Senin selasa awal 2021

Yuk ah… Gaspol.

Photo : pembahasan Tugas 2021 / dokpri

DAGO, akwnulis.com. Senin adalah hari kemarin dan hari ini adalah hari selasa, jadi besok adalah hari… Rabu.

Apa sih malah menghitung hari, sudahlah cukup diwakili krisdayanti. Sekarang lebih baik menguatkan hati dan pikiran untuk segera bekerja di awal tahun yang (semoga) penuh harapan.

Senin kemarin sudah langsung di gebrak dengan briefing pimpinan yang tentu dilanjutkan dengan briefing teknis oleh anak buah pimpinan kepada anak buah dibawahnya dan dibawahnya lagi hingga buah yang paling akhir.

White board sampai tak kuasa menampung betapa banyak kata yang terhambur dari spidol boardmaker yang mencatat berbagai tugas, arahan dan juga curhat yang musti kita sama-sama jalankan.

Photo : Catatan Briefing teknis / dokpri.

Siangnya rapat virtual digelar dalam rangka menyongsong pemberlakuan e-sign alias tanda tangan digital dengan dilakukan coaching clinic online yang ramai.

Materi yang menarik karena bicara masa depan, dan para hadirin peserta rapat berusaha mengejar keberpahaman bersama demi menyongsong kemajuan jaman yang sudah ada didepan mata.

Nah terlihatlah bahwa diriku masih masuk golongan semi lanang celup bin barho, yaitu sebutan bagi pihak tertentu yang kesulitan menangkap materi yang disampaikan disisi lain setelah materi paparan tersampaikan… eh cepat lupa.. maka sebutannya ‘LAmbat NANGkap CEpat LUpa’ atau LANANG CELUP…. dilanjutkan kalau pas sudah bubar jadinya poho (lupa) jadi disingkat BARHO.

Entah siapa yang bikin istilah itu, tapi itulah singkatan yang mudah diingat dan susah terlupa bagikuu.

Maka mari kita saling mendukung dan mengingatkan serta mencoba memahami materi-materi paparan yang menarik dan berisi wawasan masa depan secara kolektif kolegial… eh kolektif dan penuh kebersamaan.

Photo : Lagi sibuk / dokpri.

Jadi hari pertama dan hari kedua kerja (resmi) di tahun 2021 langsung gasspoll…. dengan berbagai rencana dan juga penyelesaian sisa-sisa pekerjaan 2020 yang masih perlu penyempurnaan.

Tapi jangan lupa makan siang,…..tetap usahakan dilakukan tepat waktu, atau hampir tepat waktu. Tidak sulit karena memang sudah disiapkan bekal maksi oleh istri tercinta, tinggal ambil mistingnya, buka. Disajikan diantara tumpukan berkas yang terdiam tanpa kata.

Selamat bekerja di awal tahun 2021 yang (semoga) penuh harapan. Wassalam (AKW).

NGOPAY Kaum Rebahan.

Nikmati lagi sajian coffee, suatu hari nanti.

Photo : Coconut Milk Coffee WP / dokpri.

KOSUIN, akwnulis.com. Mendamaikan rasa dan menge-charge semangat bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Beraneka aktifitas tentu akan menjadi pilihan yang sangat menyenangkan, dari mulai jalan bareng keluarga atau masak bareng di rumah hingga naik gunung atau menikmati adrenalin terpacu menggunakan motor trail dan kendaraan offroad menembus alam liar yang (mungkin) belum terjamah.

Makan bareng di cafe, restoran, kedai atau rumah makan bersama keluarga di hari libur serta sambil ber-tawaf di mall adalah aktifitas kebersamaan yang biasa dilakukan oleh keluarga pada umumnya.

Tapi….. sekarang semuanya berbeda.

Kebersamaan yang paling mudah dengan beredar di mall, makan bareng di restoran berkongkow bersama kawan, kolega, keluarga atau sanak saudara …. sekarang penuh kekhawatiran karena pandemi virus tak kasat mata sedang mendera.

