Diary Coffee 7

Cerita si hitam di Kota Surabaya terangkum dalam bait puisi DCvol7.

Panasnya Kota Surabaya
Tidak urungkan semangat berkelana
Malah jadi pengen nyoba
Sensasi kopi di Kota bu Risma

Tapi nggak bisa sebebasnya
Karena agenda acara sudah jelas adanya
Jadi ikuti semuanya
Hunting kopi di sela agenda

Memang rejeki tidak kemana
Disaat ada sesi belanja
Ibu-ibu berhamburan semua
Tuntaskan penasaran dan hasratnya

Segera menyelinap ke bangunan tua
Yang menyajikan si hitam nyata
Espresso manual dan kopi arabica
Menjadi pemuas dahaga

Rasa espresso manualnya lumayan
Kopi tubruknyapun bikin nyaman
Bersandar sambil nikmati keadaan
Terasa nikmat nian

Beranjak sore menuju bangkalan
Pulau madura jadi tujuan
Suramadu sangat berperan
Bikin lancar perjalanan

Di madurasa segera tersaji
Segelas kopi Toraja kalosi
Meski ditubruk pake air panas asli
Yang penting kopi dan kopiii

Disaat yang lain berburu batik maduratna
Daku duduk merdeka
Menikmati secangkir suasana
Menuju temaram di pulau madura

Esoknya double espresso secangkir
Bikin otak terus berfikir
Hidup ini suatu saat berakhir
Jadi inget belum berdzikir.

Garuda Indonesia sudah di udara
Datanglah sang pramugara
Tawarkan si hitam menggugah selera
Kopi hitam yang menggelora

Akhirnya selesai dulu ya
Diary coffee akan ada lanjutannya
Si hitam segar pasti menggoda
Dimanapun ia berada.

*) Edisi diary coffee sambil beredar di Surabaya (AKW).

Diary Coffee 6

Volume 6 Diary Coffeeku…

Pagi menjelang penuh harapan
Secangkir kopi bukan hanya angan
Tetapi salah satu tujuan
Karena dibalik kepahitan ada kenikmatan

Pahit itu hanya persepsi
Karena terkandung aneka sensasi
Dari secangkir kopi
Sajian yang hitam mewangi

V60 Gayo Takengon tampilkan diri
Aroma nikmat rasa sweety
Medium acidity bikin mau lagi
Di Noah Barn ini tersaji

Pagi menjejak siang
Mengantar hari dengan riang
Dari bandung bergeser sekarang
Menuju Cimahi utara selagi terang

Cafe kupu-kupu menyambut haru
Kedatangan kami yang terburu-buru
Demi menikmati sajianmu
Manual brew Arabica Gunung tilu

V60 memberi rasa tersendiri
Dilanjut double espresso lebih dini
Mengejar nikmat yang hakiki
Mengecap rasa kopi alami

Kopi hitam di Cipageran
Bikin mata agak segeran
Setelah ujian yang menegangkan
Longgar otot jalani kehidupan

Sore menjelang bersama si cayang
Dapur keraton ucap selamat datang
Sajian kuliner rasa menantang
Tak lupa espresso berwarna terang

Itulah diary coffee edisi enam
Melengkapi lanjutan perjalanan
Menikmati si hitam yang menyenangkan
Dan bikin hidup lebih ringan. (AKW).

Diary Coffee 5

Antara Cimahi & Kertajati, Sang Kopi beraksi.

Pergi ke Kertajati
Tentu membawa suatu misi
Target besar di bulan mei
Bandara internasional disini

Tapi tetap jangan lupa kopi
Meski tubruk di cafe engki
Rasa pahit mewangi
Kopi lampung kini dinikmati

Kopi item makin sering
Di deket bandara ada RM saung kuring
Kapal api hilangkan tenggorokan kering
Tetap semangat suara nyaring

Didampingi pedesan entok
Sang penyaji nyai denok
Tapi bikin késang morolok
Dijamin nggak bikin montok

Manual brew makin ngangenin
Akhirnya Stocklot Cimahi di jabanin
V60 Toraja di sajiin
Ahiiw.. segerrnya min.

