas kitu”

Hapunten Abahkuuu” Sora halimpu budak bari ngagèlèhè. “Hayu urang ka cafè tèa, pan tos jangji, nganteur wungkul Abah mah”

Teu loba carita sanajan dompèt keur ceurik balilihan da kosongan. Tapi keur budak mah kudu ditagenan. “Tapi naha ka cafè ukur nganteur?, biasana gè bagèan mayar”

Biur numpak motor duaan, meuntasan lembur muru ka kota. 30 menit geus anjog ka nu dituju. Budag jigrah atos amarwata suta, lumpat asup, kukurilingan milihan barang nu lalucu. Uing ngahuleng hareupeun toko anyar di mall, ngaranna KKV (dibaca ka ka fe).

***

Itulah cerita singkat kali ini, Alhamdulillah irit uang, karena si kecil belanja dengan uang THRnya. Wassalam, (AKW).

Menikmati Arabica Wine Karaha

Jika ngantuk maka seduh kopi dan…. tidurlah hehehehe.

CIMAHI, akwnulis.com. Hujan malam ini begitu tiba-tiba seolah tercurah bersegera begitu saja. Cukup lama butiran air hujan berjatuhan memberikan suasana galau yang tak berkesudahan. Maka cara terbaik menenangkan hati yang tak menentu adalah ambil posisi duduk bersila di mushola dan membaca ayat suci AlQuran dengan lantang untuk menemani riuhnya gemericik air hujan. Maka biarkan lantunan ayat suci ini bisa seiring dengan gemuruh keriuhan air hujan yang menimpa genting dan atap rumah kemapanan, membentuk harmoni irama kehidupan yang bermakna berserah diri serta mensyukuri semua fenomena alam ini.

Setelah tuntas membaca ayat suci maka beranjak ke dalam rumah dan menemukan sebungkus kopi yang beberapa hari ini dicari-cari, ternyata terhalang oleh tumpukan berkas dan buku – buku lawas yang rencananya akan dibaca ternyata hanya teronggok menjadi hiasan yang setia. Alhamdulillah, 200 gram biji kopi yang spesial dari Tenjo bumi kopi yaitu biji kopi yang berasal dari tasikmalaya yaitu Arabica Karaha Wine.

Kata cover di bungkusnya di tanam di ketinggian 1.300 mdpl dengan varietas mix dan notenya mango & orange red, walah kabayang buah mangganya yang manis dan orange, jigana ajib da. Eh ada barcode di jilidnya dan pas di scan ternyata alamat websitenya yaitu http://www.tenjobumikopi.com website sederhana tapi patut diacungi jempolnya bahwa ini bentuk ihtiar untuk mendunia.

Maka tak perlu berbasa-basi langsung saja disiapkan aneka peralatan manual brew V60 sederhanaku. Lalu bungkus kopinya dibuka, wuiih rasa harumnya menyambar cuping hidung, seger nian. Segera tuangkan di mesin grinder dengan ukuran 3 agar cocok dengan standar penyeduhan manual.

Kertas filter sudah bertengger di corong V60 dan segera menerima kopi giling kasar untuk segera dilakukan proses penyeduhan manual. Jengjreng.

Proses manual brew V60 berlangsung.

Setelah tuntas tetesan terakhir bergabung di bejana server kaca. Maka beralihlah sejumlah cairan di gelas kaca kecil yang langsung didekatkan ke mulut lalu disruputt…. wuiiih acidity khas winenya terasa mengigit lidah dan memberi kesan ninggal yang khas, ada selarik rasa mangga dan jeruk, meskipun rasa buah mangganya bukan yang matang tapi yang masih mengkal dan haseum (asam)nya yang terasa… nyengir dikit yaa…

Bodynya cenderung bold karena juga dilengkapi dengan takaran 18 gram dan panas air seduhan via dispenser sekitar 86 – 88° celcius saja. Maka dominasi body dan acidity arabica wine karaha ini mendominasi.

Setelah 3 kali menyeruput kopi di gelas kaca maka perkiraan akan lebih segar dan bisa melanjutkan mengerjakan tugas kantor yang dari tadi sudah stanby di laptop menanti aksi ketak – ketik dan geser geser kursor serta pijt enter. Sementara diluar sana hujan masih terus mengguyur bumi ditemani suara gemuruh guntur yang bersahutan serta kilatan petir bagaikan cahaya blitz kamera alami yang sedang mengcapture fragmen – fragmen kehidupan.

Ternyata segar dan cèngharnya tidak lama, hanya 15 menit saja. Setelah itu kantuk semakin tidak tertahan dan akhirnya memutuskan untuk menyudahi aktifitas malam hari ini dan beralih ke kamar untuk menjemput mimpi dan memberi keadilan kepada raga agar beristirahat dari segenap aktifitas yang bejibun.

Tulisan ini dituntaskan setelah terbangun tadi dini hari. Badan segar dan bersiap memaknai perjalanan kehidupan hari ini. Selamat pagi, Wassalam (AKW).