Menjeda bersama, menahan keinginan untuk semua aktifitas itu ternyata berat rasanya.

Sekaranglah kesempatan untuk mengubah haluan kebiasaan dimana awal tahun lalu gerakan kaum rebahan itu dipandang sebelah mata. Tetapi sekarang, pilihan menjadi kaum rebahan ternyata bisa mencegah kehancuran dunia karena bisa memutus rantai penyebaran virus covid19 yang ternyata semakin merajalela.

Jadi, marilah rebahan di rumah, yaa.. agak bermalas-malasan di rumah… meskipun ternyata setelah 9 bulan berusaha menjadi kaum rebahan…. eh bosan jugaaa…

Photo : Nasgor WP / dokpri.

Tetap pertahankan kemalasan… eh kaum rebahan ini sebelum jelas bahwa pandemi ini tuntas.

Karena, jika sudah terpapar. Urusannya panjang dan berdampak tak terbayangkan. Selama kita berusaha menghindari, Insyaalloh akan terlindungi.

Jadi, maafkan kawan. Jikalau diriku ini seakan menghilang dari peredaran. Sulit diajak makan bareng diluar meskipun katanya ini mah restoran terbuka di alam.

Jikalau terpaksa makan bersama, pasti memilih yang meja kursi hanya berdua, duduk berhadap-hadapan dan terpaksa bergiliran membuka maskernya. Hikmahnya adalah, jika kita sedang buka masker dan menyantap makanan maka yang ada dihadapan kita tetap tutup masker sambil bonusnya bisa melihat wajah kita yang sedang mengunyah dengan seksama…. begitupun sebaliknya.

Jadi, untuk mengobati kekangenan menikmati makanan dan merasakan enaknya ngopay, tak ada salahnya memposting sajian kopi dan juga pilihan menu makan siang di sebuah tempat makan yang rimbun alami dan mendamaikan hati.

Meskipun para pembaca tulisan ini jangan terjebak dengan momentum, ini bukan info update tetapi dokumentasi aktifitas beberapa waktu lalu sekaligus mengobati kerinduan akan kenikmatan makan dan ngopay diluar kediaman.

Kalau mau info update, tinggal pilih aja media online ternama atau nyalain televisi dengan saluran umum yang ada. Pasti info hangat dan terbaru yang akan hadir tersaji di gadget kesayangan kita.

Sekali lagi, selamat mempertahankan status menjadi kaum rebahan yang bisa menyelamatkan dunia sambil posting gambar-gambar aktifitas masa lalu yang tentunya bisa kembali kita lakukan setelah badai pandemi ini berlalu. Wassalam (AKW).

Pake MASKER Yuk.

Minimal pake MASKERnya Guys…

LEGOK EMOK, akwnulis.com. Liburan pergantian tahun disarankan untuk dihabiskan dengan bercengkerama bersama keluarga tetapi karena sebuah komitmen tugas sekaligus menjadi bodyguard ibu negara yang bertugas di instalasi gawat darurat yang juga rentan dengan kemungkinan hadirnya si covid19.

Jadi antisipasi pencegahan menjadi utama, masker tak pernah lepas dari wajah dan selalu menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan jikalau ada kesempatan. Apalagi pas pulang ke rumah, semua pakaian kotor langsung di rendam cairan detergen bersama dettol. Peralatan elektronik, dompet dan pernak pernik segera bergabung di mesin steril untuk menerima paparan sinar ultraviolet selama 10 menit. Tentu smartphone diusakahan dalam keadaan mati demi melindungi aplikasi dan berbagai komponennya dari paparan sterilisasi.