Supaya nggak keder
Single espresso di order
Cape hilang badan seger
Siap lagi udar ider

Nggak lupa kopi bening
Dua kerut muncul dikening
Beneran ini kopi atau ngayal maning?
Ternyata memang masih pusing. (AKW).

Diary coffee 4

Diary Coffee berlanjut… volume 4 yaa.

Pagi baru menjelang
Disaat panggilan datang
Perintah langsung Bos dalbang
Menghadap tanpa bayang-bayang

Tersaji Kopi Florist Naganingrum
Masih bean sudah harum
Di grinder manual makin ranum
Rasa nikmat sudah tercium

Kopi arabica memikat rasa
Apalagi undangan tak terduga
Dua sloki tidak terasa
Meresap jiwa kuatkan raga

Kopi Rumput

Variasi menikmati kopi butuh kreasi dan juga hati, siapa yang bisa mengungkap makna maka dia yang bisa menjadi penikmat nyata.

Sebuah kreasi memang terkadang menghasilkan sesuatu yang berguna bagi umat manusia. Tapi bisa juga menjadi penghancur peradaban… wadduh eta bahasanya begitu ekstrim. Eiiy nggak percaya.. contoh : penemuan nuklir, sangat membantu manusia untuk bidang kesehatan dan energi tapi disisi lain radiasinya sangat berbahaya apalagi dibuat menjadi senjata massal pembunuh manusia.

Nah ngomongin kreasi disini tentu tidak lepas dari si hitam menyehatkan. Apa coba?

Norit?
Arang?…

Ih bukann… ini mah masih ngobrolin tentang kopi… coffee guys.

Ohh… kopi, sugan téh naon.

Eits tapi itu tadi, setelah hampir setahun menjadi PasPenKoHit alias Pasukan Penikmat Kopi Hitam dan mulai bisa merasakan bedanya kopi arabica dingin dengan kopi arabica panas…. yach itu mah siapapun bisa.

Maksutttnya bisa merasakan sensasi pahit dari kopi yang seduh manual baik pake V60, Chemex, blue bottle dan kawan-kawannya ataupun gara-gara nyeduhnya pake putaran melawan jarum jam… terasa ada beda rada beda sensasi.

Makanya dicoba praktek olangan dirumah dengan alat sederhana. Bermodalkan grinder, filter dan V60 plus air panas mah tinggal dijerang di kompor… oh iya termometer buat ngukur suhu plus teko berleher panjang dan kecil sehingga bisa nyeduh dengan paripurna.

Kali ini, biji kopi arabika dari PT Agro Jabar yang dieksekusi, digrinder di putaran 2 dan segera diseduh diatas filter V60 yang udah dibasahin terlebih dahulu.

Nah sebagian dinikmati sesaat setelah diseduh dan sisanya masukin ke botol, simpen di kulkas untuk dinikmati esok hari dengan sensasi dingin yang ngangenin.

Masalah rasa dijamin pahit, tapi pahit yang miliki rasa.

Dari sisi aroma memang low, juga aciditynya medium tetapi untuk body dijamin strong, nendang pahit pisan. Tapi bukan karena roastingnya mode ‘tutung’ tapi memang beannya miliki komposisi body yang strong. Untuk pemula nggak disaranin, takutnya kaget dan kapok minum kopi asli giling seduh langsung… sayang khan?

“Trus judulnya ‘kopi rumput’ kok nggak ada korelasinya dengan tulisan ini?”

Plis sidang pembaca jangan sewot dulu, inilah yang dinamakan kreatifitas. Bikin orang penasaran dan senyum karena ekpektasi ternyata berbeda dengan kenyataan itu mungkin jadi obat stres atau malah bikin bete?… ya terserah sajah laah.