Mandi dan keramas sehari 3x sudah menjadi hal biasa, ini ihtiar sederhana manakala keluar rumah, kemanapun, sebentar atau lama maka wajib melakukan mandi plus keramas. Tujuannya sederhana untuk melakukan pencegahan, sebuah iktiar adaptasi kebiasaan baru dalam suasana dunia yang sedang dilanda pandemi.

Bosankah dengan rutinitas ini?”

Tentu bosan, apalagi orangtua dan anak yang praktis tak pernah keluar rumah. Tapi itulah sebuah kenyataan yang harus dijalani semua. Melatih kesabaran dan ketelitian tingkat tinggi demi menghindari terpapar oleh virus yang tak jelas bentuknya tetapi nyata dampaknya.

Photo : Perlengkapan pencegahan / dokpri.

Nah, dikala melihat media sosial. Terlihat betapa banyak rekan-rekan, saudara-saudari yang beredar berwisata bersama keluarga besar juga tidak sedikit yang mengabaikan penggunaan masker atau pake masker tapi hanya hiasan… ah hanya bisa mengelus dada….. Inilah kenyataan yang ada.

Sulit memang untuk mengendalikan diri dari hasrat beredar dan bersua bersama keluarga, kolega dan handai taulan yang ada apalagi dalam momentum liburan yang memang cukup berharga.

Tapi, pengendalian diri bersama yang sebenarnya bisa mencegah semuanya. Sayangnya tidak semua miliki kendali yang sama, sebagian men-justifikasi bahwa beredar terbatas itu tidak mengapa. Padahal penyebaran covid ini sudah tidak pandang strata, siapapun bisa kena dengan dampak yang berbeda-beda.

Maka cara terbaik adalah kendalikan diri, kendalikan keluarga terdekat kita agar tetap patuh dengan protokol kesehatan yang ada.

Jangan terjebak oleh stigma bahwa orang yang mati-matian mencegahpun itu bisa kena. Itu ranahnya Takdir Illahi Tuhan Yang Maha Kuasa, tetapi jikalau kita sudah berusaha mencegah, insyaalloh hikmah dan berkah akan melindungi kita semuah….

Memang sekarang semua berbeda, serba terbatas dan penuh rasa khawatir yang mendera. Tetapi ingat kawan, kepedulian dan kedisiplinan kita yang akan membuat kita bisa melewati cobaan ini bersama.

Selamat berlibur panjang dan tetap menjaga diri dengan mengutamakan protokol kesehatan.

Minimal pake masker

Minimal itu….

Ah gemes deh, semoga semua diberi kesadaran untuk bersama-sama mencegah penyebaran dengan pengendalian diri dan tak banyak beredar.

Kalaupun harus beredar, maka bersih-bersih raga, peralatan dan juga jiwa ditenangkan sebelum kembali berkumpul dengan keluarga. Wassalam (AKW).

TEH PUTIHku…

Liburan di rumah bersama Teh…

BOJONGHALEUANG, akwnulis.com. Libur panjang memberi kesempatan untuk beredar, keliling kota menapaki mall atau bersilaturahmi sambil hahahihi di cafe dan resto langganan. Bisa juga membawa raga menuju kampung halaman atau rumah saudara yang masih alami jauh dari hiruk pikuk kota.

Tapi…. itu dulu. Sekarang semua aktifitas itu beresiko. Jikalau tidak tertular, khawatir tanpa sadar menulari orang lain apalagi orang tua atau saudara yang kita singgahi.

Jikalau banyak yang nekad, dengan bermodal masker saja tapi tetap beredar kesanah kemari. Semoga segera diberi kesadaran dan pengendalian diri, bahwa pandemi ini sedang terjadi. Jangan menyesal di kemudian hari, ketidak sabaran beredar ini bisa berakibat fatal.

Karena dikala tertular, bukan hanya phisik yang menderita, psikologispun akan terguncang termasuk tekanan finansial… percayalah dan kendalikan hasrat beredarmu.