Kopi rumput itu adalah kopi yang seduh tadi malam, disimpen di kulkas dan pas sekarang nganter ibu negara berdinas di hari libur… saatnya menunggu sambil menikmati suasana menghijau sambil ngopi buatan sendiri diatas hamparan rumpuut…

Jangan merasa tertipu kawan, jadikan saja ini sekilas hiburan.

Note : Tulisan tentang review rasa kopi ini bukan pendapat ahli, tapi si aku yang lagi belajar memaknai rasa pahit yang ternyata menyimpan aneka rasa lain dengan berbagai faktor, baik faktor asal biji, juga proses yang banyak tahapnya hingga finalisasinya di teknis penyajian.

Saran paling gampang : coba – nikmati – syukuri maka makna rasa akan datang tak terduga.

Wassalam.
Cisarua 250318. (AKW).

Diary Coffee 3

Catatan puisi ke-3 ku tentang Kerja-Kopi-Kerja.

Bolak balik order dopio
Juga tak lupa single espresso
Sambil diklat atau pas ngaso
Ngopi teruss hilangkan nelongso

Ikuti diklat modernisasi pengadaan
Jadi tantangan ditengah kesibukan
Ternyata penuh perjuangan untuk paham
Apalagi yang digunakan bukan bahasa awam

Untungnya mesin kopi setia menemani
Espresso dan dopio segera tersaji
Black coffeepun standby menanti
Diklatpun jadi penuh arti

Makasih LKPP dan MCAI
PWC membagi ilmu hakiki
Meski terkadang kernyitkan dahi
Karena bahasa asing jadi pengantar hampir tiap sesi

Berlari ke Hotel Horison ruang burangrang
Forum OPD bidang ESDM berkumandang
Nikmati kopi sambil berdendang
Kopi hitam enak dipandang

Disaat harus bergerak ke Kertajati
Mampir sesaat di rest area Cipali
Cobain Espresso-KFC se-sloki
Ngecash agar semangat kembali.

***
Beranjak menuju ibukota
Tugas lain membawa kesana
Berjibaku tentang sanitasi sebagai pokja
Agar jabar sehat terus berjaya

Senyum berseri di KA Priority
Membawa sebotol cold brew sejati
Kiwari farmer sajikan janji
Manglayang Karlina yang bikin pasti

Tiba di Gambir mencari kopi
Temukan pilihan di sudut kiri
Dunkin black coffee adem sendiri
Nikmati rasa tak perlu sensasi

Di Arya duta tugu tani
Cold brew kembali beraksi
Bersanding dengan espresso satu sloki
Tak takut dengan apa yang terjadi

Belum tuntas hilangkan resah
Karena ternyata harus berpindah
Akhirnya ke meja ini hijrah
Bersama kolam renang yang basah

Kembali ke ruang rapat, Kopi hitam ala panitia tersaji
Rasa sederhana tapi nambah lagi
Semua harus disyukuri
Barulah berkah menanti.

Minggu I-II Maret 2018 (AKW).

Gerbong Priority

Kerja kerja kerja sambil memaknai perjalanan yang menyenangkan di Gerbong Priority Argo Parahyangan.

Photo : Gerbong Priority tiba di Stasiun Gambir / Dokpri.

Berawal dari sepenggal informasi tentang promosi Gerbong KA Priority dengan rute Bandung-Jakarta yang beredar di medsos. Tertarik?… pasti. Tapi nggak elok juga jikalau tiba-tiba berangkat gitu aja tanpa alasan yang jelas, atuh bisa Penilaian SKP terganggu. Maka disini kekuatan doa menjadi jalan pembuka, meminta kepada Allah sang Maha Mem-bolakbalikan hati.

Tring…

Sebuah disposisi bigboss menugaskan untuk hadir mewakili sebuah acara di Jakarta… ahiiw. Senangnya. Tapi… ternyata acaranya 2 hari, wajib nginep hiks hiks hiks. Dilema. Tapi ya gimana lagi, tugas ini adalah konsekuensi sebagai ASN. Ya jalani dan laksanakan sebaik-baiknya.

***

Shalat shubuh di Mushola Stasiun Cimahi menjadi awal perjalanan pagi ini, setelah beberapa menit yang lalu kedinginan karena dikejar angin dini hari diatas jok grabbike. Udah solat mah tenang. Beberapa menit kemudian terdengar suara nyaring datangnya rangKaian Argo Parahyangan yang kemudian lampu sorot di kepala lokomotif menerangi wajah-wajah penuh penantian.

Loko berhenti diikuti gerbong-gerbongpun ikut menahan langkah agar para penumpang bisa naik dengan nyaman. Tadaaa…. langkah kaki bergerak memasuki gerbong ekskutif dan melewati jajaran kursi penumpang menuju gerbong paling belakang, gerbong priority. Tiket promo seharga 200 ribu dipegang erat ditangan untuk memastikan dapet tempat duduk sesuai ketentuan.

Pintu terbuka, suasana spesial menyambut hangat. Dinding kayu yang elegan dan semerbak parfum ruangan yang lembut memberi kenyamanan. Pantry dan minibar di sebelah kanan serta senyum manis pramugari mengantarkan langkah menuju kursi penumpang. Hanya tersisa 1 kursi sesuai tiket dan sisanya 27 kursi terisi penuh.

Duduk perlahan dan bersandar di kursi seempuk sofa, langsung disodorin kotak snack berwarna hitam. Tak perlu hitungan detik, dibuka… 1 botol air kemasan dan 2 roti tersenyum penuh arti. Melirik ke samping jendela lalu mata beredar menjalari dinding kayu yang mengesankan ini. Trus untuk fasilitas entertainmentnya sebuah televisi flat ukuran 65 inchi memutar film Jurrasic Park 3. Di depan masing-masing penumpang terdapat layar video yang menyajikan film-film serta musik pilihan yang bisa dinikmati privat dengan minta headset ke petugas.

Rasa ngantukpun tertahan karena penaaasaran melihat-lihat fasilitas gerbong priority ini. Pertama kamar mandi, terletak di samping pantry, isi kamar mandinya serasa di hotel, WC duduk dan wastafel plus goyang-goyang, maklum khan kereta apinya lagi jalan.

Lalu di minibar tersedia air panas lengkap dengan kopi/teh celup plus gula and krimer, moo bikin sendiri atau dilayani yaa tinggal reques aja. Untuk lebih melengkapi, segera balik ke kursi, buka tas dan ambil botol cold brewnya manglayang karlina dari @238coffee daan…. rasa khas high acidity-medium body and sweetnya melewati kerongkongan ini memberi sensasi perjalanan yang tak terlupakan.

Puas menikmati area minibar, kembali ke kursi penumpang, mencoba video on demandnya Kawista eh Kereta Api Wisata ini, dengerin musik dan nonton film dengan akselerasi alias dicepet-cepetin 🙂 ada Mission Imposible 3, Transporter juga Poltergeist, Despicable me dan lainnya… ya film produksi 2-3 tahun lalu, tapi dengan kualitas gambar yang bagus, tentu jadi hiburan tersendiri.

Trus yang penting juga adalah silaturahmi dengan penumpang disamping kanan, seorang bapak yang simpatik, Dosen dan pimpinan Lab Mesin di ITB, bapak DR Ir.Iman, menimba pengalaman dan cerita tentang beberapa hal, Alhamdulillah.

***

Perjalanan 3 jam terasa lebih singkat, karena baru saja mencoba sedikit terlelap… eh udah ada pengumuman bahwa Kereta Api tiba di Stasiun Bekasi. Tentu tak berapa lama lagi Jatinegara dan akhirnya Stasiun Gambir sebagai tujuan akhir. Segera mempersiapkan diri. Membaca kembali bahan-bahan rapat terkait Universal Akses dan Pokja Sanitasi Jawa Barat.