Nah sebagai penggantinya, mari kita manfaatkan libur ini bercengkerama dengan keluarga dengan berbagai kreasi dan aktifitas yang jauh dari kerumunan orang tetapi tetap memiliki makna.

Salah satunya adalah Nge-teh, alias minum teh. Supaya lebih afdol, coba seduh white tea atau teh putih dan setelah ditunggu 5 – 6 menit, tuangkan di gelas kaca dan siap dinikmati.

Apalagi jikalau teh putih ini disajikan sama teteh putih, lengkap sudah liburanmu hehehehe.

Tapi, teteh putih ini cukup bercanda saja yaa… karena jikalau ibu negara tahu, maka akan hadir perang dunia, dan liburan kali ini menjadi neraka.

Selamat Nge-teh putih sama teteh putih.. ups…. sama ibu negara dan anak tercinta. Wassalam (AKW).

Sajak PANDEMI 1.

Sajak galau 1 karena pandemi.

Galau di hati

Dikala sebuah ingin menjadi pasti

Tapi bukan sembarang arti

Karena perlu hadir dan menepi

***

Sungguh raga tersiksa oleh pandemi
Sulit kongkow sambil ngopi

Terbahak bersama tanpa droplet yang berarti

***

Tetap jaga diri

Bermasker dan jaga jarak sendiri

Demi menghindari

Penularan virus covid ini

***
Atau sekedar beda suasana

Tapi tetap bekerja

Di cafe atau kedai bersahaja

Yang penting ada kopi aneka rasa

***

Sekarang semua ditunda
Karena khawatir yang melanda

Kalaupun harus memaksa

Maka handsanitizer ada diantara kita

***
Bukan apa-apa

Mencegah itu utama

Jika Sudah terpapar sedikit saja

Phisik terasa psikis kena

Finansial juga merana

Plus wajib karantina

***

Jagalah diri semampunya
Juga lingkaran keluarga

Tahan hasrat berwisata

Kendalikan libido kongkow bersama

***
Ini bencana kawan

Dan kita memiliki peran

Mencegah penularan

Dengan berdiam dan STOP berkeliaran

***

Pakai masker harus dipertahankan
Jaga jarak selalu & sering cuci tangan

Itulah sebuah iktiar minimal

Hingga pandemi bisa dikendalikan.

***

Legok Emok, Desember 2020.

Youtube & Menulis.

Nulis lagi ah, jangan kalah sama bikin konten youtube.

CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah hobi baru sedikit mengancam kebiasaan menulisku. Yaitu keranjingan bikin konten youtube dengan menggunakan aplikasi kinemaster untuk proses editingnya dengan konten adalah bernyanyi dengan memetik gitar semampunya.

Yup, memetik gitar dengan kemampuan minimalis dan sisanya nekad saja untuk gunjrang genjreng menyanyikan lagu minimalis juga… tapi itulah cara menikmati dan mensyukuri hidup. Jangan banyak mikir tetapi kerjakanlah. Insyaalloh hepi dan kehidupan bisa terasa lebih indah.

Mengepit gitar dan mainkan chord sederhana dengan lagu yang agak hafal untuk dinyanyikan menjadi hiburan tersendiri. Lalu edit edit dengan aplikasi kinemaster, beri judul dan beberapa keterangan, maka uploadlah di channel youtube. Lalu bersiap dengan beragam pendapat, termasuk mengalir reques di nyanyiin lagu dengan berbagai genre…. aduh ternyata lagunya nggak hafal dan chordnya susah.. dengan segala maaf, belum bisa dipenuhi.. tapi sambil mencoba beberapa chord baru yang agak asing dan sulit di jari-jari yang bengkak ini.

Tidak ada tujuan mengikuti kesuksesan alif bata yang begitu sempurna memainkan gitarnya, tetapi lebih kepada sebuah hiburan diri belaka dalam menerima kenyataan yang ternyata penuh dinamika.