Buat yang penasaran bisa buka IG Kawisata.

Wassalam.
Aryaduta-Jakarta, 130318. (AKW).

Coffee KPBU sesi 1

Segelas Espresso dan segelas lagi Dopio, balikin mood dan semangat lageee… Go pengadaan BUP KPBU hari ke1.

Datang agak sedikit terlambat untuk mengikuti diklat di hari pertama bukan karena malas atau sengaja telat, tapi musti hadir di acara rapat yang lain. Yakni Sosialisasi tentang SKP Online 2018, kenapa ini penting? Karena berurusan dengan hajat hidup dan kinerja bulanan… penasaran?.. Klik aja Sosialiasi SKP Online 2018.

Sekarang moo ngobrolin dulu diklat atawa pelatihan tentang Pengadaan dalam proyek KPBU.

Terus terang aja, pas dateng ke tempat pelatihan langsung dengerin fasilitatornya nyeritain bla-bla-bla.. tentang pengadaan KPBU… loading brow… melongo bingung tapi tetep kobe (kontrol beungeut) kayak yang ngarti hahay.

Setelah perlahan mengumpulkan pangacian.. eh konsetrasi, sambil buka-buka bahan yang ada di meja.. tapi kok beda ya?… clingak clinguk larak lirik… ternyata itu handout sesi satu, sementara yang dibahas udah masuk sesi II…. pantesaaaan. Kebayang nggak?.. udah mah bingung, baca bahannya beda… makin gelaaaap dech.

Untungnya sekarang jaman canggih, selama nggak fakir kuota atau wifi connected… amann, tinggal manfaatkan jempol menari di keyboard smartphone… cari regulasinya… nggak pake menit, dalam itungan detik segera muncul peraturannya yakni Peraturana Kepala LKPP No.19 Tahun 2015 Tentang Tata cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.

Jreng….. tebel euy. Tapi musti dipelajari, khan pengen pinter.

Ya udah baca-baca dech, tulisan mini di layar smartphonepun dibaca pelan-pelan sambil dengerin fasilitator yang pembahasannya sudah masuk ke materi teknis.

Ternyata pantesan loli alias loading lila, karena otak ini masih mencoba mempelajari solicited dan unsolicited yang merupakan tahapan persiapan KPBU, sementara pelatihan sekarang sudah masuk ke sesi tahapan transaksi KPBU… ampyun dech.

Tapi jangan berpikir dulu transaksi itu seperti dagang eh jual beli yang berarti sudah nego-nego harga, tapi transaksi itu adalah tahapan kedua dalam KPBU yang merupakan rangkaian kegiatan Pengadaan Badan Usaha Pelaksana, penandatanganan perjanjian KPBU, dan pemenuhan pembiayaan Penyediaan Infrastruktur oleh Badan Usaha Pelaksana (Ps1.5).

Nah klo yang ada di pikiran tadi baru Tahapan awal yaitu tahapan persiapan KPBU, merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Direksi BUMN/Direksi BUMD selaku PJPK yang menghasilkan antara lain Pra Studi Kelayakan, Rencana Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah, Penetapan Tata Cara pengembalian investasi dan Pengadaan Tanah untuk KPBU (Ps1.4).

Mulek we tah….

Untungnya kepusingan itu terobati oleh… sajian kopi yang berkelas. Memang bukan manual brew, tetapi dengan tampilan mesin yang relatif meyakinkan dengan pilihan untuk black coffeenya ada espresso, dopio dan offcourse black coffee.… alhamdulillah ngembaliin mood nich.

Sebenernya si mesin juga bisa bikin latte dan cappuchino tapi khan beda aliran… jadi bolak balik espresso dan dopio udah kerasa keren banget. Enak dan gratisss…. Thx LKPP & MCAI.

Ya udah itu dulu ya pren. Ntar dilanjut, Sekarang moo dengerin materi dulu tentang Prakualifikasi Pengadaan KPBU. Ciaoooo.

Crown Hotel Bandung, 060318. (AKW).

Diary Coffee 2 – APPSI

Puisi ke-2 seputar Rakernas APPSI tapi tema utama tetaplah.. Kopi :).

Sekuntum mawar merah
Tersenyum merekah
V60 menyeduh hingga terengah
Hasilkan segelas kopi Gayo nan indah

Cold brew Kiwari Farmer beraksi
Selalu teguh munculkan sensasi
Rasa dingin bersaksi
Menemani Rakernas APPSI

Kopi Java Preanger Ahertiani
Memberi rasa wangi membumi
Rasa sweety bercampur rapi
Sajikan minuman segar mewangi

Pejabat dari Sultengpun minta lagi
Setelah cold brew luwak manglayang dinikmati
Java Preanger semua dirasai
Tiga varietas pulangpun menemani

Ibu pejabat Sulselpun tak mau kalah
Cicipi rasa kopi hilangkan lelah
Satu seruput kurangi resah
Ternyata dibalas dengan sepasang coklat besar yang renyah

Pejabat Sultra yang tak terlalu suka
Karena kopinya mesti tetap bergula
Jadi hanya coba sedikit saja
Lumayan agar menjadi pecinta kopi pemula

Masuk lift berbuah berkah
Bertemu bos Steven yang lagi sumringah
Proyek Cisanti makin merekah
Luwak Sukirya datang lebih dari tiga buah

Masih sekuntum mawar merah menemani
Berpadu dengan espresso yang berani
Single shot coba di jabani
Di Trans Luxury Hotel ini terjadi

Tugas L.O akhirnya kelar
Layani tamu Rakernas para bos amtenaar
Termasuk beberapa sosok tenar
Yang mungkin 2019 bersinar

Setelah 3 hari tunaikan tugas
Saat bersama keluarga hilangkan cemas
Tapi panen tomat cheri tak bisa lepas
Digabung dengan kopi segelas
Hasilkan rasa yang bikin gemas.

Cimahi Selatan, 240218. (AKW).

Diary Coffee 1

Sekelumit catatan ngopi dalam minggu-minggu ini.

Capuiku*)

Sebuah perjalanan menapaki hari
Bergerak acak tanpa kendali
Meski urusannya warna warni
Tapi tak lupa dengan diary kopi

Hotel Newton rapat Arsitek
Jadi delegasi Biro Sarek
Ambil kopi tak jelas merek
Ubah sikap jangan saklek

Rooftop D’pavildjoen menjamu sore
Sajikan dopio jangan sok kere
Swafoto sambil teriak, “Horeee!”
Semua hepi yuk mareee…

Cappucino juga tidak lupa
Meskipun hanya hiasan saja
Karena sekarang sudah tanpa gula
Hanya pandang kaca, manis terasa

Libur bersama keluarga
Espresso Tobi’s Estate pembuka
Babycinno tambah dua
Belajar merajut bahagia

Bumi Cemara V60 mewangi
Menyemarakkan sore yang sunyi
Biji puntang digiling berseni
Hasilkan seduhan aroma alami

Dinginnya diatas kota cimahi
Menjadi cerah karena sajian kedua kali
Kalita dan V60 berbagi
Kopi asli makin membumi

Hitam pekat berbuih roso
Yang pasti bukan baso
Juga buihnya bukan dari rinso
Ambroggio tetap nyoba espresso

Sisanya seduh sendiri saja
Biji asli kopi luwak sukirya
Manual brew takaran bersahaja
Hingga akhirnya habis tak bersisa.

Bye frend. Salam kopii. (Akw).

*)Catatan Puisi Aku.