Kalaupun ternyata menjadi hiburan bagi orang lain, itu tentu nilai plusnya, apalagi jikalau bisa menyentuh syarat minimal monetize channel youtube yang musti 1.000 subscribe dan 40.000 jam penayangan maka tahapan berbeda dalam ber-youtube akan ditapaki.

Jadi, kerjakanlah dengan señang hati. Hindari tekanan tetapi yakinkan bahwa kreatifitas dan produktifitas harus tetap mengalir dalam suasana apapun dan gunakan perangkat pendukung yang ada. Bisa bermusik, bisa bernyanyi, bisa membuat cerita dan dilengkapi ilustrasi lalu edit menjadi file video dan kembali upload di youtube dengan settingan ‘publik‘ agar dunia tahu sebuah kreatifitas telah hadir untuk mewarnai kehidupan ini, sekaligus sebagai legacy online bahwa pernah melakukan sesuatu yang menghibur atau mungkin dibutuhkan oleh orang lain.

Kalaupun tidak ada yang membutuhkan, tidak usah berkecil hati. Sebuah produk kreatifitas telah hadir dan biarkan dunia menilainya. Buat, upload dan ikhlaskan, … tenang khan?…

Nah kembali ke tulis menulis, maka kreatifitas yang baru inilah yang bisa juga menjadi objek tulisan. Bisa saling melengkapi sehingga channel youtube yang ada ditambah keterangan tulisan di blog lainnya, cakep khan?…. sekali lagi jangan berhenti menulis, sekecil apapun kejadiannya, tuliskanlah selagi sempat, selagi masih diberi kesempatan Allah untuk menjadi khalifahnya di muka bumi yang fana ini.

Selamat menjalani dan mensyukuri indahnya kehidupan ini, tetap berkarya dan berkreasi serta jangan lupa dukung channel youtube kami melalui 3 klik 1 ketik jempol atau telunjuk anda. Klik like, klik subscribe dan klik loncengnya serta tuliskan komennya agar kita senantiasa terhubung dan terinfokan manakala upload terbaru hadir di dunia per-youtube-an. Wassalam (AKW).

Menunggu.

Tunggulah sampai puas.

CIMAHI, akwnulis.com. Banyak yang berpendapat bahwa menunggu itu adalah sangat membosankan, apalagi menunggu yang tidak jelas alias di pehape (pemberi harapan palsu)… pasti sakiiit hati ini.

Biasanya pehape ini ditemani dengan kata kunci OTW, yaitu okeh tungguan we (baik tunggu aja yey)… yang akan muncul di baris pesan whatsapps dan pesan SMS. Atau gejalanya juga bisa dari berubahnya notifikasi WA yang biasanya centang biru pesan yang sudah dibaca jadi centang item aja… nah itu pasti ada alasan tertentu.

Jadi betapa beratnya menunggu kepastian, apakah jadi atau tidak untuk merengkuh kebahagiaan bersama…. cieeeh romantis, atau hanya permainan perasaan tanpa cinta belaka?….

Pertanyaan multi dimensi yang bisa dijawab dengan beraneka persepsi. Karena ternyata ada juga yang menikmati sebuah hubungan yang tidak pasti tetapi sebagai stanby buyer potensial … halah naon deui, kok jadi ngebahas right issue.

Maksudnya ya seolah ikhlas di pehape padahal dalam posisi siap menerkam dan menerjang untuk merebut perhatian dan menguasai semua potensi yang ada jikalau kesempatannya datang.

Jadi janganlah membiarkan sebuah rasa harus menunggu kepastian. Sampaikan bahwa hubungan ini tidak bisa dilanjutkan karena kuota perasaannya sudah tidak unlimited lagi. Dibatasi periodesasi janji dan didukung oleh ketersediaan pulsa yang terikat janji setia.

Selamat wayah kieu, jangan terlalu serius bacanya. Ini hanya coretan singkat karena harus menunggu sesuatu dalam kesendirian. Wassalam (AKW).